DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
KATA PENGANTAR ...ii
UCAPAN TERIMA KASIH ...iii
DAFTAR ISI ...v
DAFTAR TABEL ...viii
DAFTAR GAMBAR ...x
DAFTAR LAMPIRAN ...xi
BAB I Pendahuluan... ...1
A.Latar Belakang ... ...1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... ...9
C.Tujuan Penelitian ...11
D.Manfaat Penelitian ...12
E. Struktur Organisasi Tesis... ...12
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ....14
A.Kajian Pustaka ...14
1. Kinerja Mengajar Guru ...14
a. Kinerja dalam Konteks Administrasi Pendidikan... ...14
b. Pengertian Kinerja ...17
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja ...19
d. Kinerja Mengajar Guru ...20
2. Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 35
a. Pengertian Supervisi ...35
b. Prinsip Supervisi Pendidikan ...36
c. Fungsi dan Tujuan Supervisi Pendidikan ...37
d. Supervisi Akademik Kepala Sekolah...39
e. Teknik-teknik Supervisi ...41
g. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ...45
h. Program Supervisi Akademik ...47
i. Instrumen Supervisi Akademik...49
3. Iklim Organisasi...51
a. Pengertian Iklim Organisasi ...51
b. Tipe-tipe Iklim Organisasi ...53
c. Dimensi Iklim Organisasi ...55
d. Faktor-faktor Penyebab Iklim Organisasi ...59
4. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan...60
B. Kerangka Pemikiran ...62
C.Hipotesis Penelitian ...64
BAB III Metode Penelitian ...65
A. Pendekatan Penelitian ...65
B. Populasi dan sampel Penelitian ...66
C.Teknik Pengumpulan Data ...69
D. Definisi Operasional... 70
E. Instrumen Penelitian...71
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...76
G. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen...80
H. Teknik Analisis Data...89
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ...96
A. Hasil penelitian...96
1. Pengolahan dan Penyajian Data Penelitian ...96
2. Pengujian Persyaratan Uji Hipotesis ...107
B. Pembahasan ...128
1. Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah pada SMA Negeri di Kabupaten Subang ...128
Kinerja Mengajar Guru (Y) pada SMA Negeri di Kabupaten
Subang ...142
5. Pengaruh Iklim Organisasi (X2) terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y) pada SMA Negeri di Kabupaten Subang ...144
6. Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1) dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y) pada SMA Negeri di Kabupaten Subang ...146
BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi ...149
A. Kesimpulan ...149
B. Rekomendasi...150
DAFTAR PUSTAKA ...155
LAMPIRAN-LAMPIRAN...159
DAFTAR TABEL
Profil Tipe Iklim Kerja...
Populasi dan Sampel Penelitian...
Kisi-kisi Instrumen...
Hasil Uji Validitas Variabel Supervisi Akademik Kepala
Sekolah (X1)...
Hasil Uji Validitas Variabel Iklim Organisasi (X2)...
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)...
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1...
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X2...
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y...
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r...
Klasifikasi Skor Data Penelitian...
Distribusi Frekuensi Variabel Supervisi Akademik Kepala
Sekolah (X1)...
Distribusi Frekuensi Variabel Iklim Organisasi (X2)...
Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)...
Rata-rata Kecenderungan Data Variabel Penelitian...
Hasil Uji Normalitas Variabel X1...
Hasil Uji Normalitas Variabel X2...
Hasil Uji Normalitas Variabel Y...
Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data...
Hasil Uji Linieritas Data Variabel X1 dan Variabel Y...
Hasil Uji Linieritas Data Variabel X2 dan Variabel Y...
Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas...
Persamaan Regresi X1-Y...
Hasil Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X1...
Korelasi antara Variabel X1 dengan Y...
Koefisien Determinasi X1 terhadap Y...
Tabel 4.17
Tabel 4.18
Tabel 4.19
Tabel 4.20
Tabel 4.21
Tabel 4.22
Tabel 4.23
Tabel 4.24
Tabel 4.25
Persamaaan Regresi Y atas X2...
Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X2...
Korelasi antara Variabel X2 dan Y...
Koefisien Determinasi Variabel X2 terhadap Variabel Y...
Persamaaan Regresi Y atas X1 dan X2...
Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X1 dan X2...
Hasil Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda...
Koefisien Determinasi X1 dan X2 Terhadap Y...
Rekapitulasi Hasil Hipotesis... 120
121
122
123
124
125
126
127
DAFTAR GAMBAR
Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan...
Hubungan antara Perilaku Supervisi, Perilaku Mengajar,
Perilaku Belajar, dan Hasil Belajar...
Paradigma Supervisi Klinis...
Hubungan antar Variabel Penelitian...
Diagram Batang Skor Rata-rata Variabel Supervisi
Akademik Kepala Sekolah (X1)...
Diagram Batang Skor Rata-Rata Variabel Iklim Organisasi
(X2)...
Diagram Batang Skor Rata-rata Variabel Kinerja Mengajar
Guru (Y)...
Grafik Uji Normalitas Variabel X1...
Grafik Uji Normalitas Variabel X2...
Grafik Uji Normalitas Variabel Y...
Model Koefisien Determinasi Variabel X1, X2 terhadap
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Kisi-kisi Instrumen dan Angket Uji Coba...
Tabulasi Data Responden Uji Coba...
Kisi-kisi Instrumen dan Angket Penelitian...
Tabulasi Data Responden Penelitian...
Surat-surat Izin Penelitian... 159
168
171
182
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan pendidikan
itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah
satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui
proses pembelajaran di sekolah, karena pada dasarnya hasil (output) pendidikan
dipengaruhi oleh proses dan input pendidikan.
Sekolah sebagai sebuah lembaga untuk mencapai tujuan pendidikan menjadi
sangat vital keberadaannya, karena sekolah adalah tempat dimana proses seluruh
pembelajaran berlangsung. Keberhasilan sebuah sekolah secara tidak langsung
dapat dilihat dari keberhasilan sekolah dalam menghasilkan output pendidikan
seperti yang diamanatkan oleh undang-undang. Semakin baik output, maka dapat
dikatakan pembelajaran telah mencapai tujuan yang diharapkan. Ukuran
2
akhir sebagai nilai kuantitatif, dapat pula kita mengukur dari perubahan sikap dan
perilaku sebagai ukuran kualitatif.
Sekolah sebagai organisasi sosial memandang organisasi dalam konteks
sistem sosial yang memiliki tujuan tertentu dan merupakan tujuan bersama.
Organisasi sosial adalah organisasi yang dicirikan oleh saling ketergantungan
antara satu bagian dengan bagian lainnya, kejelasan anggota, perbedaan dengan
lingkungannya, hubungan sosial yang kompleks, serta iklim dan budaya
organisasi yang khas.
