• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Dampak Pandemi COVID-19 pada Usaha Kerajinan Aceh Souvenir Kupula Indah di Kabupaten Pidie

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Dampak Pandemi COVID-19 pada Usaha Kerajinan Aceh Souvenir Kupula Indah di Kabupaten Pidie"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Dampak Pandemi COVID-19 pada Usaha Kerajinan Aceh Souvenir Kupula Indah di Kabupaten Pidie

Fadli Syahputra1*, Muhammad Zainal Abidin2, Kamal Fachrurrozi3, Sry Rasyiidu Tebe 4, Sarfia Fonna5

1Akademi Farmasi YPPM Mandiri Banda Aceh

1UPTD Puskesmas Baiturrahman Kota Banda Aceh

1DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Provinsi Aceh

2, 3, 4, 5Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Banda Aceh

Email: fadlimeuraxa@gmail.com1*

ABSTRACT

This research was conducted with the aim of knowing the impact of the Covid-19 pandemic on the Aceh Kupula Indah souvenir craft business in Garot Kab. Pidie. Data collection was carried out using interviews and questionnaires to the owner of the Kupula Indah Souvenir business and the head of the District UMKM Office. Pidie. This research method is descriptive qualitative analysis. The results showed that the Covid- 19 pandemic had a bad impact on the sustainability of the Kupula Indah Souvenir craft business. Sales turnover decreased by 52% during the pandemic. The level of business productivity has become more passive during the spread of the Covid-19 pandemic.

There are many obstacles in the marketing of souvenir products and the difficulty of achieving sales targets due to the continued spread of Covid-19, resulting in the government issuing a policy of limiting all public activities, which also hampers economic activities. It is hoped that the Kupula Indah Souvenir business owner should upgrade and develop new strategies in the Kupula Indah Souvenir business marketing system so that it can continue to grow and survive in the midst of the Covid-19 pandemic, and the MSME Service is expected to be more optimal in conducting coaching activities for business owners. and carried out evenly even though in a short time but also adequately.

Keywords: Sales turnover, Covid-19, Souvenirs, qualitative

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dampak pandemi Covid-19 pada usaha kerajinan souvenir Aceh Kupula Indah di Garot Kab. Pidie. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara dan angket pada pemilik usaha Souvenir Kupula Indah dan kepala Dinas UMKM Kab. Pidie. Metode penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menununjukkan bahwa pandemi Covid-19 memberi dampak yang buruk bagi keberlangsungan usaha kerajinan Souvenir Kupula Indah.Omset penjualan mengalami penurunan sebesar 52% selama pandemi. Tingkat produktivitas usaha menjadi lebih pasif selama penyebaran pandemi Covid-19. Banyak terjadinya keterhambatan dalam pemasaran produk souvenir dan sulitnya untuk mencapai target penjualan dikarenakan penyebaran Covid-19 yang terus berlanjut mengakibatkan pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan segala aktivitas umum, yang menyebabkan kegiatan ekonomi juga terhambat. Saran diharapkan bagi pemilik usaha Souvenir Kupula Indah hendaknya melakukan upgrade dan mengembangkan strategi baru dalam sisitem pemasaran usaha Souvenir Kupula Indah sehingga dapat terus berkembang dan bertahan ditengah pandemi Covid-19, serta pihak Dinas UMKM diharapkan dapat lebih maksimal dalam melakukan kegiatan pembinaan untuk para pemilik usaha dan dilakukan secara merata walaupun dalam waktu yang singkat tetapi juga memadai.

Kata Kunci: Omset penjualan, Covid-19, Souvenir, kualitatif

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara yang terdiri dari berbagai bangsa dan budaya. Beragam karya yang lahir dari setiap daerah berdasarkan ciri-ciri khas masing-masing yang inovatif dan kreatif. Produk yang di buat oleh para pengrajin dari berbagai daerah selalu mengalami pembaharuan mengikuti perkembangan zaman. Tidak heran jika banyak produk kerajinan dari Indonesia sendiri sangat banyak didstribusikan hingga ke mancanegara. Hal ini membuktikan bahwa produk karya pengrajin Indonesia dapat bersaing dalam ajang pasar internasional.

Akibat bahayanya penyebaran Covid-19 banyak orang yang memilih untuk tidak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penerbangan luar negeri dan berbagai kunjungan lainnya. Banyak negara juga yang membatasi bahkan memblok kegiatan keluar masuk wilayah internasional. Hal ini sungguh memberi dampak buruk bagi setiap usaha yang berdiri karena sebagian besar konsumennya berasal dari pengunjung luar atau turis sehingga menyebabkan banyak usaha lokal yang memproduksi produk kerajinan khas daerah mengalami penurunan drastis omset pemasukan mereka bahkan ada yang sampai harus gulung tikar. Sebagian pelaku usaha di sektor distribusi masih ada yang mencoba untuk terus bertahan dengan merubah sistem pemasaran produk-produknya dari sistem pemasaran langsung ke pemasaran online, di mana perilaku konsumen menjadi lebih konservatif dan berhati-hati dalam membeli berbagai produk untuk tujuan bertahan hidup (Nabila dalam Yusuf dkk., 2020).

Salah satu usaha kerajinan Aceh yang terbilang cukup besar dan berkiprah dalam jangka waktu yang cukup lama yaitu usaha kerajinan souvenir Aceh Kupula Indah. Tidak hanya berdiri dengan cukup lama tapi usaha kerajinan Souvenir Kupula Indah juga sudah banyak menghadapi berbagai badai persoalan keuangan dalam proses pengembangan hingga mencapai puncak kejayaannya. Banyak para pekerja dan pencari ilmu mengenai kerajinan Aceh yang lahir melalui usaha Souvenir Kupula Indah. Bahkan tidak sedikit yang datang untuk menawarkan diri untuk memberi jasa mereka agar dapat mengerjakan berbagai pekerjaan pembuatan souvenir pada usaha tersebut. Tentunya hal ini menunjukan bahwa usaha Souvenir Kupula Indah sudah sangat dikenal oleh masyarakat daerah tersebut.

Pemasaran produk dalam jumlah yang besar tentunya menjadi salah satu alasan mengapa banyak para pengrajin souvenir yang mau menawarkan jasa mereka. Adanya usaha Souvenir Kupula Indah memberikan peluang usaha kerja bagi para pengrajin souvenir.

Pada saat Covid-19 mulai menyebar dan mewabah di seluruh penjuru dunia.

Pemerintah pusat dan daerah mengeluarkan berbagai larangan untuk meminimalisir aktivitas untuk saling bertemu dengan orang sekitar dan melakukan interaksi seperti biasanya.

