• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Trait Kepribadian Terhadap Self-Compassion pada Ibu Binaan Lapas Kelas IIA Sukamiskin Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Trait Kepribadian Terhadap Self-Compassion pada Ibu Binaan Lapas Kelas IIA Sukamiskin Kota Bandung."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh trait kepribadian (neuroticism, extraversion, openness, agreeableness, dan coscientiousness) terhadap self-compassion pada Ibu binaan lapas kelas IIA Sukamiskin di Kota Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode puposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 130 responden. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori trait kepribadian Costa & McCrae (2003) dan teori self-compassion Kristin D. Neff (2003).

Alat ukur yang digunakan merupakan modifikasi dari Big Five Inventory 44 (BFI; Costa&McCrae, 1992) dan Self Compassion Scale (SCS; Neff 2003). Melalui penelitian ini, didapatkan 26 item self-compassion yang valid, dengan nilai validitas berkisar antara 0.310-0.615 dan 47 item trait kepribadian, dengan nilai validitas berkisar antara 0.330-0.746. Sedangkan hasil pengujian reliabilitas diperoleh 0.865 (SCS) dan 0.553-0.813(BFI) Nilai pengaruh dari trait kepribadian (neuroticism, extraversion, openness, agreeableness, dan coscientiousness) terhadap self-compassion dihitung dengan menggunakan analisis regresi berganda. Dilakukan pula uji asumsi klasik.

Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa seluruh trait secara bersamaan memberikan pengaruh terhadap self-compassion sebesar 36.4%. Ketika dilakukan pengujian masing-masing trait, empat dari lima trait kepribadian memberikan pengaruh signifikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Neff.Pengaruh trait terhadap self-compassion secara berurutan dari yang terbesar adalah neuroticism 30.4%, extraversion 21.1%, agreeableness 7.1%, dan coscientiousness 5.9%. pada hasil analisis tidak ditemukan pengaruh trait openness terhadap self-compassion.

Peneliti memberikan saran agar peneliti selanjutnya dapat mengaji keterkatian pendidikan terhadap self-compassion. Bagi responden yang memiliki self-compassion rendah diharapkan agar dapat lebih menyayangi dan mengerti keadaan diri sendiri bukan memberikan kritik dan menghakimi diri sendiri.

(2)

viii

Universitas Kristen Maranatha Abstract

This purpose of this research was to determine the influence of personality trait (neuroticism, extraversion, openness, agreeableness, and coscientiousness) toward self-compassion in the convict mother of woman correctional institution class IIA Sukamiskin at Bandung. Sampling in this research using purposive sampling method, consist of 130 respondents. The research uses personality trait theory of Costa & McCrae (2003) and self-compassion theory of Kristin D. Neff (2003).

The instrument that being used was modified from Big Five Inventory 44 (BFI; Costa&McCrae, 1992) and Self Compassion Scale (SCS; Neff, 2003).The validity of 26 items of Self-Compassion quesioner, ranged from 0.310-0.615. while the validity of 47 items of big five inventory, ranges between 0.553-0.813. The influence of personality trait (neuroticism, extraversion, openness, agreeableness, and coscientiousness) toward self-compassion) was measured with multiple regression analysis. Classical assumption tets is also conduct.

Based on the analysis, it is concluded thal all the trait simultaneously providing significant influences toward self-compassion with R value 36.4%. four of five personality trait have their share of influence toward self-compassion. This is in accordance with the Neff’s opinion. Influences of trait toward self-compassion in sequence from the highest are neuroticism 30.4%, extraversion 21.1%, agreeableness 7.1%, dan coscientiousness 5.9%. based on the analysis found no effect from trait openness toward self-compassion.

Researcher give suggestion to next researcher, in order to assess the relevant of education. For the respondents with low self-compassion be gentle and understanding with ourselves rather than harshly critical and judgmental.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR ORISINALITAS LAPORAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... iv

KATA PENGANTAR... v

ABSTRAK... vii

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 5

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Maksud Penelitian ... 6

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 6

1.4Kegunaan Penelitian ... 6

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 6

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 7

1.5Kerangka Pikir ... 7

(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

1.7Hipotesis Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Self-Compassion ... 14

2.1.1 Perngertian Self-Compassion ... 14

2.1.2 Komponen Self-Compassion ... 16

2.1.2.1Self-Kindness ... 16

2.1.2.2Common Humanity ... 17

2.1.2.3Mindfullness ... 18

2.1.3 Korelasi Antar Komponen ... 18

2.1.4 Faktor yang Memengaruhi Self-Compassion ... 20

2.1.4.1Jenis Kelamin ... 20

2.1.4.2Kepribadian ... 21

2.1.4.3Budaya ... 24

2.1.4.4The Role of Parents ... 26

2.1.5 Manfaat Self-Compassion ... 29

2.2Trait Kepribadian (Big Five Theory)... 33

2.2.1 Sejarah Trait Kepribadian (Big Five Theory) ... 33

2.2.2 Dimensi Trait Kepribadian ... 36

2.2.3 Kuesioner Trait Kepribadian ... 36

2.3Teori Perkembangan... 37

2.3.1 Dewasa Awal ... 37

2.3.1.1Pengertian Dewasa Awal ... 37

2.3.1.2Ciri-ciri Dewasa Awal ... 37

(5)

