• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Komunikasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bumiputera Cabang Binjai Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Komunikasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bumiputera Cabang Binjai Chapter III V"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Kurniawan, 2012:21). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel komunikasi (X1) dan motivasi (X2) terhadap kinerja karyawan

(Y).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bumiputera Cabang Binjai. Penelitian ini dilakukan dari bulan September2015 sampai dengan November 2015.

3.3. Batasan Operasional

Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu membatasi masalah yang di bahas yaitu hanya pada “Pengaruh Komunikasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bumiputera Cabang Binjai”. Dimana variabel yang dianalisis sebagai berikut :

a. X1 = Variabel Komunikasi

b. X2 = Variabel Motivasi

(2)

3.4. Definisi Operasional

Tujuan utama pemberian defenisi operasional adalah suatu defenisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau memspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi variabel akan memberikan atau menuntun arah peneliti untuk memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu:

Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain, dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah komunikasi dan motivasi.

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Operasional Dimensi Indikator Skala

(3)

Variabel Definisi Operasional Dimensi Indikator Skala kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

(4)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:132).

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria pengukuran untuk variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert Untuk Variabel

No Skala Likert Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-ragu (R) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2012:132)

3.6. Populasi dan Sampel

3.6.1. Populasi

(5)

3.6.2. Sampel

Sampel adalah sebahagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang akan kita teliti tersebut (Kurniawan, 2012:59). Teknik sampling yang diuraikan dalam penelitian ini adalah teknik sensus pada seluruh karyawan PT. Bumiputera Cabang Binjai yaitu sebanyak 70 orang, karena karyawan PT. Bumi Putera Cabang Binjai kurang dari 100, maka penelitian menggunakan teknik sensus.

3.7. Jenis Data Penelitian

Sugiyono (2012:193) di dalam Metode Penelitian Bisnis, mengemukakan bahwa secara umum data terbagi atas dua jenis, yaitu:

1. Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari tempat penelitian. Pada penelitian ini data primer dikumpulkan dengan metode survey menggunakan kuesioner yang tertulis dengan variabel yang diteliti dan diberikan langsung kepada karyawan PT. Bumiputera Binjai.

(6)

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara

Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewers) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2012:198). Wawancara dilakukan kepada pimpinan serta karyawan PT. Bumiputera Binjai untuk memberikan informasi dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Wawancara menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut dengan interview guide.

2. Angket atau kuesioner

Angket atau kuisioner (questionaire), dapat dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya (Kurniawan, 2012:26). Kuisioner diberikan kepada responden penelitian karyawan PT. Bumiputera Binjai.

3. Studi Pustaka

Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan buku – buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1. Uji Validitas

(7)

memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010:211). Uji validitas ini dilakukan kepada 30 responden diluar dari pada sampel dan dilakukan di PT. Bumiputera Cabang Medan. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau rhitung dari variabel penelitian dengan nilai rtabel. Pengujian validitas

dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (StatisticalPackage for The Social Sciens) for windows.

Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian validitas data instrumen adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai rhitung> rtabel maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

b. Jika nilai rhitung< rtabel maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan df = N-2 (30-2) = 28 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0.361.

Tabel 3.3 merupakan hasil pengolahan prasurvei yang telah dilakukan kepada 30 responden di luar sampel penelitian.

(8)

10 P10 0,641 0, 361 Valid

(9)

Tabel 3.3 menunjukkan bahwaseluruh butir pertanyaan telah validkarena r hitung > r tabel. selebihnya hasil pernytaan dianggap valid Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan padatahap pengujian reliabilitas.

3.9.2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali dan Koncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka pertanyaan reliabel. 2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha > 0.80 makapertanyaan reliabel.

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.712 44

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

(10)

3.10. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis linear berganda, agar dapat perkiraan yang tidak biasa maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yakni :

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang dan Lutfi., 2011:107). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kolmogrov-smirnov dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2 tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Analisis regresi bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji heteroskedastisitas juga pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika probabilitasnya signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang & Lufti, 2011:119).

c. Uji Multikolinearitas

(11)

besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF) melalui program SPSS.Kriteria yang dipakai adalah apabila nilai Tolerence > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dan Lutfi., 2011:137), di mana:

a. Tolerance value< 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas b. Tolerance value> 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas

3.11. Teknik Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah :

3.11.1. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan mengadakan pengumpulan data dan penganalisaan data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.

3.11.2. Model Regresi Berganda

Untuk meramalkan variabel tidak bebas lebih baik memperhitungkan variabel-variabel lain yang ikut mempengaruhi variabel tidak bebas. Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda yang merupakan pengembangan dari regresi sederhana karena melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Dapat dikatakan juga bahwa analisa regresi berganda merupakan suatu analisa yang secara stimulant menginvestasikan pengaruh dua atau lebih variabel bebas pada suatu skala interval atau skala rasio variabel tidak bebas.

