HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI
KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN
KEPUASAN KERJA GURU SMK SWASTA
KECAMATAN BINJAI KOTA
TESIS
Oleh :
SITI ROBBINGAH
NIM : 8106132020
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar magister pendidikan program studi
Administrasi Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Siti Robbingah, Hubungan Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru SMK Swasta Kecamatan Binjai Kota. Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2013.
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah (X1) dan iklim organisasi (X2) dengan kepuasan kerja guru (Y) baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama.
Penelitan ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta di Kecamatan Binjai Kota. Populasi dalam penelitian ini yaitu guru dari empat buah SMK Swasta Kecamatan Binjai Kota berjumlah 174 orang dengan menggunakan teknik sampling acak proporsional dengan menggunakan Nomogram Harry King dengan tingkat kesalahan 5% dan dibantu dengan Tabel Issac dan Michael diperoleh jumlah sampel sebanyak 120 orang.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah angket (questionarire). Sebelum dilakukan pengambilan data, angket yang disusun terlebih dahulu diujicobakan. Hasil uji coba instrumen terdapat 17 butir yang tidak valid, dengan rincian: untuk variabel persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah (X1), dari 37 butir pertanyaan terdapat 5 butir yang tidak valid, variabel iklim organisasi (X2), dari 37 butir pertanyaan terdapat 6 butir yang tidak valid, sedangkan untuk variabel kepuasan kerja guru (Y), dari 37 butir pertanyaan yang diuji cobakan terdapat 6 butir yang tidak valid. Uji validitas dilakukan dengan analisis butir soal. Reliabilitas instrumen dianalisis dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Hasil uji reliabilitas untuk variabel X1 = 0,950, X2 = 0,948 dan Y = 0,949.
Hasil analisis data dengan teknik korelasi menunjukkan bahwa persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah berhubungan secara positif dan signifikan dengan kepuasan kerja guru, koefisien korelasi sebesar 0,498. Iklim organisasi berhubungan secara positif dan signifikan dengan kepuasan kerja guru, koefisien korelasi sebesar 0,502, selanjutnya persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah dan iklim organisasi secara bersama-sama berhubungan secara positif dan signifikan dengan kepuasan kerja guru SMK Swasta Kecamatan Binjai Kota, koefisien korelasi sebesar 0,629.
ABSTRACT
Siti Robbingah, The Relationship between the Theacher’s Perception about
Headmaster’s Supervision and Organization Climate with Work Satisfaction of Elementary Teachers in the Private Vocational High Schools (SMK) in Binjai Sub District. Thesis, Post Graduated Programmed Medan State University, 2013.
The research aimed to knowing the Teachers' Perceptions of Headmaster’s Supervision (X1) and Organization Climate (X2) with Work Satisfaction of Elementary Teachers (Y) by each or in groups.
This research was done in the Private Vocational High Schools (SMK) in Binjai Sub District. The population in the research ware all the teacher of four of Private Vocational High Schools (SMK) in Binjai Sub District that tottally 174 persons, by used random sampling proportional technique using a nomogram Harry King with an error rate of 5% and assisted with table Issac and Michael can be taken the samples 120 person.
The instrument is used to collect the data is Likert quizionaire model. The result of testing instruments there are 17 items that have been valid, for the trial of Teachers' Perceptions of Headmaster’s Supervision variables (X1), of 37 item questionarire containned 5 items that are not valid, Organization Climate variables (X2) of 37 item questionnaire contained six items that are not valid, while the Work Satisfaction of Elementary Teachers variables (Y) of the 37 items tested questions there are 6 items that are not valid. Validity test done about The result for variable X1 = 0,950, X2 = 0,948 and Y = 0,949.
The data analysis is continued with corelation technic and it showeed the result that teachers' perceptions of headmaster’s supervision has a positive and significant relation with work satisfaction the coefisien is 0,498. Organization climate has a positive and significant relation with work satisfaction, the coefisien is 0,502, and the last both of teachers' perceptions of headmaster’s supervision and organization climate along together have positive and signivicant relation with work satisfaction Private Vocational High Schools (SMK) in Binjai Sub District for the coefisien as 0,629.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan rahmat-Nya, dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan judul
“Hubungan Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah dan Iklim
Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru SMK Swasta Kecamatan Binjai Kota”.
