ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT IMPERATIF BAHASA
MANDARIN DALAM KORAN XUN BAO DAN BAHASA
INDONESIA DALAM KORAN ANALISA
、印尼祈使句比分析
hàny
ǔ
, yìnní y
ǔ
qísh
ǐjù
b
ǐ jiào fēnxī
SKRIPSI
Oleh :
JESSICA
110710028
PROGRAM STUDI SASTRA CINA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT IMPERATIF BAHASA MANDARIN DALAM KORAN XUN BAO DAN BAHASA INDONESIA DALAM
KORAN ANALISA
、印尼祈使句比分析hànyǔ, yìnní yǔ qíshǐjù
bǐ jiào
fēnxīSkripsi ini diajukan kepada panitia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera
UtaraMedanuntuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu
Sastra Cina
Oleh :
JESSICA
NIM : 110710028
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si T. Kassa Rullah Adha, SS, MTCSOL
PROGRAM STUDI SASTRA CINA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
Disetujui Oleh:
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Medan, 06 Agustus 2015
Program StudiS-1 Sastra Cina
Ketua,
Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A.
Medan, 06 Agustus 2015
PENGESAHAN
Diterima Oleh :
Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Ilmu Budaya dalam bidang
ilmuSastra Cina
Pada :
Hari/ Tanggal : Kamis/ 06 Agustus 2015
Pukul : 11.00 WIB s/d selesai
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Dr. Syahron Lubis, M.A
NIP. 195110103 197603 1 001
Panitia Ujian
No. Nama Tanda Tangan
1. Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A ( )
2. Dra. Nur Cahaya Bangun, Msi ( )
3. Dra. Herlina Ginting, M.Hum ( )
4. T. Kassa Rullah Adha, SS, MTCSOL ( )
ABSTRACT
The title of this thesis is “Analisis Kontrastif Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin Dalam Koran Xun Bao dan Bahasa Indonesia dalam Koran Analisa”. Generally, students make errors in imperative sentence of Mandarin and bahasa Indonesias well. The aim of this writing is to find outthe differences and the similaritiesof sentence of both languages. The concept used in this thesis are contrastive analysis and imperatives sentence. The methodology used in this thesis is descriptive analysis. The data was taken from Xun Bao and Analisa newspaper edition March 1th, 2015 until March 31th, 2015. The data was analyzed based on the theory of Contrastive Analysis and due to structure of imperative sentence. The results show that imperative sentence have differences more than similarities. The differences are in the subject of the sentence, the verb of the sentence and the imperative’s particle.The similarities of both are only in the meaning of the imperative sentence itself.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esaatas berkat dan rahmat yang diberikan-Nya kepada penulis, sehingga dengan
segala kemampuan yang ada pada penulis, skripsi ini dapat diselesaikan. Tujuan
dari penulisan skripsi yang berjudul Analsis Kontrastif Kalinat Imperatif Bahasa
Mandarin dalam Koran Xun Bao dan Bahasa Indonesia dalam Koran Analisaini
adalah untuk melengkapi salah satu syarat mendapat gelar Sarjana pada Program
Studi Sastra Cina Fakultas IlmuBudaya Universitas Sumatera Utara. Penulis
menyadari bahwa dalamtulisan ini masih banyak terdapat kesalahan, kekeliruan
dan hambatan-hambatan yang disebabkan karena kurangnya pengalaman penulis
dalam memahami dan memaparkan tulisan ini. Berkat rahmat Tuhan Yang Maha
Esa serta bantuan dari semuapihak, penulis akhirnya, dapat menyelesaikan skripsi
ini. Oleh sebab itu sudah sewajarnya penulis mengucapkan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis baik moril maupun
materil. Untuk itu penulis banyak menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus
kepada :
1. Bpk Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu
BudayaUniversitas Sumatera Utara, beserta Pembantu Dekan I, II, dan III.
2. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. selaku Ketua Program Studi Sastra
CinaFakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Cina
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan juga selakuDosen
pikirannya dengan penuh kesabaran untuk membimbing danmembantu
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. .
4. Liu FengLaoshi dan T. Kassa Rulla Adha, SS, MTCSOL selaku Dosen
Pembimbing II yang juga telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya
dengan penuh kesabaran untuk membimbing dan membantu penulis untuk
menyelesaikan skripsi penulis khususnya skripsi berbahasa Mandarin.
5. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara,
khususnya dosen Program Studi Sastra Cina yang telah mendidik dan
menuangkan ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan, dan tidak
lupa kepada kakak Endang yang sabar mengurus proses administrasi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
6. Chen Shu Shu Laoshi, Yu Xue Ling Laoshi, Shen Mi Laoshi, Cao Xia
Laoshi, Yang Yang Laoshi, Peng Pai Laoshi, Wang Tian Tian Laoshi, Liu
Feng Laoshi selaku dosen-dosen Jinan University, Guangzhou, dan
Hanban Republik Rakyat China (RRC) yang selama ini telah sabar
mengajarkan ilmunya kepada penulis.
7. Kedua orang tua tercinta (alm) Bapak dan Mama tersayang yang telah
mendidik dan membesarkan penulis dengan penuhkesabaran, kasih sayang,
perhatian dan ketulusan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan
di Perguruan Tinggi ini.
8. .Keluarga tercinta, kakak penulis Anita dan abang penulis Mike yang telah
kasih atas dukungan dan perhatiannya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada sahabat terbaik Valentine Wijaya, Supeny Susila, Corrine Halim,
Steffi Grafer, Lusi Wisudawati, Anita Kusuma, Yuli, Paskah, Wara, Uti,
Sanny serta teman-teman penulis mahasiswa/i Sastra Cina stambuk 2009
yang telah menemani dan sama-sama belajar dan berjuang dengan penulis
selama ini.Penulis tidak dapat membalas jasa baik yang telah diberikan,
hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis meminta, semoga diberi
balasan atas kebaikannya selama ini.
10. Kepada seluruh kakak-kakak senior dan adik-adik kelas yang selalu
mendukung penulisan skripsi ini, thank you so much.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita,
jugapenulis khususnya dan pembaca pada umumnya. penulis juga
senantiasamenerima kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan skripsi ini.
Medan, 31Juli 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Batasan Masalah ... 8
1.3 Rumusan Masalah ... 8
1.4 Tujuan Penelitian ... 8
1.5 Manfaat Penelitian ... 9
1.5.1Manfaat Teoritis ... 9
1.5.2 Manfaat Praktis ... 9
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ... 10
2.1.1 Analisis Kontrastif ... 10
2.1.2 Kalimat Imperatif ... 11
2.2 Landasan Teori ... 12
2.2.1 Analisis Kontrastif ... 13
2.3 Tinjauan Pustaka ... 18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 20
3.2 Data dan Sumber data ... 20
3.3 Teknik Pengumpulan data ... 21
3.4 Teknik Analisis Data ... 22
BAB IV PEMBENTUKAN KALIMAT IMPERATIF BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA 4.1 Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin ... 24
4.1.1 Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin Berdasarkan Subjek ... 27
4.1.2 Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin Berdasarkan KataKerja ... 28
4.1.3 Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin Berdasarkan Partikel Imperatif ... 32
Subjek ... 37 4.2.2 Kalimat ImperatifBahasa Indonesia Berdasarkan
Kata Kerja ... 37 4.2.3 Kalimat ImperatifBahasa Indonesia Berdasarkan
Partikel Imperatif ... 39 4.3 Perbedaan Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan
Bahasa Indonesia ... 42
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Perbedaan kalimat imperatif bahasa Mandarin dan
bahasa Indonesia ... 43 5.1.1 Subjek Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa
Indonesia ... 44 5.1.2 Kata Kerja Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa
Indonesia ... 45 5.1.3 Partikel Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa
Indonesia ... 49 5.2 PersamaanKalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan
Bahasa Indonesia ... 51
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan ... 54 6.1.1 Perbedaan kalimat imperatif bahasa Mandarin dan
Bahasa Indonesia ... 54 6.1.2 PersamaanKalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan
Bahasa Indonesia ... 56 6.2 Saran ... 57
ABSTRACT
The title of this thesis is “Analisis Kontrastif Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin Dalam Koran Xun Bao dan Bahasa Indonesia dalam Koran Analisa”. Generally, students make errors in imperative sentence of Mandarin and bahasa Indonesias well. The aim of this writing is to find outthe differences and the similaritiesof sentence of both languages. The concept used in this thesis are contrastive analysis and imperatives sentence. The methodology used in this thesis is descriptive analysis. The data was taken from Xun Bao and Analisa newspaper edition March 1th, 2015 until March 31th, 2015. The data was analyzed based on the theory of Contrastive Analysis and due to structure of imperative sentence. The results show that imperative sentence have differences more than similarities. The differences are in the subject of the sentence, the verb of the sentence and the imperative’s particle.The similarities of both are only in the meaning of the imperative sentence itself.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk
berinteraksi dengan orang lain. Setiap orang pasti akan mendefinisikan bahasa
dengan cara yang berbeda-beda berdasarkan dengan pendekatan teori yang
mereka anut. Menurut teori struktural, bahasa dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem tanda arbitrer yang konvensional yang berkaitan dengan ciri sistem yang
bersifat sistematik dan sistemik. Bersifat sistemik karena mengikuti
ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah yang teratur dan bersifat sistematik karena bahasa
itu sendiri merupakan suatu sistem atau subsistem-subsistem (Soeparno, 2002: 1).
