DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan Pembimbing ... i
Lembar Persetujuan Ketua Program Studi ... Abstrak ... ii iii Pernyataan ... iv
Kata Pengantar ... v
Ucapan Terima Kasih... vi
Daftar Isi ... x
Daftar Gambar ... xiv
Daftar Tabel ... xv
Daftar Lampiran ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 7
C.Perumusan Masalah ... 10
D.Tujuan Penelitian ... 11
1. Tujuan Umum ... 11
2. Tujuan Khusus ... 11
E. Manfaat Penelitian ... 11
1. Secara Teoritis ... 11
2. Secara Praktis ... 12
F. Definisi Operasional ... 12
G.Asumsi-asumsi ... 13
H.Hipotesis Penelitian ... 15
I. Kerangka Berpikir ... 15
J. Metode Penelitian ... 19
1. Metode Penelitian ... 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 22
A.Kinerja Mengajar Guru dalam Manajemen SDM Pendidikan... 22
1. Pengertian Kinerja... 25
2. Penilaian Kinerja... 25
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja... 27
4. Indikator-indikator Keberhasilan Kinerja... 29
B.Kelompok Kerja Guru dalam Manajemen SDM Pendidikan... 32
1. Konsep Kelompok ... 32
2. Kelompok Kerja Guru ... 37
C.Supervisi Pendidikan ... 50
1. Pengertian Supervisi Pendidikan ... 50
2. Fungsi dan Tujuan Supervisi ... 53
3. Prinsip-prinsip Supervisi ... 56
4. Sasaran Supervisi ... 58
D.Hasil Penelitian Terdaulu yang Relevan ... 59
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 62
A.Metode Penelitian dan Desain Penelitian... 1. Metode Penelitian ... 2. Desain Penelitian ... 62 62 62 B.Populasi dan Sampel Penelitian ... 64
1. Populasi ... 64
2. Sampel ... 64
C.Instrumen Penelitian ... 66
D.Teknik Pengumpulan Data ... 67 E. Teknik Analisis Data ...
F. Pengumpulan Data ... G.Uji Validitas dan Uji Reliablitas ... 1. Uji Butir Angket Variabel X1 ... 2. Uji Butir Angket Variabel X2 ... 3. Uji Butir Angket Variabel Y ... H.Pengolahan Data ...
1. Analisis Statistik Deskriptif ... 2. Uji Persyaratan Analisis ... a. Uji Normalitas Data ... b. Uji Linieritas Data ... c. Uji Linieritas X1 terhadap Y ... d. Uji Linieritas X2 terhadap Y ... e. Uji Linieritas X1 terhadap X2 ... I. Analisis Data Untuk Pengujian Hipotesis Penelitian ... 1. Analisis Korelasi ... 2. Koefisien Korelasi Ganda ... 3. Mencari Derajat Hubungan Berdasarkan Koefisien Determinasi (r)
83 84 84 84 86 87 87 88 88 91 91
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 92
A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 92
B.Teknik Pengolahan Data ... 92
1. Uji Persyaratan Analisis ... 92
a. Uji Normalitas ... b. Uji Linieritas ... 92 94 2. Pengujian Hipotesis ... 95
a. Pengaruh Kelompok Kerja Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru ... 95
b. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar guru ... 100
c. Pengaruh Kelompok Kerja Guru dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru ... 105
C.Pembahasan ... 109 1. Pengaruh Kelompok Kerja Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru 109 2. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar
Guru ...
112
3. Pengaruh Kelompok Kerja Guru dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru ...
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 118
A.Kesimpulan ... 118
B.Rekomendasi ... 119
DAFTAR PUSTAKA ... 122
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Alur Pikir Penelitian ... 18
Gambar 1.2 Kerangka Variabel Penelitian ... 19
Gambar 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja... 28
Gambar 2.2 Model Terbentuknya Kelompok ... 35
Gambar 2.3 Proses Perencanaan Strategis ... 41
Gambar 2.4 Langkah-langkah Dasar Proses Pengawasan ... 49
Gambar 2.5 Fungsi- Fungsi Supervisi Akademik ... 54
Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 63
Gambar 4.1 Pengaruh KKG Terhadap Kinerja Mengajar Guru ... 109
Gambar 4.2 Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru .. 113
Gambar 4.3 Pengaruh KKG Terhadap Supervisi Kepala Sekolah ... 118
Gambar 4.4 Pengaruh KKG dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru... 121
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Fungsi dan Tujuan Supervisi ...
Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel ...
54 66
Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi r ... 70
Tabel 3.3 Analisis Varians ... Tabel 3.4 Validitas Butir Angket Variabel X1 ... Tabel 3.5 Validitas Butir Angket Variabel X2 ... Tabel 3.6 Validitas Butir Angket Variabel Y ... Tabel 3.7 Uji Linieritas antara Variabel X1 dengan Y ... Tabel 3.8 Uji Linieritas antara Variabel X2 dengan Y ... Tabel 3.9 Uji Linieritas antara Variabel X1 dengan X2 ... 72 77 79 81 86 87 88 Tabel 4.1 Coefficients ... 97
Tabel 4.2 Anova ... 98
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Model Summary ... 99
Tabel 4.4 Cosfficients ... 102
Tabel 4.5 Anova ... 103
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Model Summary ... 104
Tabel 4.7 Cosfficients ... 106
Tabel 4.8 Anova ... 107
DAFTAR BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel X1 (KKG) ... 125 Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel X2 (Supervisi Kepala
Sekolah ... 126 Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Y (Kinerja Mengajar
Guru) ... 128 Lampiran 4 Kuisioner Penelitian ... 130 Lampiran 5 Uji Normalitas Data Variabel X1 ...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan sumber daya manusia pendidik, khususnya pengembangan
profesional guru, merupakan usaha mempersiapkan guru agar memiliki berbagai
wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan memberikan rasa percaya diri untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai petugas profesional.
Pengembangan atau peningkatan kemampuan profesional harus bertolak pada
kebutuhan atau permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru, agar bermakna.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen pasal 20 ayat (b) mengamanatkan bahwa dalam rangka melaksanakan
tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan
kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pernyataan undang-undang
di atas pada intinya mempersyaratkan guru untuk memiliki: (i) kualifikasi
akademik minimum S1 atau D-IV; (ii) kompetensi sebagai agen pembelajaran
yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional; dan (iii)
sertifikat pendidik. Undang-undang ini diharapkan memberikan suatu
kesempatan yang tepat bagi guru untuk meningkatkan profesionalismenya secara
berkelanjutan melalui pelatihan, penelitian, penulisan karya ilmiah, dan kegiatan
profesional lainnya. Kegiatan tersebut sangat dimungkinkan dilaksanakan di
melakukan pertemuan bagi guru-guru sekolah dasar yang ada di suatu gugus
persekolahan.
Berkaitan dengan peran forum pertemuan guru di KKG yang sangat
strategis untuk peningkatan kompetensi guru dan kinerja guru, maka
pemberdayaan KKG merupakan hal mendesak yang harus segera dilakukan.
Berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja guru, antara lain melalui berbagai
pelatihan instruktur, peningkatan sarana dan prasarana, dan peningkatan mutu
manajemen KKG.
Dengan lebih terstrukturnya kegiatan guru yang dilakukan di KKG
diharapkan dapat diperhitungkan ekuivalensinya dengan satuan kredit semester
(sks) bagi guru yang akan melanjutkan ke jenjang S1 atau pemberian angka kredit
bagi guru untuk mengajukan kenaikan kepangkatan. Berdasarkan hal tersebut,
penyelenggaraan KKG perlu direvitalisasi agar pelaksanaan kegiatan lebih
terstruktur. Berkenaan dengan hal tersebut Ditjen PMPTK melalui Direktorat
Profesi Pendidik mengembangkan panduan penyelenggaraan KKG yakni sebagai
berikut: 1. Rambu-rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP, 2. Prosedur
Operasional Standar Penyelenggaraan KKG dan MGMP, dan 3. Prosedur
Operasional Standar Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di
KKG.
