• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of ANALISIS TERJEMAHAN INTERJEKSI DARI BAHASA INDONESIA KE BAHASA INGGRIS PADA SUBTITLE FILM NUSSA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of ANALISIS TERJEMAHAN INTERJEKSI DARI BAHASA INDONESIA KE BAHASA INGGRIS PADA SUBTITLE FILM NUSSA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (73-83)

73 ANALISIS TERJEMAHAN INTERJEKSI DARI BAHASA INDONESIA KE BAHASA INGGRIS PADA SUBTITLE FILM NUSSA

--- Mursyid Kasmir Naserly

Universitas Bina Sarana Informatika

(Naskah diterima: 1 September 2022, disetujui: 31 Oktober 2022)

Abstract

This research was conducted to analyze the translation of the word interjection in the film Nussa.

The observation of the word interjection in this study was only taken in the first 11 minutes of the film. In such a short period of time, 18 interjections were found, each of which had an English word equivalent. Of the 18 words, it can be grouped into two large categories that can be grouped, including Interjection of Equal Forms and Interjection of Different Forms. The two categories are deliberately grouped because they are unique in terms of translation from BSa to BSu or vice versa. As for categories outside the two large categories, they fall into the translation of the interjection just like in the general translation object, because the equivalent of the word can be well represented. This research was applied to Nussa Film because the film is a children's themed film. Generally, in children's films, many expressions are conveyed, especially in the use of the word interjection.

Keyword: Interjection, Film, Translation, Subtitle

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis terjemahan kata interjeksi pada film Nussa.

Pengamatan kata interjeksi di penelitian ini hanya diambil pada 11 menit awal dari film tersebut.

Dalam kurun waktu yang singkat tersebut ditemukan 18 interjeksi yang masing-masingnya memiliki padanan kata dalam bahasa Inggris. Dari 18 kata tersebut maka dapat dikelompokkan menjadi dua kategori besar yang dapat dikelompokkan diantaranya yaitu Interjeksi Sama Bentuk dan Interjeksi Beda Bentuk. Kedua kategori tersebut sengaja dikelompokkan karena memilki keunikan dari segi terjemahan dari BSa ke BSu atau sebaliknya. Sedangkan untuk kategori diluar dua kategori besar tersebut masuk ke dalam terjemahan interjeksi layaknya pada objek terjemahan umum, karena padanan katanya dapat terwakili dengan baik. Penelitian ini diterapkan pada Film Nussa karena film tersebut merupakan film bertemakan anak. Umumnya pada film anak banyak ekspresi yang disampaikan khususnya pada penggunaan kata interjeksi.

Keyword: Interjeksi, Film, Bahasa Inggris, Terjemahan, Subtitle

(2)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (73-83)

74 I. LATAR BELAKANG

ussa sebagai salah satu pelopor animasi 3D lokal memang berhasil mencuri banyak perhatian penonton. Tak hanya kalangan anak-anak, tema religiusnya yang kental juga menjadi sebuah magnet tersendiri bagi penonton remaja hingga dewasa. Jika bisa disandingkan, kualitas animasi karya rumah produksi the Little Giantz tersebut tak jauh berbeda dari karya rumah produksi animasi luar layaknya pixar, disney dan lainnya. Efek kartun 3D-nya yang hidup membuat nuansa kearifan lokal yang dihadirkan Nussa dalam setiap episodenya membuat penonton semakin penasaran akan kisah-kisah Nussa selanjutnya. Animo yang luar biasa tersebut tentu membuat the Little Giantz semakin semangat untuk menghadirkan kisah Nussa yang berbeda, dalam bentuk layar lebar.

Keberhasilan Nussa dalam mengembangkan channel-nya di Youtube nampaknya tak hanya membuat karakter Nussa dikenal di platform digital itu saja.

Bahkan saat Ramadhan tiba, tak jarang film pendek Nussa pun kerap dipinjam oleh beberapa stasiun televisi untuk mengisi jeda tayangan televisi di bulan Ramadhan.

Fenomena Nussa memang bukan hanya sekedar animasi, tapi lebih dari itu, sebagai film bernuansa Islami, Nussa secara tidak langsung memilki peran sebagai media dakwah Islam di platform digital. Tak puas sampai disitu, keberadaan Nussa pun kini dapat dikenal lebih luas lagi berkat hadirnya film layar lebar Nussa yang tayang pada tanggal 14 Oktober 2021 di bioskop seluruh Indonesia. Selama dua bulan masa tayang, film Nussa berhasil meraih total penonton hingga 445.777.