Setiap bangsa di dunia memiliki bahasanya masing-masing untuk
memudahkan komunikasi antar sesama masyarakatnya. Bahasa-bahasa tersebut
memiliki sistem bahasa yang berbeda-beda. Sistem bahasa yang berbeda itu
ditunjukkan dengan adanya tata bahasa yang berbeda-beda dari masing -masing
bahasa. Adanya sistem yang berbeda antara suatu bahasa dengan bahasa yang
lainnya menunjukkan bahwa bahasa bersifat unik. Bahasa dikatakan bersifat unik
karena setiap bahasa mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya
(Chaer, 2003).
Mengingat betapa pentingnya peranan bahasa baik sebagai sarana
sebagai sarana untuk memahami orang lain, maka banyak orang yang mempelajari
bahasa dari negara-negara lain atau yang sering disebut sebagai bahasa asing.
Bahasa yang biasanya ingin dipelajari oleh seseorang adalah bahasa dari negara
maju ataupun negara yang mempunyai pengaruh dalam dunia internasional, salah
satunya adalah negara dengan China bahasa Mandarinnya.
Dewasa ini bahasa Mandarin menjadi bahasa asing yang banyak diminati
oleh orang Indonesia, baik pelajar, mahasiswa maupun orang biasa yang memang
tertarik dengan Bahasa Mandarin. Dalam kepentingan selanjutnya, bahasa
Mandarin dipelajari sebagai ilmu bahasa yang digunakan untuk melanjutkan studi
di Negara China atau sebagai pengantar bahasa pada perusahaan-perusahaan
China yang ada di luar negara China. Jadi, untuk memahami jalan pikiran orang
China salah satunya adalah dengan cara memahami bahasa China (Mandarin).
Penulis sebagai pembelajar bahasa Mandarin yang menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pertama atau bahasa ibu cukup mengalami hambatan
atau kesulitan. Hal ini terjadi dikarenakan perbedaan diantara kedua bahasa
tersebut. Keinginan penulis untuk mengatasi hambatan atau kesulitan tersebut,
membuat penulis merasa tertarik untuk membahas salah satu jenis kalimat di
dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, serta mencoba untuk
membandingkannya di dalam karya tulis ini. Adapun jenis kalimat yang ingin
penulis bandingkan adalah jenis kalimat imperatif bahasa Mandarin dengan
kalimat imperatif bahasa Indonesia yang ditinjau dari struktur dan makna, serta
Alwi (2003:353) mengemukakan bahwa, “kalimat dalam bentuk
sintaksisnya dibagi atas kalimat deklaratif, kalimat interogatif, Kalimat
eksklamatif, dan kalimat imperatif”. Kalimat deklaratif merupakan kalimat yang
berbentuk pernyataan yang dapat berbentuk narasi, argumentasi, informasi, atau
deskripsi. Kalimat interogatif atau kalimat tanya pada dasarnya dibedakan dari
tanda tanya yang menyertai kalimat tersebut. Kalimat eksklamatif isinya
menyatakan perasaan kagum dan heran. Sementara itu, kalimat imperatif
ditekankan sepenuhnya terhadap perintah yang titik acuannya lebih kepada objek
yang dimaksud.
Secara konstruksional, kalimat imperatif diawali dengan verba dasar yang
perannya lebih bersifat menyuruh seseorang, yang identik dengan aktifitas
manusia untuk bertindak. Konstruksi kalimat imperatif bahasa Mandarin tentu
saja memiliki perbedaan dengan konstruksi kalimat imperatif bahasa Indonesia
karena kedua bahasa tersebut memiliki sistem bahasa yang berbeda dan berasal
dari rumpun bahasa yang berbeda pula. Bahasa Mandarin merupakan bagian dari
kelompok Thai-Cina (dalam rumpun bahasa Sino-Tibet) sedangkan, bahasa
Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia yang berasal dari
varian Bahasa Melayu (sebuah bahasa yang berasal dari rumpun Bahasa
Austronesia) (Poltak 2013: 25). Perbedaan itulah yang pada akhirnya akan
menimbulkan kesulitan dan hambatan para pembelajar bahasa Mandarin
khususnya dalam menghasilkan kalimat imperatif.
Dalam memahami kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam proses belajar
diperlukan analisis kontrastif (anakon). Tarigan (1992: 4) mengemukakan bahwa,
“Analisis kontrastif, berupa prosedur kerja, adalah aktivitas atau kegiatan yang
mencoba membandingkan struktur bahasa pertama dengan struktur bahasa kedua
untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan di antara kedua bahasa”.
Perbedaan-perbedaan antara dua bahasa, yang diperoleh dan dihasilkan melalui Analisis
kontrastif, dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau
memprediksi kesulitan-kesulitan belajar berbahasa yang akan dihadapi para siswa,
terlebih-lebih dalam belajar bahasa kedua .
Menurut Verhaar (2006: 257), semua bahasa memiliki siasat atau strategi
untuk membuat orang yang disapa melakukan atau tidak melakukan sesuatu
sesuai dengan isi ujaran yang disampaikan pembicara seperti: Pergi (lah)! dalam
bahasa Indonesia dan 去 qù! dalam bahasa Mandarin. Tuturan-tuturan tersebut
dikenal sebagai kalimat imperatif. Kadar tuturan dalam kalimat imperatif bisa
bermacam-macam. Kalimat imperatif yang menyatakan perintah jelas memiliki
kadar tuturan yang lebih tinggi, sedangkan kalimat imperatif yang menyatakan
permohonan mempunyai tuturan yang rendah. Tinggi rendahnya kadar tuturan
pada kalimat imperatif tersebut ditentukan oleh kewenangan (otoritas) serta
keterlibatan kedua pembicara. Selain itu, tinggi rendahnya tuturan dalam kalimat
imperatif ditandai pula dengan adanya konstituen-konstituen tambahan yang
berfungsi menghaluskan perintah, seperti adanya penggunaan partikel imperatif.
Wang Li Fang (2009) dalam elektrik jurnal (e-jurnal) nya yang berjudul
“Contrastive Study on imperatives in English and Chinese” mengemukakan
penggunaan subjek di dalam kalimat, (2) penggunaan kata kerja dalam kalimat
dan (3) pengunaan partikel dalam pembentukan di dalam kalimat imperatif
bahasa Mandarin”.
Berikut ini adalah salah satu contoh kalimat imperatif bahasa Mandarin
yang di ambil dari koran Xun Bao No. 142660 (Sabtu, 7 Maret 2014) bagian
dialog percakapan cerita pendek.
Contoh :
咱(我) 坐 吧 !
zán men(wǒ men) Zuò Ba !
Kita Duduk Ayo !
Ayo kita duduk !
咱 zán men adalah subjek orang kedua jamak yang mencakupi
pembicara dan pendengar dalam percakapan. 我 wǒ men adalah subjek yang dipakai dalam keadaan mencakupi pembicara dan pendengar atau tidak
mencakupi pendengar yang mengandung arti “kita”, sedangkan subjek “kita”
dalam bahasa indonesia mengandung kedua arti tersebut. Subjek 咱 zán men
harus muncul di dalam suatu kalimat imperatif bahasa Mandarin yang menyatakan
ajakan.
Sedangkan, Alwi (2003: 353-354) mengunkapkan bahwa, kalimat
imperatif bahasa Indonesia memiliki ciri formal seperti berikut: intonasi yang
ditandai nada rendah di akhir tuturan; pemakaian partikel penegas, penghalus dan
urutannya menjadi tidak selalu terungkap predikat-subjek, jika diperlukan; dan
pelaku tindakan tidak selalu terungkap. Kalimat imperatif bahasa indonesia yang
menyatakan ajakan atau permintaan selalu ditandai dengan kata “Ayo(lah) atau
“Mari (lah)”. Hal ini dapat dilihat dari salah satu contoh kalimat imperatif bahasa
Indonesia yang di ambil dari koran Analisa No.15025 (Minggu, 22 Maret 2015 )
pada rubrik cerita pendek (cerpen) berikut ini.
