• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE METODE PEMBELAJARAN DALAM ASPEK K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE METODE PEMBELAJARAN DALAM ASPEK K"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

METODE-METODE PEMBELAJARAN

DALAM ASPEK KOGNITIF, PSIKOMOTOR DAN AFEKTIF

Makalah

Dibuat Sebagai Tugas individu

DisusunOleh:

YunieAnila Sari / NIM 072113152

KELAS G.6 CIANGSANA PROGRAM PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2014

(2)

A. Latar Belakang

Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik

metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor

utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.

Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor

guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode

mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan

metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang “kurang baik” di

tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan

metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya. Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak

terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi mungkinlah

untuk mengenali berbagai macam metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam

proses belajar mengajar.

Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks. Mengingat kegiatan belajar

mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin menunjukan dan

menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari pada metode

belajar mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai semua pelajaran, dalam situasi dan

kondisi, dan untuk selamanya. Untuk itu berikut ini akan dibahas beberapa metode yang

dimungkinkan dapat digunakan dalam pembelajaran ketrampilan psikomotor, pembelajaran

ketrampilan, dan pembelajaran afektif/nilai. B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran?

2. Bagaimana kedudukan metode dalam belajar mengajar?

3. Apa saja macam-macam metode mengajar, meliputi :

a. metode mengajar ketrampilan psikomotor

(3)

c. metode mengajar afektif/nilai.

C. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui maksud metode pembelajaran;

2. Untuk mengetahui kedudukan metode dalam belajar mengajar;

3. Untuk mengetahui macam-macam metode mengajar, meliputi metode mengajar ketrampilan

psikomotor, metode mengajar intelektual, metode mengajar afektif/nilai.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang

akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau

secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang

guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat

berbagai metode, maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling

sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada

tujuan pembelajaran.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode

(4)

1. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar

siswa.

2. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut.

3. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk

mewujudkan hasil karya.

4. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian

siswa.

5. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan

cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan

sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.[1]

B. Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah

sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Salah satu usaha yang tidak

pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami, kedudukan metode sebagai salah satu

komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Dan analisis

yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi

extrinsic, sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran

Memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang

menarik. Ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat tergantung kepada tujuan,

isi, proses belajar mengajar. Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode ada yang tepat

(5)

kecil. Ada juga yang tepat digunakan dalam kelas atau diluar kelas. Dibawah ini akan

diuraikan secara singkat beberapa metode mengajar berdasarkan aspek yang menjadi tujuan.

1. Metode Mengajar Psikomotor

Perkembangan psikomotorik adalah perkembangan pengendalian jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yangberkoordinasi. Teknik pengajaran untuk membentuk kemampuan psikomotorik peserta didik dapat dipertimbangan melalui beberapa teknik pemberian latihan dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Latihan akan efisien apabila disediakan lingkungan yang sesuai dimana mereka kelak akan bekerja.

2) Latihan yang efektifhanya dapat diberikan jika tugas-tugas yang diberikan memiliki kesamaan operasional, dengan peralatan yang sama dan dengan mesin-mesin yang sama dengan yang akan dipergunakan di dalam kerjanya kelak

4) Latihan sudah dibiasakan dengan perilaku yang akan ditunjukkan dalam pekerjaannya kelak.

5) Latihan hanya dapat diberikan kepada kelompok peserta yang memang memerlukan, menginginkan dan sanggup memanfaatkannya.

6) Latihan akan efektif apabila pemberian latihan berupa pengalaman khusus terwujud dalam kebiasaan-kebiasaan yang benar.

7) Latihan diarahkan pada pencapaian kompetensi (persyaratan minimal) yang harus dimiliki

individu dapat melakukan/melaksanakan suatu jabatan/pekerjaan.

Berikut ini adalah beberapa metode pembelajaran dalam aspek psikomotor : 1.1 Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah suatu pengajaran di lakukan dengan jalan mengajak anak-anak keluar kelas untuk dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada hubungannya dengan bahan pelajaran. Metode karya wisata dapat di pergunakan.

