• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM UPACARA ADAT SEREN TAUN : Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM UPACARA ADAT SEREN TAUN : Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Pola Pewarisan Nilai-Nilai Sosial dan Budaya Dalam Upacara

Adat Seren Taun

(Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sosiologi

Oleh

Laela Nur Adhima Shafa

1001285

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LAELA NUR ADHIMA SHAFA

1001285

POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM

UPACARA ADAT SEREN TAUN

(Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Yadi Ruyadi, M.Si

NIP. 196205161989031002

Pembimbing II

Hj. Siti Komariah, M.Si.,Ph.D

NIP. 196804031991032002

Mengetahui

Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi

Hj. Siti Komariah, M.Si.,Ph.D

(3)

Skripsi ini telah diuji pada :

Hari, Tanggal : Jumat, 3 Oktober 2014

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia Ujian Terdiri dari :

1. Ketua

Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si

NIP. 197008141994021001

2. Sekertaris

Hj. Siti Komariah, M.Si.,Ph.D

NIP. 196804031991032002

3. Penguji 3.1

Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si

NIP. 196203161988031003

3.2

Hj. Siti Nurbayani K, S.Pd.,M.Si

NIP. 197007111994032002

3.3

Mirna Nur Alia A, S.Sos., M.Si

(4)

POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM

UPACARA ADAT SEREN TAUN

(Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan)

Oleh

LAELA NUR ADHIMA SHAFA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu PengetahuanSosial

© LAELA NUR ADHIMA SHAFA 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak

(5)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM UPACARA ADAT SEREN TAUN

(Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan)

ABSTRAK

Abstract: Inheritance Patterns of Values of Social and Culture In Ceremony of Seren Taun. In the globalization era that still growing, enabling the proliferation values of new social and cultures to growing slowly and will shift the existing values that maintained a long time ago. In this case, the indigenous people and ordinary people who are lived in the environment that has a unique culture which is traditional Ceremonycalled Seren Taun in District Cigugur Kuningan should be able to continue to pass on social and culturevalues that already exists and continues this to still grow. This study uses a case study with a qualitative approach and data obtained from observation, interviews, document study, field notes and literature studies were analyzed by data reduction, data analysis, and conclusions. The results of the study showed that the social and cultural values in Seren Taun ceremonial are have a religious values, mutual cooperation value, and have the value of togetherness; each implementation is more festive and increasing public enthusiasm; processes or stages of Seren Taun ceremonial takes place according to the existing rules; inheritance process conducted by the indigenous people and the society people to learn this culture to a children, especially.

Keywords: Inheritance, Social and CultureValues, Seren Taun, Society People of Cigugur

Abstrak: Pola Pewarisan Nilai-Nilai Sosial dan Budaya Dalam Upacara Adat Seren Taun. Perkembangan zaman yang terus berkembang di era globalisasi saat ini memungkinkan pada maraknya nilai-nilai sosial dan budaya baru yang tumbuh secara perlahan akan menggeser nilai-nilai yang sudah ada dan terpelihara sejak dahulu. Dalam hal ini masyarakat adat, dan masyarakat biasa yang berada di lingkungan yang memiliki kebudayaan unik yakni tradisi Upacara Adat Seren Taun di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan seharusnya dapat terus mewariskan nilai-nilai sosial dan budaya yang sudah ada dan terus berkembang. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif dan data diperoleh dari observasi, wawancara, studi dokumentasi, catatan lapangan dan studi literatur yang dianalisis dengan cara reduksi data, analisis data, dan kesimpulan. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa nilai-nilai sosial dan budaya upacara adat seren taun adalah nilai religi, nilai gotong royong, dan nilai kebersamaan; perkembangan semakin meriah tiap pelaksanaannya dan antusiasme masyarakat yang semakin meningkat; proses atau tahapan upacara adat seren taun berlangsung sesuai dengan kebiasaan dan aturan yang berlaku ; proses pewarisan dilakukan oleh warga adat dan masyarakat khususnya kepada anak-anak.

(6)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

(7)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... ...

B. Identifikasi Masalah Penelitian... .

a. Pengertian Kebudayaan ...

b. Wujud Kebudayaan ...

c. Unsur Kebudayaan ...

d. Hakikat Kebudayaan ...

C. Kajian Tentang Pewarisan………...

D. Kajian Tentang Sosialisasi

a. Pengertian Sosialisasi ...

(8)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Macam-Macam Sosialisasi ...

d. Media Sosialisasi...

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah dan Letak administrasi Kabupaten Kuningan

1.1Sejarah Kabupaten Kuningan...

1.2Letak Administrasi Kabupaten Kuningan...

2. Sejarah dan Letak Administrasi Kecamatan Cigugur

2.1Sejarah Kecamatan Cigugur ...

2.2Letak dan Administrasi Kecamatan Cigugur ...

B.Deskripsi Hasil Penelitian

1. Nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam Upacara

Adat Seren Taun...

2. Perkembangan Upacara Adat Seren Taun...

3. Proses pelaksanaan Upacara Adat Seren Taun...

4. Proses pewarisan nilai sosial dan budaya dalam Upacara Adat

Seren Taun...