1. Ayo (lah) (kita) masuk!
Dengan berbagai siasat atau cara dalam memanifestasikan aktivitas
memerintah, membuktikan bahwa kalimat imperatif dalam bahasa Mandarin dan
bahasa Indonesia menarik untuk dikaji lebih lanjut. Dipilihnya pengontrasan
kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia dalam penelitian ini
karena kedua bahasa tersebut memiliki struktur bahasa yang berbeda dan sangat
menarik dikaji lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan-perbedaan apa saja yang
ada didalamnya, walaupun tak tertutup kemungkinan adanya persamaan ataupun
kemiripan diantara kedua bahasa tersebut.
Koran merupakan salah satu alat komunikasi yang banyak dikonsumsi
oleh masyarakat untuk mendapatkan berbagai informasi yang relatif praktis dan
ekonomis.Informasi yang di peroleh dari koran juga dapat dipergunakan sebagai
sarana untuk mengembangkan baik bahasa Mandarin maupun bahasa Indonesia.
Walaupun penggunaaninternet sudah meluas tetapi koran tidak pernah
ditinggalkan orang, terutama para lansia.Seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan koran juga cukup pesat
penelitian inadalah koranXun Bao untuk bahasa Mandarin dan koran Analisa
untuk bahasa Indonesia.
Koran Xun Bao adalah salah satu koran terbitan kota Medan yang
didalamnya menggunakan bahasa Mandarin dan penulisannya juga menggunakan
aksara China. Sebenarnya di Kota Medan ada kurang lebih 3 (tiga) jenis koran
berbahasa Mandarin tetapi penulis memilih koran Xun Bao dikarenakan di dalam
koran ini terdapat cerita – cerita pendek yang ditulis oleh pengguna bahasa
Mandarin. Sedangkan, koran Analisa merupakan koran berbahasa Indonesia yang
terbesar di kota Medan, yang terbit tujuh kali dalam seminggu serta memiliki edisi
khusus rubrik cerita pendek yang terbit setiap minggunya.
Cerita pendek (cerpen) merupakan karangan fiktif yang isinya sebagian
kehidupan seseorang atau juga kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang
berfokus pada suatu tokoh. Selain itu, cerita pendek (cerpen)dapat memberikan
kesan tunggal, yang sedemikian rupa yang dituangkan ke dalam dialog – dialog
tunggal. Di dalam dialog- dialog tersebut, penulis menemukan banyak kalimat-
kalimat imperatif. Untuk itulah penulis merasa tertarik menjadikan koran sebagai
objek dari penelitianskripsi yang selanjutnya akan dijabarkan dalam bab
pembahasan berdasarkan struktur kalimat imperatif bahasa Mandarin maupun
bahasa Indonesia. Kalimat-kalimat imperatif rubrik cerita pendek (cerpen) yang
akan dibahas pada penelitian skripsi ini dimulai sejak tanggal 01 Maret 2015
1.2 Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meyimpang dari pokok pembahasan dan untuk
mengarahkan penelitian ini lebih terfokus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai,
peneliti membatasi masalah. Konsentrasi penelitian adalah analisis kontrastif
struktur kalimat imperatif 祈使句qíshǐjù bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia
yang diambil dari rubrik 市井故事shìjǐng gùshì (cerita pendek) Koran Xun Bao dan koran Analisa yang ditinjau dari penggunaan subjek, kata kerja dan partikel
impertif pada kalimat imperatif dari kedua bahasa tersebut selama 1 (satu) bulan
penerbitan yaitu dari tanggal 01 Maret 2015 sampai dengan 31 Maret 2015.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang dikemukakan pada latar belakang
masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perbedaan kalimat imperatif bahasa Mandarindalam koran
Xun Bao dan bahasa Indonesia dalam Koran Analisa?
2. Bagaimana persamaan kalimat imperatif bahasa Mandarindalam koran
Xun Bao dan bahasa Indonesia dalam Koran Analisa?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikanperbedaan kalimat imperatif bahasa Mandarindalam
2. Mendeskripsikanpersamaan kalimat imperatif bahasa Mandarindalam
koran Xun Bao dan bahasa Indonesia dalam Koran Analisa.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian analisis
kontrastif kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, adalah:
1. Memberikan pengetahuan tambahan dan cakrawala baru kepada
masyarakat luas, para pembaca, peneliti dan sesama mahasiswa tentang
struktur, perbedaan dan persamaan kalimat imperatif dalam bahasa
Mandarin dan bahasa Indonesia.
2. Menjadi salah satu rujukan terhadap penelitian sejenis untuk penelitian
kebahasaan lainnya.
1.5.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian analisis
kontrastif kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, adalah:
1. Mengetahui pembentukan kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa
Indonesia secara baik dan benar sehinggga dengan memahami perbedaan
tata bahasa dari kedua bahasa tersebut dapat mempermudah pembelajaran
bahasa tersebut.
2. Dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran untuk bahan pengetahuan
dalam pembahasan kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa
BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini dijelaskan tentang konsep, landasan teori dan tinjauan pustaka
yang dipakai untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini agar ditemukan hasil
yang sesuai dengan judul penelitian, dan tinjauan pustaka.
2.1 Konsep
Penggunaan konsep dalam sebuah penelitian sangat diperlukan. Konsep
dapat dijadikan batasan penelitian yang akan dilakukan. Sesuai dengan judul yang
diambil dalam penelitian ini, maka konsep yang digunakan pada penelitian ini
adalah analisis kontrastif, kalimat imperatif.
2.1.1 Analisis Kontrastif
Secara umum memahami pengertian analisis kontrastif dapat ditelusuri
melalui makna kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam
pembahasan atau uraian. Pembahasan adalah proses atau cara membahas yang
bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang memungkinkan dapat mengetahui inti
permasalahannya. Permasalahan yang ditemukan itu kemudian dikupas, dikritik,
diulas dan akhirnya disimpulkan untuk dipahami. Moeliono (2000: 32)
menjelaskan bahwa, “analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai
bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk
kontrastif diartikan sebagai perbedaan atau pertentangan antara dua hal.
Perbedaan inilah yang menarik untuk dibicarakan, diteliti, dipahami.
Moeliono (2000: 32) juga menjelaskan bahwa, “kontrastif diartikan sebagai
bersifat membandingkan perbedaan”. Istilah kontrastif lebih dikenal dalam ranah
kebahasaan (linguistik). Sehubungan dengan ini kemudian muncul istilah
linguistic contrastif yang merupakan cabang ilmu bahasa. Linguistik kontrastif
membandingkan dua bahasa dari segala komponennya secara sinkronik sehingga
ditemukan perbedaan-perbedaan dan kemiripan-kemiripan yang ada. Dari hasil
penemuan itu dapat diduga adanya penyimpangan-penyimpangan,
pelanggaran-pelanggaran atau kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan para
dwibahasawan (orang yang mampu menggunakan dua bahasa secara baik).
2.1.2 Kalimat Imperatif
Kalimat didefinisikan sebagai suatu susunan kata-kata yang teratur dan
berisi pikiran yang lengkap (Chaer, 2003: 240). Definisi seperti ini sama halnya
seperti yang dikatakan oleh Alwi bahwa, kalimat adalah satuan bahasa terkecil,
dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh (2003:
311). Mengingat bahwa kalimat memuat pesan yang utuh, maka apa yang
teramanatkan dalam kalimat sewaktu berlangsungnya “peristiwa cakapan” atau
dialog menuntut suatu pernyataan pikiran yang pasti atau tegas. Jadi kepastian
atau ketegasan pikiran akibat dari berlangsungya “peristiwa cakapan” atau dialog
pada setiap tipe kalimat. Salah satu diantara sekian tipe kalimat tersebut adalah
kalimat imperatif.
Menurut Kang (2011:25) Kalimat imperatif bahasa mandarin adalah
kalimat yang mengarah kepada perintah , permohonan kepada pendengar agar
melakukan apa yang dilakukan dan apa yang tidak dilakukan. Markhamah (2009:
71) mengungkapkan bahwa, kalimat imperatif bahasa Indonesia berisikan perintah
kepada pembaca atau pendengar untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Berkaitan dengan kalimat imperatif, dalam bukunya Ramlan (2005: 39-40)
menyebutnya sebagai kalimat suruh dan berdasarkan strukturnya, dibagi menjadi
empat jenis, yaitu: 1) kalimat suruh yang sebenarnya, 2) kalimat persilahan, 3)
kalimat ajakan, dan 4) kalimat larangan. Dengan demikian, persoalan kalimat
imperatif secara konsep dapat dikatakan menyangkut adanya pernyataan yang
tegas dari pihak pembicara dan adanya reaksi atau tanggapan yang pasti dari pihak
lawan pembicara. Tipe kalimat imperatif dapat dikenali berdasarkan penentu
wujudnya, baik yang bersifat morfologis maupun yang bersifat sintaktis, atau
2.2 Landasan Teori
Dua bahasa yang berasal dari rumpun bahasa yang berbeda, dapat
dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis kontrastif. Teori yang
digunakan untuk menganalisis perbedaan dan persamaan dalam kalimat imperatif
bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin adalah teori Analisis Kontrastif dengan
pendekatan Tata bahasa. Berikut adalah landasan teori yang digunakan penulis
untuk menganalisis rumusan masalah yang dikemukakan di dalam penelitian ini.