Baedhowi (2009: 5) mengungkapkan tujuan dilakukannya revitalisasi
kegiatan di KKG adalah sebagai berikut:
dipahami, strategi/metode/ pendekatan/media pembelajaran, sumber belajar, kriteria ketuntasan minimal, pembelajaran remedial, soal tes untuk berbagai kebutuhan, menganalisis hasil belajar, menyusun program dan pengayaan, dan membahas berbagai permasalahan serta mencari alternatif solusinya;
2. Memberi kesempatan kepada guru untuk berbagi pengalaman serta saling memberikan bantuan dan umpan balik;
3. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta mengadopsi pendekatan pembelajaran yang lebih inovatif bagi guru;
4. Memberdayakan dan membantu guru dalam melaksanakan tugas-tugas guru di sekolah dalam rangka meningkatkan pembelajaran sesuai dengan standar;
5. Mengubah budaya kerja dan mengembangkan profesionalisme guru dalam upaya menjamin mutu pendidikan;
6. Meningkatkan mutu proses pendidikan dan pembelajaran yang tercermin dari peningkatan hasil belajar peserta didik dalam rangka mewujudkan pelayanan pendidikan yang berkualitas;
7. Mengembangkan kegiatan mentoring dari guru senior kepada guru junior; dan
8. Meningkatkan kesadaran guru terhadap permasalahan pembelajaran di kelas yang selama ini tidak disadari dan tidak terdokumentasi dengan baik.
Delapan tujuan revitalisasi kegiatan KKG di atas sebagai acuan dan
panduan dijadikan pegangan bagi KKG agar aktivitas yang dilaksanakan dapat lebih terarah dan dapat dijadikan wahana bagi pengembangan profesionalisme
guru yang bermutu, mandiri, dan berkelanjutan.
Secara teoritis dan fungsi Kelompok Kerja Guru merupakan wadah dalam
pembinaan profesional guru yang dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi,
bertukar fikiran dan berbagi pengalaman, melaksanakan berbagai demonstrasi,
atraksi dan simulasi dalam pembelajaran. Di dalam wadah ini para guru dapat
membahas permasalahan dari mereka dan untuk mereka.
Kelompok Kerja Guru sebagai suatu forum atau wadah profesional guru
(kelas/mata pelajaran) yang berada pada suatu wilayah gugus sekolah yang prinsip
KKG adalah suatu organisasi non struktural yang bersifat mandiri, berasaskan
kekeluargaan, dan tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga lain.
AF Tangyong dkk (Deden Herdiana,2003: 4) mengemukakan bahwa:
Kelompok kerja guru sebagai menunggu kreatifitas guru, membantu guru mengembangkan topik, menunggu sumbangan gagasan dari guru lain, sumber informasi, wadah komunikasi, bengkeil kerja yang berguna, merupakan laboratorium tempat percobaan guru, tempat pembinaan kekeluargaan, dan merupakan pusat perpustakaan bagi guru.
Kemudian berdasarkan penelitian terdahulu sebagaimana dikemukakan
oleh Djam’an Satori (1989: 126) bahwa KKG adalah:
Wadah kerjasama yang dapat mempertemukan kebutuhan profesional guru-guru. Melalui wadah ini guru-guru memiliki kesempatan untuk berfikir dan bekerja sebagai satu kelompok dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang mereka hadapi sehari-hari dibidang supervisi dalam upaya memperbaiki pengajaran.
Jack Mazirow (Mustofa Kamil, 1997: 112) menyatakan “Learning in
group is generally the most effective means for bringing about change in attitude
and behavior”. Teori tersebut memberikan arahan bahwa dengan berkelompok
kreativitas dan aktivitas anggota akan semakin berproduktif, karena dengan
berkelompok berarti tingkat interaksi guru sebagai anggota kelompok juga ikut
meningkat karena terjadi saling belajar.
Namun secara empiris, kegiatan kelompok kerja guru walaupun
pelaksanaannya cukup efektif masih terdapat kendala yang harus mendapat
pembinaan secara terus menerus. Baedhowi (2009: 2) menyatakan “masih banyak
KKG atau MGMP yang belum menunjukkan peningkatan kinerja yang berarti. Di
beberapa daerah peningkatan kinerja KKG atau MGMP cukup menggembirakan,
Kegiatan KKG yang dirasakan masih belum efektif dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya, diantaranya sebagai berikut:
1. Masih kurangnya rasa tanggung jawab dan mengelola dari pembina teknis,
para pengelola dan anggota KKG/gugus, sehingga kurang penduli dalam
melakukan terobosan terhadap pemberdayaan kegiatan kelompok,
2. Penyusunan program KKG kurang jelas dan kurang terprogram,
3. Penerimaan dan penggunaan dana stimulan kurang transparan,
4. Tingkat kebersamaan diantara guru dirasakan kurang,
5. Waktu pelaksanaan kegiatan relatif terbatas/sempit,
6. Pembentukan pengurus KKG kurang memperhatikan azas demokrasi,
7. Penyusunan program tidak berdasarkan analisis kebutuhan anggota sehingga
kegiatan kurang relevan dan menimbulkan kejenuhan,
8. Pelaksanaan kegiatan masih bersifat menjalankan proyek/program
pemerintah dan komando dari pembina teknis, intensitas dan inisiatif belum
dirasakan.
9. Latar belakang pendidikan guru menjadi kendala tarhadap tercapainya
sasaran program, sehingga anggota dan pengurus belum maksimal dalam
mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan-permasalahan yang
terjadi.
Permasalahan-permasalahan tersebut sangat dirasakan bukan hanya oleh
anggota (guru) itu sendiri, akan tetapi oleh para pembina teknis dan pihak-pihak
kelompok kerja guru merupakan pendekatan yang paling efektif dan terarah dalam
mengembangkan diri yang sekaligus berdampak bagi kinerja mengajar guru.
Kemampuan kinerja mengajar guru sangat diperlukan, karena guru adalah
orang yang terdepan dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap
upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan khususnya
dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari
upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru.
Selain peranan KKG sebagai wadah pembinaan profesional guru yang
dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru, terdapat aspek lain yang mendukung
pemberdayaan profesional guru dalam terwujudnya kinerja mengajar guru, yaitu
peranan kepala sekolah sebagai pembina teknis.
Kepala sekolah sebagai pimpinan dalam satuan pendidikan memegang
peranan yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dalam
lingkup satuan jenjang persekolahan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
sebagai manajer pendidikan, kepala sekolahmemiliki tanggungjawab ganda yaitu
melaksanakan administrasi sekolah sehingga tercipta situasi yang berhubungan
dengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik, yang berupa
aspek akademis bukan masalah fisik material sematadan melaksanakan supervisi
atau pengawasan dalam kelembagaan pendidikan yang diidentikkan dengan
supervisi pengawasan profesional, hal ini tentu dihadapkan pada berbagai
peristiwa dan kegiatan.
Dalam konteks pengawasan mutu pendidikan, maka supervisi oleh kepala
pengamatan secara intensif terhadap kegiatan utama dalam sebuah organisasi dan
kelembagaan pendidikan dan kemudian ditindak lanjuti dengan pemberian feed
back. Hal ini sejalan pula dengan pendapat Djam’an Satori (1997: 3) bahwa
“supervisi dipandang sebagai kegiatan yang ditujukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran”. Lebih lanjut, Satori (1997: 3)
menjelaskan bahwa “fungsi supervisi pendidikan adalah meningkatkan
kemampuan profesional guru dalam upaya mewujudkan proses belajar peserta
didik yang lebih baik melalui cara-cara mengajar yang lebih baik pula”.
