• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INSENTIF TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT.SINKONA INDONESIA LESTARI (SIL) CIATER - SUBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH INSENTIF TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT.SINKONA INDONESIA LESTARI (SIL) CIATER - SUBANG."

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INSENTIF TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. SINKONA INDONESIA LESTARI (SIL)

CIATER-SUBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

OLEH:

PENY YULIA RAHMAN NIM.0906503

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

PENGARUH INSENTIF TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT SINKONA INDONESIA LESTARI (SIL)

CIATER - SUBANG

Oleh

Peny Yulia Rahman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Peny Yulia Rahman 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH INSENTIF TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. SINKONA INDONESIA LESTARI (SIL)

CIATER – SUBANG

Peny Yulia Rahman 0906503

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si. Drs. Budi Santoso, M.Si.

NIP. 195704151985031005 NIP. 196008261987031001

Mengetahui

Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI,

Dr. Rasto, M.Pd

(4)
(5)

ABSTRAK

PENGARUH INSENTIF TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT.SINKONA INDONESIA LESTARI (SIL) CIATER - SUBANG

Oleh:

Peny Yulia Rahman 0906503

Skripsi ini dibimbing oleh:

Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si. dan Drs. Budi Santoso, M.Si.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah masih rendahnya kepuasan kerja karyawan di PT. Sinkona Indonesia Lestari (SIL) Ciater-Subang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat insentif, gambaran mengenai tingkat kepuasan kerja, dan seberapa besar pengaruh insentif terhadap kepuasan kerja karyawan di PT.Sinkona Indonesia Lestari (SIL) Ciater-Subang.

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah insentif dan kepuasan kerja karyawan. indikator dari variabel insentif (X), yaitu: tunjangan, bonus, kompensasi yang ditangguhkan, fasilitas kantor, dan pemberian piagam penghargaan. Sedangkan indikator dari variabel kepuasan kerja (Y), yaitu : pekerjaan itu sendiri, gaji, promosi, pengawasan, dan rekan kerja.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei eksplanasi dengan teknik analisis data deskriptif. Selanjutnya, teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara penyebaran angket dengan model rating scale, yang dianalisis menggunakan regresi sederhana. Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu karyawan PT. Sinkona Indonesia Lestari (SIL) yang berjumlah 70 orang.

Berdasarkan analisis terhadap jawaban responden, diperoleh hasil bahwa pengaruh insentif (X) terhadap kepuasan kerja karyawan (Y) termasuk kategori sedang/cukup. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan analisis regresi sederhana, diperoleh kesimpulan bahwa: pemberian insentif memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.

(6)

ABSTRACT

INSENTIVE EFFECT FOR EMPLOYEE’S JOB SATISFACTION AT PT.SINKONA INDONESIA LESTARI (SIL) CIATER-SUBANG

By:

Peny Yulia Rahman 0906503

This Script is guided by:

Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si. and Drs. Budi Santoso, M.Si.

Issues raised in this study was lack of employee satisfaction in PT.Sinkona indicator of variable incentives (X), namely: allowances, bonuses, deferred compensation, office facilities, and provision of an award plaque. While indicators of job satisfaction variable (Y), namely: the work itself, pay, promotion, supervision, and coworkers.

The research method used was a survey method of explanation with descriptive data analysis. Furthermore, data collection techniques used by distributing questionnaires with rating scale models, which were analyzed using simple regression. While the sample in this study are employees of PT. Sinkona Indonesia Lestari (SIL), which amounted to 70 people.

Based on an analysis of respondents' answers, the result that the incentive effect (X) on employee job satisfaction (Y) the category of moderate / sufficient. Based on calculations using simple regression analysis, it is concluded that: the provision of incentives has a positive and significant effect on employee job satisfaction.

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi Dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KERANGKA TEORITIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Insentif ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Kepuasan Kerja ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

(8)

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Operasionalisasi Variabel Insentif ... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Operasionalisasi Variabel Kepuasan kerja KaryawanError! Bookmark not

defined.

3.4 Sumber Data Penelitian... Error! Bookmark not defined.

3.5 Populasi Dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.

3.5.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.5.3 Teknik Penarikan sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.6.1 Wawancara ... Error! Bookmark not defined.

3.6.2 Kuesioner ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.8.1 Tabulasi Data ... Error! Bookmark not defined.

3.8.2 Teknik Analisis Data Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.

3.8.3 Teknik Analisis Data Inferensial ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Gambaran Umum PT.Sinkona Indonesia lestari (SIL) Ciater-SubangError!

Bookmark not defined.

4.1.2 Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined.

(9)

4.1.3.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3.2 Uji Reliabilitas... Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Gambaran Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.5 Deskripsi Variabel – Variabel Penelitian . Error! Bookmark not defined.

4.1.5.2 Deskripsi Variabel Y ( Kepuasan Kerja Karyawan)Error! Bookmark not

defined.

4.1.6 Pengujian Persyaratan Analisis Data... Error! Bookmark not defined.

4.1.7 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Variabel Insentif ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Variabel Kepuasan kerja ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Pengaruh Insentif terhadap Kepuasan Kerja karyawanError! Bookmark not

defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Elemen manusia merupakan sumber daya yang potensial dan sangat dominan

pada setiap organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal dan teknologi

karena elemen manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana dan pengendali

yang selalu berperan aktif dalam memberikan kontribusi yang maksimal terhadap

pencapaian tujuan organisasi maupun pencapaian tujuan pribadi sumber daya manusia

itu sendiri.

Kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam

organisasi. Hal ini disebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja

seperti malas, rajin, produktif, dan lain-lain, atau mempunyai hubungan dengan

beberapa jenis perilaku yang sangat penting dalam organisasi.

Kepuasan kerja adalah cara seorang pekerja merasakan pekerjaannya. Kepuasan

kerja merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan atas

aspek-aspek pekerjaan yang bermacam-macam. Terdapat ratusan karakteristik pekerja

yang dipertimbangkan seorang pekerja, namun sekelompok karakteristik pekerjaan

cenderung secara bersama-sama dievaluasi dengan cara yang sama. Sekelompok

karakteristik tersebut, yang pada umumnya ditemukan dalam analisis statistik dari

(11)

kerja, isi pekerjaan, jaminan pekerjaan, serta kesempatan promosi. Sesungguhnya

seorang pekerja beranggapan memiliki sebagian sikap terhadap setiap aspek pekerjaan

tersebut disamping gabungan sikap terhadapnya sebagai keseluruhan.

Handoko (Edy Sutrisno,75:2009), mengemukakan kepuasan kerja adalah

keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para karyawan

memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seorang

terhadap pekerjaannya. Ini tampak dari sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan

segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.