C.Pembahasan Hasil Penelitian

1. Nilai gotongroyong dan rasa bersyukur masyarakat merupakan

nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam Upacara Adat

Seren Taun...

2. Perkembangan yang semakin meningkat dan maju dalam setiap

(9)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelaksanaan upacara adat Seren Taun setiap tahunnya...

3. Proses pelaksanaan Upacara Adat Seren Taun...

4. Proses pewarisan nilai sosial dan budaya dalam Upacara Adat

Seren Taun... 86

88

91

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Umum ...

B. Kesimpulan Khusus ...

C. Saran... 94

94

95

DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN INSTRUMEN PENELITIAN ...

LAMPIRAN FOTO ...

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN ...

LAMPIRAN SURAT PENELITIAN ... 97

99

133

145

(10)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Penduduk dan Informasi Demografi...56

Tabel 4.2 Seni dan Budaya di wilayah Kabupaten Kuningan ... 57

Tabel 4.3 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kecamatan Cigugur...61

Tabel 4.4 Jarak Tempuh Kecamatan Cigugur...62

Tabel 4.5 Luas Wilayah Kelurahan dan Desa dalam Wilayah Kecamatan Cigugur...62

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Cigugur, Tahun 2014...63

Tabel 4.7 Jumlah Penduduk berdasarkan Rumah Tangga...63

Tabel 4.8 Nama Kepala Desa dan Kelurahan Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Tahun 2014...64

Tabel 4.9 Jumlah RT, RW, Dusun di Desa/Kelurahan Kecamatan Cigugur Tahun 2014...64

Tabel 4.10 Nilai – Nilai Sosial dan Budaya dalam Upacara Adat Seren Taun...67

Tabel 4.11 Perkembangan Upacara Adat Seren Taun...71

Tabel 4.12 Tahapan Upacara Adat Seren Taun...75

(11)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Kuningan ...54

Gambar 4.2 Peta Wilayah Kecamatan Kuningan... 60

Gambar 4.3 Bagan Proses Pewarisan Nilai-Nilai Sosial dan Budaya dalam Seren

(12)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu

dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan

pikiran, naluri, perasaan, keinginan manusia memberi reaksi dan melakukan

interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan

yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Masyarakat berasal dari

sejumlah individu yang berdiam di suatu tempat tertentu dengan sistem nilai

(value system) tertentu pula, mengatur pola-pola interaksi antar anggota

masyarakat. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Koentjaraningrat (2009,

hlm. 118) yang menyatakan bahwa “masyarakat adalah kesatuan hidup manusia

yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu

dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.”

Istilah masyarakat seringkali dikaitkan dengan konsep budaya, meskipun

sesungguhnya keduanya memiliki perbedaan yang jelas. Berkenaan dengan

keterkaitan antara konsep masyarakat dengan konsep budaya Dayakisni Tri (2008,

hlm. 9) menyatakan bahwa :

Masyarakat adalah sebuah institusi sosial yang memiliki karakteristik struktur sosial yang jelas, tersusun atas anggota-anggota, diorganisir oleh administrator (pemerintahan), dan diatur oleh sekelompok peraturan atau sistem tertentu. Dalam suatu masyarakat, mereka menampilkan suatu gaya hidup tertentu yang kemudian dipahami sebagai budaya. Oleh karena itu, term masyarakat dianggap sangat dekat dengan term budaya.

Perkembangan budaya Indonesia mengalami kenaikan bahkan penurunan.

Indonesia memiliki banyak peninggalan budaya dari nenek moyang kita

terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk Indonesia

sendiri, akan tetapi akhir-akhir ini budaya Indonesia mengalami kemunduran

sosialisasi dari generasi sebelumnya kepada generasi yang akan datang. Kini telah

banyak yang melupakan budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa

(13)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknnya kehidupan asing yang masuk

ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern.

Namun akhir-akhir ini Indonesia semakin gencar membudidayakan sebagian

budaya Indonesia. Terbukti bahwa, masyarakat luar lebih mengenal budaya

Indonesia dibandingkan masyarakat Indonesia. Ini terjadi karena adanya proses

perubahan social, seperti akulturasi dan asimilasi. Akulturasi adalah proses

masuknya kebudayaan baru yang secara lambat laun dapat diterima dan diolah

dengan kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan kebudayaan yang ada.

Asimilasi adalah proses masuknya kebudayaan baru yang berbeda setelah mereka

bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan itu

masing- masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.

Dalam era globalisasi ini informasi dan teknologi dengan mudahnya masuk

kedalam masyarakat Indonesia yang sarat dengan berbagai budaya. Globalisasi

dapat memberikan dampak kemajuan dan modernisasi, namun banyak diantaranya

juga memberikan dampak yang negatif bagi negara. Dengan mudahnya kita

melupakan tradisi dan lebih merasa bangga dengan meniru budaya asing.

Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian

orang menafsirkan sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia

sebagaimana layaknya perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan

bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup,

orientasi dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh

Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan “koneksi global ekonomi,

sosial, budaya, dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh

penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran”.

