BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi
(dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai
sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan
dan pikiran (Wibowo, 2001:3).
Bahasa memiliki berbagai ragam atau variasi tertentu, yang dimaksud
dengan ragam bahasa adalah bentuk atau wujud bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri
linguistik tertentu, seperti fonologi, morfologi, dan sintaksis. Di samping ditandai
oleh ciri-ciri linguistik, timbulnya ragam bahasa juga ditandai oleh ciri-ciri
nonlinguistik, misalnya, lokasi atau tempat penggunaannya, lingkungan sosial
pemakaiannya, dan lingkungan keprofesian pemakai bahasa yang bersangkutan.
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas, ragam lisan dan
ragam tulis. Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of
speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Ragam lisan, berurusan dengan tata
bahasa, kosakata, dan lafal. Contoh ragam lisan adalah ragam bahasa cakapan,
ragam bahasa pidato, ragam bahasa kuliah, ragam bahasa panggung, sedangkan
ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Ragam tulis berurusan dengan tata cara
penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain
dalam ragam bahasa tulis, dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti
penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Contoh ragam tulis adalah ragam bahasa teknis, ragam bahasa undang-undang,
ragam bahasa catatan, ragam bahasa surat.
Penelitian ini merupakan penelitian yang mencakup ragam bahasa tulis,
datanya merupakan bahasa tulis yang terdapat pada media cetak khususnya koran
karena bahasa yang terkandung dalam koran cenderung lebih sesuai dengan
tataran sintaksis yang berlaku. Dalam tataran sintaksis terdapat kata, frase, klausa
dan kalimat yang sangat erat hubungannya, sehingga apabila berbicara mengenai
sisntaksis maka keempat unsur ini tidak dapat dipisahkan. Menurut Chaer
(2007:59), kajian sintakasis terutama dimaksudkan untuk mengetahui struktur
satuan-satuan sintaksis, yaitu struktur kalimat, struktur klausa, struktur frase dan
struktur kata (dalam hal ini kata sebagai satuan terkecil sintaksis, bukan satuan
morfologi).
Objek kajian peneliti dalam penelitian ini adalah kata sambung yang
terdapat di dalam kalimat. Kata sambung tidak dapat berdiri sendiri dan tidak
dapat menjadi jawaban dari sebuah pertanyaan, maka kajian ini terkait dengan
penggunaan kata sambung kesetaraan和 hé, 同tóng, 跟 gēn, 及jí, 以及yǐjí, 并
bìng dan 而 ér yang keseluruhannya memiliki arti ‘dan’ di dalam kalimat
majemuk koordinatif.
Menurut Chaer (2000:27), “kalimat adalah satuan bahasa yang berisi suatu
pikiran atau amanat yang lengkap.” Suparto (2003:23), menyatakan kalimat
dengan satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi
final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.”
Menurut Tarigan (1984:10), “berdasarkan jumlah klausa pembentuknya,
kalimat dapat dibentuk atas dua macam yaitu kalimat tunggal dan kalimat
majemuk.” Menurut Tantawi (2013:112), “kalimat tunggal adalah kalimat yang
mengandung satu arti, sedangkan kalimat majemuk adalah kalimat yang
mengandung dua klausa/frase atau lebih dan masing-masing klausa/frase memiliki
arti tersendiri. ” Kalimat majemuk terbagi atas tiga jenis yaitu, kalimat majemuk
setara, kalimat majemuk rapatan dan kalimat majemuk bertingkat.
Menurut Tantawi (2003:112-113), “kalimat majemuk setara memiliki arti sebagai kalimat majemuk yang klausa-klausanya mempunyai kedudukan setara atau sederajat, sedangkan kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk setara bagian yang sama (subjek atau predikat) dihilangkan, dan sebalikanya kalimat majemuk bertingkat (beranak) adalah kalimat majemuk yang klausa-klausanya mempunyai hubungan dan kedudukannya yang bertingkat (tidak setara). Salah satu dari klausa tersebut berkedudukan sebagai klausa utama (induk kalimat) dan yang lain berkedudukan sebagai klausa subordinatif (anak kalimat).”
Dalam bahasa Mandarin juga dikenal adanya kalimat majemuk. Kalimat
majemuk adalah kalimat yang mengandung dua (atau lebih) kata kerja utama atau
klausa yang menggambarkan dua gagasan (atau lebih) yang dihubungkan
menggunakan kata penghubung (Priliandani, 2015:133), sedangkan menurut Zhao
dan Pauw (2005:108), “kalimat majemuk tersusun dari dua atau lebih kalimat
tunggal yang secara makna berhubungan erat. Kalimat penyusun tersebut disebut
klausa.” Kalimat majemuk dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu kalimat
majemuk koordinatif dan kalimat majemuk subordinatif.
Kalimat majemuk koordinatif adalah kalimat majemuk yang hubungan
2005:108). Sebaliknya kalimat majemuk subordinatif adalah kalimat majemuk
yang biasanya terdiri atas dua kluasa (tidak memiliki kedudukan yang sama dalam
kalimat), satu klausa utama menyatakan makna kalimat dan satu klausa bawahan
(subordinat) yang menerangkan atau membatasi perluasan klausa utama (Zhao
dan Pauw, 2005:112). Penelitian ini fokus pada kalimat majemuk koordinatif.
Dalam pembentukan kalimat bahasa Mandarin, kata sambung kesetaraan
和 hé, 同tóng, 跟 gēn, 及jí, 以及yǐjí, 并bìng dan 而ér yang keseluruhannya memiliki arti ‘dan’ digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, frase
dengan frase, klausa dengan klausa dan kalimat. Kalimat majemuk subordinatif
yang biasanya terdiri atas dua kluasa (tidak memiliki kedudukan yang sama dalam
kalimat), satu klausa utama menyatakan makna kalimat dan satu klausa bawahan
(subordinat) yang menerangkan atau membatasi perluasan klausa utama. Dalam
hal ini kalimat majemuk koordinatif yang menyatakan hubungan kesejajaran pada
tataran frase dan klausanya berperan penting sebagai data penelitian karena
kalimat majemuk koordinatif mengandung kata sambung kesetaraan 和 hé, 同
tóng, 跟gēn, 及jí, 以及yǐjí, 并bìng dan 而ér yang keseluruhannya memiliki arti
‘dan’.
Sebelum berbicara lebih lanjut mengenai kata sambung kesetaraan和 hé,
同tóng, 跟gēn, 及jí, 以及yǐjí, 并bìng dan 而ér yang keseluruhannya memiliki
arti ‘dan’, peneliti akan memberikan sedikit penjelasan mengenai kata sambung
terlebih dahulu. Kata sambung adalah kata yang digunakan untuk
menyambungkan kata, gabungan kata atau bagian kalimat. Selain itu juga untuk
disambungkan (Suparto, 2003:171). Kata sambung berperan penting dalam
pembentukan sebuah kalimat karena tanpa menggunakan kata sambung yang
benar maka makna yang terkandung dalam kalimat tersebut tidak akan
tersampaikan dengan baik dan benar kepada pembaca maupun pendengar. Kata
sambung berfungsi untuk menyambungkan kata, gabungan kata atau anak kalimat
yang menyatakan makna tata bahasa.
Menurut Suparto (2003:171) dalam bahasa Mandarin ada beberapa jenis
kata sambung, yaitu:
1. Menyatakan Setara, contoh: hé ‘dan’, tóng ‘dan’, gēn ‘dan’, yǔ ‘dan’, jí ‘dan’,
bìng ‘dan’, dan ér ‘dan’.
2. Menyatakan Kausalitas, contoh: yīn ‘karena’, yīnwèi ‘karena’, suǒyǐ ‘maka’
dan yīncǐ ‘oleh karena itu’.
3. Menyatakan Seandainya, contoh: rúguǒ ‘jika’, yàoshi ’jika’ dan jiārù ‘jika’.
4. Menyatakan Pilihan, contoh: huò ‘atau’, huòzhě ‘atau’ dan háishi ‘atau’.
5. Menyatakan Penguatan, contoh: bùdàn ‘tidak hanya’, shènzhì ‘bahkan’, zhìyú
‘sehingga’ dan érqiě ‘tapi juga’.
6. Menyatakan Persyaratan, contoh: zhǐyào ‘hanya jika’, zhǐyǒu ‘hanya’ dan
bùguǎn ‘bagaimanapun’.
7. Menyatakan Pertentangan, contoh: suīrán ‘walaupun’, kèshì ‘tapi’ dan bùguò
‘tapi’
Dari penjelasan di atas dapat terlihat bahwa kata sambung kesetaraan
memiliki banyak jenis seperti hé ‘dan’, tóng ‘dan’, gēn ‘dan’, yǔ ‘dan’, jí ‘dan’,
sambung hé adalah kata sambung yang paling sering digunakan. Meskipun
delapan kata sambung kesetaraan ini memiliki makna yang hampir sama, namun
cara penggunaannya di dalam kalimat berbeda. Setiap jenis kata sambung
kesetaraan ini memiliki ciri khusus dalam penggunaan dan strukturnya di dalam
kalimat. Berikut peneliti akan memberikan contoh dari setiap jenis kata sambung
kesetaraan:
Umur kamu dan Xiao Ling berbeda berapa tahun ?
同 tóng ‘dan’: Dulu, saya dan dia adalah teman sekelas di sekolah.
及 jí ‘dan’:
Buruh, petani dan tentara.
以及 yǐjí ‘dan’:
belajar di luar ne-g eri
Willy, Shun Hai dan Han Qiang akan belajar di Amerika.
并bìng ‘dan’:
Saya setuju sepenuhnya dan mendukung laporan ini.
而ér ‘dan’:
Dia sama sekali tidak sependapat dan pergi meninggalkan lokasi.
Pada penelitian ini peneliti akan membahas kedelapan jenis kata sambung
kesetaraan 和 hé, 同 tóng, 跟 gēn, 及 jí, 以及 yǐjí, 并 bìng dan 而 ér yang
keseluruhannya memiliki arti ‘dan’. Objek kajian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah koran harian Mandarin Hao Bao Daily edisi Maret 2015 dan
April 2015 yang terbit setiap hari di kota Medan, Sumatera Utara. Peneliti
memilih koran ini untuk diteliti karena koran ini adalah koran dengan tiras paling
oleh pengguna dan pembelajar bahasa Mandarin, selain itu juga karena koran ini
lebih sering digunakan untuk tugas kuliah oleh mahasiswa sastra Cina USU dan
bahasanya dianggap lebih mudah dipahami oleh pembacanya. Koran harian
Mandarin ini terbit setiap hari dengan 28 halaman, terdiri atas sekitar 19 rubrik,
dua rubrik di antaranya adalah rubrik berita internasional dan rubrik Hao Bao shénzhōu.
Peneliti memutuskan untuk memfokuskan penelitian mengenai kata
sambung kesetaraan ini pada dua rubrik tersebut karena pada dua rubrik itu
ditemukan cukup banyak kata sambung kesetaraan di dalam tiap kalimatnya,
kalimat-kalimat pada kedua rubrik ini lebih mudah dipahami artinya dan kedua
rubrik ini juga cukup menarik untuk dibaca karena memuat tentang situasi yang
terjadi di seluruh dunia dan khususnya memuat berita tentang Tiongkok. Peneliti
memutuskan meneliti koran harian Mandarin Hao Bao Daily edisi dua bulan
untuk melengkapi data dan untuk mencapai hasil penelitian yang maksimal.
Adapun alasan dipilihnya skripsi berjudul Analisis Kata Sambung
Kesetaraan pada Koran Harian Mandarin Hao Bao, karena selama ini kata sambung kesetaraan yang paling umum digunakan dan diketahui oleh pengguna
bahasa bahasa Mandarin adalah kata sambung kesetaraan 和 hé ‘dan’ saja.
Ternyata masih banyak jenis kata sambung kesetaraan seperti kata sambung
kesetaraan 同 tóng, 跟 gēn, 及 jí, 以 及 yǐjí, 并 bìng dan 而 ér yang
keseluruhannya memiliki arti ‘dan’ juga, hanya saja berbeda cara penggunaannya
kesetaraan ini maka makna ketatabahasaan yang terkandung di dalam kalimat
tersebut akan berkurang.
Sebagai contoh yang peneliti ambil melalui pengamatan pada buku latihan
mahasiswa Sastra Cina USU semester dua stambuk 2014, kebanyakan dari
mereka tidak tepat dalam menggunakan jenis-jenis kata sambung kesetaraan. Kata
sambung kesetaraan yang seharusnya menggunakan kata sambung kesetaraan而
ér ‘dan’ untuk menghubungkan kata sifat tetapi, mereka menggunakan kata
sambung kesetaraan 和 hé ‘dan’. Begitu juga dengan kata yang seharusnya
dihubungkan menggunakan kata sambung kesetaraan 并 bìng ‘dan’ untuk
menghubungkan kata kerja tetapi, menggunakan kata sambung kesetaraan 和hé
‘dan’. Berikut ini adalah contoh kesalahan penggunaan jenis kata sambung
kesetaraan yang digunakan oleh mahasiswa Sastra Cina stambuk 2014 semester
dua:
1. 整 和 清
zhěngqí hé qīngjié
rapi dan bersih
Pada kalimat di atas kata sambung kesetaraan yang benar untuk
menghubungkan kata 整 齐‘rapi’ dan 清 洁‘bersih’ yang merupakan kata sifat
adalah kata sambung kesetaraan 而 ‘dan’ bukan kata sambung kesetaraan 和
‘dan’, karena kata sambung kesetaraan 和 ‘dan’ digunakan untuk menghubungkan
2. 和 大
jiǎnchá hé wěidà
memeriksa dan mengobati
Pada kalimat di atas kata sambung kesetaraan yang benar untuk
menghubungkan kerja yaitu, kata 检 查 ‘memeriksa’ dan 伟 大 ‘mengobati’
adalah kata sambung kesetaraan 并 ‘dan’ bukan kata sambung kesetaraan 和
‘dan’, karena kata sambung kesetaraan 和 ‘dan’digunakan untuk menghubungkan
kata benda.
1.2 Batasan Masalah
Ada sembilan belas rubrik yang terdapat pada koran harian Mandarin Hao
Bao Daily dua diantaranya adalah rubrik berita internasional dan rubrik Hao Bao
shénzhōu. Dari sembilan belas rubrik yang terdapat pada koran harian Mandarin
Hao Bao Daily peneliti hanya mengambil dua sampel rubrik yang dijadikan bahan
penelitian yaitu rubrik berita internasional dan rubrik Hao Bao shénzhōu selama
dua edisi yaitu edisi Maret dan April 2015. Peneliti memutuskan untuk meneliti
koran harian Mandarin Hao Bao Daily edisi Maret dan April 2015 saja karena
edisi dua bulan ini sudah mencakup tentang data penelitian yang sudah ditetapkan
dan jika waktu penelitian ditambah juga akan percuma karena sudah mencukupi
1.3 Rumusan Masalah
1. Jenis kata sambung kesetaraan apa saja yang digunakan dalam kalimat
majemuk koordinatif bahasa Mandarin pada rubrik berita internasional dan
rubrik Hao Bao shénzhōu dalam koran harian Mandarin Hao Bao Daily ?
2. Bagaimana struktur kata sambung kesetaraan dalam kalimat majemuk
koordinatif bahasa Mandarin pada rubrik berita internasional dan rubrik Hao
Bao shénzhōu dalam koran harian Mandarin Hao Bao Daily ?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis kata sambung kesetaraan apa saja yang
terdapat pada rubrik berita internasional dan Hao Bao shénzhōu dalam koran
harian Mandarin Hao Bao Daily.
2. Untuk mendeskripsikan struktur penyusunan kata sambung kesetaraan dalam
kalimat majemuk koordinatif bahasa Mandarin pada rubrik berita internasional
dan Hao Bao shénzhōu dalam koran harian Mandarin Hao Bao Daily.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui jenis-jenis kata sambung kesetaraan dalam bahasa Mandarin
2. Sebagai referensi atau masukan bagi perkembangan penelitian sejenis dan
diharapkan dapat memperkaya khazanah penelitian di program studi Sastra
Cina USU.
1.5.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan para peneliti maupun pembaca tentang sintaksis
khususnya dalam bahasa Mandarin.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas lagi
bagi pembaca mengenai jenis-jenis kata sambung kesetaraan dalam bahasa
Mandarin. Melalui penelitian ini juga, diharapkan pembaca dapat mengetahui
struktur penyusunan kata sambung kesetaraan dalam bahasa Mandarin dengan
lebih jelas daripada penelitian terdahulu.
3. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan kepada pembaca untuk
menyadari pentingnya mengetahui kata sambung kesetaraan dalam
pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Mandarin.
4. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi
para pembaca bahwa kata sambung kesetaraan yang memiliki arti ‘dan’ tidak
hanya 和hé saja, tetapi juga masih ada jenis-jenis lain seperti 同tóng, 跟gēn,