• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN FISKAL EKONOMI ISLAM TEORI PER (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEBIJAKAN FISKAL EKONOMI ISLAM TEORI PER (1)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN FISKAL EKONOMI ISLAM TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG

Resume ini Disusun dan Diajukan Sebagai Tugas Tersturktur Mata Kuliah Kebijakan Fiskal Ekonomi Islam

Dosen Pengampu: Dewi Fatmasari, M.si

DisusunOleh: Annisa

Syariah / MA 3/ Semester V

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia rahmat hidayah-Nya, kegiatan penyusunan makalah dapat terlaksana dengan baik.

Makalah ini merupakan salah satu tugas tersetruktur dari mata kuliah Kebijakan Fiskal Ekonomi Islam, dengan Tema “Teori Permintaan dan Penawaran Uang”. Makalah ini berasal dari kumpulan berbagai buku dan situs yang kami cari, kemudian sedemikian rupa kami singkat menjadi sebuah makalah.

Semoga Allah meridhoi kegiatan penyusunan makalah ini dan memberikan manfaat bagi kita semua yang membacanya.

Cirebon, 5 Oktober 2015

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Uang merupakan sesuatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat, sehingga untuk melakukan transaksi ekonomi tidak mengalami kesulitan, karena salah satu fungsi dari uang adalah sebagai standart nilai, maka seluruh barang atau jasa dinilai dengan satuan uang. Uang merupakan unsur terpenting dalam suatu sistem perekonomian modern. Kehadiran uang sudah melembaga dalam masyarakat, sehingga segala aktivitas masyarakat dipengaruhi, diukur dan banyak ditentukan oleh uang. Dengan adanya uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih mudah, cepat, dan tidak terlalu dibatasi lagi oleh dimensi waktu.

Dalam kajian mengenai teori permintaan uang, ada beberapa golongan yang berpendapat. Pertama golongan kaum Klasik, golongan ini menganggap bahwa uang tidak memiliki pengaruh terhadap sektor riil, suku bunga, kesempatan kerja dan pendapatan nasional. Uang hanya berpengaruh terhadap harga barang. Bertambahnya uang beredar akan mengakibatkan kenaikan harga saja, sedangkan jumlah output yang dihasilkan tidak berubah. Teori permintaan uang Klasik dikenal dengan teori kuantitas uang yang dirumuskan oleh Irving Fisher.

Sementara itu teori moneter Keynesian menyatakan bahwa tingkat bunga sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat untuk memilih memegang uang tunai atau surat-surat berharga. Penekanan faktor tingkat bunga terhadap keinginan memegang uang inilah yang memungkinkan analisis permintaan uang sebagai alat untuk memperoleh keuntungan. Permintaan uang menurut Keynes yaitu permintaan uang sebagai alat transaksi dan permintaan uang untuk spekulasi.

B. Rumusan Masalah

a. Apakah yang dimaksud dengan uang secara umum ? b. Bagaimana sejarah perkembangan uang ?

(4)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Uang

Uang adalah suatu alat pembayaran yang sah diterbitkan oleh pemerintah melalui bank sentral, baik berbentuk kertas maupun berbentuk logam yang memiliki nilai/ besaran tertentu sesuai tertera pada mata uang kertas ataupun logam tersebut, dimana penggunaannya diatur dan dilindungi oleh undang-undang. Secara sederhana, pengertian uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang sah didalam pertukaran/perdagangan. Agar sesuatu tersebut dapat diterima sebagai uang, syaratnya adalah sebagai berikut:1

1. Acceptability

Acceptability mempunyai makna diterima secara umum atau dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

2. Stability of Value

Stability of Value artinya mempunyai nilai yang yang stabil. Nilai yang stabil maksudnya adalah nilai yang relatif tetap dan tidak mudah berubah-ubah dalam suatu waktu.

3. Elastisity of Supply

Elastisity of Supply artinya uang tersebut harus mempunyai sifat yang elastis, artinya jumlah uang yang beredar harus sesuai dengan keadaan perekonomian suatu negara.