(12)

motivasi)terhadap variabel terikat (kinerja karyawan). Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, peneliti menggunakan bantuan SPSS 17.0 for windows. Menurut Sugiyono (2012:270) model Regresi Linear Berganda yang digunakan adalah :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + e

Keterangan:

Y = Kinerja karyawan

β0 = Konstanta

β1-β2 = Koefisien Regresi

X1 = Variabel komunikasi

X2 = Variabel motivasi

e = Standard error

3.11.3. Uji-F (Uji Simultan)

Uji Fhitung dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentak variabel

bebas mempunyai pengaruh positif signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji Fhitung ini adalah:

Ho : b1 = b2 =0 (Variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh positif

signifikan terhadap variabel terikat)

Ho : b1 ≠ b2 ≠0 (Variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel terikat)

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan

yaitu:

(13)

2. ditolak jika pada α = 5%

3.11.4. Uji-t (Uji Parsial)

Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Bentuk pengujiannya

Ho : b1 = b2 =0 (Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel terikat).

Ho : b1 ≠ b2 ≠0 (Variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel terikat).

Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusan

yaitu:

1. H0 diterima jika thitung< ttabelpada α = 5%

2. H0 ditolak jika thitung ≥ ttabelpada α = 5% 3.11.5. Identifikasi Determinan (R2)

(14)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat AJB Bumiputera 1912

AJB Bumiputera 1912 merupakan perusahaan asuransi jiwa nasional yang pertama dan tertua di Indonesia. Perusahaan asuransi ini terbentuk pada tanggal 12 Februari 1912, di Magelang, Jawa Tengah, dengan nama Onderlinge

Levensverzekering Maatschapij PGHB (bahasa Belanda) disingkat dengan O.L

Mij. PGHB atau lebih dikenal dengan bahasa Inggrisnya Mutual Life Insurance

(Asuransi Jiwa Bersama). Dengan bentuk badan usaha yang seperti ini, maka pemilik perusahaan adalah Para Pemegang Polis.

O.L Mij PGHB didirikan berdasarkan keputusan dalam sidang pada Kongres Perserikatan Guru-guru Hindia Belanda yang pertama di Magelang, saat itu pesertanya hanya terbatas pada kalangan guru-guru saja. Para peserta kongres pun menyambut positif. Jumlah peserta yang terdaftar sebagai anggota O.L Mij. PGHB, baru 5 orang.

Karena perusahaan ini dibentuk oleh para guru, maka pengurusnya pun untuk pertama kali, hanya terdiri dari tiga orang Pengurus PGHB, yang terdiri dari:

1. Mas Ngabehi (M.Ng) Dwidjosewojo, sebagai Presiden Komisaris. 2. Mas Karto Hadi (M.K.H) Soebroto, sebagai Direktur.

(15)

Pada tahun 1942 ketika Jepang berada di Indonesia, nama O.L Mij. Boemi Poetra yang menggunakan bahasa asing segera diganti. Maka pada tahun 1943 O.L Mij. Boemi Poetra kembali diubah namanya menjadi Perseroan Pertanggungan Djiwa (PTD) Boemi Poetra, yang merupakan satu-satunya perusahaan asuransi jiwa nasional yg tetap bertahan. Namun karena dirasa kurang memiliki rasa kebersamaan, maka pd tahun 1953 PTD Boemi Poetra dihapuskan. Dan, hingga sekarang terkenal dengan nama Asuransi Jiwa Bersama (AJB) di depan nama Bumiputera 1912 yang merupakan bentuk badan hukum.

Pada tahun 1921, perusahaan pindah ke Yogyakarta. Pada tahun 1934 perusahaan melebarkan sayapnya dengan membuka cabang-cabang di Bandung, Jakarta, Surabaya, Palembang, Pontianak, Banjarmasin, Ujung Padang, dan Medan. Dengan semakin berkembangnya, di tahun 1958 secara bertahap kantor pusat dipindahkan ke Jakarta, dan pada tahun 1959 secara resmi kantor pusat AJB Bumiputera berdomisili di Jakarta.

Selama lebih sembilan dasawarsa, Bumiputera telah berhasil melewati berbagai rintangan yang amat sulit, antara lain pada masa penjajahan, masa revolusi, dan masa-masa krisis ekonomi seperti sanering di tahun 1965 dan krisis moneter yang dimulai pada pertengahan tahun 1997.

(16)

sekaligus dianggap modal. Badan perwakilan para pemegang polis ikut serta menentukan garis-garis besar haluan perusahaan, memilih dan mengangkat direksi, dan ikut serta mengawasi jalannya perusahaan.

AJB Bumiputera 1912 memulai usahanya dengan modal awal nol sen. Dengan demikian, perusahaan asuransi ini berbentuk mutual (Usaha Bersama), karena perusahaan dapat didirikan tanpa harus menyediakan modal lebih dahulu. Uang yang diterima perusahaan untuk pertama kalinya berasal dari kelima peserta kongres PGHB yang menjadi O.L Mij. PGHB. Syarat utamanya dalah bahwa ganti rugi tidak akan diberikan kepada ahli waris pemegang polis yang meninggal sebelum polisnya berjalan selama tiga tahun penuh.