1. Apabila pelajaran yang di maksudkan untuk memberi pengertian lebih jelas dengan alat peraga langsung.

2. Apabila akan membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap lingkungan dan tanah air, dan menghargai ciptaan Tuhan.

(6)

 Hendaknya tujuan pelajaran di rumuskan dengan jelas, sehingga kelihatan wajar

tidaknya metode ini di pergunakan.

 Hendaknya di selidiki terlebih dahulu objek yang akan di tuju dengan memperhatikan hal-hal yang sekiranya akan menjadi kesulitan.

 Hendaknya di jelaskan terlebih dahulu tujuan metode karya wisaya dan di siapkan pertanyaan-pertanyaan yang harus mereka jawab.

1.2 Metode Demontrasi

Metode demontrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada semua siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang di pelajari baik sebenarnya atau tiruan, yang di sertakan dengan penjelasan lisqan. (Sudirman, 1988, hal. 133).Metode ini baik di gunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses menggunakan atau mengerjakan, komponen-komponen yang membentuk sesuatu dan membandingkan satu cara dengan yang lain, dan untuk mengetahui atqau melihat kebenaran sesuatu.

Metode ini efektif apabila mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Setaip langkah dari demontrasi harus bisa di lihat jelas oleh siswa.

2. Semua penjelasan secara lisan, hendaknya dapat di dengar oleh semua siswa.

3. Anak-anak harus tahu apa yang sedang mereka amati.

4. Demontrasi harus di rencanakan dengan teliti.

5. Guru sebagai demonstrator harus mengerjakan tugasnya dengan lancar dan efektif.

6. Demontrasi di laksanakan pada waktu yang tepat.

7. Berikan kesempatan pada anak-anak untuk melatih mengenai apa yang pernah mereka

amati.

8. Sebelum demontrasi di mulai hendaklah semua alat tersedia.

9. Sebaiknya demontrasi di mulai / di sertai ringkasannya di papan tulis.

10. Jangan melupakan tujuan pokok.

11. Jika di perkirakan demontrasi itu sulit, sebelumnya supaya di coba terlebih dahulu.

12. Perlu adanya laporan tentang hasil demontrasi ini.

(7)

1.3 Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.

1.Kelebihan metode pelatihan

- Ketegasan dan ketrampilan siswa meningkat atau lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari Seorang siswa benar-benar memehami apa yang disampaikan

2.Kelemahan metode pelatihan

- Dalam latihan sering terjadi cara-cara atau gerak yang tidak berubah sehingga menghambat bakat dan inisiatif siswa

- Sifat atau cara latihan kaku atau tidak fleksibel maka akan mengakibatkan penguasaan ketrampilan melalui inisiatif individu tidak akan dicapai

1.4 Metode Kerja Lapangan

Metode kerja lapangan merupakan metode mengajar dengan mengajak siswa kedalam suatu tempat diluar sekolah yang bertujuan tidak hanya sekedar observasi atau peninjauan saja, tetapi langsung terjun turut aktif ke lapangan kerja agar siswa dapat menghayati sendiri serta bekerja sendiri didalam pekerjaan yang ada dalam masyarakat.

1.Kelebihan metode kerja lapangan

-Siswa mendapat kesemmpatan untuk langsung aktif bekerja dilapangan sehingga memperoleh pengalaman langsung dalam bekerja

-Siswa menemukan pengertian pemahaman dari pekerjaan itu mengenai kebaikan maupun kekurangannya

2.Kelemahaan metode kerja lapangan

-Waktu terbatas tidak memungkinkan memperoleh pengalaman yang mendalam dan penguasaan pengetahuan yang terbatas

-Untuk kerja lapangan perlu biaya yang banyak. Tempat praktek yang jauh dari sekolah shingga guru perlu meninjau dan mepersiapkan terlebih dahulu

(8)

2. Metode Mengajar Intelektual

Dalam menerapkan suatu metode pembelajaran haruslah ada cara-cara yang tepat yang bisa digunakan agar dalam proses belajar dapat tercapai sesuai dengan keinginan, begitu juga dalam menerapkan metode pembelajaran kognitif ada cara-cara dalam menerapkannya kepada peserta didik. Berikut adalah cara dan strategi yang bisa digunakan dalam menerapkan metode pembelajaran kognitif ini.