Ketidakpuasan merupakan titik awal dari munculnya masalah – masalah dalam

organisasi seperti timbulnya kemangkiran kerja, konflik atasan dan bawahan,

ketidakdisiplinan, dan masalah lain yang menyebabkan terganggunya proses pencapaian

tujuan perusahaan.

Sejalan dengan hal tersebut, penyebab timbulnya ketidakpuasan kerja, yaitu

tidak adanya kesempatan untuk berkembang, tidak memperoleh penghargaan yang

cukup memadai dalam pekerjaan, pekerjaan dianggap terlalu berat dan berlebihan,

ketidaknyamanan dalam bekerja, ketidakcocokan dengan atasan dan perasaan tidak

menyukai karier dan pekerjaan yang sedang dijalaninya. Pernyataan tersebut sesuai

dengan Tiffin (dalam Edy Sutrisno,76:2009), mengemukakan bahwa kepuasan kerja

berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi

(12)

Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai

kepuasan psikologis dan akhirnya akan timbul sikap atau tingkah laku negatif dan pada

gilirannya akan menimbulkan frustrasi, sebaliknya karyawan yang terpuaskan akan

dapat bekerja dengan baik, penuh semangat, aktif, dan dapat berprestasi lebih baik dari

karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja. Pendapat tersebut didukung oleh

Strauss dan Sayles (Edy Sutrisno,75:2009), kepuasan kerja juga penting untuk

aktualisasi diri. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah

mencapai kematangan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi frustrasi.

Berdasarkan fenomena diatas, maka dapat dijelaskan bahwa kepuasan kerja

merupakan salah satu aspek penting yang dapat mempengaruhi sekaligus menggerakkan

setiap karyawannya, untuk meningkatkan produktivitasnya sehingga mampu mencapai

kinerja yang baik. Keadaan ini tentunya akan menguntungkan pihak perusahaan, karena

tingginya nilai capaian kinerja karyawan akan mempengaruhi proses terealisasinya

tujuan perusahaan kearah yang lebih efektif dan efisien.

PT.Sinkona Indonesia Lestari merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang didirikan untuk menciptakan suatu industri kina terpadu yang dapat memenuhi

permintaan pasar dunia akan kebutuhan garam kina. Salah satu upaya PT. SIL untuk

meningkatkan kepuasan kerja karyawan adalah dengan diadakannya program insentif

yang tepat.

Berdasarkan hasil informasi dari bagian Departemen SDM di PT. SIL (13

(13)

yang mampu meningkatkan produktivitas kinerja karyawan dengan pemberian insentif

yang dilakukan setiap triwulan sekali ( tiga bulan) dengan prosedur yang ditetapkan

dalam keputusan Direksi PT. Sinkona Indonesia Lestari No.113/C/XII/2012 tentang

Insentif Penyemangat Kerja.

Hal tersebut dilakukan melalui pembuatan kebijakan perusahaan yang

menguntungkan bagi kedua belah pihak yaitu karyawan dan perusahaan, membantu

karyawan mencapai prestasi, pengakuan atas keberhasilan karyawan, penempatan setiap

pekerja secara tepat, menumbuhkan rasa tanggung jawab, memberikan kesempatan

kepada karyawan untuk mengembangkan diri, pemberian balas jasa sesuai prinsip adil

dan layak, menciptakan lingkungan kerja yang nyaman agar mereka lebih memberikan

kontribusi terhadap perusahaan.

Dalam mencapai tujuan perusahaan, PT.SIL mengalami beberapa hambatan

yang dihadapi dalam usaha meningkatkan kepuasan kerja pegawai. Walaupun

perusahaan memberlakukan gaji dan program kesejahteraan yang cukup baik, namun

kepuasan kerja terkadang mengalami penurunan. Untuk mengetahui tingkat kepuasan

kerja karyawan dapat dilihat dari salah satu indikator kepuasan kerja diantaranya adalah

tingkat absensi dan tingkat prestasi kerja. Hal ini dikemukakan oleh Sondang P. Siagian,

MPA ( 2008 : 295-297), kepuasan kerja dapat terwujud apabila analisis tentang

kepuasan kerja dikaitkan dengan prestasi kerja, tingkat kemangkiran, keinginan pindah,

(14)

Berikut merupakan laporan rekapitulasi absensi satu tahun terakhir pada periode

tahun 2012.

Tabel 1. 1 kehadiran Karyawan

(Dilihat dari ketercapaian jam kerja)

PT.Sinkona Indonesia Lestari (SIL) Ciater – Subang

No Triwulan Jumlah

Sumber: bagian SDM PT.Sinkona Indonesia Lestari

Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat kehadiran karyawan pada PT.SIL

mengalami penurunan yang cukup drastis. Target kehadiran yang ditentukan perusahaan

adalah 100 % dengan toleransi kehadiran 97%. Dapat dilihat pada tabel diatas hasil olah

data kehadiran karyawan selama satu tahun terakhir pada triwulan pertama - triwulan

keempat 2012. Adapun kehadiran karyawan pada triwulan kedua mengalami penurunan

2%, namun pada triwulan ketiga pun menurun sebesar 12%. Hingga puncaknya pada

triwulan keempat, tingkat kehadiran karyawan semakin menurun sebesar 5% dari

triwulan ketiga, dan sekaligus memperlebar presentasi penurunan tingkat kehadiran dari

triwulan sebelumnya (triwulan kedua) sebesar 19%. Dapat dijelaskan bahwa setiap

triwulannya terjadi kenaikan tingkat ketidakhadiran. Hal tersebut dikarenakan tingkat

disiplin karyawan yang rendah, sehingga mengakibatkan adanya tugas yang tidak

(15)

Selain fenomena yang dapat dilihat dari kehadiran hal yang perlu diperhatikan

juga yakni fenomena penilaian kinerja karyawan yang dihitung melalui Sistem

Manajemen Kinerja Unit/Individu (SMKU/I). Penilaian kinerja karyawan di PT.SIL

ditentukan oleh tiga faktor besar, diantaranya adalah penilaian kehadiran terhadap

individu untuk memenuhi hari kerja, penilaian disiplin pada setiap hari kerja dan

penilaian kinerja dalam memenuhi tugas-tugas pada setiap hari kerja normal sesuai

dengan aktivitas masing-masing unit kerja. Berikut ini adalah hasil penilaian kinerja

karyawan dalam satu terakhir periode 2012:

Tabel 1. 2 Rekapitulasi Penilaian kinerja karyawan melalui SMKU/i PT. Sinkona Indonesia Lestari (SIL)

Ciater - Subang

Sumber: bagian SDM PT.Sinkona Indonesia Lestari

Keterangan :

91-100% = Memenuhi standar minimal

81- 90% = Cukup memenuhi standar minimal

71- 80% = Kurang memenuhi standar minimal

(16)

Berdasarkan tabel diatas kita dapat melihat bahwa hasil penilaian kinerja di

triwulan pertama menunjukkan nilai 53% pada karyawan yang dianggap memenuhi

standar dalam pencapaian kinerjanya, kemudian di triwulan kedua mengalami

kemunduran sebesar 14% menjadi 39%, namun di triwulan ketiga mengalami kenaikan

sebesar 23% menjadi 62%. Namun kondisi yang menunjukkan progres baik ini tidak

bertahan lama, karena pada triwulan keempat justru mengalami kemunduran yang

cukup drastis sebesar 31% sangat jauh berbeda dengan triwulan sebelumnya.