2.3.2 Dewasa Madya ... 42

2.3.2.1Pengertian Dewasa Madya ... 42

2.3.2.2Ciri-ciri Dewasa Madya ... 42

2.3.2.3Tugas Perkembangan Dewasa Madya ... 47

2.4Narapidana ... 52

2.4.1 Pengertian Narapidana ... 52

2.4.2 Dampak Psikologis Narapidana ... 52

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 55

3.2 Bagan Prosedur Penelitian ... 55

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 56

3.3.1 Variabel Penelitian ... 56

3.3.2 Definisi Operasional ... 56

3.3.2.1Self-Compassion ... 56

3.3.2.2Trait Kepribadian ... 57

3.4 Alat Ukur ... 57

3.4.1 Alat Ukur Personality Trait ... 57

3.4.2 Alat Ukur Self-Compassion... 58

3.4.3 Prosedur Pengisian Kuesioner ... 59

3.4.3.1Alat Ukur Personality Trait ... 59

3.4.3.2Alat Ukur Self-Compassion... 59

3.4.4 Sistem Penilaian ... 60

3.4.4.1Alat Ukur Personality Trait ... 60

(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha

3.4.5 Data Sosiodemografis ... 61

3.4.6 Pengujian Alat Ukur ... 61

3.4.6.1Validitas Alat Ukur ... 61

3.4.6.1.1 Validitas Self-Compassion Scale ... 61

3.4.6.1.2 Validitas Big Five Inventory ... 61

3.4.6.2Reliabilitas Alat Ukur ... 62

3.4.6.2.1 Reliabilitas Self-Compassion Scale ... 62

3.4.6.2.2 Reliabilitas Big Five Inventory ... 62

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 62

3.5.1 Populasi Sasaran ... 62

3.5.2 Karakteristik Populasi ... 62

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ... 63

3.6 Teknik Analisis Data ... 63

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 64

3.6.1.1Uji Normalitas ... 64

3.6.1.2Uji Multikolinearitas ... 64

3.6.1.3Uji Heteroskedastisitas... 65

3.6.1.4Uji Autokorelasi ... 65

3.7 Hipotesis Statistik... 66

3.7.1 Hipotesis Mayor ... 66

3.7.2 Hipotesis Minor ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Sampel Penelitian ... 68

(7)

4.1.2 Pekerjaan Terakhir Responden ... 68

4.1.3 Pendidikan Terakhir Responden... 69

4.1.4 Status Marital Responden ... 69

4.1.5 Pendidikan Suami ... 70

4.1.6 Status Pekerjaan Suami ... 70

4.1.7 Jumlah Anak ... 70

4.1.8 Kasus Pidana ... 71

4.1.9 Lama Masa Tahanan ... 71

4.1.10 Sisa Masa Tahanan ... 72

4.1.11 Kegiatan Sehari-hari ... 72

4.1.12 Kunjungan Rutin ... 73

4.1.13 Frekuensi Kunjungan Keluarga ... 73

4.1.14 Pengasuhan Anak Selama Menjakani Pembinaan ... 74

4.2 Uji Hipotesis dan Hasil Penelitian ... 74

4.2.1 Hasil Pengujian Data Utama ... 74

4.2.2 Hasil Pengujian Data Sekunder (sosio-demografis) ... 78

4.3 Pembahasan ... 78

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 84

5.2 Saran ... 84

5.2.1 Saran Teoretis ... 84

5.2.2 Saran Praktis ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(8)

xiv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Gambaran Big Five Inventory (BFI) ... 58

Tabel 3.2 Gambaran Self-Compassion Scale ... 59

Tabel 3.3 Sistem Penilaian Kuesioner Trait Kepribadian ... 60

Tabel 3.4 Sistem Penilaian Kuesioner Self-compassion ... 60

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 68

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan Terakhir ... 68

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 69

Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Status Marital ... 69

Tabel 4.5 Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan Suami ... 70

Tabel 4.6 Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami ... 70

Tabel 4.7 Gambaran Responden Berdasarkan Jumlah anak ... 70

Tabel 4.8 Gambaran Responden Berdasarkan Kasus Pidana ... 71

Tabel 4.9 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Masa Tahanan ... 71