Dalam suatu lingkungan sekolah, banyak komponen yang berperan
penting dalam pengelolaan sekolah, diantaranya Kepala Sekolah, guru, tenaga
kependidikan, maupun Komite Sekolah dan masyarakat. Komponen-komponen
tersebut sangat berkaitan satu sama lain dalam upaya memberikan layanan
pendidikan yang baik bagi peserta didik. Dalam tataran mikro teknis, guru sebagai
tenaga pendidik merupakan pemimpin pendidikan, dia amat menentukan dalam
proses pembelajaran di kelas, dan peran kepemimpinan tersebut akan tercermin
dari bagaimana guru melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti bahwa kinerja
guru merupakan faktor yang amat menentukan bagi mutu
pembelajaran/pendidikan yang akan berimplikasi pada kualitas output pendidikan
setelah menyelesaikan sekolah. Dengan kata lain guru merupakan penentu
keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya dalam memberikan pengajaran,
sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek "guru".
Saat ini profesionalisasi guru yang dibuktikan dengan sertifikasi sudah
3
ditingkatkan seiring dengan profesionalitas mereka. Salah satu kriteria mutu guru
dapat terlihat dari mutu mengajarnya. Sehingga dapat dikatakan mutu pendidikan
bergantung pada mutu pembelajaran, dan mutu pembelajaran sangat dipengaruhi
oleh kinerja guru. Kinerja guru pada dasarnya merupakan kinerja atau unjuk kerja
yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan pada kualitas hasil pendidikan,
karena guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan
siswa dalam proses pendidikan/pembelajaran di lembaga pendidikan.
Berdasarkan Permendiknas No. 14 Tahun 2005, terdapat empat
kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Penerapan empat kompetensi tersebut akan mencerminkan kinerja guru secara
keseluruhan. Sedangkan kinerja mengajar guru merupakan penerapan dari salah
satu kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik. Berdasarkan Pedoman
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru, kompetensi pedagogik tersebut memiliki
indikator-indikator sebagai berikut :
1. Menguasai karakteristik peserta didik.
2. Menguasasi teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3. Pengembangan kurikulum.
4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik. 5. Pengembangan potensi peserta didik. 6. Komunikasi dengan peserta didik. 7. Penilaian dan evaluasi.
(Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru)
Baru-baru ini, pemerintah melaksanakan Tes Uji Kompetensi Awal
4
pendidikan dan latihan guru (PLPG) sebelum berhak mendapatkan tunjangan
profesi atau sertifikasi. Pada akhir Maret 2012, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan memaparkan hasil uji kompetensi awal. Sebagaimana yang
diberitakan dalam artikel berjudul Kompetensi Guru Nasional: 42 dari Skala 100 :
Uji kompetensi awal diikuti oleh 281.016 guru (98,3 persen) dari total pendaftar 285.884 guru di seluruh Indonesia. Hasil uji kompetensi awal yang diikuti oleh guru menunjukkan hasil yang rendah. Nilai rata-rata kompetensi guru secara nasional hanya sebesar 42,25 dari nilai tertinggi 100. ... untuk Provinsi Jawa Barat nilai rata-rata kompetensi gurunya adalah 44,0. Menurut Mendikbud hasil yang rendah menunjukkan pendidikan dan pelatihan guru tidak boleh berhenti. Dan para guru harus senantiasa meningkatkan kompetensinya karena kualitas guru sejalan dengan kualitas pendidikan.
Wahyuni dan Sidarta (2012:1)
Rendahnya nilai tersebut seakan menguatkan kesan yang sudah ada selama
ini bahwa rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia diakibatkan oleh rendahnya
kualitas guru. Sudarwan Danim (2002) pun mengungkapkan bahwa salah satu ciri
krisis pendidikan di Indonesia adalah guru belum mampu menunjukkan kinerja
(work performance) yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru
belum sepenuhnya ditopang oleh derajat penguasaan kompetensi yang memadai,
masih ada guru yang mengajar hanya asal menyampaikan apa yang sudah ada
dalam buku, tidak memperkaya murid dengan pengetahuan lainnya. Itu salah satu
contoh guru yang kurang berkompeten walaupun latar belakang keilmuannya
sudah sesuai. Dapat kita bayangkan apabila guru yang mengajar satu bidang studi
bukan berlatar belakang bidang studinya tersebut. Tentulah kompetensi keilmuan
yang dimilikinya pun secara tidak langsung “sia-sia” karena tidak dapat
5
Selain data dari Uji Kompetensi tersebut, kita pun dapat melihat profil
kinerja mengajar guru dari hasil belajar siswa. Hasil Ujian Nasional SMA pada
tahun 2012 menurut data yang dikeluarkan Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Provinsi Jawa Barat, angka kelulusan SMA di Provinsi Jawa Barat
mencapai 99,94% dengan jumlah siswa tidak lulus 89 orang. Bahkan ada
beberapa Kabupaten dengan kelulusan mencapai 100%, seperti Kota Bandung,
Kota Bekasi, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Garut, Kuningan,Majalengka,Subang, dan Sumedang. Walaupun kelulusan
mencapai 100%, namun nilai rata-rata UN di Kabupaten Subang, masih berada di
bawah 7 Kabupaten/Kota lainnya. Hal ini dapat pula mengindikasikan bahwa
kinerja mengajar guru SMA di Subang belum sebaik di Kabupaten/Kota lainnya
di Jawa Barat.
Ada banyak faktor yang mengakibatkan kinerja mengajar guru masih
cenderung rendah, salah satunya bisa saja terjadi karena kurangnya proses
pengawasan atau supervisi dari Kepala Sekolah. Karena dalam proses
pembelajaran, dibutuhkan suatu pengawasan atau supervisi yang akan menjaga,
memperbaiki bahkan meningkatkan kualitas pembelajaran. Sebagaimana yang
tercantum pula dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses,
bahwa standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Mengacu pada pendapat Lovell and Wiles (1983:46) “ Supervision is an
6
teaching behavior system for the purpose of improving the learning situation for
children.” Maka dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan
bagian tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar, mutu
pembelajaran dan mutu sekolah. Sahertian (2000:19) menegaskan bahwa
pengawasan atau supervisi pendidikan tidak lain dari usaha memberikan layanan
kepada stakeholder pendidikan, terutama kepada guru-guru, baik secara individu
maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil
pembelajaran.
Pengawasan pada hakikatnya menunjuk pada segenap upaya bantuan
supervisor kepada stakeholder pendidikan terutama guru yang ditujukan pada
perbaikan-perbaikan dan pembinaan aspek pembelajaran. Bantuan yang diberikan
kepada guru harus berdasarkan penelitian atau pengamatan yang cermat dan
penilaian yang objektif serta mendalam dengan acuan perencanan program
pembelajaran yang telah dibuat. Proses bantuan yang diorientasikan pada upaya
peningkatan kualitas proses dan hasil belajar itu penting, sehingga bantuan yang
diberikan benar-benar tepat sasaran. Jadi bantuan yang diberikan itu harus mampu
memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar mengajar.