4. Portability

Portability mengandung arti mudah dibawa kemana-mana. Bahkan,transaksi dalam jumlah besar dapat dilakukan dengan uang dalam jumlah (secara fisik) yang kecil jika nilai nominalnya besar

5. Durability

Duarability artinya uang tersebut harus tahan lama,dalam arti tidak mudah rusak dan robek. Oleh karena itu bahan atau material pembuat uang tersebut harus dari

1

(5)

material atau bahan yang kuat serta tahan lama. Selain untuk membuat uang jadi tahan lama,pemilihan bahan dimaksudkan untuk tidak mengurangi nilai intrinsik uang tersebut.

6. Divisibility

Divisibility mempunyai arti memperlancar transaksi. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa transaksi dalam ekonomi itu banyak jenisnya seperti membeli atau menjual barang atau juga membayar tagihan,tentu memerlukan alat pelancar. Alat pelancar yang dimaksud disini adalah uang.2

Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang. Pada mulanya masyarakat belum mengenal pertukaran. Setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri. Manusia berburu dan mencari buah-buahan jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana seperti dari kulit pohon, dan sebagainya. Dalam perkembangan selanjutnya, semakin lama kebutuhan manusia semakin bertambah jumlah dan macamnya. Kebutuhan manusia tidak mungkin lagi tercukupi dengan usaha sendiri. Keterbatasan manusia dalam menghasilkan dan memenuhi kebutuhan ini menyebabkan manusia mulai memerlukan bantuan orang lain. Untuk mendapatkan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka melakukan pertukaran barang dengan barang. Kegiatan tukar menukar barang dengan barang ini disebut barter. Namun, pada kenyataannya kegiatan barter ini menemui banyak kesulitan, antara lain:

a. sulit menentukan nilai tukar barang,

b. sulit menyesuaikan keinginan dari kedua belah pihak,

c. sulit menyesuaikan jumlah barang yang dibutuhkan dengan barang yang tersedia, dan

d. waktu yang diperlukan untuk mendapatkan barang yang diinginkan terkadang lama, sehingga sulit menentukan kapan barang akan diperoleh.

Beberapa kesulitan yang ditemui dalam kegiatan barter ini menyebabkan manusia mulai mencari barang barang tertentu dan menetapkan fungsinya sebagai uang. Barang tersebut dinamakan uang barang. Barang-barang yang dijadikan uang barang

2

(6)

adalah kulit kerang, mutiara, bulu unggas, tembaga, gading, garam, dan tembakau. Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran masih tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena barang-barang yang dijadikan uang barang sebagai alat tukar belum mempunyai pecahan, sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan, dan pengangkutan menjadi sulit dilakukan. Selain itu timbul kesulitan akibat kurangnya daya tahan barang-barang tersebut sehingga tidak tahan lama bahkan mudah hancur.3

B. Fungsi Uang dan Syarat-syarat Uang

Uang dikenal mempunyai empat fungsi, dua diantaranya merupakan fungsi yang sangat mendasar sedangkan dua lainnya adalah fungsi tambahan. Dua fungsi dasar tersebut adalah peranan uang sebagai4

1. Alat tukar (means of exchange).

Peranan uang sebagai alat ukar mensyaratkan bahwa uang tersebut harus diterima oleh masyarakat sebagai alat pembayaran. Artinya, si penjual barang mau menerima uang sebagai pembayaran untuk barangnya karena ia percaya bahwa uang tersebut juga diterima oleh orang lain (masyarakat umum) sebagai alat pembayaran apabila ia nanti memerlukan untuk

membeli suatu barang.

2. Alat penyimpan nilai/daya beli (store of value).

Terkait dengan sifat manusia sebagai pengumpul kekayaan. Pemegangan uang merupakan salah satu cara untuk menyimpan kekayaan. Kekayaan tersebut bisa dipegang dalam bentuk-bentuk lain, seperti tanah, kerbau, berlian, emas, saham, mobil dan sebagainya. Syarat utama untuk ini adalah bahwa uang harus bisa menyimpan daya beli atau nilai.