Tabel 4.10 Gambaran Responden Berdasarkan Sisa Masa Tahanan ... 72

Tabel 4.11 Gambaran Responden Berdasarkan kegiatan sehari-hari ... 72

Tabel 4.12 Gambaran Responden Berdasarkan kunjungan rutin ... 73

Tabel 4.13 Gambaran Responden Berdasarkan frekuensi kunjungan Keluarga ... 73

Tabel 4.14 Gambaran Responden Berdasarkan pengasuhan anak ... 74

Tabel 4.15 Signifikansi pengaruh Trait Kepribadian terhadap Self-compassion ... 75

Tabel 4.16 Signifikansi pengaruh Trait Neuroticism terhadap Self-compassion ... 75

Tabel 4.17 Signifikansi pengaruh Trait Extraversion terhadap Self-compassion ... 76

Tabel 4.18 Signifikansi pengaruh Trait Openness terhadap Self-compassion ... 76

Tabel 4.19 Signifikansi pengaruh Trait Agreeableness terhadap Self-compassion ... 77

(9)

Tabel 4.21 Hasil Uji Chi Square data Sosio-demografis dengan Self-compassion ... 78

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Skema Kerangka Pikir ... 12

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian ... 55

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Persetujuan ... L-1 Lampiran 2. Kata Pengantar ... L-2

Lampiran 3. Data Sosio-demografis ... L-3 Lampiran 4. Kuesioner Trait Kepribadian ... L-4

Lampiran 5. Kuesioner Self-Compassion ... L-7 Lampiran 6. Validitas Alat Ukur ... L-10 Lampiran 7. Reliabilitas Alat Ukur ... L-13

Lampiran 8. Uji Asumsi Klasik ... L-14 Lampiran 9. Regresi Ganda ... L-16

Lampiran 10. Kategori dan Persentase dari Self-compassion dan trait kepribadian ... L-20 Lampiran 11. Data Tabulasi Silang... L-22

Lampiran 12. Pengenalan Lokasi Penelitian (Lapas Wanita Kelas IIA Sukamiskin

(10)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kini tindak kejahatan tidak lagi identik dengan kaum pria, namun banyak wanita juga melakukan berbagai tindak kejahatan. Dari tahun ketahun angka kriminalitas yang dilakukan wanita semakin meningkat. Hal ini sejalan meningkatnya populasi narapidana yang menjalani pembinaan di Lapas. Jumlah narapidana wanita di Indonesia berdasarkan data dari ditjenpas hingga desember 2016 berjumlah 11.179 atau 5,49% dari total seluruh narapidana di

indonesia. Di Jawa Barat sendiri jumlah narapidana wanita pada tahun 2014 sebanyak 447 narapidana atau 3,5 % dari seluruh narapidana di Jawa Barat. Pada Tahun 2015 sebanyak 467 (4,6%) dan Desember 2016 sebanyak 505 (5,9%).

(smslap.ditjenpas.co.id/public/grl/current/monthly/kanwil)

(11)

2 Sebagian besar ibu mengaku bahwa dirinya melakukan tindak pidana dikarenakan tekanan lingkungan dan ekonomi yang menyebabkan stres. Tingginya kebutuhan hidup membuat ibu ingin berkontribusi terhadap perekonomian keluarga terutama untuk membiayai kebutuhan anak-anak mereka, sehingga memaksa mereka mencari penghasilan dengan cara yang salah seperti menjual narkotika, mencuri, melakukan penggelapan. Akibat kesalahan yang diperbuat, kini mereka harus menjalani pembinaan di lembaga pemasyarakatan. Selama Ibu menjalani pembinaan di lembaga pemasyarakatan (ibu binaan) diharapkan dapat mengintrospeksi diri dan menjadi individu yang lebih baik. Menjalani kehidupan di lapas, justru membuat mereka harus hidup terpisah dengan anak-anak mereka. Mereka tidak lagi dapat memantau tumbuh kembang anak-anaknya dari dekat. Ibu binaan harus merelakan anak-anaknya diasuh dan diawasi oleh pihak lain. Sebagaian besar ibu binaan, menitipkan anaknya dibawah asuhan kakek dan neneknya namun ada pula yang harus dititipkan di panti asuhan.