Perusahaan ini hanya mengutamakan pembayaran premi sebagai modal kerjanya dan tidak mendapatkan honorarium bagi para pengurusnya, sehingga mereka bekerja dengan sukarela. Hal inilah yang menyebabkan AJB Bumiputera terus berkembang diberbagai daerah hingga ke Kota Binjai. AJB Bumiputera Cabang Kota Binjai didirikan pada tanggal 30 Juli 1983, dengan pendiri utama Haji Zainun dan dikembangkan hingga sekarang ini dan masih bertahan menyalurkan jasa asuransi kepada masyarakat di Kota Binjai.

4.1.2. Visi dan Misi AJB Bumiputera1912

Visi

1. Menjadikan AJB Bumiputera 1912 sebagai Perusahaan Asuransi Jiwa Nasional yang kuat, modern dan menguntungkan.

(17)

Misi

1. AJB Bumiputera 1912 menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas se bagai wujud partisipasi dalam pembangunan

2. nasional melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

3. AJB Bumiputera 1912 senantiasa mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk menjamin pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan

4. kesejahteraan, dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan perusahaan kepada pemegang polis.

5. AJB Bumiputera 1912 mendorong terciptanya iklim kerja yang motivasif dan inovatif untuk mendukung proses bisnis internal perusahaan yang efektif dan efisien.

4.1.3. Struktur Organisasi

Gambar 4.1

Struktur Organisasi AJB Bumi PuteraCabang Binjai Kepala Cabang

KUO

Kepala Unit Operasional

KUAK

Kep. Unit Adm Keuangan

Kasir

(18)

4.1.4. Logo AJB Bumiputera Cabang Binjai

Gambar 4.2

Logo AJB Bumiputera Cabang Binjai

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk merumuskan dan menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan distribusi jawaban terhadap masing-masing variabel.

4.2.1 Karakteristik Responden

Berikut ini adalah tabulasi mengenai karakteristik responden yang berjumlah 70 orang, di distribusikan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Laki-Laki 49 70%

Perempuan 21 30%

T O T A L 70 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

(19)

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Presentase

21 – 25 Tahun 11 15%

26 – 30 Tahun 21 30%

>30 Tahun 38 55%

T O T A L 70 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Tabel 4.2 terlihat bahwa sebahagian besar responden berusia > 30 Tahundengan presentase sebesar 55%, sedangkan usia 26 - 30 Tahundengan presentase sebesar 30%, dan 21 - 25 Tahun sebesar 15%.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama Bekerja Jumlah Presentase

1 – 5 Tahun 11 15%

6 – 10 Tahun 27 39%

>10 Tahun 32 46%

T O T A L 70 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Tabel 4.3 terlihat bahwa sebahagian besar responden telah lama bekerja > 10 Tahun dengan presentase sebesar 46%, 6 - 10 Tahun dengan persentase sebesar 39%, dan 1 - 5 Tahun dengan persentase sebesar 15%.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Presentase

D-III 6 9%

S-1 51 73%

S-2 13 18%

T O T A L 70 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

(20)

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Komunikasi,

Motivasi, dan Kinerja Karyawan

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Komunikasi (X1)

No. Item STS TS KS S SS T O T A L

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

1. Pada butir pernyataan 1 (Pimpinan selalu berusaha berkomunikasi dengan baik kepada para karyawan.) terlihat bahwa sebanyak 3 respoden (4,3%) menjawab kurang setuju, 29 respoden (41,4%) menjawab setuju, 38 responden (54,3%) menjawab sangat setuju . Hal ini menunjukan bahwa karyawan merasa pimpinan mereka sudah berusaha berkomunikasi dengan baik kepada mereka. 2. Pada butir pernyataan2(Pimpinan menjelaskan prosedur untuk setiap pekerjaan

(21)

3. Pada butir pernyataan 3 (Saya selalu berkomunikasi dengan bagian lain yang terkait dengan kemajuan perusahaan.) terlihat sebanyak 1 responden (1,4%) menjawab tidak setuju, 6 respoden (8,6%) menjawab kurang setuju, 42 respoden (60%) menjawab setuju, 21 responden (30%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan telah melakukan komunikasi antar bagian demi kemajuan perusahaannya.

4. Pada butir pernyataan 4 (Saya berdiskusi dengan karyawan lain untuk memecahkan masalah dalam pekerjaan.) terlihat sebanyak 10 respoden (14,3%) menjawab kurang setuju,50 respoden (71,4%) menjawab setuju, 10 respoden (14,3%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para karyawan sering melakukan diskusi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di setiap bagian.

5. Pada butir pernyataan 5 (Komunikasi yang terjalin antara saya dan rekan kerja sangat baik.) terlihat sebanyak 4 respoden (5,7%) menjawab tidak setuju, 10 respode (14,3%) menjawab krg setuju, 32 respoden (45,7%) menjawab setuju, 24 responden (34,3%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan sebagian besar karyawan merasakomunikasi yang terjalin antar karyawan sangat baik tetapi ada beberapa karyawan yang merasa bahwa komunikasi yang terjalin antar rekan kerja masih harus diperbaiki.

(22)

menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan selalu melakukan koordinasi tugas dengan bagian lain sebelum bekerja.

