• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Politik Indonesia Dalam Mengatasi Permasalahan Imigran Gelap Di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kebijakan Politik Indonesia Dalam Mengatasi Permasalahan Imigran Gelap Di Indonesia"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Permasalahan lingkungan strategis saat ini mencakup berbagai aspek,

baik aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan

keamanan, dimana permasalahan tersebut berpengaruh terhadap kondisi

suatu negara baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap

permasalahan yang ada.

Salah satu permasalahan lingkungan strategis yang banyak terjadi di

beberapa negara di dunia adalah permasalahan migrasi. Migrasi atau

perpindahan atau pergerakan manusia dari negara asal ke negara lainnya

bukanlah fenomena yang baru. Selama berabad-abad, jauhsebelum negara

terbentuk, manusia telah melakukan perjalanan untuk berpindah untuk

mencari kehidupan yang lebih baik dengan mencari peruntungan yang lebih

baik di negara lain, hal ini menimbulkan aspek positif dan aspek negatif

baik negara maju maupun negara berkembang.

Migrasi dibedakan dalam 2 (dua) macam cara, yakni migrasi yang

terdaftar (registered/ documented) dengan melalui prosedur yang telah

ditentukan oleh negara tujuan, dan imigrasi yang tidak tidak terdaftar

(unregistered/ undocumented) dengan tidak melalui prosedur yang telah

ditentukan oleh negara tujuan.

Imigran yang masuk ke suatu negara tujuan dengan terdaftar akan

(2)

terdaftar sebagai imigran resmi biasanya disebut imigran legal (legal

immigrant), namun imigran yang masuk ke suatu negara tujuan dengan

tidak terdaftar akan masuk ke negara tujuan secara tidak resmi (biasanya

melalui negara transit untuk kemudian masuk secara diam-diam melalui

pelabuhan tidak resmi), disebut sebagai imigran gelap (illegal immigrant).

Permasalahan imigrasi, baik yang dilakukan oleh pelaku imigran legal

maupun imigran gelap, banyak terjadi di negara-negara maju, baik di benua

Amerika, Eropa dan Asia, yang kerap dijadikan sebagai negara tujuan oleh

pelaku imigran dari negara-negara berkembang atau negara dunia ketiga

yang sedang dilanda kemiskinan, konflik peperangan, atau faktor lainnya.

Imigran legal yang masuk ke suatu negara tujuan secara resmi sesuai

peraturan yang berlaku keberadaannya di negara tujuan tidak akan

menimbulkan masalah di negara tujuan di kemudian hari dan bahkan

cenderung memberikan manfaat kepada negara tujuan.

Namun berbeda dengan imigran ilegal (gelap) yang masuk ke negara

tujuan secara tidak resmi dan tidak mengikuti prosedur yang berlaku

keberadaanya di negara tujuan, biasanya akan menimbulkan dampak

masalah di negara tujuan di kemudian hari, diantaranya dampak di bidang

ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan, hal ini berlaku di

negara-negara yang digunakan sebagai negara transit sebelum menuju ke

negara tujuan.

Masuknyaimigran ilegal di Indonesia banyak menimbulkan dampak

negatif, diantaranya dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya

(3)

Dalam bidang ideologi para imigran gelap banyak membawa

pemahaman ideologi yang berbeda dengan ideologi yang ada di Indonesia

sehingga memberikan penolakan dari warga masyarakat sekitar.

Dalam bidang politik permasalahan imigran gelap memberikan

perdebatan di perpolitikan dalam negara mapun luar negara, khususnya

imigran gelap yang berasal dari negara-negara konflik peperangan karena

dapat dimanfaatkan sebagai pelarian dari kelompok teroris yang mencoba

melarikan diri dengan menyamar sebagai imigran.

Dalam bidang ekonomi, keberadaan imigran gelap mewajibkan

Pemerintah memberikan fasilitas penampungan dan akomodasi sehingga

menimbulkan beban ekonomi bagi daerah yang menampung.

Dalam bidang sosial budaya, keberadaan imigran gelap di rumah

penampungan (detensi) dengan membawa karakter sosial budaya dari

negara asalnya dan tinggal dalam jangka waktu yang lama sangat

berpengaruh terhadap karakter sosial budaya masyarakat setempat.