Penulis menyadari bahwa selesainya proposal ini berkat adanya bantuan
baik moril maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S.Sos, M.Pd sebagai Pembimbing I
sekaligus sebagai Ketua Prodi Administrasi Pendidikan Program Pasca
Sarjana Unimed yang telah banyak memberikan pengarahan kepada penulis,
dalam penulisan tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Lahmuddin Lubis, M.Ed sebagai Pembimbing II yang telah
banyak memberikan pengarahan kepada penulis dalam penulisan tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr.H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, selaku Direktur Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd
dan Bapak Dr. Sukarman Purba, M.Pd sebagai narasumber dan penguji yang
banyak memberikan masukan kepada penulis
5. Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd sebagai Sekretaris Prodi Administrasi
6. Bapak/Ibu Kepala Sekolah SMK Swasta Kecamatan Binjai Kota yang telah
memberikan izin penelitian kepada penulis.
7. Seluruh responden penelitian yang telah memberikan waktu dan tenaga untuk
mengisi instrumen penelitian.
8. Rekan-rekan mahasiswa Prodi Administrasi Pendidikan Kelas B Angkatan
XVIII Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan dan semua pihak
yang telah memberikan bantuan moril maupun materiil kepada penulis.
Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada Ibunda dan Saudara-saudara tersayang serta
anak-anak tersayang Sukma Aditya Sitepu, S.Pt, M.Pt. dan Afrida Dinarinta
Sitepu atas bantuan moril maupun materiil sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
Akhirnya, penulis berdo’a kepada Allah SWT semoga kita semua
mendapatkan karunia dan ridha-Nya. Amin.
Medan, Juli 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB II DISKRISI TEORETIS, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11
A. Diskripsi Teoritis ... 11
1. Kepuasan Kerja Guru ... ... 11
2. Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah ... .. 17
a. Persepsi ... 17
C. Populasi dan Sampel Penelitian... ... 38
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 40
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 41
F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... ... 43
G. Analisis Data ... 47
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
A. Diskripsi Data Hasil Penelitian ... 52
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 61
2. Uji Linieritas dan Signifikansi Koefisien Regresi dan
Korelasi ... 63
3. Uji Homogenitas Varians ... 67
4. Uji Independensi antar Variabel Bebas ... 69
C. Pengujian Hipotesis ... 69
1. Perhitungan Koefisien Korelasi Sederhana ... 69
2. Perhitungan Koefisien Korelasi Parsial ... 71
3. Bobot sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif dari Masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) ... 77
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78
E. Keterbatasan Penelitian ... 82
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 84
A. Simpulan ... 84
B. Implikasi ... 85
C. Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 89
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Populasi Penelitian ... 39
3.2. Pendistribusian Jumlah sampel ... 40
3.3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 42
3.4. Kriteria Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi ... 46
3.5. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 47
4.1. Rangkuman Hasil Analisis Deskriptif Data Variabel Penelitian ... 52
4.2. Distribusi Frekuensi Skor Kepuasan Kerja Guru (Y) 53 4.3. Distribusi Frekuensi Skor Persepsi Guru Tentang Supervisi kepala Sekolah (X1) ... 55
4.4. Distribusi Frekuensi Skor Iklim Orgsnisasi (X2) ... 57
4.5. Tingkat Kecenderungan Data Kepuasan Kerja Guru 59 4.6. Tingkat Kecenderungan Data Persepsi Guru Tentang Supervisi kepala Sekolah ... 59
4.7. Tingkat Kecenderungan Data Iklim Orgsnisasi ... 60
4.8. Rangkuman Hasil pengujian Normalitas Kolmogrov- Smirnov ... 62
4.9. Rangkuman ANAVA, Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi Xˆ2 = 81,64 + 0,25X1 ... 63
4.10. Rangkuman ANAVA, Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi Ŷ = 53,53 + 0,49X1 ... 65
4.11. Rangkuman ANAVA, Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi Ŷ = 50,85 + 0,52X2 ... 66
4.13. Rangkuman Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi (r) Sederhana Antar Variabel Penelitian ... 70
4.14. Rangkuman Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Dengan Uji-t ... 70
4.15. Rangkuman Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
Parsial dan Uji Signifikansi ... 71
4.16. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Sederhana X1
dengan Y dan Uji Keberartiannya ... 73
4.17. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Sederhana X2
dengan Y dan Uji Keberartiannya ... 75
4.18. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Ganda ... 76
4.19. Bobot Sumbangan Efektif dan Relatif ... 78
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Model Paradigma Penelitian ... 36
4.1. Histogram Skor Kepuasan kerja Guru ... 54
4.2. Histogram Skor Persepsi Guru Tentang Supervisi
Kepala Sekolah (X1) ... 56
4.3. Histogram Skor Iklim Organisasi (X2) ... 58
i
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 92
2. Laporan Ujicoba Instrumen Penelitian ... 102
3. Data Tiap Variabel Penelitian ... 116
1. Rangkuman Data Induk Penelitian ... 129
2. Perhitungan Analisis Diskriptif dari Variabel Penelitian ... 131
3. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Ubahan Penelitian ... 138
4. Pengujian Persyaratan Analisis Uji Normalitas Data ... 141
5. Uji Signifikansi Koefisien Regresi dan Linieritas . 145 6. Uji Homogenitas ... 151
7. Hasil Perhitungan Korelasi Sederhana, Korelasi Ganda, Korelasi Parsial dan Uji Keberartian ... 164
8. Rangkuman Perhitungan Analisis Regresi ... 169
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus
merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pambangunan nasional. Oleh karena
itu, pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan sumber
daya manusia.