2.2.1 Analisis Kontrastif
Analisis kontrastif, berupa prosedur kerja, yaitu aktivitas atau kegiatan
yang mencoba membandingkan struktur bahasa pertama dengan struktur bahasa
kedua untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara kedua bahasa. Analisis
kontrastif dikembangkan dan dipraktikkan pada tahun 1950-an dan 1960-an,
sebagai suatu aplikasi linguisik struktural pada pengajaran bahasa, dan didasarkan
pada asumsi-asumsi berikut ini.
1. Kesukaran-kesukaran utama dalam mempelajari suatu bahasa baru
disebabkan oleh inteferensi dari bahasa pertama.
2. Kesukaran-kesukaran tersebut dapat diprediksi atau diprakirakan oleh
analisis kontrastif.
3. Materi atau bahan pengajaran dapat memanfaatkan analisis kontrastif
untuk mengurangi efek-efek interferensi. (Richard [et al] 1987: 63 dalam
Analisis kontrastif dalam kajian linguistik adalah suatu cabang ilmu
bahasa yang tugasnya membandingkan secara sinkronis dua bahasa sedemikian
rupa sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu dapat terlihat (Lado
dalam Pranowo 1996: 42). Pada proses perbandingan sendiri adalah suatu hal
yang memungkinkan untuk menemukan persamaan atau perbedaan. Analisis
kontrastif berkaitan dengan dua aspek penting, yakni aspek linguistik dan aspek
psikolinguistik. Aspek linguistik berkaitan dengan masalah perbandingan dua
bahasa. Dalam hal ini, tersirat dua hal penting, yaitu (1) apa yang akan
diperbandingkan, dan (2) bagaimana cara memperbandingkannya. Aspek
psikolinguistik, analisis kontrastif menyangkut kesukaran belajar, cara menyusun
bahan pengajaran, dan cara menyampaikan bahan pengajaran (Tarigan 1992: 12).
Analisis kontrastif merupakan cabang dari ilmu linguistik, sehingga
seringkali disebut sebagai linguistik kontrastif. Linguistik kontrastif berbeda
dengan linguistik komparatif walaupun keduanya adalah kegiatan
membandingkan dua bahasa.Perbedaan kedua analisis tersebut dapat dilihat pada
kutipan dibawah ini seperti yang diuraikan oleh Tarigan (1992:226)
“Linguistik komparatif ingin mengetahui persamaan dan perbedaan antara
bahasa-bahasa yang diperbandingkan. Linguistik kontrastif hanya meneliti
perbedaan-perbedaan atau ketidaksamaan-ketidaksamaan yang menyolok yang terdapat pada
dua bahasa atau lebih, sedangkan persamaan- persamaannya tidak begitu
dipentingkan atau diperhatikan. Kesamaan-kesamaan yang terdapatdianggap
Melalui analisis kontrastif, hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam
proses pembelajaran bahasa sehingga dapat mengurangi kesalahan-kesalahan atau
pelanggaran-pelanggaran yang mungkin dilakukan oleh pelajar kedua bahasa
tersebut. Seperti yang dijelaskan Pateda (1989: 18)
“Analisis kontrastif merupakan pendekatan dalampengajaran bahasa
yangmenggunakan teknikmembandingkan antara bahasa ibu (B1) dengan
bahasasasaran (B2) sehingga guru dapat meramalkan kesalahan siswa dan siswa
dapatsegera menguasai bahasa yang sedang dipelajari. Memperkecil
kemungkinanterjadinya kesalahan penggunaan dua bahasa tersebut merupakan
salah satu fungsi penelitian menggunakan teori analisis
kontrastif.”
Untuk memperbandingkan bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia
khususnya kalimat imperatif maka penulis menggunakan teori kontrastif seperti
yang dikatakan Brown dan Ellis dalam Indihadi(diakses pada 27 November
2014),terdapat empat langkah kerja dalam menggunakan analisis kontrastif yaitu:
“1. Mendeskripsikan sistem atau unsur-unsur bahasapertama (B1) dan bahasa
kedua (B2).
2. Menyeleksi sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) yang akan
dibandingkan atau dianalisis.
3. Mengontraskan sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) dengan cara
4. Memprediksi sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) untuk keperluan
pengajaran bahasa di sekolah.”
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat dikatakan bahwa analisis
kontrastifmerupakan ilmu linguistik yang bersifat membandingkan dan bertujuan
menemukan serta mendeskripsikan perbedaan-perbedaan dan
persamaan-persamaan yang terdapat antara dua bahasa dari rumpun yang berbedaHasil
perbedaan dan persamaan tersebut dapat dijadikan sebagai sarana pengajaran atau
bahan ajar bagi pengajar bahasa kedua. Penggunaan teori ini dapat pula sebagai
acuan bagi pelajar bahasa kedua agar dapat memperkecil kesalahan yang dapat
terjadi.
Selain itu, pendekatan yang digunakan untuk menganalisis perbedaan dan
persamaan kalimat Imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia penulis,
menggunakan pendekata tata bahasa khususnya bagaimana struktur / tata kalimat
dari kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia .
Tata bahasamerupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum
berdasarkan struktur bahasa. Struktur bahasa itu meliputi bidang-bidang: tata
bunyi (fonologi), tata bentuk (morfologi), dan tata kalimat (sintaksis). Tata bahasa
yang bersifat normatif (umum) adalah jenis yang dipakai dalam pengertian
sehari-hari. Jenis tata bahasa ini disusun berdasarkan gejala-gejala bahasa umum yang
dipakai oleh kebanyakan orang dalam suatu masyarakat (Keraf, 1984: 28).
Setiap bahasa memiliki aturan tata arubahasanya sendiri, begitu juga
dengan bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Kedua bahasa inimemiliki tata
shíyòng xiàndài hànyǔ yǔfǎmenjelaskan bahwa, terdapat perbedaan subjek orang pertama jamak kalimat imperatif bahasa mandarin antara咱zán mendan 我
wǒ men. 咱 zán men adalah subjek orang kedua jamak yang mencakupi
pembicara dan pendengar dalam percakapan. 我 wǒ men adalah subjek yang dipakai dalam keadaan mencakupi pembicara dan pendengar atau tidak
mencakupi pendengar yang mengandung arti “kita”. Subjek咱zán men harus
muncul di dalam suatu kalimat imperatif bahasa Mandarin yang menyatakan
ajakan. Sedangkan Alwi (2003: 353-354) mengungkapkan bahwa, subjek orang
kedua kalimat imperatif “kita” dalam bahasa indonesia mengandung kedua arti
3.3 Tinjauan Pustaka
Berikut adalah beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan topik
penelitian ini.
Tommy Tandy (2011) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Kontrastif
Kalimat Tanya Dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin, menemukan teknik
dan metode penelitian membandingkan bahasa Mandarin dan bahasa Inggris.
Selain itu peneliti juga menemukan perbedaan dan persamaan kalimat tanya
dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Dalam penelitian ini melalui
pendekatan tata bahasa diungkapkan bahwa makna dari kelima jenis kalimat tanya
dalam bahasa Inggris dan bahasa Mandarin adalah sama, selain itu dalam
memberikan jawaban dari pertanyaan yang ditanyakan, bentuk jawaban dari
kelima jenis kalimat tanya tersebut adalah menggunakan kata “ya” dan “tidak”.
Namun ciri-ciri dari setiap jenis kalimat tanya dalam bahasa Inggris maupun
bahasa Mandarin berbeda. Penelitian ini sangat membantu penulis dalam
memahami penerapan teori Analisis Kontrastif.
Penelitian yang dilakukan olehǐ pǔ(2010) yang berjudul 现代汉语 功 能 祈 使 句 研 究 xiàndài hànyǔ gōngnéng qíshǐjù yánjiū yaitu Analisis
Penggunaan Kalimat Imperatif dalam Bahasa China Modern mengungkapkan,
penggunaan kalimat imperatif dalam bahasa Cina modern menurut fungsinya
terbagi dalam beberapa jenis kalimat. Kalimat imperatif bahasa cina modern ada
yang berbentuk pernyataan positif dan ada juga yang bebrbentuk penyataan
negatif. Kalimat imperatif bahasa China modern dianalisis dari segi fungsi,
membantu penulis dalam memahami struktur kalimat imperatif, khususnya
struktur kalimat imperatif bahasa Mandarin.