Mengacu pada pemikiran diatas, maka supervisi kepala sekolah berupa
pengawasan profesional tentu diarahkan pada upaya untuk meningkatkan proses
dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan menetralisir kesenjangan,
mengidentifikasi serta menemukan peluang-peluang yang dapat diciptakan guna
meningkatkan mutu pendidikan dalam satuan pendidikan secara menyeluruh.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diduga bahwa kegiatan
Kelompok Kerja Guru (KKG) dan supervisi kepala sekolah berpengaruh terhadap
kinerja mengajar guru. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pengaruh kegiatan kerja kelompok guru dan supervisi kepala
sekolah terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar di wilayah IV Kabupaten
Sumedang.
B.Identifikasi Masalah
Dari uraian pada latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan bahwa
kualitas kinerja mengajar guru dipengaruhi setidaknya oleh dua faktor, yaitu;
dalam memberikan pembinaan, peningkatan atau perbaikan sebagai evaluasi dan
tindak lanjut terhadap aktivitas guru yang diperolehnya melalui forum kegiatan
KKG.
Namun secara empiris, kinerja guru SD di wilayah IV Kabupaten
Sumedang dihadapkan pada persoalan-persoalan yang dinilai masih rendah dari
daerah lainnya di Kabupaten Sumedang, salah satunya dilatarbelakangi oleh
kurang sinergisnya antara pengelolaan kelompok kerja guru dan supervisi kepala
sekolah. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat disampaikan
masalah-masalah yang dihadapi berkaitan dengan rendahnya kinerja guru, yaitu:
1. Pengelolaan manajemen program Kelompok Kerja Guru (KKG) belum optimal
dan belum intensifnya program pendampingan yang dilaksanakan instruktur
terhadap guru sebagai tindak lanjut pelaksanaan kegiatan KKG.
2. Kegiatan KKG pelaksanaannya masih bersifat parsial dan penyusunan program
kegiatan KKG cenderung tidak berdasarkan analisis kebutuhan anggota
sehingga kegiatan kurang relevan dan menimbulkan kejenuhan,
3. Kurangnya dukungan dari pemangku kepentingan (kepala sekolah, pengawas
sekolah dan tenaga teknis lainnya) terhadap kegiatan KKG.
4. Ketidaksesuaian latar belakang guru dalam mengajar dengan mata pelajaran
yang diampunya (mismatch) menjadi kendala bagi guru dalam mengikuti
kegiatan di KKG.
5. Kekhasan daerah mewarnai perbedaan tingkat penanganan berbagai
6. Pengawasan, evaluasi, dan pembinaan dari pengawas sekolah dan kepala
sekolah terhadap implementasi program KKG dirasakan masih lemah.
7. Pelaksanaan supervisi kepala sekolah cenderung masih bersifat otokratif dan
korektif, dilaksanakan tidak berdasarkan data dan fakta yang objektif sehingga
sikap yang demikian menciptakan rasa tidak aman, tidak nyaman dan
menimbulkan rasa takut.
8. Dengan kapasitasnya sebagai jabatan fungsional, kepala sekolah sebagai
supervisor tidak dibekali dengan kemampuan akdemik yang memadai,
sehingga supervisi yang lakukan oleh kepala sekolah, cenderung tidak sesuai
dengan prinsif-prinsif supervisi.
Perlu disadari bahwa masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam
proses belajar mengajar hanya dapat dipecahkan apabila guru dan kepala sekolah
memiliki pemahaman yang jelas tentang masalah itu dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, terhadap kegiatan utama dalam sebuah organisasi dan
kelembagaan pendidikan dan kemudian ditindak lanjuti dengan pemberian feed
back.
Kedua faktor di atas menjadi sumber kekuatan dalam mencapai tujuan dan
sasaran peningkatan kualitas kinerja guru yang pada akhirnya dapat meningkatnya
mutu pendidikan dalam kerangka tujuan pendidikan nasional. Kegiatan KKG dan
supervisi kepala sekolah hendaknya sejalan secara sinergis dalam menciptakan
dan menjaga keselarasan antara tujuan dan sasaran peningkatan mutu pendidikan
Hal ini sejalan dengan fungsi supervisi dan pendekatan prilaku supervisi, yakni “
(personal needs) dan tujuan-tujuan organisasi (institusional goals) melalui kerja
tim dan evaluasi terhadap sasaran-sasaran supervisi”. (Djam’an Satori, 1997: 6).
C.Perumusan Masalah
Dari inti permasalahan yang dikemukakan pada identifikasi masalah
penelitian di atas, dapat diidentifikasi variabel-variabel yang menjadi titik tolak
dalam penelitian ini, yaitu variabel kegiatan KKG sebagai variabel yang
mempengaruhi (X1), dan kinerja mengajar guru sebagai variabel yang dipengaruhi (Y). Sedangkan variabel independent lain yang penulis coba memiliki pengaruh
terhadap kinerja mengajar guru adalah supervisi kepala sekolah (X2).
Bertolak dari latar belakang, identifikasi masalah, dan identifikasi
variabel-variabel penelitian di atas, maka dapat dirumuskan tentang rumusan
masalah penelitian tersebut ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Apakah kegiatan Kelompok Kerja Guru berpengaruh terhadap kinerja
mengajar guru sekolah dasar di wilayah IV Kabupaten Sumedang?
2. Apakah supervisi kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja mengajar
guru sekolah dasar di wilayah IV Kabupaten Sumedang?
3. Apakah kelompok kerja guru dan supervisi kepala sekolah berpengaruh
secara simultan terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar di wilayah IV
D.Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini secara umum, yaitu untuk mendeskripsikan
bagaimana pengaruh kegiatan Kelompok Kerja Guru dan supervisi kepala
sekolah terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar di wilayah IV Kabupaten
Sumedang.
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini secara khusus yang lebih operasional adalah sebagai
berikut:
a. Mengetahui pengaruh kegiatan Kelompok Kerja Guru terhadap kinerja guru
sekolah dasar.
b. Mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru
sekolah dasar.
c. Mengetahui pengaruh kegiatan Kerja Kelompok Guru dan supervisi kepala
sekolah terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar.
E.Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengkaji lebih dalam tentang pengaruh
dan hubungannya antara kegiatan Kelompok Kerja Guru dan supervisi kepala
sekolah dengan kinerja mengajar guru sekolah dasar, sehingga dapat
memberikan konstribusi terhadap teori-teori pendidikan khususnya
proses pendidikan, dan kinerja guru dalam rangka meningkatkan mutu dan
layanan pendidikan.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam upaya
optimalisasi pengelolaan dan pemberdayaan KKG serta pengawasan (supervisi
kepala sekolah) yang erat kaitannya dengan upaya meningkatkan kinerja
mengajar guru yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan dan
layanan pendidikan di sekolah dasar.
F. Definisi Opersional
Untuk memberikan gambaran secara lebih jelas tentang objek kajian dalam
penelitian ini, maka perlu disajikan beberapa defiinisi operasional dari variabel
yang akan diteliti, yaitu:
1. KKG yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wadah kerjasama yang
dapat mempertemukan kebutuhan profesional guru-guru. Melalui wadah ini
guru-guru memiliki kesempatan untuk berfikir dan bekerja sebagai satu
kelompok dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang mereka
hadapi sehari-hari dibidang supervisi dalam upaya memperbaiki pengajaran,
(Djam’an Satori, 1989: 126) Dalam hal ini, fokus yang diteliti adalah;
manajemen program, perencanaan program, pelaksanaan program, dan
evaluasi program dalam upaya peningkatan kinerja guru.
2. Supervisi kepala sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini ialah suatu
pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif,
(Purwanto, 2010: 76)
3. Kinerja mengajar guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prilaku
yang dimunculkan oleh setiap indivdu guru dalam melaksanakan
tugas-tugasnya sebagai tenaga pendidik sesuai dengan kompetensi (Kompetensi
pedagogik, pribadi, sosial, dan kompetensi profesional) yang harus dimiliki
oleh guru.