Guru merupakan sumber daya manusia yang memegang posisi paling
strategis karena gurulah yang melakukan interaksi dengan peserta didik, oleh
karena itu perlu peningkatan mutu guru agar menjadi tenaga yang profesional dan
menjadikan guru sebagai tenaga kerja yang perlu diperhatikan, dihargai dan diakui
keprofesionalannya. Dengan demikian pekerjaan guru bukan semata-mata
pekerjaan pengabdian, namun guru adalah pekerjaan profesional seperti pekerjaan
yang lain. Untuk membuat guru menjadi tenaga profesional, maka perlu
peningkatan kompetensinya baik melalui pelatihan maupun memberi kesempatan
untuk belajar lagi. Selain itu juga harus diperhatikan segi lainnya misalnya
pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian motivasi, peningkatan
disiplin, pemberian insentif dan gaji yang layak dengan keprofesionalannya
sehingga guru akan merasa puas dalam bekerja sebagai pendidik.
Kepuasan kerja (job satisfaction) menunjukkan sikap umum seorang
individu terhadap pekerjaannya. Seorang dengan sikap kepuasan tinggi
pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya tersebut
(Robins, 2003:68). Kepuasan kerja yang tinggi menandakan bahwa sebuah
organisasi sekolah telah dikelola dengan baik dengan manajemen yang efektif.
Kepuasan kerja berhubungan dengan kesesuaian antara harapan seseorang dengan
imbalan yang disediakan. Kepuasan kerja guru berdampak pada prestasi kerja,
disiplin dan kualitas kerjanya. Guru yang merasa puas dengan pekerjaannya akan
memacu untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya
kemangkiran, hasil kerja yang buruk, mengajar kurang bergairah, prestasi yang
rendah merupakan akibat dari ketidakpuasan guru atas perlakuan organisasi
terhadap dirinya.
Kepuasan kerja guru merupakan sasaran penting dalam manajemen
sumber daya manusia, karena secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi produktivitas kerja. Sesuatu gejala yang membuat rusaknya
kondisi organisasi sekolah adalah rendahnya kepuasan kerja guru. Gejala tersebut
yang timbul seperti adanya kemangkiran, kemalasan bekerja, rendahnya kualitas
mengajar, rendahnya prestasi kerja, banyaknya keluhan guru, menurunnya tingkat
disiplin guru dan gejala negatif lainnya. Kepuasan kerja yang tinggi menandakan
bahwa sebuah organisasi sekolah telah dikelola dengan baik dengan manajemen
yang efektif. Tingkat kepuasan kerja yang tinggi menunjukkan adanya kesesuaian
antara harapan guru dengan imbalan yang disediakan oleh organisasi.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa memperhatikan kepuasan kerja
guru adalah penting karena pada akhirnya akan berakibat pada kesungguhan
dalam mencapai tujuan sekolah. Dengan demikian kepuasan kerja akan
menghasilkan peningkatan produktifitas untuk mencapai sekolah yang efektif.
