• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Metode Tilawati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa SD (Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam Terpadu Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Implementasi Metode Tilawati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa SD (Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam Terpadu Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi)"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA SD

(Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam Terpadu Qurrata A’yun Cikarang Barat Bekasi)

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd)

Disusun oleh:

Ririn Rifa’atul Mahmudah NIM. 13311292

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1348 H/2017 M

(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA SD

(Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam Terpadu Qurrata A’yun Cikarang Barat Bekasi)

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd)

Disusun oleh:

Ririn Rifa’atul Mahmudah NIM. 13311292 Dosen Pembimbing

Dr. Akhmad Sodiq, M. Ag

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1348 H/2017 M

(3)

i

Skripsi dengan judul “Implementasi Metode Tilawati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa Sd (Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam Terpadu Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi)” yang disusun oleh Ririn Rifa‟atul Mahmudah dengan Nomor Induk Mahasiswa 13311292 telah melalui proses bimbingan dengan baik dan disetujui oleh pembimbing untuk diujikan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 20 Juni 2017 Dosen Pembimbing,

Dr. Akhmad Sodiq, M. Ag NIP: 197107091998031001

(4)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Implementasi Metode Tilawati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa Sd (Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam Terpadu Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi)” yang disusun oleh Ririn Rifa‟atul Mahmudah dengan Nomor Induk Mahasiswa 13311292 telah diujikan pada sidang munaqosah Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta pada tanggal 25 Juli 2017 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd).

Jakarta, 25 Juli 2017 Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)Jakarta

Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, MA Sidang Munaqasayah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, M. Ag Wasmini

Penguji I Penguji II

Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, M. Ag Dr. Hj. Romlah Widayati, M. Ag Pembimbing,

Dr. Akhmad Sodiq, M. Ag NIP: 197107091998031001

(5)

iii

PERNYATAAN PENULIS Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ririn Rifa‟atul Mahmudah

NIM : 13311292

Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 25 Juli 1995

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Implementasi Metode Tilawati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa SD (Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam Terpadu Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi)” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 20 Juni 2017 Penulis

Ririn Rifa‟atul Mahmudah

(6)

iv

MOTTO

JANGAN MENUNDA-NUNDA UNTUK MELAKUKAN SUATU PEKERJAAN, KARENA KITA TIDAK TAHU APAKAH

KITA DAPAT BERTEMU HARI ESOK ATAU TIDAK

(Ririn Rifa’atul M)

(7)

v

KATA PENGANTAR Bismillaahirrohmaanirrohiim

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, karunia, berkah dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd) dengan judul skripsi “Implementasi Metode Tilawati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa Sd (Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam Terpadu Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi).”

Sanjungan shalawat dan salam senantiasa penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi Rahmatanlil‟alamiin, sehingga kita berada pada zaman yang terang benderang dari zaman yang semula penuh dengan kegelapan. Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat dukungan dari beberapa pihak, baik yang berupa saran, pikiran dan tenaga. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Huzaemah T. Yanggo, MA, selaku Rektor Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta beserta stafnya yang telah memberikan fasilitas selama proses belajar mengajar.

(8)

vi

2. Ibu Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, M. Ag dekan fakultas tarbiyah yang telah memberikan arahan, motivasi dan dedikasinya atas kemajuan fakultas tarbiyah, semoga fakultas tarbiyah senantiasa melahirkan generasi-generasi pengajar yang profesional dan berkompetensi.

3. Dosen pembimbing Dr. Akhmad Sodiq, M. Ag, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan nasihat, memberikan arahan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh staf Fakultas Tarbiyah khususnya ibu Wasmini dan ibu Yuyun yang telah membantu penulis serta selalu memberikan motivasi dan arahan.

5. Staf Fakultas Tarbiyah ibu Wasmini, ibu Yuyun terima kasih atas motivasi dan arahannya.

6. Terima kasih dan ucapan cinta, buat Bapak dan Mamah yang telah melimpahkan kasih sayang, dukungan, kepercayaan serta do‟a yang tiada henti-hentinya untuk penulis, sehingga penulis selalu memiliki semangat, kekuatan serta kemudahan dalam melakukan dan menyelesaikan skripsi ini. Semoga mamah dan bapak diberikan umur yang panjang dan barokah serta selalu dlaam lindungan dan pertolongan Allah SWT.

(9)

vii

7. Kakak dan adikku tercinta, Muhammad Tamam Ridho, Titiyara, Shabrina Safinatun Najah dan Haikal Rosyid Ramadhan terima kasih karena kebahagian kalian adalah merupakan motivasi besar bagiku, apalagi ketika melihat senyuman dan canda yang kalian berikan padaku, itu semua menghadirkan kekuatan tersendiri.

8. Seluruh teman seperjuangan angkatan 2013 khususnya Wardiah Aeni, Tengku Hana Hanifah, Rosa Lestari, husnur Royan, Rizki Amelia, El.

9. Kepala Sekolah SDIT Qurrata A‟yun, yang telah meberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas do‟a, perhatian dan bantuan yang telah diberikan baik bantuan berupa materi maupun non materi.

Semoga segala dukungan yang tidak ternilai ini mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan balasan yang terbaik. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat khusunya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi semua.

Jakarta, 20 Juni 2017 Penulis

Ririn Rifa‟atul Mahmudah

(10)

viii DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN PENULIS ... iii

MOTTO ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

PEDOMAN LITERASI ... xiv

ABSTRAK ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Perumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

G. Tinjauan Pustaka ... 11

H. Sistematika Penulisan ... 17

(11)

ix BAB II KAJIAN TEORI

A. Implementasi Metode Tilawati

1. Pengertian Metode Tilawati ... 19 2. Macam-macam Metode Pembelajaran Al-Qur‟an 23 3. Pengelolaan Belajar Metode Tilawati ... 33 4. Proses Pembelajaran Metode Tilawati ... 34 5. Pendekatan Pembelajaran Metode Tilawati ... 35 B. Kemampuan Membaca Al-Qur‟an

1. Pengertian Kemampuan Membaca Al-Qur‟an . 37 2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an 39 3. Tingkat-tingkat Kemampuan Membaca Al-Qur‟an 42 C. Al-Qur‟an

1. Pengertian Al-Qur‟an ... 44 2. Membaca Al-Qur‟an Dengan Baik Dan Benar 45 3. Adab Membaca al-Qur‟an ... 47 4. Tujuan Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an ... 48 D. Guru dan Perannya dalam Proses Belajar

Mengajar Tilawati ... 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 54 B. Desain Penelitian ... 54 C. Subjek penelitian ... 56

(12)

x

D. Tekhnik Pengumpulan Data ... 56

E. Instrument Penelitian ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Berdirinya ... 66

2. Letak Geografis ... 66

3. Identitas Sekolah ... 67

4. Visi dan Misi Sekolah ... 68

5. Keadaan Guru ... 69

6. Keadaan Siswa ... 71

7. Sarana dan Prasarana ... 72

B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kegiatan Pembelajaran Metode Tilwati ... 75

2. Aktivitas Siswa dalam pembelajaran Al-Qur‟an 83 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 98

(13)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penilaian dan Standar Evaluasi Metode Tilawati