Di dalam sekolah, supervisi terhadap guru atau yang biasa dikenal dengan
supervisi akademik tersebut dapat dilakukan oleh kepala sekolah maupun oleh
pengawas sekolah. Namun, sebagai orang yang paling dekat dan memahami
kondisi serta kebutuhan guru, kepala sekolah yang harus lebih intensif membina
7
melakukan supervisi pada guru harus dilakukan oleh Kepala Sekolah, karena
menurut Permendiknas no.13 tahun 2007, seorang Kepala Sekolah harus memiliki
lima jenis kompetensi, yaitu : (1) Kompetensi Kepribadian ; (2) Kompetensi
Manajerial ; (3) Kompetensi Kewirausahaan ; (4) Kompetensi Supervisi ; (5)
Kompetensi Sosial.
Urgensi kompetensi supervisi bagi Kepala Sekolah tersebut senada pula
dengan pernyataan Suhardan :
Supervisi dalam bentuk pengawasan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah tampaknya tak bisa lepas dari kegiatannya selaku kepala sekolah, kegiatan supervisinya dilakukan masih dalam lingkup melaksanakan tugas kepemimpinan pembelajaran, yaitu menjalankan roda sekolah supaya berjalan dengan baik dan semua guru dapat mencurahkan tenaganya untuk melaksanakan tugas akademik yang menjadi tanggung jawab masing-masing. (Suhardan, 2010:159)
Dari uraian diatas, maka terlihat betapa pentingnya supervisi yang dilakukan
kepala sekolah terhadap kinerja mengajar seorang guru. Selain karena sudah
menjadi kewajiban Kepala Sekolah untuk melakukan supervisi ini, supervisi
kepada guru pun mencakup pemberian bantuan, baik bantuan teknis yangberupa
teknis penyusunan rencana mengajar, silabus, dan berbagai perangkat
pembelajaran guru, maupun bantuan moral yang berupa dorongan moral agar
guru memiliki semangat kerja dalam menjalankan tugasnya.
Pentingnya supervisi terhadap peningkatan kinerja guru ini diperkuat pula
oleh hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Yati Ruhayati,dkk. (2009) tentang
pengaruh supervisi akademik untuk meningkatkan kinerja para guru pendidikan
jasmani di sekolah dasar menunjukkan bahwa layanan supervisi mempunyai
8
Dadang Suhardan (2006) tentang keefektifan pengawasan profesional terhadap
kinerja guru yang menghasilkan salah satu temuan berupa adanya perbaikan kerja
guru setelah dilaksanakannya pengawasan yang efektif oleh Kepala Sekolah.
Selain supervisi akademik, lingkungan sekolah dalam hal ini iklim
organisasinya juga tak kalah penting untuk diteliti. Karena iklim organisasi yang
baik akan berpengaruh positif bagi kinerja mengajar guru di sekolah. Menurut
Wirawan (2008:124), iklim organisasi merupakan persepsi anggota organisasi
mengenai dimensi-dimensi iklim organisasi yang akan mempengaruhi perilaku
anggota organisasi yang kemudian mempengaruhi kinerja mereka dan kemudian
mempengaruhi kinerja organisasi. Dalam dunia fisika, iklim dapat menentukan
apakah tumbuhan tumbuh dengan subur atau gagal berkembang. Maka iklim pada
sebuah sekolah, dengan cara yang sama, memiliki pengaruh yang besar pada
moral, pembelajaran, dan produktivitas.
Iklim organisasi dapat mempengaruhi perilaku organisasi, baik secara
positif maupun negatif. Jika seseorang bekerja pada lingkungan kerja yang tidak
kondusif, serta penuh dengan konflik, maka akan menciptakan kinerja anggota
organisasi yang rendah. Sebaliknya, jika seseorang bekerja di lingkungan yang
kondusif, nyaman dan bersih, maka akan tercipta kinerja karyawan yang tinggi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Litwin and Stringer dalam Hoy and Miskel
(2008:198): “ organizational climate is a set of measurable properties of the work
environment, based on the collective perceptions of the people who live and work
9
Hal tersebut diperkuat oleh beberapa penelitian tentang iklim organisasi
dari Anton Sinaga (2012) yang menghasilkan temuan tentang pengaruh positif
signifikan dari iklim organisasi terhadap kinerja guru. Kemudian hasil penelitian
Carudin (2011) yang menghasilkan temuan bahwa iklim organisasi sekolah
berpengaruh signifikan terhadap kinerja mengajar guru.
Hasil dari beberapa penelitian terdahulu tersebut penulis jadikan masukan
untuk lebih memfokuskan penelitian penulis tentang kinerja mengajar guru, serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diantara banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja mengajar guru, penulis menganggap supervisi akademik
kepala sekolah dan iklim organisasi menjadi variabel yang cukup dominan
sehingga penulis akan meneliti pengaruhnya terhadap kinerja mengajar guru.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis ungkapkan diatas,
maka penulis akan melakukan penelitian yang berfokus pada kinerja mengajar
guru dengan judul “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Iklim
Organisasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru SMA Negeri di Kabupaten Subang.“
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang.
Kinerja ditentukan oleh faktor-faktor kemampuan, motivasi dan
kesempatan/komitmen (Robbins dalam Rivai, 2008:15). Sedangkan menurut A.
Dale Timple dalam (Mangkunegara, 2009:15), faktor-faktor kinerja terdiri dari
10
dengan sifat-sifat seseorang, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang
mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan.
Diantara banyak faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru
tersebut, penulis akan mengkaji dua faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
kinerja mengajar guru yaitu pengaruh supervisi akademik dan iklim organisasi di
sekolah. Pemilihan kedua variabel bebas ini didasarkan pada pengkajian tentang
fokus permasalahan pada penelitian ini, yaitu peningkatan kinerja mengajar guru
diasumsikan memiliki keterkaitan erat terhadap supervisi akademik kepala
sekolah, dan peningkatan kinerja mengajar guru diasumsikan memiliki keterkaitan
yang erat pula dengan iklim organisasi.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik Kepala Sekolah pada SMA
Negeri di Kabupaten Subang?
2. Bagaimana kondisi iklim organisasi pada SMA Negeri di Kabupaten Subang?
FAKTOR EKSTERNAL
6.Lingkungan organisasi
yang kondusif
7.Kompensasi
11
3. Bagaimana kinerja mengajar guru pada SMA Negeri di Kabupaten Subang?
4. Seberapa besar pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah terhadap kinerja
mengajar guru pada SMA Negeri di Kabupaten Subang?
5. Seberapa besar pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja mengajar guru
pada SMA Negeri di Kabupaten Subang?