Maka dapat dijelaskan bahwa tingkat ketidakhadiran dan penilaian kinerja

karyawan masih mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Artinya dengan tingkat

ketidakhadiran dan penilaian kinerja yang tinggi tersebut, merupakan adanya indikasi

ketidakpuasan kerja terhadap pegawai.

Ketidakpuasan para karyawan ini menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan

dan dapat merugikan perusahaan. Misalnya disiplin kerja menurun, kemangkiran

karyawan meningkat, turunnya kinerja karyawan, dan lain-lain. Yang pada akhirnya

akan menurunkan kinerja perusahaan itu sendiri. Maka, para pemimpin sebaiknya

mengerti apa yang dibutuhkan para karyawan dan mengetahui keinginan-keinginan apa

yang membuat karyawan puas dalam meningkatkan kinerjanya.

Belum optimalnya kepuasan kerja karyawan , dapat diatasi dengan

menggunakan grand teori perilaku organisasi dari Gibson. Teori perilaku organisasi,

membahas tentang kinerja dan perilaku individu dalam organisasi. Perilaku individu

dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor individu, faktor organisasi dan faktor

(17)

organisasi, salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah insentif

(imbalan).

Insentif , merupakan faktor organisasi dari perilaku imdividu yang dapat

mempengaruhi kepuasan kerja karyawan Salah satu usaha yang dapat dilakukan

perusahaan untuk menciptakan kondisi tersebut diantaranya melalui program insentif

penyemangat kerja dalam arti sebagai pendorong untuk meningkatkan motivasi, kinerja,

dan kepuasan karyawan. Menurut G.R. Terry (dalam Suwatno dan Juni Priansa,

2011:234).“ insentif merupakan sesuatu yang merangsang minat untuk bekerja.

Pemahaman ini merupakan pendapat yang baik apabila diterapkan dalam suatu

perusahaan, karena kinerja dan produktivitas perusahan akan meningkat, hal tersebut

akibat dari karyawan yang bekerja dengan optimal.

Menurut Sondang. P. Siagian (2008:268) pemberian insentif merupakan salah

satu cara atau usaha perusahaan untuk meningkatkan kualitas kerja personil atau

karyawannya. Pemberian insentif oleh perusahaan merupakan upaya untuk memenuhi

kebutuhan personil atau karyawan. Personil atau karyawan suatu perusahaan akan

bekerja lebih giat dan semangat sesuai dengan harapan perusahaan, jika perusahaan

memperhatikan dan memenuhi kebutuhan para personilnya atau karyawannya, baik

kebutuhan yang bersifat materi maupun kebutuhan yang bersifat non materi.

Program insentif ini sangat penting dilakukan karena dengan menawarkan

penghasilan diluar upah pokok, karyawan diharapkan dapat lebih memotivasi diri

kearah yang lebih baik, sehingga kepuasan kinerja akan tercapai. Sesuai dengan

(18)

meningkatkan prestasi, motivasi dan kepuasan kerja karyawan adalah dengan

memberikan insentif”.

Namun fenomena yang terdapat di PT.SIL mengenai pelaksanaan program

insentif ini belum memberikan efek kepuasan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Menurut hasil wawancara dengan Bapak Agus tarsono (rabu, 13 februari 2013), ternyata

didapatkan beberapa hal yang diasumsikan sebagai kendala atas permasalahan dari

kurang maksimalnya program insentif yang berjalan di perusahaan tersebut,

diantaranya:

1. Nilai dari penghargaan yang diberikan terlalu rendah, hal ini dapat dilihat dari

kompensasi yang diberikan kepada karyawan yang belum sesuai dan masih dibawah

UMR untuk daerah Subang. Di mana UMR daerah Subang sebesar Rp. 1.220.000,-,

sedangkan kompensasi yang diterima oleh karyawan PT. Sinkona Indonesai Lestari

(SIL) di bawah rata-rata UMR tersebut.

2. Kaitan antara kinerja dengan penghargaan lemah,

3. Kurangnya perhatian dan rasa simpatik pimpinan dalam menaikkan moral

karyawannya, seperti pemberian ucapan selamat bagi karyawan yang memiliki

prestasi baik ataupun memberikan pujian bagi karyawan yang memiliki penilaian

kinerja paling tinggi.

Pemberian insentif diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan di

tempat kerja yang semakin kompleks seperti rendahnya kinerja dan kurangnya minat

karyawan karena tidak adanya pendapatan selain gaji pokok. Pengupayaan insentif yang

(19)

mampu memacu kinerja para pegawai agar selalu berada pada tingkat tertinggi

(optimal) dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki.

Melihat permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahuinya lebih

banyak dan mendalam mengenai masalah-masalah tersebut, dan menuangkannya dalam

bentuk penelitian dengan judul “Pengaruh Insentif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Sinkona Indonesia lestari (SIL) Ciater-Subang”.

1.2 Identifikasi Dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dijelaskan

bahwa elemen manusia memegang peranan penting dalam segala pelaksanaan aktivitas

kerja untuk mencapai tujuan organisasi. Sehingga sudah merupakan suatu keharusan

bagi organisasi atau perusahaan untuk dapat mengupayakan berbagai kondisi kerja yang

dapat menciptakan kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja dapat tercapai apabila

karyawan menemukan suatu keadaan yang sesuai dengan apa yang mereka harapkan

menyangkut banyak hal yang mempengaruhi kepuasan kerjanya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, diduga faktor yang

paling berpengaruh adalah masalah pemberian insentif. Oleh karena itu masalah

kepuasan kerja dalam penelitian ini akan dikaji dalam persfektif pemberian insentif.

Berdasarkan identifikasi tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat pemberian insentif yang terjadi di PT. Sinkona

(20)

2. Bagaimana gambaran tingkat kepuasan kerja karyawan di PT. Sinkona

Indonesia lestari (SIL) Ciater – Subang ?