Sebelum hadir di Indonesia, film Nussa secara perdana disiarkan lebih awal ke publik pada acara Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) di Korea Selatan. Festival tersebut berlangsung mulai dari 8-18 Juli 2021 dan menjadi jembatan karakter Nussa untuk dikenal lebih luas ke mata dunia.

Film sebagai sebuah produk akan memberi pengaruh kepada setiap penontonnya. Pengaruh tersebut dapat berupa aplikasi ke lingkup sosial maupun budaya.

Kaitannya dengan sosial, umumnya terikat dengan cerita atau penokohan yang ada didalamnya. Dan dalam waktu yang bersamaan, pertukaran budaya juga kerap terjadi diiringi dengan toleransi setelahnya.

N

(3)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (73-83)

75 Keselarasan tersebut dapat terwujud

berkat dukungan bahasa. Bahasa dalam film memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan atau sebagai jembatan ketika terjadi perbedaan sosial budaya antara adegan dalam film dan penonton yang menyaksikannya.

Oleh karena itu, maka fungsi terjemahan subtitle terbilang sangat penting untuk mengatasi perbedaan yang terjadi.

Menurut Benny Hoedoro Hoed (2006:82) penerjemah kerap menemukan kendala dalam menerjemahkan teks ketika terdapat unsur adat bahasa (usage) dan gaya bahasa didalamnya. Upaya dalam meredam kendala tersebut semata-mata bukan tanpa sebab, karena proses penerjemahan itu sendiri menurut G.jager yang dikutip oleh Moentaha (2008: 9), menyatakan bahwa penerjemahan merupakan sebuah proses transformasi teks dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa) tanpa mengubah pesan teks asli.

Sehingga keaslian makna dari bahasa asal dapat terus dipertahankan ketika diubah menjadi karya terjemahan di bahasa yang baru.

Dewasa ini terjemahan subtitle memiliki peran penting dalam pendistribusian film. Kemudahan setiap orang dalam

mengakses portal film tentu menjadi sebuah tantangan khusus bagi para penerjemah subtitle. Karena bukan saja soal mengolah pesan film dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, tapi lebih dari itu, kaitannya dengan jumlah penonton, juga menjadi penentu keberhasilan sebuah film saat sudah didistribusikan secara online.

Kemahsyuran Film Nussa memang tak bisa dipandang sebelah mata.

Keberhasilannya menaklukkan dunia animasi tentu tak lepas dari peran bahasa di dalamnya.

Saat tayang di mancanegara dan beberapa bioskop online belakangan ini, Nussa menggunakan beragam subtitle terjemahan, salah satunya dalam bahasa Inggris. Sebagai media penengah, subtitle bahasa Inggris di film Nussa terbilang menarik untuk didalami.

Untuk itu maka penulis mencoba untuk menyelami lebih jauh subtitle tersebut khususnya pada terjemahan interjection atau ungkapan kata seruan yang banyak sekali muncul pada film bernuansa anak tersebut.

II. KAJIAN TEORI 2.1 Terjemahan

Menurut Newmark (1986), terjemahan merupakan sebuah upaya transformasi pesan dari BSu ke BSa dengan cara terstruktur.

(4)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (73-83)

76 Sedangkan menurut Sokolovsky (2010),

penerjemahan merupakan sebuah kegiatan yang memadukan antara proses, hasil, komunikasi dan skill yang ditujukan agar produk terjemahan mudah dicerna oleh publik.

Perpaduan dari kedua ide dasar dari terjemahan tersebut kemudian disempurnakan oleh Hatim & Munday (2013) yang berpandangan bahwa penerjemahan bukan hanya sebatas pengalihan pesan dari BSu ke BSa. Prosedur dasar tersebut tentu harus dilakukan dengan tujuan komunikatif agar kemampuan penerjemah dalam mentransfer pesan dapat dikomunikasikan kepada pembaca.

2.2 Kesepadanan dalam Penerjemahan Seni dalam memadankan kata demi kata dalam setiap proses penerjemahan merupakan sebuah tanggung jawab yang harus dipikul oleh seorang penerjemah. Semua itu dilakukan agar hasil terjemahan dapat dibaca secara akurat sesuai dengan pesan yang tersirat pada bahasa sumber.