6. Seberapa besar pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah dan iklim
organisasi terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri di Kabupaten
Subang?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi
akademik kepala sekolah dan iklim organisasi terhadap kinerja mengajar guru
SMA di Kabupaten Subang.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
a. Pelaksanaan supervisi akademik Kepala Sekolah pada SMA Negeri
di Kabupaten Subang.
b. Kondisi iklim organisasi pada SMA Negeri di Kabupaten Subang.
c. Kinerja mengajar guru pada SMA Negeri di Kabupaten Subang.
d. Seberapa besar pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah
terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri di Kabupaten
12
e. Seberapa besar pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja mengajar
guru pada SMA Negeri di Kabupaten Subang.
f. Seberapa besar pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah dan
iklim organisasi terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri di
Kabupaten Subang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Secara teoretis
Penelitian ini dapat mengkaji lebih dalam mengenai bagaimana pelaksanaan
supervisi akademik Kepala Sekolah, kondisi iklim organisasi serta kinerja
mengajar guru pada SMA Negeri yang ada di Kabupaten Subang.
2. Secara praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi para guru SMA
Negeri di Kabupaten Subang dalam meningkatkan kinerja mengajarnya,
sekaligus bahan masukan pula bagi Kepala Sekolah SMA Negeri untuk
meningkatkan kemampuan supervisi akademiknya dan dapat memberikan
kontribusi dalam mengembangkan iklim organisasi di sekolahnya
masing-masing.
E. Struktur Organisasi Tesis
Penulisan tesis ini terdiri atas lima Bab. Bab satu berisi tentang uraian
13
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan dalam tesis ini.
Bab dua tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis
penelitian. Isi dari Bab ini adalah konsep atau teori dalam bidang dikaji, hasil
penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, serta kerangka
pemikiran dan hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian.
Bab tiga berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, yang
meliputi lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain dan metode
penelitian, definisi operasional dari tiap variabel disertai indikatornya, instrumen
penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta teknik
analisis data.
Bab empat tentang hasil penelitian dan pembahasan, yang berisi
pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan
masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian, serta
berisi pembahasan atau analisis temuan.
Bab lima tentang kesimpulan dan saran, menyajikan penafsiran dan
pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian serta saran atau
rekomendasi yang dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para
pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, serta kepada peneliti berikutnya
65
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survei-deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif menekankan
fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi
objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka,
pengolahan statistik, struktur, dan percobaan terkontrol ( Sukmadinata, 2012:53).
Penelitian survei menurut Kerlinger dalam Akdon (2008:91) adalah
“penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel
sosiologis maupun psikologis”. Survei digunakan untuk mengumpulkan data atau
informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif
kecil (Sukmadinata, 2012:82). Tujuan utama dari survei adalah mengetahui
gambaran umum karakteristik dari populasi. Populasi tersebut bisa berkenaan
dengan orang, instansi, lembaga, organisasi, unit-unit kemasyarakatan,dll., tetapi
sumber utamanya adalah orang.
Adapun penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling
dasar. Menurut Sukmadinata (2012:72) penelitian deskriptif ditujukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
66
tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel
bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penelitian deskriptif
dalam bidang pendidikan dan kurikulum pengajaran merupakan hal yang cukup
penting, untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan,
pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang dan satuan
pendidikan.
Tujuan dari penggunaan metode-metode penelitian yang disebutkan diatas
adalah untuk mengetahui pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dan iklim
organisasi terhadap kinerja mengajar guru SMA Negeri di Kabupaten Subang.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Dalam setiap penelitian ilmiah perlu ditegaskan mengenai populasi dan
sampelnya. Menurut Sugiyono (2004:72), “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Sedangkan menurut Akdon (2008:96), “Populasi merupakan
objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat
tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”. Ditinjau dari banyaknya anggota,
populasi terdiri dari populasi terbatas (terhingga) dan tidak terbatas (tak hingga).
67
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru SMA Negeri yang berada
pada 17 SMA Negeri di Kabupaten Subang. Dibatasi hanya pada guru yang
berstatus PNS. Hal ini dilakukan karena diasumsikan guru non PNS banyak yang
mengajar tidak di satu sekolah saja, sehingga intensitasnya di sebuah sekolah
tidak terlalu sering. Ini akan membuat pemahamannya terhadap kondisi di sekolah
menjadi sangat berbeda dengan guru PNS. Jumlah populasi pada penelitian ini
adalah 615 orang. Penyebaran jumlah populasi dapat dilihat pada tabel 3.1.
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2004:73) adalah “bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sedangkan menurut Akdon (2008:98),
“Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti”. Dengan demikian sampel dapat didefinisikan sebagai
bagian dari populasi yang mewakili jumlah dan karakteristik dari keseluruhan
populasi.
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini akan menggunakan teknik
Simple Random Sampling, yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi
dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota
populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen /
sejenis (Akdon, 2008:100). Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan
rumus dari Taro Yamane dalam (Akdon, 2008:107) sebagai berikut :
�
=
�68
Keterangan: n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d2= presisi yang ditetapkan
Karena jumlah populasi guru PNS di SMA Negeri se-Kabupaten Subang
sebesar N = 615 orang dan tingkat presisi yang ditetapkan = 10% atau 0,1, maka
jumlah total sampel yang diperoleh adalah :
�
=
��.�2+1
=
615 615 .0,12+1=
615
7,15 = 86 orang
Jumlah tersebut harus disebar secara proporsional, sehingga tiap sekolah
akan memiliki jumlah sampel yang berbeda. Pengambilan sampel secara
proporsional memakai rumusan sebagai berikut: �� =�� � �
Keterangan : ni = jumlah sampel di suatu tempat
Ni = jumlah populasi di suatu tempat
N = jumlah populasi seluruhnya
n = jumlah sampel seluruhnya
Contoh penghitungan jumlah sampel secara proporsional ini sebagai berikut :
1) SMAN 1 Blanakan, jumlah populasinya 14 orang, maka jumlah sampel yang
diambil dari sekolah tersebut adalah : 14
615× 86 = 1,96 = 2 orang
2) SMAN 1 Ciasem, jumlah populasinya 43 orang, maka jumlah sampel yang
diambil dari sekolah tersebut adalah : 43
615× 86 = 6,01 = 6 orang
Sehingga jumlah populasi dan sampel penelitian dapat dilihat pada tabel
69
Tabel 3.1
Populasi dan Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Populasi Jumlah Sampel
1 SMAN 1 Blanakan 14 2
2 SMAN 1 Ciasem 43 6
3 SMAN 1 Cipeundeuy 19 3
4 SMAN 1 Compreng 5 1
5 SMAN 1 Jalancagak 64 9
6 SMAN 1 Kalijati 29 4
7 SMAN 1 Pabuaran 7 1
8 SMAN 1 Pagaden 41 6
9 SMAN 1 Pamanukan 44 6
10 SMAN 1 Patokbeusi 16 2
11 SMAN 1 Purwadadi 51 7
12 SMAN 1 Pusakanagara 23 3
13 SMAN 1 Serangpanjang 31 4
14 SMAN 1 Subang 58 8
15 SMAN 2 Subang 63 9
16 SMAN 3 Subang 64 9
17 SMAN 1 Tanjungsiang 30 4
Jumlah Total 615 86
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Subang
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam survai dapat dilakukan melalui beberapa cara
yaitu wawancara langsung, wawancara melalui telepon, penyebaran angket pada
kelompok secara langsung maupun pengiriman angket melalui pos (Sukmadinata,
2012:84). Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Angket/Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data
secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan
responden). Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang
70
pengguna (Akdon, 2008:131). Angket ini akan disebarkan pada 86 responden.