Dalam bidang pertahanan, masuknya imigran gelap yang berasal dari

negara-negara yang terlanda konflik peperangan kemungkinan disusupi oleh

para teroris yang menyusup masuk dengan menyamar sebagai imigran

gelap, hal ini bisa berdampak para terroris mengembangkan pengaruhnya di

wilayah Indonesia untuk menjadikan masyarakat setempat menjadi teroris.

Dalam bidang keamanan, para imigran gelap di rumah penampungan

(detensi) kerap melakukan tindakan yang melanggar hukum dan berdampak

(4)

Melihat dari dampak yang ditimbulkan, maka penulis mencoba

melakukan penelitian terhadap kebijakan Pemerintah Indonesia khususnya

yang dilakukan oleh Kementerian dan Lembaga terkait dalam mengatasi

permasalahan imigran gelap di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Penulisan ini akan meneliti kebijakan PemerintahIndonesia dalam

mengatasi permasalahan imigran gelap di Indonesia, dengan tujuan untuk

mengetahui sejauhmana penanganan imigran gelap oleh Kementerian dan

Lembaga (K/L) terkait di Indonesia.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini:

a. Bagaimana kebijakan Pemerintah Indonesia dalam menangani imigran

gelap di Indonesia?

b. Langkah apa yang dilakukan oleh Kementeriandan Lembaga (K/L)

terkait dalam menangani permasalahan imigran gelap di Indonesia?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Memberikan gambaran sejauh mana kebijakan Pemerintah Indonesia

(5)

b. Memberikan gambaran sejauh mana upaya yang telah dilakukan oleh

Kementerian dan Lembaga (K/L) terkait dalam menangani

permasalahan imigran gelap di Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

pemahaman tentang kerangka pemikiran yang digunakan sebagai

pisau analisis, diantaranya teori Hubungan Internasional dan Negara,

b. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah

perbendaharaan referensi penelitian bagi Departemen Ilmu Politik,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara

dalam permasalahan imigran gelap, serta

c. Secara praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

khasanah pengetahuan masyarakat umum yang berminat untuk

mengkaji lebih dalam bidang Hubungan Internasional dengan bidang

studi mengenai permasalahan imigran gelap yang terjadi di Indonesia.

1.6 Kerangka Teori

a. Teori Lembaga

Kamanto Soenarto: Lembaga politik adalah suatu badan yang

(6)

Oleh karena itu, lembaga politik meliputi eksekutif, legislatif,

yudikatif, keamanan dan pertahanan nasional, serta partai politik.1

Dalam dunia politik, lembaga itu berupa partai politik,

parlemen dan pemerintahan atau birokrasi. Lembaga-lembaga

yang nonpolitik, pada dasarnya memiliki juga kekuatan politik,

meskipun kecil dan tentu tidak sama dengan lembaga politik.

Publik sangat menghargai lembaga politik yang dapat memenuhi

kepentingan dan kebutuhannya sehingga persepsi publik terhadap

citra lembaga, sangat ditentukan oleh kegunaan lembaga itu bagi

masyarakat. Makin tinggi kegunaan lembaga politik itu bagi publik,

maka lembaga poliyik tersebut akan semakin diperlukan oleh publik

atau masyarakat.2

Dalam memenuhi kepentingan masyarakat, lembaga politik

secara perlahan-lahan membangun karakter kepribadian yang akan

menjadi dasar lahirnya kredibilitas atau kepercayaan bagi publik.

Dengan kata lain, karakter atau kepribadian suatu lembaga politik

akan merupakan sumber untuk memperoleh kredibilitas itu.

Demikian juga penampilan lembaga secara fisik, akan merupakan

daya tarik tersendiri yang bersifat nonverbal dalam komunikasi

politik. Dengan demikian upaya memperbesar dan mempercantik

lembaga politik harus diusahakan dengan maksimal.

1http://www.scribd.com/doc/29485880/Lembaga-Politik (Diakses pada 05/03/2013 20:10) diakses pada 14 Februari 2017

(7)

Para politikus harus menampilkan partai politik secara prima

dalam bentuk fisik yang cantik maupun melalui ketokohan para

pengurus dalam aktivitas sehari- hari memberikan pelayanan kepada

rakyat.

b. Teori Imigran

Imigrasi adalah perpindahan orang dari suatu negara ke negara

lain, di mana ia bukan merupakan warga negara. Imigrasi merujuk

pada perpindahan untuk menetap permanen yang dilakukan oleh

imigran, sedangkan turis dan pendatang untuk jangka waktu pendek

tidak dianggap imigran.

