STRAY DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS
BIOGRAFI
(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Peserta Didik Kelas VII
SMP Negeri 1 Penengahan, Lampung Selatan Tahun Ajaran
2013/2014)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Indah Komala Sari
NIM 0906644
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO
STRAY DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS
BIOGRAFI
(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Peserta Didik Kelas VII SMP
Negeri 1 Penengahan, Lampung Selatan Tahun Ajaran
2013/2014)
oleh
Indah Komala Sari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Indah Komala Sari 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY
DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS BIOGRAFI
(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 1
Penengahan, Lampung Selatan Tahun Ajaran 2013/2014)
disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,
Dr. Hj. Yeti Mulyati, M. Pd.
NIP 196008091986012001
Pembimbing II,
Drs. Encep Kusumah, M. Pd.
NIP 19650210199112001
diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia,
Dr. Dadang S. Anshori, M. Si.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Membaca, baik dalam makna yang sempit maupun dalam makna yang luas, merupakan salah satu aktivitas utama dalam upaya mewujudkan kecerdasan. Membaca merupakan satu aktivitas yang sangat bermakna. Oleh karena itu, untuk melakukannya diperlukan satu wawasan dan keterampilan. Pada era modern dan global saat ini, begitu banyak ragam bacaan yang berdatangan dari penjuru dunia
melalui berbagai media.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki minat baca yang rendah. Salah satu penyebabnya adalah kebijakan nasional pembangunan politik pendidikan (budaya) yang tidak memberi ruang kreatif, bahkan membelenggu berkembangnya minat baca masyarakat. Hal ini terkait dengan kurangnya akses masyarakat untuk memperoleh sarana pembelajaran dan pengembangan budaya baca. Penyebab lainnya adalah adanya budaya malas untuk membaca dikalangan masyarakat (Damaianti dalam Hamijaya, 2008). Masyarakat lebih memilih menonton televisi daripada membaca. Hal ini juga berkembang pada anak-anak mulai anak kecil sampai dengan remaja. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran masyarakat untuk mengembangkan minat baca sedini mungkin.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, membaca merupakan salah satu aspek keterampilan yang harus dipelajari. Membaca merupakan aspek ketiga dalam empat keterampilan. Empat keterampilan itu adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Untuk mencapai kehidupan yang baik, kemampuan membaca sangat penting. Dengan kemampuan membaca yang tinggi, seseorang akan mendapatkan informasi yang diperlukan dan melaksanakan berbagai tugas fungsional sesuai tuntutan kehidupannya (Damaianti dalam Hamijaya, 2008).
memberikan pengetahuan tentang sejarah perjalanan hidup seseorang adalah buku biografi. Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah, tetapi tidak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Bagi siswa, membaca buku biografi merupakan salah satu bacaan yang dianggap kurang menarik karena kebanyakan siswa lebih menyukai cerita-cerita seperti komik, novel remaja, dan lain sebagainya.
Untuk mempermudah siswa dalam membaca biografi, saat ini sudah
banyak buku biografi berupa teks atau wacana yang ditulis dalam beberapa halaman saja. Dalam buku biografi yang dibaca, siswa akan menemukan banyak hal yang dapat menjadi teladan dan panutan. Pada biografi tersebut siswa bisa belajar dari pengalaman-pengalaman yang dilalui oleh tokoh sehingga tokoh tersebut bisa menjadi lebih baik. Biografi tersebut bisa menjadi penyemangat dan motivasi bagi siswa.
Agar pembelajaran membaca biografi di sekolah tidak membosankan, guru harus pandai memilih model pembelajaran yang tepat dan menarik. Apabila guru tidak berinisiatif untuk memilih model pembalajaran yang tepat, pembelajaran membaca akan cenderung monoton dan akan terjadinya penurunan motivasi bagi siswa. Saat ini sudah banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan guru untuk menunjang kemampuan siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menunjang kemampuan membaca siswa adalah model pembelajaran kooperatif.
Lie (2007: 28-29) mengatakan sebagai berikut.
Pelaksanaan prosedur model kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.
Model pembelajaran kooperatif yang dipilih dalam penelitian ini adalah
Two Stay Two Stray atau Dua Tinggal Dua Tamu. Model ini belum pernah digunakan sebelumnya pada pembelajaran membaca. Dua Tinggal Dua Tamu merupakan salah satu model pembelajaran model kooperatif.Dalam model ini diharapkan siswa dapat saling bekerja sama dan bertukar pendapat dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.Model ini memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain.