Dua fungsi uang lainnya adalah sebagai berikut:

3

Ibid

4

(7)

3. Satuan hitung (unit of account).

Sebagai satuan hitung, uang juga mempermudah tukar-menukar. Dua barang yang secara fisik sangat berbeda, seperti misalnya kereta api dan apel, bisa menjadi seragam apabila masing-masing dinyatakan dalam bentuk uang.

4. Ukuran untuk pembayaran masa depan (standard for deferred payments).

Sebagai ukuran bagi pembayaran masa depan, uang terkait dengan transaksi pinjam-meminjam atau transaksi kredit, artinya barang sekarang dibayar nanti atau uang sekarang dibayar dengan uang nanti. Dalam hubungan ini, uang merupakan salah satu cara menghitung pembayaran masa depan tersebut.

Uang selalu didefinisikam sebagai benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat untuk mengadakan tukar menukar / perdagangan. Yang dimaksud dengan kata setuju disini adalah terdapat kata sepakat diantara anggota-anggota masyarakat untuk menggunakan uang sebagai alat perantara dalam kegiatan tukar menukar. Agar masyarakat menyutujui penggunaan benda tersebut (uang), haruslah benda itu memenuhi syarat-syarat berikut:

a. Diterima umum dan sah menurut undang-undang

b. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu kewaktu c. Mudah dibawa kemana-mana

d. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya e. Tahan lama

f. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih) g. Bendanya mempunyai mutu yang sama 5 C. Permintaan Uang

Permintaan uang adalah kerangka dasar dalam teori moneter yang menganalisa hubungan antara uang dan perilaku perekonomian.6

Landasan Teori

Dalam melihat peranan uang bagi perekonomian sebenarnya ada beberapa

5

Makro ekonomi teori pengantar edisi ketiga , sadono sukirrno hlm. 268-270

6

(8)

pandangan yang berbeda oleh para ahli ekonomi. Golongan Klasik berpendapat bahwa apabila telah mencapai full employment uang tidak berperan dalam perkembangan ekonomi karena pertambahan uang hanya akan mengakibatkan peningkatan harga yang proporsional dengan pertambahan uang tersebut. Golongan Keynes mengemukakan bahwa pertambahan uang dalam keadaan perkonomian menghadapi pengangguran yang relatif besar dapat menggalakkan perekonomian. Sedangkan golongan moneteris lebih yakin akan peranan uang dalam perkembangan perekonomian, disamping menyadari adanya kemungkinan berlakunya kenaikan harga.

Teori permintaan Uang Klasik

Pandangan klasik mengenai factor yang menentukan permintaan uang dapat dijelaskan dengan menggunakan teori kuantitas (quantity theory) dan teori sisa tunai (cash-balance theory). Dengan sederhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut.7

MV = PT

Di mana M adalah penawaran uang, V adalah perputaran uang, P adalah tingkat harga dan T adalah volume barang yang diperdagangkan dalam suatu tahun tertentu. Menurut Fisher, nilai V ditentukan oleh kebiasaan pembayaran gaji dan efisiensi lembaga keuangan. Oleh karena faktor-faktor ini tiak selalu berubah, nilai V relative tetap. Pada suatu periode tertentu (misalnya satu tahun), kuantitas barang yang diperdagangkan T jumlahnya tertentu. Dalam keseimbangan (full employment) nilai T adalah tetap dan telah mencapai tingkat yang maksimum. Berdasarkan keyakinan bahwa nilai V dan T adalah tetap, ahli-ahli ekonomi klasik berpendapat bahwa perubahan dalam penawaran uang hanya akan mempengaruhi tingkat harga.