Penerapan larangan tersebut dimaksudkan untuk memperkecil kemungkinan terjangkitnya wabah Covid-19. Kebijakan ini sangat merugikan usaha souvenir Aceh Kupula Indah.

Sangat disayangkan apabila sebuah usaha kerajinan lokal yang sudah berdiri cukup lama dan sudah besar harus gulung tikar akibat dampak buruk penyebaran wabah Covid-19.

Pemilik usaha kerajinan tentunya harus mencari saluran pemasaran lainnya agar dapat menstabilkan keuangan dan tingkat penjualan dari usahanya walaupun tidak akan mudah secara langsung menarik konsumen baru dalam proses memasarkan produk. Bagi usaha lokal dengan kegiatan penjualan yang hanya bergerak pada suatu wilayah lokal itu sendiri tidak mudah untuk langsung dapat menstabilkan omset penjualan produk dalam waktu yang relatif singkat. Namun, tidak kecil kemungkinan dengan menggunakan trik dan sistem penjualan yang efektif usaha Souvenir Kupula Indah dapat kembali meningkatkan omset penjualan menjadi stabil sebelum adanya wabah Covid-19.

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas mengenai penyebaran Covid-19 pada usaha Souvenir Kupula Indah memperlihatkan bahwa banyak masalah yang timbul

(3)

dalam kegiatan pengelolaannya. Dampak yang ditimbulkan juga berimbas dalam beberapa faktor yang mengakibatkan diperlukan adanya strategi khusus untuk mampu membangkitkan kembali kegiatan produksi dan pemasaran serta meningkatkan omset penjualan yang telah mengalami penurunan. Peneliti ingin melihat lebih lanjut mengenai permasalahan yang ada dengan mengambil judul “Dampak Pandemi Covid-19 Pada Usaha Kerajinan Aceh Usaha Souvenir Kupula Indah di Kabupaten Pidie”. Penelitian ini akan dilakukan secara lebih mendalam untuk mendapatkan informasi terbaru secara lebih akurat berkaitan dengan judul yang akan diteliti oleh peneliti sendiri. penelitian juga akan dilakukan berdasarkan ketentuan yang menjadi aturan sebagaimana penelitian yang benar harus dilakukan.

KAJIAN TEORITIS Covid-19

Menurut WHO (2020) berdasarkan panduan Surveilans Global, “definisi Covid-19 dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yakni: (1) kasus terduga atau suspect case, (2) kasus probable atau probable case, dan (3) kasus terkonfirmasi atau pasien yang sudah terbukti positif melalui tes laboratorium”. Virus ini sudah mewabah di Wuhan, China pada bulan Desember 2019. Lalu pada awal Januari ini WHO sudah mengidentifikasikan virus tersebut sebagai Novel Coronavirus atau 2019-nCoV kemudian pada Februari WHO mengumumkan nama resmi virus ini adalah COVID-19 (Kemenkes, 2020).

Omset Penjualan

Swastha dan Irawan dalam Sylvia dkk. (2019) memberikan pengertian omset penjualan adalah akumulasi dari kegiatan penjualan suatu produk barang-barang dan jasa yang dihitung secara keseluruhan selama kurun waktu tertentu secara terus-menerus atau dalam satu proses akuntansi. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya omset dibagi menjadi dua faktor yaitu:

1) Faktor internal (faktor yang dikendalikan oleh pihak-pihak perusahaan) diantaranya:

kemampuan perusahaan untuk mengelola produk yang akan dipasarkan, kebijaksanaan harga dan promosi yang digariskan perusahaan serta kebijaksanaan untuk memilih perantara yang digunakan.

2) Faktor eksternal (faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak perusahaan) diantaranya: perkembangan ekonomi dan perdagangan baik nasional maupun internasional, kebijakan pemerintah dibidang ekonomi, perdagangan dan moneter dan suasana persaingan pasar.

Omset penjualan adalah “keseluruhan jumlah penjualan barang/jasa dalam kurun waktu tertentu, yang dihitung berdasarkan jumlah uang yang diperoleh” (Listihana dkk., 2014).

Pemasaran

“Pemasaran adalah suatu proses manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen” (Shinta, 2011). Mengimplementasi pemasaran dalam sebuah kegiatan perusahaan harus dengan segala pertimbangan output dan imput tertentu yang harus disesuaikan dengan jenis perusahaan tersebut, misalnya seperti berapa biaya yang harus dikeluarkan dan berapa pemasukan yang akan dihasilkan melalui kegiatan pemasaran yang diambil serta bagaimana perkiraan tigkat keberhasilan pemasaran yang akan dilakukan.

(4)

Strategi Pemasaran

“Strategi pemasaran adalah salah satu cara memenangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan baik untuk perusahaan yang memproduksi barang atau jasa. Strategi pemasaran dapat dipandang sebagai salah satu dasar yang dipakai dalam menyusun perencanaan perusahaan secara menyeluruh” (Wibowo dkk., 2015). “Strategi pemasaran adalah rangkaian perencanaan untuk menjangkau tujuan pasar serta konsumen diubah mengkonsumsi produk yang dimiliki dan dihasilkan oleh perusahaan secara terus menerus sehingga produknya bisa dikenali dan digunakan oleh konsumen selamanya” (Abdullah dkk., 2021).

Pendapatan

Hafsah dalam Listiana dkk. (2014) mengutarakan pendapatan usaha yaitu suatu kegiatan tertentu, dalam prakteknya, mengusahakan pekerjaan tertentu menggunakan berbagai macam cara dengan demikian maka hasil usaha yang diperoleh juga merupakan penjumlahan dari seluruh output yang dihasilkan. “Pendapatan merupakan suatu pemasukan atau penambahan aktiva yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang berasal dari pemberian jasa atau kegiatan yang menghasilkan laba lainnya yang berasal dari kegiatan inti suatu perusahaan” (Achayani dan Arviana, 2018). Pendapatan menjadi sebuah tunjangan dalam mendapatakan prioritas dalam hidup yang akan dicapai. Setiap adanya pendapatan maka tentunya aktiva yang dimiliki seseorang akan bertambah dan kemudahan untuk mendapatkan sesuatu yang diperlukan juga akan lebih mudah dengan adanya pendapatan.

Produksi

Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Secara teknis produksi adalah proses mentransformasi imput mejadi output, tetapi definisi produksi dalam pandangan ilmu ekonomi jauh lebih luas.

Pendefinisian produksi mencakup tujuan kegiatan menghasilkan output serta karakter- karakter yang melekat padanya (Ali, 2013). “Kegiatan produksi merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang sangat menunjang selain kegiatan konsumsi, tanpa kegiatan produksi maka konsumen tidak dapat mengkonsumsi barang dan jasa yang dibutuhkannya”

(Rafsanjani, 2016).