3. Seberapa besar pengaruh insentif terhadap kepuasan kerja karyawan di PT.

Sinkona Indonesia lestari (SIL) Ciater - Subang ?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian adalah untuk menggali data atau memperoleh informasi

tentang variabel-variabel yang akan diteliti.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan data, dan manganalisis

keterkaitan antar variabel penelitian. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran mengenai sejauhmana tingkat pemberian insentif

di PT. Sinkona Indonesia lestari (SIL) Ciater - Subang.

2. Untuk mengetahui gambaran sejauh mana tingkat kepuasan kerja karyawan di

PT. Sinkona Indonesia lestari (SIL) Ciater - Subang.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian insentif terhadap

kepuasan kerja karyawan di PT. Sinkona Indonesia lestari (SIL) Ciater –

(21)

1.4Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan banyak memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis, adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

kajian lebih lanjut mengenai hal yang sama dengan lebih mendalam di kemudian

hari.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan :

a) Bagi PT. Sinkona Indonesia lestari (SIL) ciater- subang, dapat dijadikan

bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kepuasan kerja

karyawannya.

b) Bagi peneliti dijadikan sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman,

(22)

BAB III

DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini dilihat dari variabel-variabel yang diteliti dan terdiri atas

dua variabel yaitu variabel insentif, dan variabel kepuasan kerja. Variabel insentif

merupakan variabel bebas dan variabel kepuasan kerja merupakan variabel yang terikat.

Adapun yang dijadikan responden dalam penelitian atau objek dari penelitian ini adalah

karyawan PT. Sinkona Indonesia Lestari (SIL) Ciater - Subang dan waktu pelaksanaan

penelitian berlangsung pada bulan Januari 2013 sampai dengan selesai.

1.2Metode Penelitian

Metode yang dipilih dalam suatu penelitian harus berhubungan erat dengan

prosedur, alat dan desain penelitian.Sebelum penelitian dilaksanakan, urutan kerja, alat

pengukur yang digunakan dan bagaimana penelitian dilaksanakan harus benar-benar

diperhatikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:160)

mengungkapkan bahwa “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Metode penelitian dapat dijadikan pedoman

bagi penulis dalam mengarahkan penelitiannya. Sehingga tujuan dari penelitian dapat

tercapai. Berdasarkan variabel yang akan diteliti, maka jenis penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif dan verifikatif.

Menurut Sugiyono (2008:11) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang

(23)

tujuan dari penelitian deskriptif ialah memperoleh gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara

fenomena yang diselidiki, yakni mengenai pengaruh insentif terhadap kepuasan kerja

karyawan PT. Sinkona Indonesia Lestari (SIL) Ciater Subang.

Menurut Arikunto (2006:7) “Penelitian Verifikatif pada dasarnya ingin menguji

kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan”. Penelitian ini akan menguji apakah

terdapat pengaruh positif antara insentif terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Sinkona

Indonesia Lestari (SIL) Ciater Subang.

Berdasarkan jenis penelitiannya, yakni deskriptif dan verifikatif yang

dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, maka metode penelitian yang

digunakan adalah metode explanatory survey. Menurut Sugiyono (2003:7), metode

explanatory survey adalah metode dimana selain tertuju pada pemecahan masalah yang

ada pada masa sekarang dengan cara menuturkan informasi yang diperoleh, penelitian

ini juga menjelaskan hubungan antar variabel-variabel yang diteliti dengan cara menguji

hipotesis melalui pengolahan data dan pengujian data secara statistik.

3.3 Desain Penelitian

Opersional variabel digunakan untuk memudahkan dalam pengumpulan data dan

pengukurannya. Menurut Uep dan Sambas (2011:86), ”Variabel adalah karakteristik

yang akan diobservasi dari satuan pengamatan”. Variabel tersebut diberikan definisi

(24)

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu Insentif sebagai variabel X dan

Kepuasan Kerja Karyawan sebagai variabel Y. Rincian operasionalisasi variabel X dan

variabel Y dirumuskan sebagai berikut :

1.3.1 Operasionalisasi Variabel Insentif

Konsep dari insentif itu sendiri dijelaskan oleh Mutiara S. Panggabean (2002:89),

mengutarakan bahwa: insentif merupakan “Penghargaan dalam bentuk uang yang

diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan”.

Dengan mengasumsikan bahwa uang dapat mendorong karyawan bekerja lebih giat lagi,

maka mereka yang produktif lebih menyukai gajinya dibayarkan berdasarkan hasil

kerja. Pemberian insentif bertujuan untuk merangsang atau menumbuhkan semangat

yang tinggi pada diri karyawan sehingga timbul kepuasan dalam bekerja.

Menurut Sarwoto (2000:144 ), secara garis besar jenis insentif dapat

digolongkan menjadi dua (2), yaitu: insentif material dan insentif non material. Insentif

material akan diberikan dalam bentuk (1) Uang yang mencakup: bonus, komisi, profit

sharing, dan kompensasi yang ditangguhkan. (2) Jaminan sosial yang biasanya

diberikan dalam bentuk : pemberian rumah dinas, pengobatan secara Cuma-Cuma,

berlangganan surat kabar atau majalah gratis, pemberian tugas belajar (pendidikan dan

pelatihan), pemberian piagam pembayaran, kemungkinan untuk membayar angsuran

oleh karyawan atas pembelian barang-barang dari koperasi perusahaan. Sedangkan

insentif non material yang diberikan dalam bentuk: pemberian gelar secara resmi,

(25)

hak untuk memakai sesuatu atribut jabatan dan fasilitas perusahaan, pemberian ucapan

terima kasih secara formal maupun informal.

Adapun indikator yang dapat dijadikan variabel penelitian pada kajian ini, yaitu:

Insentif Material dan Insentif non Material:

1. Tunjangan

Untuk memudahkan pemeriksaan operasionalisasi variabel insentif dapat dilihat

pada tabel berikut:

(26)

karyawan

Sumber : (Suwatno dan Juni Priansa, 2011:235)

1.3.2 Operasionalisasi Variabel Kepuasan kerja Karyawan

kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan yang dirasakan oleh karyawan dalam memandang pekerjaannya. Hal ini

terlihat dari sikap positif karyawan dalam memandang pekerjaan dan segala sesuatu

yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Untuk mengukur kepuasan kerja karyawan maka

(27)

2. Pay (Gaji)

3. Promotion (Promosi)

4. Supervision (Pengawasan)

5. Co-Workers (Rekan kerja)

Tabel 3. 2

Operasional Variabel Y (Kepuasan Kerja Karyawan) Variabel

(28)

Sumber : (Fred Luthans, 2006:243)

3.4 Sumber Data Penelitian

Suharsimi Arikunto (2006:129) berpendapat:

Sumber data adalah subjek darimana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan

kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut

responden yaitu orang-orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan Tingkat kejelasan

terhadap jenjang karir

Interval 8

(29)

peneliti, baik pertanyaan tertulis atau lisan. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi,

maka dokumen atau catatan yang menjadi sumber data, sedang isi catatan adalah subjek

peneliti atau penelitian.