Pandangan klasik yang kedua adalah teori cash-balance theory yang dikembangkan oleh A. Marshall dan A.C Pigou. Dari Cambridge University. Teori ini pada dasarnya sama dengan teori kuantitas uang, tetapi cara pendekatannya sangat berbeda.

7

(9)

Dalam teori ini tidak menekankan pada hubungan antara penawaran uang dan tingkat harga. Akan tetapi yang ditekankan adalah mengenai tujuan masyarakat dalam permintaan uang dan bagaimana faktor ini menentukan jumlah uang yang diperlukan masyarakat. Marshall berpendapat bahwa tujuan memegang uang adalah untuk membiayai transaksi yang dilakukan.

Seterusnya Pigou menambah alasan lain dari masyarakat memegang uang yaitu untuk berjaga-jaga. Dengan notasi yang sama formulasi Marshall sebagai berikut: M = k PT

= kY

dimana: k = 1/V

Secara matematis formulasi Marshall sama dengan formulasi Irving Fisher, namun implikasinya berbeda. Marshall memandang bahwa individu/masyarakat selalu menginginkan sebagian tertentu dari pendapatannya (Y) dalam bentuk uang tunai (k). Sehingga kY merupakan keinginan individu/ masyarakat terhadap uang tunai.

Teori Permintaan Keynes

Teori permintaan uang dari Keynes merupakan bagian dari teori makro yang dituangkan dalam bukunya The General Theory of Employment, Interest and Money.8 Pada teori ini Keynes mengemukakan sesuatu yang berbeda dengan teori permintaan uang tradisi klasik. Perbedaan tersebut terletak pada penekanan oleh Keynes pada fungsi uang yang lain yaitu sebagai penyimpan kekayaan (store of value) dan bukan hanya sebagai alat transaksi saja (means of Exchange) saja.

Didalam teorinya Keynes membagi permintaan uang atas tiga motif yaitu untuk 1. Transaksi

motif ini timbul karena uang digunakan untuk melakukan pembayaran secara reguler terhadap transaksi yang dilakukan

2. berjaga-jaga

selain untuk membiayai transaksi, maka uang diminta pula oleh masyarakat untuk keperluan di masa mendatang yang sifatnya berjaga-jaga

8

(10)

3. spekulasi

pada suatu sistem ekonomi modern diman lembaga keuangan masyarakat sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat mendorong masyarakatnya untuk menggunakan uangnya bagi kegiatan spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli surat-surat berharga, seperti obligasi pemerintah, saham, atau instrumen lainnya.

Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga tergantung pada tingkat pendapatan. Semakin besar pendapatan seseorang atau masyarakat semakin besar permintaan uang untuk tujuan transaksi. Keynes juga berpendapat permintaan uang untuk berjagajaga tergantung pada pendapatan berkaitan dengan cadangan untuk sesuatu hal yang tak terduga. Semakin besar pendapatan seseorang atau masyarakat maka semakin besar pula cadangan uang tunai untuk hal-hal yang tak terduga.

Permintaan uang untuk tujuan spekulasi hanya dikenal oleh pengikut Keynes sedang kaum Klasik tidak sependapat tentang hal tersebut. Dalam permintaan uang untuk spekulasi ini tergantung pada tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga semakin rendah permintaan uang tunai oleh seseorang atau masyarakat.

Alasanya adalah semakin tinggi tingkat bunga, maka semakin besar ongkos memegang uang tunai sehingga seseorang atau masyarakat lebih baik membeli obligasi. Sebaliknya semakin rendah tingkat bunga maka semakin rendah ongkos memegang uang tunai dan semakin besar seseorang atau masyarakat menyimpan uang tunai.

Berdasarkan pada penjelasan diatas, permintaan uang total menurut Keynes adalah sebagai berikut: (M/P)d = f(Y) + k(r), artinya permintaan uang riil tergantung pada tingkat pendapatan (Y) yaitu untuk transaksi dan berjaga-jaga dan tergantung pada tingkat bunga (r) untuk tujuan spekulasi.