Model pembelajaran ini dipilih karena sebelum siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam kelompok, siswa diberi waktu untuk membaca materi yang akan menjadi sumber jawaban dari masalah yang akan siswa diskusikan. Model pembelajaran kooperatif Dua Tinggal Dua Tamu ini memiliki tujuan yang sama dengan pendekatan pembelajaran kooperatif yang telah dibahas sebelumnya. Siswa diajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Dua Tinggal Dua Tamu akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman.
Selain itu, alasan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray ini karena terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap anggota kelompok,
siswa dapat bekerjasama dengan temannya, dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar.
Penelitian tentang membaca biografi pernah dilakukan dengan model atau metode yang berbeda sebagai contoh penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2012) dengan judul “Penggunaan Model Porpe dalam Membaca Teks Biografi”. Penelitian dengan Model Porpe dilakukan dengan cara menulis rangkuman dari biografi yang dibaca. Penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran
Selanjutnya penelitian mengenai biografi juga pernah dilakukan oleh Virta Ratna Sari (2007) dengan judul skripsi “Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Buku Biografi Tokoh dengan Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw”. Dalam penelitian yang dilakukanya, Virta Ratna Sari berhasil meningkatkan kemampuan membaca intensif buku biografi. Metode jigsaw yang digunakan juga dapat memberikan semangat kepada siswa dan siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ahmad Fuadin (2011) dengan judul skripsi “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Biografi dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme”. Dalam penelitian tersebut membuktikan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 70% pada kemampuan membaca biografi siswa di siklus I dan siklus II.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian untuk meningkatkan kemampuan membaca teks biografi siswa tetapi dengan model pembelajaran yang berbeda. Peneliti yang dilakukan berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray dalam Pembelajaran Membaca Teks Biografi (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Penengahan, Lampung Selatan Tahun Ajaran 2013/2014)”.
.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang masalah, penulis melakukan identifikasi masalah sebagai berikut.
1) Rendahnya minat baca siswa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya akses untuk memperoleh sarana pembelajaran dan pengembangan budaya baca. Selain itu, siswa menganggap pembelajaran membaca itu suatu hal yang membosankan padahal membaca adalah salah satu aspek yang harus
dicapai dalam pembelajaran.
3) Metode pembelajaran membaca kurang menarik. Oleh karena itu, diperlukan model, strategi, metode, teknik, atau media yang baik agar siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
C. Batasan Masalah Penelitian
Agar penelitian ini terfokus, karena kompleksnya permasalahan, maka masalah dibatasi pada aspek model pembelajaran, sehingga yang dibahas dalam penelitian ini hanya penerapan model Two Stay Two Stray dalam pembelajaran
membaca teks biografi pada siswa kelas VII SMPN 1Penengahan, Lampung Selatan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana tingkat kemampuan membaca teks biografi pada siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray? 2) Bagaimana tingkat kemampuan membaca teks biografi pada siswa di kelas
kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray?
3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam membaca teks biografi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol?
E. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif metode pembelajaran membaca yang sesuai dengan tuntutan materi standar dalam kurikulum.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal
sebagai berikut :
2) kemampuan siswa SMP Negeri 1 Penengahan dalam membaca teks biografi di kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray;
3) perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam membaca teks biografi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi 1) peneliti, 2) guru, dan 3) siswa.
1) Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sebagai calon pendidik karena memberikan pengetahuan serta pengalaman ketika penulis melakukan pembelajaran di kelas.
2) Bagi guru, dapat memberikan alternatif dan wawasan baru dalam kegiatan pembelajaran, khususnya mengenai pemilihan model pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak lagi terasa membosankan bagi siswa.
3) Bagi siswa, siswa memeroleh pengalaman belajar yang baru sehingga diharapkan adanya peningkatan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan membaca.
G. Anggapan Dasar
Anggapan dasar penelitian ini adalah hal-hal sebagai berikut.
1) Memahami teks biografi merupakan salah satu Standar Kompetensi yang terdapat pada kelas VII yang bertujuan untuk mendapatkan hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh dan mendapatkan tentang keistimewaan tokoh.
2) Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan bahasa yang harus dipenuhi sehingga memerlukan model pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan kemampuan siswa.
H. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam
membaca teks biografi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam
membaca teks biografi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
I. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, beberapa konsep yang perlu diberikan definisi
operasionalnya adalah sebagai berikut.
1) Model pembelajaranTwo Stay two Stray adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Pada pelaksanaannya siswa ditugaskan berkelompok kemudian membaca teks yang telah dibagikan. Setelah membaca siswa ditugaskan menjawab soal yang diberikan oleh guru dengan berdiskusi dan kemudian membagikan hasil diskusinya dengan kelompok lain dengan cara saling bertamu.
2) Pembelajaran Membaca merupakan salah satu pembelajaran yang betujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca pada siswa untuk memperoleh pengertian atau pemahaman dari sebuah tulisan. Keterampilan membaca siswa dapat meliputi kecepatan siswa membaca dalam hati dan memeroleh tingkat pemahaman yang cukup tinggi atas isi bacaan.
BAB 4
ANALISIS DATA
A.Deskripsi Data
1. Kemampuan Membaca Kelas Eksperimen
Setelah instrumen tes dinyatakan layak untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, tahapan selanjutnya adalah melakukan pretes (tes awal) dan postes (tes akhir) untuk mengetahui kemampuan membaca teks biografi siswa
pada kelas eksperimen. Dari hasil tes terhadap kelas eksperimen, yaitu kelas VII B yang terdiri dari 35 siswa, maka didapatkan data sebagai berikut.
Tabel 4.1
Daftar Nilai Pretes Eksperimen
No.
Pretes Eksperimen
Skor Nilai Kategori
1. 8 40 Kurang
2. 16 80 Baik
3. 15 75 Baik
4. 13 65 Cukup
5. 17 85 Baik
6. 14 70 Cukup
7. 15 75 Baik
8. 15 75 Baik
9. 15 75 Baik
10. 11 55 Kurang
11. 12 60 Cukup
12. 17 85 Baik
13. 14 70 Cukup
14. 9 45 Kurang
15 12 60 Cukup
16. 14 70 Cukup
17. 12 60 Cukup
19. 13 65 Cukup
20. 16 80 Baik
21. 13 65 Cukup
22. 16 80 Baik
23. 15 75 Baik
24. 14 70 Cukup
25. 13 65 Cukup
26. 15 75 Baik
27. 14 70 Cukup
28. 16 80 Baik
29. 14 70 Cukup
30. 16 80 Baik
31. 16 80 Baik
32. 11 55 Kurang
33. 12 60 Cukup
34. 12 60 Cukup
35. 15 75 Baik
Jumlah 2425
Rata-rata 69,3
Keterangan :
90 – 100 = Amat baik 75 – 89 = Baik 60 – 74 = Cukup 0 – 59 = Kurang
Berdasarkan data tabel deskripsi di atas, diketahui bahwa nilai terendah
Tabel 4. 2
Daftar Nilai Postes Kelas Eksperimen
32. 14 70 Cukup
33. 16 80 Baik
34. 16 80 Baik
35. 16 80 Baik
Jumlah 2855
Rata-rata 81,58
Keterangan :
90 – 100 = Amat baik 75 – 89 = Baik 60 – 74 = Cukup 0 – 59 = Kurang
Pada hasil postes diperoleh nilai terendah sebesar 65, nilai tertinggi yang diperoleh adalah 95 dengan rata-rata 81,58. Dari hasil postes pada kelas eksperimen tersebut ada 4 siswa pada kategori cukup, 23 siswa pada kategori baik, dan 8 siswa pada kategori amat baik.
2. Kemampuan Membaca Kelas Kontrol
Untuk menguatkan hasil penelitian maka dihadirkan kelas kontrol sebagai
kelas pembanding kelas eksperimen. Kelas kontrol pun telah diberikan pretes dan postes untuk mengetahui kemampuan mereka dalam membaca teks biografi tokoh. Dari hasil tes di kelas kontrol, yaitu kelas VII C yang terdiri dari 35 siswa didapatkan data sebagai berikut.
Tabel 4. 3
Daftar Nilai Pretes Kelas Kontrol
No.
