v ABSTRAK
Luka sering terjadi di bidang kedokteran gigi khususnya pada saat pembedahan, menimbulkan ketidaknyamanan pasien. Tenaga kesehatan memanfaatkan metode perawatan alternatif mempercepat waktu penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh ozon dalam mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.
Penelitian ini ekperimental laboratorik menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Subjek penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus Wistar dibagi 5 kelompok yaitu kelompok akuades sebagai kontrol negatif, kelompok akuades diozonisasi diberikan 1 menit, 3 menit, 5 menit, dan kelompok povidone iodine 1% sebagai kontrol positif. Mukosa rongga mulut tikus dibuat luka insisi sepanjang 5 mm kedalaman 2 mm pada mukosa labial mandibula kemudian diberi berbagai perlakuan dan parameter yang diukur waktu menutupnya luka sampai sempurna dalam satuan hari. Data dianalisis menggunakan uji one way ANOVA α=0,05 dilanjutkan dengan Tukey HSD.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan sangat signifikan (p=0,00) antara rerata waktu penyembuhan luka kelompok yang diberi akuades diozonisasi 3 menit (4,6 hari), akuades diozonisasi 1 menit (4,8 hari), akuades diozonisasi 5 menit (5 hari) dibandingkan kelompok akuades (10 hari) dan povidone iodine 1% (9,2 hari).
Simpulan penelitian ini ozon mempercepat waktu proses penyembuhan luka pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.
vi ABSTRACT
Wound often occurs in dentistry especially in surgery, induce patient inconvenient. Health providers take advantage of alternative treatment methods accelerate wound healing time. The purpose of this research to know the effect of ozone in accelerating healing time of oral mucosa incision wound of Wistar rats.
This research was laboratory experimental used Completely Randomized Design (CRD). Subjects of research used 30 Wistar rats that were divided into 5 groups, aquadest group as negative control, ozonated aquadest for 1 minutes, 3 minutes, 5 minutes groups, and 1% povidone iodine group as positive control. Incision was made on oral mucosa of the rats along 5 mm and 2 mm in depth on the mandibular labial mucosa, and then was given a variety of treatments and measured parameter was the time when the wound is cured until complete closure in days. Data were analyzed using one way ANOVA test α=0.05 followed by Tukey HSD.
The results of this research showed highly significant differences (p=0.00) among the mean of wound healing time groups which were given 3 minutes ozonated aquadest (4.6 days), 1 minutes ozonated aquadest (4.8 days), 5 minutes ozonated aquadest (5 days) compared to the aquadest group (10 days) and 1% povidone iodine (9.2 days).
The conclusion of this research was that ozone could accelerate time of wound healing process in oral mucosa of Wistar rats.
vii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) ...iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
PRAKATA ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ...xv
DAFTAR DIAGRAM ...xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 3
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3
1.4Manfaat Penelitian ... 3
1.4.1 Manfaat Akademis ... 3
1.4.2 Manfaat Praktis ... 3
viii
1.6Hipotesis ... 6
1.7Metode Penelitian... 6
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Mukosa Rongga Mulut ... 7
2.1.1 Anatomi Mukosa Rongga Mulut ... 7
2.1.1.1Suplai Darah ... 8
2.1.1.2Persarafan ... 9
2.1.2 Histologi Mukosa Rongga Mulut ... 10
2.1.2.1 Epitel Mukosa Rongga Mulut ... 11
2.1.2.2 Lamina Propia ... 13
2.1.3 Fisiologi Mukosa Rongga Mullut ... 15
2.2 Luka... 16
2.2.1 Definisi ... 16
2.2.2 klasifikasi Luka ... 16
2.2.3 Penyembuhan Luka ... 18
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka ... 25
2.2.5 Komplikasi Penyembuhan Luka ... 27
2.3 Ozon ... 28
2.3.1 Definisi ... 28