Dalam masyarakat sudah barang tentu norma-norma dan nilai kehidupan itu

dipelajari melalui jalan pendidikan baik secara formal maupun non formal. Di

samping itu pendidikan juga suatu bentuk sarana sosialisasi bagi warga

masyarakat Indonesia, untuk mempelajari berbagai wawasan budaya bangsa

diperlukan inventarisasi dan perekaman (dokumentasi) berbagai budaya bangsa

seperti upacara tradisional yang tersebar di daerah-daerah serta di dukung oleh

(14)

upacara-Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

upacara adat di daerah itu tidak hanya dimaksudkan sebagai pembakuan urutan

dan isi upacara yang dilakukan oleh anggota masyarakat pendukung kebudayaan

bersangkutan, akan tetapi dapat pula digunakan untuk menyebarkan informasi

kepada masyarakat di luar suku bangsa yang bersangkutan (dalam bentuk

publikasi) berbagai model-model upacara dengan segala pengertian dan

pemahaman atas nilai-nilai serta gagasan vital yang terkandung di dalamnya.

Budaya daerah memegang peranan penting bagi kelangsungan kebudayaan

nasional. Oleh karena itu budaya daerah sudah seharusnya dipelihara dan dijaga

agar tetap eksis dan terus dipelihara sepanjang waktu oleh masyarakat di

Indonesia. Dengan mengangkat budaya daerah dan mempelajari secara mendalam,

maka kebudayaan daerah tersebut dapat dikenali dan diteruskan kepada generasi

berikutnya sehingga dapat menerapkan nilai-nilai sosial dan budaya yang

terkandung dalam setiap aspek kehidupan.

Salah satu kebudayan tradisional yang terdapat di Indonesia adalah Upacara

Seren Taun yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Cigugur Kabupaten

Kuningan, dimana upacara ini adalah ungkapan rasa syukur dan do’a masyarakat

Sunda atas suka duka yang mereka alami terutama di bidang pertanian selama

setahun yang telah berlalu dan tahun yang akan datang. Dilihat dari segi

kebudayaan, upacara seren taun dapat memberikan banyak manfaat bagi

masyarakat Cigugur, selain dari aspek sosial, budaya, juga ekonomi, tradisi ini

dapat menguntungkan dari segi ekonomis, yakni dengan banyaknya wisatawan

asing dan lokal yang datang mengunjungi upacara tersebut.

Penelitian terdahulu telah dilakukam oleh saudara Pera Deniawati berupa

skripsi yang berjudul “Pluralisme Dalam Bingkai Budaya Lokal Untuk

Meningkatkan Kerukunan Antar Umat Beragama (Studi Kasus di Kelurahan

Cigugur Kabupaten Kuningan)” dimana dalam penelitian yang dilakukannya dilaksanakan di tempat yang sama yaitu di Cigugur Kabupaten Kuningan, dan

terdapat hal yang sama-sama terkait dengan Upacara Adat Seren Taun. Hasil

penelitiannya menyebutkan bahwa pluralisme dalam bingkai budaya lokal secara

umum mampu meningkatkan kerukunan antarumat beragama di Kelurahan

(15)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam upacara seren taun sebagai salah satu bentuk budaya lokal, telah

mewujudkan pluralisme di Kelurahan Cigugur sehingga mampu meningkatkan

kerukunan antar umat beragama.

Namun pada dasarnya banyak masyarakat yang kurang mengetahui

nilai-nilai sosial yang diambil dari berbagai rangkaian yang dilakukan oleh tiap

kegiatan yang dilakukan. Sebagai sebuah kepercayaan yang berkembang di

masyarakat kala itu, norma dibentuk untuk membatasi tingkah laku manusia untuk

berbuat positif dan menjauhi segala hal yang merugikan masing-masing individu.

Mungkin karena saat ini sudah tidak bisa kita lihat antara kepercayaan dan tradisi,

masyarakat mulai meninggalkan tradisi yang dianggap kuno dan sekedar

mematuhi norma-norma di lingkungannya saja tanpa memahami nilai sosialnya.

Begitu halnya dengan upacara adat seren taun mengalami pasang surut seperti

diberitakan Harian Kompas pada tanggal 30 Juli 1989, yang memuat berita

tentang Seren Taun dengan judul : Gugurnya Seren Taun di Cigugur – Antara

Birokrasi dan Sadar Wisata. Tulisan yang dibuat wartawan senior Kompas, Rikard

Bagun ini sebagai respon atas pembekuan pagelaran Upacara Seren Taun sejak

tahun 1982. Selama 17 tahun acara ini dibekukan dan baru digelar kembali tahun

1999.

Jika terus seperti ini bukan tidak mungkin kita akan kehilangan kebudayaan

dan tradisi masyarakat yang telah dilakukan setiap tahunnya. Tradisi yang telah

lama melekat pada kepercayaan ini bisa saja punah kelak. Generasi muda yang

kini berfikir realistis dan tidak percaya kepada hal-hal yang mistis dan lebih

senang gaya hidup modern. Akan lebih baik jika kita memahami segala budaya

yang diwariskan nenek moyang kita, agar dapat menyaring kebudayaan asing

yang semakin menjarah prilaku kita. Kita bisa mengadopsi budaya dari luar

negeri, namun hendaknya yang sesuai dengan karakteristik budaya bangsa kita.