Pretes Kontrol
Skor Nilai Kategori
1. 14 70 Cukup
Keterangan :
90 – 100 = Amat baik 75 – 89 = Baik 60 – 74 = Cukup 0 – 59 = Kurang
Berdasarkan data tabel deskripsi di atas, diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh oleh kelas kontrol pada pretes adalah 45 , nilai tertinggi yang
diperoleh adalah 90 dengan nilai rata-rata 68. Dari hasil pretes pada kelas kontrol tersebut ada 7 siswa pada kategori kurang, ada 14 siswa yang masuk kategori cukup, 13 siswa yang masuk kategori baik, dan 1 siswa yang masuk kategori amat baik.
Tabel 4. 4
Daftar Nilai Postes Kelas Kontrol
No.
Postes Kontrol
Skor Nilai Kategori
1. 17 80 Baik
2. 15 75 Baik
3. 13 65 Cukup
4. 15 75 Baik
5. 17 80 Baik
6. 15 75 Baik
7. 16 65 Cukup
8. 17 85 Baik
9. 10 50 Kurang
10. 17 85 Baik
11. 15 75 Baik
12. 16 65 Cukup
13. 11 55 Kurang
15. 15 75 Baik
16. 17 85 Baik
17. 16 80 Baik
18. 20 100 Amat Baik
19. 15 75 Baik
20. 16 80 Baik
21. 19 95 Amat Baik
22. 10 50 Kurang
23. 18 90 Amat Baik
24. 15 75 Baik
25. 13 65 Cukup
26. 15 75 Baik
27. 12 60 Cukup
28. 15 75 Baik
29. 17 85 Baik
30. 17 85 Baik
31. 11 55 Kurang
32. 18 90 Amat Baik
33. 18 90 Amat Baik
34. 17 85 Baik
35. 15 75 Baik
Jumlah 2660
Rata-Rata 76
Keterangan :
90 – 100 = Amat baik 75 – 89 = Baik 60 – 74 = Cukup 0 – 59 = Kurang
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data
Uji Normalitas Data
Kriteria data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal didasari oleh hipotesis nol berikut ini.
H0 : data berdistribusi normal H1 : data tidak berdistribusi normal
Untuk menguji normalitas data, digunakan uji chi kuadrat pada taraf signifikansi á= , kriteria pengujian adalah terima H0 apabila �2hitung < �2tabel.
a. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen
Untuk mengetahui data yang berasal dari skor berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas. Adapun caranya yaitu menggunakan Chi
Kuadrat (� ) sebagai berikut. Menghitung rata-rata nilai pretes
M= �� = , = 69,56
Nilai tertinggi : 85 Nilai terendah : 40
Rentang (R)= nilai tertinggi - nilai terendah (R) = 85−40 = 45
Banyak kelas interval (K) (K) = 1+3,3 x log 3 = 1 + 5,1 = 6,1 ≈ 6
Panjang kelas = = = 7,5 ≈ 8 Menghitung derajat kebebasan (db) db = K-3 = 6-3 = 3
Tabel 4. 5
Distribusi Frekuensi Data Pretes Kelas Eksperimen
Nilai F Nilai
1) Menghitung standar deviasi (SD)
SD = √ Jumlah f ×Jumlah f ×nilai tengah − Jumlah f ×nilai tengah Jumlah f × Jumlah f−
= √ � , − � , � ,
= √ , = 11,37
2) Mencari nilai Z batas kelas interval
Tabel 4. 6
Nilai Disrtibusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Pretes Kelas Eksperimen
79,5 0,87 0,3078
0,1351 4,7285 8 2,26
87,5 1,58 0,4429
Jumlah 4,93
3) Menentukan �2tabel �2
tabel dengan derajat kebebasan (db) = 3 dan tingkat kepercayaan 95% adalah 7,81.
