• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ozon dalam Mempercepat Waktu Penyembuhan Luka Insisi pada Mukosa Rongga Mulut (Studi Eksperimental pada Tikus Wistar).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Ozon dalam Mempercepat Waktu Penyembuhan Luka Insisi pada Mukosa Rongga Mulut (Studi Eksperimental pada Tikus Wistar)."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

v ABSTRAK

Luka sering terjadi di bidang kedokteran gigi khususnya pada saat pembedahan, menimbulkan ketidaknyamanan pasien. Tenaga kesehatan memanfaatkan metode perawatan alternatif mempercepat waktu penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh ozon dalam mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.

Penelitian ini ekperimental laboratorik menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Subjek penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus Wistar dibagi 5 kelompok yaitu kelompok akuades sebagai kontrol negatif, kelompok akuades diozonisasi diberikan 1 menit, 3 menit, 5 menit, dan kelompok povidone iodine 1% sebagai kontrol positif. Mukosa rongga mulut tikus dibuat luka insisi sepanjang 5 mm kedalaman 2 mm pada mukosa labial mandibula kemudian diberi berbagai perlakuan dan parameter yang diukur waktu menutupnya luka sampai sempurna dalam satuan hari. Data dianalisis menggunakan uji one way ANOVA α=0,05 dilanjutkan dengan Tukey HSD.

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan sangat signifikan (p=0,00) antara rerata waktu penyembuhan luka kelompok yang diberi akuades diozonisasi 3 menit (4,6 hari), akuades diozonisasi 1 menit (4,8 hari), akuades diozonisasi 5 menit (5 hari) dibandingkan kelompok akuades (10 hari) dan povidone iodine 1% (9,2 hari).

Simpulan penelitian ini ozon mempercepat waktu proses penyembuhan luka pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.

(2)

vi ABSTRACT

Wound often occurs in dentistry especially in surgery, induce patient inconvenient. Health providers take advantage of alternative treatment methods accelerate wound healing time. The purpose of this research to know the effect of ozone in accelerating healing time of oral mucosa incision wound of Wistar rats.

This research was laboratory experimental used Completely Randomized Design (CRD). Subjects of research used 30 Wistar rats that were divided into 5 groups, aquadest group as negative control, ozonated aquadest for 1 minutes, 3 minutes, 5 minutes groups, and 1% povidone iodine group as positive control. Incision was made on oral mucosa of the rats along 5 mm and 2 mm in depth on the mandibular labial mucosa, and then was given a variety of treatments and measured parameter was the time when the wound is cured until complete closure in days. Data were analyzed using one way ANOVA test α=0.05 followed by Tukey HSD.

The results of this research showed highly significant differences (p=0.00) among the mean of wound healing time groups which were given 3 minutes ozonated aquadest (4.6 days), 1 minutes ozonated aquadest (4.8 days), 5 minutes ozonated aquadest (5 days) compared to the aquadest group (10 days) and 1% povidone iodine (9.2 days).

The conclusion of this research was that ozone could accelerate time of wound healing process in oral mucosa of Wistar rats.

(3)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) ...iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR DIAGRAM ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 3

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

(4)

viii

1.6Hipotesis ... 6

1.7Metode Penelitian... 6

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Mukosa Rongga Mulut ... 7

2.1.1 Anatomi Mukosa Rongga Mulut ... 7

2.1.1.1Suplai Darah ... 8

2.1.1.2Persarafan ... 9

2.1.2 Histologi Mukosa Rongga Mulut ... 10

2.1.2.1 Epitel Mukosa Rongga Mulut ... 11

2.1.2.2 Lamina Propia ... 13

2.1.3 Fisiologi Mukosa Rongga Mullut ... 15

2.2 Luka... 16

2.2.1 Definisi ... 16

2.2.2 klasifikasi Luka ... 16

2.2.3 Penyembuhan Luka ... 18

2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka ... 25

2.2.5 Komplikasi Penyembuhan Luka ... 27

2.3 Ozon ... 28

2.3.1 Definisi ... 28

2.3.2 Karakteristik Ozon ... 28

(5)

ix

2.3.4 Mekanisme Kerja Antimikroba dari Ozon ... 30

2.3.5 Manfaat Ozon ... 31

2.3.6 Penggunaan Ozon di Dunia Medis ... 31

2.3.7 Produksi Ozon Medis ... 33

2.3.8 Metode Pemberian Terapi Ozon ... 34

2.4 Povidone Iodine ... 36

2.4.1 Mekanisme Aksi ... 36

2.4.2 Manfaat Povidone Iodine ... 36

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Bahan dan Alat Penelitian ... 38