Namun kenyataannya dari hasil observasi dan pengalaman di empat
sekolah SMK swasta yang berada di Kecamatan Binjai Kota, masih banyak guru
yang kepuasan kerjanya rendah. Tingkat absensi yang tinggi menunjukkan
indikasi rendahnya kepuasan kerja guru. Selain itu, ada guru yang sudah
mengabdi sekitar lima belas tahun tidak pernah mendapat promosi jabatan dan
hanya menjadi guru biasa. Hal ini menyebabkan guru yang bersangkutan kurang
merasa puas dalam pekerjaannya. Ada juga guru yang kurang merasa puas karena
sarana dan prasarana pembelajaran yang kurang lengkap. Rendahnya kepuasan
kerja guru nampak dari kurangnya keinginan para guru untuk berprestasi, mereka
bekerja hanya sebatas melaksanakan kewajibannya sebagai guru mengajar di
kelas.
Dalam rangka meningkatkan kinerja guru maka faktor yang perlu
diperhatikan adalah kepuasan kerja. Adanya perhatian terhadap kepuasan kerja
guru, akan mendukung pelaksanaan tugas dengan penuh tanggungjawab. Untuk
itu, kepala sekolah berkewajiban membimbing dan membina guru sesuai dengan
tugas dan tanggungjawabnya. Pembinaan dan pembimbingan guru dapat
dilakukan melalui supervisi kepala sekolah. Hal ini jelas tertuang dalam salah satu
standar kompetensi kepala sekolah yaitu kompetensi supervisi. Dalam
menjalankan tugas kepala sekolah sebagai supervisor harus bertindak atas dasar
kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Supervisor membina
dalam lingkungan fisik maupun non fisik. Selain itu juga dalam
kepemimpinannya, kepala sekolah harus dapat memahami, mengatasi dan
memperbaki kekurangan-kekurangan yang terjadi di lingkungan sekolah.
Menurut Permendiknas No. 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala
Sekolah/ Madrasah yang harus dimiliki ada 5 kompetensi yaitu: (1) kompetensi
kepribadian; (2) kompetensi manajerial; (3) kompetensi kewirausahaan; (4)
kompetensi supervisi dan (5) kompetensi sosial.
Kompetensi supervisi menurut Permendiknas No. 13 Tahun 2007 adalah:
(1) merencanakan program supervisi dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru; (2) melaksanakan supervisi terhadap guru dengan menggunakan pendekatan
dan teknik supervisi yang tepat dan (3) menindaklanjuti hasil supervisi
terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
Supervisi merupakan bantuan yang diberikan oleh kepala sekolah terhadap
permasalahan guru khususnya dalam hal akademik atau pengajaran. Supervisi
kepala sekolah merupakan salah satu tugas kepala sekolah dalam membina guru
melalui fungsi pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah pada
intinya adalah melaksanankan pembinaan terhadap guru dengan memberikan
bimbingan dan advis bukan mencari kesalahan guru. Bimbingan yang dilakukan
oleh kepala sekolah untuk memecahkan masalah pendidikan yang dihadapi oleh
guru secara bersama-sama. Jika guru mempunyai persepsi yang baik terhadap
supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru akan menerima saran dan
advis yang diberikan oleh kepala sekolah maka guru akan dapat memperbaiki
guru mempunyai persepsi yang tidak baik atas saran dan advis yang diberikan
oleh kepala sekolah, guru akan mengabaikan saran atau advis yang diberikan oleh
kepala sekolah maka mengakibatkan pengajaran guru kurang baik.
Selain supervisi kepala sekolah, hal yang dapat menimbulkan rasa puas
dalam bekerja adalah iklim organisasi. Tipe kepala sekolah yang baik adalah
kepala sekolah yang mempunyai sifat dan perilaku kepemimpinan yang baik
sehingga mampu menciptakan iklim organisasi yang baik dan memberikan
kepuasan kerja yang tinggi bagi para guru atau bawahannya. Kepala sekolah
dalam perannya sebagai seorang pemimpin harus mampu mengarahkan orang lain
untuk melakukan tugas-tugas yang diinginkannya dan menciptakan iklim
organisasi yang menyenangkan bagi para guru dalam bekerja. Seorang pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang mampu memperhatikan kebutuhan dan tujuan
orang-orang yang bekerja untuknya (bawahan) sehingga kepuasan kerja bawahan
selalu terpenuhi.
Iklim organisasi yang baik akan membuat guru merasa senang, tenang
dalam bekerja dan memberikan kepuasan kerja kepada guru. Sebaliknya jika iklim
organisasi kurang baik, tidak menumbuhkan perasaan tenang dan senang bagi para
guru bahkan akan menimbulkan stres kerja bagi guru dan tidak akan
menimbulkan rasa puas pada diri guru. Terwujudnya iklim organisasi sekolah
yang baik bagi guru memberikan kepuasan kerja dan pada gilirannya akan
membantu peningkatan mutu pembelajaran, terlebih didukung dengan
Berdasarkan pengalaman di lapangan, umumnya para guru tidak terbuka
dalam mengungkapkan kepuasan mereka atas kepemimpinan kepala sekolah
maupun iklim organisasi yang mereka rasakan. Mereka lebih memilih diam dan
menjalankan tugas rutinnya meskipun mereka kadang-kadang mengeluh di
belakang.
Supervisi kepala sekolah, iklim organisasi dan kepuasan kerja guru
merupakan masalah penting yang sifatnya berubah dari waktu ke waktu sehingga
perlu mendapat perhatian yang serius demi pengembangan sekolah dan karir guru
yang akhirnya juga berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan. Dari
sinilah dapat dikatakan bahwa iklim organisasi dapat berpengaruh terhadap
pekerjaan yang dilakukan, sehingga dapat berpengaruh terhadap kepuasan kerja
bagi para guru. Jika situasi iklim organisasi kurang mendukung akan
mengakibatkan kurang nyamannya para guru dalam bekerja yang berakibat
menurunnya gairah kerja sehingga mengakibatkan turunnya produktifitas kerja.
Setiap guru akan berbeda persepsinya terhadap supervisi akademik kepala sekolah
dan persepsinya terhadap iklim organisasi begitu pula akan berbeda tingkat
kepuasan kerjanya.
Dari pengamatan dan wawancara yang dilakukan kepada beberapa orang
guru SMK Swasta Kecamatan Binjai Kota terdapat kecenderungan bahwa tingkat
kepuasan kerja guru-guru masih kurang, tidak seperti yang mereka harapkan.
Fenomena ini tercermin masih terdapat gejala-gejala guru yang mengajar tidak
terencana, lambat masuk kelas, membolos, malas, sering mengeluh. Keluhan yang
kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat juga keluhan lain seperti kejenuhan
dalam bekerja, iklim kerja yang kurang mendukung seperti hubungan dengan
rekan kerja yang kurang saling mendukung, pimpinan yang kurang bijak dan
tingkah laku siswa yang semakin hari semakin membuat kesal.
Masih kurang harmonisnya hubungan antara guru dengan kepala sekolah,
hal ini tercermin dari kurang terbangunnya komunikasi yang baik antara guru
dengan kepala sekolah, kurang senangnya guru dalam menjalankan tugasnya,
adanya sikap kepala sekolah yang kurang mau bekerjasama dalam hal-hal tertentu
misalnya dalam hal penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah (RAPBS). Dalam melakukan supervisi atau pengawasan belum dilakukan
sesuai dengan tujuan supervisi yaitu membantu guru untuk mengatasi masalah
baik dalam pembelajaran maupun hal-hal yang berhubungan dengan tugas guru,
tetapi masih ada yang melakukan supervisi dengan mengadakan penilaian saja
tidak ada tindak lanjutnya sehingga guru kurang menyadari kekurangannya. Hal
ini mengakibatkan rendahnya motivasi mengajar para guru. Guru-guru kurang
optimal dalam menjalankan tugasnya, hanya sekedar melaksanakan kewajiban
sebagai guru saja dan guru akan mengulangi kesalahan-kesalahannya yang lalu.
Berdasarkan kajian dan permasalahan di atas maka perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja guru SMK Swasta
Kecamatan Binjai Kota serta faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya,
yaitu Supervisi Kepala Sekolah san Iklim Organisasi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah yang akan diteliti adalah: 1)Apakah terdapat hubungan antara gaya
kepemimpinan kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru? 2) Apakah terdapat
hubungan antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah dengan kepuasan
kerja guru? 3) Apakah terdapat hubungan antara kemampuan manajerial kepala
sekolah dengan kepuasan kerja guru? 4) Apakah terdapat hubungan antara
komunikasi dengan kepuasan kerja guru? 5) Apakah terdapat hubungan antara
motivasi kerja dengan kepuasan kerja guru? 6) Apakah terdapat hubungan antara
kompensasi dengan kepuasan kerja guru? 7) Apakah terdapat hubungan antara
kompetensi kerja guru dengan kepuasan kerja guru? 8) Apakah terdapat hubungan
antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru? 9) Apakah terdapat
hubungan antara disiplin kerja dengan kepuasan kerja guru? 10) Apakah terdapat
hubungan antara disiplin guru dengan kepuasan kerja guru? 11) Apakah terdapat
hubungan antara pemberian penghargaan dengan kepuasan kerja guru? 12)
Apakah terdapat hubungan antara Stress kerja dengan kepuasan kerja guru?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas terdapat berbagai masalah
yang berhubungan dengan kepuasan kerja guru, sehingga perlu dilakukan
pembatasan. Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi untuk memperoleh ruang
lingkup yang lebih jelas atau fokus dan menghindari terjadinya pengembangan
dengan kepuasan kerja guru, supervisi kepala sekolah dan iklim organisasi.
Penelitian ini dilakukan di SMK Swasta Kecamatan Binjai Kota.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang,
identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka masalah pokok yang
akan dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan yang positif persepsi guru tentang supervisi
kepala sekolah dengan kepusan kerja guru?
2. Apakah terdapat hubungan iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru?
3. Apakah terdapat hubungan secara bersama-sama antara persepsi guru tentang
supervisi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah
dengan kepusan kerja guru.
2. Untuk mengetahui hubungan iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru.
3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi guru tentang supervisi kepala
sekolah dan iklim organisasi secara bersama-sama dengan kepuasan kerja
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada pihak-pihak
yang memerlukannya dan selanjutnya dapat dipergunakan sebagai informasi
dalam membuat kebijakan dalam pengembangan peningkatan mutu pendidikan.
Pemanfaatan hasil penelitian ini dapat ditinjau dari dua aspek yaitu secara teoritis
dan secara praktis.
1. Secara teoretis bermanfaat:
a. Untuk memperkaya khasanah ilmu administrasi pendidikan (AP),
khususnya dalam kepuasan kerja guru, supervisi kepala sekolah dan iklim
organisasi.
b. Untuk Prodi Administrasi Pendidikan (AP) Program Pascasarjana
UNIMED dalam pengembangan penerapan administrasi pendidikan.
c. Untuk peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjutan tentang
kepuasan kerja guru.
2. Secara praktis bermanfaat antara lain:
a. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Binjai dalam pengambilan kebijakan yang menyangkut tugas guru.
b. Sebagai masukan bagi kepala sekolah dalam evaluasi diri dan peningkatan
kepuasan kerja guru.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan Persepsi Guru Tentang
Supervisi Kepala Sekolah dengan Kepuasan Kerja guru dengan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,498. Hasil uji keberartian koefisien korelasi menunjukkan
bahwa thitung > ttabel atau 6,23 > 1,65. Besar sumbangan efektif Supervisi Kepala
Sekolah terhadap Kepuasan Kerja sebesar 19,45%. Ini menunjukkan bahwa
19,45% variasi Kepuasan Kerja ditentukan oleh Supervisi Kepala Sekolah.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan Iklim Organisasi dengan
Kepuasan kerja guru dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,502. Hasil uji
keberartian koefisien korelasi menunjukkan bahwa thitung > ttabel atau 6,30 >
1,65. Besar sumbangan efektif Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja
sebesar 19,95%. Ini menunjukkan bahwa 19,45% variasi Kepuasan Kerja
ditentukan oleh Iklim Organisasi.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Persepsi Guru Tantang
Supervisi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi secara bersama-sama dengan
Kepuasan Kerja Guru dengan nilai koefisien k ganda sebesar Ry12 = 0,629.
Hasil uji signifikansi koefisien korelasi ganda menunjukkan bahwa Fhitung >
Ftabel atau 38,26 > 3,08. Besarnya sumbangan Supervisi Kepala Sekolah dan
0,3950 atau 39,50%. Ini menunjukkan variasi Kepuasan kerja guru 39,50%
ditentukan Supervisi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi.
B.Implikasi
Implikasi penelitian menekankan pada upaya untuk meningkatkan
pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah yang lebih baik dan Iklim Organisasi yang
baik sehingga Kepuasan kerja guru dapat meningkat. Dengan terujinya ketiga
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menunjukkan Kepuasan Kerja Guru
akan semakin baik, bila Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah dan
Iklim Organisasi sekolah semakin baik. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan
penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa implikasi hasil penelitian ini sebagai
berikut.
1. Upaya peningkatan Kepuasan Kerja Guru melalui peningkatan Persepsi
Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah
Dengan diterimanya hipotesis pertama yaitu, Persepsi Guru Tentang
Supervisi Kepala Sekolah berhubungan yang positif terhadap Kepuasan kerja,
maka upaya untuk meningkatkan Kepuasan kerja guru adalah dengan
meningkatkan indikator-indikator Supervisi Kepala Sekolah, yaitu a) program dan
jadwal supervisi, (b) tujuan supervisi, (c) hubungan guru dengan supervisor, (d)
bimbingan dalam supervisi, (e) prosedur pelaksanaan supervisi, (f) bantuan dalam
pemecahan masalah, (g) Hasil dan tindak lanjut supervisi. Upaya ini dapat
dilakukan Kepala Sekolah secara berkesinambungan sehingga menciptakan
terwujudnya Supervisi Kepala Sekolah yang lebih baik. Salah satu upaya yang
terbuka, baik antara kepala sekolah dengan guru, maupun sesama guru sehingga
tercipta rasa kebersamaan, rasa memiliki untuk mewujudkan tujuan yang
diharapkan. Komunikasi yang didasari rasa keterbukaan harus dilakukan kepala
sekolah agar para guru dapat menyampaikan permasalahan yang dihadapi dalam
proses pembelajaran di Sekolah. Selain itu, kepala sekolah perlu melakukan
kegiatan diskusi yang terprogram, antar sesama guru maupun dengan kepala
sekolah. Adanya kegiatan itu dapat menjaring keterbukaan dan empati di kalangan
guru dan kepala sekolah. Kepala sekolah juga perlu melakukan pengawasan
terhadap guru dalam melaksanakan pekerjaannya, memberikan arahan dan
bimbingan kepada guru mengalami kendala dalam tugasnya, memberikan solusi
secara langsung kepada guru tidak melalui pembantu kepala sekolah. Kepala
sekolah juga perlu menunjukkan rasa berempati, sehingga guru merasa bahwa
kepala sekolah merupakan pimpinan yang patut untuk dijadikan panutan sehingga
apa yang diarahkan dapat tercapai dengan baik. Kepala sekolah perlu
memberdayakan serta mamfasilitasi kegiatan Musyawarah Guru Mata pelajaran
(MGMP) secara rutin dan terprogram dengan baik, sehingga guru termotivasi
untuk mengikuti kegiatan MGMP yang merupakan wadah bagi guru untuk dapat
bertukar pikiran secara terbuka dan berbagi informasi berkaitan dengan
pembelajaran sehingga berpengaruh positif dalam peningkatan Kepuasan kerja.
2. Upaya Peningkatan Kepuasan Kerja Guru Melalui Peningkatan Iklim
Dengan diterimanya hipotesis kedua yaitu, Iklim Organisasi berhubungan
yang positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja maka upaya meningkatkan
Kepuasan Kerja guru adalah salah satunya dengan meningkatkan suasana kerja
yang kondusif dalam organisasi sekolah. Adanya Iklim Organisasi yang kondusif
akan dapat mendorong kerjasama yang menyenangkan sehingga menjadi
pendorong timbulnya keterbukaan atas kekurangan atau kelemahan yang dihadapi
guru. Untuk meningkatkan Iklim Organisasi, maka kepala sekolah perlu
meningkatkan penerapan indikator dari Iklim Organisasi, yaitu (a) struktur
organisasi, (b) standar kinerja yang dinamis, (c) gaya manajemen yang
mendukung guru, (d) rasa tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas, dan
(e) keterlibatan guru dalam organisasi. Untuk itu, Kepala Sekolah harus
mendukung dan berupaya menumbuhkan suasana kerja yang kondusif, rasa
peduli, dan kebersamaan terhadap guru dengan cara melibatkan atau memberi
kesempatan kepada para guru dalam pengambilan keputusan bersama-sama untuk
kemajuan sekolah. Kepala Sekolah perlu duduk bersama dengan guru melakukan
dialog sebelum merencanakan dan membuat suatu keputusan serta menciptakan
komunikasi yang baik dengan para guru sebagai bawahannya. Kepala sekolah
perlu memperhatikan keterlambatan guru dalam pengusulan kepangkatan
sehingga para guru berupaya meningkatkan kariernya tepat waktu dan pada
akhirnya akan meningkatkan Kepuasan Kerja.
C.Saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan implikasi seperti di uraikan di
a) Bagi Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Binjai
sebagai bahan masukan untuk melakukan perencanaan strategik yang baik
dalam pengembangan dan peningkatan kualitas tenaga pendidik dengan
memberi perhatian terhadap peningkatan karier, kesejahteran guru melalui
pemberian insentif yang tepat waktu dan memberikan penghargaan bagi
guru yang berprestasi sehingga kepuasaan kerja guru semakin meningkat
yang akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan dan
pembelajaran yang bermutu.
b) Bagi Kepala Sekolah, hendaknya meningkatkan supervisi kepada para guru
dengan cara memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki para guru
sehingga mereka dapat memberikan pelayanan yang optimal sebagai
pendidik dengan melakukan:
1) Menciptakan suasana kerja atau iklim yang kondusif sehingga para guru
bergairah dalam melaksanakan tugas sebagai pengajar dan pendidik.
2) Menajalin komunikasi yang baik, antara guru dengan Kepala Sekolah,
adanya kepedulian terhadap permasalahan yang dihadapi guru dalam
proses pengajaran di kelas.
3) Memberikan fasilitas yang mendukung dalam mengikuti setiap kegiatan
penataran, pelatihan, dan lokakarya, yang berkaitan dengan bidang studi
guna peningkatan kemampuan dan kompetensi guru.
c) Bagi Guru, yaitu hendaknya selalu meningkatkan pengetahuan, kompetensi
dan kualifikasinya agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik, sesuai
d) Bagi Peneliti. Untuk penelitian Kepuasan kerja guru lebih lanjut, perlu
dilakukan dengan melibatkan variabel lain di luar variabel yang diteliti,
seperti pemberian insentif, kerja tim, disiplin kerja, perilaku inovatif, dan
DAFTAR PUSTAKA
Anwar dan Sagala, H.S. 2004. Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru sebagai Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.
Arikunto, Suharsini. 1983. Metode Research. Jakarta: Rajawali Pers.
________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Davis, Keith., John W. Newstrom. 1985. Human Behavior at Work : Organizational Behavior, New York : McGraw-Hill.
________. 1997. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga.
________. 2000. Perilaku Organisasi, Jakarta: Erlangga
Gibson, James L, et al. 1995. Organiozations. Alih bahasa: Nunuk Adiarni, Jakarta: Bina Rupa Aksara
Hasibuan, Malayu SP. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara
Holbeche, Linda. 2005. The High Performance Organization : Creating dynamic stability and suistainble succsess, Oxford : Elsevier Butterworth-Heinemann
Hoy, Wayne K. Dan Cecil G. Miske. 1982. Educational Administration. New York: Rondo House
Kamars, D. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Edisi kedua, Padang: Universitas Putra Indonesia Press.
Komariah, A. & Triatna, C. 2008. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Masmuh, Abdullah. 2010. Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori Dan Praktek, Malang: UMM Press
Najur, M. 2012. “Hubungan Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja dengan Kepuasan Kerja Guru MTs Swasta di Kabupaten Aceh Singkil”. Tesis. Medan: Pascasarjana. Universitas Negeri Medan.
Newstrom. John W, Keith Davis 2002. Organization Behaviour:Human Behavior at Work-International Edition. Singapore: McGrawHill
Owens, Robert G. Organizatoinal Behavior in Education, Boston : Allyn and Bacon, 1995
Pidarta, M. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto, N. 2003. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rifa’i, M. 1992. Pengantar Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Baru
Rivai, V. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakrta: Raja Grafindo Persada
Robbins, Stephen P. 2003. Organizational Behavior. Prentice Hall, New Jersey.
_________. 2006. Perilaku Organisasi.Jakarta: Indeks.
Robbins, Stephen. P. & Miquel Coulter. 2007. Manajemen,Edisi kedelapan, Alih Bahasa: harry Slamet dan Ernawati Lesatari. Indonesia: Macanan Jaya Cemerlang
Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima
_________. 2007. Disain Organisasi Pendidikan Dalam Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah. Jakarta: Uhamka Press
_________. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
_________. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Suipervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan SDM. Jakarta: Renika Cipta
Steers, Richard, M. 1980. Evektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga
Suryana, Adang. 2009. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta: P4TK.
Usman, H. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi kedua, Jakarta: Bumi Aksara