Fauzi Fahmi F.N (2010) dalam skripsinya Analisis Kontrastif Kalimat
Imperatif Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, melakukan penelitian yang
bersifat kontrastif dengan menekankan aspek sintaksis. Selain itu, juga
mendeskripsikan pola-pola pembentukkan kalimat imperatif bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris serta menjelaskan persamaan dan perbedaan kalimat imperatif
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Penelitian ini membantu penulis dalam
memahami pola-pola atau struktur pembentukan kalimat imperatif bahasa
Indonesia.
Rahardi (2005) dalam bukunya yang berjudul Kesantunan Imperatif
Dalam Bahasa Indonesia membicarakan, kalimat imperatif. Beliau mengatakan
bahwa, kalimat imperatif mengandung maksud memerintah atau meminta agar
mitra tutur melakukan sesuatu sebagaimana yang diinginkan si penutur. Dalam
buku ini, penulis belajar sangat banyak terkait maksud atau makna setiap kalimat
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan untuk
menganalisis penelitian ini agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
3.3 Metode Penelitian
Menurut Surakhmad (1995: 147), metodologi penelitian merupahkan
suatu langkah kerja dalam sebuah kegiatan penelitian yang diawali dengan
perencanaan,pengumpulan data-data,analisis data, kemudian tahap kesimpulan.
Metode penelitian ini bersifat deskriptif. Metode penelitian deskriptif yaitu
memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaansejelas mungkin. Tujuan
utama digunakannya metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan
yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan untuk memeriksa
sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
3.4 Data dan Sumber data
Data utama yang di ambil untuk melengkapi penelitian ini adalah semua
data yang terdapat pada Koran Xun Bao dan Koran Analisa. Kalimat – kalimat
imperatif bahasa Mandarin yang terdapat dalam Koran Xun Bao 市 井 故 事
yang sangat dibutuhkan untuk bahan penelitian ini. Sumber data utama penelitian
ini adalah Koran Xun Bao 市井故事 shìjǐng gùshì (rubrik cerita pendek) dan Koran Analisa rubrik cerita pendek.Koran Xun Bao dan Koran Analisa ini
merupakan koran yang telah dipilih dari satu bulanpenerbitan, yang diambil untuk
contoh pada tanggal 1Maret 2015 sampai 31 Maret 2015 karena peneliti
menemukan banyak kalimat imperatif yang dapat diteliti dari segi struktur kalimat
imperatif bahasa Mandarin dan kalimat imperatif bahasa Indonesia .
Data dan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku – buku
yang berhubungan dengan struktur kalimat imperatif bahasa Mandarin dan
bahasa Indonesia sertabuku – buku ataupun jurnal -jurnal yang berhubungan
dengan judul penelitian ini.
3.5 Teknik Pengumpulan data
Untuk lebih mendapatkan data-data yang berhubungan dengan judul ini,
maka penulisan melakukan pencarian data (survey buku) yakni menghimpun
data-data dari berbagai perpustakaan atau Library Research, yang merupakan suatu
kegiatan yang diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian ini. Hal yang
dikutip dari kepustakaan ini adalah mengutip masalah yang berkaitan dengan
Langkah – langkah pengumpulan data, yaitu :
1. Mengumpulkan Koran Xun Bao 市井故事 shìjǐng gùshì (rubrik cerita pendek) dan Koran Analisa rubrik cerita pendek (cerpen) dalam satu
bulan dari edisi 1 Maret 2015 sampai 31 Maret 2015.
2. Menggaris bawahi kalimat imperatif bahasa Mandarin dan kalimat
imperatif bahasa Indonesia untuk menemukanperbedaan dan persamaan
struktur kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.
3. Mengelompokkan atau mengklasifikasikannya
Data-data dan bahan-bahan pustaka untuk penelitian ini diperoleh dari :
1. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
2. Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Program Studi Sastra China
Universitas Sumatera Utara .
3. Internet
4. Jurnal – Jurnal yang terkait dengan judul
3.6 Teknik Analisis Data
Data yang diambil dari buku-buku kepustakaan ini serta referensinya
dianalisis untuk mendapatkan saran dan kesimpulan. Cara menganalisis data yang
sudah dikumpulkan yaitu sebagai berikut :
1. Data yang sudah dikelompokkan di analisis per satuan kalimat sehingga
peneliti menemukan perbedaan dan persamaan struktur kalimat imperatif
bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.
2. Kalimat – kalimat imperatif tersebut di masukkan ke dalam struktur
Lin dan struktur kalimat imperatif bahasa Indonesia yang benar
berdasarkan teori tata bahasa baku bahasa baku yang ditulis oleh Hasan
Alwi. Dalam kedua teori ini struktur kalimat imperatif menyatakan
kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia dapat ditinjau
dari penggunaan subjek, kata kerja dan partikel imperatif.
3. Dari tahap kedua itu dapat dilihat bahwa adanya kalimat persamaan dan
perbedaan kalimat imperatif bahasa Mandarin dalam Koran Xun Bao dan
bahasa Indonesia dalam Koran Analisa.
4. Membandingkan (mengkontraskan) data-data lalu mencari perbedaandan
persamaan struktur kalimat imperatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa
Indonesia.
5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil temuan perbedaan dan
persamaanantara kalimat tanya kedua bahasa tersebut dan dideskripsikan
BAB IV
PEMBENTUKAN KALIMAT IMPERATIF BAHASA MANDARIN DAN
BAHASA INDONESIA
Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai pembentukan kalimat
imperatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Seperti yang sudah
dijelaskan dalam batasan masalah, penelitian ini akan membahas mengenai
pembentukan kalimat Imperatif yang ditinjau dari penggunaan subjek , kata kerja
dan partikel imperatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia .
Masing-masing kalimat imperatif dalam kedua bahasa memiliki struktur pembentukan
yang berbeda. Sehingga nantinya dapat terlihat perbedaan dan persamaan yang
kemudian akan dibahas pada bab selanjutnya.
4.1 Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin
Yuan Yu Lin dalam buku 用代法Shíyòng xiàndài hànyǔ yǔfǎ
menjelaskan bahwa, kalimat imperatif bahasa mandarin adalah kalimat yang
menyatakan perintah dan permohonan, yang meliputi seseorang atau dirinya
sendiri untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Kalimat imperatif bahasa Mandarin berdasarkan isinya dapat dibedakan
1. Kalimat imperatif yang menyatakan perintah
Contoh: 1. 站起来! Zhàn qǐlái! Berdirilah
2. 让他进来!
Ràng tā jìnlái! Biarkandiamasuk!
3. 快去救火!
Kuài qù jiùhuǒ! Mari selamatkan api!
2. Kalimat imperatif yang menyatakan permintaan atau permohonan
Contoh : 4. 您请坐啊! Nín qǐng zuò a! Silakan Anda duduk!
5. 这 个 问 题 你 来 回 答 吧 ! Zhège wèntí nǐ lái huídá ba!
Pertanyaan ini tolong kamu jawab!
6. 帮帮我的忙吧!
Bāng bāng wǒ de máng ba!
Tolong bantu saya!
3. Kalimat imperatif yang menyatakan larangan
Contoh: 7. 别动! Bié dòng!
Jangan bergerak!
8. 不要随便说话!
bùyào suíbiàn shuōhuà! Jangan sembarangan bicara!
4. Kalimat imperatif yang menyatakan nasehat
Contoh : 9. 要好好听老师的话啊!
Yào hǎo hǎo tīng lǎoshī dehuà a!
Kalimat imperatif bahasa Mandarin positif menyatakan perintah,
permohonan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedangkan, kalimat
imperatif bahasa Mandarin negatif menyatakan suruhan kepada seseorang untuk
tidak melakukan sesuatu.
Contoh: 10. 拿着 Na zhe! Peganglah!
11. 快跑! Kuàipǎo! Berlarilah!
12. 照片挂得再高一点!
Zhàopiàn guà dé zài gāo yīdiǎn!
Tolong pasangkan fotonya lebih tinggi!
Biasanya kalimat imperatif negatif bahasa Mandarin menggunakan
partikel imperatif “”、“不要” untuk menyatakan suruhan tentang apa yang
tidak seharusnya dilakukan.
Contoh: 13. 喝了!
Biéhēle
Jangan minum lagi!
14. 不要相信他!
Bùyào xiāngxìn tā!
Jangan percaya dengan dia!
Berdasarkan contoh-contoh kalimat imperatif bahasa Mandarin diatas,
dapat terlihat bahwa ada (3) tiga unsur penting dalam pembentukan struktur
kalimat imperattif bahasa Mandarin yaitu berdasarkan subjek, kata kerja dan
4.1.1 Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin Berdasarkan Subjek
Penggunaan subjek kalimat imperatif bahasa Mandarin ada yang dapat
dihilangkan dan ada yang harus muncul di dalam suatu kalimat imperatif.Subjek
kalimat imperatif sering dihilangkan apabila mengandung arti orang kedua
tunggal maupun orang kedua jamak yaitu “你nǐ ”(kamu),“你nǐmen”(kalian).