Karena dengan dasar budaya Indonesia yang luhur dan bernilai tinggi kita bisa

menjadi bangsa yang modern namun santun dan berbudaya. Hal ini tentunya

masih berpegang teguh kepada kepercayaan yang kita anut.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik mengangkat judul :

(16)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UPACARA ADAT SEREN TAUN” : (Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan

Cigugur Kabupaten Kuningan)

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah yang ditemui dalam proses pewarisan nilai-nilai sosial budaya

yang terjadi di masyarakat Cigugur dalam Upacara Adat Seren Taun sebagai

berikut :

1. Pasang surut yang pernah terjadi dalam upacara adat seren taun pada tanggal

30 Juli 1989, harian Kompas memuat berita tentang Seren Taun dengan

judul : Gugurnya Seren Taun di Cigugur – Antara Birokrasi dan Sadar

Wisata. Tulisan yang dibuat wartawan senior Kompas, Rikard Bagun ini

sebagai respon atas pembekuan pagelaran Upacara Seren Taun sejak tahun

1982. Hal tersebut harus dihindari karena pada zaman sekarang yang mulai

dimasuki oleh era globalisasi yang semakin maju.

2. Budaya daerah memegang peranan penting bagi kelangsungan kebudayaan

nasional. Oleh karena itu budaya daerah sudah seharusnya dipelihara dan

dijaga agar tetap eksis dan terus berjalan sepanjang waktu pada masyarakat

di Indonesia. Dengan mengangkat budaya daerah dan mempelajari secara

mendalam, maka kebudayaan daerah tersebut dapat dikenali dan diteruskan

kepada generasi berikutnya serta dapat menerapkan nilai-nilai sosial dan

budaya yang terkandung dalam setiap aspek kehidupan.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Dari identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan yang akan dibahas sebagai kajian dalam skripsi ini. Permasalahan

pokok dalam penelitian ini adalah “Bagaimana mewariskan nilai-nilai sosial

budaya dalam Upacara Adat Seren Taun di Kecamatan Cigugur Kabupaten

Kuningan kepada generasi-generasi selanjutnya?”. Untuk membatasi ruang

lingkup penelitian maka peneliti terfokus membuat rumusan masalah dalam

(17)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Nilai-nilai sosial dan budaya apa saja yang terkandung dalam Upacara Adat

Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan?

2. Bagaimana perkembangan Upacara Adat Seren Taun di Cigugur Kabupaten

Kuningan ?

3. Bagaimana proses pelaksanaan Upacara Adat Seren Taun di Cigugur

Kabupaten Kuningan ?

4. Bagaimana proses pewarisan nilai budaya dalam Upacara Adat Seren Taun

di Cigugur Kabupaten Kuningan kepada generasi selanjutnya ?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan kepada rumusan masalah yang ditemukan di atas maka tujuan

dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui dan memperoleh gambaran

secara menyeluruh bagaimana proses penanaman nilai-nilai sosial dan budaya

yang terkandung Upacara Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan sehingga

dapat diteruskan kepada generasi berikutnya, serta mendukung kemungkinan

kemanfaatan upacara tradisional seren taun dalam rangka mewariskan nilai-nilai

sosial budaya anggota masyarakat Cigugur pada umumnya.

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan tujuan penelitian secara umum di atas penelitian ini

mempunyai tujuan khusus yaitu sebagai berikut :

a) Mengetahui nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung Upacara Adat

Seren Taun.

b) Mengetahui perkembangan yang terjadi setiap tahunnya dalam

memelihara dan mempertahankan Upacara Adat Seren Taun.

c) Menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan pada setiap proses

pelaksanaan Upacara Adat Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan.

d) Menjelaskan proses pewarisan nilai-nilai sosial dan budaya yang

(18)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis pada penelitian adalah sebagai suatu cara untuk menambah

wawasan dan memperkaya pengetahuan mengenai nilai-nilai sosial dan budaya

yang ada dalam upacara adat Seren Taun di Cigugur baik bagi peneliti atau

berbagai pihak yang berkepentingan secara langsung maupun tidak langsung.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian pada dasarnya dapat diperoleh setelah melalui

kegiatan penelitian, penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut :

a. Memberikan gambaran mengenai Upacara Adat Seren Taun di Cigugur

Kabupaten Kuningan.

b. Memberikan informasi maupun sumbangan pemikiran bagi pihak lain

untuk mengkaji lebih lanjut mengenai Upacara Adat Seren Taun di

Cigugur Kabupaten Kuningan.

c. Penelitian diharapkan dapat mendokumentasikan adat seren taun di

Cigugur yang semakin tergeser oleh kebudayaan modern.