(12)

3

Universitas Kristen Maranatha Self-compassion merupakan keterbukaan dan kesadaran terhadap penderitaan diri

sendiri, tanpa menghindar dari penderitaan itu, memberikan pemahaman dan kebaikan terhadap diri sendiri ketika menghadapi penderitaan, kegagalan, dan ketidaksempurnaan tanpa menghakimi diri, serta melihat suatu kejadian sebagai pengalaman yang dialami semua manusia. Neff (2003a, 2003b) menyatakan bahwa self-compassion meliputi perasaan tersentuh oleh penderitaan yang sedang dihadapi, menghasilkan keinginan untuk meringankan penderitaan dan mengobati diri dengan pemahaman dan kepedulian akan dirinya sendiri. Self-compassion relevan untuk semua pengalaman pribadi dalam hal penderitaan, termasuk kekurangan yang dirasakan, kegagalan, dan situasi kehidupan yang menyakitkan secara lebih umum. Self-compassion sangat penting dalam membantu individu untuk menemukan harapan dan makna ketika menghadapi kesulitan dalam hidup (Neff, Rude & Kirkpatrick, 2007)

Self-compassion memfokuskan pada derajat individu mendemostrasikan self-kindness,

Common Humanity, Mindfulness (Neff, 2003). Penelitian juga mengindikasikan bahwa

self-compassion menghasilkan kesehatan psikologis yang menguntungkan seperti self esteem, tapi tidak memberikan dampak negatif seperti narsisme (Neff, 2003a). Self-compassion berhubungan dengan fungsi psikologis yang positif dan kesehatan emosional.

(13)

4 Self-compassion terdiri atas tiga komponen yang saling berinteraksi: self-kindness,

common humanity dan mindfulness. Self-kindness merupakan kemampuan individu untuk

menerima penderitaan, masalah dan kegagalan yang dialami secara terbuka. Jika seseorang mengkritik diri secara negatif dan berlebihan atas penderitaan, masalah dan kegagalan yang dialami, hal itu dinamakan self-judgment. Common humanity merupakan kemampuan diri untuk menyadari bahwa penderitaan, masalah dan kegalan yang sama juga dialami oleh orang lain, tidak memandang bahwa pengalaman tersebut hanya dirasakan oleh dirinya sendiri atau yang disebut isolation. Sedangkan mindfulness merupakan penerimaan terhadap penderitaan, masalah dan kegagalan secara apa adanya, namun ketika seseorang berusaha memperkecil atau membesar-besarkan masalah, penderitaan dan kegagalan yang dialami hal tersebut dinamakan over-identification (Neff, 2011)

Self-compassion yang dimiliki tiap individu salah satunya dipengaruhi oleh trait

kepribadian (Neff, Rude & Kirkpatrick, 2007). Dalam jurnal An Examination of Self-compassion in Relation to Positive Psychology Functioning and Personality Trait (2006)

Neff mengatakan terdapat korelasi signifikan antara self-compassion dan trait kepribadian. Self-compassion dinyatakan berkorelasi negatif terhadap trait neuroticism serta berkorelasi

positif terhadap trait extraversion, agreeableness dan concientiosness. Kendati tidak ditemukan korelasi yang signifikan antara Self-compassion dengan openness.

(14)

5

Universitas Kristen Maranatha Self-compassion. Faktor-faktor lain yang cukup signifikan misalnya budaya dan responden

itu sendiri, sehingga peneliti ingin mengaplikasikan pada responden yang berbeda sehingga dapat dilakukan pengembangan teori lebih lanjut.

Self-compassion muncul ketika seseorang menyadari dan mengakui kekurangan

dalam dirinya atau sedang menghadapi suatu pengalaman yang tidak menyenangkan dalam hidup. Trait merupakan dimensi yang menunjukkan pola kencederungan pada tiap individu dalam hal pikiran, perasaan dan tindakan yang sifatnya konsisten. Trait kepribadian yang terdiri atas neuroticsm, extraversion, openness, agreeableness dan conscientiousness (McCrae & Costa, 2003) terdapat dalam diri setiap individu, namun derajatnya berbeda-beda. Setiap individu memiliki trait yang lebih dominan. Masing-masing trait nantinya akan memengaruhi pola perilaku individu. Termasuk ketika individu menghayati penderitaan yang sedang di hadapinya; demikian pula pada Ibu binaan Lapas Wanita Kelas IIA Sukamiskin Kota Bandung, trait yang ada dalam diri mereka dapat memengaruhi self-compassion.

Dari hasil uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai seberapa besar pengaruh trait kepribadian terhadap self-compassion pada Ibu binaan Lapas Wanita Kelas IIA Sukamiskin Kota Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

(15)

6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk mengetahui gambaran trait kepribadian dan self-compassion pada Ibu binaan Lapas Wanita Kelas IIA Sukamiskin Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh trait kepribadian terhadap self-compassion pada Ibu binaan di Lapas Wanita Kelas IIA Sukamiskin Kota Bandung, gambaran dari masing-masing komponen self-compassion dan kaitan antara self-compassion dengan faktor-faktor yang memengaruhi, khususnya faktor trait kepribadian.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoretis

Kegunaan teoretis dari penelitian ini adalah:

1) Memberikan Informasi mengenai self-compassion bagi bidang ilmu psikologi positif dan psikologi kepribadian. Khususnya mengenai pengaruh trait terhadap self-compassion.

2) Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan mengenai self-compassion.

(16)

7

Universitas Kristen Maranatha

1.4.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah:

1) Memberikan informasi mengenai self-compassion kepada Lapas Wanita Kelas IIA Sukamiskin di Kota Bandung. Informasi tersebut nantinya dapat digunakan untuk membimbing dan mengarahkan Ibu binaan agar lebih menerima segala kekurangan dan kelebihannya khususnya kesalahan yang pernah dilakukan sehingga dapat memperbaikinya, baik dalam kehidupannya saat ini maupun yang akan datang.

2) Memberikan informasi kepada para Ibu binaan Lapas Wanita Kelas IIA Sukamiskin Kota Bandung mengenai self-compassion. Informasi ini dapat digunakan untuk membantu mereka agar dapat menerima diri sendiri dengan lebih baik serta dapat memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukan dan lebih siap ketika kembali ke lingkungan sosial.

1.5 Kerangka Pikir

(17)

8 sebagai pengalaman yang dialami semua manusia (Neff, 2003a). Self-compassion memiliki tiga komponen didalamnya yakni self-kindness, common humanity dan mindfulness.

Self-kindness merupakan kemampuan individu untuk menerima penderitaan, masalah

dan kegagalan yang dialami secara terbuka. Dengan memiliki self-kindness, Ibu binaan akan tetap bersikap hangat, memahami dirinya dan tidak menghakimi dirinya dalam menghadapi penderitaan ketika harus menjalani masa tahanan dan terpisah dengan anak. Ibu binaan juga tidak terus larut dalam perasaan bersalahnya baik bersalah pada diri sendiri, anak, keluarga maupun lingkungan, dikarenakan kesalahan yang pernah diperbuat, dengan demikian hal ini mempermudah Ibu binaan untuk beradaptasi dengan situasi tersebut. Kemampuan beradaptasi juga dibantu dengan adanya common humanity, common humanity merupakan kemampuan diri untuk menyadari bahwa penderitaan, masalah dan kegagalan yang sama juga dialami oleh orang lain. Dengan adanya common humanity, Ibu binaan tidak merasa bahwa hanya dirinyalah satu-satunya orang yang mengalami kesulitan hidup, bukan hanya dirinya yang harus rela berpisah dengan dengan anak dan keluarga, namun masih banyak orang lain yang juga mengalami hal serupa, yakni melewati masa hidup dalam tahanan yang penuh keterbatasan.

(18)

9

Universitas Kristen Maranatha yang didapat akibat dari kesalahan yang pernah dibuatnya, yang justru membuat mereka terpisah dari anak-anak mereka. Ketiga komponen tersebut yakni self-kindness, common humanity dan mindfulness, saling berinteraksi secara mutual yang akan menumbuhkan

self-compassion. Diharapkan dengan adanya self-compassion, dapat membantu Ibu binaan

menjalani masa tahanannya dengan lebih bermakna dan menjadikannya sebagai pengalaman hidup yang positif serta diharapkan akan lebih mampu meregulasi perasaan bersalahnya karena tidak dapat mengasuh ana-anak mereka secara langsung.

Neff menyatakan bahwa trait kepribadian merupakan salah satu faktor yang memengaruhi self-compassion. Trait adalah pola konsisten dari pikiran, perasaan atau tindakan yang membedakan seseorang dari yang lainnya, sehingga trait relatif stabil dari waktu ke waktu dan trait konsisten dari situasi ke situasi (Feist, 2006). Menurut Costa dan McCrae penggolongan Trait terbagi menjadi lima yakni neuroticsm, extraversion, openness, agreeableness dan conscientiousness. Kelimanya terdapat dalam tiap individu namun dengan

derajat yang berbeda.

(19)

10 Individu yang memiliki trait extraversion memiliki ciri-ciri mudah bergaul, aktif, talkative, selalu semangat, memiliki emosi yang positif, antusias, optimis, fun loving,dan

affectionate. Begitu pula dengan Ibu binaan, Ibu binaan dengan trait extraversion memiliki

kecenderungan sifat yang ceria, senang bergaul dan berkumpul. Oleh karenanya Ibu binaan akan memberikan afeksi pada dirinya sendiri, tidak melulu menyalahkan dirinya dan optimis dalam menjalani masa tahanan (self-kindness). Juga lebih mudah beradaptasi dengan masalah yang dihadapi, dengan lingkungan Lapas dan lebih mudah bergaul dengan sesama binaan (common humanity). Ibu binaan akan memandang pengalamannya menjalani masa tahanan

dengan lebih positif (mindfullness).