4) Menentukan normalitas distribusi data
Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan, diperoleh �2hitung sebesar 4,93. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila �2hitung < �2tabel, sedangkan pada data prates, �2hitung(4,93) < �2tabel (7,81). Jadi, berdasarkan hasil perhitungan, data prates dinyatakan berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Kontrol
Untuk mengetahui data yang berasal dari skor berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas adapun caranya yaitu menggunakan Chi
Kuadrat (� ) sebagai berikut. Menghitung rata-rata nilai prates:
M= Σ� � =
. = 67.7
Skor tertinggi : 90 Skor terendah : 45
Rentang (R) = skor tertinggi - skor terendah: (R) = 90-45 = 45
Banyak kelas interval (K) (K) = 1+3,3 x log 35
= 6,1 ≈ 6
db= K-3 = 6-3 = 3
Menyusun daftar distribusi frekuensi data
Tabel 4. 7
Distribusi Frekuensi Data Pretes Kelas Kontrol
Nilai F Nilai
1) Menghitung standar deviasi (SD)
SD = √ Jumlah f ×Jumlah f ×nilai tengah − Jumlah f × nilai tengahJumlah f × Jumlah f−
= √ � , − , � ,
�
= √ , = 11,01
2) Mencari nilai Z batas kelas interval
Tabel 4. 8
Nilai Disrtibusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Pretes Kelas Kontrol
0,2602 9,107 15 3,81 76,5 0,80 0,2881
0,1489 5,2115 2 1,98
84,5 1,53 0,437
0,06 2,1 3 0,39
92,5 2,25 0,497
Jumlah 10,12
3) Menentukan �2tabel �2
tabel dengan derajat kebebasan (db) = 3 dan tingkat kepercayaan 95% adalah 7,81.
4) Menentukan normalitas distribusi data
Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan, diperoleh �2hitung sebesar 10,12. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila �2hitung < �2tabel, sedangkan pada data prates, �2 hitung(10,12) > �2tabel(7,81). Jadi, berdasarkan hasil perhitungan, data prates dinyatakan tidak berdistribusi normal.
Karena data pretes kelas eksperimen berdistribusi normal sedangkan kelas kontrol tidak berdistribusi normal maka uji homogenitas kesamaan varians tidak dilakukan. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji kesamaan dua rata-rata menggunakan uji non parametrik yaitu uji Mann Whitney.
c. Uji Kesamaan Rata-Rata Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji kesamaan rata-rata skor pretes dilakukan untuk menunujukan apakah kemampuan membaca teks biografi kelompok eksperimen dan kontrol sama atau terdapat perbedaan yang signifikan.
Hipotesis statistik yang diajukan sebagai berikut.
=
Keterangan :
Uji kesamaan dua rata-rata menggunakan uji nonparametrik Mann-Whitney dengan α = 0,05. Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika –(nilai Z
dengan luas (0,5 - x α)) < ZU < + (nilai Z dengan luas (0,5 - x α)), dengan kata
lain H0 diterima jika -1,96 < ZU < 1,96.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Membuat tabel peringkat masing-masing kelas dari yang nilainya terkecil hingga yang terbesar. Kemudian, jumlahkan peringkat yang didapat masing-masing subjek dalam satu kelas.
Tabel 4. 9
Data Nilai Pretes dan Peringkat Kelas Eksperimen dan Kontrol
Nilai Pretes Kelas
Eksperimen Peringkat
Nilai Pretes
Kelas Kontrol Peringkat
40 1 45 2,5
45 2,5 50 4,5
55 8,5 50 4,5
55 8,5 55 8,5
60 16 55 8,5
60 16 55 8,5
60 16 55 8,5
60 16 60 16
60 16 60 16
65 24,5 60 16
65 24,5 60 16
65 24,5 65 24,5
65 24,5 65 24,5
70 34,5 65 24,5
70 34,5 65 24,5
70 34,5 70 34,5
70 34,5 70 34,5
70 34,5 70 34,5
75 49 70 34,5
75 49 70 34,5
75 49 75 49
75 49 75 49
75 49 75 49
75 49 75 49
75 49 75 49
75 49 75 49
80 61,5 75 49
80 61,5 75 49
80 61,5 75 49
80 61,5 80 61,5
80 61,5 80 61,5
80 61,5 85 67,5
85 67,5 85 67,5
85 67,5 90 70
Jumlah R1 1301,5 Jumlah R2 1183,5
2) Menentukan nilai U dari masing-masing kelas dengan rumus sebagai berikut.
U1 = n1 x n2 + (� � � - R1
U2 = n1 x n2 + (� � � – R2
Keterangan :
U1 = Nilai U kelas eksperimen U2 = Nilai U kelas kontrol
U1 = 35 x 35 + ( � – 1301,5 = 553,5
U2 = 35 x 35 + ( � – 1183,5 = 671,5
3) Memilih nilai U yang terkecil untuk perhitungan ZU. Adapun rumus ZU adalah sebagai berikut.