1. Dalam tahap Remembering.

Saat pertama kali baiknya memberikan motivasi-motivasi terlebih dahulu kepada peserta didik agar bisa menjadi inspirasi yang mendorong peserta didik untuk belajar. Saat menyampaikan hendaknya pengajar mampu melakukan penekanan-penekanan, pengodean, serta perhatian kepada materi yang disampaikannya, serta di akhir jam pelajaran lakukan pengulangan terhadap materi yang telah diberikan. Untuk lebih meningkatkan daya ingat peserta didik akan materi lakukan juga sebuah diskusi untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing peserta didik untuk mengeksplorasi informasi dari banyak hal.

2. Tahap Understanding

Seperti halnya tahap Remembering, dalam tahap Understanding juga dalam memberikan pendahuluan hendaknya yang menarik. Dalam tahap ini peserta didik haruslah bereksplorasi dari sumber-sumber yang ada seperti observasi, diskusi atau eksperimen namun sebelum melakukan kegiatan eksplorasi pendidik haruslah memberikan sebuah pertanyaan kepada peserta didik sebagai bahan dasar eksplorasi. Inti dari tahap Understanding adalah sebelum pendidik menyampaikan materi, jangan beri tahu peserta didik terlebih dahulu, biarkan mereka mencari tahu dengan bereksplorasi sendiri seperti tadi, hendaknya juga materi yang akan disampaikan bersifat baru bagi peserta didik sehingga membuat peserta didik merasa penasaran. Hal tersebut mengacu pada sekolah-dasar.blogspot.com (2012).

3. Tahap Aplication

(9)

menggunakan panduan yang telah diberikan pendidik tadi. Akhir tahap ini pendidik harus memberikan masukan-masukan atau koreksi terhadap pemecahan kasus yang kurang tepat atau yang lainnya. Jangan lupa berikan sebuah penutup yang baik.

4. Tahap Analysis

Dalam tahap ini process skill harus digunakan untuk menganalisis masalah. Namun sebelum melakukan analisis pertama-tama yang harus dilakukan adalah menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi kemudian mengumpulkan data-data dari masalah yang bersifat deduktif setelah itu barulah menganalisis data dari masalah yang dihadapi, analisis dalam hal ini harus bersifat deskriptif. Setelah menganalisis semua data-data yang telah ditemukan maka pembuatan kesimpulan harus dilakukan, semakin detail hasil dari analisis tadi maka semakin bagus pula kesimpulannya. Jangan lupa memberikan pendahuluan di awal dan penutup di akhir jam.

5. Tahap Evaluation

Tahap Evaluation atau evaluasi adalah tahap mengevaluasi dari data atau kesimpulan yang di dapat dalam tahap Analysis untuk dilihat kebenarannya atau kebetulannya bila peserta didik memiliki kesalahan-kesalahan yang dilakukan saat menganalisis atau mungkin kesalahan data saat menganalisis maka yang berhak membenarkan atau meluruskan kembali adalah pendidik. Tahap-tahap rangkaian dalam Evaluation ini hampir sama dalam tahap pada

Analysis.

6. Tahap Creation

Dalam tahap ini peserta didik haruslah berperan aktif dan berperan penuh, sementara pendidik hanya sebagai pemantau saja. Pertama kali yang harus dilakukan peserta didik dalam tahap ini adalah menyampaikan proyek atau kasus, selanjutnya adalah evaluasi dari proyek atau kasus yang telah disampaikan tadi. Yang menjadi dasar dalam tahap Creation ini adalah memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. Selanjutnya adalah inovasi proyek atau kasus dalam hal ini peserta didik haruslah membuat sebuah inovasi yang baru dari hal yang ada. Inovasi dalam hal ini bukan berarti membuat sebuah hal yang baru namun inovasi adalah membuat suatu kelebihan dari sebuah kekurangan yang dimiliki oleh hal tersebut. Setelah melakukan inovasi hal yang harus dilakukan peserta didik adalah melaporkan hasil dari proyek atau kasus yang telah dikerjakan kepada peserta didik lain atau kepada pendidik. Jangan lupa juga berikan sebuah penutup dan pembuka saat di tahap ini.