7. Pada butir pernyataan 7 (Saya selalu memberikan penjelasan kepada konsumen tentang perusahaan tempat saya bekerja) terlihat sebanyak 1 respoden (1,4%) menjawab sangat tidak setuju,1 respoden (1,4%) menjawab tidak setuju, 12 respoden (17,1%) menjawab kurang setuju,35 respoden (50%) menjawab setuju, 21 responden (30%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwasebagian besar karyawan selalu memberikan penjelasan kepada konsumen tentang perusahaan tempatnya bekerja, tetapimasih ada beberapa karyawan yang merasa belum memberikan penjelasan tentang perusahaan tempatnya bekerja kepada konsumen.

8. Pada butir pernyataan 8 (Pimpinan selalu berkomunikasi dengan pimpinan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang yang sama. ) terlihat sebanyak 2 respoden (2,9%) menjawab sangat tidak setuju, 2 respoden (2,9%) menjawab tidak setuju, 9 respoden (12,9%) menjawab kurang setuju,34respoden (48,6%) menjawab setuju, dan 23 responden (32,9%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan merasa pimpinan selalu berkomunikasi dengan pimpinan perusahaan lain, namun ada beberapa karyawan yang merasa pimpinan belum melakukan komunikasi dengan pimpinan perusahaan lain. 9. Pada butir pernyataan 9 (Perusahaan saya selalu berkoordinasi dengan

(23)

menjawab setuju, dan 20 responden (28,6%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwaperusahaan harus selalu berkoordinasi dengan perusahaan lain untuk memperoleh info-info pentingdemi kemajuan perusahaan.Namun masih ada karyawan yang berpendapat bahwa perusahaan tidak perlu melakukan koordinasi dengan perusahaan lain.

(24)

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi (X2)

No. Item STS TS KS S SS T O T A L

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

(25)

2. Pada butir pernyataan 2 (Saya mampu mengambil inisiatif sendiri dalam melaksanakan tugas.) terlihat sebanyak 4 respoden (5,7%) menjawab tidak setuju, 11 respoden (15,7%) menjawab kurang setuju,41respoden (58,6%) menjawab setuju, dan 14 responden (20%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian karyawan telah mampu mengambil inisiatif sendiri untuk melaksanakan tugasnya, namun masih ada beberapa karyawan yang belum bisa mengambil inisiatif sendiri dalam melaksanakantugasnya. 3. Pada butir pernyataan 3 (Saya selalu berupaya memenuhi target yang telah

ditetapkan perusahaan.) terlihat sebanyak 3 respoden (4,3%) menjawab tidak setuju, 9 respoden (12,9%) menjawab kurang setuju,47respoden (67,1%) menjawab setuju, dan 11 responden (15,7%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa setiap karyawan selalu berupaya untuk memenuhi target yang ditetapkan perusahaan, tetapi masih ada beberapa karyawan yang merasa belum mampu memenuhi target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

4. Pada butir pernyataan 4 (Saya selalu mengerjakan tugas dengan tepat waktu) terlihat sebanyak 2 respoden (2,9%) menjawab tidak setuju, 8 respoden (11,4%) menjawab kurang setuju,48respoden (68,6%) menjawab setuju, dan 12 responden (17,1%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan selalu mengerjakan tugasnnya tepat waktu..

(26)

menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian karyawan telah mampu memenuhi target yang telah di tentukan oleh pimpinan, namun ada sebagian karyawan yang belum mampumenyelesaikan pekerjaannya sesuai target yang telah ditentukan oleh pimpinannya.

6. Pada butir pernyataan 6 (Saya selalu meyelesaikan tugas dengan baik) terlihat sebanyak 1 respoden (1,4%) menjawab sangat tidak setuju, 7 respoden (10%) menjawab tidak setuju, 17 respoden (24,3%) menjawab kurang setuju,34respoden (48,6%) menjawab setuju, dan 11 responden (15,7%) menjawab sangat setuju. Halini menunjukkan bahwa walaupunsebagian besar karyawan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, tetapi masih ada sebagian karyawan belum dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

7. Pada butir pernyataan 7 (Mendapat pengakuan dan penghargaan dari pimpinan dan rekan kerja saat melakukan perkerjaan sesuai target.) terlihatsebanyak 1 respoden (1,4%) menjawab sangat tidak setuju, 1 respoden (1,4%) menjawab tidak setuju, 9 respoden (12,9%) menjawab kurang setuju,41respoden (58,6%) menjawab setuju, dan 18 responden (25,7%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan merasa telah mendapat pengakuan dari atasan ataupun rekan kerja saat melakukan pekerjaan sesuai dengan target perusahaan. Tetapi masih ada beberapa karyawan yang merasa belum mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari atasan dan rekan kerja saat melakukan perkerjaan sesuai target.

(27)

respoden (2,9%) menjawab tidak setuju, 23 respoden (32,9%) menjawab kurang setuju,33respoden (47,1%) menjawab setuju, dan 10 responden (14,3%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian karyawan merasa bahwa upah yang diterimanya sudah sesuai dengan target yang mereka capai. Tetapi masih ada sebagian karyawan yang beranggapan bahwa upah yang mereka terima masih belum sesuai dengan target yang mereka capai. 9. Pada butir pernyataan 9 (Saya tidak pernah mengeluh dalam melaksanakan

pekerjaan.) terlihat sebanyak 7 respoden (10%) menjawab tidak setuju, 16 respoden (22,9%) menjawab kurang setuju,39respoden (55,7%) menjawab setuju, dan 8 responden (11,4%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwasebagian besar karyawan tidak pernah mengeluh dalam melakukan pekerjaanya. Tetapi masih ada sebagian karyawan yang masih mengeluh dalam melakukan pekerjaannya .