Teori Permintaan Uang Friedman

(11)

kekayaan.9 Mengenai peranan harga dalam mementukan permintaan uang, Friedman berpendapat dikarenakan memegang uang adalah salah satu cara untuk menyimpan kekayaan. Cara-cara yang lain adalah menyimpan dalam bentuk harta keuangan (financial asset) seperti obligasi, deposito dan saham, menyimpandalam harta tetap (tanah dan rumah) dan kekayaan manusiawi.

Berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang seperti diatas, teori permintaan yang didasarkan pada teori kuntitas modern yang dikembangkan oleh Friedman dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

MD = f (P, r, rFC, Y)

Dimana MD permintaan uang nominal, P adalah tingkat harga, r adalah suku bunga, rFC adalah tingkat pengembalian modal dari modal fisik dan Y adalah pendapatan dan kekayaan. Apabila dipertimbangkan pula pandangan Friedman mengenai permintaan uang riil, maka persamaan permintaan uang dinyatakan: MD/P = f(∆P, r, Y*)

Dimana MD/P adalah permintaan uang riil, P adalah tingkat kenaikan harga, r adalah tingkat bunga dan Y* adalah nilai pendapatan dan kekayaan riil. Model permintaan uang riil diatas masih dalam bentuk umum, Secara spesifik, bentuk fungsi diatas masih sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti perkembangan institusi keuangan dan kelembagaan lainnya yang terkait didalam perekonomian dan juga oleh kebijkan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.

Faktor-faktor lainnya dalam Permintaan Uang

Hingga saat ini kita memusatkan perhatian pada tingkat output riel atau pendapatan dan suku bunga sebagai factor penentu utama untuk permintaan uang. Ini adalah beberapa dari factor-faktor lain:10

1. Kekayaan masyarakat

2. Kemudahan dan kepastian untuk mendapat kredit

3. Harapan mengenai penerimaan pendapatan dikemudian hari 4. Harapan mengenai harga

9

Sukirno, 2000, hal. 418 10

(12)

5. Sifat dan keragaman aktiva pengganti 6. System pembayaran dalam masyarakat D. Penawaran Uang

Penawaran uang (money supply) adalah jumlah uang yang beredar.Dalam mempelajari penawaran uang harus dibedakan antara mata uang dalam peredaran dan uang yang beredar.Mata uang dalam peredaran adalah mata uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Sentral.Mata uang tersebut terdiri atas uang kertas dan uang logam. Dengan demikian, mata uang dalam peredaran sama dengan uang kartal. Adapun uang beredar, yaitu semua jenis uang yang berada di dalam perekonomian (mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral pada bank-bank umum). Uang beredar atau money supply dibedakan menjadi dua pengertian yaitu dalam arti sempit dan arti luas.11

a. Uang Beredar Dalam Arti Sempit (M1)

Uang beredar dalam arti sempit (M1) didefinisikan sebagai uang kartal ditambah dengan uang giral (currency plus demand deposits).

M1 = C + DD Dimana:

M1 = Jumlah uang beredar dalam arti sempit C = Currency (uang cartal)

DD = Demand Deposits (uang giral)

Uang giral (DD) di sini hanya mencakup saldo rekening koran/ giro milik masyarakat umum yang disimpan di bank. Sedangkan saldo rekening koran milik bank pada bank lain atau bank sentral (Bank Indonesia) ataupun saldo rekening koran milik pemerintah pada bank atau bank sentral tidak dimasukan dalamdefinisi DD. Satu hal lagi yang penting untuk dicatat mengenai DD ini adalahbahwa yang dimaksud disini adalah saldo atau uang milik masyarakat yang masih ada di bank dan belum digunakan pemiliknya untuk membayar/ berbelanja.