Imigrasi sendiri dalam pemetaan jenis perpindahan manusia

masuk dalam kategori migrasi, sedangkan proses migrasi sudah

berlangsung sejak jaman dahulu kala dalam sejarah kebudayaan

manusia.

Gerak perpindahan dari suku bangsa ke suku bangsa lainnya,

atau dari suatu tempat ke tempat lainnya di muka bumi. Migrasi akan

menyebabkan terjadinya pertemuan antar manusia dengan kebudayaan

yang berbeda-beda, sehingga akan terjadi proses akulturasi.3

Pada umumnya imigran gelap berasal dari negara yang

mengalami peperangan atau kerusuhan di negaranya, sehingga

penduduk merasa sangat terancam keamanannya dan butuh

perlindungan dari berbagai pihak, kemudian mengambil sikap pergi

meninggalkan negaranya ke negara transit atau negara tujuan tertentu

(8)

dengan menggunakan visa pariwisata agar dapat masuk ke negara

transit atau negara tujuan tertentu dengan aman.

Imigran yang masuk ke suatu negara secara resmi dan

terdaftar(registered/documented) bisa masuk ke suatu negara (melalui

pintu imigrasi resmi)secara resmi sebagai imigran legal (legal

immigrant). Namun ada juga imigran legal yang masuk melalui pintu

imigrasi resmi namun kemudian tak kunjung keluar (overstay).

Jenis lain adalah yang masuk melalui pintu imigrasi tidak resmi

dan bertahan tinggal tanpa dokumen resmi

(unregistered/undocumented) imigran jenis ini disebut imigran gelap

(illegal immigrant).

Suaka politik yaitu mencari perlindungan di negara lain, karena

keadaan di negara asal tidak aman. Suaka politik merupakan gagasan

yuridiksi di mana seseorang yang dianiaya untuk opini politik di

negaranya sendiri dapat dilindungi oleh pemerintah berdaulat lain,

negara asing, atau perlindungan gereja di abad pertengahan.

Suaka politik merupakan salah satu hak asasi manusia (HAM),

dan diatur dalam aturan hukum internasional. Seluruh negara yang

menerima Konvensi Terkait Status Pengungsi PBB wajib

mengizinkan orang yang benar-benar berkualifikasi datang dan masuk

ke negaranya. Orang-orang yang memenuhi syarat suaka politik

adalah mereka yang diperlakukan buruk di negaranya karena

(9)

Latar belakang tujuan utama imigran gelap adalah untuk

mencari kehidupan yang lebih baik, para imigran gelap berupaya

mencari suaka dengan alasan di negaranya sudah tidak ada impian

atau pengharapan akan kehidupan yang layak, dan ingin membuka

lembaran baru yang lebih baik untuk generasi penerusnya.

Faktor yang menyebabkan terjadinya imigrasi antara lain :

1) Alasan Politik/Politis, kondisi perpolitikan suatu negara/daerah

yang panas atau bergejolak akan membuat penduduk menjadi

tidak betah atau kerasan tinggal di negara/daerah tersebut.

2) Alasan Sosial Kemasyarakatan, adat istiadat yang menjadi

pedoman kebiasaan suatu daerah dapat menyebabkan seseorang

harus berimigrasi ke tempat lain, baik dengan paksaan maupun

sukarela. Seseorang yang dikucilkan dari suatu pemukiman akan

dengan terpaksa melakukan kegiatan imigrasi.

3) Alasan Agama atau Kepercayaan, adanya tekanan atau paksaan

dari suatu ajaran agama untuk berpindah tempat dapat

menyebabkan seseorang melakukan imigrasi.

4) Alassan Ekonomi, biasanya orang miskin atau golongan bawah

yang mencoba mencari peruntungan ke kota, atau bisa juga

kebalikannya dimana orang yang kaya pergi dari kota ke

(10)

5) Alasan Lain, contoh seperti alasan pendidikan, alasan tuntutan

pekerjaan, alasan keluarga, alasan cinta dan lain sebagainya.4

c. Teori Konsolidasi

Teori Konsolidasi dapat diartikan sebagai (proses)

penggabungan beberapa elemen untuk bersama-sama secara terpadu

memfasilitasi kepentingan politik.