G.Asumsi-asumsi
Arikunto (2000: 60) mengemukakan bahwa “asumsi-asumsi atau anggapan
dasar penelitian dipandang sebagai landasan teori atau titik tolak pemikiran yang
digunakan dalam suatu penelitian, yang mana kebenarannya diterima oleh
peneliti”. Selanjutnya Arikunto (2000: 61) mengemukakan pula bahwa “peneliti
dipandang perlu merumuskan asumsi-asumsi penelitian dengan maksud 1) agar
terdapat landasan berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti; 2)
mempertegas variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian; dan 3) berguna
untuk kepentingan menentukan dan merumuskan hipotesis.
Dalam merumuskan asumsi penelitian ini ditempuh melalui telaah
berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan kegiatan kelompok KKG dan
supervisi kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru. Dalam kaitan dengan
kepentingan penelitian ini, dapat dirumuskan asumsi-asumsi peneliti, yakni
sebagai berikut:
1. Kegiatan kelompok kerja guru forum KKG merupakan Wadah kerjasama
wadah ini guru-guru memiliki kesempatan untuk berfikir dan bekerja
sebagai satu kelompok dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah
yang mereka hadapi sehari-hari dibidang supervisi dalam upaya
memperbaiki pengajaran. (Djam’an Satori,1989: 126)
2. Kelompok kerja guru sebagai menunggu kreatifitas guru, membantu guru
mengembangkan topik, menunggu sumbangan gagasan dari guru lain,
sumber informasi, wadah komunikasi, bengkeil kerja yang berguna,
merupakan laboratorium tempat percobaan guru, tempat pembinaan
kekeluargaan, dan merupakan pusat perpustakaan bagi guru. AF Tangyong
dkk dalam Deden Herdiana (2003: 4)
3. Supervisi dalam sistem sekolah yaitu kegiatan yang ditujukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu akademik. (Djam’an Satori, 1997: 2)
4. Fungsi supervisi pendidikan adalah meningkaktan kemampuan profesional
guru dalam upaya mewujudkan proses belajar peserta didik yang lebih baik
melalui cara-cara mengajar yang lebih baik pula. (Djam’an Satori, 1997: 3)
5. Supervisi yang yang efektif dapat melahirkan wadah kerjasama yang dapat
mempertemukan kebutuhan profesional guru. Melalui wadah ini
guru-guru memiliki kesempatan untuk berfikir dan bekerja sebagai suatu
kelompok dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapi
sehari-hari di bawah bimbingan pembina dakam upaya memperbaiki proses
H.Hipotesis Penelitian
Berdasarkan asumsi-asumsi penelitian sebagaimana diuraikan di atas,
maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kelompok kerja guru berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru Sekolah Dasar Negeri
di wilayah IV Kabupaten Sumedang.
2. Supervisi kepala sekolah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kinerja mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di wilayah IV Kabupaten
Sumedang.
3. Kelompok kerja guru dan supervisi kepala sekolah secara simultan
berpengaruh siginifikan terhadap kinerja mengajar guru Sekolah Dasar
Negeri di wilayah IV Kabupaten Sumedang.
I. Kerangka Berpikir
Peran guru sebagai tenaga pendidik tidak hanya berhenti sebagai
pemegang tonggak peradaban saja, melainkan juga sebagai rahim peradaban bagi
kemajuan zaman. Karena dialah sosok yang berperan aktif dalam pentransferan
ilmu dan pengetahuan bagi anak didiknya untuk dijadikan bekal yang sangat vital
bagi dirinya kelak.
Berbagai kajian dan hasil penelitian mengungkapkan bahwa mutu
pendidikan yang dinilai dari prestasi belajar peserta didik sangat ditentukan oleh
guru. Oleh karena itu, baik buruknya sekolah sangat bergantung pada peran dan
fungsi guru. Hampir semua sepakat bahwa dari tiga faktor penentu keberhasilan
peralatan praktek, laboratorium, perpustakaan, dan lain-lain; perangkat lunak
(software) yang meliputi: kurikulum, program pengajaran, manajemen sekolah,
sistem pembelajaran, dan lain-lain serta perangkat pikir (brainware) yaitu: guru,
kepala sekolah, anak didik, dan orang-orang yang terkait dalam proses tersebut,
maka kinerja guru adalah faktor yang paling menentukan.
Kinerja guru mempunyai mempunyai spesifikasi/kriteria tertentu. Kinerja
guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang
harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku
yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana
seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran,
dan menilai hasil belajar. Wujud prilaku guru tersebut tergambar dalam empat kompetensi, Pemendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru
dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu 1) kompetensi
pedagogik, 2) kompetensi kepribadian, 3) kompetensi sosial, dan 4) kompetensi
profesional. Keempat kompetensi tersebut teritegrasi dalam kinerja guru.
Standar kinerja guru perlu dirumuskan untuk dijadikan acuan dalam
mengadakan penilaian, yaitu membandingkan apa yang dicapai dengan apa yang
diharapkan. Standar kinerja guru dapat dijadikan patokan dalam mengadakan
pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilaksanakan.
Untuk meningkatkan kinerja guru dipandang perlu pembinaan dan
peningkatan kompetensi yang dilakukan melalui kegiatan pelatihan akan lebih
sendiri. Seyogyanya melaksanakan pelatihan-pelatihan, tarining-training sangatlah
relevan melalui wadah kegiatan guru (KKG,MGMP, dan sebagainya). Melalui
wadah KKG diharapkan bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan, akan
tetapi sampai tingkat merubah kinerja guru.
Banyak harapan terwujud melalui wadah KKG antara lain terpenuhinya
standar minimal profesionalisme dan menjadi salah satu alternatif yang secara
langsung dapat meningkatkan profesionalisme guru. Lebih lanjut, KKG
diharapkan menjadi gugus kendali dan penjaminan dalam rangka peningkatan
mutu guru secara berkelanjutan. Di samping sebagai upaya peningkatan
kompetensi dan profesionalisme guru, hasil-hasil pelaksanaan program KKG
diharapkan dapat dimanfaatkan antara lain untuk: a) peningkatan kualifikasi
akademik bagi guru yang belum memiliki ijazah S1 atau D-IV; dan b)
pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan bagi guru yang sudah
memiliki sertifikat pendidik.
Pembinaan profesional dilakukan karena satu alasan, yaitu
memberdayakan akuntabilitas profesional guru yang pada gilirannya
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Oleh sebab itu, kegiatan
supervisi kepala sekolah berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan
dan alat untuk mengukur keberhasilan pembinaan profesional. Melalui supervisi
yang kontinyu terhadap kegiatan guru dapat mengetahui masalah-masalah proses
belajar mengajar, merumuskan solusi/alternatif pemecahan masalah yang
dihadapi, dan pada akhirnya dapat mengetahui secara sistematis
Berdasarkan uraian di atas, maka diduga kegiatan KKG dan supervisi
kepala sekolah berhubungan dengan kualitas kinerja mengajar guru. Hubungan
tersebut diilustrasikan seperti paradigma penelitian seperti gambar 1.1 sebagai
berikut:
Gambar 1.1
Alur Pikir Penelitian (Rekayasa Penulis)
Berdasarkan alur pikir penelitian yang diilustrasikan pada gambar 1.1,
menunjukan bahwa terdapat variabel yang mempengaruhi dan variabel yang
dipengaruhi. Variabel-variabel tersebut penulis kelompokan menjadi variabel
Guru
NON S-1 S-1/DIV
Non Sertifikasi
Prilaku/Kinerja Mengajar Guru
Prilaku Belajar & Prestasi Siswa
M o n it o ri n g & S u p er v is i K ep al a S ek o la h (P e n el it ia n , P en il ai an , P er b ai k an , d an P en in g k at an ) Sertifikasi Non Sertifikasi
Pembinaan Profesi Berkelanjutan
K el o m p o k K er ja G u ru ( K K G ) (P er en c an a an , P el ak sa n a an , d an P en g aw as an )
independent dan variabel dependent. Variabel independent meliputi kelompok
kerja guru dan supervisi kepala sekolah, sedangkan variabel dependent adalah
kinerja mengajar guru. Hubungan setiap variabel penelitian dapat penulis
gambarkan sebagai berikut:
є
Gambar 1.2
Kerangka Variabel Penelitian Keterangan :
X1 = Kegiatan Kelompok Kerja Guru (variabel bebas) X2 = Supervisi Kepala Sekolah (variabel bebas) Y = Kinerja Mengajar Guru (variabel terikat) є = Residual (variabel sisa)
J. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi jenis penelitian,
instrumen penelitian, dan teknik pengumpulan data.
a. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang berkaitan dengan pengaruh KKG dan supervisi
kepala sekolah dasar ini adalah jenis penelitian dengan menggunakan X1
X2
pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional yang dapat ditarik suatu
kesimpulannya dan dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi .
b. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan angket yang
disusun berdsarkan variabel yang diteliti dengan proses uji validitas,
reliabilitas, dan normalitas.
c. Teknik pengumpulan data
Instrument yang telah disusun dan sudah dilakukan uji validitas,
reliabilitas, dan normalitas tersebut digunakan sebagai pedoman dalam
mengumpulkan data dengan cara memberikan kuesioner dan angket kepada
responden.
d. Analisis data
Berdasarkan jenis penelitian, instrumen yang digunakan dan teknik
pengumpulan data yang sesuai dengan variabel yang diteliti, maka pembahasan
tentang pengaruh kelompok kerja guru dan supervisi kepala sekolah terhadap
kinerja mengajar guru lebih tepat menggunakan teknik skala interval atau rasio
dengan menggunakan Pearson product moment correlation atau linear
regression.
2. Lokasi dan Sampel Penelitian
Sesuai dengan judul dalam penelitian ini, maka lokasi penelitian
dilakukan dan ditetapkan yaitu pada kelompok kerja guru sebagai suatu forum
atau wadah professional guru yang berada dan tersebar di wilayah IV
Situraja, Cisitu, Darmaraja, Cibugel, Wado, dan Kecamatan Jatinunggal, dan
sasaran sebagai sampel penelitian adalah pengurus KKG dan para guru yang
tergabung dalam KKG. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
korelasional dan ex post facto. Metode korelasional dimaksudkan untuk
mengungkap keterkaitan antara hubungan kegiatan Kelompok Kerja Guru dan
supervisi kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru, sebagaimana yang
dikemukakan Suharsimi Arikunto (2006: 326) bahwa “ Penelitian korelasional
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara dua atau beberapa variabel”. Dengan teknik korelasi dapat
diketahui hubungan variasi dalam sebuah variabel dengan variasi lain dan
besarnya atau tingginya hubungan dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.
Sedangkan Ex post facto menurut Nana Sujana dan Ibrahim (2001: 56)
adalah “metode penelitian menunjuk kepada perlakuan atau manipulasi
variabel bebas X telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu
memberikan perlakuan lagi, tinggal melihat efeknya pada variabel terikat”.
Tujuan penggunaan metode ex post facto untuk meneliti kemungkinan
saling hubungan sebab akibat dengan cara mengamati terhadap akibat yang ada
dengan mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
guru dengan mencari faktor yang mempengaruhi (penyebabnya) dilihat dari
kegiatan Kelompok Kerja Guru dan supervisi kepala sekolah.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian pengaruh kegiatan kelompok kerja guru dan supervisi
[image:32.595.116.513.232.627.2]kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru dapat diilustrasikan pada
gambar 3.1. Hal ini menunjukan bahwa terdapat variabel yang mempengaruhi
dan variabel yang dipengaruhi. Variabel-variabel tersebut penulis kelompokan
menjadi variabel independent dan variabel dependent. Variabel independent
meliputi kelompok kerja guru dan supervisi kepala sekolah, sedangkan variabel
dependent adalah kinerja mengajar guru. Selain itu pula terdapat variabel sisa
(residual variabel). Hubungan setiap variabel penelitian dapat penulis
gambarkan sebagai berikut:
є
rx1y
R2x2x2y rx2y
Keterangan:
X1 = Kelompok Kerja Guru X2 = Supervisi Kepala Sekolah Y = Kinerja Mengajar Guru
Є = Variabel Sisa (Residual)
Gambar 3.1
Desain Penelitian (Riduwan, 2009: 139) Y
B.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi diartikan oleh Djam’an Satori dan Aan Komariah (2009: 48)
adalah “ sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari atas subjek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya”. Sedangkan menurut Walpole
(Muhtadi, 2000: 66) adalah sebagai “the totality of observations with wich we
are concerned”, dan mendifinisikan sebagai “keseluruhan unsur-unsur yang
diamati atau dipelajari dan unsur menrupakan unit anaslisisnya”.
Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa, populasi
dalam penelitian meliputi segala sesuatu yang akan dijadikan subjek atau objek
penelitian yang dikehendaki peneliti. Berkenaan dengan penelitian ini, maka
yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah guru SD Negeri yang
tergabung dalam 18 kelompok kerja guru (KKG) sebanyak 902 orang guru
kelas yang terdapat di wilayah IV Kabupaten Sumedang dan tersebar di enam
kecamatan, yaitu; Kecamatan Situraja, Cisitu, Darmaraja, Cibugel, Wado, dan
Kecamatan Jatinunggal.
2. Sampel
Populasi guru SD di wilayah IV Kabupaten Sumedang cukup banyak,
oleh karena itu penulis memandang perlu untuk menentukan sampel penelitian
ini. Riduwan (2009: 56), dan Djam’an Satori dan Aan Komariah (2009: 48),
sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili
seluruh populasi.
Dalam penelitian besar ukuran sampel minimal ditentukan berdasarkan
ukuran-ukuran yang diungkapkan Arikunto (1998: 120) bahwa “untuk sekedar
ancar-ancar maka apabila subjeknya kurang dari 100 orang lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15%”.
Memperhatikan pernyataan di atas, karena jumlah populasi guru SD
Negeri di wilayah IV Kabupaten Sumedang lebih dari 100 orang, maka
penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane atau
Slovin (Riduwan, 2010: 65) sebagai berikut:
Keterangan:
n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi
d2 = Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%)
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berkut:
N = . = . , = , = 92
Dengan rumus di atas, maka diperoleh jumlah sampel yaitu guru SD
Negeri yang tergabung dalam 18 KKG yang terdapat di wilayah IV Kabupaten
Sumedang sebagai berikut: N
n =
Tabel 3.1
Jumlah Populasi dan Sampel Guru SDN di 18 KKG se-wilayah IV Kabupaten Sumedang
No Nama KKG Jumlah Guru Jumlah
Populasi Sampel 1. KKG 1 Babakan Bandung Situraja 54 / 900 x 100 = 6 54 6
2. KKG 2 Pakemitan Situraja 51 / 900 x 100 = 5 51 5
3. KKG 3 Ambit Situraja 48 / 900 x 100 = 5 48 5
4. KKG 1 Corenda Cisitu 52 / 900 x 100 = 5 52 5
5. KKG 2 Sukajaya Cisitu 48 / 900 x 100 = 5 48 5
6. KKG 3 Nanggerang Cisitu 48 / 900 x 100 = 5 48 5
7 KKG 1 Cakrawati Darmaraja 52 / 900 x 100 = 5 52 5
8. KKG 2 Darmaraja 50 / 900 x 100 = 5 50 5
9. KKG 3 Sukaratu Darmaraja 50 / 900 x 100 = 5 50 5
10 KKG 1 Buahngariung Wado 48 / 900 x 100 = 5 48 5
11. KKG 2 Wado 53 / 900 x 100 = 6 53 6
12 KKG 3 Cikareo Wado 48 / 900 x 100 = 5 48 5
13 KKG 1 Cirayun Jatinunggal 54 / 900 x 100 = 6 54 6
14. KKG 2 Sirnasari Jatinunggal 50 / 900 x 100 = 5 50 5 15. KKG 3 Cipeundeuy Jatinunggal 51 / 900 x 100 = 5 51 5
16. KKG Cibugel 1 49 / 900 x 100 = 5 49 5
17. KKG Cibugel 2 48 / 900 x 100 = 5 48 5
18 KKG Cibugel 3 48 / 900 x 100 = 4 48 4
Jumlah Total 902 92
Jumlah sampel yang tersebar di SD Negeri se-wilayah IV Kabupaten
Sumedang dengan menggunakan angket sebanyak 92 guru (responden).