3.1.1 Bahan Penelitian ... 38

3.1.2 Alat penelitian ... 40

3.2 Metode Penelitian ... 41

3.2.1 Desain Penelitian ... 41

3.2.2 Variabel Penelitian ... 41

3.2.3 Definisi Operasional... 42

3.2.4 Besar Sampel Penelitian ... 43

3.3 Kriteria Penelitian ... 43

3.3.1 Kriteria Inklusi ... 43

3.3.2 Kriteria Eksklusi... 44

3.4 Prosedur Kerja ... 44

(6)

x

3.4.2 Persiapan Hewan Coba ... 44

3.4.3 Prosedur Penelitian... 45

3.5 Cara Pemeriksaan ... 47

3.6 Metode Analisis Data ... 47

3.7 Hipotesis Statistik ... 47

3.8 Kriteria Uji ... 47

3.9 Aspek Etik Penelitian ... 47

BAB IV PEMBAHASAN ... 48

4.1 Hasil Penelitian ... 48

4.1.1 Hasil Penelitian Waktu Penyembuhan Luka ... 48

4.1.2 Hasil Analisis Statistik ... 50

4.2 Pembahasan ... 52

4.3 Uji Hipotesis ... 56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1 Simpulan ... 57

5.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 61

(7)

xi

DAFTAR TABEL

No. Teks Hal

Tabel 2.1 Gambaran Utama Epitel Mukosa Berkeratin dan Tidak Berkeratin ... 12

Tabel 4.1 Rerata Waktu (hari) Menutupnya Luka dengan Sempurna ... 48

Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik One way ANOVA ... 50

(8)

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Hal

Gambar 2.1 Lokasi Anatomi Mukosa yang Melapisi Rongga Mulut ... 8

Gambar 2.2 Komponen Jaringan Mukosa Rongga Mulut ... 10

Gambar 2.3 Mukosa Berkeratin dan Tidak Berkeratin ... 11

Gambar 2.4 Proses yang Terjadi Segera Setelah Terjadi Luka ... 21

Gambar 2.5 Sitokin dan Growth Factor Menstimulasi Fase Proliferasi ... 23

Gambar 2.6 Mekanisme Kerja Ozon terhadap Bakteri ... 30

Gambar 3.1 Generator Ozon dan Povidone Iodine 1% ... 38

Gambar 3.2 Akuades, Akuades yang Diozonisasi dan Ketamine 0,4cc ... 39

Gambar 3.3 Pinset Anatomis, Scapel, dan Pisau Bedah no.15 ... 39

Gambar 3.4 Sarung tangan, Cotton bud, dan Cotton roll... 40

Gambar 3.5 Jangka Sorong ... 40

(9)

xiii

DAFTAR DIAGRAM

No. Teks Hal

(10)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Hal

Lampiran 1 Perhitungan Dosis ... 61

Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian ... 62

Lampiran 3 Hasil Data Penelitian ... 65

Lampiran 4 Hasil Analisis Statistik ... 68

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi dapat berisiko

menimbulkan luka, sehingga pasien tidak nyaman. Luka merupakan rusaknya

sebagian dari jaringan tubuh. Berdasarkan penyebabnya, luka dapat dibagi atas

luka karena zat kimia, luka termis, dan luka mekanis. Luka yang terjadi bervariasi

bentuk dan dalamnya sesuai dengan benda yang mengenainya. Terdapat lima tipe

luka yaitu abrasi, laserasi, insisi, puncture, dan contusion.1,2

Luka yang paling umum di rongga mulut, biasanya disebabkan oleh trauma

atau tindakan operasi/proses pembedahan. Proses penyembuhan luka pada

jaringan lunak di rongga mulut, mempunyai prinsip yang sama dengan daerah lain

di tubuh seperti kulit.3

Penyembuhan luka merupakan proses seluler yang kompleks dan bertujuan

untuk mengembalikan keutuhan jaringan beserta fungsinya. Metode perawatan

luka berkembang cepat dengan meningkatnya perkembangan ilmu dan teknologi,

sebaiknya tenaga kesehatan dan pasien memanfaatkan terapi canggih yang sesuai

dengan perkembangan pengetahuan terhadap pentingnya perawatan luka. Tujuan

penyembuhan luka sempurna adalah mengembalikan integritas jaringan dengan

perkembangan granulasi jaringan yang baik dan suplai darah yang adekuat.3,4

Masyarakat umumnya mengobati luka menggunakan povidone iodine 10%.