d. Peneliti diharapkan dapat mengetahui bagaimana pola pewarisan nilai

sosial dan budaya yang terkandung dalam upacara adat seren taun.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Agar penulisan skripsi ini tersusun secara sistematis, maka penulisan skripsi

ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, pada bab ini, penulisan berusaha untuk memaparkan

dan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian yang menjadi alasan penulis

untuk melakukan penelitian dan penulisan skripsi, identifikasi masalah penelitian,

rumusan masalah yang menjadi beberapa permasalahan penelitian di lapangan,

guna memfokuskan kajian penelitian sesuai dengan permasalahan utama, tujuan

penelitian dari penelitian yang dilakukan, serta manfaat penelitian, struktur

organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini akan dijabarkan mengenai literatur yang

(19)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dikaji. Pada bagian bab kedua, berisi mengenai suatu pengarahan dan

penjelasan mengenai topik permasalahan yang penulis teliti dengan mengacu pada

suatu tinjauan pustaka melalui suatu metode studi kepustakaan, sehingga penulis

mengharapkan tinjauan pustaka ini bisa menjadi bahan acuan dalam penelitian

yang penulis lakukan serta dapat memperjelas isi pembahasan yang kami uraikan

berdasarkan data-data temuan di lapangan.

Bab III Metode Penelitian, pada bab ini dijelaskan mengenai

langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan terkait dengan penulisan skripsi ini.

Dimana dalam metode penelitian ini mencakup lokasi, subjek, instrumen, hingga

teknik pengumpulan data. Semua prosedur serta tahapan-tahapan penelitian mulai

dari persiapan hingga penelitian berakhir harus diuraikan secara rinci dalam bab

ini. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan dan analisis data

yang diperoleh.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini dipaparkan

mengenai pembahasan dari hasil penelitian yang telah diteliti oleh peneliti. Di

dalamnya berisi keterangan-keterangan dari data-data temuan di lapangan.

Data-data temuan tersebut penulis paparkan secara deskriptif untuk memperjelas

maksud yang terkandung dalam data-data temuan tersebut, khususnya baik bagi

penulis, dan umumnya bagi pembaca.

BAB V Simpulan dan Saran, bab terakhir ini berisi suatu kesimpulan dari

pembahasan pada bab sebelumnya dan hasil analisis yang penulis lakukan

merupakan kesimpulan secara menyeluruh yang menggambarkan bagaimana

pewarisan nilai-nilai sosial dan budaya yang ada dalam Upacara Adat Seren Taun

di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan berdasarkan rumusan masalah yang

(20)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode dan Desain Penelitian

Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kasus dengan

pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2010 hlm.6) :

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi tindakan, secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Berdasarkan pendapat di atas, penelitian kualitatif adalah penelitian yang

lebih memperhatikan fenomena yang terjadi. Atas dasar itulah peneliti memilih

pendekatan ini, karena peneliti dapat mengetahui permasalahan di dalam

lingkungan dan diuraikan secara deskriptif hasil penelitian yang akan dicapai

disertai dengan data-data yang memperkuat temuan yang ada.

Tujuan dari penelitian kualitatif ini untuk memahami fenomena-fenomena

sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Dimana partisipan adalah orang-orang

yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat,

pemikiran, dan persepsinya. Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti memasuki

situasi sosial tertentu. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai

dilakukan secara purposife, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.

Moleong (2007: 7) menguraikan penelitian kualitatif dimanfaatkan untuk

keperluan:

1. Pada penelitian awal dimana subjek penelitian tidak didefinisikan secara baik dan kurang dipahami;

2. Pada upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian motivasional;

3. Memahami isu-isu rumit sesuatu proses; 4. Untuk memahami isu-isu yang sensitife; 5. Untuk keperluan evaluasi;

6. Meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti melalui penelitian kuantitatif;

(21)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Lebih dapat memahami setiap fenomena yang sampai sekarang belum banyak diketahui;

9. Meneliti sesuatu secara mendalam;

10. Dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meneliti sesuatu dari segi prosesnya.

Dari yang dikemukakan oleh Moleong di atas dapat disimpulkan bahwa

dalam penelitian kualitatif ini dimaksudkan untuk mencari, memperoleh, dan

mengolah data dari suatu permasalahan yang belum banyak diketahui oleh

masyarakat secara umum.

Peneliti juga menggunakan metode studi kasus, dimana metode studi kasus

menurut Dedi Mulyana (2006: hlm.204) menyangkut telaah atas seseorang,

kelompok atau suatu lembaga secara cermat dan intensif. Kasus di sini juga

berarti jamak, dalam pengertian studi yang dilakukan menggunakan atau

dilengkapi dengan kasus-kasus. Kasus-kasus pelengkap ini biasanya dihasilkan

berdasarkan wawancara mendalam dan dilengkapi dengan observasi.

B.Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Kecamatan Cigugur

Kabupaten Kuningan Jawa Barat, dimana penentuan lokasi dilakukan secara

sengaja. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu :

1. lokasi tersebut sesuai dengan topik penelitian sebab lokasi tersebut

merupakan komunitas yang melakukan upacara tradisional seren taun,

2. memiliki keunikan dalam realitas sosial dimana lokasi tersebut memiliki

tantangan dalam pertahanan kultur budayanya seiring dengan banyaknya

wisatawan berkunjung.