C.Instrumen Penelitian
Yang dimaksud instrumen menurut Kountour (2004: 113) adalah “alat
pengumpul data, diantaranya angket atau kuestioner”. Instrumen yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah kedua-duanya (angket dan kuestioner).
Kegiatan yang akan ditempuh dalam pengumpulan data pada penelitian ini,
yaitu; a) menyusun indikator variabel penelitian, b) menyusun kisi-kisi
reliabilitas instrumen. (lebih lengkapnya mengenai instrumen dapat dilihat
pada lampiran).
D.Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan rumusan masalah dan untuk menguji hipotesis, maka
instrumen pengumpul data yang akan digunakan untuk dapat menggali
keterangan dan memperoleh data mengenai varibel-variabel dalam penelitian
ini, yaitu kegiatan Kelompok Kerja Guru dan supervisi kepala sekolah
instrumen pengumpul datanya adalah kuesioner.
Penggunan kuesioner sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini
dilandasi oleh data empiris yang dihadapi peneliti. Hal ini sejalan dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Hadjar (1996: 181) bahwa:
Angket (quesionere) merupakan sutu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individu maupun kelompok untuk mendapatkan informasi tertentu. Untuk mendapat informasi dengan anket ini peneliti tidak perlu bertemu langsung dengan subjek, tetapi cukup dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk mendapatkan respon”.
Selain itu, pertimbangan yang dijadikan dasar dalam penggunaan
kuesioner, sebagaimana diungkapkan oleh Arif (1982: 70) bahwa:
1.Agar hasil pengukuran terhadap variabel-variabel yang diteliti dapat dianalisa dan diolah secara statistik.
2. Dengan alat pengumpul data tersebut memungkinkan dapat diperoleh data yang objektif.
3. Dengan alat pengumpul data itu, memungkinkan penelitian dilakukan dengan mudah serta lebih dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga.
Sedangkan metode untuk menguji reliabilitas dan konsistensi data
penelitian ini, akan menggunakan metode retest. Sebagaimana yang ungkapkan
realibilitas suatu test dengan cara melakukan pengujian dua kali untuk test
yang sama pada orang yang sama”. Untuk mengukur apakah hasil dari
pengujian pertama sama dengan hasil dari pengujian kedua digunakan Pearson
product moment correlation (r)
Kemudian untuk mengungkap data mengenai variabel penelitian ini
akan menggunakan Model Skala Likert. Penggunaan Skala Likert ini agar
responden dapat memberikan respon terhadap statemen-statemen dengan
memberikan salah satu jawaban dari 5 alternatif jawaban pada masing-masing
statemen/pertanyaan. Tiap-tiap respon diasosiasikan dengan suatu nilai dan
nilai individual ditentukan dengan menjumlah nilai masing-masing statemen.
Untuk nilai positif dimulai dari sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3,
tidak setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1. Sedangkan untuk statemen yang
negatif nilai itu akan terbalik yaitu; sangat setuju = 1, setuju = 2, ragu-ragu = 3,
tidak setuju = 4, dan sangat tidak setuju = 5.
Teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data adalah a) Studi
dokumentasi, dan b) Teknik angket.
E.Teknik Analisis Data
Mengacu kepada metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode korelasional dan ex post facto, yakni untuk mengetahui hubungan
antara variabel penelitian, maka teknik analisis data yang akan digunakan
adalah teknik skala interval atau rasio yakni dengan menggunakan Pearson
product moment correlation atau linear regression, hal ini bertujuan untuk
Statistik-statistik yang digunakan untuk analisis data korelasi dapat dilhat pada
bagan berikut ini:
Bagan 3.1
Statistik untuk Analasis Data Korelasi (Kountour, 2004: 181)
1. Analisis validitas
Untuk mengukur validitas data pada penelitian ini dengan teknik
korelasi product moment dari Pearson, akan menggunakan rumus:
n ∑
− ∑ . ∑
r xy =
{
n.∑
X
2– (∑
X)
2}.{
n.∑
Y
2– (∑
Y)
2}
Keterangan:
n = Jumlah responden
∑XY = Jumlah perkalian skor X dan Y
∑ X = Jumlah skor tiap butir
∑Y = Jumlah skor total
∑X2 = Jumlah kuadrat skor tiap butir
∑Y2 = Jumlah kuadrat skor total
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih
dari harga (-1≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r = - 1 artinya korelasinya negatif
sempurna; r = 0 artinya ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat.
Sedangkan arti harga r akan donsultasikab dengan tebel interpretasi Nilai r
sebagai berikut :
Analiasis Data Korelasi
Nominal
(chi-square)
Nominal
(chi-square)
Interval/Ratio (Pearson's r, linear
Tabel 3.2
Interpretasi Koefiien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Pengaruh
Antara 0,80 sampai dengan 1,000 Antara 0,60 sampai dengan 0,799 Antara 0,40 sampai dengan 0,599 Antara 0,20 sampai dengan 0,399 Antara 0,00 sampai dengan 0,199
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah
Sangat Rendah
Sumber :Riduwan (2009 : 110)
2. Analisis reliabilitas
Untuk menguji reliabiltas apakah angket yang disusun cukup dipercaya
sebagai alat pengumpul data, sehingga kebenaran yang diperoleh melalui hasil
penelitian tidak diragukan orang lain, maka akan digunakan rumus-rumus
sebagaimana yang dikemukakan oleh Riduwan (2009: 125) sebagai berikut:
k ∑
s
1r
11 =[ ] [ ]
k – 1
s
tKeterangan: r 11 = Reliabilitas instrumen
K = Jumlah item/butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑
s
1 = Jumlah varian skor tiap-tiap butirs
t = Varian totallangkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai
berikut:
a. Langkah 1: Mencari harga varians Skor tiap-tiap item, menggunakan rumus
Keterangan: Si = Varians skor tiap-tiap item SXi2 = Jumlah kuadrat item Xi
(SXi)2 = Jumlah item Xi N = Jumlah responden
( SXi )2
Ѕ Xi2 – N
Ѕi =
b. Langkah 2: Kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus :
Keterangan : S.Si = Jumlah varians semua item
S1, S2, S3,...,, = Varians item ke1,2,3....,,
c. Langkah ke 3 : Menghitung Varians total dengan rumus :
Keterangan : St = Varians total
∑Xt2 = Jumlah kuadrat X total
( ∑Xt)2 = Jumlah X total
dikuadratkan
N = Jumlah responden
d. Langkah ke 4: Memasukan nilai Alpha dengan rumus:
Pengujian lanjutan yaitu menentukan signifikansi reliabiltas instrumen,
dengan rumus t student untuk mencari makna pengaruh variabel X terhadap Y,
maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan Uji Signifikan dengan rumus
sebagaimana yang dikemukakan oleh Riduwan (2009: 137) sebagai berikut:
thitung = √ − 2 Keterangan: thitung = Nilai t
√1 − r = Nilai Koefisien Korelasi n = Jumlah sampel
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X
terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan. Koefisien
determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan dengan
100%. Untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai sumbangan
atau ikut menentukan variabel Y. Sumbangan dicari dengan menggunakan
rumus :
Ѕ.Ѕi = Ѕ1 + Ѕ2 + Ѕ3...Ѕ,,
( ∑Xi )2
∑ Xi2 – N
Ѕt = N
r
11 = kKeterangan : KD = Nilai Koefisien Determinan (Konstribusi antar variabel) r = Nilai Koefisien Korelasi
Kemudian untuk mengetahui pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y digunakan rumus korelasi ganda, yaitu:
e. Pengujian Hipotesis
Pengujian data untuk menguji hipotesis penelitian dengan
urutan-urutan sebagai berikut:
1) Membuat tabel data skor variabel penelitian
2) Menghitung regresi linier sederhana dengan rumus :
3) Menghitung siginifikansi dan linieritas dengan menggunakan persamaan
regresi melalui tabel Analisis Varians (ANAVA), bentuk tabelnya
[image:41.595.120.516.222.755.2]sebagai berikut:
Tabel 3.3 Analisis Varians
Sumber Varians
Dk JK RJK F
Total n ∑Yi2 ∑Yi2
Regresi (a) Regresi (b/a) Residu 1 1 n-2
(∑Yi)2/n
(∑X) (∑Y) Jk reg = b (∑XY - )
n Jk tes = ∑ (Y - Ỹ)2
(∑Yi)2/n
S2reg = JK (b/a)
∑(Y – Y )2 S2TC =
k – 2
S2 reg
F = S2tes
Tuna Cocok
Kekeliruan k-2
n-k
JK TC = JK tes – JK E
(∑Y)2 JkE = ∑ ( ∑Y2 – )
x n
JKTC S2TC =
k – 2
JKE
S2TC =
k - 2
S2Tc
F = S2E KD = r2 x 100%
R X1.X2.Y =
√
r2 X1.Y + r
2
X2.Y – 2 (rX1.Y).(rX1.X2)
f. Menghitung siginifikansi regresi dengan jalan membandingkan nilai F hitung (S2 reg/S2tes) dengan Ftabel dimana taraf siginifikasi (ά = 0,05) dan dk = n-2.