(12)

2

Ozon memiliki kemampuan biologi yang khas sehingga banyak diteliti untuk

digunakan dalam dunia medis. Efek medis ozon ditemukan pada abad 19 dan

digunakan pertama kali oleh A. Wolff di Jerman pada tahun 1915 (selama Perang

Dunia I) sebagai antiseptik. Ozon memiliki efek antibakterial, antivirus,

antijamur, dan antiprotozoa.6

Penggunaan ozon telah lama dikenal sebagai terapi alternatif yang potensial

untuk melengkapi terapi konvensional dalam penyembuhan luka pada kulit.

Penggunaan ozon baik secara sistemik maupun topikal telah diaplikasikan untuk

membantu penyembuhan luka seperti luka bakar, luka tembak, luka terinfeksi,

ulkus-gangren diabetikum, ulkus dekubitus, luka bekas operasi, dan lain-lain.6

Alvina Dewiyanti (2009) pada penelitiannya mengemukakan bahwa

pemaparan ozon 5 menit lebih baik dalam mempercepat proses penyembuhan luka

pada jaringan kulit mencit dibandingkan getah cina dan povidone iodine 10%.1

Chendry Febrito (2010) menyatakan pemaparan ozon selama 4 menit/hari

mempercepat penutupan luka di kulit secara signifikan pada mencit yang

diinduksi aloksan.7

Penelitian-penelitian tersebut di atas, pemaparan ozon dilakukan terhadap

jaringan kulit, tetapi belum diketahui efek pemaparan ozon terhadap jaringan

mukosa rongga mulut. Secara histologis, jaringan kulit adalah epitel berlapis

gepeng berkeratin, sedangkan mukosa rongga mulut adalah epitel berlapis gepeng

tidak berkeratin. Berdasarkan hal-hal tersebut maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai pengaruh ozon dalam mempercepat waktu

(13)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah dari penelitian ini

adalah apakah pemberian terapi ozon dapat mempercepat waktu penyembuhan

luka insisi pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mencari alternatif terapi dalam

mempercepat proses penyembuhan luka menggunakan ozon.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ozon dalam mempercepat

waktu penyembuhan luka insisi pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat akademik

Manfaat akademik dalam penelitian ini ditujukan agar dapat menambah

pengetahuan tentang pengaruh ozon dalam mempercepat waktu penyembuhan

luka pada mukosa rongga mulut dan memberikan informasi ilmiah mengenai

pemberian terapi ozon sebagai alternatif dalam penyembuhan luka pada mukosa

rongga mulut.

1.4.2 Manfaat praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini untuk memberikan informasi kepada

masyarakat maupun dalam dunia medis tentang penggunaan ozon dalam

(14)

4

1.5 Kerangka pemikiran

Mukosa mulut merupakan jaringan yang melapisi rongga mulut yang dapat

mengalami perlukaan baik secara tidak sengaja maupun disengaja. Beberapa

tindakan seperti perawatan gigi sering menimbulkan perlukaan sekitar mukosa

rongga mulut.3,8

Rongga mulut terdiri dari lapisan epitel berlapis gepeng berkeratin atau tidak

berkeratin tergantung regionya. Keratin berfungsi untuk melindungi mukosa

rongga mulut pada saat fungsi mastikasi. Daerah yang memiliki banyak keratin

yaitu pada bagian gingiva dan palatum keras, sedangkan yang tidak berkeratin

terdapat pada palatum lunak, mukosa labial, mukosa bukal, dan dasar mulut.9

Lapisan epitel mukosa rongga mulut dibawahnya dibentuk oleh lamina propia

(jaringan ikat fibrosa) terdiri dari substansi dasar interseluler, sel, pembuluh

darah, saraf, dan serabut kolagen. Sel-sel yang dominan ikut menyusun lamina

propia adalah plasma sel, fibroblast, sel mast, dan limfosit yang berperan sebagai

pembentuk struktur baru ketika adanya luka pada jaringan. Luka merupakan

perubahan kontinuitas jaringan secara seluler dan anatomi, yang dapat terjadi pada

kulit ataupun mukosa dan berespon pada proses penyembuhan luka. 9,10

Proses penyembuhan luka merupakan sebuah proses transisi yang merupakan

salah satu proses paling kompleks dalam fisiologi manusia yang melibatkan

serangkaian reaksi dan interaksi kompleks antara sel dan mediator. Tujuan

penyembuhan luka adalah untuk mengembalikan struktur jaringan beserta

fungsinya. Proses penyembuhan luka melalui tiga fase, yaitu fase inflamasi, fase

(15)