2.3.2 Karakteristik Ozon ... 28
ix
2.3.4 Mekanisme Kerja Antimikroba dari Ozon ... 30
2.3.5 Manfaat Ozon ... 31
2.3.6 Penggunaan Ozon di Dunia Medis ... 31
2.3.7 Produksi Ozon Medis ... 33
2.3.8 Metode Pemberian Terapi Ozon ... 34
2.4 Povidone Iodine ... 36
2.4.1 Mekanisme Aksi ... 36
2.4.2 Manfaat Povidone Iodine ... 36
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 38
3.1 Bahan dan Alat Penelitian ... 38
3.1.1 Bahan Penelitian ... 38
3.1.2 Alat penelitian ... 40
3.2 Metode Penelitian ... 41
3.2.1 Desain Penelitian ... 41
3.2.2 Variabel Penelitian ... 41
3.2.3 Definisi Operasional... 42
3.2.4 Besar Sampel Penelitian ... 43
3.3 Kriteria Penelitian ... 43
3.3.1 Kriteria Inklusi ... 43
3.3.2 Kriteria Eksklusi... 44
3.4 Prosedur Kerja ... 44
x
3.4.2 Persiapan Hewan Coba ... 44
3.4.3 Prosedur Penelitian... 45
3.5 Cara Pemeriksaan ... 47
3.6 Metode Analisis Data ... 47
3.7 Hipotesis Statistik ... 47
3.8 Kriteria Uji ... 47
3.9 Aspek Etik Penelitian ... 47
BAB IV PEMBAHASAN ... 48
4.1 Hasil Penelitian ... 48
4.1.1 Hasil Penelitian Waktu Penyembuhan Luka ... 48
4.1.2 Hasil Analisis Statistik ... 50
4.2 Pembahasan ... 52
4.3 Uji Hipotesis ... 56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 57
5.1 Simpulan ... 57
5.2 Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 58
LAMPIRAN ... 61
xi
DAFTAR TABEL
No. Teks Hal
Tabel 2.1 Gambaran Utama Epitel Mukosa Berkeratin dan Tidak Berkeratin ... 12
Tabel 4.1 Rerata Waktu (hari) Menutupnya Luka dengan Sempurna ... 48
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik One way ANOVA ... 50
xii
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Hal
Gambar 2.1 Lokasi Anatomi Mukosa yang Melapisi Rongga Mulut ... 8
Gambar 2.2 Komponen Jaringan Mukosa Rongga Mulut ... 10
Gambar 2.3 Mukosa Berkeratin dan Tidak Berkeratin ... 11
Gambar 2.4 Proses yang Terjadi Segera Setelah Terjadi Luka ... 21
Gambar 2.5 Sitokin dan Growth Factor Menstimulasi Fase Proliferasi ... 23
Gambar 2.6 Mekanisme Kerja Ozon terhadap Bakteri ... 30
Gambar 3.1 Generator Ozon dan Povidone Iodine 1% ... 38
Gambar 3.2 Akuades, Akuades yang Diozonisasi dan Ketamine 0,4cc ... 39
Gambar 3.3 Pinset Anatomis, Scapel, dan Pisau Bedah no.15 ... 39
Gambar 3.4 Sarung tangan, Cotton bud, dan Cotton roll... 40
Gambar 3.5 Jangka Sorong ... 40
xiii
DAFTAR DIAGRAM
No. Teks Hal
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Teks Hal
Lampiran 1 Perhitungan Dosis ... 61
Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian ... 62
Lampiran 3 Hasil Data Penelitian ... 65
Lampiran 4 Hasil Analisis Statistik ... 68
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi dapat berisiko
menimbulkan luka, sehingga pasien tidak nyaman. Luka merupakan rusaknya
sebagian dari jaringan tubuh. Berdasarkan penyebabnya, luka dapat dibagi atas
luka karena zat kimia, luka termis, dan luka mekanis. Luka yang terjadi bervariasi
bentuk dan dalamnya sesuai dengan benda yang mengenainya. Terdapat lima tipe
luka yaitu abrasi, laserasi, insisi, puncture, dan contusion.1,2
Luka yang paling umum di rongga mulut, biasanya disebabkan oleh trauma
atau tindakan operasi/proses pembedahan. Proses penyembuhan luka pada
jaringan lunak di rongga mulut, mempunyai prinsip yang sama dengan daerah lain
di tubuh seperti kulit.3
Penyembuhan luka merupakan proses seluler yang kompleks dan bertujuan
untuk mengembalikan keutuhan jaringan beserta fungsinya. Metode perawatan
luka berkembang cepat dengan meningkatnya perkembangan ilmu dan teknologi,
sebaiknya tenaga kesehatan dan pasien memanfaatkan terapi canggih yang sesuai
dengan perkembangan pengetahuan terhadap pentingnya perawatan luka. Tujuan
penyembuhan luka sempurna adalah mengembalikan integritas jaringan dengan
perkembangan granulasi jaringan yang baik dan suplai darah yang adekuat.3,4
Masyarakat umumnya mengobati luka menggunakan povidone iodine 10%.