(10)

Pembelajaran afektif berbeda dengan pembelajaran intelektual dan keterampilan, karena segi afektif sangat bersifat subjektif, lebih mudah berubah, dan tidak ada materi khusus yang harus dipelajari. Hal-hal diatas menuntut penggunaan metode mengajar dan evaluasi hasil belajar yang berbeda dari mengajar segi kognitif dan keterampilan. Ada beberapa model pemebelajaran afektif. Merujuk pada pemikiran Nana Syaodih Sukmadinata (2005) akan dikemukakan beberapa model pembelajaran afektif yang populer dan banyak digunakan.

3.1. Model Konsiderasi

Manusia seringkali bersifat egoistis, lebih memperhatikan, mementingkan, dan sibuk dan sibuk mengurusi dirinya sendiri. Melalui penggunaan model konsiderasi (consideration

model) siswa didorong untuk lebih peduli, lebih memperhatikan orang lain, sehingga mereka

dapat bergaul, bekerja sama, dan hidup secara harmonis dengan orang lain.

Langkah-langkah pembelajaran konsiderasi: (1) menghadapkan siswa pada situasi yang mengandung konsiderasi, (2) meminta siswa menganalisis situasi untuk menemukan isyarat-isyarat yang tersembunyi berkenaan dengan perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain, (3) siswa menuliskan responsnya masing-masing, (4) siswa menganalisis respons siswa lain, (5) mengajak siswa melihat konsekuesi dari tiap tindakannya, (6) meminta siswa untuk menentukan pilihannya sendiri.

3.2. Model pembentukan rasional

Dalam kehidupannya, orang berpegang pada nilai-nilai sebagai standar bagi segala aktivitasnya. Nilai-nilai ini ada yang tersembunyi, dan ada pula yang dapat dinyatakan secara eksplisit. Nilai juga bersifat multidimensional, ada yang relatif dan ada yang absolut. Model pembentukan rasional (rational building model) bertujuan mengembangkan kematangan pemikiran tentang nilai-nilai.

Langkah-langkah pembelajaran rasional: (1) menigidentifikasi situasi dimana ada ketidakserasian atu penyimpangan tindakan, (2) menghimpun informasi tambahan, (3) menganalisis situasi dengan berpegang pada norma, prinsip atu ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam masyarakat, (4) mencari alternatif tindakan dengan memikirkan akibat-akibatnya, (5) mengambil keputusan dengan berpegang pada prinsip atau ketentuen-ketentuan legal dalam masyarakat.

(11)

Setiap orang memiliki sejumlah nilai, baik yang jelas atau terselubung, disadari atau tidak. Klarifikasi nilai (value clarification model) merupakan pendekatan mengajar dengan menggunakan pertanyaan atau proses menilai (valuing process) dan membantu siswa menguasai keterampilan menilai dalam bidang kehidupan yang kaya nilai. Penggunaan model ini bertujuan, agar para siwa menyadari nilai-nilai yang mereka miliki, memunculkan dan merefleksikannya, sehingga para siswa memiliki keterampilan proses menilai.

Langkah-langkah pembelajaran klasifikasi nilai: (1) pemilihan: para siswa mengadakan pemilihan tindakan secara bebas, dari sejumlah alternatif tindakan mempertimbangkan kebaikan dan akibat-akibatnya, (2) mengharagai pemilihan: siswa menghargai pilihannya serta memperkuat-mempertegas pilihannya, (3) berbuat: siswa melakukan perbuatan yang berkaitan dengan pilihannya, mengulanginya pada hal lainnya.