Individu yang memiliki trait openness pada umumnya mempunyai minat yang besar, menghargai seni, kreatif, orisinil, imajinatif, sensitif pada keindahan, berpandangan luas dan mau menerima ide-ide baru. Begitu pula dengan Ibu binaan, Ibu binaan dengan trait openness memiliki kecenderungan untuk lebih terbuka, tidak terpaku pada situasi yang sedang dihadapi. Oleh karenanya akan lebih mudah menerima keadaan yang akan membantunya untuk tidak menghakimi dirinya karena penderitaan yang ia hadapi(self-kindness). Ibu binaan juga akan lebih mudah untuk bergaul, menjalin relasi sosial sehingga tidak akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dan bangkit dari penderitaan yang sedang dialami karena merasa dirinya tidak sendiri (common humanity), serta menerima masalah yang dihadapi dengan apa adanya dan memandang tahapan menjalani masa tahanan sebagai pengalaman hidup(mindfullness).

(20)

11

Universitas Kristen Maranatha kecenderungan untuk bersifat sinis, kasar dan pendendam. Sifat pemaaf yang dimiliki individu membantu Ibu binaan untuk bersikap baik kepada diri sendiri, memaafkan kesalahan yang pernah dibuatnya (self-kindness). Ibu binaan akan melihat pengalaman yang negatif sebagai pengalaman yang dialami semua manusia bukan hanya dialami oleh dirinya(common humanity), serta akan menerima penderitaan yang ia alami dengan apa adanya, menyadari

bahwa hukuman yang dijalani setimpal dengan kesahalan yang diperbuat(mindfullness). Individu dengan trait conscientiousness adalah individu yang teratur, dapat dipercaya, pekerja keras, disiplin, tepat waktu, tanggung jawab, teliti, rapi, ambisius, dan tekun. Begitu pula dengan Ibu binaan, Ibu binaan dengan trait conscientiousness akan memiliki kecenderungan untuk bersifat tanggung jawab dan berkemauan tinggi. Oleh karenanya, Ibu binaan akan merasa bahwa dirinya bertanggung jawab atas kesalahan yang diperbuat bukan sekedar menyalahkan dirinya sendiri(self-kindness). Ibu binaan sadar akan kesalahan yang telah diperbuat dan merasa bertanggung jawab dalam menjalani hukuman atas kesalahannya(mindfullness).

(21)

12

Bagan 1.1 Skema Kerangka Pikir Faktor Sosio-demografis:

1. Usia

2. Pendidikan dan Pekerjaan 3. Status Marital

4. Pendidikan dan Pekerjaan Suami 5. Jumlah Anak

6. Kasus Pidana

7. Lama dan Sisa Tahanan 8. Kegiatan di Lapas 9. Kunjungan

10. Pengasuhan Anak

Ibu Binaan Lapas Wanita Kelas IIA Sukamiskin Bandung

Komponen Self-compassion: - Self-kindness

- Common Humanity

- Mindfullness Trait Kepribadian

Neuroticism

Extraversion

Self-compassion

(22)

13

Universitas Kristen Maranatha

1.6Asumsi

1) Ibu binaan Lapas (tanpa tergantung jenis kesalahan dan lama masa tahanan), mengalami berbagai masalah psikologis yang berujung penderitaan.

2) Berdasarkan penderitaan yang dihadapi oleh Ibu binaan, Ibu membutuhkan self-compassion sebagai upaya untuk beradaptasi dengan beragam situasi yang dijumpai di

Lapas.

3) Self-compassion akan bekerja dengan cara tertentu mengikuti trait kepribadian Ibu binaan.

1.7Hipotesis penelitian

Hipotesis Mayor penelitian ini adalah :

1) Terdapat pengaruh antara trait kepribadian (neuroticism, extraversion, openness, agreeableness, dan conscientiousness) terhadap self compassion.

Hipotesis Minor penelitian ini adalah :

(23)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap Ibu binaan di Lapas Wanita Klas IIA Sukamiskin di Kota Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai pengaruh trait kepribadian terhadap self-compassion yaitu sebagai berikut :

1) Seluruh trait kepribadian (Neuroticism, Extraversion, Openness, Agreeableness dan Conscientiousness) secara simultan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

self-compassion.

2) Trait Neuroticism memberikan pengaruh yang paling besar dan signifikan diantara kelima trait kepribadian terhadap self-compassion.

3) Trait Openness tidak memberikan pengaruh terhadap self-compassion.