2
Ozon memiliki kemampuan biologi yang khas sehingga banyak diteliti untuk
digunakan dalam dunia medis. Efek medis ozon ditemukan pada abad 19 dan
digunakan pertama kali oleh A. Wolff di Jerman pada tahun 1915 (selama Perang
Dunia I) sebagai antiseptik. Ozon memiliki efek antibakterial, antivirus,
antijamur, dan antiprotozoa.6
Penggunaan ozon telah lama dikenal sebagai terapi alternatif yang potensial
untuk melengkapi terapi konvensional dalam penyembuhan luka pada kulit.
Penggunaan ozon baik secara sistemik maupun topikal telah diaplikasikan untuk
membantu penyembuhan luka seperti luka bakar, luka tembak, luka terinfeksi,
ulkus-gangren diabetikum, ulkus dekubitus, luka bekas operasi, dan lain-lain.6
Alvina Dewiyanti (2009) pada penelitiannya mengemukakan bahwa
pemaparan ozon 5 menit lebih baik dalam mempercepat proses penyembuhan luka
pada jaringan kulit mencit dibandingkan getah cina dan povidone iodine 10%.1
Chendry Febrito (2010) menyatakan pemaparan ozon selama 4 menit/hari
mempercepat penutupan luka di kulit secara signifikan pada mencit yang
diinduksi aloksan.7
Penelitian-penelitian tersebut di atas, pemaparan ozon dilakukan terhadap
jaringan kulit, tetapi belum diketahui efek pemaparan ozon terhadap jaringan
mukosa rongga mulut. Secara histologis, jaringan kulit adalah epitel berlapis
gepeng berkeratin, sedangkan mukosa rongga mulut adalah epitel berlapis gepeng
tidak berkeratin. Berdasarkan hal-hal tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai pengaruh ozon dalam mempercepat waktu
3
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah dari penelitian ini
adalah apakah pemberian terapi ozon dapat mempercepat waktu penyembuhan
luka insisi pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mencari alternatif terapi dalam
mempercepat proses penyembuhan luka menggunakan ozon.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ozon dalam mempercepat
waktu penyembuhan luka insisi pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat akademik
Manfaat akademik dalam penelitian ini ditujukan agar dapat menambah
pengetahuan tentang pengaruh ozon dalam mempercepat waktu penyembuhan
luka pada mukosa rongga mulut dan memberikan informasi ilmiah mengenai
pemberian terapi ozon sebagai alternatif dalam penyembuhan luka pada mukosa
rongga mulut.