11

(13)

Pengertian jumlah uang beredar dalam arti sempit (M1) bahwa uang beredar adalah daya beli yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran, bisa diperluas dan mencakup alat-alat pembayaran yang “mendekati” uang, misalnya deposito berjangka (time deposits) dan simpanan tabungan (saving deposits) pada bank-bank. Uang yang disimpan dalam bentuk deposito berjangka dan tabungan ini sebenarnya adalah juga adalah daya beli potensial bagi pemiliknya, meskipun tidak semudah uang tunai atau cek untuk menggunakannya.12

b. Uang Beredar Dalam Arti Luas (M2).

Berdasarkan sistem moneter Indonesia, uang beredar M2 sering disebut juga dengan likuiditas perekonomian. M2 diartikan sebagai M1 plus depositoberjangka dan saldo tabungan milik masyarakat pada bank-bank, karena perkembangan M2 ini juga bisa mempengaruhi perkembangan harga, produksi dan keadaan ekonomi pada umumnya.

M2 = M1 + TD + SD Dimana:

TD = time deposits (deposito berjangka) SD = savings deposits (saldo tabungan)

Definisi M2 yang berlaku umum untuk semua negara tidak ada, karena hal hal khas masing-masing negara perlu dipertimbangkan. Di Indonesia, M2 besarnya mencakup semua deposito berjangka dan saldo tabungan dalam rupiah pada bankbank dengan tidak tergantung besar kecilnya simpanan tetapi tidak mencakup deposito berjangka dan saldo tabungan dalam mata uang asing.13

c. Uang Beredar Dalam Arti Lebih Luas (M3).

Definisi uang beredar dalam arti lebih luas adalah M3, yang mencakup semua deposito berjangka (TD) dan saldo tabungan (SD), besar kecil, rupiah atau mata uang asing milik penduduk pada bank oleh lembaga keuangan non bank.

Seluruh TD dan SD ini disebut uang kuasi atau quasi money. M3 = M2 + QM

12

Boediono, 1994: 3-5 13

(14)

Dimana :

QM = quasi money

Di negara yang menganut sistem devisa bebas (artinya setiap orang boleh memiliki dan memperjualbelikan devisa secara bebas), seperti Indonesia, memang sedikit sekali perbedaan antara TD dan SD dalam rupiah dan TD dan SD dalam dollar. Setiap kali membutuhkan rupiah dollar bisa langsung menjualnya ke bank, atau sebaliknya. Dalam hal ini perbedaan antara M2 dan M3 menjadi tidak jelas. TD dan SD dollar milik bukan penduduk tidak termasuk dalam definisi uang kuasi.14 E. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang adalah sebagai berikut.

1. Bank sentral

Bank sentral(BI) dapat mempengaruhi penawaran uang karena bank sentral mempunyai hak oktroi untuk mencetak dan mengedarkan uang kartal.Selain memiliki hak oktroi,Bank Sentral juga dapat mempengaruhi jumlah uang beredar melalui kebijakan moneter yang dapat berupa :15

a. Politikdiskonto (menaikkanataumenurunkansukubunga) b. Politikpasarterbuka( memperjualbelikansuratberharga)

c. Politik cash ratio (Menaikkandanmenurunkancadangankasuntuk bankumum) d. Politikkreditselektif (Pengaturanpemberiankredit)

2. Pemerintah

Pemerintah melalui menteri keuangan atas persetujuan Gubernur Bank Indonesia dapat meminta perumperuri untuk mencetak uang berupa uang kertas dan uang logam pemerintah (uang yang nominalnyakecil).