5

optimal. Proses ini dapat dipengaruhi banyak faktor nutirisi, vaskularisasi dan

tidak adanya infeksi. Bakteri dapat menyebabkan infeksi dan menghambat dalam

waktu penyembuhan luka. 11,12

Ozon merupakan molekul yang memiliki energi yang sangat besar, ozon dapat

menginaktivasi bakteri, virus, jamur, dan beberapa protozoa, sehingga pilihan

terapi ozon sangat berperan dalam berbagai pengobatan pada beberapa penyakit

sebagai terapi tambahan.Ozon yang berada dalam tekanan rendah pada sungkup

hampa udara (suction cup) diletakkan di tempat terjadinya luka. Ozon dalam

tekanan subatmosfir menyebabkan hiperemisasi dan pelonggaran jaringan,

sehingga meningkatkan difusi campuran ozon dan oksigen yang dapat

mempercepat dalam proses penyembuhan luka.6

Efek ozon terhadap bakteri dengan cara mengganggu integritas kapsul sel

bakteri melalui oksidasi fosfolipid dan lipoprotein, kemudian berpenetrasi ke

dalam membran sel, bereaksi dengan substansi sitoplasma dan merubah circular

DNA tertutup menjadi circular DNA terbuka, yang dapat mengurangi efisiensi

proliferasi bakteri.1

Ozon dapat berpenetrasi ke kapsul sel bakteri, mempengaruhi secara langsung

integritas cytoplasmic, dan mengganggu beberapa tingkat kompleksitas metabolik.

Ozon memperbaiki distribusi oksigen dan pelepasan faktor tumbuh dalam

membantu proses perbaikan jaringan. Ozon dapat bermanfaat dalam mengurangi

(16)

6

Ozon setelah masuk ke dalam tubuh melalui darah akan terpecah menjadi O2

dan O atau atom tunggal. Oksigen bermanfaat bagi kelangsungan hidup sel,

sedangkan satu atom tunggal oksigen adalah oxydizer berenergi tinggi yang dapat

membakar sampah, toksin, polusi, dan mikroorganisme dalam tubuh. Proses

oksidasi tidak terjadi pada sel-sel tubuh normal dan sehat, karena sel sehat

mempunyai antioksidan yang melindungi dari efek oksidasi tersebut. Oksigen

dapat berperan dalam mengoptimalkan fungsi organ-organ tubuh.1

1.6 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah pemberian terapi ozon dapat mempercepat

waktu penyembuhan luka insisi pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang dinilai waktu penyembuhan luka

sampai luka menutup sempurna dalam satuan hari dan dianalisis dengan analisis

statistik menggunakan metode ANOVA pada tingkat kepercayaan sebesar 95%

atau dengan α = 0,05. Tingkat kemaknaan dinilai berdasarkan nilai p-value < 0,05.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium Farmakologi FK Universitas Padjajaran

Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Waktu penelitian dimulai bulan Desember

(17)

57 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pemberian terapi ozon dapat mempercepat waktu penyembuhan luka insisi

pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan tahap awal yang perlu dilanjutkan dengan berbagai

penelitian lain. Saran untuk penelitian lanjutan adalah :

1. Perlu dilakukan penelitian mengenai konsentrasi dosis yang berbeda dari

ozon dalam kegunaannya untuk proses penyembuhan luka.

2. Perlu dilakukan penelitian mengenai cara pemberian ozon yang berbeda

untuk proses penyembuhan luka

3. Perlu dilakukan penelitian mengenai terapi ozon untuk penyembuhan luka

(18)

58

DAFTAR PUSTAKA

1. Dewiyanti A, Ratnawati H, Puradisastra S. Perbandingan Ozon, Getah Jarak Cina (Jatropha Multifida L.) dan Povidone iodine 10% Terhadap Waktu Penyembuhan Luka Pada Mencit Betina Galur Swiss Webster. Jurnal Kedokteran Maranatha; 2009: 8(2): 132-138.