Dalam hal ini Mona Baker (1992: 26- 106) memiliki pandangan khusus dalam konsep tersebut, beberapa diantaranya adalah (1) kesepadanan di tingkat kata; (2) kesepadanan di atas kata; (3) kesepadanan

gramatikall (kesepadanan teks; dan (5) kesepadanan pragmatik.

2.3 Strategi Penerjemahan

Dalam mengolah sebuah teks terjemahan, Newmark (1988: 45-48) memiliki 11 strategi dasar diantaranya (1) transference; (2) naturalisasi; (3) cultural equivalent; (4) functional equivalent; (5) descriptive equivalent; (6) synonymy; (7) shift atau transposisi; (8) modulation; (9) compensation;

(10) componential analysis; (11) parafrasa.

Selanjutnya strategi penerjemahan tersebut kian disempurnakan dengan 4 strategi yang dikemukakan oleh Moentaha dalam bentuk (1) terjemahan harfiah; (2) subtitusi;

(3) terjemahan bebas; (4) Penggantian;

meliputi: penggantian kelas kata; penggantian bagian-bagian kalimat; penggantian leksikal;

terjemahan antonym; penambahan;

penghilangan; kompresi; derivasi sintaksis;

penerjemahan deskriptif amplikasi;

eksplikasi/implikasi.

2.4 Subtitle Film

Saat awal kemunculannya, film dikenal sebagai sebuah wujud pentas seni baru dalam format silent movie di tahun 1930. Kemudian perkembangan dunia perfilman pun kian berkembang dinamis hingga pada tahun 1927 dan pada saat itu pula pertama kali film mulai

(5)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (73-83)

77 dikenal dalam wujud pertunjukan sinema

monoton yang sudah menggunakan komunikasi verbal sebagai ornamen tambahannya.

Semakin bertambahnya tahun, hiburan film kian banyak diminati oleh banyak orang.

Tak hanya lintas negara, film pun kian masif didistribusikan hingga lintas benua. Perbedaan bahasa dan budaya dari film sebuah negara dengan target penonton di negara lain adalah salah satu pencetus kenapa subtitle hadir sebagai solusi.

Pada awal kemunculannya subtitle hanya hadir sebagai media yang menjelaskan situasi atau plot cerita sebuah film secara umum.

Namun seiring perkembangan zaman, akhirnya subtitle hadir sebagai sebuah media yang mempu menyampaikan dimensi-dimensi linguistik setiap bahasa.

Penerjemahan subtitle terbilang unik, berbeda dengan media terjemahan lain seperti buku atau media cetak lainnya. Subtitle diterjemahkan secara terbatas dan ringkas.

Keberadaannya yang dibatasi oleh dua baris setiap scene tentu membuat subtitle tak bisa disusun layaknya terjemahan media cetak.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya mewajarkan penghilangan kata tidak efektif, tanda baca, melumrahkan

perbedaan struktural, dan secara lugas menerjemahkan berbagai kata umpatan dengan bijak.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode dasar kualitatif deskriptif. Penulis melakukan pengamatan selanjutnya hasil pengamatan dianalisis sesuai dengan data yang ditemukan pada objek penelitian yaitu Film Nussa yang ditonton melalui sebuah platform bioskop online berbayar Prime Video.

Film Nussa merupakan film animasi panja berdurasi 106 menit, yang berhasil memiliki rating IMDb 7.4.

Layaknya film anak, berbagai ekspresi keseruan kerap muncul di sela-sela adegan film Nussa tersebut. Hal itulah yang kemudian penulis ingin fokuskan dalam penelitian ini.

Kata-kata seru atau exclamation yang dilontarkan oleh setiap karakter di film tersebut terkadang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan variasi yang berbeda dan sangat menambah khasanah bagi pembelajar bahasa Inggris, khusus-nya penulis yang memilki latar belakang bahasa Inggris.

Wawasan baru tersebut, kemudia penulis coba untuk dalami melalui penelitian ini, agar terlihat bentuk-bentuk kata seru lokal yang berhasil diterjemahkan atau tidak dalam film

(6)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (73-83)

78 tersebut. Karena ada pada beberapa temuan

penulis juga menemukan kata-kata seru yang nyatanya gagal diterjemahkan atau memang tidak ditemukan padanannya dalam bahasa Inggris.