Kritrianya, jika Fhitung > Ftabel, maka regresi Y atas X (X1 atau X2) signifikan, tetapi jika sebaliknya F hitung < F tabel, maka regresi Y atas X
tidak siginifikan.
g. Menguji linieritas hubungan fungsional antara variabel X1, X2 dengan variabel Y menggunakan analisis regresi ganda, adapun
tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:
1) Menentukan persamaan regresi 3 variabel, yaitu:
Y = a + b1∑X1 + b2∑X2
Untuk mendapatkan besarnya harga-harga a, b1, dan b2 digunakan rumus yang dikemukakan oleh Riduwan (2009: 145), yaitu:
∑X1Y = b1∑X12 + b2∑X1 X2
∑X2Y = b1∑X1 X2 + b2∑X22
a = Y – b1X1 – b2 X22
2) Uji signifikan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan rumus yang dikemukakan Riduwan (2009: 154, yaitu:
R2 (n – m – 1) Fhitung =
m(1 – R2)
selanjutnya membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, jika F hitung > F
3) Mencari koefisien korelasi dengan tujuan untuk mengetahui besarnya
keeratan hubungan antara varibel X (X1 dan X2) dengan variabel Y.
Maka untuk menghitungnya menggunakan rumus:
n∑XY – (∑X). (∑Y) rxy =
√
{
n∑X2- (∑X)2}{
n∑Y2 – (∑Y)2}
(Riduwan, 2009: 136)
4) Menguji siginifikansi koefisien korelasi dengan rumus:
r √ n - 2 t =
√1 - r2
(Riduwan, 2009: 137)
5) Mencari Koefisien Determinan
kd = r2 x 100%
F. Pengumpulan Data
Sesuai dengan tujuan dan metode penelitian yang ditetapkan, jenis data
dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Variabel mayor terdiri dari Kegiatan
Kelompok Kerja Guru (X1), Supervisi Kepala Sekolah (X2), Kinerja Mengajar
Guru (Y).
Sebelum instrumen penelitian digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas untuk mengetahui ketepatan
instrumen dalam menjalankan fungsi ukurnya, sedangkan uji reliabilitas yaitu
untuk mengukur tingkat reliabelitas sehingga data yang diperoleh dari hasil
Uji coba validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap 92 responden yang
memiliki kesamaaan karakteristik dengan sampel yang diteliti. Sehingga ada
beberapa instrumen yang harus dibuang karena tidak memenuhi kriteria
tersebut.
Instrumen yang telah direvisi, kemudian disebarkan kepada responden
yang dijadikan sampel penelitian. Setiap sampel mendapatkan kuesioner yang
sama banyaknya.
Kuesioner disebar kepada responden, dengan permohonan meminta
responden untuk memilih salah satu alternatif respon/jawaban yang disediakan
dan kuesioner dikembalikan dalam waktu satu minggu kemudian. Kuesioner
yang dikembalikan 100%.
G.Uji Validitas dan Uji Realibilitas.
Ukuran memadai atau tidaknya instrumen pengumpul data, minimal
dilihat dari dua syarat yaitu syarat validitas atau kesahihhan dan syarat
reliabilitas atau keajegan. Uji coba instrumen dilakukan terhadap sejumlah
subyek yang bukan merupakan sampel penelitian , akan tetapi mempunyai
karakteristik yang sama dengan subyek yang akan dijadikan sampel penelitian,
yang selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji
validitas dan reliabilitasnya. Angket dianggap valid, apabila terdapat kesamaan
antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek
yang diteliti. Dan angket dianggap reliabel apabila terdapat kesamaan data
Dengan diketahui keterjaminan validitas dan reliabilitas alat pengumpul
data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi atau memiliki validitas
dan reliabilitas yang dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk koefisien validitas digunakan rumus korelasi product moment
dengan menggunakan Pearson. Rumus pengujian validitas adalah sebagai
berikut:
(Riduwan, 2009 : 136)
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = banyaknya responden
X = skor tiap item angket Y = skor total angket
Untuk mengetahui keberartian koefisien korelasi tersebut menunjukkan
valid atau tidaknya, dilanjutkan dengan uji t , dengan rumus :
2
2 1 hitung
r n t
r − =
− (Riduwan, 2009 : 137)
Dengan kriteria uji : jika thitung > ttabel atau jika nilai Sig.(2-tailed) < α
maka butir angket tersebut dikatakan valid. Setelah dilakukan analisis butir
soal, maka dihasilkan data sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.4 halaman
berikut ini:
2 2 2 2
(
)(
)
[
(
) ][
(
) ]
xy
N
XY
X
Y
r
N
X
X
N
Y
Y
−
=
−
−
∑
∑ ∑
1.Validitas Butir Angket Variabel X1
Tabel 3.4
Validitas Butir Angket Variabel X1
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
VAR00001 110.3667 183.413 .545 . .917
VAR00002 110.1333 187.982 .648 . .917
VAR00003 109.6667 192.920 .421 . .920
VAR00004 112.6000 163.903 .762 . .914
VAR00005 112.6667 164.368 .752 . .914
VAR00006 112.5667 170.599 .632 . .917
VAR00007 110.0000 198.138 -.077 . .925
VAR00008 110.3000 195.872 .040 . .923
VAR00009 109.7667 191.495 .454 . .919
VAR00010 110.0333 189.482 .416 . .919
VAR00011 110.3000 183.803 .696 . .916
VAR00012 110.4333 183.633 .671 . .916
VAR00013 110.6000 181.145 .773 . .915
VAR00014 110.3667 183.826 .627 . .916
VAR00015 110.8333 188.833 .437 . .919
VAR00016 110.5333 190.120 .369 . .920
VAR00017 110.6333 184.999 .647 . .916
VAR00018 110.9000 188.369 .363 . .920
VAR00019 110.8000 183.200 .589 . .917
VAR00020 110.8333 185.523 .539 . .918
VAR00021 110.4000 180.938 .702 . .915
VAR00022 110.6000 184.731 .491 . .918
VAR00023 110.8333 183.316 .478 . .918
VAR00024 111.0333 181.551 .638 . .916
VAR00025 110.9667 180.861 .562 . .917
VAR00026 110.8000 184.303 .609 . .917
VAR00027 110.9000 184.300 .552 . .917
VAR00028 110.8333 190.351 .322 . .920
VAR00029 110.3667 190.447 .434 . .919
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .858
N of Items 15a
Part 2 Value .869
N of Items 15b
Total N of Items 30
Correlation Between Forms .771 Spearman-Brown
Coefficient
Equal Length .871
Unequal Length .871
Guttman Split-Half Coefficient .868
a.The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005, VAR00006, VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010, VAR00011, VAR00012, VAR00013, VAR00014, VAR00015.
b.The items are: VAR00016, VAR00017, VAR00018, VAR00019, VAR00020, VAR00021, VAR00022, VAR00023, VAR00024, VAR00025, VAR00026, VAR00027, VAR00028, VAR00029, VAR00030.