2. Miloro M, Ghali GE, Larsen PE, Waite PD. Peterson’s Principle of Oral and Maxillofacial Surgery. 2nd ed. London: BC Decker; 2004.p. 1-360.

3. Larjava H. Oral Wound Healing Cell Biology and Clinical Management. Oxford: Wiley Blackwell; 2012.p. 1-74.

4. Sinaga S, Tarigan R. Penggunaan Bahan Pada Perawatan Luka di RSUD DR. Djasamen Saragih Pematangsiatar. Jurnal Keperawatan Klinis 2012; 2(1): 1-5.

5. Jayaraja KK et al. Application of Broad Spectrum Antiseptic Povidone Iodine as Powerful Action: A Review. Journal of Pharmaceutical Science and Technology; 2009: 1(2): 48-58.

6. Sastroasmoro S. Terapi Ozon. HTA Indonesia. 2004.p. 1-29.

7. Febrito C. Pengaruh Ozon dalam Mempercepat Waktu Penyembuhan Luka pada Mencit Galur Swiss Webster yang Diinduksi Aloksan. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha-Bandung.

8. Berkovitz B, Moxham BJ, Linchen R, Sloan AJ. Oral Biology. vol 3. London: Churchill Livingstone Elsevier. 2011.p. 233.

(19)

59

10.Sugiaman VK. Peningkatan Luka di Mukosa Oral Melalui Pemberian Aloe Vera (Linn.) Secara Topikal. Jurnal Kedokteran Maranatha; 2011: 11(1): 70–79.

11.Prasetyono TOH. General Concept of Wound Healing, revisited. Med J Indones; 2009: 18(3): 208-216.

12. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotran Pathologic Basis Of Disease. 8th ed. Philadelphia: Elsevier; 2005.p. 88-118.

13.Nanci A. Ten Cate’s Oral Histology. 8thed. Philadelphia: Elsevier; 2012.p. 278-310.

14.Squier C, Brogden KA. Human Oral Mucosa Development, Structure, & Function. Oxford: Wiley-Blackwell. 2012.p. 3-52.

15.Berkovitz BKB, Holland GR, Moxham BJ. Oral Anatomy Embryology and Histology. Elsevier; 2002.p. 223-252.

16.Sjamsuhidajat R, Win de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nded. Jakarta: EGC. 2010.p. 95-120.

17.Sushma A, Satish S. Medical Plants with Wound Healing and Antioxidant Activity: An Update. Internasional Journal of Pharmaceutical Innovations; 2013: 3(4): 30-40.

18.Sharma Y, Jeyabalan G, Singh R, Semwal A. Current Aspects of Wound healing Agents From Medical Plant: A Riview. Journal of Medicinal Plants Studies; 2013: 3(4): 1-11.

19.Rawat S, Singh R, Thakur P, Kaur S, Semwal A. Wound Healing Agents from medicinal Plants: A Review. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine; 2012: S1910-S1917.

(20)

60

21.Guo S, Dipeitro LA. Factor Affecting Wound Healing. Journal Dent Res; 2010: 89(3): 219-229.

22.Wray D, Stenhouse D, Lee D, Clark AJE. Textbook of General and Oral Surgery. Philadelphia: Churchill Livingstone; 2003.p. 7-11.

23.Ozon applications. Effect of Ozon on Bacteria.[serial online] July 2014 [cited 28 Mei 2015]. Available from: URL:http://www.ozoneapplications. com/info/bacteria_destruction.htm

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. © Restu Setia

Hubungan kecerdasan sosial dengan perilaku agresif pada siswa SMK muhammadiyah Piyungan Yogyakarta. Skripsi

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Wenny Widya Wahyudi, Efektivitas Kegiatan Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Miftahul Jannah dalam Program PNPM-MP di Jorong Pasa Tiku

The tool consists of a pile of a few pieces of compact disc (CD) that has never been used and thrown away the outer layer and then it is irradiated with a laser beam.. The

[r]

Melaksanakan perkulihan/ tutorial dan membimbing, menguji serta menyelenggarakan pendidikan di laboratorium, praktik keguruan bengkel/ studio/kebun pada

The reason of researchers determined above based on the characteristics of the objective of this research is to study the long- term goal is to develop a

e second phase covers the 1950s, when the Yogyakarta-based leading religious scholar Hasbi Ash-Shiddieqy and the Jakarta-based prominent professor of law Hazai- rin, both