Tabel 2.1 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Tabel 2.2 Kisi-kisi Pedoman Observasi

Tabel 3.1 Data Guru SDIT Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi Tahun Ajaran 2016-2017 Tabel 3.2 Data Siswa SDIT Qurrata A‟yun Cikarang

Barat Bekasi Tahun Ajaran 2016-2017 Tabel 3.3 Data Sarana dan Prasarana SDIT Qurrata

A‟yun Cikarang Barat Bekasi Tahun Ajaran 2016-2017

Tabel 3.4 Tabel Frekuensi Pencapaian Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa dalam Hal Kelancaran Membaca

Tabel 3.5 Tabel Frekuensi Pencapaian Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa dalam Hal Makharijul Huruf

Tabel 3.6 Tabel Frekuensi Pencapaian Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa dalam Hal Tajwid

(14)

xii

Tabel 3.7 Tabel Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa SDIT Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi

(15)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Wawancara Dengan Koordinator Metode Tilawati

Lampiran 2 : Hasil Tes Lisan Bacaan Al-Qur‟an Siswa Kelas 4 SDIT Qurrata A‟yun

Lampiran 3 : Surat pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 4 : Surat Permohonan Izin Wawancara Dan Penelitian

Lampiran 5 : Surat Mohon kesediaan Menjadi Pembimbing Lampiran 6 : Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 7 : Dokumentasi

(16)

xiv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan panggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di Institut Ilmu Al-Qur`an, transiliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan

أ A ط Th

ب B ظ Zh

ت T ع

ث Ts غ Gh

ج J ف F

ح H ق Q

خ Kh ك K

د D ل L

ذ Dz م M

ر R ن N

(17)

xv

ز Z و W

س S ه H

ش Sy ء

ص Sh ي Y

ض Dh

2. Vokal

Vokal tunggal Vokal panjang

Vokal rangkap Fathah : a

أ

: â

ْى...´

: ai

Kasrah : i

ى

: î

ْو....´

: au

Dhammah : u

و

: û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam )لا( qamariyah Kata sandang yang diikuti oleh alif lam )لا( qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

ةزقبنا

: al-Baqarah

تنيدمنا

: al-Madînah

(18)

xvi

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam )لا( syamsyiah Kata sandang yang diikuti oleh alif lam )لا( syamsyiah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

مجزنا

: ar-Rajul

ةديسنا

: as-Sayyidah

سمشنا

: asy-Syams

يمرادنا

: ad-Dârimî

c. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang ( ّ), sedangkan untuk alihaksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.

Contoh:

ِللهبِب بَنَمَا

: Âmannâ billâhi

ُءبَهَفُسنا َنَمَا

: Âmana as-sufahâ‟u

َنْيِذَنا َنِّا

: Inna al-ladzîna

ِعَكُّزناَو

: waar-rukka„i

(19)

xvii d. Ta Marbûthah (ة)

Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata sifat (na‟at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”. Contoh:

ِةَدِئْفَلأا

: al-Af‟idah

ُتَيِملآْسِلإا ُتَعِمَبجنا

:al-Jâmi„ah al-Islâmiyyah

Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-washal) dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan menjadi huruf “t”. Contoh:

ُتَبِصبَن ٌتَهِمبَع

: „Âmilatun Nâshibah

ىَزْبُكْنا ُتَيلآا

: al-Âyat al-Kubrâ e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi apabila telah dialihaksarakan maka berlaku ketentuan ejaan yang disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain.

Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata

(20)

xviii

sandangnya. Contoh: „Alî Hasan al-„Âridh, al-

‟Asqallânî, al-Farmawî dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Alqur‟an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur‟an, Al- Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.

(21)

xix

ABSTRAKSI

Ririn Rifa‟atul Mahmudah (NIM. 13311292) Skripsi dengan judul “Implementasi Metode Tilawati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa SD (Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam Terpadu Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi)”. Diajaukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd), Fakultas Tarbiyah, Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.

Latar Belakang Masalah dalam skripsi ini yaitu penggunaan metode yang tepat pada proses pembelajaran Al- Qur‟an sangatlah penting karena masih banyak metode pembelajaran Al-Qur‟an yang cenderung menggunakan nada lurus sehingga terkesan monoton yang berdampak pembelajaran Al-Qur‟an kurang dapat diminati oleh siswa dan berdampak juga pada kemampuan siswa dalam membaca AlQur‟an.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif bersifat deskriptif analisis dengan latar penelitian di SDIT Qurrata A‟yun Cikarang Barat, Subyek penelitiannya adalah siswa kelas 4. Peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas guru meliputi pelaksanaan kegiatan pembuka, pelaksanaan kegiatan inti, dan pelaksanaan kegiatan penutup. Selain observasi aktivitas guru, peneliti juga mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran meliputi kelancaran membaca Al-Qur‟an siswa, kemampuan membaca sesuai dengan tajwid, dan kemampuan siswa dalam melafalkan huruf sesuai dengan makhrajnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis di SDIT Qurrata A‟yun bahwasanya, proses pembelajaran Al- Qur‟an dengan menggunakan metode tilawati ini berjalan dengan baik hanya saja ada salah satu langkah pada pembelajaran dengan menggunakan metode tilawati yang tidak di gunakan di SDIT Qurrata A‟yun yaitu langkah individual dengan tekhnik baca simak. Namun dengan tidak menerapkan

(22)

xx

langkah-langkah tersebut proses pembelajaran dengan menggunakan metode tilawati tetap berjalan dengan baik.

(23)

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan suatau bangsa, pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan. Untuk itu pembangunan Nasional di bidang pendidikan merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia guna mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur, serta memungkinkan setiap warga negara mengembangkan diri, baik dalam aspek jasmaniah maupun rohaniah.1

Menurut Abudin Nata dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam mengatakan bahwa “kata pendidikan selanjutnya sering digunakan untuk menterjemahkan kata education dan teaching dalam bahasa Inggris, jadi education menunjukan pada suatu kegiatan atau proses yang

1Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004), h. 5

(24)

berhubungan dengan pembinaan yang dilakukan sseorang kepada orang lain.2

Masa anak-anak merupakan tahap awal untuk membiasakan perilaku keagamaan, seperti pembiasaan mendirikan shalat lima waktu, pembiasaan berdoa, pembiasaan berbakti kepada kedua orang tua dan pembiasaan membaca kitab suci Al-Qur‟an.

Menurut Ahmad Syarifuddin dalam bukunya yang berjudul Mendidik Anak Membaca, Menulis, Dan Mencintai Al-Qur’an mengatakan bahwa “Al-Qur‟an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan atau diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril yang merupakan mukjizat, yang diriwayatkan secara mutawatir yang di tulis di Mushaf dan membacanya di nilai ibadah”.3

Dalam surat Al-Isra ayat 106 telah diterangkan proses turunnya Al-Qur‟an sebagai berikut:

2Abuddin Nata, Filsafat pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), h. 5

3Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, Dan Mencintai Al-Qur’an, (Jakarta, Gema Insani, 2005), Cet. ke-11, h. 15

(25)



















“Dan Al-Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur- angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian”.

