Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1095
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING BERBANTUKAN MEDIA POWERPOINT DALAM
MENINGKATKAN PENGUASAAN AQSAMUL KALAM PESERTA DIDIK
Reza Aulia
Prodi Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : Auliareza22@gmail.com
ABSTRAK
Permasalahan yang dihadapi peserta didik kelas X IPS MAN Sukamara, yakni rendahnya penguasaan peserta didik dalam materi aqsamul kalam. Berdasarkan hasil observasi dan analisis tugas harian maka penerapan model pembelajaran cooperative learning berbantukan media power point dalam meningkatkan penguasaan aqsamul kalam peserta didik kelas X IPS MAN Sukamara, dikarenakan model ini mempunyai kelebihan yaitu menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, kemudian diperbantukan media power point yang diproyeksikan melalui LCD. Dengan adanya model pembelajaran dan media baru, hal ini dapat menjadi acuan dan inspirasi pendidik dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik, menambah kualitas pembelajaran lebih bervariasi.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan jenis penelitian deskriftif, Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas X IPS, yang berjumlah 15 orang.adapun untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dan tes.
Hasil penelitian ini, menunjukan terjadinya peningkatan hasil belajar setelah diterapkannya model cooperative learning berbantukan powerpoint. Saat pra siklus, mengungkapkan hasil belajar yang diperoleh peserta didik, 60% peserta didik nilainya masih dibawah KKM yang ditentukan, dan pemahaman peserta didik di kelas X IPS MAN Sukamara masih rendah. Memasuki siklus 1 terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 68,66 sedangkan pada tindakan siklus II meningkat secara signifikan yaitu sebesar 80. Skor kelulusan belajar siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I 53,5% sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 100 %. Kata Kunci : Cooperative learning, Power Point aqsamul kalam.
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1096 PENDAHULUAN
Proses pembelajaran merupakan sebuah aktivitas sadar untuk membuat peserta didik belajar. Proses sadar mengandung implikasi bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran (goal directed). Dalam konteks demikian maka hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan salah satu indikasi terjadinya perubahan pengetahuan dan tingkah laku pada diri peserta didik.(Usman 2017,9).
Proses pembelajaran hendaknya berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat dan minat peserta didik. (Nurdyansyah, 2018,2) Proses pembelajaran harus melibatkan banyak pihak, yang diimbangi oleh perkembangan teknologi untuk mempermudah dalam tercapaianya suasana tertentu dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik nyaman dalam belajar. (Andiek 2015, 2). Hakikat belajar yaitu suatu proses pengarahan untuk pencapaian tujuan dengan melakukan perbuatan melalui pengalaman yang diciptakan.(Fahyuni 2016, 4).
Pada saat ini kemajuan informatika berkembang pesat. Aneka produk teknologi membanjiri deras dipasaran. Dunia pendidikan pun sudah semestinya bisa memanfaatkan teknologi informatika tersebut. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berpengaruh terhadap penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga- lembaga pendidikan lainnya. Bagi sekolah-sekolah yang sudah maju dan mampu, telah menggunakan alat-alat tersebut sebagai alat bantu mengajar,sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
Pendidik yang cerdas harus pandai dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi. Saat ini kebanyakan peserta didik menyukai kemajuan teknologi interaktif (bersifat saling melakukan aksi) dalam artian ada banyak gerakan animasi pada display (tampilan). Oleh karena itu, pendidik yang tugasnya sebagai fasilitator, pendidik harus bisa memahami keinginan peserta didik yang sesuai dengan zamannya.
Berdasarkan hasil observasi dan analisis tugas harian maka penerapan model pembelajaran cooperative learning berbantukan media power point dalam meningkatkan penguasaan aqsamul kalam peserta didik kelas X IPS MAN Sukamara, dikarenakan model ini mempunyai kelebihan yaitu menyenangkan,
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1097
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, kemudian diperbantukan media power point yang diproyeksikan melalui LCD. Dengan adanya model pembelajaran dan media baru, hal ini dapat menjadi acuan dan inspirasi pendidik dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik, menambah kualitas pembelajaran lebih bervariasi. Penggunaan power point akan menjadi media yang sangat menarik perhatian para peserta didik. Karena dapat menampilkan slide dalam ukuran besar pada layar besar dengan warna-warna yang bisa diatur sesuai keinginan. Sehingga membuat power point ini cukup efektif untuk menampilkan materi pelajaran. Melihat fungsi dan kemampuan power point yang begitu tinggi, dipastikan hampir seluruh aspek materi pelajaran bahasa Arab bisa ditampilkan dengan media ini.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkanan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 2012: 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) pendidik sebagai peneliti; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d) administrasi social eksperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk pendidik sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah pendidik. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan aqsamul kalam peserta didik, di kelas dimana pendidik secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti berkerja sama dengan observator sebagai pengamat dalam proses pembelajaran bahasa Arab di kelas X IPS MAN Sukamara.
Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, yang lebih menekankan pada pengamatan fenomena dan lebih meneliti ke subtansi makna dari fenomena tersebut. Analisis dan ketajaman penelitian kualitatif sangat terpengaruh pada kekuatan kata dan kalimat yang digunakan. Oleh karena itu, Basri (2014) menyimpulkan bahwa fokus dari
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1098
penelitian kualitatif adalah pada prosesnya dan pemaknaan hasilnya. Perhatian penelitian kualitatif lebih tertuju pada elemen manusia, objek, dan institusi, serta hubungan atau interaksi di antara elemen-elemen tersebut, dalam upaya memahami suatu peristiwa, perilaku, atau fenomena (Mohamed, Abdul Majid &
Ahmad, 2010).
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan jenis penelitian deskriftif, Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas X IPS, yang berjumlah 15 orang. Adapun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, baik melalui observasi aktivitas peserta didik dan pendidik, dan tes formatif.
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh peserta didik, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
𝑋̅ =
∑ 𝑋∑ 𝑁
Dengan : X = Nilai rata-rata Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1099 2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal, yaitu seorang peserta didik telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70 % atau nilai 70, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 70 %. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
𝑃 =
∑ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟∑ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 X 100 %
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktik yang dimaksud untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, masing -masing siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap siklus terdiri dari 2 jam 1 kali pertemuan, dan tiap selesai satu siklus diadakan tes formatif untuk mengetahui penerapan model pembelajaran cooperative learning berbantukan media powerpoint.. Selain itu juga diadakan refleksi oleh pengamat yaitu seorang guru observator untuk membicarakan hal-hal yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran pada siklus tersebut. Selanjutnya hasil refleksi dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan / observasi dan refleksi.
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1100 Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi Siklus II
Pengamatan
?
Gambar 3.1. Putaran Siklus Model Kurt Lewis Penjelasan alur di atas adalah:
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep peserta didik serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model demonstrasi
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran 1, 2 dimana masing - masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1101
masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran cooperative learning berbantukan media powerpoint dalam meningkatkan penguasaan aqsamul kalam peserta didik.
Pada dasarnya pembelajaran kooperatif bertujuan agar peserta didik dapat belajar secara kelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok (Isjoni, 2010). Intinya pada pembelajaran dengan basic penerapan strategi kooperatif menekankan adanya sebuah proses belajar dan mengajar antara individu dengan individu lainnya untuk mencapai tujuan yang sama.
Dari data yang diperoleh mengungkapkan hasil belajar yang diperoleh peserta didik, 60% peserta didik nilainya masih dibawah KKM yang ditentukan, dan pemahaman peserta didik di kelas X IPS MAN Sukamara masih rendah. Hal ini terbukti dengan masih jarang peserta didik yang mengajukan pertanyaan, belum berani maju ke depan saat pembelajaran berlangsung, mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, dan tidak adanya partisipasi peserta didik baik langsung maupun tidak langsung. Sementara itu, rendahnya hasil belajar dilihat dari banyaknya nilai peserta didik yang masih di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 70. Guru kurang mengemas dan memadukan dengan media pembelajaran yang lainnya. Sehingga peserta didik kurang memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dan rendahnya pemahaman peserta didik akan berpengaruh terhadap hasil belajar.
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1102
Berikut merupakan hasil pretest peserta didik kelas X IPS MAN sukamara;
Tabel 4.5. Hasil pretest peserta didik
Nama Peserta Didik Nilai Peserta Didik
1. Abtasya Akhirul Karima 70
2. Ahmad Rodin 60
3. Ahmad Zainal Aqli 50
4. Faizal Rahmatullah 80
5. Ghaida Nuradila 80
6. Larasati 70
7. Muhammad Alwi 60
8. Muhammad Nur Rokhim 70
9 Nasrullah 60
10 Putri Aprilia 50
11 Sayyid 60
12 Sonia Muhaibatun Najwa 60
13 Syafira Zahra 70
14 Zahra Rahmawati 60
15 Zakky 40
Jumlah Nilai 940
Nilai Rata-Rata 62,66
Tuntas 6 (40%)
Tidak Tuntas 9(60%)
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1103
Selama kegiatan pembelajaran dalam penelitian berlangsung, peneliti dan observer mengamati jalannya proses pembelajaran untuk mengukur sejauh mana peserta didik mengalami perkembangan dan kemajuan didalam aktivitas belajarnya, untuk itu peneliti menyimpulkan hasil yang diperoleh dalam pengamatan tersebut kedalam kegiatan observasi, observasi yang dilakukan selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung memberikan sebuah rangkaian informasi mengenai perkembangan belajar peserta didik tersebut.
Informasi yang diperoleh melalui observasi pada setiap tindakan selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung, peserta didik terlihat aktif berdiskusi dan serius dalam berdiskusi dalam kelompok pada saat mengerjakan tugas yang diberikan pendidik, di sisi lain motivasi yang dimiliki peserta didik dalam belajar juga terlihat sangat baik.