Sumber data yang di gunakan, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Sumber data primer merupakan sumber data yang dapat diolah secara langsung

dari objek yang berhubungan langsung dengan penelitian. Data primer ini diantaranya

didapat dari data hasil pengisian kuesioner oleh karyawan PT Sinkona Indonesia lestari

(SIL) Ciater-Subang.

2. Data Sekunder

Penggunaan data sekunder adalah sebagai penunjang yang menguatkan perolehan

data hasil wawancara. Data sekunder ini dapat dari literature, artikel, dari internet dan

dokumen-dokumen yang dimiliki organisasi yang berkaitan dengan kajian penelitian.

3.5 Populasi Dan Sampel

3.5.1 Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) “Populasi adalah keseluruhan subjek

(30)

generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan”.

Berdasarkan pengertian populasi, maka yang terjadi dalam penelitian ini adalah

karyawan di kantor induk PT.Sinkona Indonesia Lestari (SIL) Ciater-Subang yang

berjumlah 200 orang dengan populasi berikut:

Tabel 3. 3

Rekapitulasi Karyawan PT. Sikona Indonesia Lestari

Ciater - Subang

No Bagian Pegawai

1 Departemen SPI 4

2 Departemen Keuangan 10

3 Departemen SDM & UMUM 49

4 Departemen Pengadaan 18

5 Departemen Produksi 113

6 Departemen Pemasaran 6

TOTAL 200

Sumber: bagian SDM PT.Sinkona Indonesia Lestari

3.5.2 Sampel

Sugiyono (2008:91) memberikan pengertian “ Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Sambas Ali

Muhidin (2010:2)” Sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil

menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya”.

Penarikan sampel perlu dilakukan mengingat jumlah populasi yang terlalu besar.

(31)

banyaknya modifikasi populasi. Berdasarkan populasi yang diperoleh, maka penelitian

ini hanya meneliti sebagian jumlah populasi penelitian. Dalam menentukan ukuran

sampel dalam penelitian ini dengan digunakan rumus dari Rumus Slovin (Husein,

2001:141), yaitu sebagai berikut:

Keterangan

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel yang ditolerir ( tingkat kesalahan

yang diambil dalam sampling ini sebesar 10 %).

= 67

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang

akan diteliti adalah sebanyak 67 orang responden. Agar sampel yang digunakan lebih

representative dan untuk menjaga keakuratan data, maka jumlah sampel dinaikan

menjadi 70 responden.

1.5.3 Teknik Penarikan sampel

Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel/teknik sampling yang dilakukan

(32)

(2010:6) “Probability sampling adalah proses pemilihan sampel yang dilakukan secara

acak dan objektif, dalam arti tidak didasarkan semata-mata pada keinginan peneliti,

sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan tertentu untuk terpilih sebagai

sampel”.

Dari jumlah sampel diatas kemudian ditentukan jumlah masing-masing sampel

menurut tiap bidang secara proporsional dengan rumus:

(Al- Rasyid,1995:80)

Keterangan :

: banyaknya sampel masing-masing unit

: banyaknya sampel yang diambil dari seluruh unit

NI : banyaknya populasi dari masing-masing

: jumlah populasi dari seluruh unit

Berdasarkan rumus diatas, diperoleh jumlah sampel pada masing-masing

bidang, sebagai berikut:

Tabel 3. 4

Penyebaran Proporsi Sampel

No Bagian Jumlah

karyawan Perhitungan Sampel

1 Departemen SPI 4 4/200x70 1

2 Departemen Keuangan 10 10/200x70 4

(33)

4 Departemen Pengadaan 18 18/200x70 6

5 Departemen Produksi 113 113/200x70 39

6 Departemen Pemasaran 6 6/200x70 2

TOTAL 200 70

Karena setiap responden mempunyai peluang yang sama untuk dipilih kedalam

sampel, maka proporsi sampel akan menjadi wakil tiap bidang dipilih melalui

pengundian.

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam persiapan penelitian, seorang peniliti wajib hukumnya memiliki

persiapan persiapan yang matang, salah satunya Peneliti perlu menggunakan instrumen

sebagai pengumpul data, agar data yang diperoleh akurat. Hal ini sejalan dengan

pendapat dari Suharsimi Arikunto (2002:150), menyatakan bahwa “Instrumen penelitian

adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data, agar

pengerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap

dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah.” Pengumpulan data atau informasi

merupakan prosedur dan prasyarat bagi pelaksanaan pemecahan masalah penelitian.

Dalam pengumpulan data ini, diperlukan cara-cara dan teknik tertentu sehingga data

dapat dikumpulkan dengan baik.

Teknik pengumpulan data, merupakan suatu cara yang dilakukan untuk

mendapatkan data yang diperlukan dan sesuai untuk mendukung jalannya penelitian,

(34)

dikajinya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

3.6.1 Wawancara

Menurut Riduwan (2006:74), wawancara adalah suatu cara pengumpulan data

yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengajukan pertanyaan

langsung kepada sumber data yang ada di lokasi untuk mengetahui gambaran insentif

dan kepuasan kerja karyawan di PT. Sinkona Indonesia Lestari (SIL) Ciater-Subang.

3.6.2 Kuesioner

Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan selanjutnya adalah

kuesioner. Kuesioner berupa daftar pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti untuk

disampaikan kepada responden, yang jawabannya diisi sendiri oleh responden. Kusioner

ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kuesioner yang berisi instrumen insentif dan

mengenai kepuasan kerja karyawan.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala rating scale.

Skala pengukuran rating scale menurut sugiyono (2006:113), merupakan “Skala

pengukuran yang mengolah data mentah berupa angka, yang kemudian ditafsirkan

dalam pengetian kualitatif”. Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini harus

melalui tahap pengujian instrumen penelitian, yang terdiri dari uji validitas dan uji

(35)

a. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang

tersebar. Menurut Arikunto (2002:168), “Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Instrumen

penelitian dapat dikatakan valid, apabila alat tersebut cocok untuk mengukur apa yang

hendak diukur. Tinggi rendahnya nilai validitas suatu instrumen, menunjukkan sejauh

mana, data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang

dimaksud. Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketetapan alat ukur, terhadap

konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Suatu instrumen pengukuran, dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur

sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Dengan demikian, syarat instrumen

dikatakan memiliki validitas, apabila sudah dibuktikan melalui pengalaman, yaitu

melalui sebuah uji coba atau tes. Tes yang valid adalah tes yang dapat mengukur dengan

tepat dan teliti gejala yang hendak diukur. Uji validitas instrumen menggunakan analisa

item, yakni dengan mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total.