(QS. Al-Isra [17]:106)

Dan Allah datangkan kepada manusia Al-Qur‟an yang Allah pisah-pisahkan, yakni Allah menurunkan Al-Qur‟an itu secara terpisah-pisah dan berangsur-angsur pada malam lailatul Qadar di bulan Ramadhan selama 23 tahun, sesuai dengan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan turunnya masing-masing ayat.

Adapun masalah pengajaran Al-Qur‟an kepada anak sebenarnya merupakan kewajiban orang tua apabila orang tuanya mampu, jika orang tuanya tidak mampu hendaklah menyerahkan ke lembaga-lembaga pendidikan Islam yang memiliki metode-metode pembelajaran Al-Qur‟an pada masing-masing lembaganya.

Pada zaman dahulu masih banyak metode membaca Al- Qur‟an yang cenderung dengan nada lurus sehingga terkesan monoton yang berdampak pembelajaran kurang dapat diminati oleh siswa sehingga, berdampak pada kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa.

(26)

Mempelajari Al-Qur‟an dan cara membacanya dengan baik dan benar tidaklah mudah seperti halnya membalik tangan. Selain harus mengenal huruf-huruf hijaiyah tentu juga dibutuhkan keterampilan sendiri agar dapat membaca Al-Qur‟an secara tartil. Tartil artinya membaca Al-Qur‟an dengan perlahan lahan dan tidak terburu-buru dengan baik dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifatnya sebagaimana di jelaskan dalam ilmu tajwid.4

Dari kata tartil inilah lahir istilah murotal yaitu pembacaan Al-Qur‟an secara baik, benar dan lancar dengan irama standar. Dasar membaca Al-Qur‟an sudah diterangkan bahwasanya membaca adalah langkah untuk memahami sesuatu. Sebagaimana ditegaskan dalam surat Al-Alaq Ayat 1-5:



















































4Abdul Majid Khon, Praktikum Qiraat Keanehan Bacaan Al- Qur’an Qira’at Ashim dari Hafash, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008), Cet. ke-1, h. 44

(27)

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al- „Alaq [96]: 1-5)

Ayat diatas mengungkapkan bahwasanya membaca adalah salah satu langkah awal di mana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan dari pembacaan kemudian timbullah pemahaman sehingga terciptalah suatu ilmu pengetahuan. Belajar adalah salah satu upaya membentuk peradaban yang dicita-citakan oleh masyarakat muslim, maka pemahaman terhadap Al-Qur‟an harus ditingkatkan agar tidak terjadi kesalahan dalam menangkap pesan yang terkandung di dalamnya.

Banyak orang secara umum merasakan kesulitan dalam belajar membaca Al-Qur‟an apalagi di era globalisasi ini, banyak sekali pergeseran nilai dalam kehidupan masyarakat dikarenakan para generasi kita masih banyak yang belum mampu untuk membaca Al-Quran secara baik apalagi memahaminya, baik itu dari anak-anak SD, SLTP, SMA bahkan banyak orang-orang yang sudah tua baik laki-laki maupun perempuan yang belum bisa membacanya dengan baik bahkan sangat banyak masyarakat yang memiliki

(28)

kesulitan dalam mempelajari Al-Qur‟an. Selain itu khususnya di tingkat SD banyak ditemui kesalahan siswa dalam membaca Al-Qur‟an, misalnya ada beberapa siswa yang masih kurang lancar tajwidnya seperti terbata-bata dalam membaca ayat Al-Quran, belum mampu mempraktikkan bacaan mad dengan benar yaitu terkadang bacaan mad yang seharusnya panjang tidak dibaca panjang dan sebaliknya, dalam membaca makharijul hurufnya siswa juga belum bisa membedakan antara, ت - ط dan ز - ذ . Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suharto “Salah satu penghalang atau kendala yang paling mendasar adalah belum semua umat Islam dapat membaca kitab Al-Qur‟an untuk dapat mempelajari, menghayati, dan mengamalkan isi Al-Qur‟an, sekurang-kurangnya dapat membaca Al- Qur‟an”.5

Pada dasarnya Al-Qur‟an itu mudah dipelajari, tidak sulit dan tidak berat dengan syarat ada kemauan, keseriusan dan kesungguhan dalam mempelajarinya. Hal tersebut ditegaskan dalam surat Al-Qamar Ayat 17:

















5R. Hartono, Belajar Menulis Membaca Al-Qur’an Sistem Diklat, (yogyakarta: Sumbangsih, 1988), h. 55

(29)

“Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar [54]: 17)

Menanggapi masalah di atas, sudah banyak para ahli- ahli khususnya dalam bidang Al-Qur‟an yang mencoba mencari jalan keluar bagaimana agar belajar Al-Qur‟an itu mudah dipahami terutama untuk usia anak-anak mulai dari tingkat sekolah TK dan SD, yaitu dengan mencetuskan beberapa cara atau metode yang mudah di pahami bagi siswa dalam belajar Al-Qur‟an yang mempunyai keunggulan-keunggulan tersendiri di setiap metode yang mereka cetuskan. Ini membuktikan bahwasanya metode sangatlah penting perannya dalam proses pembelajaran, karena metode adalah sarana yang menjembatani untuk tercapainya tujuan dalam proses pembelajaran.

Seiring berkembangnya zaman maka banyak metode- metode yang diciptakan untuk menunjang keberhasilan siswa dalam membaca Al-Qur‟an diantaranya metode iqro, metode jibril, metode al banjary, metode al barqy, metode baghdadiyah, metode qiraati, metode an-nahdliyah, dan metode Tilawati.

(30)

Dari beberapa metode pembelajaran Al-Qur‟an ini sebenarnya sangat mudah, akan tetapi ada yang lebih menarik dan mudah di pahami oleh siswa. Maka dari itu penulis akan melakukan penelitian dengan menggunakan metode Tilawati dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur‟an.

Dari sistem pengajaran Al-Qur‟an yang dinamakan metode Tilawati, menarik penulis untuk mencoba meneliti tentang implementasi metode Tilawati dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur‟an di SDIT Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi dalam memberikan pemahaman peerta didik terhadap pembelajaran Al-Qur‟an, dan peran metode dalam mengajarkan Al-Qur‟an kepada siswa sehingga siswa mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Implementasi Metode Tilawati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SD”

(31)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, memperoleh identifikasi masalah, yaitu:

1. Tingkat kemampuan guru/ustadz/ah dalam menyampaikan bahan pembelajaran.

2. Tingkat kemampuan membaca Al-Qur‟an.

3. Upaya dalam meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur‟an dengan menggunakan metode Tilawati.

4. Implementasi metode Tilawati di SDIT kelas IV Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi.

5. Pengaruh metode Tilawati di SDIT Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi.

6. Pengaruh globalisasi dalam dunia pendidikan.

7. Pengaruh aspek kehidupan dalam membaca Al-Qur‟an.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan permasalahan maka berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis membatasi penelitian ini pada upaya meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur‟an dengan menggunakan metode Tilawati pada kelas empat SD.

