• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PERILAKU KEWARGAAN ORGANISASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI POLITEKNIK KOMPUTER NIAGA LPKIA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PERILAKU KEWARGAAN ORGANISASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI POLITEKNIK KOMPUTER NIAGA LPKIA BANDUNG."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

Rahayu S. Purnami , 2013

Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasional Terhadap Perilaku Kewargaan Organisasional PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL

TERHADAP PERILAKU KEWARGAAN ORGANISASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI

POLITEKNIK KOMPUTER NIAGA LPKIA BANDUNG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Manajemen Bisnis Program Studi Manajemen Bisnis

oleh

Rahayu S. Purnami 1103377

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Rahayu S. Purnami , 2013

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PERILAKU KEWARGAAN ORGANISASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI

POLITEKNIK KOMPUTER NIAGA LPKIA BANDUNG

Oleh

Rahayu S. Purnami

S.Si Universitas Padjadjaran, 2000

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Bisnis

Program Studi Manajemen Bisnis

© Rahayu S. Purnami 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Rahayu S. Purnami , 2013

Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasional Terhadap Perilaku Kewargaan Organisasional Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr. H Disman, M.Si

NIP. 195902091984121001

Pembimbing II

Dr. H. Syamsul Hadi Senen, MM

NIP.195509171980021001

Mengetahui,

(4)

Rahayu S. Purnami , 2013

Dr. Hj. Ratih Hurriyati, M.P

(5)

PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PERILAKU

KEWARGAAN ORGANISASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP

KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI POLITEKNIK KOMPUTER NIAGA

LPKIA BANDUNG” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri,

dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan

ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila

kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.”

Bandung, Juni 2013

Yang membuat pernyataan

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini disusun dan

diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar Magister Manajemen

Bisnis pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Tesis ini berjudul “Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional

terhadap Perilaku Kewargaan Organisasional dan Implikasinya terhadap Kinerja

Pegawai Administrasi Politeknik Komputer Niaga LPKIA Bandung.”

Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini masih terdapat kekurangan.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi perbaikan tesis ini di masa yang akan datang.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih banyak

kekurangan-kekurangan yang masih jauh dari kesempurnaan. Saran dan pemikiran

yang membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan tesis ini terutama

dalam kajian Manajemen Sumber Daya Manusia selanjutnya.

Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi banyak

pihak dan semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia kepada kita

semua.

Bandung, Juli 2013

Penulis

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan

segala rahmat dan anugrahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional terhadap Perilaku Kewargaan Organisasional dan Implikasinya terhadap Kinerja Pegawai

Administrasi Politeknik Komputer Niaga LPKIA Bandung.”

Pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini tidak terlepas dukungan dan

arahan dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan

terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. selaku Rektor Universitas

Pendidikan Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melanjutkan studi;

2. Bapak Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Si. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk melanjutkan studi pada Program Studi Magister Manajemen Bisnis

SPs Universitas Pendidikan Indonesia;

3. Ibu Dr. Hj. Ratih Hurriyati, M.P. selaku Ketua Prodi Magister Manajemen Bisnis

SPs Universitas Pendidikan Indonesia yang telah berkenan dan banyak

meluangkan waktu memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis selama

melanjutkan studi pada Program Studi Magister Manajemen Bisnis SPs

Universitas Pendidikan Indonesia;

4. Bapak Prof. Dr. H Disman, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan dorongan

kepada penulis, selama penulisan tesis ini.

5. Bapak Dr. H. Syamsul Hadi Senen, MM sebagai Dosen Pembimbing II yang

telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan

(8)

6. Bapak Drs Paulus Tamzil sebagai Direktur Politeknik Komputer Niaga LPKIA

yang telah memberikan izin dan dukungan kepada penulis selama penelitian dan

penulisan tesis.

7. Seluruh Dosen Program Studi Magister Manajemen Bisnis SPs Universitas

Pendidikan Indonesia yang telah banyak memberikan ilmu dan/atau pengetahuan

serta keterampilan yang mendukung;

8. Seluruh pimpinan Politeknik Komputer Niaga LPKIA yang telah memberikan

izin dan kemudahan dalam penyebaran angket dan pengumpulan data pendukung

penelitian.

9. Seluruh staf Politeknik Komputer Niaga LPKIA yang telah meluangkan waktu

untuk mengisi angket penelitian.

10.Ayahanda Bapak Marto Sardjono, kakak-kakak khususnya Mbak Sri Asih atas

doa, perhatian, kesabaran, dorongan dan nasihat yang telah diberikan kepada

penulis.

11.Ibu Litawaty Widjaya Tamzil dan Ibu Prof. Dr. Hj Sedarmayanti, M.Pd, APU

yang telah berkenan memberikan rekomendasi dan dukungan untuk melanjutkan

studi.

12.Sahabat-sahabat angkatan yang setia menemani dalam suka dan duka Rohayati,

Andi Kari, Heri Jumaedi, Riska Yuliana, Elly Setiadewi, Dian Siti Masitoh.

Darwadi dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah banyak

membantu penulis selama penyelesaian studi dan tesis ini.

13.Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Bandung, Juli 2013

(9)

ABSTRAK

Rahayu S. Purnami, 1103377, Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional terhadap Perilaku Kewargaan Organisasional Serta Implikasinya terhadap Kinerja Pegawai Administrasi Politeknik Komputer Niaga LPKIA Bandung, dibawah bimbingan Prof. Dr. H Disman, M.Si dan Dr.H. Syamsul Hadi Senen, MM.

Penelitian ini membahas mengenai Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional terhadap Perilaku Kewargaan Organisasional dan Implikasinya terhadap Kinerja Pegawai Administrasi Politeknik Komputer Niaga LPKIA (PKN-LPKIA) Bandung, yang bertujuan untuk menganalisis dan memperoleh gambaran empiris mengenai pengaruh tingkat kepuasan kerja pegawai terhadap perilaku kewargaan organisasional (OCB), pengaruh tingkat komitmen organisasional terhadap perilaku kewargaan organisasional (OCB), pengaruh tingkat kepuasan kerja pegawai terhadap kinerja, pengaruh tingkat komitmen organisasional terhadap kinerja, pengaruh tingkat perilaku kewargaan organisasional (OCB) terhadap kinerja.

PKN-LPKIA saat ini dituntut memenangkan persaingan karena peningkatan jumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta. Hal tersebut dapat tercapai bila para individu dalam organisasi bersedia untuk melakukan tugas yang tidak hanya tercantum dalam deskripsi pekerjaan mereka dan memperlihatkan perilaku “kewargaan yang baik”. Perilaku kewargaan organisasional (organizational citizenship behavior-OCB) adalah perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif.

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis metode penelitian eksplanatori atau explanatory research atau penelitian pengujian hipotesis. Data diperoleh melalui kuesioner, wawancara dan observasi di Politeknik Komputer Niaga LPKIA. Hasil pengumpulan data dengan sumber data primer, dengan sampel sebanyak 40 responden dan metode analisis yang digunakan adalah dengan analisis jalur menggunakan Partial Least Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh positif dari kepuasan kerja terhadap perilaku kewargaan organisasional, terdapat pengaruh positif dari komitmen organisasional terhadap perilaku kewargaan organisasional, tidak terdapat pengaruh positif dari kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai, tidak terdapat pengaruh positif dari komitmen organisasional terhadap kinerja pegawai, terdapat pengaruh positif dari perilaku kewargaan organisasional terhadap kinerja pegawai.

Kata Kunci :

(10)

ABSTRACT

Rahayu S. Purnami, 1103377, The Effect of Job Satisfaction and Organizational Commitment on Organizational Citizenship Behavior and Its Implications on Performance of LPKIA administration staff at Polytechnic of Computer & Commerce LPKIA Bandung, under the guidance of Prof. Dr. H Disman, M.Si dan Dr.H. Syamsul Hadi Senen, MM.

