SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh:
CHALIDA RACHMATTIA 0900313
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh
Chalida Rachmattia
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Chalida Rachmattia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PEMBELAJARAN AQUATIK DI SMK NEGERI 3 Cimahi DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Tjetjep Habibudin, M.Pd NIP : 194907221973031001
Pembimbing II
Sufyar Mudjianto, M.Pd. NIP : 197503222008011005
Mengetahui: Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP
HASIL PEMBELAJARAN AQUATIK
(Studi Eksperimen Siswa Kelas X Perhotelan SMK NEGERI 3 Cimahi)
Chalida Rachmattia¹, Tjetjep Habibudin², Sufyar Mudjianto³ “Penulis Penanggung
Jawab”
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI,
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN,
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA E-mail : Chalida_rachmattia@yahoo.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan dalam penerapan pembelajaran antara model kooperatif dan model pembelajaran Peer-Teaching terhadap hasil pembelajaran akuatik yang dilaksanakan di SMK Negeri 3 Cimahi. Yang dimana akan mendapatkan hasil untuk penerapan model yang baik agar dapat digunakan dalam pembelajaran selanjutnya. Untuk dapat menjawab permasalahan penelitian tersebut, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen. Instrument yang digunakan adalah Meluncur, Mengerakan kaki gaya dada dan menggerakan tangan gaya dada. Masing-masing dari ke tiga instrument terdapat beberapa poin yang digunakan dalam penilaian Penilaian yang di pakai yang memiliki kriteria penilaian sesuai kemampuan yang dimiliki siswa mulai dari point 1- poin 5 . Sedangkan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan siswa siswi SMK Negeri 3 Cimahi sebagai populasi dan 20 sampel penelitian.
Serta dalam perhitungan uji hipotesis dalam hasil Analisis Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (Uji Satu Pihak) Antara Kelompok kooperatif dan kelompok peer-teaching terhadap pembelajaran akuatik (renang). Rata-Rata hasil penghitungan, nilai
(3,04) dengan nilai (1,833) dan ternyata nilai (3,04) > (1,833).
Dengan demikian hipotesis (Ho) ditolak dan lainnya diterima. Jadi hasilnya adalah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran peer-teaching terhadap hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas X PH SMK Negeri 3 Cimahi.
COMPARISON OF PEER TEACHING LEARNING MODEL AND COOPERATIVE LEARNING MODEL TO
THE RESULTS OF AQUATIC LEARNING
(Experimental Study of Class X students hospitality In SMKN 3 Cimahi) Chalida Rachmattia¹, Tjetjep Habibudin², Sufyar Mudjianto³ “author
responsible person”
HEALTH PHYSICAL EDUCATION AND RECREATION, FACULTY OF HEALTH AND PHYSICAL EDUCATION,
INDONESIA UNIVERSITY OF EDUCATION E-mail : Chalida_rachmattia@yahoo.com
Abstract
The purpose of this study was to find out comparison of application learning models between of cooperative learning and peer-Teaching model to the aquatic learning outcomes that carried at SMK Negeri 3 Cimahi. Such as will get result for good application model so that can be able to use for the next learning. To be able to answer the research problems, than we do this study with using experimental method. Instrument that used is glide, feet movement of breast stroke style, and hand movement of breast stroke style. There are several points that used in scoring section for each three instruments. . The scoring system that used had a criteria of scoring that appropriate with students ability, started by 1 point-5 points. Whereas for collect the data in this study used the students of SMK Negeri 3 Cimahi as population and 20 research sample. As well as in the calculation of the results of hypothesis testing Similarity Analysis of Two Test Average (Test One Party) between cooperative groups and peer-group teaching to learning aquatic (swim). Average results of a calculation, the value thitung (3,04) with value (1,833) and for results Value (3,04) > (1,833).Thus hypothesis (Ho) is rejected and the other accepted. So the result, there is a significant difference between cooperative learning with peer-learning model of teaching to the learning outcomes of swimming breast stroke in class X student of SMK Negeri 3 Cimahi.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR BAGAN ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. . Identifikasi Masalah ... 7
C. Rumusan Masalah ... 8
D. Batasan Penelitian ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 10
F. Manfaat Penelitian ... 11
G. . Anggapan Dasar ... 12
H. Batasan Istilah ... 14
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kajian Teoritis ... 16
1. Konsep Dasar Belajar-Mengajar ... 16
2. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 21
B. Model Pembelajaran Kooperatif dan Peer-Teaching ... 24
1. Model Pembelajaran ... 24
3. Model Pembelajaran Peer-Teaching ... 29
4. Hasil Pembelajaran ... 31
C. Pembelajaran Aktifitas Akuatik (Renang) ... 33
1. Aktivitas Aquatik 1). SKKD ... 33
2). Kurikulum ... 35
3). Hakekat Pembelajaran Renang ... 36
D. Kerangka Berfikir ... 39
E. Hipotesis Tindakan ... 41
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian……….. 42
B. Desain Penelitian ………..………. 42
C. Tujuan Oprasional Penelitian ……… 43
D. Tempat dan waktu penelitian …….……… 43
E. Fokus Penelitian ……….……… 44
F. Alur Penelitian ……….………. 45
G. Data dan Cara Pengambilannya ... 48
H. Instrumen Penelitian ………... 48
I. Prosedur Pengolahan Data ……….… 51
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data……….. 56
B. Diskusi Penemuan……….. 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 65
DAFTAR PUSTAKA………. 67
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan sebagian komponen pendidikan secara
keseluruhan yang telah disadari kegunaannya oleh banyak kalangan pendidik.
Seiring dengan perkembangan zaman, sedikit demi sedikit dalam pelaksanaan
pengajaran pendidikan jasmani dapat berjalan dengan efektif seperti yang
diharapkan. Karena barbagai cara untuk memiliki ilmu yang lebih luas dapat kita
jangkau disetiap penjuru dunia, baik dari buku maupun internet yang memiliki
segudang materi yang kita inginkan. Tapi selain dari itu pembelajaran pendidikan
jasmani disetiap sekolah-sekolah tertentu masih cenderung tradisional. Model
pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru, tetapi dapat
pada siswanya. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan
anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan, sehingga
menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya
mengembangkan keterampilan aktivitas jasmani, tetapi pada perkembangan
pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran
pendidikan jasmani yang efektif perlu di pahami oleh mereka yang hendak
mengajar pendidikan jasmani.