(28)

11. Pada butir pernyataan 11 (Saya giat bekerja karena adanya kesempatan dari perusahaan untuk menduduki posisi tertentu.)terlihat sebanyak 5 respoden (7,1%) menjawab tidak setuju, 21 respoden (30%) menjawab kurang setuju,30 respoden (42,9%) menjawab setuju, dan 14 responden (20%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan giat bekerja karena adanya kesempatan untuk mendudukiposisi yang lebih tinggi di perusahaan. Tetapi masih ada beberapa karyawanyang merasa tidak termotivasi untuk bekerja lebih giat untuk mencapai posisi tertentu.

12. Pada butir pernyataan 12 (Saya berusaha keras untuk menonjolkan kemampuan saya dalam melakukan pekerjaan.)terlihat sebanyak 2 respoden (2,9%) menjawab sangat tidak setuju, 5 respoden (7,1%) menjawab tidak setuju, 8 respoden (11,4%) menjawab kurang setuju,45 respoden (64,3%) menjawab setuju, dan 10 responden (14,3%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para karyawan selalu berusaha menonjolkan kemampuannya dalam bekerja.

13. Pada butir pernyataan 13 (Perusahaan peduli atas prestasi kerja karyawan yang dicapai.)terlihat sebanyak 2 respoden (2,9%) menjawab tidak setuju 7 respoden (10%) menjawab kurang setuju , 36 respoden (51,4%) menjawab setuju, dan 25 responden (35,7%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan peduli terhadap prestasi yang dicapai karyawan.

(29)

respoden (1,4%) menjawab sangat tidak setuju, 5 respoden (7,1%) menjawab tidak setuju, 19 respoden (27,1%) menjawab kurang setuju,34 respoden (48,6%) menjawab setuju, dan 11 responden (15,7%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan sebagian besar karyawan setuju bahwa perusahaan menilai prestasi kerjakaryawan melalui kemampuannya dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tetapi masih ada beberapa karyawan yang berpendapat bahwa prestasinya tidakdinilai dengan melihat kemampuannya dalam menyelesaikan tugas ataupun pekerjaan yang diberikan kepadanya.

15. Padabutir pernyataan15(Gaji yang diberikan perusahaan cukup memenuhi kebutuhan saya.)terlihat sebanyak 2 respoden (2,9%) menjawab sangat tidak setuju, 2 respoden (2,9%) menjawab tidak setuju, 7 respoden (10%) menjawab kurang setuju, 36 respoden (51,4%) menjawab setuju, dan 23 responden (32,9%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa gaji yangdiberikan oleh perusahaan cukup memenuhi kebutuhan para karyawan. 16. Pada butir pernyataan 16(Perusahaan memberikan jaminan keselamatan dalam

melakukan pekerjaan) terlihat sebanyak 3 respoden (4,3%) menjawab tidak setuju, 9 respoden (12,9%) menjawab kurang setuju, 37 respoden (52,9%) menjawab setuju, dan 21 responden (30%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan berpendapat bahwa perusahaan telah memberikan jaminan keselamatan dalam bekerja.

(30)

respoden (55,7%) menjawab setuju, dan 10 responden (14,3%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besarkaryawan beranggapan bahwa atasan mereka telah memberikan respon yang baik terhadap karyawannya. Namun masih ada beberapa karyawan yang merasa bahwa atasan mereka belum memberikan respon yang baik terhadap hasil kerja mereka.

18. Pada butir pernyataan 18 (Rekan kerja selalu memberikan pujian ketika saya mencapai target yang telah ditentukan perusahaan.)terlihatsebanyak 1 respoden (1,4%) menjawab sangat tidak setuju, 7 respoden (10%) menjawab tidak setuju,15 respoden (21,4%) menjawab kurang setuju,34 respoden (48,6%) menjawab setuju, dan 13 responden (18,6%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwasebagian besar karyawansaling memberikan pujian terhadap rekan kerjanya jika dapat mencapai target yang diberikan oleh perusahaan. Tetapi masih ada juga beberapa karyawan yang merasa bahwa rekan kerjanya tidak memberikan pujian terhadap hasil kerjanya.

(31)

20. Pada butir pernyataan20(Karyawan yang mencapai target dengan cepat akan memperoleh bonus.)terlihat sebanyak 1 respoden (1,4%) menjawab tidak setuju, 9 respoden (12,9%) menjawab kurang setuju,39 respoden (55,7%) menjawab setuju, dan 21 responden (30%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para karyawan bekerja dengan giat untuk mendapatkan bonus dari pencapaian target yang mereka raih.

21. Pada butir pernyataan 21 (Saya bekerja dengan gigih untuk mendapat perhatian dari pimpinan.)terlihat sebanyak 2 respoden (2,9%) menjawab tidak setuju, 26 respoden (37,1%) menjawab kurang setuju,31 respoden (44,3%) menjawab setuju, dan 11 responden (15,7%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan yang bekerja dengan gigih untuk memperoleh perhatian dari pimpinan mereka. Namun ada beberapa karyawanyang berpendapat bahwa mereka bekerja dengan gigih bukan untuk mendapat perhatian dari pimpinan.

