MAKNA SIMBOL KEBUDAYAAN MINANGKABAU DALAM NOVEL
TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK
KARYA HAMKA: TINJAUAN SEMIOTIKA
OLEH
AQMARUL AKHYAR
NIM 100701001
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
MAKNA SIMBOL KEBUDAYAAN MINANGKABAU DALAM ROMAN
TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK
KARYA HAMKA: TINJAUAN SEMIOTIKA
AQMARUL AKHYAR
FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh roman Tenggelamna Kapal van der Wijck (TKvDW) karya Hamka yang menyajikan unsur-unsur adat Minangkabau dengan sangat kental, kokoh serta dianut oleh masyarakat Minangkabau. Tujuan penelitian ini adalah menginventarisasi bentuk simbol kebudayaan Minangkabau dan menganalisis makna simbol kebudayaan Minangkabau dalam roman TKvDW. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan kepustakaan (library research). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik membaca, simak dan catat. Analisis data penelitian ini dengan analisis deskriftif dalam tinjauan teori semiotika pendekatan Charles Sander Peirce tentang jenis tanda (simbol) kebudayaan Minangkabau. Hasil penelitian roman TKvDW terdapat data simbol yang diinventarisasi yaitu, (1) simbol sebutan gelar.‟ (2) simbol sebutan nama, sapaan, dan, julukan.‟ (3) simbol sebutan nama wilayah.‟ (4) simbol sebutan istilah sistem peraturan adat.‟ (5) simbol nama alat musik dan pakaian adat.‟ (6) simbol pantun.‟ dan (7) simbol pepatah. Setelah simbol-simbol diinventarisasikan, kemudian dilakukan analisis maknanya berupa penjelasan.
PRAKATA
Penulis bersyukur kepada Allah Swt, karena karya tulis berupa skripsi dapat juga terselesaikan. Skripsi yang berjudul Makna Simbol Kebudayaan Minangkabau Dalam Roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Hamka : Tinjauan Semiotika dibuat penulis
sebagai tujuan untuk memenuhi persyaratan di Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, dalam memperoleh gerlar sarjana sastra. Skripsi ini tidak akan selesai, tanpa adanya dukungan berupa bentuk ide atau gagasan, moral, maupun materi dari berbagai pihak. Hal ini disadari oleh penulis. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dari berbagai pihak.
Pertama-tama penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih juga kepada Bapak
Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, M. Hum. dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Bapak Dr. Budi Agustono, M. S. beserta staff jajarannya yang telah menerima penulis sebagai mahasiswa USU.
Rasa hormat dan terima kasih penulis utarakan juga kepada Ketua Program Studi Sastra Indonesia, Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, M. S. P. dan Sekertaris Program Studi Sastra Indonesia, Bapak Drs. Amhar Kudadiri, M. Hum. serta Bapak Prof. Dr. Ikhwannudin Nasution, M. Si. selaku dosen pembimbing akademik yang tidak pernah bosan-bosannya memberikan semangat kepada penulis utnuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Begitu juga terima kasih kepada seluruh staff dosen di Program Studi Sastra Indonesia yang telah memberikan dan menurunkan ilmu-ilmunya yang berupa bahasa dan sastra kepada penulis. Kepada Bapak Selamat, penulis ucapkan terima kasih juga karena telah banyak membantu penulis dalam urusan adminitrasi selama ini.
Skripsi ini juga terselasaikan karena berkat seseroang yang wajahnya tidak pernah mengeluh, hati yang ikhlas dan tegar dalam sikap yang sempurna. Begitu juga batuan-bantuan dalam bentuk memberikan, tempat tinggal, waktu, tenaga, dan, ide-ide yang sangat berkualitas serta meminjamkan buku-buku untuk mendukung dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Pengorbanannya yang begitu sangat besar, baik waktu dan tenaga dalam membimbing penulis untuk menyelasaikan skripsi ini. Seseorang itu ialah Bapak Drs. Irwansyah, OK, S.U. selaku dosen pembimbing I penulis. Oleh sebab itu, dengan rasa yang paling hormat penulis mengutarakan beribu-ribu terima kasih atas pengorbanannya.
dan tenaga untuk membimbing penulisan proposal serta datang untuk menghadiri seminar proposal penulis. Hari ini ibu sudah tiada dan tidak bisa membimbing penulisan skripsi, tetapi
do‟a serta jasa-jasa ibu untuk penulis tidak akan terlupakan oleh penulis.