Dalam konteks belajar dan mengajar di sekolah, termasuk belajar mengajar
pendidikan jasmani, sering diungkap dua konsep sebagai pedoman dan alat guru
mengajar yaitu konsep didaktik dan metodik. Didaktik merupakan ilmu
pengetahuan yang berkenaan dengan telaah tentang asas-asas mengajar.
Sedangkan metodik lebih memusatkan kajian pada cara-cara untuk menetapkan
asas-asas mengajar dalam mengajar mata pelajaran tertentu.
Salah satu materi yang berada di lingkungan sekolah yaitu berenang.
Pembelajaran ini dapat dipelajari dalam salah satu mata pelajaran Pendidikan
dengan SKKD serta Kurukulum yang diterapkan oleh setiap sekolah dalam
standar kelulusannya. SK merupakan Standar Kompetensi dan KD Kompetensi
Dasar yang diajukan untuk suatu penilaian kelulusan siswa.
Terdapat beberapa undang-undang dalam pendidikan yaitu :
1. Pendidikan menurut UU Sisdiknas
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2. UU No.20 Tahun 2003
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
3. UU Sistem Keolahragaan Nasional No. 3 Tahun 2005
Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai
perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik
melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani,
kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan
perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
individu secara organik, neoromuskuler, perseptual, kognitif, sosial dan
emosional.
Dalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga
atau sering disebut sebagai penjaskes terdapat berbagai macam aktifitas
pendidikan jasmani yang harus diketahui dan dipelajari oleh setiap siswa. Standar
Kompetensi dan Kompeten Dasar (SKKD) yang berlaku di sekolah-sekolah
tertentu, dapat kita lihat bahwa pembelajaran renang terdapat dalam standar
kelulusan mata pelajaran penjas. SK: 12. mempraktikan keterampilan beberapa
gaya renang dan pertolongan kecelakaan di air dan nilai-nilai yang terkandung
didalamnya. KD:12.1 mempraktikan kombinasi teknik renang gaya dada, gaya
bebas dan salah satu gaya lain serta nilai disiplin, kerja keras keberanian dan
tanggung jawab. Maka dari itu salah satu materi pendidikan jasmani yang harus
dipelajari yaitu renang. Dalam proses pembelajaran renang, Yang perlu di ingat
proses pembelajaran renang tidak jauh dari konteks pembelajaran penjas yang
salah satunnya untuk kebugaran jasmani siswa itu sendiri. Renang merupakan
cabang dari materi pembelajaran penjas yang selalu dilaksanakan minimal 1 kali
dalam satu bulan untuk sekolah-sekolah tertentu.
Berbicara mengenai olahraga, Nabi Muhammad Saw, menurut hadis Imam
Bukhari, menganjurkan kepada para sahabatnya (termasuk seluruh umat islam
harus mengikuti sunnahnya) agar mampu menguasai bidang-bidang olahraga.
Terutama pada cabang olahraga Berenang, berkuda dan memanah. Cabang
olahraga ini murupakan cabang olahraga yang digemari oleh suatu kalangan
tertentu. Dari ketiga cabang olahraga diatas memiliki arti sportifitas,
keterampilan, kesehatan dan kompetisi.
Renang merupakan salah satu olahraga yang dilakukan di air dan sangat
berbeda dengan olahraga yang ada di darat. Renang dalam pembelajaran penjas
itu sendiri bertujuan agar siswa memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik
serta pemahaman tentang gerakan renang. Karena dengan adanya pemahaman
bakat siswa itu sendiri. Mengapung di air tidaklah sulit apabila siswa dapat
memahami pembelajaran dengan baik. Terdapat berbagai masalah terhadap
tingkat kesukaran pemberian materi dalam kelas yaitu dengan banyaknnya siswa.
Dengan demikian pembelajaran pun tidak kondusif apabila pengajar tidak kreatif
dalam merancang metode pembelajaran. Ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan siswa kurang memahami pembelajaran yang dipelajarinya.
Faktor-faktor yang dapat ditemukan dilapangan pada setiap pembelajaran seperti:
Keterbatasan pengajar cenderung lebih sedikit di banding dengan siswanya
sehingga dapat memungkinkan bahwa materi yang disampaikan tidak dapat
diterima baik oleh semua siswa, Kurang pemberian materi tentang penguasaan
renang sehingga tujuan pengajaran tidak mengacu pada indikator pencapaian
pembelajaran, kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam menangkap
pemahaman materi. Dengan adanya faktor-faktor yang memicu kurangnya
pemahaman siswa dalam belajar, diperlukan adanya pendekatan lain yang
bertujuan untuk memberikan motivasi diri sendiri dengan yang lainnya.
Pendekatan yang dapat diberikan dalam setiap pembelajaran dapat di berikannya
metode pembelajaran seperti metode Peer Teaching dan metode kooperatif.