(32)

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Karyawan (Y)

No. Item STS TS KS S SS T O T A L Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

1. Pada butir pernyataan 1 (Saya bekerja sesuai standart kerja dari perusahaan.) terlihat sebanyak 1 responden (1,4%) menjawab sangat tidak setuju, 2 responden (2,9%) menjawab tidak setuju, 12 responden (17,1%) menjawab kurang setuju,34responden (48,6%) menjawab setuju, dan 21 responden (30%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para karyawan tersebut telah bekerja sesuai dengan standart kerja yang ditentukan oleh perusahaan. Tetapi masih ada beberapa karyawan yangmerasa bekerja belum sesuai dengan standart perusahaan.

(33)

melakukan pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan.

3. Pada butir pernyataan 3(Saya selalu dapat mencapai target yang diberikan perusahaan ) terlihat sebanyak 8 responden (11,4%) menjawab sangat tidak setuju, 8 responden (11,4%) menjawab tidak setuju, 24 responden (34,3%) menjawab kurang setuju,11responden (15,7%) menjawab setuju, dan 19 responden (27,1%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagiankaryawan belum mampu mencapai target yang diberikan perusahaan. Walaupun terdapat beberapa karyawan yang telah mampu mencapai target perusahaan.

4. Pada butir penyataan 4 (Saya tidak pernah menunda-nunda pekerjaan yang diberikan kepada saya) terlihat sebanyak 10 responden (14,3%) menjawab sangat tidak setuju, 6 responden (8,6%) menjawab tidak setuju, 18 responden (25,7%) menjawab kurang setuju,27responden (38,6%) menjawab setuju, dan 9 responden (12,9%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian karyawan masih menunda nunda pekerjaannya. Walaupun sebagian lagi tidak menunda nunda pekerjaan yang diberikan kepadanya

(34)

6. Pada butir pernyataan 6 (Saya mengerjakan pekerjaan saya dengan tidak terburu-buru) terlihat sebanyak 2 responden (2,9%) menjawab tidak setuju, 11 responden (15,7%) menjawab kurang setuju,39responden (55,7%) menjawab setuju, dan 18 responden (25,7%) menjawab sangat setuju. Hal inimenunjukkan bahwa karyawan selalu mengerjakan pekerjaannya dengan tidak terburu-buru. Walaupun ada beberapa karyawan yang mengerjakan pekerjaannya dengan teruburu buru.

7. Pada butir pernyataan 7(Saya berusaha mengurangi tingkat kesalahan kerja saya.) terlihat sebanyak 2 responden (2,9%) menjawab sangat tidak setuju, 2 responden (2,9%) menjawab tidak setuju, 25 responden (35,7%) menjawab kurang setuju, 22responden (31,4%) menjawab setuju, dan 19 responden (27,1%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagiankaryawan selalu berusaha untuk mengurangi tingkat kesalahan kerja mereka.Walaupun masih ada beberapa karyawan yang tidak berusaha untuk mengurangi tingkat kesalahannya dalam bekerja.

(35)

9. Pada butir pernyataan 9 ( saya tidak suka menunda nunda pekerjaan yang seharusnya dapat saya selesaikan dengan cepat. ) terlihat sebanyak 3 responden (4,3%) menjawab kurang setuju,29responden (41,4%) menjawab setuju, dan 38 responden (54,3%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu agar pimpinan mereka lebih menghargai mereka.

10. Pada butir pernyataan 10 (Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan perusahaan.) terlihat sebanyak 3 responden (4,3%) menjawab kurang setuju, menjawab kurang setuju,39 responden (55,7%) menjawab setuju, dan 28 responden (40%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan selalu bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan waktu yang ditentukan oleh perusahaan. Namun masih ada sebagian kecil karyawan yang belum bisa menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh perusahaan.

11. Pada butir pernyataan 11 (Saya menyelesaikan laporan tepat waktu.) terlihat sebanyak 1 responden (1,4%) menjawab tidak setuju, 6 responden (8,6%) menjawab kurang setuju,42 respoden (60%) menjawab setuju, dan 21 responden (30%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa rata rata responden menjawab mereka selalu menyelesaikan laporan dengan tepat waktu.

(36)

karyawan selalu datang tepat waktu ke kantor untuk memberikan laporan pekerjaan kepada pimpinan. Walaupun masih ada juga beberapa karyawan yang memberikan laporan pekerjaannya dengan terlambat.

4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov. 1. Analisis Grafik

(37)

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Gambar 4.3

Pengujian Normalitas Histogram

(38)

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Gambar 4.4

Pengujian Normalitas P-P Plot

Pada P-P plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data yang dipergunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas sehingga layak untuk diuji dengan model regresi.

2. Analisis Statistik

(39)

kecil dari 0,05 maka Ho diterima dengan pengertian bahwa data yang dianalisis tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik nonparametik Kolmogorv-Smirnov (K-S).

Tabel 4.8

Uji Kolmogrov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 70

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 3.22520853

Most Extreme Differences Absolute .072

Positive .059

Negative -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .600

Asymp. Sig. (2-tailed) .864

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.8, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,864, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5% (0.05). dengan kata lain variabel tersebut berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

(40)

tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:

1. Analisis Grafik

Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Gambar 4.5

Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot

(41)

2. Analisis Statistik

Dasar analisis metode statistik adalah jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat RES2. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

4.3.3 Uji Multikolinieritas

Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

(42)

Tabel 4.10

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat terlihat bahwa data (variabel) tidak terkena multikolinieritas karena nilai VIF < 5 dan nilai Tolerance> 0,1 sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja karyawan berdasarkan masukan variabel komunikasi, dan motivasi.

4.4 Analisis Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yang terdiri dari komunikasi dan motivasi terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y)

a. All requested variables entered.

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

(43)

Tabel 4.12

Analisis Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.163 7.183 1.415 .162

KOMUNIKASI .298 .097 .318 3.084 .003

MOTIVASI .291 .068 .440 4.265 .000

a. Dependent Variable: KINERJA

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.12 maka persamaan analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah:

Y = 10,163 + 0,298 + 0,291 X2

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Konstanta (a) = 10,163 ,menunjukkan nilai konstan, dimana jika nilai variabel

komunikasi (X1), dan motivasi (X2) = 0 maka kinerja karyawan (Y) akan tetap

ada sebesar 10,163.

b. Koefisien regresi X1 (b1) = 0,298, menunjukkan bahwa variabel komunikasi

(X1) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan (Y), atau dengan kata lain

jika variabel komunikasi ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kinerja karyawan akan bertambah sebesar 0,298.

c. Koefisien regresi X2 (b2) = 0,291, menunjukkan bahwa variabel motivasi (X2)

(44)

Motivasi (X2) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kinerja karyawan akan

bertambah sebesar 0,291.

4.5 Uji Hipotesis

4.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah:

Ho : b1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ho : b1 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5%

Ho ditolak jika F hitung > F tabel pada α = 5%

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

df (Pembilang) = k – 1 df (Penyebut) = n – k

Keterangan:

(45)

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 70 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh:

1. df (pembilang) = 3 – 1 = 2 2. df (penyebut) = 70 – 3 = 67

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS, kemudian

akan dibandingkan dengan Ftabelpada tingkat α = 5%. Tabel 4.13

Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 287.707 2 143.853 13.429 .000a

Residual 717.736 67 10.712

Total 1005.443 69

a. Predictors: (Constant), MOTIVASI, KOMUNIKASI

b. Dependent Variable: KINERJA

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung pada kolom F

yakni sebesar 13,429 dengan tingkat signifikansi = 0.000, lebih besar dari nilai Ftabel yakni 3,134, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain Fhitung>

Ftabel (13,429>3,134).

Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung> Ftabel dan tingkat

(46)

4.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:

Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dansignifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ho : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah: Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%

Ho ditolak jika t hitung > t tabel pada α = 5% Hasil pengujian adalah:

Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k) n = jumlah sampel, n = 70

k = jumlah variabel yang digunakan, k = 3

Derajat kebebasan / degree of freedom (df) =(n-k) = 70 -3 = 67

Uji-t yang dilakukan adalah uji satu arah, maka ttabel yang digunakan

(47)

Tabel 4.14

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.163 7.183 1.415 .162

KOMUNIKASI .298 .097 .318 3.084 .003

MOTIVASI .291 .068 .440 4.265 .000

a. Dependent Variable: KINERJA

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa: 1. Variabel Komunikasi (X1)

Nilai thitung variabel komunikasi adalah 3,084 dan nilai ttabel 1,668 maka thitung>

ttabel (3,084> 1,668) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel komunikasi

berpengaruh positif dan signifikan (0,003< 0,05) secara parsial terhadap kinerja karyawan. Artinya, jika variabel komunikasi meningkat, maka kinerja karyawan akan meningkat.

2. Variabel Motivasi (X2)

Nilai thitung variabel motivasi adalah 4,265dan nilai ttabel 1,668 maka thitung> ttabel

(4,265> 1,668) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan (0,000< 0,05) secara parsial terhadap kinerja karyawan. Artinya, jika variabel motivasimeningkat, maka kinerja karyawan akan menigkat.

(48)

Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≥ 1). Jika R² semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.

Tabel 4.15

Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .535a .286 .265 3.27299

a. Predictors: (Constant), MOTIVASI, KOMUNIKASI

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa:

1. R = 0,535 berarti hubungan antara variabel komunikasi (X1), dan motivasi

(X2) terhadap kinerja karyawan (Y)adalah sebesar 53,5%. Artinya

hubungannya kuat.