Pengamatan ini dilakukan mandiri dimulai sejak bulan September 2022 hingga bulan Oktober 2022. Data kualitatif yang digunakan pada penElitian ini berupa kata-kata sumber dan hasil terjemahannya dalam bahasa Inggris.

Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dan observasi. Data yang terkumpul dianalisis kemudian diinterpretasikan sehingga penulis mudah untuk menarik kesimpulan. Analisis data dilakukan secara induktif yaitu mencari kesimpulan yang bersifat umum dari hal-hal yang bersifat khusus.

Peneliti bertindak sebagai instrumen utama dalam penelitian ini. Berbagai hal terkait pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data dan menafsirkan data dilakukan oleh peneliti hingga terwujudlah penelitian kualitatif yang dipaparkan secara deskriptif, melalui metode analisis isi untuk mendapatkan pendalaman dua hal utama:

pertama jenis kata seru apa saja yang berhasil diterjemahkan dalam bahasa Inggris, kedua jenis kata seru apa saja yang gagal

diterjemahkan dan bagaimana objek subtitle tersebut mencarikan solusinya.

Dengan memadukan metode kualitatif dan analisis isi, peneliti berharap mampu memaparkan manfaat dari hasil penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris penulis dan pembaca penelitian ini.

Setiap analisis yang dilakukan, diobservasi melalui data dan studi kepustakaan sehingga metode deskriptif yang dilakukan dapat terfokus pada tujuan penelitian.

Penelitian ini mengambil sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (2010) paparkan, yaitu dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu, atau bisa juga dikatakan seperti teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Artinya, setiap subjek yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu.

IV. HASIL PENELITIAN

Seperti yang sudah dijabarkan di awal, penggunaan kata seru atau interjection di film Nussa cukup beragam. Hal tersebut tentu akan menghasilkan terjemahan Bahasa Inggris yang

(7)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (73-83)

79 beragam pula, beberapa temuan selama 11

menit durasi film diantaranya adalah:

Bahasa Sumber (BSu) Bahasa Sasaran (BSa)

Asik Yippee

Aduh Ouch

yah (kecewa) Oh no!

yeah (senang) yay!

Oiya Oh right

Asik Hurray

Hore Hurray

Iya All right

wah (kagum) Whoa

wih (kagum) Whoa

Yuk Let's go

itu tuh There

Yuk Come on

yah (kecewa) Too bad Hah (tidak terdengar) What

ya, ya, ya Wait a second

Sip Awesome

Nah Now

Dari table di atas dapat dilihat bahwa ada beragam kata interjeksi atau kata seru dalam bahasa Indonesia yang digunakan dalam Film Nussa.

4.1 Interjeksi Beda Bentuk

Sebagian dari kata interjeksi tersebut umumnya memiliki kesamaan situasi saat digunakan.

Seperti halnya penggunaan kata “Wah”

dan “Wih” keduanya memiliki tujuan sama untuk mewakili ungakapan kagum. Hanya saja keduanya tampak berbeda dari segi pengucapan huruf vokalnya saja. Berkaitan dengan hal tersebut maka padanan kata yang digunakan dalam subtitle bahasa Inggris tetap sama yaitu menggunakan kata “Whoa” untuk mewakili ungkapan seru tersebut.

Selain itu, ditemukan juga interjeksi serupa pada kata “Asik” dan Hore”, sekalipun keduanya beda bentuk namun subtitle bahasa Inggris tetap menggunakan kata interjeksi

“Hurray” untuk mewakili keduanya.

Dari temuan ini penulis memilki pandangan bahwa interjeksi yang sifatnya umum seperti ungkapan kagum atau ungkapan kegembiraan maka padanan katanya pun akan diseragamkan oleh penerjemah subtitle.

4.2 Interjeksi Sama Bentuk

Disituasi berbeda interjeksi pada bagian ini justru banyak ditemukan keunikannya. Penulis mencatat ada beberapa ungkapan seperti

“Yuk”, “Asik”, “Yah”, yang penulis rangkum ternyata beda pada bahasa sasaran (BSa).

(8)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (73-83)

80 Padahal situasi saat ungkapan tersebut

diucapkan memiliki makna yang sama.

Untuk kata “Yuk” memiliki dua padanan kata interjeksi yaitu “Let’s go” dan “Come on”.