Rasa hormat dan terima kasih juga penulis utarakan kepada Bapak Drs. Hariadi Susilo, M. Si. selaku dosen pembimbing II skripsi ini. Atas pemberian kesediaan waktunya, tenaganya, dan, ide-idenya, serta memberikan semangat kepada penulis. Sebab, tanpa bimbingan beliau juga skripsi ini tidak akan terselesaikan.
Penulis mengutarakan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibunda Wenti, S, Nst.
Ibunda tercinta yang wajahnya selalu dilumuri senyum tanpa mengeluh dan hati yang lembut serta ikhlas dalam mengayomi penulis sampai saat ini. Pengorbananmu ibunda begitu banyak
sekali kepada penulis, sampai nyawamu pun diserahkan untuk penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Terselesaikannya skripsi ini tidak juga terlepas dari pengorbanan seorang Ayahanda Gianto, S. Ayahanda yang sudah mengorbankan darah dan rela mengucurkan keringatnya, itu semua bukan pengorbanan semata untuk mengukir namanya. Namun, semua pengorbanan itu untuk penulis sebagai anak yang ingin menyelesaikan skripsinya sebagai persyaratan untuk menyandan gelar sarjana sastra. Penulis juga sangat berterima kasih kepada Abangda Fajar Giantoro dan Adinda Tantowi Ariadi Giantoro serta Arwanda Giantoro. Berkat do‟a, dukungan, dan, semangat tanpa titik perhentian, mereka berikan kepada penulis hingga skripsi ini terselesaikan.
Penulis juga berterima kasih untuk saudara-saudari yang sudah berkontribusi banyak kepada penulis, baik dari awal kuliah dan sampai menyelesaikan penulisan skripsi ini. Terima kasih untuk Pakde, Drs. Alvianto, Pakde, Suhlendri, Paman Supriadi, Paman, Ir. Priayadi, untuk Tante Fauziah, Lbs, SE. Tante Maisyaro, Lbs, SKM, M.Kes. Abangda Ir. Budi, Abangda Bripka. Ardi, Abangda Brigadir. Zulfan, Abangda Eru, S. Pdi. Abangda Rian, ST. Kakanda Dewi, S. Pd. Zilby Rebeca valda, drg. Adinda Tedy, S. IP. Adinda Rijal, S. IP.
Adinda Hadian, sahabat karib penulis Irhamna, S.S. dan Bovi, S.S. Terima kasih juga untuk rekan kerja yaitu pimpinan CV. Wira Teknik, Abangda Jimi Siregar, pimpinan CV. Star Umroh Engenering, Abangda Siswanto, serta pihak yang telah berperan memberikan dukungan terhadap penulisan skripsi ini. Penulis mohon maaf atas tidak bisa menulis satu-persatu nama-nama yang berperan dalam penyelesaian skripsi ini dikarenakan adanya pembatasan halaman.
bermanfaat demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita bersama.
Medan, Mei, 2017 Penulis,
Aqmarul akhyar
MAKNA SIMBOL KEBUDAYAAN MINANGKABAU DALAM NOVEL
TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAMKA: TINJAUAN SEMIOTIKA
Oleh
Aqmarul Akhyar
100701001
Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sastra dan telah disetujui oleh:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Irwansyah, M. S. Drs. Hariadi Susilo M. Si.
NIP 19530425 198303 1 002 NIP 19580505 197803 1 001
Program Studi Sastra Indonesia
Ketua
Drs. Haris Sutan Lubis, M. S. P.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah diajukan untuk
memperoleh gelar sarjana di perguruan tinggi. Sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis maupun diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis dijadikan sebagai sumber referensi pada skripsi ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka saya bersedia menerima
sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.
Medan, Mei, 2017
Penulis,
Aqmarul Akhyar
100701001
DAFTAR ISI
4.4 Simbol Sebutan Istilah Sistem Peraturan .……….. 74
4.5.4 Destar Hitam, Bersisit Keris, Kain Sumbiri ……… 91
4.6 Simbol Pantun ……….………. 92
4.6.1 Bukit putus, rimba keluang, Direndam jagung dihangusi. Hukum putus badan terbuang, Terkenang kampung kutangisi ………. 93
4.6.2 Pulau Pundan, jauh di tengah, di balik Pulau Angsa Dua Hancur adik dikandung tanah, rupa dik terkenang jua ……. 95
4.7 Simbol Pepatah ……….………. 96
4.7.1 Pendam perkuburan, sasap jerami ………. 94
4.7.2 Nan Sehasta, Nan Sejengkal dan Setampok ………. 98
4.7.3 Tak Boleh Lapuk Oleh Hujan, Tak Boleh Lekang Oleh Panas ………. 99