Instrumen pengukuran variabel pengaturan KKG (X1) yang diujicobakan sebanyak 30 butir. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
instrumen lainnya langsung dapat dipergunakan untuk pengumpulan data dan
hasil untuk realibilitasnya dinyatakan realibel.
[image:48.595.115.506.253.736.2]2. Validitas Butir Angket Variabel X2
Tabel 3.5
Validitas Butir Angket Variabel X2 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
VAR00001 119.3000 157.045 .079 . .933
VAR00002 119.4667 155.016 .189 . .932
VAR00003 119.6333 147.344 .571 . .927
VAR00004 119.2667 151.168 .432 . .929
VAR00005 119.3333 148.575 .586 . .927
VAR00006 119.2667 150.823 .392 . .930
VAR00007 119.0333 149.689 .557 . .927
VAR00008 118.9667 146.240 .761 . .925
VAR00009 118.9667 148.516 .750 . .926
VAR00010 119.0000 145.724 .743 . .925
VAR00011 119.0333 148.171 .656 . .926
VAR00012 119.1333 147.568 .680 . .926
VAR00013 119.1000 151.610 .504 . .928
VAR00014 119.0333 150.930 .526 . .928
VAR00015 119.2333 148.668 .527 . .928
VAR00016 119.2667 153.926 .246 . .931
VAR00017 119.8000 144.166 .620 . .927
VAR00018 119.2667 148.823 .385 . .931
VAR00019 119.0333 148.309 .711 . .926
VAR00020 119.3667 143.757 .618 . .927
VAR00021 119.2667 151.720 .323 . .931
VAR00022 118.9333 147.582 .730 . .926
VAR00023 118.9000 149.197 .682 . .926
VAR00024 119.3667 145.068 .644 . .926
VAR00025 118.9333 145.099 .827 . .924
VAR00026 119.0667 145.030 .809 . .924
VAR00027 119.4333 148.806 .557 . .927
VAR00028 119.5667 151.289 .312 . .931
VAR00029 119.5667 153.220 .347 . .930
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .875
N of Items 15a
Part 2 Value .888
N of Items 15b
Total N of Items 30
Correlation Between Forms .752 Spearman-Brown
Coefficient
Equal Length .858
Unequal Length .858
Guttman Split-Half
Coefficient
.852
a.The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005, VAR00006, VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010, VAR00011, VAR00012, VAR00013, VAR00014, VAR00015.
b. The items are: VAR00016, VAR00017, VAR00018, VAR00019, VAR00020, VAR00021, VAR00022, VAR00023, VAR00024, VAR00025, VAR00026, VAR00027, VAR00028, VAR00029, VAR00030.
Instrumen pengukuran variabel supervisi kepala sekolah (X2) yang
koefisien korelasi terendah rhitung = 0,079 dan tTabel = 2,011. Dengan demikian tiga instrumen tidak dapat dipakai karena tidak valid, sedangkan 27 butir
instrumen lainnya langsung dapat dipergunakan untuk pengumpulan data dan
hasil untuk realibilitasnya dinyatakan realibel.
[image:50.595.115.505.302.687.2]3. Validitas Butir Angket Variabel Y
Tabel 3.6
Validitas Butir Angket Variabel Y Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
VAR00001 99.5333 20.602 .057 . .388
VAR00002 99.5667 20.599 .071 . .384
VAR00003 99.9000 20.645 .036 . .393
VAR00004 99.8333 18.764 .281 . .333
VAR00005 99.5000 18.810 .386 . .320
VAR00006 99.5667 19.289 .331 . .335
VAR00007 99.5667 20.185 .164 . .367
VAR00008 99.7667 21.220 -.043 . .410
VAR00009 99.6000 20.455 .094 . .380
VAR00010 99.5333 20.257 .129 . .373
VAR00011 99.3333 21.057 .027 . .391
VAR00012 99.5000 21.293 -.030 . .402
VAR00013 99.5667 20.599 .056 . .388
VAR00014 99.6333 20.378 .089 . .381
VAR00015 99.7333 19.030 .131 . .371
VAR00016 99.7667 20.737 -.050 . .430
VAR00017 99.3667 18.861 .545 . .312
VAR00018 99.5667 19.357 .186 . .357
VAR00019 99.7667 20.323 .020 . .403
VAR00020 99.4333 19.702 .318 . .345
VAR00021 99.4000 20.731 .062 . .386
VAR00022 99.5333 20.602 .043 . .391
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .203
N of Items 12a
Part 2 Value .027
N of Items 11b
Total N of Items 23
Correlation Between Forms .434 Spearman-Brown
Coefficient
Equal Length .605
Unequal Length .606
Guttman Split-Half
Coefficient
.604
a.The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005, VAR00006, VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010, VAR00011, VAR00012.
n X
M =
∑
Instrumen pengukuran variabel Kinerja mengajar guru (Y) yang
diujicobakan sebanyak 30 butir. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
koefisien korelasi terendah rhitung = 0,270 dan ttabel = 2,011. Dengan demikian dua instrumen tidak dapat dipakai karena tidak valid, sedangkan 28 butir
instrumen lainnya langsung dapat dipergunakan untuk pengumpulan data dan
hasil untuk realibilitasnya dinyatakan realibel.
H.Pengolahan Data
Teknik analisis data untuk mengungkapkan hasil penelitian
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Melalui statistik deskriptif ini, akan disajikan data dalam tabel
distribusi frekuensi, grafik garis maupun batang, penjelasan kelompok
melalui mean, dan variasi kelompok melalui rentang dan standar deviasi
terhadap semua variabel dan sub variabel penelitian. Perhitungan deskriptif
yang digunakan adalah rata-rata hitung (arimatic mean) dengan rumus:
Keterangan: M = Mean. Σ = Jumlah.
K R n T n
I = ρ( )− ρ( )
Penentuan klasifikasi skor jawaban responden yang disusun
berdasarkan skala instrumen dengan rumus:
Keterangan:
I = Interval skor jawaban responden. n = Jumlah item pertanyaan.
ρ = Kemungkinan skor jawaban (probabilitas).
T = Skor jawaban tinggi. R = Skor jawaban rendah. K = Jumlah kelas interval.
2. Uji Persyaratan Analisis
Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui sebaran data apakah
berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal, serta uji linieritas.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data, dilakukan dengan pengujian Kolmogorov-Smirnov, dengan kriteria jika nilai asymp. Sign (p) > α, maka sebaran data
berdistribusi normal.
b. Uji Linieritas Data
Mengenai uji linieritas kriterianya adalah jika nilai Fhitung lebih kecil
dari nilai Ftabel atau nilai p > α maka hubungan yang dihasilkan tersebut
berbentuk linier.
Pengolahan data dilakukan dengan maksud agar data yang terhimpun dapat
memberikan arti bagi penelitian yang dilakukan. Data yang terkumpul harus diolah,
diorganisir dan disistematisasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Winarno
untuk membuat data dan tingginya nilai data yang terkumpul (sebagai hasil fase
pelaksanaan pengumpulan data), apabila tidak disusun dalam suatu organisasi dan
diolah menurut sistematis yang baik.
Dalam prosedur pengolahan data, seleksi, dan klasifikasi data, penulis
menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pemeriksaan kecenderungan umum skor mentah
2) Mengubah skor mentah menjadi sko