Unsur yang terlibat adalah lembaga atau institusi politik, baik

partai politik, elite, kelompok kepentingan, maupun masyarakat

politik (O’Donnel dan Schmitter, 1993: 24-6).5

Unsur penting lainnya dalam konsolidasi adalah adanya

kesepakatan bersama menyangkut “nilai-nilai politik” yang bisa

mendekatan dan mempertemukan berbagai elemen politik menjadi

suatu kekuatan yang terpadu selama transisi menuju tujuan bersama.

Larry Diamond, dalam bukunya Developing toward

Consolidation (1999) mengungkapkan definisi konsolidasi sebagai

persoalan bagaimana merawat stabilitas dan persistensi politik dalam

mencapai tujuan bersama.

Konsolidasi menekankan pada proses pencapaian legitimasi

yang kuat dan dalam, sehingga semua aktor politik yang signifikan,

baik pada level massa maupun elite, percaya bahwa apapun yang

4 http;//organisasi.org/penyebab_atau_alasan_terjadinya_migrasi_atau_perpindahan_ penduduk_desa_kota_negara_dan_lain_lain_geografi (diakses pada 14 Februari 2017)

(11)

diputuskan oleh pemerintahan adalah yang paling tepat bagi

masyarakat mereka.

d. Konsep Kepentingan Nasional

Dalam permasalahan imigran yang memasukin negara salah satu

konsep yang dapat dipakai adalah konsep kepentingan nasional. Salah

satu konsep yang paling dikenal luas oleh kalangan penstudi

hubungan internasional adalah kepentingan nasional (national

interest).

Selama negara-bangsa (nation-state) merupakan aktor hubungan

internasional yang dominan, maka kepentingan nasional merupakan

suatu konsep yang selalu digunakan dalam menganalisa hubungan

internasional.

Tokoh berpengaruh dalam teori realisme, Morgenthau,

mempersamakan kepentingan nasional dengan power yang ingin

dicapai suatu negara dalam hubungan internasional. Dengan kata lain,

hakekat kepentingan nasional menurut Morgenthau adalah power

(pengaruh, kekuasaan, dan kekuatan).6

Dalam kaitan ini, Hans J. Morgenthau menyatakan bahwa

kepentingan nasional setiap negara adalah mengejar kekuasaan, yaitu

apa saja yang bisa membentuk dan mempertahankan pengendalian

suatu negara atas negara lain.

(12)

Hubungan kekuasaan atau pengendalian ini sendiri bisa

diciptakan melalui teknik-teknik paksaan maupun kerjasama terhadap

negara lain.7

Menurut pandangan Morgenthau, arti minimum yang inheren

dalam konsep kepentingan nasional adalah kelangsungan hidup atau

survival. Kemampuan minimum negara-bangsa adalah melindungi

identitas fisik, politik, dan kultur dari gangguan negara-bangsa lain”.

Jika pengertian tersebut diterjemahkan ke dalam arti yang lebih

khusus, negara-bangsa harus bisa mempertahankan integritas

wilayahnya (identitas fisik) mempertahankan rezim

ekonomi-politiknya (identitas politik) yang mungkin saja demokratis, otoriter,

sosialis, atau komunis, dan sebagainya; serta memelihara

norma-norma etnis, religius, linguistik, dan sejarahnya (identitas kultural).

Lebih lanjut, menurut Morgenthau, dari tujuan-tujuan umum

tersebut para pemimpin suatu negara bisa menurunkan

kebijakan-kebijakan spesifik terhadap negara lain, baik yang bersifat kerja sama

maupun konflik. Misalnya, perlombaan persenjataan, perimbangan

kekuatan, pemberian bantuan asing, pembentukan aliansi, atau perang

ekonomi dan propaganda.8

Dalam kaitan ini, Hans J. Morgenthau menyatakan bahwa

kepentingan nasional setiap negara adalah mengejar kekuasaan, yaitu

apa saja yang bisa membentuk dan mempertahankan pengendalian

suatu negara atas negara lain.