This study discusses the effect of Job Satisfaction and Organizational Commitment on Organizational Citizenship Behavior and Its Implications on performance of LPKIA administration staff at Polytechnic of Computer & Commerce (PKN-LPKIA) Bandung, which aims to analyze and obtain the empirical description of the influence level of employee satisfaction on organizational citizenship behavior-OCB, the influence of organizational commitment level on organizational citizenship behavior-OCB, the influence of employee satisfaction level on the performance, the influence of organizational commitment level to performance, the influence of organizational citizenship behavior-OCB level on the performance.

PKN-LPKIA currently is required to win the competition because of an increasing number of public and private universities.This can be achieved if the individuals in the organization are willing to perform tasks that are not only listed in their job descriptions and show the behavior of "good citizenship".Organizational citizenship behavior-OCB is a behavioral choice which is not only as a part of an employee's formal job requirement but also as a support to function effective organization.

This type of research is a kind of explanatory research methods called as explanatory research or research hypothesis testing.Data were obtained through questionnaires, interviews and observations at Polytechnic of Computer & Commerce LPKIA.Results of data collection with the primary data source, a sample of 40 respondents and methods of analysis used are the path analysis using Partial Least Square.

The results show that there is no positive effect of job satisfaction onorganizational citizenship behavior; there is a positive influence of organizational commitment onorganizational citizenship behavior; there is no positive effect of job satisfaction onemployee performance; there is no positive effect of organizational commitment on employee performance;there is a positive effect oforganizational citizenship behavior onemployee performance.

Keywords:

(11)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK……… ii

ABSTRACT……… iii

KATA PENGANTAR……….. iv

UCAPAN TERIMAKASIH……….. v

DAFTAR ISI………. vii

DAFTAR TABEL………. x

DAFTAR GAMBAR………...……. xiii

DAFTAR LAMPIRAN………. …… xiv

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1Latar Belakang………. … 1

1.2Identifikasi dan Perumusan Masalah……… 8

1.3Tujuan Penelitian……… 10

1.4Kegunaan Penelitian……… 10

1.4.1 Manfaat Teoritis……… 10

1.4.2 Manfaat Praktis………. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….. 12

2.1 Kepuasan Kerja……….. 12

2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja……….. 12

2.1.2 Dimensi Kepuasan Kerja……… 16

2.1.3 Cara Meningkatkan Kepuasan Kerja……… 18

2.1.4 Reaksi terhadap Ketidakpuasan ……….. 18

2.2 Komitmen Organisasional……… 19

2.2.1 Pengertian Komitmen Organisasional……….. 19

2.2.2 Hasil komitmen organisasional………. 20

2.2.3 Pedoman untuk meningkatkan Komitmen Organisasional….. 20

2.3 Perilaku Kewargaan Organisasional (Organizational Citizenship Behavior - OCB)……… 21

(12)

(Organizational Citizenship Behavior-OCB)………... 21

2.3.2 Aspek-aspek Perilaku Kewargaan Organisasional (OCB)……… 22

2.3.3 Manfaat dari Perilaku Kewargaan Organisasional (OCB)……… 22

2.4 Kinerja Pegawai………. 25

2.4.1 Pengertian Kinerja………. 25

2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja……… 26

2.4.3 Penilaian Kinerja ……… 27

2.4.4 Tujuan Penilaian Kinerja ……….. 27

2.4.5 Kriteria Penilaian Kinerja yang Utama ………. 28

2.5 Perbandingan Tesis dengan Penelitian Sebelumnya……….. 29

2.6 Kerangka Pemikiran……….. 32

2.7 Hipotesis……….. 39

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN……….. 41

3.1 Lokasi dan Obyek Penelitian……… 41

3.2 Metode Penelitian ………. 41

3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian ……… 42

3.4 Sumber Data Penelitian………. 45

3.5 Teknik Pengumpulan Data………. 46

3.6 Populasi dan Sampel……….. 46

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen……… 47

3.8 Pengujian Hipotesis……….. 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. 63

4.1 Gambaran Umum Politeknik Komputer Niaga LPKIA Bandung………. 63

4.1.1. Visi, Misi dan Nilai Organisasi ……… 70

4.1.2 Program Studi di Politeknik Komputer Niaga LPKIA………… 70

(13)

4.2.1. Karakteristik Responden……… 73

4.2.1.1. Jenis Kelamin……….….. 73

4.2.1.2 Umur……….. 73

4.2.1.3 Masa Kerja……….... 74

4.2.1.4 Pendidikan………. 74

4.2.1.5 Unit Kerja ………. 75

4.2.2. Analisis Statistik Deskriptif Kepuasan Kerja (X1)……… 76

4.2.3. Analisis Statistik Deskriptif Komitmen Organisasional (X2)……… 84

4.2.4. Analisis Statistik Deskriptif Perilaku Kewargaan Organisasional (X3)……… 89

4.2.5. Analisis Statistik Deskriptif Kinerja (Y)……….. 95

4.2.6. Evaluasi Model Pengukuran………. 100

4.2.6.1 Convergent Validity……… 100

4.2.6.2 Discriminant Validity………. 102

4.2.7.Evaluasi Model Struktural... 103

4.2.8 Pembahasan……… 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..... 116

5.1. Kesimpulan………... ……..116

5.2. Saran ………. ……..117

DAFTAR PUSTAKA………... ……..119

(14)

DAFTAR TABEL

1.1 Jumlah Mahasiswa Politeknik Komputer Niaga LPKIA………. 2

1.2 Turnover Pegawai Administrasi Politeknik Komputer Niaga LPKIA……… 3

2.1 Perbandingan Tesis dengan Penelitian Sebelumnya………... 29

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian……… 42

3.2 Jumlah Pegawai Administrasi PKN LPKIA……… 47

3.3 Hasil pengujian validitas Variabel Kepuasan Kerja……… 49

3.4 Hasil pengujian validitas Variabel Komitmen Organisasional………. 50

3.5 Hasil pengujian validitas Variabel Perilaku Kewargaan Organisasional…….. 51

3.6 Hasil pengujian validitas Variabel Kinerja Pegawai………. 52

3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas……… 52

4.1 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……… 73

4.2 Sebaran Responden Berdasarkan Umur………. 73

4.3 Sebaran Responden berdasarkan Masa Kerja……… 74

4.4 Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan………... 74

4.5 Sebaran Responden Berdasarkan Unit Kerja……….. 75

4.6 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Pekerjaan itu Sendiri (Work It Self)……… 76

4.7 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Kualitas Supervisi (Quality of Supervision)……… 77

4.8 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Hubungan dengan rekan Kerja (Relationships with co-workers)……… 79

4.9 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Kesempatan Promosi (Promotion opportunities)……….. 79

4.10 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Gaji/Upah (Pay)……… 81

4.11 Rata-Rata Pembobotan Variabel Kepuasan Kerja………... 82

4.12 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Variabel Kepuasan Kerja………. 83

(15)

(Affective Commitment)………. 84

4.14 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Komitmen

Keberlanjutan (Continuance Commitment)……….... 85

4.15 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Komitmen Normatif

(Normative Commitment)……….. 86

4.16 Rata-Rata Pembobotan Variabel Komitmen Organisasional……… 87

4.17 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap

Variabel Komitmen Organisasional……….. 88

4.18 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Altruisme

(Altruism)………. 89

4.19 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Kesungguhan

(Conscentiousness)……… 90

4.20 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Sportivitas

(Sportmanship)……….. 90

4.21 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Warga yang aktif

(Civic Virtue)………..… 91

4.22 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Kebaikan

(Courtesy)……… 92

4.23 Rata-Rata Pembobotan Variabel Perilaku Kewargaan Organisasional .…… 92

4.24 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap

Variabel Perilaku Kewargaan Organisasional………. 94

4.25 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Kualitas

(Quality)……… 95

4.26 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Jumlah

(Quantity)……….... ………. 96

4.27 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Batasan Waktu

(Timelines)………. 96

4.28 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Efektivitas Sumber Daya