Metode peer teaching itu sendiri dapat diartikan sebagai : menyertakan teman
sebaya sebagai muridnya dalam setiap pembelajaran, sehingga siswa dituntut
untuk memahami sebelum memberikan materi pada temannya. sedangkan
kooperatif itu sendiri dengan cara pengelompokan siswa agar setiap siswa dapat
mengemukakan pendapat satu dengan yang lainnya dalam memecahkan suatu
permasalahan dalam suatu pembelajaran. karena pada dasarnnya setiap siswa
dapat mempercayai temannya dalam mempelajari pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Pola gerak dasar berenang yang dapat dipelajari seperti meluncur,
mengapung di air, dan bernafas. Maka dari itu metode yang akan diberikan harus
menitik beratkan supaya siswa dapat memahami pembelajaran yang diberikan
aktivitas air yang memfokuskan pada keterampilan meluncur, mengapung dan
bernafas. Pembelajaran yang intensif dan kontinyu diharapkan dapat memberikan
motivasi tersendiri bagi mereka yang sama sekali belum bisa berenang. Hal
pertama yang harus dilakukan agar dapat mengapung, karena mengapung di duga
sebagai “Building Block” pola gerak dasar dalam belajar berenang (jika memakai istilah Agus Mahendra). Agar dapat mengapung diperlukan suatu proses
pembelajaran yang baik. Dalam konteks pembelajaran, model adalah suatu
penyajian fisik atau konseptual dari sistem pembelajaran, serta berupaya
menjelaskan ketertarikan berbagai komponen sistem pembelajaran ke dalam suatu
pola/kerangka pemikiran yang disajikan secara utuh. Suatu model pembelajaran
meliputi keseluruhan sistem pembelajaran yang mencakup komponen tujuan,
kondisi pembelajaran, proses belajar-mengajar, dan evaluasi hasil pembelajaran
(Nugraha E, dkk 2010:15)
Menurut Hartono (1972:33) sebagai berikut:
“Sebuah model adalah pencerminan atau sebuah abstraksi dari sebuah objek, proses, pristiwa, situasi atau sistem. Secara lebih luas, sebuah model adalah sesuatu yang mengungkapkan dan menjelaskan tentang hubungan dari berbagai komponen, aksi dan reaksi, serta sebab dan akibat”.
Model digunakan untuk dapat membantu memperjelas prosedur, hubungan,
serta keadaan keseluruhan dari apa yang didesain. “Menurut Joyce dan Weil
(1980) dalamJuliantine T, dkk (2011:5) ”, ada kegunaan dari model, antara lain:
a. Memperjelas hubungan fungsional di antara berbagai komponen, unsur atau elemen sistem tertentu.
b. Prosedur yang akan ditempuh dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dapat di identifikasi secara tepat.
c. Dengan adannya model maka berbagai kegiatan yang dicakupnya dapat dikendalikan.
d. Model akan mempermudah para administrator untuk mengidentifikasi komponen, elemen yang mengalami hambatan, jika kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tidak efektif dan tidak produktif.
f. Dengan model, guru dapat menyusun tugas-tugas belajar siswa menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.
Dalam teori buku Model-Model Pembelajaran Penjas yang dikutip oleh
Juliantine T, dkk (2012). Terdapat beberapa macam model yang baik untuk
digunakan dalam pembelajaran penjas dan olahraga diantarannya:
1) Model Pembelajaran langsung 7) Model Pembelajaran Peer Teaching
Diantara berbagai macam model pembelajaran di atas, saya sebagai penulis
mengambil beberapa model yaitu model pembelajaran peer teching dan model
pembelajaran kooperatif sebagai acuan untuk dijadikannya salah satu sumber
materi untuk dijadikan penelitian yang akan dilaksanakan.
Model Peer Teaching adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan dengan
menyertakan teman sebaya sebagai siswanya. Model ini cocok digunakan untuk
setiap tingkatan, yang memiliki kelas banyak. Aktifitas ini memberikan simulasi
pada setiap kelompok untuk melatih setiap sub lebih baik.
Menurut Yuda (2007) dalam Juliantine T, dkk (2012:58) menjelaskan bahwa,
“pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang berfungsi
untuk menggali potensi dan membagi-bagi ide pada anak. Strategi pembelajaran
ini mendorong siswa untuk melakukan kegiatan dalam bentuk kerjasama dan
sikap bertanggung jawab kepada teman dan kelompoknnya dan juga sikap
tanggung jawab terhadap dirinnya sendiri.
Falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong royong dalam
pendidikan adalah falsafah homo homoni socius. Berlawanan dengan teori
Darwin, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial.
hidup. Tanpa kerja sama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, atau
sekolah. (Anita lie, 2008:28).
B. Identifikasi Masalah
Seperti halnya pembelajaran motorik yang dilakukan seseorang, berkaitan
dengan peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat pada anak. Dalam upaya
mencapai penguasaan gerak yang maksimal, banyak faktor yang mempengaruhi
terhadap tercapainya hasil belajar. Salah satunya adalah kesesuaian penggunaan
metode yang diberikan oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Seorang guru dalam menyampaikan materinya harus benar-benar menguasai dan
mampu mengendalikan keadaan kelas maupun keadaan lingkungan. Serta terdapat
dua faktor yang terdapat di dalamnya yaitu seperti faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal disini meliputi fisik, kemampuan, minat, bakat dan
motivasi. Faktor eksternal misalnya lingkungan belajar dan gaya mengajar guru.
Atas dasar ini banyak permasalahan yang berkaitan dengan hasil pembelajaran
renang dan diidentifikasi sebagai berikut: Apakah secara keseluruhan siswa kelas
X PH tidak bisa berenang? Faktor apa saja yang mempengaruhi mereka sampai
tidak bisa berenang? Apakah dengan lemahnnya kemampuan siswa X PH sampai
mereka tidak bisa menerapkan teknik dasar dalam aktivitas renang? Apakah gaya
mengajar guru dapat mempengaruhi siswa kelas X PH dalam memahami pola
gerak dasar dalam aktivitas renang? Apakah pengalaman belajar guru dapat
mempengaruhi hasil pemahaman pola gerak dasar dalam aktivitas renang?
Apakah dengan model Peer teaching, siswa X PH dapat meningkatkan
pemahaman pola gerak dasar dalam renang? Apakah dengan pemberian model
Kooperatif, siswa X PH dapat meningkatkan pemahaman pola gerak dasar dalam
renang? Apakah pengelolaan kelas dapat berjalan dengan baik dan kondusif
dengan diterapkannya model Peer teaching? Apakah pengelolaan kelas dapat
berjalan dengan baik dan kondusif dengan diterapkannya model kooperatif?
di gunakan dapat memperoleh hasil pemahaman terhadap pola-pola gerak dasar
dalam renang?