4) Dari data penunjang, ditemukan bahwa pendidikan suami responden memiliki hubungan signifikan dengan self-compassion.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh trait keribadian terhadap self-compassion pada Ibu binaan di Lapas Wanita Klas IIA Sukamiskin di Kota Bandung, peneliti mengemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, yaitu :

5.2.1 Saran Teoretis

1) Melakukan penelitian mengenai pengaruh faktor lain dari self-compassion selain dari trait kepribadian, sehingga dapat diketahui signifikansi faktor lainnya terhadap

(24)

85

Universitas Kristen Maranatha 2) Melakukan penelitian yang lebih spesifik mengenai pengaruh trait kepribadian

terhadap masing-masing komponen self-compassion.

3) Mengaji lebih dalam pengaruh pendidikan terhadap self-compassion.

5.2.2 Saran Praktis

1) Bagi pembina di Lapas Wanita Klas IIA Sukamiskin Bandung. Disarankan untuk meningkatkan kegiatan yang dapat meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi rasa bersalah yang dirasakan oleh Ibu Binaan. Lapas dapat mengoptimalkan kegiatan yang sudah dimiliki, misalnya pengoptimalan pelatihan postive thinking (salah satu kegiatan rutin dalam agenda Lapas) penambahan waktu pelatihan mungkin akan mampu membantu pertumbuhan self-compassion dalam diri Ibu binaan.

(25)

PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN TERHADAP

SELF-COMPASSION PADA IBU BINAAN LAPAS WANITA

KELAS IIA SUKAMISKIN KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung

Oleh:

SITI AGHNIYA HANIEFAH

NRP:0930234

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

(26)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Allah SWT atas kasih dan anugerahNya yang diberikan kepada peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh trait kepribadian terhadap self-compassion pada ibu binaan LapasWanita Klas IIA Sukamiskin Kota Bandungtidak lepas dari kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, namun berkat bimbingan dan bantuan berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Irene P Edwina, M.si, Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

2. Dr. Ria Wardani. M.Si., Pskolog selaku Dosen Wali dan Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan dukungan dan meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan serta bimbingan dalam menyelesaikan skripsi.

3. Heliany Kiswantomo.,M. Si., Psikolog selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi.

4. Missiliana. M. Psi., Psikolog yang telah memberikan arahan mengenai self-compassion.

5. Agus Toyib., Bc.IP. SH,. MH selaku Kepala Divisi Pemasyarakatan di Kementerian Hukum dan Ham RI Kantor Wilayah Jawa Barat yang telah memberikan izin penelitian.

(27)

7. Seluruh Ibu Binaan di Lapas Kelas IIA Sukamiskin Kota Bandung, yang telah meluangkan waktunya untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

8. Ummi, Abeh, Ramdika, adik-adik dan segenap keluarga peneliti yang telah memberikan dukungan moral serta materil untuk mengerjakan skripsi ini.

9. Novia Agustin yang telah menjadi teman seperjuangan dalam menyelesaikan penelitian ini.

10.Muti, Atha, Novi, Shei, Meli, Atikah dan teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2009 lainnya, atas dukungan dan kerjasamanya.

Akhir kata, peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas kerjasama, bantuan, dukungan yang telah diberikan selama penyelesaian tulisan ini.

Peneliti juga berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Bandung, November 2016

(28)

86

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Barnard, L., K., & Curry, J. F. (2011). Self-compassion: Conseptualizations,correlates, & interventions. Review of General Psychology, 15, No.4, 289-303

Brown, K. W., & Ryan, R. M. (2003). The benefits of being present: Mindfulness and its role in psychological well-being. Journal of Personality & Social Psychology, 84, 822–848. Cooke, David J, Pamela J.Baldwin, & Jacquelin Howison. (1990). Psychology in Prison.

London: Routledge

Costa, Paul T., & McCrae Robert R. (2003). Personality in Adulthood Second Edition. New York: The Guildford Press.

Feist, Jess., & Feist, Gregory J. (2008). Theorist of Personalities 7th Edition. New York: McGraw-Hill.

Friedenberg, Lisa. (1995). Psychological Testing Design, Analysis, and Use. Massachusetts: Allyn & Bacon

Guilford,J.P & Benjamin Fruchter. (1973). Fundamental Statistic In Psychology and Education. New York: McGraw-Hill

Hurlock, Elizabeth B. (1997). Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Leary,M.R., Tate, E.B., Adams, C.E., Allen, A.B., Hancock, J. (2007). Self-Compassion and Reactions to Unpleasant Self-Relevant Events: The Implications of Treating Oneself Kindly. Journal of Personality and social psychology, 92,5, 887-904

McCrae, R.R.& Costa, P.t.Jr. (1997). Personality trait structure as a human universal. American Psychologist. Vol. 52.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Neff, K. D. (2003a). Development and validation of a scale to measure self-compassion. Self and Identity, 2, 223-250. (http://www.self-compassion.org/scales-for -researchers.html, diakses 15 mei 2013).

Neff, K. (2003b). Self-compassion: An alternative conceptualization of a healthy attitude toward oneself. Self and Identity, 2, 85-101.