(13)

Hubungan kekuasaan atau pengendalian ini sendiri bisa

diciptakan melalui teknik-teknik paksaan maupun kerjasama terhadap

negara lain.9

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metoda penelitian Analisis

Kualitatif, yang tujuannya untuk memberikan gambaran tentang suatu

masalah, gejala, fakta, peristiwa, dan realita secara luas dan mendalam

sehingga diperoleh suatu pemahaman baru.

Metoda Analisis Kualitatif akan mendapatkan data melalui teknik

wawancara, observasi lapangan, dan dokumen-dokumen yang tersedia.

Peneliti sendiri adalah alat pengumpulan data yang mengumpulkan datan

secara langsung.Pemilihan partisipan penelitian kualitatif juga didasarkan

atas kredibilitas dan juga kekayaan informasi yang mereka miliki.

Keunggulan dari alat penelitian kualitatif adalah bahwa alat penelitian,

dalam hal ini peneliti, dapat berbicara dan berpikir10.

1.8 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi yang menjadi sumber penelitian

adalahinstansi Kementerian Pertahanan RI selaku pembuat kebijakan

Pemerintah, dan instansi Dirjen Imigrasi Kemenkumham RI selaku

9 H. J. Morgenthau. “Politics Among Nations”, dalam Mochtar Mas’oed. Op.Cit., 1978.. Hal.163. 10Conny R. Semiawan.Metode Penelitian Kualitatif. [Google

(14)

pelaksana yang menangani imigran yang masuk ke Indonesia.ngumpulan

Data

Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam mendukung

penelitian ini, maka peneliti melakukan teknik pengumpulan data meliputi :

a. Data Primer

Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan wawancara

dengan pihak-pihak dalam lingkaran pengambil maupun pelaksana

kebijakan yang memiliki kapabilitas terhadap masalah yang

diteliti.Teknik ini dilakukan dengan bertanya langsung kepada

informan atau narasumber yang dianggap relevan dalam memberikan

informasi yang bernilai dan kompeten terkait dengan penelitian ini.

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat

generalisasi dari hasil penelitiannya. Subjek penelitian akan

memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses

penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi

informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan

selama proses penelitian.

Informan penelitian ini meliputi 3 (tiga) macam, yakni: (1)

informan kunci(key informan), adalah mereka yang mengetahui dan

memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian dan

dalam penelitian ini yang akan menjadi informan kunci

adalahKasubdit isu Global, Dit Anstra Ditjen Strahan Kementerian

(15)

informan biasa, yaitu Kasi yang terlibat secara langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti,yakniKasi Militer dan Keamanan, Subdit

Dalam Negeri, Ditanstra Ditjen Strahan Kementerian Pertahanan RI,

Letkol Czi Ir Haposan Sijabat, M.Si; dan (3) informan tambahan,

yaitu mereka yang memberikan informasi walaupun tidak terlibat

langsung dalam interaksi sosial yang diteliti yakni staf Kementerian

Pertahanan RI diantaranya Pns Pujo, S.Sos, penyusun di Seksi

Organiasi Pemerintahan, Subdit Organisasi Internasional,

Kementerian Pertahanan.11

b. Data Sekunder

Disamping data primer, penelitimengikuti Focus Group

Discussion (FGD) tentang Imigran Gelap di Indonesia, yang

dilaksanakan oleh Subdit Dalam Negeri, Direktorat Analisa Strategis

Ditjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan, dengan

pembicara Dirjen Imigrasi Kemenkumham, Ronnie F Sompie.

Peneliti juga melakukan kajian pustaka (library research) dari

berbagai literatur terkait. Adapun data sekunder yang dibutuhkan

adalah dokumen dan laporan resmi mengenai bentuk bantuan yang

diberikan Kementrian Pertahanan RI dan Dirjen Imigrasi

Kemenkumham kepada imigran gelap, serta data mengenai proses

berjalannya pemberian bantuan tersebut.

(16)

Data sekunder juga akan diperoleh melalui studi pustaka berupa

buku mengenai hubungan internasional, karya ilmiah dan jurnal-jurnal

baik nasional maupun internasional mengenai program bantuan luar

negara, surat kabar maupun website resmi terkait implementasi

bantuan luar negara dan kebijakan Kementerian PertahananRI dan

Dirjen Imigrasi Kemenkumham RI, serta dokumen-dokumen lain

yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

c. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam menganalisa data dalam

penelitian ini ialah teknik analisis data kualitatif Mils dan Huberman.