Pengujian validitas instrumen adalah dengan menggunakan teknik korelasi

Product Moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:

(36)

xy

r = Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y

N = Jumlah responden

 = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

2 i

Y = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

2 i Y

 = Toral dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

i iY X

 = Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh

tiap respoden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan

responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba intrumen, sejauh ini

belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang

responden.

(37)

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data

yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item

angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh.

Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada

tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket

dari skor-skor yang diperoleh.

8. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan

nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel. Menentukan nilai

tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2, dimana n adalah jumlah

responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh

db = 20-2 = 18 dan = 5%.

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r.

Kriterianya : 1. jika rxy hitung > r tabel, maka valid

2. jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka item tersebut dapat dipergunakan pada kuesioner

penelitian. Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan

(38)

tabel dengan taraf nyata () = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95% dengan db= n-2. Jika

t hitung > t tabel maka item tersebut dinyatakan signifikan (valid) dan sebaliknya jika

thitung < t tabel maka item tersebut dinyatakan tidak signifikan (tidak valid).

b. Uji Reliabilitas

Pengujian alat pengumpulan data kedua adalah pengujian realibilitas instrumen.

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian, bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen

tersebut sudah baik (Arikunto, 2006:178), menyatakan bahwa “Suatu instrumen

pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat”. Jadi

uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari

instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam

penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach, yaitu sebagai berikut :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya bulir soal

∑ = jumlah varians

= varians total

(39)

[∑ ]

(Suharsimi Arikunto, 1993:236)

Keterangan:

= varians

∑ = jumlah skor

N = jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan, dalam rangka mengukur reliabilitas

instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebar instrumen yang akan diuji realibilitasnya, kepada responden yang bukan

responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data

yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item

angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh.

Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi

responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

(40)

8. Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh.

9. Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diperoleh.

10.Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.

11.Menghitung nilai koefisien alfa.

12.Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat

dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2.

dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah 20

orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan = 5%.

13.Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r.

Kriterianya: 1. Jika r11 hitung > r tabel, maka reliabel,

2. Jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap

data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karateristik

atau sifat sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab

masalah masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan

deskriptif data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang

karateristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari populasi.

Adapun tujuan dilakukanya analisis data, diantaranya antara lain adalah

(41)

karateristik populasi atau karateristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari

sampel (statistik).

3.8.1 Tabulasi Data

langkah langkah pengolahan data disampaikan oleh sugiyono adalah sebagai

berikut:

1. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data. 2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen

pengumpulan data.

3. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel variabel yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap pilihan dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada.

4. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data kedalam tabel induk penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut sebagai berikut:

Tabel 3. 5

Contoh Rekapitulasi Hasil Skoring Angket

Responden Skor item Total

3.8.2 Teknik Analisis Data Deskriptif

Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2010: 163) menyatakan bahwa :

(42)

Analisis ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan pertanyaan yang telah

dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah no 1 dan no 2

maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif yaitu untuk

mengetahui bagaimana gambaran tingkat insentif dan gambaran tingkat kepuasan kerja

karyawan di PT Sinkona Indonesia Lestari (SIL) Ciater – Subang.

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan

kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari responden. Data

yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan kedudukan responden

berdasarkan urutan angket yang masuk untuk masing masing variabel. Untuk itu penulis

menggunakan langkah langkah seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002:81),

yaitu :

a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus :

SK=ST x JB x JR.

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor item, untuk

mencari jumlah skor dari hasil angket dengan rumus: ∑xi = x1 x2 x3 ...+x37.

Keterangan :

X1 = Jumlah skor hasil angket variabel x

X1-Xn = Jumlah skor angket masing masing responden

c. Membuat daerah kontinum. Langkah langkahnya sebagai berikut:

 Menentukan kontinum tertinggi dan terendah Sangat Tinggi : K = ST x JB x JR

Sangat Rendah : K = SR x JB x JR

 Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan dengan rumus :

(43)

 Menentukan daerah kontinum sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan cara menambahkan selisih (R) dari mulai

kontinum sangat rendah ke kontinum sangat tinggi

d. Hasil perhitungan dari langkah-langkah di atas, maka dapat disimpulkan

dalam rekapitulasi skor kriterium antara lain seperti di bawah ini.

Tabel 3. 6

Skala Penafsiran Skor Rata-rata

No Skor Kriterium Kategori Penafsiran

1. 1,00 – 1,79 Sangat Rendah Sangat Buruk

2. 1,80 – 2,59 Rendah Buruk

3. 2,60 – 3,39 Sedang Cukup

4. 3,40 – 4,19 Tinggi Baik

5. 4,20 – 5,00 Sangat Tinggi Sangat Baik

3.8.3 Teknik Analisis Data Inferensial

Teknik analisis inferensial meliputi statistik parametrik yang digunakan untuk

data interval dan ratio serta statistik non parametriks yang digunakan untuk data

nominal dan ordinal,. Teknik analisis data inferensial dilakukan dengan statistik

inferensial, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan membuat

kesimpulan yang berlaku umum. Ciri data inferensial adalah digunakanya rumus

(44)

Pengujian hipotesis yang bentuk datanya interval, maka digunakan analisis

regresi. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh insentif

(X) terhadap variabel kepuasan kerja karyawan (Y).

A. Pengujian Persyaratan Analisis Data

Setelah mendapatkan berbagai data berkenaan dengan penelitian, maka teknik

analisis data, harus dilakukan oleh seorang peneliti. Teknik analisis data merupakan

kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisi deskriptif untuk menjawab

rumusan masalah no 1 dan 2, sedangkan untuk menjawab rumusan masalah no 3

menggunakan analisis regresi.

Adapun langkah yang penulis gunakan dalam analisis regresi (Ating Somantri

dan Sambas Ali .M 2006:243), yaitu:

1. Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data mepiris

2. Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel independen.

3. Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak

4. Melihat apakah tanda dan magnitud dari estimasi parameter cocok dengan teori

beberapa ahli yang menerangkan berkenaan dengan regresi sederhana yaitu

pendapat dari Riduan dan sunarto (2007:96), yang mengemukakan bahwa:

(45)

Persamaan umum regresi linear sederhana menurut riduwan dan sunarto

(2007:97):

Ŷ

= a + bX

Keterangan:

Ŷ = Subjek dalam variabel terikat yang diproyeksikan. a = Nilai konstanta.