3. Bank umum

Bank umum dapat menciptakan uang giral (uang bank) melalui pembelian saham / surat berharga dari masyarakat Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar yaitu :

14

Boediono, 1994:6 15

(15)

a. Kebijakan Bank Sentral melalui hak oktroinya

b. Pemerintah melalui hak mencetak uang dengan nominal terkecil c. Bank umum melalui pembelian surat-surat berharga dari masyarakat

Selain ketiga lembaga diatas, faktor yang lain yang mempengaruhi penawaran uang / jumlah uang beredaryaitu :

a) Tingkat bunga

Jika tingkat bunga yang ditentukan bank sentral maupun bank umum tinggi,akan mendorong masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank dan penciptaan kredit baru terhambat sehingga jumlah uang beredar akan berkurang.Demikian pula sebaliknya jika suku bunga di bank-bank rendah,akan menyebabkan masyarakat enggan menabung dan akan mendorong terciptanya kredit baru,sehingga jumlah uang beredar akan bertambah.Semakin tinggi tingkat bunga, semakin sedikit jumlah uang yang beredar. Semakin rendah tingkat bunga, semakin banyak jumlah uang yang beredar.16

b) Pendapatan Masyarakat

Pendapatan masyarakat adalah sejumlah uang yang diterima masyarakat pada jangka waktu tertentu.Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin banyak uang yang beredar karena semakin sering melakukan transaksi. Begitu juga sebalikanya.

c) Harga barang

Harga barang merupakan factor sensitive terhadap jumlah uang beredar. Jika harga barang mahal, masyarakat dituntut untuk memiliki jumlah uang lebih banyak sehingga akan menyebabkan jumlah uang beredar semakin banyak. Akan tetapi sebaliknya, jika harga barang murah jumlah uang

16

(16)

beredar akan berkurang, Karena masyarakat akan menyimpan kelebihan uangnya di bank.

d) Selera masyarakat terhadap barang

Jika selera masyarakat terhadap suatu jenis barang meningkat, akan mendorong naiknya permintaan. Jika permintaan naik, harga barang naik, sehingga jumlah uang beredar akan naik. Begitu juga sebaliknya.

e) Jumlah penduduk

Semakin banyak (padat) jumlah penduduk, semakin banyak dan semakin cepat uang beredar.

f) Geografis

Keadaan geografis di perkotaan lebih cepat dan lebih banyak jumlah uang yang beredar dibanding di pedesaan.

g) Struktur perekonomian

Struktur ekonomi, negara agraris berbeda dengan negara industri, negara industri peredaran uang lebih cepat dan lebih banyak.

h) Teknologi dan Ilmu pengetahuan

Penguasaan IPTEK penduduk. Iptek negara yang lebih maju lebih banyak dan lebih cepat uang beredar dibandingkan dengan negara yang menerapkan teknologi yang sederhana.17

i) Globalisasi industri di lingkungan dunia usaha.

Semakin global dan arus modal ekonomi antarnegara yang semakin meningkat, uang yang beredar juga dipengaruhi oleh transaksi-transaksi internasional dalam hal ini kurs uang mempengaruhi peredaran.

17

(17)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Uang adalah suatu alat pembayaran yang sah diterbitkan oleh pemerintah melalui bank sentral, baik berbentuk kertas maupun berbentuk logam yang memiliki nilai/ besaran tertentu sesuai tertera pada mata uang kertas ataupun logam tersebut, dimana penggunaannya diatur dan dilindungi oleh undang-undang. Secara sederhana, pengertian uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang sah didalam pertukaran/perdagangan. Syarat-syarat agar sesuatu dapat dikatakan sebagai uang, ialah acceptability, stability of value, elasticity of supply, portability, durability, dan divisibility.

Dalam kajian mengenai teori permintaan uang, ada beberapa golongan yang berpendapat. Pertama golongan kaum Klasik, golongan ini menganggap bahwa uang tidak memiliki pengaruh terhadap sektor riil, suku bunga, kesempatan kerja dan pendapatan nasional. Uang hanya berpengaruh terhadap harga barang. Bertambahnya uang beredar akan mengakibatkan kenaikan harga saja, sedangkan jumlah output yang dihasilkan tidak berubah. Teori permintaan uang Klasik dikenal dengan teori kuantitas uang yang dirumuskan oleh Irving Fisher.

Dari beberapa teori permintaan uang di atas, Ada beberapa hal yang mempengaruhi permintaa n uang diantaranya :

a. Pendapatan riil. Semakin tinggi pendapatan seseorang, permintaan akan uang akan semakin besar. Hal ini karena konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring dengan meningkatnya pendapatan.