Penjualan

Mulyadi dalam Fauzi & Siska (2015) menjelaskan mengenai penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli. Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta usaha memikat konsumen untuk mengetahui daya tarik mereka, sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dhasilkan (Zuhdi dkk., 2016).

Penjualan menjadi sebuah nilai dari suatu barang yang diproduksi yang dapat dinilai melalui sebera besar minat terhadap barang tersebut dari konsumen yang akan menggunakan atau membutuhkan barang yang diperjualkan.

Souvenir

Kata “souvenir” berasal dari kata bahasa Prancis untuk “remembrance” atau

“memory”. Kadang-kadang souvenir disebut dengan nama lain, seperti mementos (kenang- kenangan) atau keepsakes (kenang-kenagan) (Mardia dkk., 2021). Jenis-jenis souvenir

(5)

biasanya terdiri dari barang-barang yang antik dan unik dengan ciri khas tertentu dan memiliki daya tarik tersendiri. Sebagian orang menganggap souvenir merupakan tanda cendera mata yang biasanya dibeli untuk dijadikan buah tangan dari kepulangan jarak yang cukup jauh.

Berdasarkan keterangan diatas simpulan yang dapat kita ambil yaitu souvenir merupakan segala bentuk barang atau benda yang memiliki karakteristik yang menarik bagi konsumen dan biasanya dimiliki oleh setiap daerah serta sengaja dibuat sebagai oleh-oleh yang dapat dibeli untuk dibawa pulang oleh para turis maupun pendatang dari daerah lain yang datang untuk mengunjungi. Souvenir biasanya dibuat mengikuti trend atau adat suatu daerah untuk menjadikannya berbeda dari produk luar yang diperjualkan secara global.

Distribusi

Tjiptono dan Diana (2016:271) mengungkapkan bahwa “keputusan distribusi berkaitan dengan aktivitas pemasaran yang menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen sedemikian rupa sehingga konsumen dapat menggunakannya sesuai dengan keinginannya (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan”. Dapat kita pahami bahwa setiap keputusan dalam distribusi dilakukan dengan tujuan agar bisa menyalurkan barang tertentu yang ingin disampaikan kepada konsumen produk tersebut yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen serta distribusi juga selalu berkaitan dengan yang namanya pemasaran, dikarenakan distribusi merupakan bagian dari aktivitas pemasaran.

Distribusi sangat menunjang segala aktivitas yang terkait dalam marketing mix, aktivitas sistem pemasaran akan sedikit melemah apabila kualitas distribusi yang buruk dan tidak mencapai target yang ingin dicapai.

Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dibuat dengan tujuan untuk mengetahui dan menyusun arah penelitian sesuai dengan judul, agar tidak terjadinya pembahasan yang tidak menyangkut dengan permasalahan yang dituju pada judul penelitian. Berdasarkan judul penelitian dan latar belakang yang telah dijelaskan oleh peneliti, berikut sistematika kerangka berpikir dalam proses pelaksanaan penelitian ini.

Gambar 1. Kerangka Berpikir Analisis

Hasil Penelitian Tingkat Produktivitas

Pandemi Covid-19

Usaha Kerajinan Souvenir

Dampak Pandemi Kendala

(6)

Berdasarkan gambar 1. diatas, komponen-komponen penelitian yang menjadi fokus dalam peneitian yaitu dampak pendemi pada usaha souvenir, tingkat produktivitas dan kendala-kendala yang dihadapi usaha Souvenir Kupula Indah. Peneliti akan melakukan analisis secara mendalam untuk mengetahui seberapa besar dampak pandemi pada usaha Souvenir Kupula Indah. Usaha souvenir merupakan usaha kerajinan khas Aceh yang identik dengan berbagai produk kerajinan Aceh dengan berbagai variasi.

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan ialah menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan kualitatif dikarenakan penelitian ini menuntut lebih banyak persepsi mengenai perihal judul yang akan dibahas. Pendekatan kualitatif dianggap lebih tepat dan diharapkan dapat menjawab secara menyeluruh dari hasil penelitian yang diteliti. Berdasarkan fakta-fakta yang telah ditemukan dilapangan pendekatan kualitatif dapat menjadi landasan dalam menyelesaikan problematika yang ada dilapangan.

Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitian ialah di Desa Garot Kec. Indra Jaya Kab.

Pidie mengenai dampak pandemi Covid-19 pada usaha kerajinan Aceh. Pemilihan lokasi ini dikarenakan permasalahan yang ditemukan dalam penelitian sebagian besar berada di Garot Kec. Indra Jaya Kab.Pidie. Mengingat adanya dampak yang buruk pada pemilik usaha kerajinan Souvenir Kupula Indah semenjak merebaknya wabah Covid-19 atau disebut Corona pada tingkat penjualan dan mengakibatkan penurunan drastis omset penjualan dalam bisnis usaha tersebut. Penelitian dilakukan selama 1 bulan yang dimulai pada tanggal 15 Juli 2021.

Subjek dan Objek Penelitian

Pengambilan sampel atau informan yang diambil hanya berjumlah satu dikarenakan usaha pemilik usaha kerajinan Souvenir Kupula Indah merupakan seorang pengusaha yang cukup besar dan berpengaruh serta memberikan banyak dampak yang positif bagi masyarakat daerah Garot sendiri. dikarenakan usahanya yang cukup besar maka dapat memperoleh data yang akurat dan dapat dijadikan sebagai pendukung untuk melakukan sebuah penelitian. Usaha Kerajinan Souvenir Kupula Indah sudah banyak dikenal dan menjadi salah satu usaha ternama di daerah Garot Kabupaten Pidie. Maka berdasarkan dari alasan tersebut peneliti memilih untuk menjadikan usaha Souvenir Kupula Indah milik ibu Whattaniah sebagai objek dan sampel untuk informasi terkait dengan judul penelitian.

Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk dapat menyusun secara sistematis temuan penelitian berdasarkan data yang telah dikumpulkan melalui proses observasi, wawancara, pemberian angket dan pengambilan dokumentasi. Teknik analisis data merupakan salah satu cara yang akan dilakukan penelitian untuk menguraikan pembahasan masalah dari data yang ada secara lebih terarah. Dalam proses analisis data sendiri peneliti menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Metode ini dianggap mampu menjawab dan mempermudah peneliti untuk menyelesaikan proses penelitian pada tahap selanjutnya. Ada beberapa alasan peneliti menggunakan teknik ini yaitu sebagai berikut:

1. Mempermudah peneliti untuk menginterprestasikan secara lebih lanjut setelah persiapan dari data yang dikumpulkan selesai.