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan yang menunjukan nilai peningkatan atau penurunan variabel y.

X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu, dengan ketentuan:

a = ∑ ∑ Sedangkan b dicari dengan menggunakan rumus:

b =

∑ ∑ ∑

∑ ∑

Peneliti menggunakan teknik analisis data regresi seperti yang sebelumnya

sudah dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, ada 3 syarat analisis data yang harus

dipenuhi sebelum melangkah pada analisis regresi, yaitu (1) uji normalitas, (2) uji

linearitas, (3) uji homogenitas.

1) Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normaltidaknya suatu

distribusi data. Hal ini penting diketahui dengan ketapatan pemilihan uji statistik yang

akan dipergunakan. Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk menguji normalitas

data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian normalitas dengan Liliefors.

Kelebihan Lilierfors test menurut (Harun Al Rasyid, 2004) dalam Ating Somantri dan

Sambas Ali Muhidin (2006:289) adalah penggunaan/perhitungan yang sederhana, serta

(46)

dengan metode Liliefors menurut (Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin, 2006:289)

sebagai berikut :

a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada

beberapa data yang sama.

b. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus

ditulis).

c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empiric (observasi).

e. Hitung nilai z untuk mengetahui theoretical proportion pada table z.

f. Menghitung theoretical proportion.

g. Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion, kemudian

carilah selisih terbesar di dalam titik observasi kedua proporsi tadi.

h. Carilah selisih terbesar di luar observasi.

Berikut ini adalah tabel distribusi pembantu untuk pengujian normalitas data.

Tabel 3. 7

Contoh Format Tabel Distribusi Liliefors Test

X F fk Sn (Xi) Z Fn (Xi) Sn (Xi) – Fn (Xi) │Sn (Xi-1) – Fn (Xi)│

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keterangan :

(47)

Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fk sebelumnya

Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn (Xi) = fk/n

Kolom 5 : Nilai Z, Formula, Z =

Dimana : X ∑ dan S =√∑

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi Kumulatif Luas Kurva

Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi

Normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion

dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6)

Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai

Selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D

hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara

√ . Kemudian

membuat kesimpulan dengan kriteria :

1. D hitung < D tabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal

(48)

2) Uji Linearitas.

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel

terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan

dengan uji kelinieran regresi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian

linieritas regresi menurut Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin (2006:296) adalah:

1) Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y.

2) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:

JK reg(a) =

3) Menghitung jumlah kuadrat regresi b І a (JK reg(a)) dengan rumus:

[∑ ∑ ∑ ]

4) Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus:

JKres = Y2– JKreg (b/a) – JK reg (a)

5) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus:

RJKreg(a) = JK reg (a)

6) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus:

RJKreg(a) = JKreg (b/a)

7) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:

RJKres = JKres

N – 2

8) Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

∑ {∑ ∑ }

9) Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil

(49)

10)Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:

JKTC = JKres – JKE

11)Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:

RJKTC = JKTC

K – 2

12)Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:

RJKE = JKE

N – k

13)Mencari nilai uji F dengan rumus:

F = RJKTC

RJKE

14)Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

15)Mencari nilai F tabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 %

16)Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

3) Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya

variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Peneliti menggunakan uji homogenitas adalah

untuk mengasumsikan bahwa skor setiap Variabel memiliki varians yang homogen.

Pengujian homogenitas data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan Uji Barlett. Dengan rumus :

X2= ( ln 10) [B ─ ( db. log Si2)] , dimana :

(50)

dbi = n – l = Derajat kebebasan tiap kelompok

B = Nila Barlett = ( Log S2 gab)(Σdbi)

S2 gab = Varians gabungan = S2 gab = ∑

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas dengan

uji Barlett adalah :

1) Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap

kelompok tersebut.

2) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan perhitungan, dengan model tabel

sebagai berikut :

Tabel 3. 8

Model Tabel Uji Barlett

Sampel Db = n-1 Si2 Log Si2 db.Log Si2 Db. Si2

1 2 3 4 N

Sumber : Sambas dan Maman (2009:85)

3) Menghitung varians gabungan.

4) Menghitung log dari varians gabungan.

5) Menghitung nilai Barlett.

(51)

7) Menentukan nilai dan titik kritis pada  = 0.05 dan db = k-1, dimana k adalah

banyaknya indikator.

8) Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut :

a) Nilai χ2hitung< nilai χ2tabel, H0 diterima (variasi data dinyatakan homogen).

b) Nilai χ2hitung≥ nilai χ2tabel, H0 ditolak (variasi data dinyatakan tidak homogen).

B. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yaitu jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya masih harus diuji secara empiris dan dengan pengujian tersebut maka

akan didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu hipotesis. Sedangkan

pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan

dalam menerima atau menolak hipotesis ini.

Alat yang digunakan untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau

lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktikan ada tidaknya hubungan

fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas terhadap suatu

variabel terikat).

1) Merumuskan Hipotesis

Pengujian keberartian pada analisis regresi sederhana dapat dilakukan dengan

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: (Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin,

2006:245-255),:

1. Menentukan rumusan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan hipotesis

(52)

Hipotesis

H0 : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh insentif terhadap kepuasan kerja

karyawan di PT. Sinkona Indonesia Lestari (SIL) Ciater-Subang .

H1 : β≠ 0, artinya terdapat pengaruh insentif terhadap kepuasan kerja

karyawan di PT. Sinkona Indonesia Lestari (SIL) Ciater-Subang.

2) Menyusun Persamaan Regresi

Pada penelitian ini, maka alat yang digunakan ialah analisis regresi sederhana.

Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistik yang digunakan adalah uji F, yaitu;

2

Untuk menentukan nilai Uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

A. Menentukan jumlah kuadrat Regresi dengan rumus:

y

B. Menentukan jumlah kuadrat Residu dengan rumus:

)

C. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus:

JKres = Y2– JKreg(a/b) – JKreg(a)

D. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a)

= JKreg(a)

(53)

F. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:

RJKres = JKres

n-2

G. Menghitung nilai F dengan rumus:

1

dengan k = banyaknya Variabel bebas

2. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai F tabel dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F ≥ nilai tabel F, maka tolak ;

3. Membuat kesimpulan.

Menentukan nilai uji F melalui langkah langkah dibawah ini:

a. Menentukan jumlah kuadrat regresi dengan rumus:

JK

(Reg)

= b

1

∑X

1

Y+...+b

x

∑X

k

Y

b. Menentukan jumlah kuadrat residu dengan rumus:

JK

(Res)

= (∑Y

(54)

c. Menentukan nilaikritis (α) atau nilai tabel F dengan derajat kebebasan untuk db1=K

dan db2= n-k-1

d. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan kriteria pengujian: jika

nilai uji F ≥ nilai tabel F, maka tolak H0, dan H1 diterima.

e. Jika nilai uji F ≤ Nilai tabel F, maka terima H0 dan H1 ditolak.

f. Membuat kesimpulan.

3) Menghitung Koefisien Determinasi

pengujian seberapa besar pengaruh insentif terhadap kepuasan kerja karyawan,

maka digunakan koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Perhitungan koefisien determinasi selesai, kemudian dilanjutkan dengan

penyesuaian dengan kriteria interpretasi koefisien determinasi, seperti tabel berikut ini:

Tabel 3. 9

Kriteria Interpretasi Koefisien Determinasi

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 Antara 0,200 sampai dengan 0,399 Antara 0,400 sampai dengan 0,599 Antara 0,600 sampai dengan 0,799 Antara 0,800 sampai dengan 1,000

Sangat Rendah Rendah

Sedang/Cukup Kuat Kuat

Sangat Kuat

(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya mengenai

pengaruh insentif terhadap kepuasan kerja karyawan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Gambaran tingkat insentif di PT. Sinkona Indonesia lestari (SIL)

Ciater-Subang, dari hasil penelitian bahwa insentif yang terdiri dari indikator : ( 1)

tunjangan, (2) bonus, (3) kompensasi yang ditangguhkan, (4) fasilitas kantor,

(5) jaminan sosial dan (6) pemberian piagam penghargaan dinyatakan pada

kategori sedang. Jawaban reponden tertinggi ada pada indikator bonus,

artinya bonus yang diberikan oleh perusahaan sudah dirasakan baik dan

mudah dalam pelaksanaannya. Sedangkan jawaban terendah responden ada

pada indikator jaminan sosial, artinya jaminan sosial yang diterima oleh

karyawan masih belum sesuai dengan jabatan maupun kebutuhan karyawan.

2. Gambaran tingkat kepuasan kerja karyawan di PT. Sinkona Indonesia Lestari

(SIL) Ciater – Subang , dari hasil penelitian bahwa kepuasan kerja yang

terdiri dari indikator: (1) The work it self (pekerjaan itu sendiri), (2) Pay

(Gaji) ,(3) Promotion (promosi), (4) Supervision (pengawasan), dan (5)

Co-Workers ( rekan kerja) secara statistik berada pada kategori sedang. Hal ini

(56)

kerja berada pada indikator pengawasan, artinya tingkat kepuasan kerja

karyawan dalam hal pengawasan dinilai sedang. Sedangkan skor jawaban

responden terendah untuk variabel kepuasan kerja berada pada indikator gaji,

artinya bahwa kepuasan kerja terhadap gaji yang diterima oleh karyawan

masih rendah.

3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa insentif berpengaruh positif

terhadap kepuasan kerja karyawan di PT.Sinkona Indonesia lestari (SIL)

Ciater-Subang. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan insentif akan

meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Artinya semakin tinggi tingkat

pelaksanaan insentif, maka akan semakin tinggi kepuasan yang dirasakan

oleh karyawan di PT.Sinkona Indonesia lestari (SIL) Ciater-Subang.

5.2 Saran

Kesimpulan di atas merujuk kepada skor rata rata setiap ukuran, saran

yang dikemukakan mengacu kepada ukuran yang memiliki skor rata rata terendah

di antara indikator yang lain untuk masing masing variabel. Berdasarkan hal

tersebut saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Indikator terendah pada variabel insentif adalah jaminan sosial. Karyawan

menilai bahwa jaminan sosial yang ditetapkan oleh perusahaan masih belum

sesuai dengan jabatan dan kebutuhan hidup karyawan. Untuk mengatasi hal

tersebut sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan bentuk jaminan sosial

yang lazimnya diberikan kepada karyawan, di mana tidak ada unsur kompetitif

(57)

2. Indikator terendah pada variabel kepuasan kerja adalah Pay (Gaji). Karyawan

menilai bahwa dalam tingkat kepuasan seseorang terhadap gaji, dapat

diketahui bahwa sebagian besar karyawan merasa senang dalam memperoleh

gaji yang adil dan juga layak bagi mereka. Karyawan akan lebih giat untuk

bekerja jika gaji mereka disesuaikan dengan penilaian prestasi kerja, namun

dalam memperoleh gaji yang terbilang rendah, bahkan tidak sesuai dengan

UMR , karyawan menjadi kecewa, dan mengakibatkan penurunan dalam

tingkat kehadiran dan penilaian kinerja mereka. Walaupun demikian mayoritas

karyawan memiliki masa kerja yang cukup lama, mereka cenderung untuk

bertahan dan mengabdi pada perusahaan yang telah mepekerjakannya.

3. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa insentif berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan di PT.Sinkona Indonesia Lestari

(SIL) Ciater-Subang. Oleh karena itu pimpinan sudah harus dapat

memperhatikan sekaligus meningkatkan kembali pemberian insentif terhadap

karyawannya, sehingga kepuasan kerja akan terus berada pada titik terbaik

(58)

Gambar

Tabel 1. 1 kehadiran Karyawan
Tabel 1. 2 Rekapitulasi Penilaian
Tabel 3. 1 operasional Variabel X (Insentif)
Tabel 3. 2 Operasional Variabel Y (Kepuasan Kerja Karyawan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada karyawan alasan kinerja perusahaan menurun karena mereka kurang termotivasi untuk bekerja karena sistem penilaian kerja

Hasil nilai korelasi Spearman untuk pengujian non parametric terhadap dua variabel yaitu variabel karakteristik responden dengan ketiga indikator yang digunakan yaitu

Untuk uji parsial dengan deskripsi stastistik pernyataan kuesioner antara variabel kepemimpinan dengan variabel kepuasan kerja karyawan merupakan variabel yang terkuat dalam

Berdasarkan hasil penelitian Prabu (2005), dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja, yang

Tabel 1. Artinya variabel kepuasan kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel kinerja karyawan, maka semakin tinggi kepuasan kerja karyawan akan

Pada tabel 6 berdasarkan hasil pengujian reliabilitas pada variabel beban kerja yang telah diolah SPSS 24 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha yaitu 0.941 lebih besar dari

Asuransi Astra Buana Medan lebih memperhatikan program pemberian insentif kepada karyawannya agar setiap karyawan memiliki rasa semangat dalam bekerja demi tercapainya

Karya Lestari Samarinda akan mempengaruhi produktivitas kerja pada setiap karyawan dan hal ini dibuktikan dengan hasil analisis regresi bertahap bahwa tidak terdapat hubungan yang