Dari identifikasi masalah tersebut, penulis merasa tertarik untuk mencoba
menerapkan pembelajaran, melalui Model pembelajaran Peer teaching dan model
pembelajaran kooperatif. Yang diharapkan terjadinnya perubahan suasana
pembelajaran menjadi lebih baik. dimana bukti empiris dilapangan masih banyak
siswa yang belum terampil menguasai teknik dasar, sehingga perlu upaya untuk
memberikan pembekalan keterampilan sesuai dengan pemahamannya.
Model pembelajaran ini diberikan supaya terjadi pembelajaran yang
sesungguhnnya, sehingga berdampak pada pembelajaran yang efektif dan efisien,
dalam kesempatan itu pula keterampilan motorik ikut berkembang.
Berkaitan dengan penelitian ini, penulis ingin mencoba mengetahui seberapa
jauh perbaikan pembelajaran keterampilan Meluncur, Mengapung, bernafas serta
pemahaman pola gerak dasar renang gaya dada yang diberikan dalam suatu
pembelajaran, melalui model pembelajaran Peer teching dan model pembelajaran
kooperatif.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Peer teaching
terhadap hasil Pembelajaran aquatik teknik dasar gaya dada di SMKN 3
Cimahi?
2) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Kooperatif
terhadap hasil Pembelajaran aquatik teknik dasar gaya dada di SMKN 3
Cimahi?
3) Apakah terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara model pembelajaran
Peer Teaching dengan model Pembelajaran kooperatif terhadap hasil
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian diatas, maka penelitian ini bertujuan
sebagai berikut :
1). Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan model
pembelajaran Peer teaching terhadap hasil Pembelajaran aquatik teknik dasar
gaya dada di SMKN 3 Cimahi.
2). Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan model
pembelajaran Kooperatif terhadap hasil Pembelajaran aquatik teknik dasar
gaya dada di SMKN 3 Cimahi.
3). Apakah terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara model pembelajaran
Peer-Teaching dengan model Pembelajaran kooperatif terhadap hasil
Pembelajaran aquatik teknik dasar gaya dada di SMKN 3 Cimahi.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait baik
secara teoritis maupun secara praktis.
1) Secara teoritis
a) Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai informasi serta sumbangan
keilmuan yang berarti dalam bidang pendidikan jasmani kesehatan dan
rekreasi. khususnya teori pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga pada
bidang aquatik.
b) Serta dapat memperkaya khasanah ilmu pendidikan jasmani kesehatan dan
olahraga.
2) Secara praktis
a) Hasil penelitian ini bermanfaat bagi para guru khususnya Guru pendidikan
b) Sebagai acuan untuk memilih Model Pembelajaran penjas yang baik untuk
digunakan pada salah satu materi pembelajaran, khususnnya
pembelajaran aquatik.
F. Batasan Penelitian
Agar penelitian ini memperoleh sasaran yang sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, maka perlu adanya pembatasan masalah tentang pembatasan masalah
ini, berpedoman dari latar belakang diatas, serta untuk menghindari timbulnya
penafsiran yang terlalu luas dan untuk memperoleh gambaran yang jelas, maka
batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Permasalahan yang diteliti pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui
tentang perbandingan model pembelajaran Peer Teaching dengan model
Pembelajaran kooperatif (variabel x) sedangkan hasil Pembelajaran
aquatik (variabel y) di SMKN 3 Cimahi.
2) Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X PH 1, X PH 2 dan X PH
3 SMKN 3 Cimahi.
3) Sampel yang diambil berjumlah sebanyak 20 orang. Dari 109 populasi
kelas, X PH 1, X PH 2 dan X PH 3 (Perhotelan) SMKN 3 Cimahi yang
diambil dengan teknik simpel random sampling.
4) Instrument penelitian untuk mengetahui hasil dari teknik pembelajaran
akuatik dengan menggunakan model kooperatif dan model peer teaching.
5) Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah di kolam renang Cempaka
Cimahi.
6) Metode yang dipakai adalah metode ekperimen. Prosedur penelitian
eksperimental pada dasarnya sama dengan penelitian lain, yakni; memilih
dan merumuskan masalah, memilih subyek dan instrumen pengukuran,
memilih desain penelitian, melaksanakan prosedur, menganalisis data, dan
R1 O1 X O2
R2 O3 X O4
beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam
penelitian. Disini peneliti mengunakan bentuk ekperimen true
experimental “pretest-postes control group design”.
Pretest-Posttes Control Group Design.
Sumber: Sugiyono (2012-112)
Keterangan: X: Treatment yang diberikan (variabel independen)
O1: Nilai pretest kelompok A (sebelum diberikan perlakuan)
O2: Nilai posttest kelompok A (setelah diberikan perlakuan)
O3: Nilai pretest kelompok B (sebelum diberikan perlakuan)
O4: Nilai posttest kelompok B (setelah diberikan perlakuan)
Pengaruh treatment terhadap prestasi belajar siswa = (O2-O1)-(O4-O3)
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,
diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretes yang baik bila
nilai kelompok eksperimen tidak berdeba secara signifikan. Pengaruh
perlakuan adalah (O2-O1)-(O4-O3).
Jadi Instrument penelitian yang digunakan dengan cara Observasi. Dalam
judul “perbandingan model pembelajaran peer-teaching dengan model pembelajaran kooperatif terhadap hasil pembelajaran aquatik” dalam hal ini
ada beberapa Instrument yang dapat diteliti yaitu:
G. Anggapan dasar
Anggapan dasar dapat dikatakan sebagai sesuatu yang wajib dalam isi
penelitian itu sendiri, karena dengan anggapan dasar seorang peneliti memiliki
landasan dan keyakinan yang kuat. Seperti dijelaskan oleh Surakhmad dan
Arikunto (1993:55) mengatakan bahwa : “Anggapan dasar atau postulat adalah
sebuah titik tolak pemikiran yang sebenarnnya diterima oleh penyelidik”.