(32)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan menjadi: Bagaimana implementasi metode Tilawati dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur‟an di SDIT Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi?

E. Tujuan Penelitian

Dari perumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi metode Tilawati dalam meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur‟an di SDIT Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah:

1. Secara teorotis

Manfaat teoritis adalah menjelaskan bahwa hasil penelitian tersebut bermanfaat dalam memberikan sumbangan pemikiran atau memperkaya konsep- konsep, teori-teori terhadap ilmu pengetahuan.

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini secara teorotis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan strategi pembelajaran serta praktek pengembangan ilmu

(33)

pengetahuan terutama dalam bidang studi pendidikan agama Islam.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan metode Tilawati yang praktis untuk meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur‟an pada siswa Sekolah Dasar (SD).

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang metode Tilawati sebagai metode praktis dalam mempelajari Al-Qur‟an.

Selanjutnya penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi penyusunan program pemecahan masalah dalam kesulitan atau hambatan dalam mempelajari Al-Qur‟an.

G. Tinjauan Pustaka

Dalam hal ini penulis mencoba untuk menjelaskan beberapa kajian pustaka yang pernah dilakukan dan diteliti oleh beberapa mahasiswa atau mahasiswi mengenai metode Tilawati, seperti penelitian yang dilakukan oleh:

1. Skripsi Rojiah, Fakultas Pendidikan Agama Islam (PAI) 2011, dengan judul “ Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Dengan Metode Tilawati di Taman Pendidikan Qur’an

(34)

Al- Ikhlas Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Banjarmasin Timur ”.

Pembelajaran membaca Al-Qur‟an dengan metode Tilawati meliputi perencanaan pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, materi pembelajaran, media pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan Rojiah dengan penelitian yang penulis lakukan adalah pada lokasi penelitian dan pada jilid Tilawati. Yakni Rojiah mengambil lokasi di TPA Al-Ikhlas Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Banjarmasin Timur sedangkan penelitian yang dilakukan penulis berlokasi di SDIT Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi. Adapun pada jilid yakni Rojiah membatasi pada jilid I saja sedangkan dalam penelitian ini penulis meneliti semua jilid Tilawati dari I sampai dengan VI. Penulis mengemukakan alasan bahwa jilid I sampai dengan VI karena penulis ingin lebih mendalami penelitian, bukan hanya pondasi awal saja tetapi sampai ke pengembangan dan hasil akhirnya dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur‟an Siswa.6

6Rojiah, Pembelajaran Membaca Al-Qur’an dengan Metode Tilawati di Taman Pendidikan Qur’an Al-Ikhlas Kelurahan Kebun Bunga

(35)

2. Siti Mutmainnah, Fakultas Pendidikan Agama Islam (PAI) 2011, dengan judul “Metode Tilawati Sebagai Alternatif Pilihan Dalam Rangka Untuk Dapat Membaca Al-Qur`An Dengan Pemilihan Lokasi Di MI Al-Falah Beran Ngawi”.

Dari hasil penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa penerapan metode Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi, mempunyai ciri khas tersendiri yaitu dengan pendekatan Klasikal dan Individual. Pendekatan Klasikal dilaksanakan dengan 3 tehnik yaitu tehnik 1 (guru membaca siswa mendengarkan), tehnik 2 (guru membaca siswa menirukan), dan tehnik 3 (guru dan siswa sama- sama membaca). Sedangkan pendekatan individual dilaksanakan dengan tehnik baca simak dengan system rolling, dengan harapan akhir siswa dapat membaca satu halaman penuh secara keseluruhan. Target pembelajaran Tilawati adalah siswa hendaknya dapat tartil membaca Al-Qur`an, khatam Al-Qur`an 30 juz dan tartil dalam membaca Al-Qur`an. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan Siti Mutmainnah dengan penelitian yang Kecamatan Banjarmasin Timur, Skripsi, (Banjarmasin: Institut Agama Islam Negeri, 2011), tidak di terbitkan

(36)

penulis lakukan adalah pada lokasi penelitian. Yakni Siti mutmainnah mengambil lokasi di MI Al-Falah Beran Ngawi sedangkan penelitian yang dilakukan penulis berlokasi di SDIT Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi.7

3. Muhammad Syarif, Fakultas Pendidikan Agama Islam (PAI) 2013, dengan judul “Pelaksanaan Metode Tilawati Dalam Pembelajaran Al-Qur’an di TKA/TPA Al-Falah Unit 081 Kecamatan Liang Anggang Banjarbaru”.

Penelitian ini lebih memfokuskan pada pembelajaran di kelas Tilawati dewasa, hasilnya pelaksanaan metode Tilawati dalam pembelajaran Al-Qur‟an di TKA/TPA Al-Falah unit 081 Kecamatan Liang Anggang Banjarbaru berjalan dengan baik dan lancar khususnya di kelas Tilawati dewasa. Perbedaannya adalah pada jilid Tilawatinya yakni Muhammad Syarif lebih memfokuskan penelitian pada kelas Tilawati dewasa.

Sedangkan dalam penelitian ini penulis lebih meneliti pada proses pembelajaran Al-Qur‟an siswa SD dengan

7Siti Mutmainnah, Metode Tilawati sebagai Alternatif Pilihan dalam Rangka untuk dapat Membaca Al-Qur’an dengan Pemilihan Lokasi di MI Al-Falah Beran Ngawi, Skripsi, (Semarang: Institut Agama Islam Negri, 2011), tidak diterbitkan

(37)

mengunakan metode Tilawati untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar.

Metode Tilawati memiliki buku panduan dari jilid I sampai dengan VI di TPQ Al-Mira.8

4. Luthfi Fahrruddin, Fakultas Pendidikan Agama Islam (PAI) 2015, dengan judul “Metode Tilawati Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Bagi Para Santri Kelas 2 (dua) Ula Di Lembaga Diniyah Salafiyah Matholi’ul Huda Gading Malang”.

Model penerapan metode Tilawati dalam menigkatkan kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa menggunakan strategi pembelajaran klasikal-individual dan baca simak, dengan penerapan pembelajaran meliputi perencanaan, materi, metode, alat pembelajaran, penilaian, dan langkah-langkah pembelajaran. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan Luthfi Fahruddin dengan penelitian yang penulis lakukan adalah pada lokasi penelitian dan subyek penelitian. Yakni Luthfi Fahruddin mengambil lokasi di Lembaga Diniyah

8Muhammad Syarif, Pelaksanaan Metode Tilawati dalam Pembelajaran Al-Qur’an di TKA/TPA Al-Falah Unit 081 Kecamatan Liang Anggang Banjarbaru, Skripsi, (Banjarmasin: Intitut Agama Islam Negeri, 2013), tidak diterbitkan

(38)

Salafiyah Matholi‟ul Huda Gading Malang sedangkan penelitian yang dilakukan penulis berlokasi di SDIT Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi. Adapun pada subyek penelitian yakni Luthfi Fahruddin meneliti kelas 2 (dua) sedangkan dalam penelitian ini penulis meneliti kelas 4 (empat).9

5. Intan Fauziyah, Fakultas Pendidikan Agama Islam (PAI) 2016, dengan judul “Penerapan Metode Tilawati Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Di TPQ Roudlotul Qur’an Jabalsari Sumbergempol Tulungan “.