Perhatian pada materi pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik juga terlihat cukup baik, hal ini terbukti pada saat pembelajaran berlangsung, banyak peserta didik yang langsung mengerti dan memahami materi yang disampaikan pendidik walaupun ada beberapa peserta didik yang kurang memperhatikan sepenuhnya materi yang disampaikan.
Dari segi keberanian, peserta didik terlihat kurang berani dan percaya diri dalam mengungkapkan pendapat atau hal-hal yang menurutnya tidak sesuai dengan pemahamannya, khususnya keberanian didalam bertanya. Hal tersebut terlihat saat peserta didik kurang begitu mengerti tentang materi, mereka hanya berani bertanya kepada temannya yang lebih diunggulkan daripada kepada pendidik, namun pendidik memperhatikan sikap peserta didik tersebut dan langsung memberikan arahan dan bimbingan agar materi yang menurut peserta didik kurang dipahami terjawab dengan jelas melalui arahan dan bimbingan pendidik.
Dalam mengungkapkan pendapat, peserta didik sudah cukup menunjukan adanya sikap percaya diri, terbukti dengan sikap aktif peserta didik pada saat belajar kelompok mengerjakan soal-soal di LKPD, sebagian dari mereka terlihat aktif saling memberikan masukan dan pendapat untuk merumuskan dan memecahkan suatu jawaban yang tepat untuk menjawab soal-soal pada LKPD tersebut, selain itu peserta didik juga menghargai pendapat-pendapat dari teman-temannya yang lain.
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan 2 kali pertemuan pada siklus 1, peneliti menyiapkan 2 RPP terkait pembelajaran aksamul kalam. Pada siklus I rata-rata peserta didik mencapai tuntas 68,66 dengan 8 peserta didik mencapai
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1104
ketuntasan belajar atau sebesar 53,5 % .Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pembelajaran dengan pemanfaatan media pembelajaran powerpoint pada siklus II.
Pada siklus ini ditemukan bahwa pembelajaran sudah berlangsung baik tetapi masih belum mengoptimalkan media pembelajaran yaitu powerpoint Berdasarkan hasil tes diketahui bahwa pada aspek aktivitas peserta didik pembelajaran pertama masih dibawah ketuntasan minimal yaitu 46,6%. Pada hasil belajar rata-rata nilai peserta didik baru mencapai 68,66. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pembelajaran dengan pemanfaatan media pembelajaran powerpoint pada siklus II.
Adapun pada pertemuan 2 rata-rata peserta didik mencapai tuntas 73,33 dengan 12 peserta didik mencapai ketuntasan belajar atau sebesar 80 % .Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pembelajaran dengan pemanfaatan media pembelajaran powerpoint pada siklus II.
Pada siklus ini ditemukan bahwa pembelajaran sudah berlangsung baik tetapi masih belum mengoptimalkan media pembelajaran yaitu powerpoint Berdasarkan hasil tes diketahui bahwa pada aspek aktivitas peserta didik pembelajaran pertama masih di bawah ketuntasan minimal yaitu 80%. Hasil belajar rata-rata nilai peserta didik baru mencapai 73,33, oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pembelajaran dengan pemanfaatan media pembelajaran powerpoint pada siklus II.
Pada tahap siklus II ini nilai rata-rata siswa semua meningkat, dan dapat dikatakan bahwa pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Arab. Nilai terendah pada tahap siklus II ini adalah 70. Rata-rata nilai hasil tes adalah 80 dan persentase kelulusan 100%. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel peningkatan hasil belajar siswa pada kondisi awal, siklus I dan siklus II
No Ketuntasan Jumlah Siswa
Siklus I Siklus II Jlh Persen Jlh Persen
1 Tuntas 8 53,5 % 15 100 %
2 Belum Tuntas 7 46,6 % 0 0
Jumlah 15 100 % 15 100 %
Dengan demikian penerapan model Coopertive Learning atau pembelajaran kooperatif learning dengan berbantukan powerpoint untuk
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1105
meningkatkan pemahaman aqsamul kalam peserta didik kelas X IPS dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Arab MAN Sukamara.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model Coopertive Learning atau pembelajaran kooperatif learning dengan berbantukan powerpoint untuk meningkatkan pemahaman aqsamul kalam peserta didik kelas X IPS dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Arab MAN Sukamara. Hal ini ditandai adanya beberapa temuan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu: Perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa terhadap aqsamul kalam mengalami peningkatan yaitu pada tindakan siklus I meningkat sebesar 68,66 sedangkan pada tindakan siklus II meningkat secara signifikan yaitu sebesar 80. Adapun Skor kelulusan belajar siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I 53,5% sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 100 %.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Ilmu Pendidikan , Jakarta: Rineka Cipta, 2015.
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.
Nurdyansyah, N. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pelajaran IPA Materi Komponen Ekosistem. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 2.
Nurdyansyah, N., & Andiek, W. Inovasi Teknologi Pembelajaran. Sidoarjo:
Nizamia learning center, 2.
Usman, Moh. Uzer , Menjadi Pendidik Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2017.