Zu = | − � � � |
√� � � � � �
n1 = total frekuensi kelas kontrol n2 = total frekuensi kelas eksperimen
Zu = | , − � |
√ � �
= |− |,
= , = 0,69
Karena nilai ZU berada di dalam daerah -1,96 < ZU < 1,96, maka H0 diterima. Jadi, rata-rata nilai pretes kemampuan membaca teks biografi kedua kelas sama. karena kemampuan awal kedua kelas sama maka perhitungan indeks gain tidak diperlukan.
d. Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen
Untuk mengetahui data yang berasal dari skor berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas. Adapun caranya yaitu menggunakan Chi
Kuadrat (� ) sebagai berikut. Menghitung rata-rata nilai prates
M= Σ�
� = = 83.57 Nilai tertinggi : 95 Nilai terendah : 65
(R) = 95−65 = 30
Banyak kelas interval (K) (K) = 1+3,3 x log 3 = 1 + 5,1 = 6,1
Dapat dibuat daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas enam atau tujuh buah (Sudjana, 2005: 47).
Panjang kelas = = = 5
Menghitung derajat kebebasan (db) db = K-3 = 7-3 = 4
Menyusun daftar distribusi frekuensi data Tabel 4. 10
Distribusi Frekuensi Data Postes Kelas Eksperimen
Nilai F Nilai
5) Menghitung standar deviasi (SD)
SD = √ Jumlah f ×Jumlah f ×nilai tengah − Jumlah f ×nilai tengahJumlah f × Jumlah f−
= √ � − � �
= √ . =7.25
Tabel 4. 11
Nilai Disrtibusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Postes Kelas Eksperimen
Batas
8) Menentukan normalitas distribusi data
Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan, diperoleh �2hitung sebesar 4,93. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila �2hitung < �2tabel, sedangkan pada data prates, �2hitung(6,22) < �2tabel (9,49). Jadi, berdasarkan hasil perhitungan, data prates dinyatakan berdistribusi normal.
e. Uji Normalitas Data Postes Kelas Kontrol
Untuk mengetahui data yang berasal dari skor berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas adapun caranya yaitu menggunakan Chi
Menghitung rata-rata nilai prates:
Rentang (R) = skor tertinggi - skor terendah: (R) = 100-50 = 50
Menyusun daftar distribusi frekuensi data.
Tabel 4. 12
Distribusi Frekuensi Data Postes Kelas Kontrol
Nilai F Nilai
SD = √ Jumlah f ×Jumlah f ×nilai tengah − Jumlah f × nilai tengahJumlah f × Jumlah f−
= √
=√ . = 8,02
6) Mencari nilai Z batas kelas interval
Tabel 4. 13
Nilai Disrtibusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Postes Kelas Kontrol
Batas
8) Menentukan normalitas distribusi data
pada data postes, �2 hitung(347,8) > �2tabel(9,49). Jadi, berdasarkan hasil perhitungan, data prates dinyatakan tidak berdistribusi normal.
Karena data postes kelas eksperimen berdistribusi normal sedangkan kelas kontrol tidak berdistribusi normal maka uji homogenitas kesamaan varians tidak dilakukan. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji kesamaan dua rata-rata menggunakan uji non parametrik yaitu uji Mann Whitney.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukukan dengan cara uji perbedaan rata-rata postes pada kedua kelas bertujuan untuk membuktikan hipotesis penelitian.
Hipotesis statistik yang diajukan sebagai berikut.
=
Keterangan :
Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam
membaca teks biografi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam
membaca teks biografi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
rata-rata nilai pasca tes kemampuan membaca teks biografi kelas eksperimen
rata-rata nilai pasca tes kemampuan membaca teks biografi kelas kontrol Uji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji nonparametrik
Mann-Whitney dengan α = 0,05. Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika –(nilai Z
dengan luas (0,5 - x α)) < ZU < +(nilai Z dengan luas (0,5 - x α)), dengan kata
lain H0 diterima jika -1,96 < ZU < 1,96.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
masing-Tabel 4. 14
Data Nilai Postes dan Peringkat Kelas Eksperimen dan Kontrol
90 62,5 90 62,5
90 62,5 95 68,5
95 68,5 100 70
Jumlah R1 1415 Jumlah R2 1070
5) Menentukan nilai U dari masing-masing kelas dengan rumus sebagai berikut.