Contoh :15.(你)坐! (Nǐ)qǐng zuò !
Silahkan (kamu) duduk!
16.(你)来!
(Nǐ)guòlái!
(Kamu) kemarilah!
Suatu subjek kalimat imperatif harus dituliskan apabila:
a. Menyatakan orang pertama jamak “咱zánmen”
Contoh: 17. 咱坐吧! zánmen zuò ba! Mari kita duduk!
b. Menyatakan orang kedua dengan sebutan “您nín”yang berarti orang lebih
tua.
Contoh: 18. 您坐儿吧!
Nín qǐng zuò zhè'er ba!
Silakan kamu duduk disini!
c. Menyatakan suatu kalimat perintah majemuk
Contoh: 19. 我扫地,你擦窗!
Wǒ sǎodì, nǐ cā chuāng!
Selanjutnya berdasakan penjelasan Wang (2009) struktur pembentukan
kalimat imperatif bahasa Mandarin memiliki aspek utama yaitu penggunaan
subjek, kata kerja dan partikel imperatif yang akan penulis jelaskan lebih rinci
dibawah ini.
4.1.2 Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin Berdasarkan Kata Kerja
Wang mengungkapkan bahwa, ada tujuh syarat utama pembentukan kata
kerja kalimat imperatif bahasa Mandarin. Sebagian besar kata kerja kalimat
imperatif bahasa Mandarin memilki arti memerintah, memohon agar melakukan
sesuatu, baik yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan oleh pembicara.
Oleh karena itu, kata kerja bahasa Mandarin yang digunakan adalah beberapa
kata kerja tertentu yang dikelompokan oleh Yuan dalam buku 用代
法 shíyòng xiàndài hànyǔ yǔfǎ. Kata kerja tersebut biasanya merupakan kata
kerja perbuatan atau tindakan yang bersifat konkret.
Berikut ini adalah syarat pembentukan kata kerja kalimat imperatif bahasa
Mandarin antara lain:
1. Kata kerja seperti :醒 xǐng, (bangun), tán (berbicara), 宣布 xuānbù
(mengumumkan), 反 映 fǎnyìng(menrefleksikan), 表 示
biǎoshì(menunjukan), 明 shuōmíng(mendeskripsikan), 活
huódòng(melakukan kegiatan), 察 guānchá (menginvestigasi), 重 复
melainkan harus terjadi pengulangan atau penambahan kata bilangan.“ 一
下”dibelakangnya.
Contoh: 20. 醒一下!
Xǐng yīxià!
Bangunlah!
21 方的代表来了,你/一下吧!
Duìfāng de dàibiǎo láile, nǐmen tán tán/yīxià ba!
Perwakilan pihak lawan sudah datang, Silakan kalian bicarakan!
2. Kata kerja seperti : “仰 yǎng (percaya), 站 zhàn (berdiri) , 躺 tǎng
(berbaring), 跪guì (berlutut), 伸shēn (mengulurkan), pā(berbohong),
呆 dāi(tinggal), gē menempatkan), 托 tuō(memegang), 扶 fú
(memapah), jǔ (mengangkat), 捧 pěng (mengenggam), lǒu、
(memeluk),披 pī(meletakan), jì(mengingat).merupakan kata kerja
yang bersifat permohonan , yang harus ada penambahan kata “着”
dibelakangnya。
Contoh:22. 跪着!
Guì zhe!
Berlututlah!
23. 扶着! Fú zhe!
Topanglah!
3. Kata kerja seperti :合 hé (menyatu), tuán (berkumpul), 关 guān
(menutup), 塞sāi (menyumbat), 盖gài (menutup), 存cún (meninggalkan),
(menyembunyikan)、 住 zhù (tinggal), 渡 dù (menyebrangi), qí
(menaiki), 出chū (keluar), 回huí(kembali), guò (melewati), 起qǐ
(angkat). Kata kerja tersebut harus ditambah dengan pelengkap “bǔ
yǔ” Kata pelengkap bahasa mandarin dapat berupa来lái, 上shàng, 去
qù dan lain lain。
Contoh:24. 站起来! Zhànqǐlái!
Berdirilah !
25. 藏起来! Cáng qǐlái!
Bersembunyilah!
4. Kata kerja seperti决定juédìng (memutuskan),lǐngdǎo (memimpin),
批 准 pīzhǔn (mengkritik), fùzé (bertanggung jawab),代 理 dàilǐ
(mengambil alih), 代 表 dàibiǎo (mewakili). Kata kerja tersebut yang menyatakakan kewajban dan tanggung jawab. Untuk itu kemunculan kata
kerja tersebut harus disertai dengan penggunaan subjek di dalam suatu
kalimat imperatif .
Contoh: 26.你!
Nǐfùzé!
Kamu bertanggung jawablah!
27. 你批准吧! Qǐng nǐ pīzhǔn ba!
Silakan kamu kritik!
5 Kata kerja seperti 禁 止 Jìnzhǐ (melarang), 逼 bī(mematuhi),
chǔfá(menghukum), 救 jiù(menolong), 帮 助 bāngzhù (membantu),替
jiārù (memasuki),生 shēngchǎn(memproduksi). Kata kerja tersebut
menyatakan untuk melakukan tindakan kepada seseorang. Untuk itu,
kemunculan kata kerja tersebut harus disertai dengan penggunaan objek di
dalam suatu kalimat imperatif.
Contoh:28. 帮助你弟弟! Bāngzhùnǐdìdì!
Bantulah adikmu!
6. Kata kerja seperti : 教 qǐngjiào (mengajari), 理 jiǎnglǐ (memberi
alasan), 道歉dàoqiàn (meminta maaf), 罪péizuì (memaafkan), 吵chǎo
(bertengkar) , 要求 yāoqiú (minta), 求 qǐngqiú (mohon) , 接 jiētóu
(menghubungkan), 接洽 jiēqià (berhubungan). Kata kerja tersebut harus
ditambahi dengan kata keterangan atau 状 zhuàngyǔ Kata kerja yang
ditambahi dengan kata keterangan状zhuàngyǔ menyatakan permintaan
terhadap pihak lain untuk ikut terlibat dalam suatu tindakan. Kata
keterangan状zhuàngyǔ yang sering digunakan adalah 跟gēn,duì, 向
xiàng.
Contoh: 29. 跟他道理! Gēn tā jiǎng dàolǐ! Nasehatilah dia!
7. Kata kerja seperti: 迎huānyíng (mempersilakan datang), 出差chūchāi
(dinas keluar kota), 旅行lǚxíng (bertamasya), 打仗dǎzhàng (berperang),
演yǎnxì (berakting). Kata kerja tersebut biasanya merupakan kata kerja
berpredikat ganda). Kata kerja 句 Lián dòng ju ( kalimat yang
berpredrikat ganda) yang sering digunakan adalah 去qù dan 来lái.
Contoh: 30.去旅行吧!
qùlǚxíng ba!
Ayo pergi bertamasya!
Kata kerja kalimat imperatif bahasa Mandarin diatas adalah kata kerja
kalimat imperatif yang tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus memiliki syarat
pembentukan kata kerja untuk menjadi sebuah kalimat imperatif bahasa
Mandarin.Selain ketujuh syarat pembentukan kata kerja kalimat imperatif diatas,
kata kerja dasar dapat dijadikan kalimat imperatif bahasa Manadrin apabila hanya
ditambah partikel imperatif atau tanda seru . Biasanya kata kerja dasar yang dapat
dijadikan kalimat imperatif bahasa Mandarin merupakan kata kerja dasar yang
berdiri sendiri di dalam kalimat pernyataan maupun kalimat imperatif.
Contoh: 31. 去(吧)! qù(ba)!
Pergi (lah)!
4.1.3 KalimatImperatif Bahasa Mandarin Berdasarkan Partikel Imperatif
Partikel imperatif yang terdapat pada kalimat imperatif bahasa mandarin
terbagi atas :
1. “qǐng” partikel imperatif yang menyatakan perintah halus, rasa hormat
dan memiliki arti “ Silakan” pada bahasa Indonesia。
Contoh:1. 帮忙!
2. 指教! Qǐng zhǐjiào! Mohon sarannya!
2. “要 yào” partikel imperatif memiliki arti “harus “ di dalam bahasa
Indonesia dan dapat dijadikan salah satu partikel imperatif wajib dalam
kalimat imperatif bahasa Mandarin yang menyatakan perintah .
Contoh: 3. 他你要持! Duì tā, nǐ yàojiānchí!
Terhadap dia kamu harus berusaha keras!
4. 要同情他!
Yào tóngqíng tā Bersimpatilah terhadap dia!