(7)

2. Membantu peneliti untuk dapat mengkaji lebih dalam dan luas mengenai penelitian yang dilakukan berdasarkan data yang ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Usaha Souvenir Kupula Indah

Usaha kerajinan Souvenir Kupula Indah ini sudah berjaya sejak tahun 1980-an.

Produknya sudah sangat sering dan banyak dibawakan untuk mengikuti berbagai ivent lokal dalam daerah maupun luar daerah seperti PKA (Pekan Kebudayaan Aceh), Festival Jakarta dan berbagai pekan acara lokal dan nasional lainnya. Untuk lebih detailnya berikut list kategori harga untuk setiap produk yang diperjualbelikan pada usaha kerajinan Souvenir Kupula Indah:

Tabel 1. Gambaran List Harga Produk Kerajinan Pada Usaha Souvenir Kupula Indah

No. Nama Barang Kategori Harga

1. Tas Kerawang wilona

Tas

Rp. 200.000

2. Tas Kerawang Luna Maya Rp. 220.000

3. Tas Kerawang laptop Rp. 180.000

4. Tas Kerawang pejabat Rp. 165.000

5. Tas Kerawang keong besar Rp. 120.000

6. Tas Kerawang keong sedang Rp. 85.000

7. Tas Kerawag keong kecil Rp. 45.000

8. Tas kerawang bulan besar Rp. 65.000

9. Tas kerawang bulan sedang Rp. 55.000

10. Tas kerawang serut Rp. 45.000

11. Tas kerawang kerucut Rp. 55.000

12. Dompet panjang

Dompet

Rp. 45.000

13. Dompet pendek Rp. 30.000

14. Kotak Pensil RP. 35.000

15. Kipas beldu besar

Kipas

Rp. 65.000

16. Kipas beldu kecil Rp. 15.000

17. Kipas sulam emas besar Rp. 45.000

18. Kipas sulam emas sedang Rp. 30.000

19. Kipas sulam emas kecil Rp. 15.000

20. Kipas sulam pidie kecil Rp. 20.000

21. Kipas payet manic sedang Rp. 35.000

22. KIpas payet manic kecil Rp. 20.000

23. 1 pasang pakaian adat aceh wanita dewasa

Pakaian

Rp. 900.000

24. 1 pasang pakaian adat aceh laki-laki dewasa Rp. 650.000

25. 1 pasang pakaian aceh anak perempuan Rp. 250.000

26. 1 pasang pakaian adat aceh anak laki-laki Rp. 200.000

27. Songket perempuan dewasa

Songket

Rp. 350.000

28. Songket laki-laki dewasa Rp. 250.000

29. 1 pasang songket anak (laki-laki dan perempuan) Rp. 150.000 30. Kupiah mekutop dewasa

Kupiah Rp. 350.000

31. Kupiah mekutop anak Rp. 180.000

32. Payung pintu Aceh

Payung Rp. 250.000

33. Payung motif bunga jeumpa Rp. 300.000

34. Sandal tidur kerawang dewasa

Sendal Rp. 45.000

35. Sandal kerawang anak Rp. 25.000

36. Tudung sange satu pasang Tudung saji Rp. 600.000

37. Rencong Aceh dewasa

Rencong Rp. 200.000

38. Rencong Aceh anak Rp. 50.000

39. Bros Pintu Aceh

Bros

Rp. 65.000

40. Bros Rencong Aceh Rp. 45.000

41. Mukenah bordir pintu Aceh Rp. 300.000

(8)

Omset Penjualan Sebelum dan Sesudah Pandemi Covid-19

Usaha lokal di Garot Kab. Pidie yang menjadi kebanggaan sekaligus penyokong pemasukan daerah yaitu usaha souvenir kerajinan Aceh. Usaha Souvenir Kupula Indah merupakan usaha kerajinan Aceh yang mengalami penurunan tingkat pendapatan omset selama pandemi Covid-19. Omset menjadi sebuah prioritas yang akan dicapai dalam kegiatan penjualan dan pemasaran. Penurunan omset menyababakan usaha Souvenir Kupula Indah sedikit bermasalah dan terkendala dalam aktivitas usahanya. Berikut dapat dilihat dalam bentuk Gambar 2 perbandingan omset pendapatan sebelum dan sesudah pandemi Covid-19.

Gambar 2. Diagram Penjualan Souvenir Kupula Indah

Berdasarkan hasil pemaparan Gambar 2 diatas terlihat jelas perbedaan total penjualan dari periode tahun sebelum timbulnya pandemi Covid-19 dan sesudah timbulnya Covid-19. Data tersebut didapatkan dari perhitungan secara umum oleh pemilik usaha Souvenir Kupula Indah yang telah dibuat pembukuan sederhana berdasarkan faktur-faktur penjualan dan buku pencatatan penjualan produk souvenir. Diperkirakan penurunan omset penjualan pada usaha Souvenir Kupula Indah akan terus berlangsung apabila adanya sebuah penganan dari pemilik usaha untuk bisa bertahan mengembangkan usaha walaupun wabah pandemi Covid-19 masih tetap berlangsung. Untuk mengetahui besarnya penurunan omset penjualan selama pandemi yang dimulai pada akhir tahun 2019 sampai 2020 berikut perhitungannya:

Penurunan Omset Penjualan = jumlah awal−jumlah akhir

jumlah awal x 100 % = Rp82.000.000,00−Rp 52.856.000,00

Rp82.000.000,00 x100%

= Rp29.144.000,00

Rp 82.000.000,00x100%

= 36% (dibulatkan)

Target konsumen yang ingin dicapai juga mempengaruhi omset penjualan dan pendapatan dari usaha souvenir. Umumnya sebagian besar konsumen produk souvenir berasal dari para turis baik lokal maupun mancanegara sisanya berasal dari dalam daerah Aceh sendiri. Selama pandemi Covid-19 diberlakukan pembatasan untuk keluar masuk antar kabupaten, provinsi dan negara dengan penjagaan dan pengawasan yang ketat untuk dapat meminimalisir angka penyebaran Covid-19 yang menyebabkan konsumen terbesar dari

Rp109.518.000,00

Rp82.000.000,00

Rp52.856.000,00

Rp- Rp20.000.000,00 Rp40.000.000,00 Rp60.000.000,00 Rp80.000.000,00 Rp100.000.000,00 Rp120.000.000,00

2018 2019 2020

Keterangan Total Penjualan Souvenir Kupula Indah

(9)

kalangan turis tidak dapat masuk dan bergerak secara bebas untuk perjalanan yang tidak bekepentingan darurat.