Keterampilan motorik adalah sesuatu yang dilakukan dan dimiki oleh seorang
anak dalam aktivitas pergerakan suatu keterampilan yang dilakukan secara sadar.
Dengan berdasarkan atas hasil pengamatan penulis dilapangan dan tentunya dari
segi teori-teori yang dikutip oleh para ahli.
Dalam upaya mencapai penguasaan gerak yang maksimal, banyak faktor yang
mempengaruhi terhadap tercapainya hasil belajar. Salah satunya adalah
kesesuaian penggunaan metode yang diberikan oleh guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Seorang guru dalam menyampaikan materinya harus
benar-benar menguasai dan mampu mengendalikan keadaan kelas maupun keadaan
lingkungan.
Adapun anggapan dasar yang diajukan penulis sesuai dengan permasalahan
yang terjadi dilapangan adalah sebagai berikut :
Renang merupakan proses bergerak sari satu titik ke titik yang lain, yang
dilakukan sambil terapung di air (keterampilan lokomotor sekaligus manipulatif).
Pada dasarnya, dalam pembelajaran renang harus di sesuiakan dengan kebutuhan
siswa untuk memahami setiap materi yang diberikan. Pemberian metode
pembelajaranya pun harus diberikan sesuai kemampuan siswa itu sendiri. Banyak
siswa yang kurang mengerti tentang metode atau cara yang diberikan guru selama
ini. Maka dari itu, guru harus bisa memberikan metode yang tepat bagi siswanya.
Hay (1985) dalam Nugraha E, dkk (2010:15) menyatakan bahwa perenang
Karena itu mengapung sangat penting dalam berenang. Faktor yang
mempengaruhi daya apung adalah bentuk tubuh, ukuran tulang perkembangan
otot-otot, berat dari setiap segmen tubuh, susunan lemak, kapasitas paru-paru dan
lain sebagainnya (Thomas, 2002).
Kelebihan dan kekurangan dalam pemberian model pembelajaran koopertif
dan model pembelajaran peer-Teaching yaitu:
Keungguan dari model kooperatif adalah (1) Membantu siswa belajar berfikir
berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan
siswa dalam praktik berfikir, (2) membantu siswa mengevaluasi logika dan
bukti-bukti bagi posisi dirinya atau posisi yang lainnya, (3) mengembangkan motivasi
belajar yang lebih baik. Serta kekuranganya Hanya digunakan untuk mata
pelajaran tertentu. Pengajar yang paham akan teori model kooperatif yang bisa
melaksanakannya.
Keunggulan model peer-teaching yaitu: Meningkatkan motivasi belajar siswa,
Meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran, Meningkatkan interaktif sosial
siswa dalam pembelajaran, Mendorong siswa kearah berfikir tingkat tinggi,
Mengembangkan keterampilan bekerja dalam kelompok, Meningkatkan rasa
tanggung jawab untuk belajar sendiri, Membangun semangat kerja sama,
Meningkatkan hasil belajar. Serta kelemahan dalam model peer-teaching ialah:
memerlukan waktu yang relative lama, jika siswa tidak memiliki dasar
pengetahuan yang relevan maka model ini menjadi tidak efektif, kemungkinn
didominasi oleh siswa yang suka berbicara, pintar, atau yang ingin menonjolkan
diri, tidak semua guru benar-benar memahami cara masing-masing siswa bekerja
kelompok, perlu dimodifikasi agar sesuai diterapkan pada siswa SD, SMP, SMA
(teknik ini biasannya di terapkan di PT), memerlukan perhatian guru ekstra ketat.
Dari rumusan di atas penulis dapat simpulkan seseorang dapat melakukan
proses gerakan dari satu titik ke titik yang lain apabila mereka telah mampu
menguasai teknik dasar renang yaitu seperti bernafas, mengapung dan meluncur
dalam air serta tingkat motorik seorang anak yang dapat mempengaruhi setiap
pergerakan pada aktifitas keterampilan renang. Dalam pemberian model
pembelajaran pun harus di sesuaikan dengan situasi dan kondisi siswannya serta
pemahaman siswa tentang materi yang akan dipelajarinya.
H. BATASAN ISTILAH
Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap judul karya tulis ini dan tidak
meluas sehingga karya tulis ini tetap pada pengertian yang dimaksud dalam judul
maka perlu adannya penjelasan istilah.
1) Pembatasan Istilah
Adapun penjelasan istilah tersebut sebagai berikut:
a) Model
Menurut Hartono (1972:33) Sebuah model adalah pencerminan atau sebuah abstraksi dari sebuah objek, proses, pristiwa, situasi atau sistem. Secara lebih luas, sebuah model adalah sesuatu yang mengungkapkan dan menjelaskan tentang hubungan dari berbagai komponen, aksi dan reaksi, serta sebab dan akibat. pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang berfungsi untuk menggali potensi dan membagi-bagi ide pada anak.
d) Model Peer-Teaching
Juliantine T, dkk (2012:58) Model Peer Teaching adalah suatu
pembelajaran yang dilaksanakan dengan menyertakan teman sebaya
e) Hasil
Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. (Hamalik, 2006:30).
f) Pembelajaran
(Rustaman, 2001) Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar.
g) Populasi dan Sampel
(a). Sugiyono (2012 : 117) mengemukakan bahwa ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Obyek/Subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan cara atau langkah-langkah yang dapat
memecahkan suatu permasalahan penelitian. Dalam memecahkan masalah tersebut
diperlukan metode penelitian sesuai dengan kebutuhan penelitian agar dapat
mengungkap jawaban yang diinginkan. Metode ini ditujukan untuk mengumpulkan,
mengolah dan menganalisa data penelitian. Cara tersebut disebut dengan metode penelitian. “ secara umum metode diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” (sugiyono, 2012:3)
Metode atau cara ditempuh untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian
pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Ada banyak cara atau metode yang digunakan dalam penelitian,
penggunaan metode tersebut tergantung dari permasalahan serta jenis penelitian yang
hendak dilakukan dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang
akan dikaji kebenarannya, penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan
masalah dan tujuan penelitiannya. Dalam hal ini berarti metode memiliki kedudukan
yang sangat penting dalam pelaksanaan dan pengumpulan dan analisis data. Metode
adalah suatu cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian adalah
suatu penyelidikan yang dilakukan untuk membuktikan sesuatu atau untuk mencari
jawaban. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk membuktikan,
mengungkapkan, menyimpulkan permasalahan menjadi suatu jawaban dengan
aturan-aturan yang telah ditetapkan secara sistematis.
Menurut Surakhmad (1998:133) menjelaskan bahwa: Metode merupakan cara
utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji
Sementara itu sukmadinata (2005:52) menjelaskan bahwa: “Metode penelitian
merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari asumsidasar, pandangan filosofis, dan ideologis, pertanyaan dan isu yang dihadapi”.
Jenis-jenis penelitian secara umum dan pendidikan ditujukan berdasarkan,
jenis-jenis penelitian dapat dikelompokan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat
eksplanasi (level of explanation) dan waktu.
Menurut bidang, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian akademis,
profesional dan institusional. Dari segi tujuan, penelitian dapat dibedakan menjadi
penelitian murni dan terapan. Dari segi metode penelitian dapat menjadi: penelitian
survey, expostpasto, eksperimen, naturalistic, policy research, evaluation research,
action research, sejarah dan research and Development (R&D). dari level of
expalantion dapat dibedakan menjadi penelitian deskriptif, komparatif dan asosiatif.
Dari segi waktu dapat dibedakan menjadi penelitian Cross sectional dan longitudinal.
(sugiyono 2012:6)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif yakni pendekatan penelitian yang menekankan analisisi pada
data numerical yang diolah dengan metode statistik (Syaodih 2005). Pendekatan
kuantitatif memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian secara nyata
dalam bentuk angka sehingga memudahkan analisis dan penafsiran data dengan
mengunakan metode statistik. Data yang dimaksud adalah hasil pembelajaran aquatik
peserta didik yang diungkap melalui instrument Hasil pembelajaran aquatik.
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini terdiri dari satu variable yaitu hasil pembelajaran akuatik
dan dua sample yaitu siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan
model kooperatif dan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model peer-teaching. Sebagaimana dapat kita lihat dalam gambar 3.1
Kelompok tes awal perlakuan tes akhir
R1 O1 X1 O2
R2 O3 X2 O4
Gambar : 3.1
Sumber: Arikunto
Keterangan :
R 1 : Kelompok pengajaran dengan menggunakan model kooperatif R 2 : Kelompok pengajaran dengan menggunakan model peer-teaching O1 : Tes awal pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif O3 : Tes awal pembelajaran dengan menggunakan model peer-teaching X1 : perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model kooperatif X2 : perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model peer-teaching O2 : Tes awal pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif O4 : Tes awal pembelajaran dengan menggunakan model peer-teaching
C. Tujuan Oprasional Penelitian
Tujuan oprasional dalam penelitian ini adalah dapat menghasilkan model
pembelajaran yang baik untuk digunakan dalam proses pembelajaran, seperti
model Peer teaching dengan model kooperatif terhadap hasil pembelajaran
akuatik.
D. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK 3 Cimahi. Penelitian ini khususnya
dilaksanakan di kelas X Perhotelan 3 dengan jumlah 20 orang yang terdiri dari 10
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester ke dua tahun pelajaran
2013. Waktu penelitian digambarkan pada tabel dibawah ini.
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
1 Penyusunan Proposal Skripsi
2 Bimbingan profosal skripsi
3 Seminar profosal skripsi
4 surat keputusan judul skripsi
5 BAB I (Pendahuluan)
BAB II Kerangka teoritis,
kerangka berfikir, dan
hipotesis tindakan
7 BAB III (Metologi Tindakan)
8 Observasi
9 BAB IV Pengolahan data
10 BAB V (Kesimpulan dan Saran)
11 Pra sidang skripsi
12 Ujian Sidang
NO
Nama Kegiatan
6
Bulan
E. Fokus penelitian
Dalam penelitian ini difokuskan pada penerapan model kooperatif dan model
F. Alur Penelitian
Untuk memperlancar proses penelitian maka perlu dilakukan langkah-langkah
yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Alur penelitian ini diharapkan bisa menjadi
pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan setiap langkah-langkah penelitian yang
akan diambil agar proses penelitian berjalan sesuai prosedur yang benar dalam rangka
melakukan penelitian untuk mencpai tujuan yang telah ditetapkan, desain penelitian
yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Langkah pertama menentukan populasi yaitu diambil dari siswa SMKN 3
Cimahi yang mengikuti kegiatan pembelajaran renang dengan model
kooperatif dan model peerteaching.
b. Observasi awal
Observasi dilakukan pada saat awal turun ke lapangan. Fokus masalah yang
diteliti atau yang diobservasi dengan cara dicatat dalam catatan observasi
(lampiran-lampiran) dan didokumentasikan seperti Rencana Program Perencanaan (RPP), foto
dan sebagainya (Lampiran-lampiran). Maksud observasi adalah mengidentifikasi
masalah –masalah pembelajaran yang terkait dengan fokus masalah yang diteliti.
Observasi juga dilakukan terhadap interaksi-interaksi akademik yang terjadi sebagai
tindakan yang dilakukan. Interaksi-interaksi yang dimaksud dapat mencakup
interaksi antara siswa dengan materi pembelajaran, interaksi siswa dengan siswa,
interaksi siswa dengan guru.
Berdasarkan masalah-masalah pembelajaran yang teridentifikasi, pada tahap
observasi selanjutnya peneliti membuat suatu perencanaan perbaikan pembelajaran.
Salah satu perencanaan yang dibuat peneliti adalah RPP, sesuai dengan batasan
masalah yang dikaji dalam penelitian ini maka RPP yang dibuat adalah RPP yang
berorientasi pada model pembelajaran Peer teaching dan model pembelajaran
kooperatif.