2. Nilai R Square sebesar 0,286(28,6%), variabel kinerja karyawan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel komunikasi (X1), dan motivasi (X2). Sedangkan

(49)

3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar3,27299. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang variabel Komunikasi dan variabel Kinerja Karyawan yang telah diuraikan sebelumnya, terlihat bahwa frekuensi jawaban responden tentang variabel Komunikasi untuk keseluruhan item/butir pernyataan secara umum didominasi oleh jawaban Setuju (S). Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel Komunikasi secara umum telah mampu mendorong karyawan untuk berusaha memberikan kinerja yang optimal bagi perusahaan, namun masih terdapat jawaban Kurang Setuju (KS) untuk beberapa pernyataan namun jumlahnya relatif kecil. Dengan adanya komunikasi yang efektif, karyawan akan mudah untuk melaksanakan tugasnya masing – masing sesuai arahan pimpinan dan bisa bekerjasama dengan baik antar karyawan dan akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan.

(50)

Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Nugroho (2011) bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada PT. Kresnatel Indonesia. Dari hasil teori dan penelitian terdahulu terlihat jelas bahwa komunikasi berpengaruh terhadap kinerja, semakin baik komunikasi yang terjadi diperusahaan maka semakin tinggi pula kinerja karyawan di perusahaan tersebut.

4.6.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang variabel motivasi dan variabel Kinerja Karyawan yang telah diuraikan sebelumnya, terlihat bahwa frekuensi jawaban responden tentang variabel motivasi untuk keseluruhan item/butir pernyataan secara umum didominasi oleh jawaban Setuju (S). Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel motivasi secara umum telah mampu mendorong karyawan untuk berusaha memberikan kinerja yang optimal bagi perusahaan, namun masih terdapat jawaban Kurang Setuju (KS) untuk beberapa pernyataan namun jumlahnya relatif kecil. Motivasi yang kuat dari perusahaan akan membuat kinerja karyawan meningkat, dalam hal ini perusahaan harus mengetahui apa saja hal yang bisa meningkatkan motivasi karyawan sehingga bisa membuat karyawan lebih giat dan fokus dalam bekerja .

(51)

pada PT. Jasa Marga. Motivasi akan meningkatkan kinerja karyawan , dengan adanya motivasi yang baik yang diberikan pimpinan kepada karyawan akan membuat karyawan lebih semangat bekerja dalam memenuhi target yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja karyawan.

4.6.3.Pengaruh Komunikasi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan

Di tinjau dari koefisien determinasi bahwa masing masing variabel bebas yaitu Komunikasi dan Motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja di asuransi Bumi Putera Cabang Binjai, hal ini bisa dilihat dari Nilai Fhitung yang lebih besar dari Ftabel, yaitu 13,429> 3,134 dan juga dilihat taraf signifikannya dimana sig 0,000 lebih kecil dari 0,05.

(52)
(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan Uji-F, secara serempak (simultan) komunikasi dan motivasi mempengaruhi kinerja karyawan. Hal ini dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung pada kolom F yakni sebesar 13,429 dengan tingkat signifikansi = 0.000,

lebih besar dari nilai Ftabel yakni 3,134, dengan tingkat kesalahan α = 0,05 atau

dengan kata lain Fhitung> Ftabel (13,429> 3,134).

2. Berdasarkan Uji-t disimpulkan bahwa yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawanpada PT. Bumiputera Cabang Binjai adalah motivasi hal ini bisa dilihat dari hasil nilai Uji-t motivasi yg lebih tinggi dari hasil nilai Uji-t komunikasi.

3. Pada hasil analisis koefisien determinasi didapat nilai R Square sebesar 0,286berarti 28,6% variabel kinerja karyawan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel komunikasi (X1), dan motivasi (X2). Sedangkan sisanya 71,4% dapat

dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.2 Saran

(54)

memberikan komunikasi dalam bentuk koordinasi yang baik berupah perintah atau instruksi yang lebih jelas agar dapat dimengerti oleh setiap karyawan diperusahaan tersebut. Dan yang terpenting bagi pimpinan perusahaan untuk selalu menghargai segala bentuk hasil kerja karywan dengan dapat memberikan bentuk penghargaan berupa pujian agar dapat dijadikan motivasi bagi karyawan kedepannya untuk meningkatkan kinerja kerjanya.

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert Untuk Variabel
Tabel 3.3 Uji Validitas
Gambar 4.1 Struktur Organisasi AJB Bumi PuteraCabang Binjai
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang mengurutkan dan menuliskan urutan peristiwa pada teks (Bahasa Indonesia KD 3.8 dan 4.8) serta

Bahasa pemrograman dapat digunakan untuk membuat aplikasi yang dapat digunakan oleh manusia untuk membantu memecahkan masalah dengan mudah dan cepat, serta menyimpannya secara

Dosen PA melakukan persetujuan KRS (acc) di online terhadap Mata Kuliah yang telah dientri Mahasiswa Mahasiswa mencetak KSM. (Kartu Studi Mahasiswa) sebanyak 3 lembar

Permainan yang dibahas bernama Light Chase yaitu permainan ketangkasan dimana pemain harus mendapatkan poin sebesar besarnya dengan cara menghentikan bola pada titik yang

ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH.

ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH..

Dimana di dalam situs ini pengunjung dapat membaca informasi yang berhubungan dengan anatomi kucing, sifat kucing, cara perawatan kucing dan penyakit kucing. Pada situs ini

Dengan memperhatikan hasil pembahasan setiap aspek isi surat kabar yang dianalisis (meliputi frekuensi, volume, aspek berita, artikel, dan tajuk rencana), maka dapat disimpulkan