Pihak Dinas UMKM mengungkapkan omset penjualan akan mengalami penurunan apabila beberapa faktor pendorong lainnya seperti penjualan, pemasaran dan kegiatan produksi terhambat. Ketiga faktor utama pendorong untuk menghasilkan omset penjualan menjadi fokus perhatian untuk mencapai target penjualan. Selama pandemi Covid-19 hambatan terhadap penjualan, pemasaran dan kegiatan produksi memang memiliki keterhambatan.

Penurunan omset penjualan selama pandemi Covid-19 sebagian besar dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berimbas kepada faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari kegiatan dan aspek luar yang tidak berkaitan dengan kegiatan dalam sebuah usaha, misalnya seperti kebijakan pemerintah dan situasi perokonomian. Sedangkan faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam usaha yang berkaitan dengan aktivitas dalam usaha seperti kegiatan produksi, pemasaran, penjualan dan lain sebagainya. Ada beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi usaha keterhambatan pendapatan omset penjualan dalam usaha souvenir Souvenir Kupula Indah yaitu sebagai berikut pada Table 4.2:

Tabel 3. Faktor Eksternal Penyebab Penurunan Omset Penjualan Usaha Souvenir Kupula Indah

No. Faktor Eksternal yang memepengaruhi penurunan omset penjualan 1. Penerapan PPKM untuk mencegah terjadinya kerumunan sehingga membantu

mencegah penyebaran Covid-19

2. Pembatasan aktivitas keluar masuk antar wilayah kota, kabupaten, provinsi dan negara

3. Sistem perekonomian dunia yang terganggu akibat banyaknya pengeluaran biaya Covid-19 dan kebijakan pembatasan keluar masuk antara negara dengan penjagaan super intensif sehingga kegiatan kunjungan dan ekspor impor terjadi banyak kendala.

Pembahasan Hasil Penelitian

Analisis Dampak Pandemi Covid-19 Pada Usaha Kerajinan Souvenir Kupula Indah

Hadirnya pandemi Covid-19 membuat keresahan bagi pemilik usaha souvenir khususnya Souvenir Kupula Indah. Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan selama penelitian, diketahui bahwa pandemi Covid-19 mengakibatkan pembekuan dalam kegiatan produktivitas usaha Souvenir Kupula Indah. Tidak hanya berimbas bagi usaha, namun juga bagi para pekerja di usaha Souvenir Kupula Indah yang terpaksa dinonaktifkan sementara waktu, dan hanya akan melakukan pekerjaan per-orderan saja ketika ada orderan barang yang harus diselesaikan. Berikut pernyataan dari beliau (Ibu Whattaniah): “ Para pekerja sudah saya suruh untuk berhenti dan untuk sementara waktu saya bilang untuk tidak memproduksi barang, tidak ada yang membeli. Permintaan dari pemasok hanya dalam jumlah sangat kecil. Jadi, untuk sementara tidak ada produksi dulu jika barang yang diminta juga sedikit dan jarang selama pandemi”.

Pemilik usaha Souvenir Kupula Indah terpaksa menonaktifkan pekerja langsung dan menghentikan produksi produk lainnya diluar untuk sementara waktu selama pemasukan keuangan belum stabil dimasa pandemi Covid-19. Faktor permintaan pasar yang menurun drastis menjadi masalah bagi pengelola usaha Souvenir Kupula Indah. Sebelum pandemi Covid-19 permintaan konsumen terhadap produk memang terkadang naik dan menurun tetapi tetap masih dalam keadaan seimbang dan tingkat produktivitas tidak terhambat.

(10)

Hasil penelitian menunjukkan selama pandemi kegiatan produksi bersifat pasif. Toko usaha Souvenir Kupula Indah koleksi souvenir juga sering tutup karena sangat minimnya orderan produk souvenir. Dari hasil wawancara Ibu War menjelaskan, sebelum adanya pandemi suasana yang paling sepi pelanggan biasanya dalam kurun waktu satu minggu atau satu bulan tetap ada konsumen yang membeli produk souvenir. Sebagian konsumen memang berasal dari luar daerah dan sangat sedikit konsumen dari dalam daerah sendiri khususnya wilayah Pidie.

Dampak yang sangat berpengaruh selama pandemi Covid-19 lebih berfokus kepada berkurangnya jumlah omset penjualan. Semakin sedikit jumlah penjualan, maka akan semakin sedikit pendapatan yang didapatkan dan menyebabkan kualitas produksi juga menurun. Penjualan souvenir yang masih tetap terjual hanya beberapa jenis produk tertentu seperti tudung sange, pakaian adat Aceh, songket, payung Aceh, dan kupiah mekutop.

Produk tersebut terjual karena memang masih dibutuhkan dan digunakan dalam kegiatan upacara pernikahan yang menggunakan pakaian khas Adat Aceh. Pembeli produk juga hanya beberapa pembeli lokal dari daerah Aceh yang sudah pernah mengorder barang sebelumnya atau yang memiliki usaha rias pengantin.

Produktivitas Usaha Kerajinan Souvenir Kupula Indah Selama Pandemi Covid-19

Hadirnya pandemi Covid-19 memang sangat meresahkan bagi masyarakat. Terutama bagi pemilik usaha kecil dan menengah maupun usaha besar sekalipun. Usaha Souvenir Kupula Indah menjadi salah satu usaha yang merasakan dampak dari merebaknya pandemi Covid-19. Dapat kita analisis bahwa pandemi Covid-19 memberikan dampak yang buruk bagi keberlengsungan kegiatan usaha Souvenir Kupula Indah. Hal ini dibuktikan dari pernyataan langsung pemilik usaha yaitu Ibu War.

Ibu War menjelaskan bahwa akibat adanya pandemi Covid-19 menyebabkan pemerintah harus membuat berbagai kebijakan dalam penenanggulangan pandemi Covid- 19. Akibat kebijakan tersebut banyak kegiatan dalam usahanya yang harus terhenti dan mengalami kendala. Namun dapat dipahami setiap kebijakan yang di buat pemerintah bertujuan untuk pencegahan agar terhindar dari terjangkitnya wabah berbahaya virus Corona. Berikut ulasan dari Ibu War sendiri: “Sebenarnya ya memang kebijakan pemerintah itu sangat menghambat dan merugikan kami khususnya saya yang mempunyai bisnis usaha industri rumahan dengan produk souvenir Aceh. Karena biasanya sering saya ada kunjungan dari orang luar negeri yang berwisata cari oleh-oleh khas Aceh datang kemari tapi sudah hampir 2 tahunan sudah tidak ada lagi. Cuman ya tidak boleh egois, kebijakan itu juga untuk kebaikan dan kepentingan bersama. Apalagi wabah Covid-19 sangat berbahaya”.

Berdasarkan hasil penelitian Ibu War mengatakan tingkat produktivitas usahanya kurang aktif selama pandemi Covid-19 ini berlangsung, sehingga harus melihat kondisi dan tingkat permintaan konsumen dengan perhitungan biaya yang akan di keluarkan. Menurut Ibu War untuk apa tetap menjaga kestabilan produktivitas usaha pada usahanya. Sedangkan tidak ada konsumen yang membeli produk dan produk juga tidak dapat didistribusikan, diisebabkan tidak adanya kebutuhan dan permintaan serta konsumen juga tidak mementingkan keperluannya pada produk souvenir.

Distributor juga menghentikan pemasokan mereka terhadap produk souvenir karena tingkat penjualan dan permintaan produk souvenir pada usaha mereka juga menurun selama pandemi Covid-19. Berikut pernyataan langsung dari Beliau:” Pandemi sangat membuat kekacauan dalam usaha saya, mungkin bukan saya saja memang yang merasakan dampaknya. Banyak usaha lain juga sama seperti saya, karena biasanya disini kami memproduksi barang untuk dipasok pada beberapa pemasok seperti toko souvenir di Banda

(11)

Aceh dan didaerah lainnya. Namun, karena penjualan mereka menurun secara otomatis barang yang mereka ambil dikita juga akan dikurangi”.

Oleh karena itu berdasarkan penjelasan dari Ibu War dapat kita ketahui bahwa menurunnya produktivitas usaha souvenir kupula Indah diakibatkan oleh jumlah permintaan dan penjualan produk yang juga kian menurun selama pandemi Covid-19. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahjono (2021) yang menyetakan bahwa selama pandemi Covid-19 pemilik usah harus mengurangi tingkat produksinya apabila permintaan produk dari konsumen berkurang. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi penumpukan barang dan mengambat perputaran uang kembali karena akan banyak barang diprkirakan mengalami penyusutan apabila tidak laku terjual dalam waktu tertentu.

Pihak Dinas UMKM menyatakan keadaan perekonomian yang tidak stabil menyebabkan ketidakseimbangan dalam pengembangan pada usaha souvenir. Tingkat produktivitas usaha souvenir juga ikut mengalami penurunan jika tidak adanya pencapaian penjualan dari pembelian konsumen. Banyaknya keterhambatan dalam berbagai kegiatan pemasaran dan penyaluran produk menyebabkan aktivitas produksi dalam usaha souvenir mengalami kemacetan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama pandemi Covid-19 usaha Souvenir Kupula Indah mengalami penurunan tingkat produktivitas dikarenakan berbagai kendala yang terjadi seperti keadaan perekonomian nasional dan internasional yang juga sedang tidak stabil sehingga menyebabkan konsumen produk souvenir yang umumnya berasal dari para pengunjung atau turis dari luar daerah hampir tidak ada sama sekali. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat produktivitas usaha Souvenir Kupula Indah menurun lebih dari 50%, hal ini diungkapkan oleh pemilik usaha Ibu Wathaniah. Pernyataan ini memiliki keselarasan dengan hasil perhitungan persentase penurunan omset penjualan yang telah disebutkan sebelumnya.

Kendala-kendala yang di Hadapi Usaha Kerajian Souvenir Kupula Indah selama Pndemi Covid-19

Kendala merupakan suatu hambatan yang akan dialami oleh setiap pembisnis baik dari kalangan pedagang kecil maupun pengusaha besar. Kendala dalam membangun atau mempertahankan sebuah usaha akan menjadi pedoman sebagai analisa pada masa mendatang bagi setiap pemilik usaha. Namun, kendala yang terlalu sulit untuk ditangani akan memberi dampak yang sangat buruk bagi keberlangsungan sebuah usaha kerajinan Aceh. Berdasarkan dari hasil wawancara ada beberapa kendala yang dihadapi oleh pemilik usaha kerajinan Souvenir Kupala Indah selama pandemi Covid-19. Berikut kendala-kendala yang terjadi yang akan disajikan dalam bentuk Tabel 4:

(12)

Tabel 4. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Pemilik Usaha Souvenir Kupula Indah Selama Pandemi Covid-19

No. Kendala yang di Hadapi Usaha Souvenir Kupula Indah Selama Pandemi Covid-19 1. Semakin menurunnya minat beli masyarakat

2. Sulit untuk menjangkau pasar yang luas ditengah pandemi Covid-19 3. Sulit mencapai omset karena permintaan produk yang menurun

4. Pembatasan kegiatan luar negeri yang menyebabkan jumlah penjualan dari pembelian para turis tidak ada sama sekali

5. Kegiatan ivent pemerintah yang berbau kebudayaan banyak yang dinonaktifkan selama pandemi Covid-19. Padahal kegiatan tersebut biasanya dapat menghasilkan keuntungan dalam jumlah yang besar dikarenakan dapat menjangkau konsumen secara langsung dalam jumlah besar.

6. Sedikitnya pembelian produk oleh pembeli menyebabkan jumlah produksi barang harus dikurangi.

7. Akibat sedikitnya jumlah pembelian, omset penjualan dalam usaha souvenir menurun drastis.

8. Banyak produk lama yang sudah diproduksi menumpuk dan sulit dipasarkan karena tempat yang biasanya menjadi sasaran pemasokan barang mengurangi dan bahkan menghentikan penerimaan pasokan barang dari usaha Souvenir Kupula Indah.

9. Tidak mudah untuk merubah sistem pemasaran secara konstan

10. Harga bahan baku yang naik sehingga harga barang yang dijual juga harus dinaikan.

Hasil penelitian juga didapatkan bahwa pemilik usaha Souvenir Kupula Indah mengalami keterhambatan dalam modal awal untuk melakukan aktivitas produksi dalam usahanya. Biasanya sebelum pandemi Covid-19 modal didapatkan dari perputaran dan keuntungan omset penjualan serta dari berbagai instansi pemberdayaan melalui kerjasama.

Berikut pernyataan dari pemilik usaha kerajinan Souvenir Kupula Indah:”Biasanya saya mudah untuk melakukan produksi dalam jumlah yang banyak kalau sebelum adanya Covid- 19. Orderan barang yang dikerjakan sudah bisa mendapatkan uang panjar sebagaian sehingga tidak perlu pakai uang pribadi. Akan tetapi, selama Covid-19 orderan sangat sedikit, kebanyakan yang order barang hanya dari pihak kalangan distributor. Biasanya uangnya akan diserahkan kalau barang sampai ketangan mereka, bahkan ada yang setelah barang dijual keorang yang memesan baru pembayaran untuk saya diserahkan. Tentu, terhambat sekali kalau demikian, karena kita perputaran modalnya lama”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha Souvenir Kupula Indah menyatakan bahwa selama pandemi Covid-19 sangat sulit untuk melakukan upaya dalam meningkatkan usahanya. Media online pun sedikit susah untuk dijadikan media pengganti dari sistem penjualan berbasis offline menjadi online, hal tersebut dikarenakan sebelumnya usaha milik Ibu War belum pernah terjun dalam dunia bisnis online dan akan sedikit ribet serta membingungkan bagi Ibu War untuk memulainya. Ibu War hanya bisa mengandalkan penjualan offline yang masih berjalan walaupun tidak sebesar dulu dan mencoba untuk menjual produk yang masih restock serta tidak menambah produksi barang yang baru.

Pemilik usaha (Ibu Wathaniah) menyatakan untuk sementara agar tetap bisa menjalankan usahanya. Hanya dengan menawarkan berbagai diskon dan potongan harga untuk beberapa jenis orderan tertentu kepada setiap pembeli yang datang. Tujuannya yaitu untuk menarik minat pembeli agar yakin dan lebih tertarik membeli produk souvenir pada usaha Souvenir Kupula Indah. Umumnya pemilik usaha lebih memberi potongan harga untuk jumlah pembelian dalam kategori borongan atau jumlah besar. Jika semua barang diberikan potongan per unit secara hitungan kasar akan menyebabkan kerugian dan sangat

(13)

sedikit untuk bisa mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan konsumen sudah jeli dan mengetahui jumlah harga barang yang akan mereka beli secara umum.

Ibu War memiliki Keinginan dan upaya ingin mencoba untuk terjun dalam bisnis dunia online. Apalagi mengingat era zaman yang sudah sangat maju tentunya sudah banyak yang tau akan dunia bisnis online bagaiman cara untuk menbeli barang dengan cara sistem pembelian online. Dikarenakan keterhambatan dari faktor usia yang tidak memungkinkan, kegiatan penjualan online tidak bisa Ibu War lakukan hanya seorang diri. Namun, diperlukan kariawan pengelola khusus untuk dapat membantu bisnis jual beli online untuk produk souvenirnya. Untuk mendapatkan karyawan baru dalam membantu usahanya juga diperlukan pertimbangan yang banyak. Omset yang sangat menurun drastis dan keuangan yang tidak stabil menjadi hambatan internal dalam memulai bisnis online.

Melalui wawancara bersama pihak Dinas UMKM Kabupaten Pidie memberikan asumsi bahwa minimnya upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan dalam pengembangan usaha kerajinan souvenir. Pasalnya, sekarang ini banyak kebijakan mendadak yang dibuat oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Penyabaran Covid-19 yang juga tidak terdeteksi apakah akan membaik atau justru akan semakin memburuk, menyebabkan tingkat kewaspadaan tetap menjadi hal nomor satu sekarang ini.

Namun, pada masa dengan perkembangan yang canggih ini disarankan untuk setiap pemilik usaha UMKM agar menjalankan usaha bisnis mereka melalui sistem penjualan secara online menggunakan berbagai fitur media sosial yang tersedia. Walaupun akan memerlukan waktu untuk dapat langsung menjangkau konsumen.

Hasil penelitian berdasarkaan wawancara bersama pihak Dinas UMKM menunjukkah bahwa pemberian bantuan biaya dalam pengembangan usaha tidak dapat dilakukan secara merata, hanya beberapa usaha saja yang memenuhi kriteria yang ditentukan dari pihak Dinas UMKM melalui filterisasi setiap pendaftar yang telah melakukan registrasi secara online.

Hal tersebut dikarenakan jumlah dana yang disalurkan pemerintah sangat terbatas.

Pemerintah menfokuskan dana negara untuk pemberian bantuan kepada masyarakat dalam bentuk BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang terdampak Covid-19 agar dapat menjalani kegiatan dan aktivitas sehari-hari mereka. Untuk kegiatan pemberdayaan dalam kegiatan seminar pelaku dalam usaha souvenir yang dipilih hanya mewakilkan saja dari beberapa usaha souvenir yang ada disetiap Kabupaten di Pidie. Karena kegiatan pemberdayaan tidak hanya berfokus pada usaha souvenir saja tetapi juga pada beberapa usaha kerajinan Aceh lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian pada usaha Souvenir Kupula Indah, selama pandemi Covid-19 memang belum adanya bantuan dan undangan dalam kegiatan pemeberdayaan apapun. Usaha Souvenir milik Ibu War hanya bisa mengandalkan pengembangan dan starategi dari dalam usaha sendiri untuk dapat tetap menjalankan usahanya. Usaha souvenir Kupula Indah merupakan salah satu usaha yang tidak terpilih untuk mengikuti kegiatan pembinaan dalam kewirausahaan selama pandemi Covid-19. Namun, walaupun demikian beliau tidak mempermasalahkannya. Ibu War mengandalkan strategi pemasarannya sendiri dalam pengembangan usahanya melalui berbagai kerjasama dan kegiatan lainnya.

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Pandemi Covid-19 menyebabkan usaha Souvenir Kupula Indah mengalami keterhambatan dalam kegiatan pengelolaan usaha akibat ketidakstabilan pendapatan dan banyaknya kehilangan konsumen yang membeli produk. Usaha kerajinan Souvenir Kupula Indah mengalami kemerosotan dan penurunan omset dari hasil penjualannya. Aktivitas dalam usaha juga sudah banyak dihentikan dan produksi barang juga dberhentikan untuk

(14)

jumlah yang banyak. Selama pandemi Covid-19 tingkat produktivitas usaha souvenir mengalami penurunan yang cukup drastis berdasarkan pengakuan dari pemilik usaha.

Penurunan tingkat produktivitas ini diakibatkan oleh capaian target pasar yang juga ikut menurun sehingga jumlah permintaan dan minat beli dari konsumen lebih sedikit.

Pemilik usaha mengalami berbagai kendala yang menyebabkan kesulitan dalam bebagai faktor. Tidaklah mudah untuk mengembangkan usahanya selama penyebaran pandemi Covid-19 yang terus berlangsung hingga saat ini. Ada beberapa kendala yang dihadapai oleh pemilik usaha Souvenir Kupula Indah seperti kekurangan konsumen pembeli produk souvenir yang merupakan kendala utama dalam penjualan produk souvenir.