3.4. Pengembangan moral kognitif

Perkembangan moral manusia berlangsung melalui restrukturalisasi atau reorganisasi kognitif, yang yang berlangsung secara berangsur melalui tahap pra-konvensi, konvensi dan pasca konvensi. Model ini bertujuan membantu siswa mengembangkan kemampauan mempertimbangkan nilai moral secara kognitif.

Langkah-langkah pembelajaran moral kognitif: (1) menghadapkan siswa pada suatu situasi yang mengandung dilema moral atau pertentangan nilai, (2) siswa diminta memilih salah satu tindakan yang mengandung nilai moral tertentu, (3) siswa diminta mendiskusikan/ menganalisis kebaikan dan kejelekannya, (4) siswa didorong untuk mencari tindakan-tindakan yang lebih baik, (5) siswa menerapkan tindakan-tindakan dalam segi lain.

3.5. Model nondirektif

(12)

Langkah-langkah pembelajaran nondirekif: (1) menciptakan sesuatu yang permisif melalui ekspresi bebas, (2) pengungkapan siswa mengemukakan perasaan, pemikiran dan masalah-masalah yang dihadapinya,guru menerima dan memberikan klarifikasi, (3) pengembangan pemahaman (insight), siswa mendiskusikan masalah, guru memberrikan dorongan, (4) perencanaan dan penentuan keputusan, siswa merencanakan dan menentukan keputusan, guru memberikan klarifikasi, (5) integrasi, siswa memperoleh pemahaman lebih luas dan mengembangkan kegiatan-kegiatan positif.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan

digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau

secara kelompok.

2. Metode pembelajaran psikomotor adalah Perkembangan psikomotorik adalah

perkembangan pengendalian jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot

yangberkoordinasi

3. Metode pembelajaran intelektual adalah suatu metode pembelajaran yang menitih beratkan

pada kognitif atau ingatan peserta didik. Dalam melaksanakan metode pembelajaran

kognitif yang menjadi dasar adalah domain kognitif yang diungkapkan oleh Krathwol

(13)

4. Metode pembelajaran afektif/nilai adalah metode pembelajaran yang bersifat subjektif,

lebih mudah berubah, dan tidak ada materi khusus yang harus dipelajari karena diyakini

bahwa aspek afektif memegang peranan yang sangat penting terhadap tingkat kesuksesan

seseorang dalam bekerja maupun kehidupan secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum teaching, 2005

Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, Quantum Teaching, 2005

http://metodecampuranelecticmethods.blogspot.com/2011/01/metode-campuran-electic-methods.html

Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Biggs, J.B & Collis, K.F. (1982). Evaluating the Quality of Learning: the SOLO Taxonomy. New York: Academic Press

Referensi

Dokumen terkait

Bab III, adalah pendekatan semantik pada kata mat}ar dan derivasinya dalam al-Quran yang terdiri dari penggunaan dan ayat-ayat yang membahas tentang mat}ar, asbabun

Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada anak didik, dimana anak didik

Hasilnya untuk mendapatkan desain kantor sewa dengan shading device yang khusus pada sisi bangunan yang berbeda dengan harmonisasi secara keseluruhan.. Kata kunci: Shading device

Oktober-Desember 2010 dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 Regression Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Interaksi

Seperti juga yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa istilah Learo atau learu sama dengan padanan kata “pepat” atau “memepat” yang berarti membuat rata (dikerat,

Namun sebagai makhluk yang memiliki kemuliaan dan kelebihan dibanding yang lainnya, manusia tidak sepenuhnya terikat pada hukum alamiah saja, karena dengan kemampuan

Arus lalu lintas pada suatu ruas jalan adalah merupakan hasil kombinasi dua faktor utama yaitu: MAT dan pola pemilihan rute (route choice) oleh setiap pengendara dalam jaringan jalan

Toksin yang bertanggung jawab atas komplikasi utama dari miokarditis dan neuritis dan juga dapat menyebabkan rendahnya jumlah trombosit (trombositopenia) dan protein dalam