Angket ini berisi daftar pertanyaan yang merupakan penjabaran
indikator-indikator dari variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1), Iklim
Organisasi (X2) dan Kinerja Mengajar Guru (Y).
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2012:221). Studi dokumentasi
yang dilakukan dalam penelitian ini bukanlah untuk mendapatkan data utama,
namun ditujukan untuk memperoleh data langsung yaitu jumlah guru SMA
Negeri di Kabupaten Subang.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang
sedang diteliti. dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk
pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Adapun definisi
operasional dari berbagai variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Supervisi akademik kepala sekolah adalah supervisi yang menitik beratkan
pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang
langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa
sedang dalam proses mempelajari sesuatu (Suhardan, 2010:47).
Indikator supervisi akademik meliputi proses perencanaan program supervisi,
71
2. Iklim organisasi merupakan konsep yang luas yang diketahui anggota
mengenai persepsi berbagi terhadap sifat atau karakter tempat kerja, ini
merupakan karakteristik internal yang membedakan satu sekolah dengan
sekolah yang lainnya dan mempengaruhi orang-orang yang ada di sekolah
(Hoy dan Miskel, 2008:198). Dimensi iklim organisasi terbagi menjadi tiga
yang kemudian dijabarkan kembali menjadi indikator-indikator. Dimensi
tersebut yaitu supportive (keterdukungan), collegial (pertemanan), dan
intimate (keintiman).
3. Kinerja mengajar guru merupakan prilaku atau respons yang memberi hasil
yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan ketika dia menghadapi suatu
tugas (Martinis, 2010:87). Kinerja mengajar guru dapat tercermin dari
kemampuannya melaksanakan tugas-tugas pokok guru yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menyusun instrumen penelitian untuk
variabel bebas supervisi akademik kepala sekolah dan iklim organisasi serta
variabel terikat kinerja mengajar guru. Instrumen telah disusun berdasarkan
indikator dari masing-masing variabel sebelum diujicobakan kepada sampel
responden. Penyusunan instrumen ini bertujuan untuk mengumpulkan data berupa
skor dari variabel-variabel tersebut. Skor inilah yang akan diolah dan dianalisis
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan untuk menjawab tujuan penelitian yang
72
Berdasarkan penjelasan di atas, alat pengumpul data yang digunakan untuk
mengungkap data tentang variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah, dan
Kinerja Mengajar Guru adalah melalui teknik “Skala Likert” . Menurut Akdon
(2008:118), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian
gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya
disebut sebagai variabel penelitian.
Berikut ini adalah alternatif jawaban dari skala Likert kisaran 1 – 5 yaitu :
5 = Selalu/Sangat Tinggi,
4 = Sering/Tinggi,
3 = Kadang-kadang/Sedang,
2 = Jarang/ Rendah,
1 = Tidak Pernah/ Sangat Rendah.
Untuk lebih jelasnya mengenai instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini, berikut akan dipaparkan kisi-kisi atau bagian-bagian yang
menjadi dasar dan kemudian dioperasionalkan ke dalam item-item pertanyaan
73
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Mengajar Guru
VARIABEL ASPEK/
2) Mampu membuat instrumen
supervisi
3
3) Mampu membuat jadwal
supervisi
4,5
4) Mampu melakukan supervisi
terhadap Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang
dibuat oleh guru
6
b. Melaksanakan
supervisi akademik
1) Mampu melakukan
introduksi/pendahuluan supervisi akademik
7
2) Mampu menentukan sasaran
supervisi akademik
8
3) Mampu melakukan supervisi
terhadap proses pembelajaran
dan mampu memahami
4) Mampu melakukan
teknik-teknik supervisi terhadap proses pembelajaran
5) Mampu mengemukakan
pendapat/masukan yang
berkualitas untuk
pengembangan kompetensi guru 24
6) Mampu memberikan motivasi
untuk berkembang kepada guru 25
7) Mampu menerapkan sikap
kepemimpinan dalam
1) Mampu memberikan
perbaikan/pembinaan pada guru sebagai tindak lanjut supervisi akademik
26,27, 28
2) Mampu memberikan reward
(penghargaan) pada guru yang kinerja mengajarnya baik
74
3) Mampu memberikan
punishment (teguran) pada guru
yang kinerja mengajarnya
kurang baik
32
2. Iklim Organisasi
(Variabel X2)
1) Menggunakan kritik secara konstruktif
1,2,3,4
2) Mau mendengarkan saran orang lain
5,6,7,8
3) Luwes dalam berkomunikasi 9,10,11,
12 b. Collegial
(Pertemanan)
1) Berteman baik dengan yang lain 13,14,
15,16
2) Bersemangat untuk bekerja sama 17,18,
19,20
3) Akrab dalam berdiskusi 21,22,
23,24 c. Intimate
(Keintiman)
1) Saling mendukung 25,26,
27,28 2) Merasakan pekerjaan milik
bersama
29,30, 31,32 3) Mempunyai kesamaan tujuan
dalam bekerja
33,34, 35
3. Kinerja Mengajar
Guru (Variabel Y)
“Prilaku atau respons
yang memberi hasil
1) Mampu mendeskripsikan
tujuan/kompetensi pembelajaran 1
2) Mampu memilih/menentukan
materi
2
3) Mampu mengorganisir materi 3
4) Mampu menentukan
metode/strategi pembelajaran 4
5) Mampu menentukan sumber
belajar/media/alat peraga
pembelajaran
5
6) Mampu menyusun perangkat
penilaian
6
7) Mampu menentukan teknik
penilaian
7
8) Mampu mengalokasikan waktu 8
b. Pelaksanaan
interaksi belajar mengajar
1) Mampu membuka pelajaran 9
2) Mampu menyajikan materi 10
3) Mampu menggunakan
metode/media
11
4) Mampu menggunakan alat
peraga
12
5) Mampu menggunakan bahasan
yang komunikatif
13
75
7) Mampu mengorganisasi
kegiatan
15
8) Mampu berinteraksi dengan
siswa secara komunikatif
16
9) Mampu menyimpulkan
pembelajaran
17
10) Mampu memberikan umpan
balik
18
11) Mampu melaksanakan
penilaian
19
12) Mampu menggunakan waktu
secara efektif
4) Mampu memeriksa jawaban 24
5) Mampu mengklasifikasikan
hasil-hasil penelitian
25,26
6) Mampu mengolah dan
menganalisis hasil penilaian
27,28
7) Mampu menentukan korelasi
antara soal berdasarkan hasil penilaian
29,30
8) Mampu menyimpulkan dari
hasil penilaian secara jelas dan logis
31
9) Menyusun program tindak
lanjut hasil penilaian
32
10) Mengklasifikasikan
kemampuan siswa
33
11) Mengidentifikasi kebutuhan
tindak lanjut hasil penilaian
34
12) Melaksanakan tindak lanjut 35
13) Mengevaluasi hasil tindak
lanjut
36
14) Menganalisis hasil evaluasi
program tindak lanjut hasil penilaian
76
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Sebelum menganalisis hasil penyebaran kuesioner, terlebih dahulu
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas atas instrumen penelitian. Instrumen
penelitian yang valid dalam proses ujicoba instrumen akan digunakan kembali
dalam proses pengumpulan data. Sedangkan instrumen yang tidak valid tidak
akan digunakan kembali.