1.4.2 Manfaat praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini untuk memberikan informasi kepada
masyarakat maupun dalam dunia medis tentang penggunaan ozon dalam
4
1.5 Kerangka pemikiran
Mukosa mulut merupakan jaringan yang melapisi rongga mulut yang dapat
mengalami perlukaan baik secara tidak sengaja maupun disengaja. Beberapa
tindakan seperti perawatan gigi sering menimbulkan perlukaan sekitar mukosa
rongga mulut.3,8
Rongga mulut terdiri dari lapisan epitel berlapis gepeng berkeratin atau tidak
berkeratin tergantung regionya. Keratin berfungsi untuk melindungi mukosa
rongga mulut pada saat fungsi mastikasi. Daerah yang memiliki banyak keratin
yaitu pada bagian gingiva dan palatum keras, sedangkan yang tidak berkeratin
terdapat pada palatum lunak, mukosa labial, mukosa bukal, dan dasar mulut.9
Lapisan epitel mukosa rongga mulut dibawahnya dibentuk oleh lamina propia
(jaringan ikat fibrosa) terdiri dari substansi dasar interseluler, sel, pembuluh
darah, saraf, dan serabut kolagen. Sel-sel yang dominan ikut menyusun lamina
propia adalah plasma sel, fibroblast, sel mast, dan limfosit yang berperan sebagai
pembentuk struktur baru ketika adanya luka pada jaringan. Luka merupakan
perubahan kontinuitas jaringan secara seluler dan anatomi, yang dapat terjadi pada
kulit ataupun mukosa dan berespon pada proses penyembuhan luka. 9,10
Proses penyembuhan luka merupakan sebuah proses transisi yang merupakan
salah satu proses paling kompleks dalam fisiologi manusia yang melibatkan
serangkaian reaksi dan interaksi kompleks antara sel dan mediator. Tujuan
penyembuhan luka adalah untuk mengembalikan struktur jaringan beserta
fungsinya. Proses penyembuhan luka melalui tiga fase, yaitu fase inflamasi, fase
5
optimal. Proses ini dapat dipengaruhi banyak faktor nutirisi, vaskularisasi dan
tidak adanya infeksi. Bakteri dapat menyebabkan infeksi dan menghambat dalam
waktu penyembuhan luka. 11,12
Ozon merupakan molekul yang memiliki energi yang sangat besar, ozon dapat
menginaktivasi bakteri, virus, jamur, dan beberapa protozoa, sehingga pilihan
terapi ozon sangat berperan dalam berbagai pengobatan pada beberapa penyakit
sebagai terapi tambahan.Ozon yang berada dalam tekanan rendah pada sungkup
hampa udara (suction cup) diletakkan di tempat terjadinya luka. Ozon dalam
tekanan subatmosfir menyebabkan hiperemisasi dan pelonggaran jaringan,
sehingga meningkatkan difusi campuran ozon dan oksigen yang dapat
mempercepat dalam proses penyembuhan luka.6
Efek ozon terhadap bakteri dengan cara mengganggu integritas kapsul sel
bakteri melalui oksidasi fosfolipid dan lipoprotein, kemudian berpenetrasi ke
dalam membran sel, bereaksi dengan substansi sitoplasma dan merubah circular
DNA tertutup menjadi circular DNA terbuka, yang dapat mengurangi efisiensi
proliferasi bakteri.1
Ozon dapat berpenetrasi ke kapsul sel bakteri, mempengaruhi secara langsung
integritas cytoplasmic, dan mengganggu beberapa tingkat kompleksitas metabolik.
Ozon memperbaiki distribusi oksigen dan pelepasan faktor tumbuh dalam
membantu proses perbaikan jaringan. Ozon dapat bermanfaat dalam mengurangi
6
Ozon setelah masuk ke dalam tubuh melalui darah akan terpecah menjadi O2
dan O atau atom tunggal. Oksigen bermanfaat bagi kelangsungan hidup sel,
sedangkan satu atom tunggal oksigen adalah oxydizer berenergi tinggi yang dapat
membakar sampah, toksin, polusi, dan mikroorganisme dalam tubuh. Proses
oksidasi tidak terjadi pada sel-sel tubuh normal dan sehat, karena sel sehat
mempunyai antioksidan yang melindungi dari efek oksidasi tersebut. Oksigen
dapat berperan dalam mengoptimalkan fungsi organ-organ tubuh.1
1.6 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah pemberian terapi ozon dapat mempercepat
waktu penyembuhan luka insisi pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.
1.7 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang dinilai waktu penyembuhan luka
sampai luka menutup sempurna dalam satuan hari dan dianalisis dengan analisis
statistik menggunakan metode ANOVA pada tingkat kepercayaan sebesar 95%
atau dengan α = 0,05. Tingkat kemaknaan dinilai berdasarkan nilai p-value < 0,05.
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Farmakologi FK Universitas Padjajaran
Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Waktu penelitian dimulai bulan Desember
57 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Pemberian terapi ozon dapat mempercepat waktu penyembuhan luka insisi
pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.
5.2 Saran
Penelitian ini merupakan tahap awal yang perlu dilanjutkan dengan berbagai
penelitian lain. Saran untuk penelitian lanjutan adalah :
1. Perlu dilakukan penelitian mengenai konsentrasi dosis yang berbeda dari
ozon dalam kegunaannya untuk proses penyembuhan luka.
2. Perlu dilakukan penelitian mengenai cara pemberian ozon yang berbeda
untuk proses penyembuhan luka
3. Perlu dilakukan penelitian mengenai terapi ozon untuk penyembuhan luka
58
DAFTAR PUSTAKA
1. Dewiyanti A, Ratnawati H, Puradisastra S. Perbandingan Ozon, Getah Jarak Cina (Jatropha Multifida L.) dan Povidone iodine 10% Terhadap Waktu Penyembuhan Luka Pada Mencit Betina Galur Swiss Webster. Jurnal Kedokteran Maranatha; 2009: 8(2): 132-138.
2. Miloro M, Ghali GE, Larsen PE, Waite PD. Peterson’s Principle of Oral and Maxillofacial Surgery. 2nd ed. London: BC Decker; 2004.p. 1-360.
3. Larjava H. Oral Wound Healing Cell Biology and Clinical Management. Oxford: Wiley Blackwell; 2012.p. 1-74.
4. Sinaga S, Tarigan R. Penggunaan Bahan Pada Perawatan Luka di RSUD DR. Djasamen Saragih Pematangsiatar. Jurnal Keperawatan Klinis 2012; 2(1): 1-5.
5. Jayaraja KK et al. Application of Broad Spectrum Antiseptic Povidone Iodine as Powerful Action: A Review. Journal of Pharmaceutical Science and Technology; 2009: 1(2): 48-58.
6. Sastroasmoro S. Terapi Ozon. HTA Indonesia. 2004.p. 1-29.
7. Febrito C. Pengaruh Ozon dalam Mempercepat Waktu Penyembuhan Luka pada Mencit Galur Swiss Webster yang Diinduksi Aloksan. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha-Bandung.
8. Berkovitz B, Moxham BJ, Linchen R, Sloan AJ. Oral Biology. vol 3. London: Churchill Livingstone Elsevier. 2011.p. 233.
59
10.Sugiaman VK. Peningkatan Luka di Mukosa Oral Melalui Pemberian Aloe Vera (Linn.) Secara Topikal. Jurnal Kedokteran Maranatha; 2011: 11(1): 70–79.
11.Prasetyono TOH. General Concept of Wound Healing, revisited. Med J Indones; 2009: 18(3): 208-216.
12. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotran Pathologic Basis Of Disease. 8th ed. Philadelphia: Elsevier; 2005.p. 88-118.
13.Nanci A. Ten Cate’s Oral Histology. 8thed. Philadelphia: Elsevier; 2012.p. 278-310.
14.Squier C, Brogden KA. Human Oral Mucosa Development, Structure, & Function. Oxford: Wiley-Blackwell. 2012.p. 3-52.
15.Berkovitz BKB, Holland GR, Moxham BJ. Oral Anatomy Embryology and Histology. Elsevier; 2002.p. 223-252.
16.Sjamsuhidajat R, Win de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nded. Jakarta: EGC. 2010.p. 95-120.
17.Sushma A, Satish S. Medical Plants with Wound Healing and Antioxidant Activity: An Update. Internasional Journal of Pharmaceutical Innovations; 2013: 3(4): 30-40.
18.Sharma Y, Jeyabalan G, Singh R, Semwal A. Current Aspects of Wound healing Agents From Medical Plant: A Riview. Journal of Medicinal Plants Studies; 2013: 3(4): 1-11.
19.Rawat S, Singh R, Thakur P, Kaur S, Semwal A. Wound Healing Agents from medicinal Plants: A Review. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine; 2012: S1910-S1917.
60
21.Guo S, Dipeitro LA. Factor Affecting Wound Healing. Journal Dent Res; 2010: 89(3): 219-229.
22.Wray D, Stenhouse D, Lee D, Clark AJE. Textbook of General and Oral Surgery. Philadelphia: Churchill Livingstone; 2003.p. 7-11.
23.Ozon applications. Effect of Ozon on Bacteria.[serial online] July 2014 [cited 28 Mei 2015]. Available from: URL:http://www.ozoneapplications. com/info/bacteria_destruction.htm