• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kesenjangan pengetahuan (knowledge GAP) karyawan PT Aneka Tambang Tbk, unit Geomin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kesenjangan pengetahuan (knowledge GAP) karyawan PT Aneka Tambang Tbk, unit Geomin"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN (

KNOWLEDGE

GAP

) KARYAWAN PT ANEKA TAMBANG TBK, UNIT

GEOMIN

Oleh

LEILY PURNAMA CHANDRA

H24070013

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

RINGKASAN

LEILY PURNAMA CHANDRA. H24070013. Analisis Kesenjangan Pengetahuan (Knowledge Gap) Karyawan PT. Aneka Tambang Tbk, Unit Geomin. Di bawah bimbingan ANGGRAINI SUKMAWATI dan UTAMI DYAH SYAFITRI.

Pertambangan termasuk sektor industri yang persaingannya ketat. Sektor ini memiliki entry barrier dan exit barrier yang tinggi sehingga membutuhkan SDM yang berkompeten. Untuk itu, ada tiga point yang harus dikelola dengan baik oleh suatu perusahaan, yaitu modal, teknologi, dan pengetahuan. Tiga point tersebut merupakan karakteristik mendasar untuk menghasilkan kinerja yang unggul. Dalam mengelola pengetahuan yang ada dibutuhkan manajemen pengetahuan. Untuk mengetahui pengetahuan mana yang penting dan pengetahuan mana yang perlu perbaikan dapat dilakukan dengan analisis kesenjangan pengetahuan. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi sumber-sumber pengetahuan yang ada di PT. Aneka Tambang Tbk, Unit Geomin, (2) mengidentifikasi pengetahuan yang diharapkan dimiliki oleh karyawan PT. Aneka Tambang Tbk, Unit Geomin, (3) menganalisis kesenjangan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan PT. Aneka Tambang Tbk, Unit Geomin, dan (4) memberikan rekomendasi cara mengelola pengetahuan kepada perusahaan.

(3)

ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN (

KNOWLEDGE

GAP

) KARYAWAN PT ANEKA TAMBANG TBK, UNIT

GEOMIN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

LEILY PURNAMA CHANDRA

H24070013

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(4)

Judul Skripsi : Analisis Kesenjangan Pengetahuan (Knowledge Gap) Karyawan PT. Aneka Tambang Tbk, Unit Geomin

Nama : Leily Purnama Chandra

NIM : H24070013

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Ir. Anggraini Sukmawati, MM. Utami Dyah Syafitri, S.Si, M.Si. NIP 196710201994032001 NIP 197709172005012001

Mengetahui,

Ketua Departemen

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. NIP 196101231986011002

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 14 September 1989. Penulis

merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak M. Fadhil Syam

dan Ibu Zulwarni Syam. Penulis menempuh pendidikan di SDN Pengadilan 1

Bogor dan lulus pada tahun 2001. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di

SLTP Negeri 5 Bogor dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Bogor dan lulus pada tahun 2007. Pada

tahun 2007, penulis diterima pada program S1 melalui jalur Undangan Seleksi

Masuk Institut Pertanian Bogor di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Selama kuliah penulis pernah aktif dalam organisasi Paduan Suara

Mahasiswa Agriaswara Intitut Pertanian Bogor dan dalam beberapa kegiatan

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena berkat

rahmat, dan karunia-Nya skripsi yang berjudul “Analisis Kesenjangan

Pengetahuan (Knowledge Gap) Karyawan PT. Aneka Tambang Tbk, Unit Geomin” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini diajukan

untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini membahas tentang kesenjangan pengetahuan antara

pengetahuan yang diharapkan perusahaan untuk dimiliki karyawan dengan

pengetahuan yang telah dimiliki oleh karyawan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada skripsi ini.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun penulis harapkan dari

berbagai pihak agar menjadi suatu pembelajaran bersama kedepannya. Penulis

juga memohon maaf atas kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bogor, Agustus 2011

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai karena bantuan, motivasi, doa, dan kerja

sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima

kasih kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, M.M, selaku dosen pembimbing pertama

yang telah meluangkan waktunya untuk bimbingan, memberikan saran,

motivasi, dan pengarahan kepada penulis.