U1 = n1 x n2 + (� � � - R1
U2 = n1 x n2 + (� � � – R2
Keterangan :
U1 = Nilai U kelas kontrol U2 = Nilai U kelas eksperimen
n1 = total frekeuensi kelas eksperimen n2 = total frekeuensi kelas kontrol R1 = total peringkat kelas eksperimen R2 = total peringkat kelas kontrol
U1 = 35 x 35 + ( � – 1415 = 440
U2 = 35 x 35 + ( � – 1070 = 785
6) Memilih nilai U yang terkecil untuk perhitungan ZU. Adapun rumus ZU adalah sebagai berikut.
Zu = | − � � � |
√� � � � � �
n1 = total frekuensi kelas kontrol n2 = total frekuensi kelas eksperimen
Zu = | − � |
√ � �
Karena nilai ZU berada di luar daerah -1,96 < ZU < 1,96, maka H0 ditolak. Jadi, terdapat perbedaan kemampuan akhir yang signifikan setelah diberikan perlakuan.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran TSTS terbukti efektif dalam pembelajajaran membaca teks biografi khususnya di kelas VII SMP
N 1 Penengahan. Berdasarkan perhitungan statistik, terdapat data yang berdistribusi normal dan data yang tidak berdistribusi normal sehingga tidak memerlukan uji homogenitas kesamaan varians melainkan melakukan uji kesamaan dua rata-rata menggunakan uji non parametrik yaitu uji Mann Whitney.
Data yang terbukti mengalami peningkatan signifikan adalah kelas eksperimen. Kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Nilai rata-rata yang diperoleh tes awal dan tes akhir kelas eskperimen, yaitu tes awal mendapat nilai 69,3 sedangkan tes akhir mendapatkan nilai 81,58. Untuk nilai rata-rata yang diperoleh tes awal kelas kontrol yaitu, tes awal mendapat nilai 68 sedangkan akhir mendapatkan nilai 76.
Grafik 4.1
Berdasarkan grafik 4.1 di atas, menunjukan perbedaan nilai yang signifikan antara kelas kontrol dan eksperimen. Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Pada awal tes kelas kontrol nilai yang paling rendah adalah 45, sedangkan untuk nilai yang paling tinggi adalah 90. Pada
60 65 70 75 80 85
kelas kontrol kelas eksperimen
tes awal
tes akhir
awal tes kelas eksperimen nilai paling rendah adalah 40, sedangkan untuk nilai yang paling tinggi adalah 85. Selanjutnya, pada akhir tes kelas kontrol nilai yang paling rendah adalah 50, sedangkan untuk nilai yang paling tinggi adalah 100. Pada akhir tes kelas eksperimen nilai yang paling rendah adalah 65, sedangkan untuk nilai yang paling tinggi adalah 95. Jadi kesimpulanya, meningkatnya nilai pra tes pada kelas eksperimen ini, karena penggunaan model pembelajaran TSTS yang efektif diterapkan di kelas VII B SMP N 1 Penengahan.
Model pembelajaran TSTS efektif dalam pembelajaran membaca teks
DAFTAR PUSTAKA
Akbar. 2012. Penggunaan Model Porpe dalam Membaca Teks Biografi. Skripsi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Bandung: tidah diterbitkan.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Basuki. 2013. Statistika Parametrik dan NonParametrik untuk Penelitian.
Tangerang: Pustaka Mandiri.
Damaianti, Vismaia, dan Syamsuddin AR. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Fuadin. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Biografi dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme. Skripsi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Bandung: tidah diterbitkan.
Hamijaya, N. A, dkk. 2008. Quick Reading Melejitkan DNA Membaca. Bandung: Refika Offset.
Iskandarwassid, dan Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Komalasari. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.
Miratni. 2012. Metode Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://miratni.blogspot.com/2012/07/metode-pembelajaran-gropu-to
group.html. [23 November 2013].
Nugiyantoro. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Sari. 2007. Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Buku Biografi Tokoh
dengan Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw. Skripsi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Bandung: tidah diterbitkan.
Slavin. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Cetakan IV: Juli 2009. Nurulita. Bandung: Nusa Media.
Subana dan Sudrajat. 2005. Metode Statistika. Bandung: Pustaka Setia.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, E & Kusumah, S. Y. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan
Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusumah.
Suprijono. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyono. 2007. Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Ganeca.
Tarigan. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wanini. 2012. Model-model Pembelajaran Kooperatif. [Online].