Untuk kata “Asik” juga memilki dua padanan kata yaitu “Yippee” dan “Hurray”

Untuk kata “Yah” sebagai wujud kecewa juga memiliki dua padanan kata yaitu “Oh no!” dan “Too bad”

Melalui temuan ini penulis memiliki pandangan bahwa kata interjeksi bahasa sumber memang beragam, namun untuk mengekspresikan satu hal secara spontan, umumnya diungkapkan dengan interjeksi yang sama. Hal tersebut tentu menjadi lahan eksplorasi penerjemah subtitle untuk meletakkan berbagai kata interjeksi yang sepadan dengan beragam pilihan diksi interjeksi yang bervariasi.

Selebihnya, semua interjeksi yang ditemukan memiliki padanan katanya masing- masing. Bahkan jika list temuan tadi kembali disimak, maka ada temuan-temuan yang menurut penulis baru diketahui sehingga temuan tersebut menambah khasanah penulis untuk memperkaya lagi kata-kata interjeksi dalam bahasa Inggris

V. KESIMPULAN

Interjeksi atau interjection merupakan kata ungkapan yang mewakili situasi spontan seseorang saat menyaksikkan atau terlibat pada peristiwa tertentu. Hal ini memang jarang mendapatkan perhatian khusus, terlebih dalam penelitian penerjemahan subtitle. Umumnya peneliti hanya fokus pada tema-tema besar terjemahan baik dalam strategi penerjemahan, penggalian aspek budaya, penelusuran istilah- istilah bidang tertentu atau dari aspek terjemahan umum lainnya. Untuk itu, semoga melalui penelitian ini pembaca dapat mengembangkan lagi penelitian ini menjadi lebih sempurna di penelitian-penelitian tentang kata interjeksi kedepannya. Karena tanpa disadari, ternyata kata interjeksi dalam bahasa Inggris memiliki variasi yang sangat beragam.

Untuk itu, maka celah penelitian dalam hal tersebut masih terbuka lebar sehingga dapat diulas lebih menarik lagi melalui beragam objek penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Rineka Cipta.

Baker, M. (2011). In Other Words. New York:

Routledge

Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Rajawali Pers.

(9)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (73-83)

81 Hatim, B., & Munday, J. (2013). Summary for

Policymakers. In Climate Change 2013 - The Physical Science Basis (Vol. 53).

https://doi.org/10.1017/CBO97811 07415324.004

Hoed, Benny Hoedoro. Penerjemahan dan Kebudayaan (Jakarta: Pustaka Jaya, 2006) Moentaha, MA, Salihen Ph. D. Bahasa dan

Terjemahan, (Jakarta: Kesaint Blanc 2008).

Newmark, P. (1986). Approaches to Translation. London: Pregamon Press.

Newmark, P. (1988). a Textbook of Translation. UK: Prentice Hall.

Sokolovsky, Y. V. (2010). On the Linguistic Definition of Translation. Humanities &

Social Sciences, 2(2010 3), 285–292.

Diambil dari

http://sangu.edu.ge/books/hum/თ

არგმანცმოდნეობა/13_sokolovski y.pdf Sugiyono. (2010). Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

FM 2.4, 3.3, 4.3 Melakukan berbagai gerakan terkoordinasi secara terkontrol,seimbang dan lincah Anak mampu mengkoordinasikan tangan dan mata melalui kegiatan melipat KOG

Dalam hal ini, faktor yang melatarbelakangi terjadinya interferensi sintaksis pada kalimat tuturan guru sewaktu melaksanakan proses pembelajaran bahasa Indonesia

Dalam hal strategi ini, ada beberapa strategi yang dilakukan oleh beatles Indonesia, seperti strategi publikasi yang dilakukan oleh organisasi ini, strategi

merupakan produk dari keputusannya sendiri yang diambil secara sadar dan berdasarkan nilai-nilai bukan merupakan produk dari keputusan yang diambil hanya karena keadaan dan

Bone pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air terhadap data-data yang telah disampaikan pada formulir isian kualifikasi dan lampiran surat penawaran, oleh karena itu

Landasan formal konstitusional dimaksudkan untuk memberikan legitimasi prosedural terhadap pembentukan peraturan perundang-undangan, sedangkan landasan materiil

Kebijakan umum merupakan arah kebijakan yang diambil dalam rangka mencapai sasaran yang terukur dari masing-masing sasaran dalam RPJMD Sedangkan program pembangunan

This study deals with end member (mangrove species) in the Sunderbans Delta of West Bengal, India by spectrally unmixing the mixed pixels by applying N-FINDR