Dari hasil penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa penerapan metode Tilawati di TPQ Roudlotul Qur‟an Jabalsari Sumbergempol Tulungan menggunakan teknik pembelajaran klasikal secara individual antara guru dan siswa serta baca simak secara individual antara guru dan siswa dengan penerapan pembelajaran meliputi perencanaan, materi, metode, alat pembelajaran dan penerapan posisi tempat duduk berbentuk “U” untuk mempermudah mengontrol keadaan siswa saat

9Luthfi Fahruddin, Metode Tilawati dalam upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an bagi para Santri Kelas 2 (Dua) Ula di Lembaga Diniyah Salafiyah Matholi’ul Huda Gading Malang, Skripsi, (Malang: Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim, 2015), tidak diterbitkan

(39)

pembelajaran berlangsung. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan Intan Fauziyah dengan peneliti yang penulis lakukan adalah pada lokasi penelitian dan subyek penelitian. Yakni Intan Fauziyah mengambil lokasi di TPQ Roudlotul Qur‟an Jabalsari Sumbergempol Tulungan sedangkan penelitian yang dilakukan penulis berlokasi di SDIT Qurrata A‟yun Cikarang Barat Bekasi.10

H. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan penelitian ini terbagi 5 (Lima) bab yang secara ringkas diuraikan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, Bab ini memaparkan tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.

BAB II Kajian Teori, Bab ini memaparkan tentang penggunaan metode Tilawati, kemampuan

10 Intan Fauziyah, Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran Al-Qur’an di TPQ Roudlotul Qur’an Jabalsari Sumbergempol Tulungan, Skripsi, (Tulungagung: Institut Agama Islam Negeri (IAIN), 2016), tidak diterbitkan

(40)

membaca Al-Qur‟an, tentang Al-Qur‟an, dan tentang guru dan peranannya dalam proses belajar mengajar Tilawati.

BAB III Metodologi Penelitian, Bab ini memaparkan tentang tempat dan waktu penelitian, desain penelitian, subjek penelitian, tekhnik pengumpulan data dan instrument penelitian, tekhnik analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian, Bab ini memaparkan tentang gambaran umum sekolah, deskripsi hasil penelitian.

BAB V Penutup, Bab ini memaparkan tentang kesimpulan dan saran.

(41)

19 BAB II KAJIAN TEORI A. Implementasi Metode Tilawati

1. Pengertian Metode Tilawati

Menurut Ar-Rosyidin mengatakan bahwa “metode berasal dari dua kata yaitu “meta” yang berarti melalui dan “hodos” yang berarti jalan yang dilalui. Secara umum metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.1

Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan mengatakan bahwa

“metode adalah cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis”.2

1Ar-Rosyidin, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam;

Pendekatan Historis, Teoritis & Praktis, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), h.

65

2Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2010), Cet. Ke-15, h. 198

(42)

Adapun menurut Arman Arif dalam bukunya yang berjudul pengantar ilmu & metodologi pendidikan Islam mengatakan bahwa:

Metode secara istilah merupakan suatu prosedur yang digunakan pendidikan dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode juga merupakan sarana yang digunakan dalam proses transformasi materi kepada peserta didik agar diterima dengan mudah.3

Sedangkan menurut Muhammad Yaumi dalam bukunya yang berjudul Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran mengatakan bahwa “metode adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal”.4

Menurut Soelaiman Joesoef dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Luar Sekolah mengatakan bahwa

“metode adalah suatu kerangka kerja dan dasar-dasar

3Arman Arif, Pengantar Ilmu & Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 179

4Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2013), h. 205

(43)

pemikiran digunakannya cara-cara yang khusus atau menuju sesuatu”.5

Adapun kata tilawati menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pembacaan ayat Al-Qur’an dengan baik dan indah.6

Sedangkan menurut Abdurrohim Hasan dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati mengatakan bahwa “metode tilawati adalah suatu metode belajar membaca Al-Qur’an yang dilengkapi dengan strategi pembelajaran dengan kebenaran membaca melalui individual dengan teknik baca simak”.7

Metode tilawati dalam pembelajaran membaca Al- Qur’an yaitu suatu metode atau cara belajar membaca Al-

5Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), Cet. Ke-1, h. 114

6Ebta Setiawan, “Tilawah http: Kbbi. Web. Id”, diakses tanggal 23 Maret 2017.

7Abdurrohim Hasan, dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati, (Surabaya: Pesantren Al-Qur’an Nurul Falah PTT VB, 2010), h. 13

(44)

Qur’an dengan ciri khas menggunkan lagu rast dan menggunakan pendekatan yang seimbang antara pembiasaan melalui klasikal dan kebenaran membaca melalui individual dengan tehnik baca simak. Metode ini aplikasi pembelajarannya dengan lagu rast. Rast adalah Allegro yaitu gerak ringan dan cepat.8

Pendekatan klasikal dan individual untuk mendukung dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif maka penataan kelas diatur dengan posisi duduk peserta didik melingkar membentuk huruf U sedangkan guru berada di depan tengah peserta didik sehingga interaksi guru dan peserta didik mudah. Format U dalam proses pembelajaran metode tilawati sangatlah bagus karena peserta didik dapat terkontrol semua oleh pendidik baik klasikal maupun individual.9

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa metode tilawati adalah suatu metode atau cara blajar membaca

8M. Misbahul Munir, Pedoman Lagu-Lagu Tilawatil Qur’an Dilengkapi Tajwid dan Qasidah, (Surabaya: Apollo, 1997), Cet. ke-3, h. 28

9Siti Mutmainnah, “Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di MI Al- Falah Beran Ngawi”, Skripsi, (Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2011), h. 25, tidak diterbitkan

(45)

Al-Qur’an dengan ciri khas menggunakan lagu rast yang memudahkan peserta didik Al-Qur’an agar baik dan indah.