Berdasarkan hasil observasi tersebut diatas, semua catatan-catatan hasil
observasi awal dalam dokumen-dokumen pembelajaran yang ada dijadikan
landasan untuk membuat suatu rencana tindakan yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah:
1) Perencanaan tindakan membuat RPP yang berorientasi pada model
pembelajaran Peer teaching dan model pembelajaran kooperatif.
2) Perencanaan pelaksanaan RPP yang berorientasi pada model pembelajaran
Peerteaching dan kooperatif.
d. Pelaksanaan Tindakan
Setelah kedua perencanaan pertama dibuat dibuat. Dilakukan tindakan
yaitu:
1) Membuat RPP yang berorientasi pada model Peer-teaching dan model
kooperatif.
2) Melaksanakan RPP dalam proses sebenarnya.
Dalam hal ini peneliti sendiri yang melaksanakan atau bertindak sebagai
guru yang melaksanakan RPP yang telah dibuat. Sementara mitra
penelitian berperan sebagai observer.
Bagan 3.2 Alur penelitian
Analisis Data
Kesimpulan Pengolahan
Data Populasi
Sampel
Kelompok A
Siswa Yang melakukan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif
Kelompok B
Siswa Yang melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran peerteaching
Tes awal Tes awal
G. Data dan Cara Pengambilannya
1. Sumber data:
a. Siswa-siswi kelas XI Perhotelan SMK Negeri 3 Cimahi yang mengikuti
aktifitas pembelajaran akuatik dengan menggunakan model Peer teaching
dan model pembelajaran kooperatif.
b. Guru/peneliti yang mengajar aktivitas akuatik dengan menggunakan
model peer teaching dan model kooperatif.
c. Kolam renang Cempaka yang dijadikan tempat penelitian.
2. Jenis data: data yang dihasilkan merupakan data kuantitatif yang terdiri dari:
a. RPP (Rencana Program Pembelajaran)
b. Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran melalui format
observasi.
c. Catatan lapangan
d. Dokumentasi (photo/camera)
3. Cara pengambilan data:
a. Data hasil belajar didapat dari RPP
b. Data tentang situasi belajar mengajar pada saat pelaksanaannya tindakan
diambil dengan menggunakan catatan lapangan.
c. Data keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari RPP
dan catatan lapangan.
d. Data dokumentasi dilakukan pada proses belajar mengajar belangsung.
H. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, sehingga dibutuhkan alat
ukur yang baik. Instrument merupakan suatu alat yang diperlukan dalam suatu
penelitian. Seperti dikemukakan Sugiyono (2012:202), “instrumen penelitian adalah
suatu alat yang diukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Alat ini
jenis metode instrument yang dapat digunakan pada suatu penelitian, pada penelitian
ini penulis menggunakan instrument dengan metode observasi.
“observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan menggunakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”, (Sukmadinata, 2010:220). Penulis mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan yang berlangsung. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan
yang dilakukan dengan cara tes.
Arikunto dalam Nurhasan dan Cholil (2007:3), Tes adalah merupakan suatu alat
atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Hasil tes tersebut
berupa tes hasil pembelajaran akuatik. Tes ini mengacu pada pada tes secara umum
pada pembelajaran akuatik renang gaya dada.
Sesuai dengan pengertian di atas maka penulis menjadikan metode observasi
sebagai instumen penelitian. Agar didapat hasil tes sesuai yang dibutuhkan dalam
penelitian. Adapun indikator penilaian untuk mendapatkan hasil tes yang diharapkan
TABEL 3.1
Indikator Penilaian dalam Pembelajaran Renang Gaya Dada di SMK Negeri 3 Cimahi
Sumber: Wilhelm Mielke (1990:72)
Nomor Indikator penilaian
1 2 3 4 5 Meluncur 1. Berdiri dipinggir kolam, satu kaki menempel pada dinding kolam
2. badan membungkuk kedepan sejajar dengan permukaan air dan kedua tangan diluruskan mengapit telinga
3. tolakan kaki yang menempel di dinding kuat-kuat, badan akan meluncur ke depan. 4. kedua kaki dan tangan lurus ke depan
5. tubuh lurus dan jaga keseimbangan, posisi badan diatas air (stream line).
Kaki 1. Tekukkan dengkul kaki kedalam
2. Kemudian pantulkan (tendang lurus dengan posisi kedua kaki renggang/ terbuka)
3. Kaki tetap lurus, kemudian rapatkan (pastikan telapak kaki kiri dan kanan agak bersentuhan) 4. Ulangi langkah di atas dengan urutan tekuk, tendang, rapatkan, tekuk, tendang, rapatkan.
tangan 1. Tempelkan kedua telapak tangan(seperti hendak bersalaman) dan luruskan di atas kepala 2. Kemudian tarik lengan ke samping kanan dan kiri, tetapi tidak perlu terlalu ke samping (cukup tarik ke samping selebar bahu dan selebihnya tarik ke bawah
3. Luruskan tangan kembali.
4. Dan ulangi dengan urutan luruskan tangan di atas kepala, gerakkan tangan ke , samping kiri dan kanan
Jumlah keseluruhan
Nilai
julmah
jumlah
TABEL 3.2
Kriteria Pemberian Skor Renang Gaya Dada
NO Jumlah Nilai Klasifikasi
1. 56 – 65 Baik Sekali (BS)
2. 46 – 55 Baik (B)
3. 36 – 45 Sedang (S)
4. 16 – 35 Kurang (K)
5. Dibawah 15 Kurang Sekali (KS)
I. Prosedur Pengolahan Data
Setelah data diperoleh dari hasil tes maka langkah selanjutnya adalah mengolah
dengan rumus-rumus statistika.
Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menghitung rata-rata dan simpang baku
b. Menguji normalitas masing-masing periode tes
c. Menguji homognitas dua varians
d. Mengadakan penguji hipotesis dengan pendekatan uji dua pihak
1. Menghitung Rata-Rata dan Simpangan Baku
a. Mencari nilai rata-rata (X ) dari setiap data dengan rumus:
n X
X
iKeterangan:
X : Nilai rata-rata yang dicari
Xi : Jumlah skor yang didapatb. Menghitung simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan
hasil pengamatan berdistribusi normal atau tidak dan juga untuk menentukan jenis
statistik yang akan digunakan selanjutnya. Uji normalitas yang digunakan pada
penelitian ini adalah uji Liliforst.