(16)

4.29 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Kebutuhan pengawasan

(Need of supervision)……… 97

4.30 Gambaran Penilaian Responden terhadap Dimensi Hubungan dengan orang lain (Interpersonal Impact/contextual performance)……… 97

4.31 Rata-Rata Pembobotan Variabel Kinerja……… 98

4.32 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Variabel Kinerja Pegawai……… 99

4.33 Composite Reliability (CR)... 101

4.34 Average Variance Extracted (AVE)... 101

4.35 Nilai AVE dan Akar AVE ………. 102

4.36 Nilai Korelasi antar Konstruk ……… 103

4.37 Nilai Signifikansi (t-statistik ) dan R-square………... 105

(17)

DAFTAR GAMBAR 2.1 Pendekatan social learning pada perilaku organisasi

(Luthans, 2002)……… 33

2.2 Kerangka pemikiran yang diadaptasi dari kerangka konseptual perilaku organisasi (Luthans, 2002)……… 38

2.3 Hubungan Antara Variabel Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Terhadap Perilaku Kewargaan Organisasional Pegawai PKN –LPKIA……….. 39

3.1 Langkah Analisis PLS……….. 56

3.2 Model Penelitian……… 57

4.6 Tahap-tahap Karier ………... 80

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner yang dibagikan kepada para responden……… 123

2. Hasil tabulasi data kuesioner……….. 131

3. Hasil Pengukuran Convergent Validity... 140

4. Hasil Pengukuran Discriminant Validity……….. 144

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Peningkatan jumlah perguruan tinggi swasta menuntut masing-masing

institusi perguruan tinggi swasta termasuk Politeknik Komputer Niaga LPKIA (PKN

LPKIA) untuk menetapkan strategi yang jitu agar dapat memenangkan persaingan.

Sesuai dengan visinya untuk menghasilkan lulusan yang mudah bekerja, berkualitas

dan biaya yang terjangkau, strategi yang dilakukan PKN LPKIA untuk memenangkan

persaingan tersebut di antaranya memberikan keseimbangan materi pembelajaran

antara hardskills dan softskills. Strategi yang lain adalah penyediaan Bursa Tenaga

Kerja yang bekerja sama dengan berbagai perusahaan, penyelenggaraan career day,

penerbitan buletin tenaga kerja, seminar road to success, table manner yang sekaligus

mengundang perusahaan yang membutuhkan alumni. Hal lain yang dilaksanakan

adalah proses belajar mengajar yang tidak diperkenankan adanya kelas bubar,

penegakan disiplin kehadiran dosen dan mahasiswa, layanan administrasi yang

terintegrasi, pelaporan secara berkala kemajuan mahasiswa baik absensi maupun

nilai, serta pertemuan dengan orangtua mahasiswa secara rutin.

Strategi-strategi tersebut telah mengantarkan lebih dari setengah lulusan telah

bekerja dalam kurun waktu 3 bulan setelah mereka dinyatakan lulus. Usaha PKN

LPKIA dalam menjembatani para lulusan dengan dunia kerja mengantarkan pada

penghargaan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat sebagai

Bursa Tenaga Kerja Terbaik Jawa Barat sebanyak 5 kali dan penghargaan Gubernur

Jawa Barat sebagai Perguruan Tinggi Terbaik di Jawa Barat dalam Penciptaan

Lapangan Kerja. Selain itu PKN LPKIA berada pada peringkat kelima untuk

katagori Perguruan Tinggi Swasta berdasarkan survei yang dilaksanakan oleh

Majalah MIX (Kelompok media SWA) pada edisi 06/IX/Juni 2012, di bawah

(20)

2

Universitas Gunadarma. Survei tersebut menggunakan sembilan variabel persepsi

yang diukur dari perguruan tinggi yang ditanyakan kepada responden, yaitu: reputasi,

kualitas lulusan, kesesuaian antara biaya dengan nilai/manfaat yang diperoleh,

kesetaraannya dengan perguruan tinggi berkualitas di luar negeri, lokasi kampus,

fasilitas pendidikan, kontribusi sosial bagi lingkungan sekitar (CSR), prestasi dan

pencapaian-pencapaian yang sudah diraih, serta rekomendasi.

Namun demikian, dengan semakin meningkatnya jumlah perguruan tinggi

swasta dan penerapan strategi yang juga diterapkan oleh institusi yang lain

mengakibatkan tingkat persaingan menjadi semakin tajam. Hal itupun berimbas

kepada PKN LPKIA yang terlihat dari penurunan jumlah mahasiswa terutama di

lima tahun terakhir seperti yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa Politeknik Komputer Niaga LPKIA

Tahun ajaran

Jumlah Mahasiswa

Politeknik (seluruh tingkat)

Prosentase kenaikan/penurunan

dibandingkan tahun sebelumnya 2008/2009 4.128

2009/2010 3.551 (13,97%)

2010/2011 3.577 0,73%

2011/2012 3.209 (10,29%)

2012/2013 2.367 (28,04%)

Sumber : Biro Administrasi Akademik Politeknik Komputer Niaga LPKIA

Apabila hal ini dibiarkan dikhawatirkan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup

institusi. Oleh karena itu institusi harus mengembangkan daya kreativitas dan inovasi

pada organisasinya untuk dapat bertahan dan berkembang serta mampu

menyelenggarakan layanan pendidikan yang semakin berkualitas sehingga mampu

memenangkan persaingan dan hati para pelanggan dalam hal ini mahasiswa, orang

(21)

3

Perubahan eksternal semestinya juga diikuti oleh perubahan internal

organisasi, agar dapat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sumber daya manusia

yang berkualitas dan mampu melaksanakan hal lebih dari yang biasanya merupakan

faktor terpenting dalam memenangkan persaingan. Partisipasi dari semua karyawan

akan tercapai bila terdapat kemauan dari masing-masing individu karyawan.

Kemampuan tanpa didukung dengan kemauan, tidak akan menghasilkan apapun.

Namun, berdasarkan data yang diperoleh dari sekretariat sumber daya Politeknik

Komputer Niaga LPKIA terlihat tingkat perputaran pegawai setiap tahunnya relatif

tinggi seperti terlihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Turnover Pegawai Administrasi Politeknik Komputer Niaga LPKIA

2009 2010 2011 2012

Jumlah pegawai 48 51 48 50

Jumlah pegawai yang mengundurkan diri 6 3 5 6

Jumlah pegawai di akhir tahun 42 48 43 44

Sumber : Sekretariat Sumber Daya Politeknik Komputer Niaga LPKIA

Kemauan karyawan untuk berpartisipasi dalam organisasi, biasanya

tergantung pada tujuannya bergabung dengan organisasi. Selain itu kemauan

karyawan untuk memberikan sumbangan kepada tempat kerjanya sangat dipengaruhi

oleh kemampuan organisasi dalam memenuhi tujuan dan harapan-harapan

karyawannya. Sehingga dibutuhkan sinergi seluruh pihak di organisasi untuk bekerja

sama dan menemukan strategi-strategi kreatif. Hal tersebut dapat tercapai bila para

individu dalam organisasi bersedia untuk melakukan tugas yang tidak hanya

tercantum dalam deskripsi pekerjaan mereka dan memperlihatkan perilaku “kewargaan yang baik”. Perilaku kewargaan organisasional (organizational citizenship behavior-OCB) adalah perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari

kewajiban kerja formal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya

organisasi tersebut secara efektif. Seperti membantu individu lain dalam tim,

(22)

4

perlu, menghormati semangat dan isi peraturan, serta dengan besar hati menoleransi

kerugian dan gangguan terkait pekerjaan yang kadang terjadi (Robbins, 2008:40).

OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan perilaku

karyawan sehingga dia dapat disebut sebagai “anggota yang baik” (Sloat, 1999).

Perilaku ini cenderung melihat seseorang (karyawan) sebagai makhluk sosial

(menjadi anggota organisasi), dibandingkan sebagai makhluk individual yang

mementingkan diri sendiri. Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai

kemampuan untuk memiliki empati kepada orang lain dan lingkungannya dan

menyelaraskan nilai-nilai yang dianutnya dengan nilai-nilai yang dimiliki

lingkungannya untuk menjaga dan meningkatkan interaksi sosial yang lebih baik.

Terlebih lagi, untuk melakukan segala sesuatu yang baik manusia tidak selalu

digerakkan oleh hal-hal yang menguntungkan dirinya, misalnya seseorang mau

membantu orang lain jika ada imbalan tertentu. Jika karyawan dalam organisasi

memiliki OCB, maka usaha untuk mengendalikan karyawan menurun, karena

karyawan dapat mengendalikan perilakunya sendiri atau mampu memilih perilaku

terbaik untuk kepentingan organisasinya. Menurut Cohen dan Vigoda (2000)

semakin banyak anggota organisasi menunjukkan OCB maka organisasi akan

semakin efektif beroperasi dan semakin sukses untuk meraih tujuan-tujuannya dan

menyelesaikan tantangan-tantangannya (Shragay, 2011).

Aspek-aspek dalam OCB menurut Organ (1988) meliputi altruism yaitu

perilaku membantu orang lain yang mengalami kesulitan dalam bekerja,

conscentiousness yaitu kesungguhan mengerjakan di atas standar minimal yang

ditetapkan, sportmanship yaitu menahan diri dari aktivitas-aktivitas mengeluh dan

mengumpat terhadap ketidaknyamanan, courtesy yaitu aktif mengumpulkan

informasi yang dapat membantu orang lain terhindar dari masalah, civic virtue yaitu

partisipasi aktif karyawan dalam kehidupan organisasi (Podsakoff, 2000).

Organ dan Ryan (1995) menyatakan bahwa kepuasan pegawai, komitmen

(23)

5

menjadi faktor-faktor penentu OCB (Podsakoff et al, 2000). Kepuasan kerja

seharusnya menjadi faktor penentu utama dari perilaku kewargaan organisasional

(OCB) seorang karyawan. Karyawan yang puas tampaknya cenderung berbicara

secara positif tentang organisasi, membantu individu lain, dan melewati harapan

normal dalam pekerjaan mereka. Selain itu, karyawan yang puas mungkin lebih

mudah berbuat lebih dalam pekerjaan karena mereka ingin merespons pengalaman

positif mereka (Robbins, 2008:113). Dimensi motivasi, kepuasan kerja, dan

komitmen organisasional secara jelas berhubungan dengan OCB (Luthans,

2006:251).

Kepuasan kerja merupakan derajat atau tingkatan perasaan positif maupun

negatif seorang individu terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan sikap

atau respon emosional terhadap tugas seseorang sebagaimana kondisi fisik dan sosial

di tempat kerja. Pengukuran kepuasan kerja menurut Job Descriptive Index terdiri

dari (1) the work itself (pekerjaan itu sendiri), (2) quality of supervision (kualitas

supervise), (3) relationships with co-workers (hubungan dengan rekan kerja), (4)

promotion opportunities (kesempatan promosi), (5) pay (gaji). Pentingnya kepuasan

kerja dapat ditunjukkan pada konteks dari dua keputusan yang diambil mengenai

pekerjaannya. Keputusan yang pertama adalah keputusan untuk menjadi bagian baik

bergabung maupun tetap menjadi bagian dari organisasi. Keputusan ini menekankan

pada kehadiran dan lamanya bergabung, oleh karena itu kepuasan kerja dapat

mempengaruhi tingkat absensi atau pengabaian seseorang untuk berangkat kerja.

Kepuasan kerja juga berpengaruh pada turnover atau keputusan seseorang untuk

berhenti bekerja. Keputusan yang kedua adalah keputusan untuk menampilkan

artinya bekerja sungguh-sungguh untuk mencapai hasil kerja pada level yang tinggi

(Schermerhorn, 2005:143).

Komitmen organisasional merupakan tingkat sampai mana seorang karyawan

memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk

(24)

6

Pengertian yang lain mengenai komitmen organisasional adalah keinginan kuat untuk

tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai

keinginan organisasi, keyakinan tertentu dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.

Dengan kata lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada

organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota organisasi mengekspresikan

perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang

berkelanjutan. Dikarenakan komitmen organisasional bersifat multidimensi, maka

terdapat perkembangan dukungan untuk tiga model komponen yang diajukan oleh

Mayer dan Allen. Ketiga dimensi tersebut adalah:

1. Komitmen afektif (affective commitment) adalah keterikatan emosional

karyawan, identifikasi, dan keterlibatan dalam organisasi.

2. Komitmen keberlanjutan (continuance commitment) adalah komitmen

berdasarkan kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari

organisasi. Hal ini mungkin karena kehilangan senioritas atas promosi atau

benefit.

3. Komitmen normatif (normative commitment) adalah perasaan wajib untuk

tetap berada dalam organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut

merupakan hal benar yang harus dilakukan ( Luthans 2006:249).

Kelangsungan hidup suatu perusahaan salah satunya tergantung pada kinerja

karyawan dalam menyelesaikan tugasnya. Kinerja merupakan perilaku nyata yang

ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai

dengan perannya dalam perusahaan. Pencapaian tujuan perusahaan menjadi kurang

efektif bila banyak karyawan yang tidak berprestasi. Dan hal ini akan menimbulkan

pemborosan bagi perusahaan. Oleh karena itu kinerja karyawan harus benar-benar

diperhatikan.

Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

(25)

7

tanggungjawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun

etika (Sedarmayanti, 2007:260). Sedangkan Bernardin menyatakan „performance is

defined as the record of outcomes produced on a specific job function or activity

during a specific time period (kinerja didefinisikan sebagai catatan mengenai

outcome yang dihasilkan dari suatu fungsi kerja atau aktivitas tertentu, selama kurun

waktu tertentu) (Bernardin, 2010:222).

Kriteria penilaian kinerja yang utama terdiri dari quality yaitu sebuah

tingkatan yang menunjukkan bahwa proses atau hasil dari suatu aktivitas mendekati

kesempurnaan, yang berkenaan baik kesesuaian terhadap cara yang ideal dalam

melaksanakan suatu aktivitas atau tercapainya tujuan aktivitas yang diharapkan.

Quantity yaitu jumlah yang dihasilkan, yang dinyatakan dalam satuan mata uang,

jumlah unit, atau jumlah dari siklus aktivitas yang diselesaikan. Timelines yaitu

sebuah tingkatan yang menunjukkan bahwa suatu aktivitas atau hasil produksi dapat

diselesaikan dengan waktu tercepat dari yang ditargetkan dari sudut pandang baik

ketika dihubungkan dengan hasil kerja yang lain maupun memaksimalkan waktu

yang tersedia untuk aktivitas yang lain. Cost-effectiveness yaitu sebuah tingkatan

yang menunjukkan penggunaan sumber daya yang dimiliki organisasi (seperti

manusia, keuangan, teknologi, material) dimaksimalkan dalam rangka mencapai

keuntungan yang tertinggi atau mengurangi kerugian dari masing-masing unit atau

contoh penggunaan sumber daya. Need for supervision yaitu sebuah tingkatan yang

menunjukkan bahwa pekerja dapat menyelesaikan fungsi tugasnya tanpa harus

memerlukan bantuan pengawasan atau memerlukan intervensi atasan untuk

mencegah hasil yang tidak sesuai. Interpersonal impact/contextual performance

yaitu sebuah tingkatan yang menunjukkan pekerja mengembangkan penghargaan

terhadap diri (self esteem), niat baik dan kerjasama dengan sesama rekan kerja dan

(26)

8

Kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu: kemampuan, keinginan,

dan lingkungan. Agar mempunyai kinerja yang baik, harus disertai dengan keinginan

yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya. Tanpa mengetahui

ketiga faktor tersebut kinerja yang baik tidak akan tercapai. Dengan kata lain, kinerja

individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan

(Rivai, 2011:547).

Sehubungan dengan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih

lanjut pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Pegawai

Politeknik Komputer Niaga LPKIA terhadap Perilaku Kewargaan Organisasional (OCB) dan implikasinya terhadap Kinerja Pegawai Administrasi.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Tantangan perusahaan menghadapi perubahan yang sangat cepat

membutuhkan dukungan dari seluruh individu didalamnya agar keberlangsungan

perusahaan dapat terjaga. Luthans yang mengadopsi konsep Social Cognitive Theory

yang disampaikan Albert Bandura menyatakan bahwa SCT merupakan sebuah dasar

dan terdiri dari interaksi timbal balik antara lingkungan dan konteks organisasi;

proses kognisi (persepsi dan atribusi, kepribadian dan sikap, motivasi kebutuhan dan

proses, optimisme, kecerdasan emosional dan self efficacy); dan yang tidak kalah

penting perilaku organisasi itu sendiri, yang dihasilkan dan sebagai hasil dari

lingkungan/konteks organisasi dan proses kognisi. Dan pada akhirnya, pada level

aplikasi merupakan representasi dari aturan yang membentuk dan mengarah kepada

kinerja yang tinggi yang berperan pada kerangka konseptual perilaku organisasi

(Luthans, 2002:26).

Sesuai dengan kerangka konseptual perilaku organisasi yang disampaikan

Luthans, sikap kerja yang merupakan bagian dari proses kognisi yang saling

(27)

9

pada pencapaian kinerja yang tinggi (Luthans, 2002:29). Seseorang bisa memiliki

ribuan sikap, tetapi perilaku organisasi memfokuskan perhatian pada jumlah yang

sangat terbatas mengenai sikap yang berkaitan dengan kerja. Sikap kerja berisi

evaluasi positif atau negatif yang dimiliki oleh karyawan tentang aspek-aspek

lingkungan kerja mereka. Sebagian besar penelitian dalam perilaku organisasi

berhubungan dengan kepuasan kerja, komitmen organisasional dan keterlibatan kerja

(Robbins, 2008:99).

Menurut Cohen dan Vigoda (2000) semakin banyak anggota organisasi

menunjukkan OCB maka organisasi akan semakin efektif beroperasi dan semakin

sukses untuk meraih tujuan-tujuannya dan menyelesaikan tantangan-tantangannya

(Shragay, 2011). Aspek-aspek dalam OCB menurut Organ (1988) meliputi altruism

yaitu perilaku membantu orang lain yang mengalami kesulitan dalam bekerja,

conscentiousness yaitu kesungguhan mengerjakan di atas standar minimal yang

ditetapkan, sportmanship yaitu menahan diri dari aktivitas-aktivitas mengeluh dan

mengumpat terhadap ketidaknyamanan, courtesy yaitu aktif mengumpulkan

informasi yang dapat membantu orang lain terhindar dari masalah, civic virtue yaitu

partisipasi aktif karyawan dalam kehidupan organisasi (Podsakoff, 2000).

Penelitian-penelitian empiris telah berfokus pada empat katagori variabel

bebas yaitu karakteristik individual, karakteristik tugas, karakteristik organisasi dan

perilaku kepemimpinan. Karakteristik individual diantaranya adalah sikap kerja

yang meliputi kepuasan kerja, keadilan, komitmen organisasional, kepercayaan

terhadap pemimpin (Podsakoff et al, 2000).

Inti kajian penelitian ini adalah perilaku kewargaan organisasional

(organizational citinzenship behavior-OCB). Penelitian ini akan mengkaji tentang

pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasional terhadap perilaku kewargaan

(28)

10

Berdasarkan uraian di atas, secara lebih rinci pokok masalah di atas dapat

dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan berikut ini :

1. Adakah pengaruh tingkat kepuasan kerja terhadap perilaku kewargaan

organisasional (OCB) pegawai administrasi Politeknik Komputer Niaga

LPKIA?

2. Adakah pengaruh tingkat komitmen organisasional terhadap perilaku

kewargaan organisasional (OCB) pegawai administrasi Politeknik Komputer

Niaga LPKIA?

3. Adakah pengaruh tingkat kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai

administrasi Politeknik Komputer Niaga LPKIA?

4. Adakah pengaruh tingkat komitmen organisasional terhadap kinerja pegawai

administrasi Politeknik Komputer Niaga LPKIA?

5. Adakah pengaruh tingkat perilaku kewargaan organisasional (OCB) terhadap

kinerja pegawai adminitrasi Politeknik Komputer Niaga LPKIA?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

dan memperoleh gambaran empiris mengenai hal-hal sebagai berikut :

1. Pengaruh tingkat kepuasan kerja terhadap perilaku kewargaan organisasional

(OCB) pegawai administrasi Politeknik Komputer Niaga LPKIA.

2. Pengaruh tingkat komitmen organisasional terhadap perilaku kewargaan

organisasional (OCB) pegawai administrasi Politeknik Komputer Niaga

LPKIA.

3. Pengaruh tingkat kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai administrasi

Politeknik Komputer Niaga LPKIA.

4. Pengaruh tingkat komitmen organisasional terhadap kinerja pegawai

(29)

11

5. Pengaruh tingkat perilaku kewargaan organisasional (OCB) terhadap kinerja

pegawai administrasi Politeknik Komputer Niaga LPKIA.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Kegunaan teoritis dari hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi

ilmu manajemen sumber daya manusia, dan teori organisasi khususnya berkaitan

dengan perilaku individu dalam organisasi. Temuan-temuan ini dapat dijadikan

bahan pengembangan teoritik, atau dijadikan bahan kajian untuk mengkaji berbagai

teori yang selama ini telah terakumulasi, sehingga dapat melahirkan kembali temuan

ilmiah yang lebih produktif.

1.4.2 Manfaat Praktis

Kegunaan praktis bagi institusi, hasil penelitian ini berguna sebagai bahan

informasi untuk dapat memahami sifat-sifat yang berkaitan dengan kepuasan kerja

dan komitmen organisasional yang mempengaruhi perilaku kewargaan organisasional

(OCB) para pegawai serta implikasinya terhadap kinerja para pegawai. Bagi para

pegawai, hasil penelitian ini merupakan sumbangan untuk penyelarasan perilaku

kewargaan organisasional. Sedangkan bagi para pengambil keputusan, dapat

dijadikan bahan masukan dalam penyelarasan perilaku kewargaan organisasional para

(30)

41

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Obyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan terhadap pegawai administrasi pada Politeknik

Komputer Niaga LPKIA yang berlokasi di Jl Soekarno Hatta No. 456 Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan

penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau

penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh

indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang

digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu

menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. (Sugiyono, 2012:2)

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara

random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

(Sugiyono, 2012:13)

Metode penelitian dalam penelitian ini termasuk dalam jenis metode

penelitian eksplanatori atau explanatory research atau penelitian pengujian hipotesis.

Penelitian eksplanatori dimaksudkan untuk menguji hubungan kausal (sebab-akibat)

antar variabel (Sugiama, 2008:38).

Penelitian eksplanatori merupakan penelitian yang berusaha untuk

(31)

42

dua fenomena. Penelitian ini dilakukan untuk mencari jawaban „why‟ dan „how‟.

Umumnya penelitian ini di dasarkan pada teori yang dipakai sebagai kriteria untuk

mencari jawaban tersebut. Melalui penelitian eksplanatori ini dapat diketahui

bagaimana korelasi antara dua atau lebih variabel baik pola, arah, sifat, bentuk,

maupun kekuatan hubungannya. Penelitian korelasional ini dimulai dengan pertanyaan implisit atau eksplisit: “Adakah hubungan antara X dan Y?” Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini hanya dapat diperoleh melalui penelitian penjelasan atau

korelasional.

.

3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel digunakan untuk menghindari adanya kesalahan

dalam penafsiran, terutama dalam mengartikan variabel yang ada dalam penelitian

ini. Definisi variabel dapat dijadikan sebagai landasan berfikir bagi penulis untuk

[image:31.612.106.545.126.701.2]

menguraikan atau menjelaskan permasalahan yang akan diungkapkan.

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR NO

ITEM SKALA Kepuasan Kerja merupakan derajat atau tingkatan perasaan positif maupun negatif seorang individu terhadap pekerjaannya. (Schermerhorn, 2005:143). Pekerjaan itu sendiri (work it self)

Tugas yang menarik 1, 2, 3 Ordinal Kesempatan untuk

belajar

4, 5 Ordinal

Kesempatan untuk menerima tanggung jawab

6 Ordinal

Kualitas supervisi (quality of supervision) Kemampuan memberikan bantuan teknis

7, 8, 9 Ordinal

Kemampuan memberikan dukungan sosial 10, 11, 12, 13 Ordinal Hubungan dengan rekan Kecakapan teknis rekan kerja

(32)

43 kerja (relationships with co-workers) Dukungan rekan kerja

16 Ordinal

Kesempatan promosi (promotion opportunities) Kesempatan untuk maju dalam organisasi

17, 18 Ordinal

Gaji/upah (Pay) Jumlah gaji yang diterima

19, 20 Ordinal

Keadilan dalam pemberian gaji

21 Ordinal

Komitmen Organisasional: keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, keyakinan tertentu dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi . (Luthans, 2006) Komitmen afektif (Affective Commitment) Keterikatan emosional terhadap organisasi

22, 23 Ordinal

Keberpihakan terhadap organisasi

24, 25 Ordinal

Keterlibatan dalam organisasi

26 Ordinal

Komitmen keberlanjutan (Continuance Commitment)

Kerugian bila keluar 27, 28 Ordinal

Komitmen normatif ( Normative Commitment

Wajib berada di organisasi karena alasan moral dan etis

29, 30 Ordinal

Perilaku Kewargaan Organisasional – OCB : perilaku individu yang mempunyai kebebasan untuk memilih, yang secara tidak

langsung atau secara

Altruisme (Altruism)

Membantu orang lain yang mengalami kesulitan dalam bekerja 31, 32, 33, 34, 35 Ordinal Kesungguhan (Conscentiousne ss)

Mengerjakan di atas standar minimal yang ditetapkan 36, 37, 38, 39, 40 Ordinal Sportivitas (Sportmanship)

Menahan diri dari mengeluh terhadap ketidaknyamanan

(33)

44

eksplisit diakui oleh sistim reward, dan memberi kontribusi pada keefektifan dan keefisienan fungsi organisasi. (Organ, 1988 dalam

Podsakoff, 2000)

Menahan diri dari mengumpat terhadap ketidaknyamanan

43 Ordinal

Warga yang aktif (Civic Virtue) Partisipasi aktif karyawan dalam kehidupan organisasi 44, 45, 46, 47, 48, 49 Ordinal Kebaikan (Courtesy) Aktif mengumpulkan informasi yang dapat membantu orang lain terhindar dari

masalah.

50, 51 Ordinal

Kinerja pegawai: catatan mengenai outcome yang dihasilkan dari suatu fungsi kerja atau aktivitas tertentu, selama kurun waktu tertentu (Bernardin, 2010).

Kualitas (Quality)

Ketepatan hasil kerja sesuai dengan

prosedur kerja yang ditetapkan

52 Ordinal

Kualitas hasil kerja sesuai dengan standar yang ditetapkan.

53 Ordinal

Jumlah (Quantity)

Jumlah hasil pekerjaan atau aktivitas yang telah diselesaikan.

54 Ordinal

Batasan waktu (Timelines )

Ketepatan

penyelesaian tugas sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan.

55 Ordinal

Efektivitas sumber daya

(Cost-effectiveness)

Menggunakan sumber daya dan fasilitas yang ada dengan baik dalam bekerja

56 Ordinal

Kreativitas mencari sumber daya

alternatif

57 Ordinal

Kebutuhan pengawasan (Need for supervision) Dapat bekerja mandiri tanpa bantuan atau keterlibatan atasan

(34)

45

Dapat bekerja mandiri tanpa pengawasan atasan

59 Ordinal

Hubungan dengan orang lain

(Interpersonal impact

/contextual performance)

Kemampuan

bekerjasama dengan baik dengan

karyawan lain saat bekerja

60 Ordinal

Kesediaan

mengerjakan tugas diluar yang menjadi tanggung jawabnya.

61 Ordinal

3.4 Sumber Data Penelitian

Yang dimaksud sumber data penelitian adalah sumber-sumber data yang

diperlukan untuk penelitian tersebut diperoleh baik secara langsung berhubungan

dengan objek penelitian maupun tidak langsung. Oleh karena itu, untuk menjaga

kevalidan dari data yang diperoleh, maka penulis akan menggunakan sumber data

yang meliputi sumber-sumber berikut ini :

1. Sumber Primer

Sumber data primer merupakan sumber data dimana data tersebut diperoleh

secara langsung dari lapangan melalui penyebaran angket.

2. Sumber Sekunder

Sumber-sumber sekunder dalam penelitian ini diambil dari sumber-sumber

yang lain, yaitu laporan ilmiah, data dan dokumen-dokumen perusahaan yang

(35)

46

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan angket berupa kuesioner. Skala penilaian yang digunakan yaitu skala

Likert yang dirancang untuk mengukur sikap. Skala ini menguji apakah responden

Sangat Tidak Setuju yang diwakili dengan angka 1, Tidak Setuju yang diwakili angka

2, Ragu-ragu yang diwakili angka 3, Setuju yang diwakili angka 4 dan Sangat Setuju

yang diwakili angka 5.

Sebelum angket digunakan dalam mengumpulkan data yang sebenarnya,

dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas angket guna mengetahui

kekurangan-kekurangan pada item angket, berkaitan dengan redaksi, alternatif jawaban maupun

maksud yang terkandung dalam pernyataan item angket tersebut.

Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung dan pencatatan terhadap

objek yang diteliti. Data tersebut berupa pendapat para pegawai mengenai kepuasan

kerja, komitmen organisasional, perilaku kewargaan organisasional dan kinerja

pegawai.

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,

tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar

jumlah yang ada pada obyek / subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu. Sedangkan

sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

(36)

47

populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari

sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel

yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono,

2012:115).

Responden dalam penelitian ini adalah pegawai administrasi Politeknik

Komputer Niaga LPKIA. Dikarenakan jumlah responden kurang dari 100 orang,

maka penelitian ini menggunakan total sampling dengan meneliti keseluruhan staf

PKN LPKIA. Populasi penelitian ini adalah staf operasional PKN LPKIA yang yang

berjumlah 40 orang. Dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Administrasi PKN LPKIA

Unit Kerja Jumlah

Prodi Komputerisasi Administrasi Akuntansi 4 Prodi komputerisasi Administrasi Bisnis 5

Prodi Manajemen Informatika 8

Biro Administrasi Akademik 9

Biro Administrasi Umum 4

Biro Administrasi Sumber Daya 2

Satuan Penjaminan Mutu -

Sistem Informasi Manajemen 4

Bagian Umum 4

Jumlah 40

Sumber: Data kepegawaian PKN LPKIA

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Suatu angket dikatakan valid (sah) apabila pertanyaan-pertanyaannya mampu

mengungkap sesuatu yang ingin diukur dalam penelitian tersebut. Apabila alat ukur

(37)

48

karena akan menghasilkan data yang tidak diharapkan sehingga membuat analisis dan

penyimpulan menyimpang.

Sedangkan pertanyaan dalam angket dikategorikan reliabel (andal), jika alat

ukur yang digunakan dapat mengukur secara konsisten atau stabil meskipun

pertanyaan tersebut diajukan dalam waktu berbeda-beda.

Langkah-langkah pengujian validitas dan reliabilitas yaitu sebagai berikut:

1) Menguji cobakan skala pengukuran pada sejumlah responden.

2) Menyiapkan tabel tabulasi data

3) Menghitung korelasi dengan korelasi product moment antar skor

masing-masing butir dengan skor total variabel untuk uji validitas dan

menginterpretasikan hasilnya.

Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut:

ri = n∑Xi Yi–(∑Xi) (∑Yi) / √(n∑Xi2–(∑Xi)2) (n ∑Yi2 - (∑Yi)2)

4) Menghitung nilai Alpha untuk uji reliabilitas dan menginterpretasikan

hasilnya. (Sugiama, 2008:197)

Rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach:

Ri = (k/(k-1)) (1- ∑Si2/St2)

Hasil pengujian validitas apabila koefisien validitas > 0.361 maka dapat

(38)
[image:38.612.119.526.197.693.2]

49

Tabel 3.3 Hasil pengujian validitas Variabel Kepuasan Kerja

Variabel Pertanyaan Koefisien Validitas

Titik

Kritis Keterangan

X1

(KEPUASAN KERJA)

1 0.753 0.361 Valid

2 0.835 0.361 Valid

3 0.412 0.361 Valid

4 0.423 0.361 Valid

5 0.598 0.361 Valid

6 0.858 0.361 Valid

7 0.794 0.361 Valid

8 0.836 0.361 Valid

9 0.785 0.361 Valid

10 0.793 0.361 Valid

11 0.654 0.361 Valid

12 0.834 0.361 Valid

13 0.748 0.361 Valid

14 0.378 0.361 Valid

15 0.416 0.361 Valid

16 0.702 0.361 Valid

17 0.758 0.361 Valid

(39)

50

19 0.698 0.361 Valid

20 0.721 0.361 Valid

[image:39.612.116.528.223.610.2]

21 0.581 0.361 Valid

Tabel 3.4 Hasil pengujian validitas Variabel Komitmen Organisasional

Variabel Pertanyaan Koefisien Validitas

Titik

Kritis Keterangan

X2

(KOMITMEN ORGANISASIONAL)

1 0.524 0.361 Valid

2 0.841 0.361 Valid

3 0.712 0.361 Valid

4 0.437 0.361 Valid

5 0.502 0.361 Valid

6 0.696 0.361 Valid

7 0.897 0.361 Valid

8 0.813 0.361 Valid

(40)
[image:40.612.119.525.220.691.2]

51

Tabel 3.5 Hasil pengujian validitas Variabel Perilaku Kewargaan Organisasional

Variabel Pertanyaan Koefisien Validitas

Titik

Kritis Keterangan

X3

(PERILAKU KEWARGAAN ORGANISASIONAL/OCB)

1 0.535 0.361 Valid

2 0.431 0.361 Valid

3 0.544 0.361 Valid

4 0.527 0.361 Valid

5 0.601 0.361 Valid

6 0.537 0.361 Valid

7 0.582 0.361 Valid

8 0.673 0.361 Valid

9 0.425 0.361 Valid

10 0.716 0.361 Valid

11 0.709 0.361 Valid

12 0.722 0.361 Valid

13 0.422 0.361 Valid

14 0.493 0.361 Valid

15 0.490 0.361 Valid

16 0.692 0.361 Valid

(41)

52

18 0.615 0.361 Valid

19 0.642 0.361 Valid

20 0.890 0.361 Valid

[image:41.612.123.522.111.701.2]

21 0.911 0.361 Valid

Tabel 3.6 Hasil pengujian validitas Variabel Kinerja Pegawai

Variabel Pertanyaan Koefisien Validitas

Titik

Kritis Keterangan

Y

(KINERJA PEGAWAI)

1 0.769 0.361 Valid

2 0.675 0.361 Valid

3 0.770 0.361 Valid

4 0.756 0.361 Valid

5 0.691 0.361 Valid

6 0.814 0.361 Valid

7 0.469 0.361 Valid

8 0.705 0.361 Valid

9 0.540 0.361 Valid

10 0.391 0.361 Valid

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas

No. Variabel Koefisien Reliabilitas

Titik

Kritis Keterangan

1. Kepuasan Kerja 0,940 0,7 Reliabel

2. Komitmen

Organisasional 0,868 0,7 Reliabel

3. Perilaku Kewargaan

(42)

53

4. Kinerja 0,836 0,7 Reliabel

3.8 Pengujian Hipotesis

Penggunaan Model Partial Least Square

Multivariate statistic analysis berkaitan dengan metode-metode statistik yang

secara bersama-sama (simultan) melakukan analisis terhadap lebih dari dua variabel.

Multivariate statistic analysis untuk menjawab topik utama di dalam penelitian yaitu

relasi di antara Kepuasan kerja (X1) dan Komitmen Organisasional (X2) dalam

Perilaku Kewargaan Organisasional (X3) dan Kinerja Pegawai (Y), menggunakan

model partial least square (PLS).

PLS merupakan model persamaan struktural (structural equation modelling

atau SEM) berbasis variance atau component untuk menganalisis hubungan di antara

satu variabel yang didasarkan dugaan bahwa hubungan antar variabel yang ditetapkan

mengacu serta mempertimbangan dasar pengetahuan (teori) yang telah jelas, dimana

setiap variabel diasumsikan dapat mewakili konsep teoritis yang direpresentasikan

dalam bentuk variabel laten.

PLS merupakan metode analisis yang powerful karena alasan sebagai berikut:

1. Tidak didasarkan pada banyak asumsi,

2. Dapat digunakan untuk penelitian yang menggunakan variabel moderating

(variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel

(43)

54

3. Dapat digunakan pada sampel minimal sebanyak 30;

4. Data tidak harus berdistribusi normal multivariate sehingga untuk indikator

dengan skala kategori nominal, ordinal, interval atau rasio dapat digunakan pada

metode yang sama; dan

5. Dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, membangun hubungan yang belum

ada landasan teorinya, menguji proposisi dan menjelaskan ada atau tidaknya

hubungan antar variabel laten.

Indikator Refleksi (Reflective Indicator) dalam Pendekatan PLS

Indikator refleksi (reflective indicator) adalah indikator yang dipandang

sebagai indikator yang dipengaruhi oleh variabel laten, atau indikator yang dipandang

merefleksikan, merepresentasikan serta mengamati akibat yang ditimbulkan oleh

variabel laten.

Ciri-cirinya adalah

1. Arah hubungan kausalitas dari variabel laten ke indikator;

2. Antar indikator diharapkan saling berkorelasi (instrumen harus memiliki internal

consistency reliability);

3. Menghilangkan satu indikator, tidak akan merubah makna dan arti variabel yang

diukur; dan

4. Kesalahan pengukuran (error) pada tingkat indikator. (Ghozali, 2008)

Indikator Formatif (Formative Indicator) dalam Pendekatan PLS

Indikator formatif (formative indicator) adalah indikator yang dipandang

mempengaruhi variabel laten dan mengamati faktor penyebab dari variabel laten.

(44)

55

1. Arah hubungan kausalitas dari indikator ke variabel laten;

2. Antar indikator diasumsikan tidak berkorelasi (tidak diperlukan uji reliabilitas

konsistensi internal);

3. Menghilangkan satu indikator berakibat merubah makna dari variabel laten.

4. Kesalahan pengukuran berada pada tingkat variabel laten (zeta). (Ghozali, 2008)

Model Evaluasi PLS

Model evaluasi PLS adalah berdasarkan pada pengukuran prediksi yang

mempunyai sifat non-parametrik. Menurut Ghozali (2008) model pengukuran atau

outer model menggunakan indikator refleksi dievaluasi dengan menggunakan

convergent dan discriminant validity dari indikatornya dan composite reliabilitynya

untuk blok indikator. Sedangkan untuk model formatif, konstruk dengan indikator

formatif tidak dapat dianalisis dengan melihat convergent validity dan composite

reliabilitynya karena konstruk formatif pada dasarnya merupakan hubungan regresi

dari indikator ke konstruk, sehingga harus dianalisis dengan melihat nilai koefisien

regresi dan signifikansi dari koefisien regresi tersebut.

(45)
[image:45.612.113.529.106.678.2]

56

Gambar 3.1.Langkah Analisis PLS

Rincian langkah analisis dengan menggunakan PLS tersebut sebagai berikut:

Langkah 1: Perancangan Model Struktural (Inner Model), yaitu membangun

model atau hubungan antar variabel laten berdasarkan pada teori

substantif. Inner model merupakan model struktural yang

merepresentasikan hubungan di antara variabel laten (Ghozali, 2008).

Di dalam penelitian ini, inner model dirumuskan dengan relasi di

antara kepuasan kerja, komitmen organisasional, perilaku kewargaan

organisasional dan kinerja pegawai di PKN LPKIA.

Langkah 2: Perancangan Model Pengukuran (Outer Model), yaitu mendefinisikan

dan menspesifikasikan hubungan antara variabel laten dengan

indikator-indikatornya, apakah bersifat reflektif atau formatif. Outer

model merupakan model pengukuran yang merepresentasikan

hubungan di antara indikator-indikator dengan variabel latennya

(Ghozali, 2008).

Dari konstruksi inner model dan outer model ini, terbentuk model

keseluruhan dari penelitian yang menunjukkan relasi di antara variabel

laten, dimensi dan indikator-indikatornya yaitu sebagai berikut: Pengujian hipotesis

Evaluasi goodness of fit

Estimasi model atau pendugaan parameter Perancangan model pengukuran (outer model)

(46)
[image:46.612.116.523.104.672.2]

57

Gambar 3.2. Model Penelitian

Keterangan:

 KK : Kepuasan Kerja

 KO : Komitmen Organisasional

 PKO : Perilaku Kewargaan Organisasional (OCB)  KP : Kinerja Pegawai

Dalam model reflektif, indikator merupakan manifestasi dari konstruk

sehingga arah hubungan mengalir dari konstruk ke indikator.

Perubahan pada konstruk akan mempengaruhi indikator-indikator,

sebaliknya perubahan pada indikator tidak akan mempengaruhi

konstruk. Sedangkan dalam model formatif, indikator mendefinisikan

karakteristik konstruk sehingga arah hubungan mengalir dari indikator

ke konstruk, sehingga perubahan pada indikator akan menyebabkan

(47)

58

Langkah 4: Estimasi Model atau Pendugaan Parameter, dilakukan dengan metode

kuadrat terkecil (least square method) dan proses perhitungannya

dilakukan secara iterasi hingga tercapai kondisi konvergen.

Langkah 5: Evaluasi Goodness of Fit, dilakukan dengan melihat prosentase varian

yang dijelaskan, yaitu dengan melihat R2 untuk construct laten

dependen dengan menggunakan ukuran-ukuran Stone-Geiser Q Square

Test dan juga melihat koefisien jalur strukturalnya. Sedangkan

stabilitas estimasi diuji dengan menggunakan t-statistik melalui

prosedur bootstrapping.

Langkah 6: Pengujian Hipotesis

a. Analisis Outer atau Measurement Model, untuk meyakini bahwa

alat ukur yang digunakan telah memenuhi syarat serta mampu

secara akurat dan tepat melaksanakan pengukurannya. Terdapat

tiga kriteria pengukuran yaitu:

i. Uji convergent validity, untuk mengukur tingkat akurasi

indikator yang digunakan untuk mengukur konstruk atau

dimensi melalui pengukuran besarnya korelasi di antara

konstruk dengan variabel laten.

Untuk mengukur convergent validity dalam pengujian

individual item reliability digunakan standardized loading

factor yang menggambarkan besarnya korelasi antar setiap

indikator dengan konstruknya. Nilai loading factor di atas

0,70 dinyatakan sebagai ukuran yang ideal atau valid sebagai

indikator yang mengukur konstruk, namun nilai di atas 0,50

masih dapat diterima sedangkan nilai di bawah 0,50 harus

(48)

59

Selain itu, Farnel sebagaimana dikutip oleh Kurniawan dan

Yamin (2011) merekomendasikan penggunaan average

variance extracted (AVE) sebagai kriteria pengujian

convergent validity lainnya, yang diperoleh melalui formula:

∑ ∑

AVE mampu menunjukkan kemampuan nilai variabel laten

dalam mewakili skor data asli (sebelum diekstraksi dengan

PCA). Bila AVE identik dengan multiple R2 (koefisien

determinasi), maka √ identik dengan multiple R

(koefisien korelasi berganda) pada analisis regresi. Semakin

besar nilai AVE menunjukkan semakin tinggi kemampuannya

dalam menjelaskan skor pada indikator-indikator yang

mengukur variabel laten tersebut. Cut-off value AVE yang

sering digunakan adalah 0,50, dimana nilai AVE minimal 0,5

menunjukkan ukuran convergent validity yang baik yaitu

kondisi dimana variabel laten dapat menjelaskan rata-rata

lebih dari setengah variance dari indikatornya.

ii. Uji discriminant validity, untuk menguji apakah

indikator-indikator suatu konstruk tidak berkorelasi tinggi dengan

indikator dari konstruk lain.

Discriminant validity dari model reflektif dievaluasi melalui

cross loading, kemudian membandingkan nilai AVE dengan

kuadran nilai korelasi antara konstruk atau membandingkan

akar AVE dengan korelasi antar konstruk.

(49)

60

menunjukkan konstruk tersebut memprediksi ukuran pada

blok tersebut dengan lebih baik dari blok lainnya.

Ukuran discriminant validity lainnya adalah bahwa

√ harus lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya atau nilai AVE lebih tinggi dari

kuadrat korelasi antar konstruk.

Selain melalui perbandingan loading dengan cross loading,

pengujian discriminant validity perlu diperkuat pula dengan

memeriksa AVE dan perbandingan √ dengan korelasi

antar variabel laten.

iii. Uji composite validity, sebagai metode yang lebih baik

dibandingkan dengan nilai cronbach’s alpha dalam menguji

reliabilitas dalam model structural equation modeling karena

composite reliability tidak mengasumsikan kesamaan boot

dari setiap indikator dan cronbach’s alpha cenderung

menaksir construct reliability yang lebih rendah dibandingkan

dengan composite reliability.

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa Politeknik Komputer Niaga LPKIA
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tabel 3.3  Hasil pengujian validitas Variabel Kepuasan Kerja
Tabel 3.4  Hasil pengujian validitas Variabel Komitmen Organisasional
+5

Referensi

Dokumen terkait

Maksud penyusunan RENSTRA SKPD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Tual yaitu menjabarkan secara operasional visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih

Aplikasi yang dibuat ini dapat menyediakan in.formasi yang berkaitan dengan informasi kejuaraan Road Race secara /uas, yang melipuli in.formasi kejuaraan, data

Tampilan Bangunan pada Rumah Sakit Khusus Hewan Kuda yang mengusung konsep “Gagah” merepresentasikan karakteristik dari hewan kuda yaitu kuat, seperti diterapkan pada

bauran pemasaran seperti produk, harga, promosi, tempat, orang, proses, bukti.. fisik dan faktor lainya yang dapat mempengaruhi loyalitas konsumen

Serat Rengganis KPPN adalah teks dengan aksara Jawa Pegon berkharokat berbahasa Jawa, berbentuk puisi Jawa atau tembang macapat , dan berjumlah 48 halaman. Teks

Berdasarkan pemaparan diatas diharapkan model pembelajaran ini agar memotivasi siswa agar lebih mandiri dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki sehingga siswa

Dengan adanya permainan puzzle pada aplikasi ini diharapkan siswa/siswi dapat mengingat lambang dan unsur kimia dengan cara

Menerapkan dasar-dasar gambar teknik Menerapkan gambar konstruksi beton pada kontruksi gedung, bangunan air, jalan dan jembatan. 7 Menyusun Rencana