2. Macam-macam Metode Pembelajaran Al-Qur’an Menurut Moh. Suardi dalam bukunya yang berjudul Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an mengatakan bahwa pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling memengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”.10

Sedangkan menurut Quraisy shihab dalam bukunya yang berjudul Mukjizat Al-Qur’an mengatakan bahwa Al-Qur’an didefinisikan sebagai “firman-firman allah yang disampaikan Oleh malaikat jibril AS Sesuai

10Moh. Suwardi, Belajar dan pembelajaran, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2015), h. 47

(46)

redaksinya kepada nabi Muhammad SAW, dan diterima oleh umat secara tawatir”.11

Dengan berkembangnya zaman terjadilah kemajuan dalam berbagai bidang tidak terkecuali dalam bidang pembelajaran Al-Qur’an. Pada zaman sekarang banyak sekali metode pembelajaran Al-Qur’an bermunculan beberapa metode pembelajaran Al-Qur’an itu diantaranya adalah:

a. Metode Iqra

Menurut Habib, Abdussyakur, dkk, dalam bukunya yang berjudul Qiro’ah Muyassaroh, Cara Mudah Membaca Al-Qur’an mengatakan bahwa:

Metode iqro’ adalah metode membaca Al- Qur’an menekankan langsung pada latihan membaca. Metode iqro’ ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Al-Qur’an dengan fasih). Bacaan langsung tanpa dieja. Artinya tidak diperkenankan nama- nama huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.12

11M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1997), h. 43

12Habib, Abdussyakur, dkk, Qiro’ah Muyassaroh, Cara Mudah Membaca Al-Qur’an, (Yogyakarta: Taman Pendidikan Al-Qur’an Plu PP Krapyak, 2007), h. 53

(47)

Metode Iqro’ disusun oleh KH. As’ad Humam dari Kota Gede Yogyakarta dan dikembangkan oleh AMM (Angkatan Muda Masjid dan Musholla) Yogyakarta, dengan membuka TK Al-Qur’an dan TP Al-Qur’an. Metode Iqro’ semakin berkembang dan menyebar merata di Indonesia setelah munas DPP BKPMI di Surabaya yang menjadikan TK Al-Qur’an dan metode Iqro sebagai program utama perjuangannya. Metode Iqro’ terdiri dari 6 jilid dengan variasi warna cover yang memikat perhatian anak TK Al-Qur’an.

Adapun kelemahan dan kelebihan metode Iqro’

adalah:

1) Kelebihan

a) Menggunakan metode CBSA, jadi bukan guru yang aktif melainkan siswa yang ditutut aktif.

b) Dalam penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara bersama) privat, maupun cara eksistensi (siswa yang lebih tinggi jilidnya dapat menyimak bacaan temannya yang berjilid rendah).

c) Komunikatif artinya jika siswa mampu membaca dengan baik dan benar guru dapat

(48)

memberikan sanjungan, perhatian dan penghargaan.

d) Bila ada siswa yang sama tingkat pelajarannya, boleh dengan sistem tadarus, secara bergilir membaca sekitar dua baris sedang lainnya menyimak.

e) Bukunya mudah di dapat di toko-toko 2) Kekurangan

a) Bacaan-bacaan tajwid tidak dikenalkan sejak dini.

b) Tidak ada media belajar.

c) Tidak dianjurkan menggunakan irama murottal.

b. Metode Al-Baghdady

Metode Al-Baghdady adalah metode tersusun (tarkibiyah), maksudnya yaitu suatu metode yang tersusun secara berurutan dan merupakan suatu proses ulang atau lebih kita kenal dengan sebutan metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah metode yang paling lama muncul dan metode yang pertama berkembang di indonesia.

Metode ini adalah metode yang bagus dan cocok untuk anak yang juga masih pemula, yang masih belum mengenal dan mengetahui sama sekali huruf-

(49)

huruf hijaiyyah. Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu:

1) Kelebihan

a) Siswa akan mudah dalam belajar, karena sebelum diberikan materi, siswa sudah hafal huruf-huruf hijaiyyah.

b) Siswa yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi selanjutnya karena tidak menunggu orang lain.

2) Kekurangan

a) Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf hijaiyyah dahulu dan harus dieja.

b) Siswa kurang aktif karena harus mengikuti ustadz-ustadznya dalam membaca.

c) Qaidah baghdady yang asli sulit diketahui, karena sudah mengalami beberapa modifikasi kecil.13 c. Metode An-Nahdhiyah

Metode An-Nahdhiyah adalah salah satu metode membaca Al-Qur’an yang muncul di daerah Tulung Agung, Jawa Barat. Metode ini disusun oleh sebuah

13Luthfi Fahrudin, “Metode Tilawati dalam Meningkatkan Kemampuan Al-Qur’an santri kelas 2 Madrasah Diniyah Ula Salafiyah Matoli’ul Huda Gading Malang”, Skripsi, (Ponorogo: Sekolah Tinngi Agama Islam (STAIN), 2015), h. 37-38, tidak diterbitkan

(50)

lembaga pendidikan Ma’arif cabang Tulung Agung.

Karena metode ini merupakan metode pengembangan dari metode Al-Baghdady, maka materi pembelajaran Al-Qur’an tidak jauh berbeda dengan metode Qira’ati dan Iqra’. Dan perlu kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan ketukan atau lebih tepatnya pembelajaran Al-Qur’an pada metode ini lebih menekankan pada kode “ketukan”.

Dalam pelaksanaan metode ini mempunyai dua program yang harus diselesaikan oleh para siswa, yaitu:

1) Program buku paket yaitu program awal sebagai dasar pembekalan untuk mengenal dan memahami serta mempraktekan membaca Al-Qur’an.

2) Program sorogan Al-Qur’an yaitu program lanjutan sebagai aplikasi praktik untuk mengantarkan siswa mampu membaca Al-Qur’an sampai khatam.

3) Dalam metode ini buku paketnya tidak dijual bebas bagi yang ingin menggunakannya atau ingin

(51)

menjadi guru pada metode ini harus sudah mengikuti penataran calon guru An-Nahdhiyah.14 d. Metode Qiro’ati

Metode baca Al-Qur’an Qiro’ati ditemukan KH.

Dahlan Salim Zarkasyi dari semarang, Jawa Tengah.

KH. Dahlan Salim Zarkasyi yang mulai mengajar Al- Qur’an pada tahun 1963, merasa metode baca Al- Qur’an yang ada belum memadai. Beliau kemudian menerbitkan enam jilid buku pelajaran membaca Al- Qur’an untuk TK Al-Qur’an anak usia 4-6 tahun pada 1 Juli 1986. KH. Dahlan Salim Zarkasyi berwasiat, supaya tidak sembarang orang mengajarkan metode Qiro’ati. Tetapi semua orang boleh diajarkan dengan metode Qiro’ati. Metode yang disebarkan sejak awal 1970-an ini, memungkinkan anak-anak mempelajari Al-Qur’an secara cepat dan mudah. Dalam perkembangannya, sasaran metode Qiro’ati kian diperluas. Kini ada Qiro’ati untuk anak usia 4-6, untuk usia 6-12 tahun, dan untuk mahasiswa. Adapun metode pengajaran Qiro’ati adalah:

1) Klasikal menggunakan alat bantu.

14Maksum Farid, dkk, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An- Nahdhiyah, (Tulung Agung: LP Ma’arif, 1992), h. 9

(52)

2) Privat baca simak menggunakan buku.

3) CBSA, yaitu Guru menjelaskan dengan memberi contoh materi pokok bahasan, selanjutnya siswa membaca sendiri.

4) Siswa membaca tanpa mengeja. Sejak awal, siswa ditekankan untuk membaca dengan tepat dan cepat.

Siswa dapat naik kelas atau jilid berikutnya dengan syarat:

a) Sudah menguasai materi atau paket pelajaran yang diberikan di kelas.

b) Lulus tes yang telah diujikan oleh sekolah atau TPA.

Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain:

(1) Kelebihannya:

(a) Siswa walaupun belum mengenal tajwid tetap sudah bisa membaca Al-Qur’an secara tajwid.

Karena belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah sedangkan membaca Al-Qur’an dengan tajwidnya ituh fardlu ain.

(b) Dalam metode ini terdapat prinsip untuk guru dan murid.

(53)

(c) Pada metode ini setelah khatam meneruskan lagi bacaan ghorib.

(d) Jika siswa sudah lulus 6 jilid beserta ghoribnya, maka ditest bacannya kemudian setelah itu siswa mendapatkan syahadah jika lulus test.

(2) Kekurangannya:

Bagi yang tidak lancar lulusnya juga akan lama karena metode ini lulusnya tidak ditentukan oleh bulan atau tahun.15

e. Metode Ummi

Dalam metode Ummi adalah sistem pembelajaran Al-Qur’an dengan bacaan secara cepat dan sesuai dengan kaedah tajwid, metode ummi juga mengutamakan bacaan Al-Qur’an secara tartil, selain itu pembelajaran metode ummi juga mengharuskan para peserta didik untuk hafal Al-Qur’an sesuai dengan target yang telah ditentukan dari sekolah berdasarkan tingkat level atau kelasnya masing- masing.

15Een Hujaemah, “Implementasi Metode Tilawati dalam Pembelajaran Al-Qur’an di Madrasah”, Skripsi, (Ponorogo: Sekolah Tinngi Agama Islam (STAIN), 2015), h. 18, tidak diterbitkan

(54)

Adapun kelebihan dan kekurangan metode ummi ini ialah sebagai berikut:

2) Kelebihannya :

a) Anak-anak mampu membaca Al-Qur’an berdasarkan kaedah tajwid walaupun belum mengetahui teori tentang hukum tajwid.

b) Mampu membaca Al-Qur’an secara tartil.

c) Selain mampu membaca Al-Qur’an secara tartil, peserta didik juga mampu menghafalkan Al- Qur’an, jadi dalam satu metode pembelajaran siswa mendapatkan berbagai kemampuan, yaitu:

mampu membaca Al-Qur’an sesuai kaedah tajwid, mampu membaca Al-Qur’an secara tartil dan juga mampu menghafalkan Al-Qur’an.

3) Kekurangan :

Anak-anak tidak memahami teori tajwid, karena dalam metode ini anak-anak baru diajarkan tentang teori tajwid setelah bacaan Al-Qur’an mereka 15 juz keatas.16

16Wike Ulandari, “Efektifitas Metode Ummi Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an”, Skripsi, (Jakarta: Institut Ilmu Al- Qur’an (IIQ), 2015), h 32-53 , tidak diterbitkan

(55)

3. Pengelolaan Belajar Metode Tilawati

Menurut Abdurrohim Hasan dalam bukunya yang berjudul strategi pembelajaran Al-Qur’an metode tilawati mengatakan bahwa:

Pengelolaan belajar metode tilawati adalah pengaturan anak secara keseluruhan serta media dan sarana belajar yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Pengelolaan belajar diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: tingkat dasar (tilawati) dan lanjutan (Al-Qur’an). Pengelolaan belajar tingkat dasar yaitu proses pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan menggunakan buku tilawati jilid 1 sampai 5.17

Adapun Menurut Hasan Sadzili mengatakan bahwa prinsip pengajaran metode tilawati adalah:

a. Diajarkan secara praktis.

b. Menggunakan lagu rost.

c. Diajarkan secara klasikal menggunakan peraga.

d. Diajarkan secara individual dengan teknik baca simak menggunakan buku.

Kelengkapan media dan sarana prasarana dalam kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi terhadap kemudahan belajar sehingga proses pembelajaran dapat berhasil. Adapun media dan sarana prasarana yang

17Abdurrohim Hasan, dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati, h. 13

(56)

dibutuhkan dalam mengajarkan Tilawati diantaranya adalah buku Tilawati, buku kitabaty, buku materi hafalan, buku pendidikan Akhlaqul Karimah dan Aqidah Islam.

Sedangkan perlengkapan mengajar metode Tilawati diantaranya adalah peraga Tilawati, sandaran peraga, alat penunjuk untuk peraga dan buku, meja belajar, buku prestasi siswa, lembar program dan realisasi pengajaran, buku panduan kurikulum, buku absensi siswa.

Untuk mendukung dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif maka penataan kelas diatur dengan posisi duduk siswa melingkar membentuk huruf “U”, sedangkan guru didepan tengah sehingga interaksi guru dengan siswa lebih mudah”.18

4. Proses Pembelajaran Metode Tilawati

Dalam proses pembelajaran Al-Qur’an metode Tilawati ini mengunakan dua pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan klasikal (yaitu proses belajar mengajar dengan cara bersama-sama dengan menggunakan peraga).

18Hasan Sadzili, dkk, Tilawati Metode Praktis Cepat Lancar, Jilid 1-6, (Surabaya: Pesantren Al-Qur’an Nurul Falah, 2004), h. 10-20

(57)

b. Pendekatan individual dengan tekhnik baca simak (yaitu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara membaca bergiliran yang satu dengan yang lainnya menyimak).19

5. Evaluasi atau Munaqosyah Metode Tilawati Macam-macam evaluasi atau munaqosyah adalah:

a. Pre test: ini dilaksanakan dalam rangka untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum mereka mengikuti proses pembelajaran sebagai bahan untuk pengelompokan kelas.

b. Harian: evaluasi yang dilaksanakan setiap hari oleh guru untuk menentukan kenaikan halaman buku Tilawati secara bersama dalam satu kelas.

c. Kenaikan jilid: evaluasi yang dilakukan secara periodik oleh munaqisy lembaga untuk menentukan kenaikan jilid buku Tilawati.20Bentuk penilaian dan standar evaluasi metode Tilawati.

19Hasan Sadzili, dkk, Tilawati Metode Praktis Cepat Lancar, Jilid 1-6, h. 21-22

20Hasan Sadzili, dkk, Tilawati Metode Praktis Cepat Lancar, Jilid 1-6, h. 23-24

(58)

Tabel 1.1

Penilaian Dan Standar Evaluasi Metode Tilawati

No Bidang Nilai

Max

Nilai Min

Nilai

1 Fashahah 30 30

Waqaf &ibtida`

Kesempurnaan mengucapkan harakat Kesempurnaan huruf dan kalimat

2 Tajwid 40 25

Makharijul huruf Sifatul huruf Ahkamul mad wal qasr

3 Suara dan lagu 15 8 Kualitas vocal

(lantang)

Penguasaan lagu 4 Gharib dan

musykilat

10 7 Total

(59)

B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian kemampuan membaca Al-Qur’an

Menurut Syafaruddin dalam bukunya yang berjudul Pendidikan & Pemberdayaan Masyarakat mengatakan bahwa ”kemampuan adalah kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan”.21

Adapun menurut Meliyawati dalam bukunya yang berjudul Pemahaman Dasar Membaca mengatakan bahwa “membaca adalah suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan”.22

Menurut Munawir Yusuf dalam bukunya yang berjudul pendidikan bagi anak dengan problema belajar mengatakan bahwa:

Membaca adalah melihat tulisan dan dapat mengucapkan apa yang tertulis itu dan juga bisa memahami isi dari tulisan tersebut dengan melafalkan atau memahaminya dalam hati.