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah untuk mengetahui ketepatan instrumen penelitian
mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas
instrumen menurut Riduwan (2010:97-118) menjelaskan bahwa validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.
Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Merujuk pada skala
yang digunakan yaitu skala Likert lima point, maka teknik yang sesuai untuk
menguji validitas kuesioner dengan skala tersebut adalah dengan cara
mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah
tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson
Product Moment , seperti yang ditulis oleh Akdon (2008:144) sebagai berikut :
77
Yi = Jumlah skor total (seluruh item)
n = Jumlah responden.
Distribusi (Tabel r) untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 1)
Kaidah keputusan :
Jika r hitung > r tabel berarti valid sebaliknya
r hitung < r tabel berarti tidak valid. Sumber: Riduwan (2010b:118)
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks
korelasinya (r) sebagai berikut:
Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi
Antara 0,600 – 0,799 : tinggi
Antara 0,400 – 0,599 : cukup
Antara 0,200 – 0,399 : rendah
Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid).
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data
yang digunakan menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau
konsisten dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu,
walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda-beda. Metode mencari reliabilitas
internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus
78
Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut.
a) Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:
Keterangan : Si = Varians skor tiap-tiap item
Xi2 = Jumlah kuadrat item Xi
(Xi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan
N = Jumlah responden
b) Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:
Keterangan : Si = Jumlah Varians semua item
S1, S2, S3…..n = Varians item ke-1,2,3…...n
c) Menghitung Varians total dengan rumus:
79
Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan
menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua
awal-akhir yaitu:
karenanya disebut rawal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan
80
atau = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk=n–1). Kemudian membuat keputusan
membandingkan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan : Jika r11 > r tabel
berarti Reliabel dan r11 < r tabel berarti Tidak Reliabel.
G. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)
Berdasarkan hasil uji coba instrumen untuk variabel Supervisi Akademik,
diperoleh kesimpulan bahwa ke-32 item tersebut tidak semuanya valid. Ada 3
item yang tidak valid, yaitu item no.10, 16 dan 32. Untuk mengetahui validitas
tiap item maka harus dihitung terlebih dahulu nilai korelasi antara skor item
dengan skor total item. Penghitungan korelasinya menggunakan teknik korelasi
Pearson Product Moment. Jika nilai korelasi yang dihitung (rhitung) lebih besar dari
nilai korelasi pada tabel (rtabel) atau rhitung > rtabel, maka item tersebut valid. Jika
tidak, maka itemnya menjadi tidak valid. Nilai rtabel untuk N=30 dengan derajat
kesalahan 5% (0,05) adalah 0,361. Untuk mempermudah perhitungan, maka
digunakan software SPSS versi 18. Berikut contoh hasil perhitungan
menggunakan SPSS 18.
Correlations
Item1 Total Item1 Pearson Correlation 1 ,685**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30 30
Total Pearson Correlation ,685** 1 Sig. (2-tailed) ,000
81
Hasil perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)
Item rhitung rtabel
No.10 0,267 0,361 Tidak Valid
No.11 0,478 0,361 Valid
No.12 0,379 0,361 Valid
No.13 0,448 0,361 Valid
No.14 0,398 0,361 Valid
No.15 0,396 0,361 Valid
No.16 0,189 0,361 Tidak Valid
No.17 0,564 0,361 Valid
82
2. Validitas Iklim Organisasi (X2)
Berdasarkan hasil uji coba instrumen untuk variabel iklim organisasi,
diperoleh kesimpulan bahwa ke-35 item tersebut tidak semuanya valid. Ada 4
item yang tidak valid, yaitu item no.3, 23, 34 dan 35. Untuk mengetahui validitas
tiap item maka harus dihitung terlebih dahulu nilai korelasi antara skor item
dengan skor total item. Penghitungan korelasinya menggunakan teknik korelasi
Pearson Product Moment. Jika nilai korelasi yang dihitung (rhitung) lebih besar dari
nilai korelasi pada tabel (rtabel) atau rhitung > rtabel, maka item tersebut valid. Jika
tidak, maka itemnya menjadi tidak valid. Nilai rtabel untuk N=30 dengan derajat
kesalahan 5% (0,05) adalah 0,361. Untuk mempermudah perhitungan, maka
digunakan software SPSS versi 18. Berikut contoh hasil perhitungan
menggunakan SPSS 18.
Correlations
Item1 Total Item1 Pearson Correlation 1 ,520**
Sig. (2-tailed) ,003
N 30 30
Total Pearson Correlation ,520** 1 Sig. (2-tailed) ,003
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
83
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel Iklim Organisasi (X2)
Item rhitung rtabel
α=0,05, n=30 Validitas
No.1 0,520 0,361 Valid
No.2 0,361 0,361 Valid
No.3 0,271 0,361 Tidak Valid
No.4 0,465 0,361 Valid
No.23 0,145 0,361 Tidak Valid
84
3. Validitas Kinerja Mengajar Guru (Y)
Berdasarkan hasil uji coba instrumen untuk variabel kinerja mengajar guru
diperoleh kesimpulan bahwa ke-37 item tersebut semuanya valid. Untuk
mengetahui validitas tiap item maka harus dihitung terlebih dahulu nilai korelasi
antara skor item dengan skor total item. Penghitungan korelasinya menggunakan
teknik korelasi Pearson Product Moment. Jika nilai korelasi yang dihitung (rhitung)
lebih besar dari nilai korelasi pada tabel (rtabel) atau rhitung > rtabel, maka item
tersebut valid. Jika tidak, maka itemnya menjadi tidak valid. Nilai rtabel untuk
N=30 dengan derajat kesalahan 5% (0,05) adalah 0,361. Untuk mempermudah
perhitungan, maka digunakan software SPSS versi 18. Berikut contoh hasil
perhitungan menggunakan SPSS 18.
Correlations
Item1 Total Item1 Pearson Correlation 1 ,715**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30 30
Total Pearson Correlation ,715** 1 Sig. (2-tailed) ,000
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
85
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)
86
4. Reliabilitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)
Pengujian reliabilitas dapat dilihat dari nilai koefisien Guttman Split Half.
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi
(Tabel r) untuk = 0,05 atau = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk=n–1).
Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah
keputusan : Jika r11 > r tabel berarti Reliabel dan r11 < r tabel berarti Tidak Reliabel.
Perhitungan reliabilitas ini dibantu dengan program SPSS versi 18 sebagai
berikut :
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value ,865
N of Items 16a
Part 2 Value ,849
N of Items 16b
Total N of Items 32
Correlation Between Forms ,667
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length ,800
Unequal Length ,800
Guttman Split-Half Coefficient ,800
a. The items are: Item1, Item2, Item3, Item4, Item5, Item6, Item7, Item8, Item9, Item10, Item11, Item12, Item13, Item14, Item15, Item16.
b. The items are: Item17, Item18, Item19, Item20, Item21, Item22, Item23, Item24, Item25, Item26, Item27, Item28, Item29, Item30, Item31, Item32.
Berdasarkan hasil perhitungan, didapat koefisien Guttman Split Half (r11)
adalah 0,800. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat tinggi. Bila
dibandingkan dengan r Tabel (0,361) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan
87
5. Reliabilitas Iklim Organisasi (X2)
Pengujian reliabilitas dapat dilihat dari nilai koefisien Guttman Split Half.
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi
(Tabel r) untuk = 0,05 atau = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk=n–1).
Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah
keputusan : Jika r11 > r tabel berarti Reliabel dan r11 < r tabel berarti Tidak Reliabel.
Perhitungan reliabilitas ini dibantu dengan program SPSS versi 18 sebagai
berikut :
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X2
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value ,869
N of Items 18a
Part 2 Value ,784
N of Items 17b
Total N of Items 35
Correlation Between Forms ,579
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length ,733
Unequal Length ,734
Guttman Split-Half Coefficient ,726
a. The items are: Item1, Item2, Item3, Item4, Item5, Item6, Item7, Item8, Item9, Item10, Item11, Item12, Item13, Item14, Item15, Item16, Item17, Item18.
b. The items are: Item18, Item19, Item20, Item21, Item22, Item23, Item24, Item25, Item26, Item27, Item28, Item29, Item30, Item31, Item32, Item33, Item34, Item35.
Berdasarkan hasil perhitungan, didapat koefisien Guttman Split Half (r11)
adalah 0,726. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori tinggi. Bila
dibandingkan dengan r Tabel (0,361) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan
88
6. Reliabilitas Kinerja Mengajar Guru (Y)
Pengujian reliabilitas dapat dilihat dari nilai koefisien Guttman Split Half.
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi
(Tabel r) untuk = 0,05 atau = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk=n–1).
Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah
keputusan : Jika r11 > r tabel berarti Reliabel dan r11 < r tabel berarti Tidak Reliabel.
Perhitungan reliabilitas ini dibantu dengan program SPSS versi 18 sebagai
berikut :
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value ,934
N of Items 19a
Part 2 Value ,934
N of Items 18b
Total N of Items 37
Correlation Between Forms ,899
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length ,947
Unequal Length ,947
Guttman Split-Half Coefficient ,946
a. The items are: Item1, Item2, Item3, Item4, Item5, Item6, Item7, Item8, Item9, Item10, Item11, Item12, Item13, Item14, Item15, Item16, Item17, Item18, Item19.
b. The items are: Item19, Item20, Item21, Item22, Item23, Item24, Item25, Item26, Item27, Item28, Item29, Item30, Item31, Item32, Item33, Item34, Item35, Item36, Item37.
Berdasarkan hasil perhitungan, didapat koefisien Guttman Split Half (r11)
adalah 0,946. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat tinggi. Bila
dibandingkan dengan r Tabel (0,361) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan
89
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan adalah analisis korelasi dan
analisis regresi. Pada dasarnya analisis regresi dan analisis korelasi keduanya
mempunyai hubungan yang sangat kuat dan mempunyai keeratan. Setiap analisis
regresi otomatis ada analisis korelasinya, tetapi sebaliknya analisis korelasi belum
tentu bisa diuji regresi atau diteruskan dengana analisis regresi (Akdon,
2008:197).
Oleh karena itu agar data yang sudah ditabulasi dapat diuji hipotesisnya
menggunakan analisis regresi, maka terlebih dahulu harus diuji apakah data
tersebut memiliki persyaratan untuk dapat diuji dengan analisis regresi.
Persyaratan agar data yang sudah diperoleh dapat diuji dengan regresi adalah data
tersebut harus berdistribusi normal dan linier. Maka sebelum dilakukan uji
hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan: (1) uji normalitas dan (2) uji linieritas.
Untuk membantu dalam perhitungan dapat menggunakan bantuan program SPSS
versi 18.
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas masing-masing variabel dilakukan dengan maksud
untuk mengetahui apakah sebaran data tiap variabel tidak menyimpang dari
ciri-ciri data yang akan berdistribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan
menggunakan program komputer SPSS versi 18 yaitu menggunakan Uji
Kolmogorov-Smirnov. Dengan kriteria apabila nilai probabilitas atau signifikansi
lebih besar dari 0,05 data berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai probabilitas
90
2. Uji Linieritas
Variabel yang akan diuji linieritasnya adalah variabel X1 atas Y dan
variabel X2, atas Y. Perhitungan uji linieritas dilakukan dengan bantuan
komputer program SPSS versi 18. Pedoman yang digunakan untuk menentukan
kelinieran antar variabel adalah dengan membandingkan nilai probabilitas hitung
dengan nilai probabilitas Tabel pada taraf signifikansi = 0,05. Kaidah keputusan
yang berlaku adalah sebagai berikut.
a. Nilai signif F atau signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, maka distribusi
data berpola Tidak Linier.
b. Nilai signif F atau signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, maka distribusi
data berpola Linier.
3. Uji Hipotesis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi
pearson product moment dan korelasi ganda. Analisis ini akan digunakan dalam
menguji besarnya pengaruh variabel X1, dan X2 terhadap Y. Analisis ini untuk
mengetahui pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah (X1) dan iklim
organisasi (X2) terhadap kinerja mengajar guru (Y) secara bersama-sama maupun
secara individu. Rumus analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM) adalah
91
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari
harga (–1 r +1). Apabila nilai r = – 1 artinya korelasinya negatif sempurna;
r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat.
Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi Nilai r
sebagai berikut.