Sebagian besar berasal dari para turis. Sehingga menyebabkan omset penjualan juga ikut menurun sehingga menyebabkan tingkat produksi semakin menurun. Kendala lainnya yaitu seperti kekurangan biaya produksi, harga bahan baku yang naik, dan sulitnya mendistribusikan produk karena para distributor juga mengurangi dan sebagian menghentikan pasokan barang untuk jenis souvenir Aceh.

Adapun saran yang dapat direkomendasikan kepada pemilik usaha, hendaknya melakukan upgrade dan mengembangkan strategi baru dalam sisitem pemasaran usaha Souvenir Kupula Indah sehingga dapat terus berkembang dan bertahan ditengah pandemi Covid-19. Seperti misalnya pengalihan penjualan tidak hanya secara offline saja tetapi juga melalu online. Meningkatkan kualitas produk atau inovasi produk yang lebih menarik dan inovatif.

Sementara untuk Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan pengembangan usaha lokal khususnya pemerintah daerah Aceh. Mengingat produk kerajinan souvenir Aceh menjadi icon penting yang juga ikut membantu menyokong perekonomian dan pendapatan daerah misalnya melalui pembinaan pengajaran mengenai bagaimana cara menghadapi situasi pandemi Covid-19 untuk tidak menyebabkan keterpurukan dalam pengembangan usaha kerajinan souvenir. Dan tentunya Pihak Dinas UMKM diharapkan dapat lebih maksimal dalam melakukan kegiatan pembinaan untuk para pemilik usaha dan dilakukan secara merata wlaupun dalam waktu yang singkat tetapi juga memadai, serta lebih fokus dan memberikan strategi yang lebih efektif bagi pemilik usaha kerajinan Aceh khususya usaha Souvenir yang menjadi salah satu jenis dari usaha yang dapat menyokong perekonomian daerah Kabupaten Pidie untuk bisa terus berkembang walaupun ditengah pandemi Covid- 19.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, R, Ernawati M, LM Hasrul A, Asriwati D, Ismawati, Wa Ode D Y, Sri Ka, Rahmad K, Damar O, Filayana, Muhammad A, Ferdiansyah, Waode NA, Sri Y, Yuli Y. (2021). Penerapan Strategi Pemasaran Sebagai Upaya Meningkatkan Usaha Kecil dan Menengah di Desa Wawoangi Kec.Sampoiawa ditengah Pandemi Covid-19.

Communnity Development Journal. 2(1).

Achayani, YE dan Eni A. (2018). Sistem Informasi Pendapatan Jasa Pada Koperasi PDAM Tirta Patriot Bekasi.Jurnal Teknik Komputer. 4(1).

Ali, M. (2013). Prinsip Dasar Produksi Dalam Ekonomi Islam. Jurnal Lisan Al-Hal. 7(1).

Fauzi, W dan Siska A. (2015). Sistem Informasi Penjualan Produk Berbasis Web Pada Chanel Distro Pringsewu.Jurnal TAM. 4(1).

Hartono, H, Karyana H, Marshelia M. (2012). Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan Pada Perusahaan Dengan Menetapkan Alumni dan Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Sebagai Objek Penelitian. Jurnal Binus Business Review.

3(2).

(15)

Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 2020. Informasi tentang virus Corona. Diakses pada 13 Oktober 2021 dari https://promkes.kemkes.go.id/informasi-tentang-virus-corona- novel-coronavirus.

Listiahana, Wita D, Afvan A dan Arizal. (2014). Dampak Keberadaan Minimarket Terhadap Modal Kerja Dan Pendapatan Warung Tradisional di Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis.11(1).

Mardia, Moses LPH, Mariana S, Rosintan S, Liharman S, Hengki MPS, Sulasih, Rahman T, Irdawati, David T, Andrian S, Diena DT dan Ince W. (2021). Strategi Pemasaran.

Yayasan Kita Menulis: E-book.

Rafsanjani, H. (2016). Etika Produksi dalam Kerangka Maqashid Syariah. Jurnal Perbankan Syariah. 1(2).

Shinta, A. (2011). Manajemen Pemasaran. Brawijaya: UB Press.

Sylvia, R, Rizki AA, Nor AA, Rika. (2019). Penerapan Bauran Pemasaran Untuk Meningkatkan Omset Penjualan Pada UD Rahmani Sasirangan Kabupaten Banjar.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis.12(1).

Tjiptono, F dan Anastasia D. (2016). Pemasaran,Esensi dan Aplikasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Tjiptono, F dan Gregorius C. (2012). Pemasaran Strategik. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Wahjono. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pengusaha Kue Kereng Desa Krincing Kabupaten Magelang. Jurnal Infokam. 17(1).

Wibowo, Dimas H, Zainul A dan Sunarti. (2015). Analisis Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Daya Saing. Jurnal Administrasi Bisnis. 29(1).

Wold Health Organization. (2020). Naming the coronnavirus disease (COVID-19) and the vrus causes it. Diakses pada 13 Oktober 2021 dari https://openwho.org/channels/covid-19.

Yusuf, DK, Mila B, Dedi S, Vemy SA. 2020. Pengaruh Bencana Covid-19, Pembatasan Sosial, dan Sistem Pemasaran Online Terhadap Perubahan Perilaku Konsumen dalam Memebeli Produk Retail. Artikel Karya Ilmiah Digital Library Uin Sunan Kalijaga.

Zuhdi, S, Morita dan Rini S. (2016). Pengaruh Biaya Promosi dan Tingkat Harga Terhadap Tingkat Omset Penjualan Pada PT Indofood Sukses Makmur TBK. Jurnal Ilmiah Manajemen. 4(2).

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Penanganan Pandemi Corona Virus Disease – 19 (COVID-19), pengungkapan dan penyajian atas dampak dan penanganan pandemi Covid-19 berpedoman dengan Surat

Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi dampak pandemi Covid -19 terhadap sektor perbankan, mengidentifikasi apakah pandemi Covid -19 dapat digolongkan

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Pandemi Covid 19 memberikan dampak terhadap usaha kuliner yaitu penurunan omzet, pengurangan tenaga

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas tersebut, bahwa kondisi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dimasa pandemi Covid-19 terus mengalami penurunan kapasitas

Namun, selama masa pandemi Covid-19 permintaan terhadap benih maupun ikan nila konsumsi mengalami penurunan.Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh pada pendapatan pelaku

Permasalahan dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, antara lain: (1) Pada masa pandemi Covid-19 ini masih terjadi penambahan yang signifikan kasus Covid-19;

Terdapat penurunan capaian indikator jumlah pelatihan peningkatan kompetensi di tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019 dikarenakan dampak pandemi covid-19,

Dimasa pandemi covid-19 penggunaan dana desa mengalami perubahan karena adanya kebijakan pemerintah pusat dalam rangka pencegahan dan penanganan pandemi covid-19, yang