Dalam hal ini, analisis data kualitatif dilakukan melalui tiga langkah,

yakni (1) reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) pengambilan

kesimpulan/verifikasi.12

Reduksi data merujuk kepada proses pemilihan data,

memfokuskan data, penyederhanaan dan peringkasan data, dan/atau

mentransformasikan data yang muncul dalam catatan lapangan,

transkrip interview, dokumen-dokumen, dan data-data empiris

lainnya. Proses ini merupakan proses pengumpulan data penelitian

dan proses seleksi data yang dibutuhkan atau relevan dengan

penelitian ini.

12Matthew B. Miles & A. Michael Huberman.“Qualitative Data Analysis”, dalam Basrowi & Suwandi.

(17)

Pada tahapan ini, peneliti akan mencoba mengumpulkan

data-data yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, kemudian

menyeleksi data-data tersebut sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Tahapan selanjutnya adalah penyajian data, dimana data yang

didapat kemudian diolah menjadi teks naratif yang tersusun secara

sistematis ke dalam bagian-bagian penting.Bagian-bagian tersebut

disesuaikan dengan masalah-masalah yang menjadi fokus pada

penelitian ini. Dalam proses ini, data diklasifikasikan berdasarkan

tema-tema inti.

Kemudian tahap terakhir adalah pengambilan kesimpulan dan

verifikasi, peneliti melakukan kesimpulan dari hasil analisa data yang

disajikan.

Pada tahap ini, data yang disimpulkan masih berpeluang untuk

diberikan masukan setelah diuji kebenarannya, yang pada akhirnya

peneliti dapat menarik kesimpulan.

1.10 Sistematika Penulisan

Agar mendapatkan gambaran yang jelas dan terperinci, peneliti

membuat sistematika penulisan menjadi 5 (lima)bab, meliputi :

BAB I PENDAHULUAN

Bab Satu terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

(18)

Teori, Metode Penelitian,Lokasi Penelitian,Teknik Pengumpulan Data, dan

Sistematika Penulisan.

BAB II PERAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TERKAITDALAM PENANGANAN IMIGRAN GELAP

Bab Dua menguraikan peran dari Kementerian dan Lembaga terkait dalam

menangani imigran gelap di Indonesia.

BAB IIIANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH

INDONESIADALAM MENGATASI MASUKNYA IMIGRAN GELAP DI INDONESIA

Bab Tiga menguraikan implementasi kebijakan Pemerintah indonesia yang

telah diterapkan dalam mengatasi permasalahan imigran gelap dan

bagaimana menjaga pertahanan negara dari gangguan, ancaman dari segala

bidang dari imigran gelap.

BAB IVPENUTUP

Bab Empat berisi Kesimpulan dan Saran masukan yang diperoleh dari dari

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil wawancara dengan 2 orang perawat yang bertugas di ruang IGD RSUD Toto Kabila Ztr I,Ztr E mengatakan beban kerja yang dirasakan berat apabila berhadapan dengan

Indikasi yang memerlukan bantuan medis dan tindakan khusus, jika diperlukan Tidak diketahui efek signifikan atau bahaya kritis.. Tidak diketahui efek signifikan atau

Konsistensi antara program kegiatan yang telah dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya Persentase capaian sasaran tahunan terhadap target sasaran RPJMD. %

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul Pengaruh Pemberian Phaleria

Dokumen Renstra ini juga telah mengacu pada Restrukturisasi Program dan Kegiatan sehingga diharapkan Renstra Badan Nasional Pencarian Pertolongan (Basarnas) ini dapat digunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data, mengolah,menganalisis dan membahas tentang Perilaku Masyarakat Dalam Melestarikan lingkungan Pantai Tiku Di Nagari Tiku Selatan

Gambaran radiologis aspergilosis paru invasif 30% berupa kavitas berdinding tebal, terutama di lobus bawah, 20% berupa infiltrate difus atau nodular di salah satu atau

ANALISIS POLA MORAL SISWA SD ,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu