• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARANMATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TAI (TEAM Peningkatan Minat Belajar Mata Pelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran TAI (TEAM Assisted Individualization) Pada Siswa Kelas V SDN 6 Jekulo Tahun Pelaja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARANMATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TAI (TEAM Peningkatan Minat Belajar Mata Pelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran TAI (TEAM Assisted Individualization) Pada Siswa Kelas V SDN 6 Jekulo Tahun Pelaja"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN

MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA SISWA KELAS V SDN 6

JEKULO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

ROSITA NAILIN NAFISAH A 510 090 258

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN

MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA SISWA KELAS V SDN 6

JEKULO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Rosita Nailin Nafisah, A510090258, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2013

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 6 Jekulo melalui strategi pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization). Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 6 Jekulo yang berjumlah 22 siswa. Prosedur penelitian meliputi dialog awal, identifikasi siswa, perencanaan solusi masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, evaluasi, dan penyimpulan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang terlihat dalam 4 indikator; yaitu partisipasi aktif, antusiasme siswa dalam mengerjakan soal, konsentrasi dalam pembelajaran serta rasa senang selama pembelajaran. Indikator partisipasi siswa meningkat dari siklus I 63,6% menjadi 86,4% di siklus II. Indikator antusiasme dalam mengerjakan soal meningkat 59,1% di siklus I menjadi 81,8% di siklus II. Indikator konsentrasi dalam pembelajaran di siklus I sebesar 68,2% meningkar menjadi 86,4% di siklus II. Sedangkan indikator rasa senang selama pembelajaran meningkat dari 68,2% di siklus I menjadi 90,9% di siklus II. Selain peningkatan indikator minat, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yaitu tingkat ketuntasan belajar pra siklus hanya mencapai 40,9% atau 9 siswa, kemudian pada siklus I mencapai 15 siswa atau 68,2%, dan meningkat pada siklus II mencapai 20 siswa atau 90,9%.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas V SD Negeri 6 Jekulo tahun pelajaran 2012/2013.

(5)

A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.Tercapainya tujuan suatu pendidikan sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Proses pembelajaran mencakup berbagai hal, seperti merancang kegiatan pembelajaran, cara guru menjelaskan konsep, penggunaan metode, penggunaan media pembelajaran dan pelaksanaan evaluasi. Keberhasilan proses pembelajaran ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru sebagai director of learning atau direktur belajar.

Selain itu, guru hendaknya mampu menguasai materi semua bidang studi yang akan diajarkan.Guru perlu menyusun satuan pelajaran dengan sistematis dan logis yang disesuaikan dengan kemampuan siswa serta perbedaan karakteristik individual yang dimiliki oleh para siswa. Setiap bahan pelajaran hendaknya ditata sedemikian rupa, karena tingkat kesukaran, keluasan dan kedalaman makna yang terkandung dalam bahan pelajaran akan mempengaruhi sikap dan minat belajar siswa.

Menurut Sujanto (1991:92) “minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang lahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungannya”. Sedangkan pengertian “belajar adalah usaha secara sengaja yang dilakukan oleh individu atau peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungannya untuk mendapatkan perubahan tingkah laku baik kognitif, afektif, maupun psikomotor” (Samino dan Marsudi, 2012:26). Jadi minat belajar adalah minat belajar adalah ketertarikan atau adanya keinginan yang kuat terhadap bidang studi tertentu. Ketertarikan atau keinginan disini ditandai dengan adanya keterlibatan secara penuh dengan pemusatan perhatian secara terus menerus. Sedangkan bidang studi diartikan sebagai bahan yang dipelajari serta hasil yang akan diperoleh melalui proses belajar.

(6)

(dalam http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-siswa/) 1) perbuatan/partisipasi; Bernard yang dikutip dalam Sardiman (1996:76) mengatakan bahwa “minat tidak timbul secara tiba-tiba atau spontan melainkan timbul akibat dari partisipasi. Oleh karena itu, yang penting bagimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu aktif dan ingin terus belajar serta memperlihatkan antusiasme yang tinggi dalam mengerjakan tugas. 2) perhatian; Slameto (1995:183) mengemukakan bahwa istilah “perhatian dapat berarti sama dengan konsentrasi, dapat pula minat momentan, yaitu perasaan tertarik pada suatu masalah yang sedang dipelajari”. Siswa yang tidak merasa tertarik dalam belajar dan materi pelajaran, akan mengalami kesulitan dalam memusatkan tenaga dan energinya. Sebaliknya, siswa yang tertarik akan mudah berkonsentrasi dalam belajar. 3) perasaan senang; “perasaan adalah suatu pernyataan jiwa yang sedikit banyak yang bersifat subjektif, untuk merasakan senang atau tidak senang dan yang tidak bergantung pada perangsang dan alat-alat indera” (Sujanto, 1991:75). Antara minat dan berperasaan senang terdapat hubungan timbal balik, sehingga tidak mengherankan kalau siswa yang berperasaan tidak senang juga akan kurang berminat dan begitu pun sebaliknya

Matematika adalah salah satu bidang studi atau mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik. Kebanyakan peserta didik akan menjawab matematika jika ditanya mata pelajaran apa yang tidak disenangi. Mereka bahkan ada yang takut saat mengetahui bahwa akan ada jadwal pelajaran matematika di sekolah. Tugas guru di sini adalah bagaimana membuat peserta didik merasa senang belajar matematika dengan memberikan penjelasan konsep yang mudah dipahami.

(7)

Berdasarkan pengalaman empiris di lapangan dapat diketahui bahwa minat belajar siswa kelas V SD Negeri 6 Jekulo terhadap mata pelajaran matematika masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, terkadang terdapat beberapa siswa cenderung berbicara dengan teman sebangkunya saat guru menjelaskan. Selain itu, saat guru bertanya kepada siswa, umumnya siswa cenderung lama dalam berfikir dan hanya sedikit siswa yang berani menjawab. Siswa juga malas mengerjakan PR dan malas mengerjakan soal dari guru dengan alasan bahwa soal yang diberikan guru sulit. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang cenderung rendah dan tidak memuaskan.

Kenyataan tersebut dapat dilihat dari presentase ketuntasan belajar siswa dengan KKM 70. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas, diperoleh data bahwa dari 22 siswa kelas V, sebesar 40,9% siswa sudah mencapai KKM atau tuntas belajar dan 59,1% siswa belum mencapai KKM.

Dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa, maka guru diharuskan dapat melakukan inovasi dalam hal penerapan strategi pembelajaran. Salah satu strategi yang diharapkan dapat memenuhi tercapainya hal tersebut adalah strategi pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization). TAI mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual (Daryanto dan Rahardjo, 2012:246-247).TAI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada kegiatan kelompok kecil yang bersifat heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Dengan berkelompok, siswa dapat saling berbagi ilmu atau bertukar pikiran dengan temannya sehingga materi yang diperoleh siswa akan lebih bermakna. Hal tersebut dikarenakan banyak siswa yang justru lebih memahami materi dengan sistem tutor sebaya atau materi tersebut disampaikan oleh teman sendiri.

(8)

Imron (dalam http://malik-imron.blogspot.com/2012/01/model-pembelajaran-tai.html) kelebihan TAI adalah: 1) siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah, 2) siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok, 3) siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dalam keterampilannya, 4) adanya rasa tanggung jawab dalm kelompok dalam menyelesaikan masalah, 5) menghemat presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif.Sedangkan kelemahan TAI yaitu 1) siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantung pada siswa yang pandai, 2) tidak ada persaingan antar kelompok, 3) tidak semua materi dapat diterapkan pada metode ini, 4) jika pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang baik maka proses pembelajarannya juga berjalan kurang baik, 5) adanya anggota kelompok yang pasif dan tidak mau berusaha serta hanya mengandalkan teman sekelompoknya.

Dengan mempertimbangkan kenyataan di lapangan mengenai kurangnya minat belajar yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika, serta strategi pembelajaran TAI yang diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar matematika. Maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Minat Belajar Mata Pelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) pada Siswa Kelas V SD Negeri 6 Jekulo Tahun Pelajaran 2012/2013”

B. METODE PENELITIAN

(9)

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Susilo, dkk (2009:1) mendefinisikan “PTK sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru/calon guru yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi pembelajaran”. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian reflektif yang dilaksanakan secara siklis (berdaur) oleh guru/calon guru di dalam kelas. Proses PTK dimulai dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. PTK dilakukan dengan tujuan untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam kelas demi peningkatan kualitas pembelajaran.

Prosedur penelitian meliputi dialog awal, identifikasi siswa, perencanaan solusi masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, evaluasi, dan penyimpulan. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif (berupa angka) dan data kualitatif (berupa kata, kalimat, gambar). Data kuantitatif ini berupa nilai hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pre-test danpost-test. Sedangkan data kualitatif berupa deskripsi tentang suasana kelas saat pembelajaran berlangsung, keaktifan siswa, antusias siswa, respon siswa terhadap proses pembelajaran, kerjasama kelompok, serta tanggapan siswa terhadap penggunaan media pembelajaran.

(10)

Assisted Individualization) pada pembelajaran matematika. 3) Tes menurut Suharsimi Arikunto (2010:266) adalah ”serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Tes dalam penelitian ini berupa tes uraian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus. 4) Dokumentasi menurut Arikunto (2010:274), ”metode dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti”.Melalui dokumentasi peneliti mendapatkan datasekolah, data siswa, serta foto-foto saat proses tindakan penelitian.

Dalam validitas data peneliti menngunakan teknik triangulasi. “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu” (Moleong, 1991:178). Menurut Denzim (dalam

Moleong, 1991:178) bentuk triangulasi ada 4 yaitu triangulasi sumber,

triangulasi metode, triangulasi penyidik, triangulasi teori. Dalam penelitian ini

digunakan teknik triangulasi sumber dan metode. 1) Triangulasi sumber

merupakan pengecekan data dengan membandingkan dan mengecek kembali tingkat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber data yang berbeda-beda. 2) Triangulasi metode yaitu pengecekan data dengan membandingkan dan mengecek kembali tingkat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari metode yang berbeda dengan sumber yang sama. Sedangkan validitas instrumen, penelitian ini menggunakan validitas isi. ”Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penelitian dalam mengukur

isi yang seharusnya” (Sudjana, 2010:13). Dalam penelitian ini, alat penilaian

berupa soal tes uraian yang selanjutnya dicek dan disesuaikan dengan isi

pelajaran atau materi pembelajaran yang tertera dalam standar kompetensi dan

kompetensi dasar.

(11)

kualitatif, dengan salah satu modelnya adalah teknik analisis interaktif. Analisis interaktif tersebut terdiri atas tiga komponen kegiatan yang saling terkait yaitu reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. 1) Reduksi data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, dan meringkas data lengkap yang ada dalam catatan lapangan. 2) Paparan data adalah proses menampilkan data yang telah direduksi dan titata rapi dalam bentuk narasi dengan dilengkapi matriks, grafik, dan/atau diagram. 3) Penarikan kesimpulan adalah proses pengambilan inti atau pokok dari sajian data yang telah dipaparkan secara sistematis dalam bentuk narasi kalimat padat yang mengandung isi luas.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa penerapan strategi pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V SD Negeri 6 Jekulo dalam pembelajaran matematika. Peningkatan minat belajar ini juga diikuti dengan meningkatnya hasil belajar siswa.

(12)

diadakan dalam dua kali pertemuan, dan pada akhir pertemuan diperoleh hasil penelitian yaitu partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran mencapai 86,4% yaitu ada 19 siswa, antusiasme dalam mengerjakan tugas sebesar 81,8% yang berarti ada 18 siswa, sebesar 86,4% atau 19 siswa pada aspek konsentrasi dalam pembelajaran, serta 90,9% atau 20 siswa terlihat senang selama pembelajaran.

Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada hasil penilitian berikut: 1) pra siklus; rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas V masih di bawah KKM 70. Hanya 9 siswa dari 22 siswa yang telah mencapai KKM, yaitu sekitar 40,9% siswa mencapai KKM dan 59,1% siswa belum mencapai KKM. 2) siklus I; ada peningkatan sebanyak 6 siswa yang lulus KKM di siklus I atau sekitar 68,2%. Rata-rata kelas juga meningkat dan sudah lebih dari KKM, yakni dari 66,14 menjadi 73,63. 3) siklus II; Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II mencapai angka 90,9 % yang berarti ada 20 siswa lulus KKM 70 dari 22 siswa kelas V yang ada. Rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari siklus I, walaupun tidak terlalu signifikan, yaitu dari 73,63 menjadi 78,63.

2. Pembahasan

(13)

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan sebanyak 13 siswa pada aspek partisipasi aktif dan 8 siswa pada aspek antusiasme mengerjakan tugas. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Bernard yang dikutip dalam Sardiman (1996:76) bahwa “minat tidak timbul secara tiba-tiba atau spontan melainkan timbul akibat dari partisipasi”. Jadi, jelas bahwa soal minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena itu, yang penting bagimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu aktif dan ingin terus belajar serta memperlihatkan antusiasme yang tinggi dalam mengerjakan tugas (dalam http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-siswa/).

Pada aspek konsentrasi terjadi peningkatan sebanyak 8 siswa dan aspek rasa senang meningkat sebanyak 12 siswa. Hasil tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Slameto (1995:183) bahwa istilah perhatian dapat berarti sama dengan konsentrasi. Sedangkan “perasaan adalah suatu pernyataan jiwa yang sedikit banyak yang bersifat subjektif, untuk merasakan senang atau tidak senang dan yang tidak bergantung pada perangsang dan alat-alat indera” (Sujanto, 1991:75). Antara minat dan berperasaan senang terdapat hubungan timbal balik, sehingga tidak mengherankan kalau siswa yang berperasaan senang juga akan berminat dan begitu pun sebaliknya.

(14)

Individualization) juga dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V SD Negeri 6 Jekulo pada mata pelajaran matematika.

Peningkatan minat belajar siswa ternyata berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa, yaitu dari pra siklus hanya ada 9 siswa yang lulus KKM menjadi 20 siswa yang lulus KKM di akhir siklus. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Slameto (1995:57) bahwa minat sangat berpengaruh terhadap belajar, sebab bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Siswa yang belajar dengan sebaik-baiknya akan mencapai prestasi atau hasil belajar yang maksimal. Hal tersebut menandakan bahwa selain dapat meningkatkan minat belajar, penerapan strategi pembelajaran TAI juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 6 Jekulo pada pembelajaran matematika.

Hasil yang didapatkan oleh peneliti ini ternyata mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurul Dwi Utami (2011), yang mendapatkan kesimpulan bahwa melalui penerapan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization dengan teka-teki silang angka dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IVA SD Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Selain Nurul Dwi Utami, Impron Amprulloh (2012) juga melakukan penelitian dengan strategi TAI, yang menyimpulkan bahwa penerapan metode kooperatif TAI (Team Assisted Individualization) pada mata pelajaran matematika dalam pokok materi operasi hitung campuran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Makam Haji 03 Kartasura.

D. SIMPULAN

(15)

belajar siswa kelas V SD Negeri 6 Jekulo terhadap mata pelajaran matematika.Pada pra siklus, siswa yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sekitar 27,3%, 45,5% yang terlihat antusias dalam mengerjakan tugas, 50% siswa berkonsentrasi dalam pembelajaran, dan sekitar 36,4% yang terlihat senang selama pembelajaran berlangsung. Dan di akhir siklus II aspek tersebut meningkat menjadi 86,4% siswa berpartsipasi aktif dalam pembelajaran, antusiasme dalam mengerjakan tugas sebesar 81,8%, sebesar 86,4% siswa berkonsentrasi dalam pembelajaran, serta 90,9% terlihat senang selama pembelajaran. Sedangkan hasil belajar siswa menunjukkan hasil yaitu pada pra siklus adalah sekitar 40,9% siswa mencapai KKM dan 59,1% siswa belum mencapai KKM. Rata-rata kelas juga masih di bawah KKM, yaitu sebesar 66,14. Namun, pada akhir siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi sekitar 90,9 % siswa lulus KKM 70. Rata-rata kelas juga mengalami peningkatan menjadi 78,63.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas V SD Negeri 6 Jekulo Tahun Pelajaran 2012/2013.

E. DAFTAR PUSTAKA

Aini, Dwi Nur. 2012. Peningkatan Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Chart Kelas V SD Negeri 2 Banyuurip Klego Boyolali Tahun 2011/2012.Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Alfiyanti, Ngatmi. 2012. Peningkatan Minat Belajar Matematika Melalui

Strategi CTL dengan Media Benda Konkrit pada Siswa Kelas III SD Negeri I Simo, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

(16)

Anonim. 2011. Minat dalam Belajar Siswa. http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-siswa/. Diakses 22 November 2012 pada pukul 12.54 WIB Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung:

Yrama Widya

Daryanto dan Rahardjo, Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media

Imron, Malik. 2012. Model Pembelajaran TAI. http://malik-imron.blogspot.com/2012/01/model-pembelajaran-tai.html. diakses pada 12 Desember 2012 pukul 18.05 WIB

Moleong, Lexy J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Rubiyanto, Rubino.2011. Metode Penelitian pendidikan. Surakarta: PGSD FKIP UMS

Samino dan Marsudi, Saring. 2012. Layanan Bimbingan Belajar Pedoman bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Surakarta: Fairuz Media

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2010.Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sujanto, Agus. 1991.Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara

Susilo, Herawati, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa faktor kritis dalam pengembangan bisnis agroindustri biopellet pelepah sawit adalah bahan baku atau perkebunan kelapa sawit, keseimbangan energi yang dihasilkan dengan

Berdasarkan dari uraikan masalah yang penulis kemukakan diatas, maka dapat dirumuskan dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana mengembangkan aplikasi sistem pendukung keputusan

Berdasarkan hasil prosentase yang didapatkan dari pengujian User Acceptence Test menggunakan kuisioner untuk pengguna yaitu para admin di Rumah sakit Telogorejo,

Rantai karbon panjang (>20) yang terdeteksi pada sedimen di bagian hulu dan muara Sungai Somber berkisar antara n C 21 sampai n C 34 mengindikasikan adanya masukan

tunggal di kota Bandung dominan memiliki konsep diri yang rendah; 3) Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap pola kelekatan orangtua tunggal dengan

Hal ini disebabkan daging pada fase prerigor ini hampir 50% protein-protein daging yang larut dalam larutan garam, dapat diekstraksi keluar dari

Beberapa peringatan umum berikut merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan di laboratorium. • Aturlah tempat serapi mungkin dan hindarkan lorong yang sesak, kertas

The research finding enriches the theories in pragmatics and translation theory, especially in socio-pragmatic analysis on speech act of request and its