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong 2000,

hlm. 97). Dalam penelitian ini terdapat informan kunci. Informan kunci yaitu

orang-orang yang sangat memahami permasalahan yang diteliti. Adapun yang

dimaksud sebagai informan kunci dalam penelitian ini adalah Ketua Adat, Pelaku

(22)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah sebagian masyarakat desa

Cigugur dan tokoh-tokoh adat yang berada di lokasi. Peneliti membagi subyek

tersebut dikarenakan tokoh tersebut dapat mewakili masyarakat luas dan lebih

bervariasi dalam mengumpulkan data sehingga mendapatkan data yang valid.

Guna memudahkan analisis dan memperhatikan keterbatasan waktu, tenaga dan

dana yang tersedia.

C.Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, penulis mengambil Judul “Pola Pewarisan Nilai-Nilai Sosial dan Budaya dalam Upacara Adat Seren Taun di Masyarakat (Studi Kasus

Pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan)”. Untuk

mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang judul penelitian ini, maka penulis

akan menerangkan maksud dari judul penelitian tersebut dengan menguraikan

beberapa istilah yang dianggap perlu.

1. Pola Pewarisan

Pola adalah corak hubungan yang tetap atau ajeg dalam interaksi sosial yang

dijadikan model bagi semua anggota masyarakat atau kelompok. Pewarisan

adalah peristiwa dimana sifat suatu kelas diturunkan kepada kelas yang lain.

Pola pewarisan adalah hubungan yang tetap dalam interaksi sosial yang

diturunkan dari suatu kelas kepada kelas yang lain dalam suatu kelompok.

2. Nilai – Nilai Sosial dan Budaya

Nilai-nilai sosial dan budaya adalah kumpulan sikap perasaan ataupun

anggapan terhadap sesuatu hal tentang baik buruk, benar salah, patut tidak patut,

hina mulia, maupun penting tidak penting dalam suatu kelompok masyarakat atas

semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat.

3. Upacara Adat

Upacara adat merupakan kelakuan simbolis manusia yang mengharapkan

keselamatan dan merupakan rangkaian tindakan yang diatur oleh adat yang

berlaku dan berhubungan dengan berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya

terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan.

(23)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu tradisi yang dimiliki oleh masyarakat agraris Sunda sebagai

ungkapan rasa syukur pada pemberian Tuhan yang melimpah melalui tanah yang

subur dan hasil yang melimpah.

5. Masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan orang yang memiliki hukum adat,

norma-norma dan berbagai peraturan yang siap untuk ditaati.

D.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan

terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian

baik secara akademik maupun logikanya (Sugiono, 2009: hlm.305).

Peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus

penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,

menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan

atas temuannya (Sugiono, 2009: hlm.306).

Peneliti sebagai instrumen atau alat peneliti karena mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian;

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus ;

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia;

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita;

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika;

(24)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan (Sugiono 2009, hlm. 308).

E. Prosedur Penelitian

Secara umum prosedur yang peneliti tempuh dalam penelitian ini terdiri dari

tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi masalah-masalah yang akan diteliti untuk dijadikan

sebagai usulan penelitian sementara, karena penelitian dapat berubah

sewaktu-waktu sesuai dengan keadaan di lapangan sebagaimana penelitian

kualitatif pada umumnya.

b. Menentukan lokasi penelitian dengan cara mencari informasi dari pihak

setempat di Kabupaten Kuningan.

c. Mengurus perizinan dari pihak kampus UPI (Jurusan, Fakultas ke Pembantu

Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan melalui direktur Akademik)

d. Menyiapkan atau menyusun instrumen penelitian yang berupa pedoman

wawancara sebagai alat bantu peneliti untuk mendapatkan informasi dan

data yang dibutuhkan.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap pra penelitian selesai dilakukan, peneliti mulai ke lapangan

untuk melakukan penelitian dengan berpedoman pada instrument yang sudah

ditentukan sebelumnya. Setelah dilakukan wawancara dan observasi lapangan dari

dokumen dan studi literatur maka data dan informasi yang telah diterima

kemudian disusun dan dideskripsikan dalam bentuk catatan yang kemudian

dianalisis.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Setelah melakukan penelitian secara langsung ke lapangan maka diperoleh

data-data dari hasil penelitian. Data-data yang diperoleh tersebut kemudian diolah

(25)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

a. Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian dibutuhkan data yang relevan dengan tujuan

penelitian, oleh karena itu dibutuhkan teknik pengumpulan data yang tepat.

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Nasution (1998) menyatakan bahwa :

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan alat berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan electron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Observasi ini menggunakan teknik pengamatan langsung yang dilakukan

oleh observer untuk melihat jalannya upacara seren taun yang dilaksanakan pada

waktu yang sudah ditentukan. Observasi ini digunakan karena peneliti

memusatkan pada bagaimana proses terjadinya upacara seren taun tersebut.