Membaca juga merupakan aktivitas audio visual

21Syafaruddin, Pendidikan & Pemberdayaan Masyarakat,

(Medan: Perdana Publishing, 2012), h. 72

22Meliyawati, Pemahaman Dasar Membaca, (Yogyakarta:

Deepublish, 2016), h. 1

(60)

untuk memperoleh makna dari simbol berupa huruf atau kata.23

Menurut Yusuf Qardhawi dalam bukunya yang berjudul Al-Qur’an Berbicara tetang Akal dan Ilmu Pengetahuan mengatakan bahwa “membaca adalah sarana untuk belajar dan kunci ilmu pengetahuan, baik secara etimilogis berupa membaca huruf-huruf yang tertulis dalam buku-buku, maupun terminologis yakni membaca dalam arti yang lebih luas”.24

Untuk bisa membaca dengan baik suatu bahan bacaan, seseorang terlebih dahulu di tuntut harus mengenal huru-huruf tersebut dan mampu melafalkannya atau mengajarkannya dengan benar dan tepat sesuai kaidah-kaidah pelafalannya tadi.25

Sedangkan menurut Ahmad Syarifuddin dalam bukunya yang berjudul Mendidik Anak Membaca, Menulis, Dan Mencintai Al-Qur’an mengatakan bahwa

“Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan atau diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui

23Munawir Yusuf, Pendidikan Bagi Anak dengan Problema Belajar, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003), h. 69

24Yusuf Qardhawi, Al-Qur’an Berbicara Tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Gema Press, 1996), Cet. Ke-1, h. 235

25Retno Kartini, Kemampuan Membaca dan Menulis Huruf Al- Qur’an Pada Siswa SMP, h. 10

(61)

perantara malaikat Jibril yang merupakan mukjizat, yang diriwayatkan secara mutawatir yang di tulis di Mushaf dan membacanya di nilai ibadah”.26

Terkait dengan membaca Al-Qur’an maka minimal haruslah mampu melafalkan huruf-huruf sesuai kaidah- kaidah dalam membaca Al-Qur’an. Sehingga pengertian dari kemampuan membaca Al-Qur’an adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam melafalkan huruf-huruf sesuai kaidah.27

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an adalah suatu usaha atau proses melakukan kegiatan yang berupaya untuk mengenal dan mampu melafalkan huruf-huruf sesuai dengan kaidah- kaidah dalam membaca Al-Qur’an.

2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Pendidikan Al-Qur’an bagi anak-anak memiliki prinsip-prinsip yang berbeda dengan orang dewasa. Hal ini ada kaitannya dengan umur, kejiwaan anak, dan daya nalar anak. Para pengajar Al-Qur’an hendaknya

26Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, Dan Mencintai Al-Qur’an, (Jakarta, Gema Insani, 2005), Cet. ke-11, h. 15

27Departemen Agama RI, Cara Mengajar Pendidikan Agama Islam (Sari Mengajar Al-Qur’an), (Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum Negri, 1987), h. 1

(62)

memperhatikan hal ini agar tidak gagal dalam mendidik anak-anak dalam membaca Al-Qur’an.

Menurut Ahmad Syarifudin dalam bukunya yang berjudul mendidik anak membaca menulis dan mencintai Al-Qur’an mengatakan bahwa prinsip-prinsip pembelajaran membaca Al-Qur’an adalah membaca dengan tahqiq. Sebagaimana pengertian tahqiq menurut Ahmad Syarifudin yaitu:

Tahqiq adalah membaca dengan memberikan hak-hak setiap huruf secara tegas, jelas, teliti, seperti memanjangkan mad, menegaskan hamzah, menyempurnakan harakat, melepaskan huruf secara tartil, pelan-pelan memperhatikan panjang pendek, waqaf dan ibtida’ tanpa melepas huruf. Dalam penerapannya metode tahqiq ini tampak memenggal- menggal dan memutus mutus dalam membaca huruf- huruf dan kalimat-kalimat Al-Qur’an.28

Adapun menurut Abdul Majid Khon dalam bukunya yang berjudul Praktikum Qiraat Keanehan Bacaan Al- Qur’an Qira’at Ashim Dari Hafash mengatakan bahwa prinsip-prinsip membaca Al-Qur’an ada tiga, yaitu:

28Ahmad Syarifudin, Mendidik Anak Membaca Menulis dan Mencintai Al-Qur’an, (Jakarta, Gema Insani, 2005), Cet. ke-2, h. 79

(63)

a. Membaca dengan Tartil

Tartil artinya membaca Al-Qur’an dengan perlahan-perlahan tidak terburu-buru dengan bacaan yang baik dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat- sifatnya sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu tajwid. Makharijul huruf yaitu membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan tempat keluarnya seperti tenggorokan, di tengah lidah, antara dua bibir dan lain-lain.

b. Membaca dengan Tadwir

Tadwir adalah membaca Al-Qur’an dengan memanjangkan mad, hanya tidak sampai penuh.

c. Membaca dengan Hadr

Hadr adalah membaca Al-Qur’an dengan cara cepat, ringan dan pendek, namun tetap dengan menegakkan awal dan akhir kalimat serta meluruskannya. Suara mendengung tidak sampai hilang meski cara membacanya cepat dan ringan. Cara ini biasanya dipakai oleh para penghafal Al-Qur’an pada keguatan khataman 30 juz sehari.29

29Abdul Majid Khon. Praktikum Qiraat Keanehan Bacaan Al- Qur’an Qira’at Ashim Dari Hafash, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008), Cet. ke-1, h. 44

Referensi

Dokumen terkait

Pada kasus ini Tata Laksana Total Subroto Sapardan alternatif 2 dilakukan dengan pendekatan teknik Invasi Minimal dari arah posterior yang tidak merusak lamina dan tidak

Berdasarkan tabel MRP diketahui bahwa jumlah persediaan ekstrak kayumanis di gudang masih dapat memenuhi proses produksi pesanan - pesanan tersebut, sehingga Cokelat

Hasil penelitian pemanfaatan kulit kacang dan bulu ayam sebagai alternatif bahan dalam pembuatan kertas melalui chemical pulping (proses kimia) dengan menggunakan NaOH dan

 Menyimpulkan tentang point- point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Desain tunik berdasarkan konsep kolase

Diperbolehkan untuk menyebarluaskannya dalam bentuk apapun, selama tidak untuk tujuan komersil. dan tetap

[r]

bebas dari lemak yang teroksidasi, dapat disebabkan oleh 4 macam mekanisme reaksi yaitu:. 1) pelepasan hidrogen dan antioksidan, 2) pelepasan elektron dari antioksidan, 3)

Metode ini berdasarkan weighting system atau system pembobotan. Pihak manajerial atau pengambil keputusan menentukan factor-faktor penting yang mempengaruhi keluaran dari