Tabel 3.9
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Pengaruh
0,80 – 1,000
0,60 – 0,799
0,40 – 0,599
0,20 – 0,399
0,00 – 0,199
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Sumber: Riduwan dan Sunarto (2010:138)
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti
ingin mencari makna pengaruh variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM
tersebut diuji dengan Uji Signifikansi dengan rumus :
Keterangan : t hitung = Nilai t
r = Nilai Koefisien Korelasi
n = Jumlah sampel
2
1 2
r n r
thitung
92
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X
terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan. Koefisien
determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan dengan
100%. Dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai
sumbangan atau ikut menentukan variabel Y. Sumbangan dicari dengan
menggunakan rumus:
Keterangan : KD = Nilai Koefisien Diterminan
(Pengaruh antar variabel)
r = Nilai Koefisien Korelasi.
Mengetahui pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y
digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut.
Berikutnya untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel Xi terhadap
variabel Y maupun variabel X2 terhadap Y maka dilakukan analisis statistik
dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hubungan antara variabel
digambarkan dengan sebuah model matematik yang disebut model regresi yang
dirumuskan sebagai berikut.
Y = a + bX1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y = Kinerja mengajar guru
X1 = Supervisi akademik kepala sekolah
93
X2 = Iklim organisasi
a = konstanta
b = koefisien arah regressi
e = pengaruh faktor lain
Selanjutnya koefisien determinasi (R2) dihitung untuk melihat seberapa
besar persentasi proporsi variasi pada variabel dependen yang dapat dijelaskan
oleh variabel independen secara bersama-sama. Rumus yang digunakan untuk
menghitung koefisien determinasi diformulasikan sebagai berikut:
1 1 2 2
2
2
b yx b yx
R =
y
Keterangan:
bi = koefisien regresi variabel Xi
y =
Y -Yix =
X -Xi
1) Pengujian Secara Individual
a. Supervisi Akademik Kepala Sekolah berpengaruh terhadap Kinerja
Mengajar Guru
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut:
Ha : rx1y≠ 0
Ho : rx1y = 0
94
Ha : Supervisi akademik Kepala Sekolah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja mengajar guru.
Ho: Supervisi akademik Kepala Sekolah tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja mengajar guru.
b. Iklim organisasi berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut:
Ha : rx2y ≠ 0
Ho : rx2y = 0
Hipotesis bentuk kalimat:
Ha : Iklim organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
mengajar guru.
Ho: Iklim organisasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja mengajar guru.
2) Pengujian secara simultan (bersama-sama)
Uji secara keseluruhan ditunjukkan pada hipotesis statistik dirumuskan:
Ha : ryx1 = ryx2 ≠ 0
Ho : ryx1 = ryx2 = 0
95
Ha : Supervisi akademik kepala sekolah dan iklim organisasi secara
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru.
Ho: Supervisi akademik kepala sekolah dan iklim organisasi secara
bersama-sama tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar
guru.
Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi analisis korelasi, maka
dibandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig
dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut.
a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig
atau [0,05 Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas
149
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang merujuk kepada hipotesis penelitian,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Supervisi Akademik Kepala Sekolah yang telah terlaksana di SMA Negeri
yang berada di Kabupaten Subang secara keseluruhan rata-rata berada pada
kategori tinggi. Aspek tertinggi pada variabel ini yaitu pada aspek
merencanakan program supervisi, sedangkan aspek terendah yaitu pada aspek
menindak lanjuti hasil supervisi.
2. Iklim Organisasi yang terdapat di SMA Negeri yang berada di Kabupaten
Subang secara keseluruhan rata-rata berada pada kategori tinggi. Dimensi
tertinggi pada variabel ini yaitu pada dimensi collegial (pertemanan) dan
dimensi terendah yaitu pada dimensi intimate (keintiman).
3. Kinerja Mengajar Guru yang telah terlaksana di SMA Negeri yang berada di
Kabupaten Subang secara keseluruhan rata-rata berada pada kategori tinggi.
Dimensi tertinggi pada variabel ini yaitu pada dimensi penyusunan rencana
pembelajaran sedangkan dimensi terendah yaitu dimensi penilaian dan tindak
lanjut hasil penilaian.
4. Supervisi Akademik Kepala Sekolah berpengaruh positif dan signifikan
150
Dengan demikian Supervisi Akademik Kepala Sekolah merupakan faktor yang
cukup penting dalam meningkatkan Kinerja Mengajar Guru.
5. Iklim Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Mengajar
Guru dan pengaruhnya tergolong tinggi. Dengan demikian Iklim Organisasi
merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan Kinerja Mengajar
Guru.
6. Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Kinerja Mengajar Guru dan pengaruhnya tergolong
tinggi. Dengan demikian Supervisi Akademik Kepala Sekolah maupun Iklim
Organisasi merupakan faktor-faktor yang sangat penting dalam meningkatkan
Kinerja Mengajar Guru.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis dapat memberikan
beberapa rekomendasi sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah pada SMA Negeri di
Kabupaten Subang sudah dikategorikan tinggi, namun ada beberapa hal yang
dianggap perlu diperhatikan diantaranya :
a. Pada aspek merencanakan program supervisi, indikator yang tergolong
rendah adalah membuat jadwal supervisi. Maka sebaiknya pihak sekolah,
dalam hal ini Kepala Sekolah beserta staf kurikulum sebaiknya secara
151
kepada guru-guru. Adapun untuk para guru, diharapkan lebih proaktif
untuk menanyakan jadwal supervisi untuk mereka.
b. Pada aspek melaksanakan supervisi, indikator yang tergolong rendah
adalah mampu melakukan teknik-teknik supervisi terhadap proses
pembelajaran, salah satunya adalah melakukan studi banding. Maka
diharapkan Kepala Sekolah agar secara rutin, minimal setahun sekali
untuk membawa guru-guru berkunjung ke sekolah yang lebih mumpuni,
hal ini dapat meningkatkan motivasi para guru untuk lebih meningkatkan
kompetensi mereka. Para guru pun diharapkan memiliki inisiatif untuk
menyarankan hal ini kepada Kepala Sekolah.
c. Pada aspek menindak lanjuti hasil supervisi, indikator yang tergolong
rendah adalah mampu memberikan reward (penghargaan) secara finansial
pada guru yang kinerja mengajarnya baik. Maka ada baiknya jika Kepala
Sekolah beserta pihak keuangan sekolah merencanakan untuk memberikan
insentif/bonus minimal setahun sekali pada guru yang dianggap memiliki
kinerja terbaik di sekolahnya, hal ini untuk meningkatkan motivasi para
guru agar lebih berprestasi. Bonusnya tidak harus selalu berupa uang,
namun bisa juga dalam bentuk barang.
2. Kondisi Iklim Organisasi pada SMA Negeri di Kabupaten Subang sudah
dikategorikan tinggi, namun ada beberapa hal yang dianggap perlu
diperhatikan diantaranya :
a. Pada dimensi supportive (keterdukungan), indikator yang tergolong