Neff, K. (2003c). Self-compassion scale (long). Retrieved from http://www.self-compassion.org/selfcompassion-scales-for-researchers.html

(29)

87

Neff, K. D. (in press). The science of self-compassion. In C.Germer&R. Siegel (Eds.),Compassion and Wisdom in Psychotherapy. New York: Guilford Press.

Neff, K. D. (2009). Self-Compassion. In M. R. Leary & R. H. Hoyle (Eds.), Handbook of Individual Differences in Social Behavior (pp. 561-573). New York: Guilford Press Neff, K. D. (2011). Self Compassion: Stop Beating Yourself Up and Leave insecurity behind.

Texas ; Harper Collins Publishers

Neff, K & McGehee, P. 2009. Self-Identity, 225-240. Self-Compassion and Psychological Resilience Among Adolescents and Young Adults. Psychological Press.

Neff, K., Kirkpatrick, K. L., & Rude, S. S. (2007). Self-compassion and adaptive psychological functioning.Journal of Research in Personality, 41, 139-154. (https://webspace.utexas.edu/neffk/pubs/JRPbriefs.pdf, diakses 12 April 2013

Neff, K., Pisitsungkagarn, K., & Hsieh, Y. P. (2008). Self-compassion and self-construal in the United States, Thailand, and Taiwan. Journal of Cross-Cultural Psychology, 39, 267-285.

Neff, K. D & Pommier, E. (2012): The Relationship between Self-compassion and Other-focused Concern among College Undergraduates, Community Adults, and Practicing

Meditators, Self and Identity, DOI:10.1080/15298868.2011.649546 from

https://webspace.utexas.edu/neffk/pubs/listofpublications.htm

Neff, K., Rude, S. S., & Kirkpatrick, K. L. (2007). An examination of self-compassion in relation to positivepsychological functioning and personality traits. Journal of Research in Personality, 41, 908-916.

Neff, Kristin D. (2011). Self-Compassion: Stop Beating Yourself Up and Leave Insecurity Behind. New York: HarperCollins.

Purnomo, B. (1986). Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta: Ghalia Indonesia

Santrock, John W. (2003). Life Span Development 13th Ed. New York: McGraw-Hill. Sugiyono. (1997). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

(30)

88

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

(Humas Lapas Wanita Kelas IIA Sukamiskin, Profil Lapas. 15 Juli 2016)

John, O.P., Donahue, E.M., & Kentle,R.L. (1991). The Big Five Inventory Version 4a and 54. Barkeley, CA: University of California, Barkeley Institute of Personality and Social Research. (http://www.ocf.berkeley.edu/~johnlab/bfiscale.php, diakses 20 Desember 2012)

John, O.P., Naumann, L. P., & Soto C. J. (2008). Paradigm shift to the integrative Big Five Trait Taxonomy: History, measurement and Conceptual Issue, in O. P. John, R. W. Robins, & L.A. Pervin (Eds.). Handbook of Personality: Theory and Research (pp. 114-158). New York: Guldford Press.

(http://www.ocf.berkeley.edu/~johnlab/bfiscale.php, diakses 20 Desember 2012) Hutapea, B. (2011). Terpenjara dan Bahagia?: Psychological Well-Being Pada Narapidana

Gambar

Tabel 4.21 Hasil Uji Chi Square data Sosio-demografis dengan Self-compassion  ........

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian, dari hasil wawancara dengan guru Bimbingan dan Konseling (BK) di SMP Setia Darma Palembang pada bulan Oktober 2014 diperoleh informasi bahwa, orang tua

dalam Daftar Pendek, Pengumuman ini sekaligus sebagai undangan untuk mengikuti tahapan selanjutnya sebagai berikut :.. DIMENSI ORIENT PRIMA KONSULTAN

Review ini disusun untuk memahami karakteristik virus, siklus replikasi virus, mekanisme virus masuk ke dalam hospes, peran hemaglutinin sebagai determinan patogenisitas,

Berdasarkan kajian teoritis di atas maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Perangkat pembelajaran IPA terpadu berbasis contextual teaching and learning

PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. SEPATU DINAS a. Sepatu

MASYARAKAT DI DESA MANONGKOKI KECAMATAN POLONGBANGKENG UTARA KABUPATEN TAKALAR Skripsi ini adalah studi tentang Tradisi Apanaung Panganreang bagi masyarakat di Desa

Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Masyarakat Hukum Adat, selanjutnya disebut IUPHHK-MHA adalah izin untuk memanfaatkan kayu alam pada hutan produksi

Hasil evaluasi terhadap pelaksanaan renja tahun 2012 menunjukan bahwa capaian kinerja program-program pokok dalam bentuk indikator hasil (outcome) yang