Prosedur yang digunakan menurut Sujana (2001) adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan
menggunakan rumus:
Xi – X Z1 =
S
(X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).
b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … Zn Zi. Jika proporsi ini dinyatakan S(Zi), maka:
Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn Zi S (Zi) =
n
d. Menghitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Menginterpretasikan hasil dari penghitungan normalitas pada keputusan
normalitas Liliefors (Shapiro-Wilk) sebagai berikut:
1. Jika L hitung > L tabel, maka instrument berdistribusi normal
2. Jika L hitung < L tabel, maka instrument tidak berdistribusi normal
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetaui apakah data yang didapat dari hasil
pengamatan homogen atau tidak dan juga untuk menentukan jenis statistik yang
digunkan. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji F dengan rumus:
cil Variansike
sar Variansibe F
Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika F-hitung lebih kecil dari F-tabel
distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (α) = 0,05 dan
derajat kebebasan dk = V1 dan V2, nilai V1 = n – 1 dan V2 = n – 2 jadi data setiap butir tes adalah homogen bila F hitung ≤ F tabel
4. Uji Hipotesis
Hipotesis kalimat
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran model kooperatif
dan model peer-teaching terhadap hasil pembelajaran akuatik.
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran model kooperatif dan
model peer-teaching terhadap hasil pembelajaran akuatik.
Hipotesis statistik
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:
S = Simpangan baku
kecil dibandingkan dengan t tabel Untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data pada bab sebelumnya,
maka penulis dapat mengemukakan kesimpulan, yaitu:
1. Melalui model pembelajaran kooperatif terdapat hasil peningkatan yang
signifikan pada pembelajaran renang gaya dada. Melalui model ini
siswa dapat bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang telah
diberikan oleh guru, serta dapat membagi-bagi ilmu dari satu siswa ke
siswa lainnya.
2. Melalui model pembelajaran Peer-teaching, terdapat hasil peningkatan
pembelajaran renang gaya dada. Melalui model ini siswa di tuntut untuk
lebih aktif dan ditekankan harus memiliki wawasan yang lebih luas
dibandingkan teman lainnya.
3. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran
kooperatif dengan model pembelajaran peer-teaching terhadap hasil
belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI PH SMK Negeri 3 Cimahi.
Dalam hal ini perilaku kelompok sampel siswa yang mengikuti
pembelajaran renang dalam kelompok kooperatif ternyata lebih baik dari
kelompok sampel siswa yang mengikuti pembelajaran renang kelompok
peer-teaching. Hal ini terlihat pada perbedaan jenis penilaian teknik gerak yang
ditunjukan masing-masing siswa yang mengikuti pembelajaran renang antara
keompok kooperatif dan kelompok peer-teaching yaitu dalam teknik meluncur,
gerakan kaki gaya dada dan gerakan tangan gaya dada.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dan kesimpulan yang didapat
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah dalam
mengembangkan model pembelajaran.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru di SMK Negeri 3
Cimahi dalam mengembangkan model pembelajaran dalam proses
pembelajaran Penjas, khususnya pada proses pembelajaran renang.
3. Kepada para peneliti berikutnya, agar dapat mengembangkan penelitian lebih
lanjut tentang perbandingan antara model pembelajaran kooperatif dengan
model pembelajaran peer-teaching terhadap hasil belajar renang gaya dada
pada siswa kelas XI PH SMK Negeri 3 Cimahi. Selain itu penelitian yang
akan datang dapat lebih luas melaksanakan penelitiannya dan dapat
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B. dan Darajat, J. (2010). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan
Praktik, Rineka Cipta, Jakarta
Badruzaman. (2007). Teori Renang 1. Bandung : FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Hamzah B. Uno. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
Juliantine T, dkk. (2012). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Lie Anita. (2008). Memperaktikan Cooperatif Learning di ruang-ruang
kelas, PT Grasindo, Jakarta.
Lutan. (1998). Belajar Keterampilan Motorik: pengantar materi dan
metode. Jakarta. Depdikbud.
Lutan. (2001) : Strategi Pendidikan Pembelajaran Jasmani dan
Kesehatan, Pusat Penerbit Universitas Tebuka
Mahendra dan Sucipto. (2008) : Pendidikan Jasmani SMA/SMK Bahan
Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi guru (PLPG), UPI
Mansyur dan Muslich. (2009), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi
dan konseptual, Jakarta: PT. Bumi Aksara
Metzer,M.W. (2000). Instructional Models for Physical Education. America: Allyn & Bacon
Mielke W. (1990) Renang Membahas teknik, Sarana dan Fasilitasnya. Effhar Offset Semarang.
Mulyasa. (2007) kurikulum tingkat satuan pendidikan, Bandung :PT remaja Rosdakarya.
Nugraha E, dkk. (2010). Didaktik, Metodik Pengajaran Renang. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Slameto. (1991). Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta Jakarta.
Slavin Robert E. (2005). Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik. Nusa Media Bandung.
Smk Negeri 3 Cimahi. (2008). KTSP Kompetensi Keahlian Akomodasi
Perhotelan. Cimahi
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta Bandung.
Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan. Depedikbud Dirjen Dikti proyek pembinaan tenaga
kependidikan
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya
Sumber lain:
Fitriyanto. (2013). Hakikat dan manfaat olahraga menurut islam. [online]. Dalam http://gilangilhamfitriyanto.blogspot.com/2013/04/hakikat-dan-manfaat-olahraga-menurut.html [Agustus 25, 2013]
http://eprints.uny.ac.id/7901/3/BAB%202%20-%2006601244204.pdf
http://garasikeabadian.blogspot.com/2013/03/pengertian-kompetensi-dalam skl-dn-sk.html