3. “ bié” atau “不要 bu yào” merupakan salah satu partikel wajib dalam
kalimat imperatif negatif atau larangan. memiliki arti “ Jangan (lah)”pada
bahasa Indonesia。
Contoh: 5. 喝了!,你快醉了!
Bié hē le!, Nǐ kuài zuì le!
Jangan minum lagi ! kamu sudah hampir mabuk!
6. 么傲! Biézhème jiāo'ào!
Jangan begitu sombong!
4. “千万qiān wàn ”partikel imperatif menyatakan permohonan atau nasehat.
Contoh: 7. 千万了匙 qiān wànbié diūle yàoshi
Jangan sekali- kali menghilangkan kunci lagi!
5. “麻máfan” partikel kalimat imperatif menyatakan permintaan terhadap
seseorang melakukan sesuatu.
6. “吧 ba” merupakan partikel wajib, yang dapat mengubah suatu kalimat
menjadi suatu kalimat yang memiliki mod imperatif. Partikel imperatif “吧
ba” menyatakan kalimat imperatif yang bersifat perintah, permohonan ,
dan peringatan.
Contoh : 9. 回来吧! Huílái ba! Pulanglah !
10. 你慢慢看吧!
Nǐ màn man kàn ba!
Kamu lihatlah pelan-pelan
11. “啊 a” merupakan partikel wajib, yang dapat mengubah suatu kalimat
menjadi suatu kalimat yang memiliki mod imperatif. Partikel imperatif “啊
a” menyatakan kalimat imperatif yang bersifat perintah dan desakan.
Contoh: 11. 吃啊! Chī a!
Makanlah !
12.快来啊! kuài láia!
Datanglah!
4.2 Kalimat Imperatif Bahasa Indonesia
Markhamah (2009: 71) mengungkapkan bahwa, kalimat imperatif bahasa
Indonesia berisikan perintah kepada pembaca atau pendengar untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu. Berkaitan dengan kalimat imperatif, dalam
bukunya Ramlan (2005: 39-40) menyebutnya sebagai kalimat suruh dan
berdasarkan strukturnya, dibagi menjadi empat jenis, yaitu: 1) kalimat suruh yang
Dengan demikian, persoalan kalimat imperatif secara konsep dapat dikatakan
menyangkut adanya pernyataan yang tegas dari pihak pembicara dan adanya
reaksi atau tanggapan yang pasti dari pihak lawan pembicara. Tipe kalimat
imperatif dapat dikenali berdasarkan penentu wujudnya, baik yang bersifat
morfologis maupun yang bersifat sintaktis, atau merupakan gabungan antar
penentu wujud tersebut.
Lebih lanjut, Ramlan (2005: 39-40) menjelaskan bahwa kalimat imperatif
adalah kalimat yang mengandung intonasi imperatif dan menurut ciri formalnya,
jenis kalimat imperatif ini memiliki pola intonasi yang berbeda dengan pola
intonasi kalimat berita dan kalimat tanya yaitu ditandai dengan penggunaan tanda
/!/ pada akhir kalimatnya. Kemudian, Kridalaksana (2008: 104) juga mengatakan
bahwa dalam bahasa Indonesia, kalimat imperatif ini biasanya ditandai oleh
partikel seru –lah atau kata-kata seperti hendaknya, jangan, dan sebagainya.
Dengan kata lain, kalimat imperatif dapat didefinisikan sebagai kalimat yang
mengandung perintah atau permintaan agar orang lain melakukan atau tidak
melakukan sesuatu hal yang diinginkan oleh orang yang memerintah.
Kalimat yang mengandung perintah itu meliputi suruhan yang keras hingga
ke permintaan yang halus. Adapun menurut Alwi (2003: 353) kalimat perintah
dan permintaan jika ditinjau dari isinya, dapat dirinci menjadi enam golongan
yaitu:
1. Perintah atau suruhan biasa, jika pembicara menyuruh lawan bicaranya
berbuat sesuatu.
2. Tenang, anak-anak!
2. Perintah halus, jika pembicara tampakanya tidak memerintah lagi, tetapi
menyuruh mencoba atau mempersilakan lawan bicara sudi berbuat sesuatu.
Contoh: 3. Tolong kirimkan kontrak ini!
3. Permohonan, jika pembicara, demi kepentingannya, minta lawan bicara
berbuat sesuatu
Contoh : 4. Mohon surat ini ditandatangani!
5. Minta perhatian , saudara-saudara!
4. Ajakan dan harapan, jika pembicara mrengajak aatu berharap lawan bicara
berbuat sesuatu.
Contoh : 6. Mari kita makan
7. Harap duduk dengann tenang!
5. Larangan atau perintah negatif, jika pembicara menyuruh agar jangan
dilakukan sesuatu.
Contoh : 8. Janganlah keluar!
9. Jangan membaca di tempat yang gelap!
6. Pembiaran, jika pembicara minta agar jangan dilarang.
Contoh : 10. Biarlah saya pergi dulu, kamu tinggal disini!
Masih menurut Alwi (2003: 353-354) bahwa kalimat imperatif memiliki
ciri formal seperti berikut: intonasi yang ditandai nada rendah di akhir tuturan;
pemakaian partikel penegas, penghalus dan kata tugas ajakan, harapan,
selalu terungkap predikat-subjek, jika diperlukan; dan pelaku tindakan tidak
selalu terungkap.
Selanjutnya, dalam Alwi (2003: 336) menjelaskan bahwa, “Kalimat
imperatif bahasa Indonesia, tentu saja berbeda dengan kalimat berita dan
kalimat tanya. Perbedaan tersebut terletak pada intonasi, tanda baca, dan
partikel yang digunakan, dan pola kalimatnya”. Untuk itu, penulis merasa
tertarik membahas pembentukan kalimat imperatif bahasa Indonesia dari
penggunaan subjek , kata kerja dan partikel imperatif..
4.2.1 Kalimat Imperatif Bahasa Indonesia Berdasarkan Subjek
Alwi (2003: 353) mengemukakan bahwa, pelaku tindakan dalam kalimat
imperatif bahasa indonesia tidak selalu terungkap. Pelaku tindakan akan
terungkap apabila kalimat imperatif yang mengarah kepada rasa hormat seperti
kalimat 11 Kata Ayo(lah),Mari(lah) mengarah kepada pelaku orang ketiga “Kita”
di dalam kalimat imperatif bahasa indonesia baik dimunculkan maupun tidak
dimunculkan.Contohnya pada kalimat 12 dan 13 berikut ini.
11. Silakan, ke situ dulu pak !
12. Ayo(lah) (kita)masuk!
4.2.2 Kalimat Imperatif Bahasa Indonesia Berdasarkan Kata Kerja
Alwi (2003: 354) menyatakan bahwa, kata kerja kalimat imperatif bahasa
Indonesia terdiri dari :
Kalimat imperatif tak transitif dibentuk dari kalimat deklaratif (tak transitif)
yamg berpredikat verba dasar, frasa adjektival, dan frasa verbal berprefiks ber-
atau meng- ataupun frasa preposional. Contohnya sebagai berikut.
13. Masuk! (verba dasar)
14. Tenang, anak-anak! (frasa adjectival)
15. Berliburlah ke tempat nenekmu ! (frasa verbal berprefiks ber-)
16. Menyebranglah dengan hati- hati! (frasa verbal berprefiks meng-)
17. Kesanalah! (frasa preposional)
b. Kalimat Imperatif Transitif
Kalimat imperatif yang berpredikat verba transitif mirip dengan kontruksi
kalimat deklaratif pasif. Petunjuk bahwa verba kalimat dapat dianggap berbentuk
pasif ialah kenyataan nahwa lawan bicara yang dalam kalimat deklaratif berfungsi
sebagai subjek pelaku menjadi pelengkap pelaku, sedangkan objek sasaran dalam
kalmat deklaratif menjadi subjek sasaran dalam kalimat imperatif. Kalimat (a)
berikut adalah kalimat berita, sedangkan (b) kalimat perintah.
18. a. Engkau mencari pekerjaan apa saja .
b. Carilah pekerjaan apa saja!
19. a. Kamu membelikan adikmu sepatu baru.
b. Belikanlah adikmu sepatu baru!
20. a. Anda memperbaiki sepeda mini baru.
b. perbaikilah sepeda mini itu!
21. a. Saudara memberangkatakan kereta itu sekarang.
22. a. Kamu menganggap dia orang gila.
b. Anggaplah dia orang gila!
23. Kontrak ini dikirimkan sekarang!
24. Dijual saja mobil tua seperti itu!
Pemakaian bentuk pasif dalam kalimat imperatif sangat umum dalam
bahasa Indonesia. Hal itu mungkin berkaitan dengan keingian penutur untuk
meminta agar orang lain melakukan sesuatu untuknya, tetapi secara tidak
langsung.