(18)

c. Tingkat harga umum. Semakin tinggi tingkat harga umum, permintaan akan uang akan semakin bertambah. Hal ini karena harga barang/jasa bertambah mahal, sehingga dibutuhkan lebih banyak uang untuk membelinya.

d. Pengeluaran konsumen. Misalnya saja pengeluaran konsumen pada bulan-bulan menjelang Natal, puasa, atau Hari Raya lainnya akan bertambah. Akibatnya, permintaan uang juga akan bertambah.

Peranan uang dalam perekonomian antara lain dapat meningkatkan efisiensi baik bagi produsen, konsumen dan kegiatan ekonomi pada umumnya. Uang yang beredar pada masyarakat yaitu uang kartal, uang giral, dan uang kuasi. Dalam perkembangannya, jumlah uang yang beredar yang ada di Indonesia tidak tertutup kemungkinan untuk mengalami kenaikan atau penurunan jumlah uang beredar. Gejala bertambahnya jumlah uang beredar merupakan fenomena ekonomi, karena berkaitan dengan fungsi uang sebagai alat tukar, yang semakin dibutuhkan pada saat perekonomian semakin berkembang. Ekonomi yang tumbuh dan berkembang mempunyai konsekuensi meningkatkan transaksi, yang membutuhkan uang guna mempermudah proses pembayaran.

Dalam pembahasan topic uang, tingkat suku bunga, dan pendapatan nasional, dapat dilihat dengan jelas keterkaitan masing-masing komponen tersebut dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi disuatu Negara. Jadi menurut teori preferensi likuiditas, jika tingkat pendapatan naik, maka tingkat bunga juga naik. Pendapatan yang naik, akan menaikkan permintaan uang dan kemudian menaikkan tingkat bunga keseimbangan.

B. Saran

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono, (2011), Makro Ekonomi Teori Pengantar edisi ketiga, Jakarta, Rajawali Pers

Goldfield, Stephen,(1988), Ekonomi Uang dan Bank edisi kesembilan, Jakarta, Erlangga Sukirno, Sadono, (2000), Makroekonomi Modern, Jakarta, Rajawali Pers

Budiono, (1992), Eokonomi Moneter Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No 5, Yogyakarta, Edisi 3, BPFE UGM.

Suparmoko.(1991). Pengantar Ekonomika Makro.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Syahrul, M.Saleh . 2011. http://newwisblog.blogspot.com/2011/03/konsep-permintaan-uang-dan-penawaran.html

Frasetia, DelfiYudha. 2011. http://delfisolution.blogspot.com/2011/12/teori-penawaran-uang.html

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya setelah dilakukan pelatihan maka masyarakat setempat mampu memiliki pengetahuan serta keterampilan tersebut secara profesional, dan mampu menularkannya pada anggota

Berbeda dengan catatan konvensional yang ditulis dalam bentuk daftar panjang ke bawah, maka mind mapping mengajak Anda untuk membayangkan suatu subjek sebagai satu kesatuan yang

Dalam pasal ini dilakukan analisis korelasi antara parameter proses (suhu sinter dan waktu sinter) dan karakteristik sampel yang dihasilkan.Dari hasil pengukuran

Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger pada perusahaan di BEI maka desain penelitian yang

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayahNya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

I.Tujuan 1. Mahasiswa dapat melakukan titrasi kompleksometri dengan baik 2. Mahasiswa dapat melakukan pembakuan EDTA dengan larutan

Namun pendapat ini tidak dapat dipertahankan lagi setelah studi yang dilakukan oleh National Research Council of the United States National Academies yang dirilis

Sementara hasil koefisien determinasi (R 2 ) menyatakan bahwa pengaruh Debt to Equity Ratio , Debt Asset Ratio , Current Ratio , Cash Ratio , Total Assets Turn Over dan