2. Wawancara

Endang, Danial (2009) merumuskan bahwa :

Wawancara adalah teknik mengumpul data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh. Wawancara atau interview dilakukan dimana saja selama dialog ini dapat dilakukan, misalnya sambil berjalan, duduk santai di suatu tempat, di lapangan, di kantor, di kebun, atau dimana saja.

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan

berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada peneliti.

Hal ini dilakukan untuk memperjelas dan memperkuat data yang telah ada dan

mengungkapkan hal-hal yang belum dilakukan, pada saat wawancara digunakan

daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Wawancara dilakukan melalui

proses tanya jawab lisan secara langsung kepada berbagai pihak.

Berikut ini merupakan langkah-langkah wawancara, yaitu;

(26)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan perbincangan;

(3) Mengawali atau membuka alur wawancara; (4) Melangsungkan alur wawancara;

(5) Mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya; (6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan;

(7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh (Sugiono,2009: hlm.322).

Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data dari hasil wawancara. Data yang

diperoleh pada umumnnya adalah data kualitatif, sehingga teknik analis data yang

digunakan belum adanya pola yang jelas.

3. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif. Dokumen diperlukan untuk mengungkap peristiwa sosial

yang pernah terjadi pada masa lampau, berdasarkan data yang dibutuhkan dalam

menganalisis peristiwa sosial. Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber

data penelitian kualitatif, banyak hal sebagai dokumen sumber data dapat

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan dan untuk meramalkan sebagaimana

dijelaskan Moleong, (2010. hlm.161) bahwa “...dokumen sebagai sumber data

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan dan untuk meramalkan”. Ditambahkan oleh pendapat lain Arikunto (2010. hlm.274) menjelaskan bahwa “...metode

dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati”.

4. Catatan Lapangan atau Fieldnote

Catatan lapangan atau fieldnote digunakan untuk mendapatkan data yang

penting berkaitan dengan penelitian. Catatan tersebut sangat diperlukan untuk

mereduksi data dari lapangan dalam pengolahan dan analisis data. Maksud

peneliti menggunakan fieldnote ini adalah untuk mencatat hasil wawancara dan

(27)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti di lapangan dan juga catatan tentang tafsiran peneliti terhadap informasi

yang diberikan oleh informan.

5. Studi Literatur

Studi literatur adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mempelajari buku-buku sumber untuk mendapatkan data dan informasi teoritis,

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini memperkuat landasan

peneliti juga melengkapi hasil penelitian yang peneliti lakukan.

Peneliti berusaha mencari data berupa teori-teori, pengertian-pengertian dan

uraian-uraian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai landasan teoritis,

khususnya mengenai masalah-masalah yang sejalan dengan peniliti ini agar dapat

dijadikan kerangka pemikiran juga dijadikan landasan didalam penelitian ini.

Dengan demikian, studi literatur digunakan untuk mempermudah pengolahan data

karena bersumber dan berpegang kepada teori-teori yang ada dan berlandaskan

pada sumber-sumber buku yang relevan.

b. Teknik Analisis Data

Dalam hal ini Nasution (1988) menyatakan :

“Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,

sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya

sampai jika mungkin, teori yang “grounded”. Namun dalam penelitian kualitatif analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan

bersamaan dengan pengumpulan data.”

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum

memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap

tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012: 334), mengemukakan bahwa

The most serious and control difficulty in the use of qualitative data is the

(28)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

analisis data kualitatif adalah karena, metode analisis belum dirumuskan dengan

baik.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan bahan-bahan lain, sehingga

dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Dalam hal ini Nasution dalam Sugiyono (2012: 336) menyatakan analisis telah

dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan,

dan langsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Aktifitas dalam analisis data

meliputi data reduction, data display, dan conclusion drawing/verivication.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya banyak, maka perlu dicatat

secara teliti dan rinci. Karena semakin lama peneliti di lapangan, maka jumlah

data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Oleh karena itu, perlu dilakukan

analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilh

hal-hal yang pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan

polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Dengan mendisplaykan data, maka peneliti akan lebih mudah untuk memahami

apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami

peneliti. Semua informasi yang telah terkumpul disusun secara sistematis dan

jelas.

3. Conclusion Drawing/Verivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan

dan verivikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan

akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan

(29)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

(30)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab V ini peneliti akan menarik beberapa kesimpulan yang terdiri dari

kesimpulan umum dan kesimpulan khusus. Kesimpulan tersebut diperoleh/ditarik

dari hasil penelitian dan observasi dalam menjawab pertanyaan penelitian.

Adapun kesimpulan tersebut, sebagai berikut :

A.Kesimpulan Umum

Berdasarkan pembahasan yang telah peneliti lakukan dapat ditarik

kesimpulan bahwa nilai-nilai sosial dan budaya yakni nilai religius, nilai gotong

royong, dan nilai kebersamaan yang sangat menonjol secara umum mampu

meningkatkan kerukunan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat

di Cigugur. Kebiasaan menerapkan nilai-nilai sosial budaya menciptakaan

pewarisan kepada generasi-generasi penerusnya dapat berjalan secara otomatis

dan terorganisir secara sendirinya, masyarakat pada akhirnya akan hidup

berdampingan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.