4.2.3 Kalimat Imperatif Bahasa Indonesia Berdasarkan partikel Imperatif
Partikel adalah kata yang tidak dapat diverbasikan atau infleksikan,yang
mengandung makna gramatikal dan tidakmengandung makna leksikal
(Kridalaksana, 2008:174), sedangkan modus imperatif itu sendiri adalah modus
yang menyatakan perintah atau larangan (Kridalaksana, 2008:156).Partikel
imperatif pada kalimat imperatif bahasa Indonesia terdiri dari:
1. Partikel imperatif-lah
Dalam bahasa Indonesia, dapat dijumpai sebuah partikel yang dapat
memarkahi kalimatimperatif, yaitu partikel–lah. Noviatri dan Reniwati (2010:8)
mengemukakan bahwa dalam penggunaannya, partikel–lah memiliki empat sifat,
yaitu: 1) bersifatenklitis, adalah bersifat terikat dengan bentuk atau kata lain, 2)
tidak mempunyai makna leksikal, hanya mempunyai makna gramatikal, 3)
Kehadirannya cenderungbersifat opsional, 4) bertugas memberi penegas atau
berkemungkinan berpindah tempat. Biasanya kalimat imperatif yang dibubuhi
partikel –lah merupakan kalimat imperatif yang bersifat perintah suruhan biasa.
Adapun kalimat imperatif dengan partikel imperatif – lah dapat dilihat
pada kalimat berikut ini.
25. Duduklah!
26. Sudahlah!
Kalimat 25 dan 26 merupakan kalimat imperatif. Pada kedua kalimat
tersebut terdapat partikel imperatif–lah kata duduklah dan sudahlah.Yang mana
kehadiran patikel imperatif–lah pada kata tersebut menyebabkan mod
imperatif.Kehadiran patikel imperatif–lahpada kalimat 25 dan 26 bertugas
memberi penegas atau penghalusan terhadap kalimat imperatifdan tidak dapat
berpindah tempat dan bersifat wajib.
2. Partikel imperatif “Silakan”, “Tolong”,”Coba”.
Kalimat imperatif dengan partikel imperatif “Silakan”, “Tolong”, “Coba”
merupakan kalimat imperatif untuk menghaluskan kalimat. Adapun kalimat
imperatif dengan partikel imperatif “Silakan”, “Tolong”, “Coba” mengarah
kepada sebuah kalimat imperatif dapat dilihat pada kalimat berikut ini.
27. Silakan, ke situ dulu pak!
28. Tolong kirimkan surat ini!
29. Coba lihat ke kamarnya sebentar!
Kehadiran partikel imperatif “Silakan”, “Tolong”,”Coba” pada kalimat
imperatif 27,28,29, tersebut sebagai penyebab mod imperatif dan keberadaan
partikel imperatif akan dilesapkan dari kalimat 27,28,29, maka menyebabkan
kadar keimperatifan kalimat 27a,28a,29a, terasa lebih tinggi dibanding dengan
kadar keimperatifan kalimat 27,28,29. Kehadiran partikel imperatif “Silakan”,
“Tolong”,”Coba” pada kalimat 27,28,29, merupakan syarat utama keimperatifan
kalimat dan dapatjuga dikatakan sebagai pemarkah wajib.
27a. ...ke situ dulu!
28a. ...kirimkan surat ini!
29a. ....lihat ke kamarnya sebentar!
3. Partikel imperatif “Ayo”, “Mari”, “Hendaknya”, “Harap”.
Keberadaan partikel imperatif “Ayo”, “Mari”, “Hendaknya”, “Harap” pada
kalimat tersebut membuat kalimat tersebut bersifat ajakan dan harapan. Hal ini
dapat dilihat dari contoh kalimat imperatif berikut ini.
30. Ayo masuk!
31. Mari kita bermain!
32. Hendaknya kamu menemukan beberapa buah buku!
33. Harap kalian simak!
30a. ...masuk!
31a. ... kita bermain!
32a. ... kamu menemukan beberapa buah buku!
33a. ... kalian simak!
Keberadaan kalimat imperatif “Ayo”, “Mari”, “Hendaknya”, “Harap”pada
kalimat imperatif 30,31,32,33. Hal ini dapat dibuktikan dengan usaha pelesapan
30a,kalimat 31 menjadi 31a,kalimat 32 menjadi kalimat 32a, kalimat 33 menjadi
33a.Pelesapan partikel “Ayo”, “Mari”, “Hendaknya”, “Harap” menyebabkan
kalimat 30,31,32,33 tidak berterima. Ketidak berterimaan kalimat 30a,31a,32a,33a,
tersebut mengisyaratkan bahwa kehadiran partikel“Ayo”, “Mari”, “Hendaknya”,
“Harap”pada kalimat 30,31,32,dan33 merupakan syarat utama keimperatifan
kalimat dan dapatjuga dikatakan sebagai pemarkah wajib.
4. Partikel imperatif “Jangan(lah)”
Kalimat imperatif berikut ini merupakan kalimat imperatif dengan partikel
imperatif ”Jangan (lah)”
34. Jangan (lah) dijual!
35. Jangan (lah)keterlaluan !
34a. ...dijual!
35a. ...keterlaluan!
Kehadiran partikel imperatif jangan menjadi penyebab mod imperatif dan
juga keberadaanimperatif “Jangan(lah)”membuat kalimat imperatif tersebut
bersifat larangan.Hal ini dapat dibuktikan dengan melesapkan imperatif jangan
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam bab sebelumnya telah dijabarkan mengenai pembentukan kalimat
imperatif dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia. Dalam bab ini, penulis
akan membahas hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Seperti yang telah
dijelaskan dalam metode penelitian, setelah mengumpulkan data, penulis akan
mengkontraskan dan memasukkan teori analisis kontrastif dalam meneliti
perbedaan dan persamaan kalimat imperatif bahasa Mandarin dalam Koran Xun
Bao dan bahasa Indonesia dalam Koran Analisa yang ditinjau dari penggunaan
subjek, kata kerja dan penggunaan partikel.
5.1 PerbedaanKalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia
Dalam penelitian ini, penulis menemukan perbedaan antara kalimat
Imperatif dalam bahasa Mandarin dan kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia.
Dibawah ini adalah uraian lebih rinci mengenai perbedaan kalimatimperatif dalam
bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia yang ditinjau dari penggunaan subjek,
kata kerja dan partikel imperatif.
Subjek kalimat imperatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia
memiliki perbedaan struktur khususnya subjek orang pertama jamak . Untuk dapat
melihat perbedaannya, berikut adalah contoh kalimat imperatif dalam bahasa
Mandarin dan bahasa Indonesia.
Contoh :
Bahasa Mandarin 咱走吧! Zánmen zǒu ba! Kita pergi ayo!
Bahasa Indonesia Ayo (kita) pergi!
Subjek orang pertama jamak kalimat imperatif bahasa mandarin antara咱
zán mendan 我 wǒ men. 咱 zán men adalah subjek orang kedua jamak
yang mencakupi pembicara dan pendengar dalam percakapan. 我 wǒ men
adalah subjek yang dipakai dalam keadaan mencakupi pembicara dan pendengar
atau tidak mencakupi pendengar yang mengandung arti “kita”. Subjek咱zán
men harus muncul di dalam suatu kalimat imperatif bahasa Mandarin yang
menyatakan ajakan. Sedangkan Alwi (2003: 353-354) mengungkapkan bahwa,
subjek orang pertam kalimat imperatif “kita” dalam bahasa indonesia
mengandung kedua arti tersebut dan pelaku tindakan selalu tidak terungkap .
Contoh 2
Bahasa Mandarin 你坐 您坐!
Nǐ qǐng zuò qǐng nín zuò!
(Kamu) silakan duduk Silakan Kamu duduk!
Subjek orang kedua kalimat imperatif bahasa Mandarin 你 kamu untuk
orang yang seusia biasanya diletakan di depan partikel (jika ingin dituliskan) dan
subjek orang kalimat imperatif bahasa Mandarin 您yang ditujukan kepada orang
lebih dihormati diletakan setelah partikel. Sedangkan di dalam kalimat imperatif
bahasa indonesia tidak memiliki perbedaan letak partikel antara ditujukan kepada
orang yang lebih dihormati maupun tidak.
5.1.2 Kata Kerja Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa
Indonesia
Perbedaan selanjutnya adalah perberdaan antara pembentukan kata kerja
kalimat imperatif bahasa Mandarin dengan kalimat imperatif bahasa Indonesia.
Kalimat imperatif bahasa Mandarin biasanya harus ditambahi dengan kata-kata
tertentu baik sebelum dan sesudah kata kerja, disesuaikan dengan persyaratakan
yang telah diuraiakan dalam bab sebelumnya.
Untuk memperjelas perbedaan pembentukan kata kerja kalimat imperatif
bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia dapat dilihat pada tabel contoh dibawah
ini