B.Kesimpulan Khusus

Adapun kesimpulan khusus yang dapat peneliti rumuskan dari hasil

penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut :

1. Nilai-nilai sosial dan budaya yang terdapat dalam upacara adat seren taun

adalah nilai religi, nilai gotong royong, dan nilai kebersamaan yang menjadi

suatu pedoman hidup bermasyarakat dalam kehidupan sehari-hari baik bagi

masyarakat adat maupun masyarakat Cigugur pada umumnya. Nilai-nilai

tersebut yang pada akhirnya dapat menjadi sebuah patokan masyarakatnya

agar terus mewariskan tradisi tersebut dan menjaganya agar tidak punah

atau hilang seiring dengan berkembangnya zaman yang kemungkinan besar

dapat menggeser nilai-nilai sosial budaya yang terdapat dalam upacara adat

(31)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Partisipasi dan kontribusi aktif yang diberikan para masyarakat Cigugur

memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan upacara adat seren

taun setiap tahunnya, sehingga menciptakan hal yang positif yang membuat

tradisi ini semakin meriah pada setiap pelaksanaannya.

3. Tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan upacara adat seren taun secara

umum berjalan sesuai dengan aturan dan kebiasaan yang berlaku setiap

tahunnya. Dimulai dengan acara damar sewu, pesta dadung, seribu

kentongan, penanaman pohon, nyiblung dan dayung buyung, helaran/pawai

budaya, gondang, kidung spiritual, ngareremokeun, dan prosesi acara

puncak yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan seperti tari buyung,

angklung buncis, ngajayak, dan penumbukan padi.

4. Dengan menanamkan nilai-nilai sosial budaya dalam kehidupan sehari-hari

maka secara otomatis proses pewarisan yang dilakukan oleh warga adat dan

masyarakat Cigugur khususnya kepada anak-anak yang dilibatkan secara

langsung akan tumbuh dengan sendirinya. Kesadaran yang tumbuh dalam

diri para masyarakat Cigugur membuat tradisi upacara adat seren taun akan

terus berjalan dengan baik, walaupun peranan pada pihak pemerintahan

dianggap kurang namun masyarakatnya tetap dapat menciptakan kondisi

yang dinamis.

C.Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian yang telah dilakukan

maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Untuk Masyarakat Umum

Masyarakat dapat memberikan kontribusi dan kepedulian yang lebih besar

dalam proses pewarisan upacara adat seren taun sebagai kebudayaan yang

harus di jaga dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kelestariannya tetap

terjaga sampai generasi-generasi berikutnya.

2. Untuk Masyarakat Adat

Peran aktif yang diberikan oleh masyarakat adat lebih besar seiring

(32)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat menggeser nilai-nilai sosial dan budaya yang terdapat dalam upacara

adat seren taun.

3. Untuk Pemerintahan di Kabupaten Kuningan

Pemerintah dapat memperhatikan perkembangan yang terjadi dalam upacara

adat seren taun setiap pelaksanaannya, agar dapat memberikan kontribusi

aktif dalam upaya untuk melestarikan nilai-nilai sosial dan budaya yang

terdapat dalam upacara adat seren taun tersebut. Dalam hal ini pemerintah

seharusnya dapat mengembangkan berbagai potensi yang muncul, tidak

hanya dalam bidang pariwisata saja, melainkan dalam pewarisan nilai-nilai

sosial dan budaya yang ada dengan mempublikasikan melalui berbagai

media sehingga masyarakat luas akhirnya mengenal apa itu upacara adat

seren taun yang berlangsung di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.

Pemerintah pun diharapkan dapat memberikan tanggal khusus pada

kalender setiap tahunnya untuk menetapkan kegiatan ini sebagai kegiatan

yang sakral dan bermanfaat bagi masyarakat di Kabupaten Kuningan.

4. Untuk Peneliti Selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih dalam lagi

mengenai nilai-nilai lainnya yang terdapat dalam upacara adat seren taun,

yang selanjutnya dapat dijadikan sumber ilmu dan wawasan dalam berbagai

(33)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Referensi

Dokumen terkait

Elaboration Likehood Theory merupakan teori persuasi yang populer dan dikemukakan oleh Richard Petty & John Cacioppo (1986) yang berasumsi bahwa orang

Kandungan total mikroba ( total plate count = TPC) susu kambing segar selanjutnya diuji menggunakan t-test dan menunjukkan populasi total mikroba lebih tinggi secara

[r]

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Serta Dampaknya Pada Kualitas Pelayanan Housekeeping Department Di Padma Hotel Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

C.F Hockett.1958.A Course in Modern Linguistics.New York : Macmillan.. London : Cambridge

[r]

Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.. Analisis Kimia

Telah dilakukan penelitian perbandingan intensitas warna CPO dengan menggunakan bleaching earth (BE) dan spent bleaching earth (SBE) menggunakan Alat