2. Ibu Utami Dyah Syafitri, S.Si, M.Si, selaku dosen pembimbing kedua yang

telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, saran, dan

pengarahan kepada penulis.

3. Ibu Lindawati Kartika, SE, M.Si, selaku dosen penguji skripsi yang bersedia

meluangkan waktunya menjadi penguji dalam ujian dan memberikan saran

dalam skripsi ini.

4. Ketua Departemen Manajemen beserta seluruh staf pengajar dan karyawan

Departemen Manajemen FEM IPB.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Sjafri Mangkuprawira, selaku dosen pembimbing akademik

yang telah memberikan nasihat dan motivasi untuk penulis.

6. Bapak R. Dikky Indrawan, SP, MM, selaku dosen yang telah memberikan

arahan, motivasi, dan nasihat untuk penulis.

7. Bapak Jajang Yaomal M, SE yang telah mengizinkan penulis melaksanakan

penelitian di PT. Aneka Tambang Tbk, Unit Geomin dan pemberian informasi

dalam penyusunan skripsi ini,Ibu Retno yang bersedia untuk diwawancara,

serta para karyawan PT. Aneka Tambang Tbk, Unit Geomin yang telah

bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

8. Kedua orang tua yaitu M. Fadhil Syam dan Zulwarni Syam atas semua kasih

(8)

9. Ketiga saudaraku Dian Hendrizal, Dian Mayasari, dan Arif Budiman yang

telah memberikan semangat, motivasi, dan bantuannya agar penulis dapat

menyelasaikan skripsi ini.

10. Teman sepermainan (Norvi, Nanda, Ajit, Bayu, Lucky, Dian Y., Enny, Gerry)

yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan serta kebersamaan

selama kuliah. Semoga persahabatan kita tetap terjalin sampai tua nanti.

11. Teman-teman satu bimbingan (Dian A., Bunga, Dini, Nanda, Fikhy) atas

dukungan, bantuan, semangat, saran, dan do’anya.

12. Teman-teman TPB A22 dan Manajemen 44 yang banyak memberikan

pelajaran dan kebersamaan dalam kuliah.

13. Teh Engel, Ka Dhika, Brian, Ka Ridho, Teh Tia, Helius atas dukungan,

semangat, do’a, dan kebersamaannya selama ini.

14. Tika, Nia, Echa, Nurul, Fina, Lujeng, Ayu, Rinal, Agus, Ijal, Rithoh, Feri, atas

persaudaraan dan kebersamaan selama di FOSMA BOGOR. 15. My Spiritual Family FKA ESQ Bogor atas dukungan dan do’anya.

16. Sahabat kecilku Riskina Juwita atas cerita inspirasi dan dukungannya sehingga

memberikan semangat kepada penulis.

17. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan

(9)

DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1. Pengetahuan ... 6

2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan ... 6

2.1.2 Komponen Pengetahuan ... 8

2.1.3 Jenis-jenis Pengetahuan ... 9

2.1.4 Tingkat Pengetahuan ... 10

2.2. Manajemen Pengetahuan ... 11

2.3. Penciptaan Pengetahuan ... 12

2.3.1 Sosialisasi (Socialization) ... 12

2.3.2 Eksternalisasi (Externalization) ... 12

2.3.3 Kombinasi (Combination) ... 12

2.3.4 Internalisasi (Internalization) ... 12

2.4. Knowledge Gap (Kesenjangan Pengetahuan) ... 13

2.4.1 Pengetahuan Wajib dan Pengetahuan Pilihan bagi Karyawan .... 13

2.4.2 Kesenjangan Pengetahuan ... 13

2.4.3 Strategi Pengelolaan Pengetahuan ... 14

2.5. Analisis Kesenjangan Pengetahuan ... 14

2.5.1 Analisis Kesenjangan ... 14

2.5.2 Analisis Kesenjangan Pengetahuan ... 15

(10)

III.METODE PENELITIAN... 19

3.1. Kerangka Pemikiran ... 19

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 20

3.4. Metode Pengumpulan Data Penelitian ... 20

3.5. Metode Pengambilan Sampel ... 20

3.6. Pengolahan dan Analisis Data ... 21

3.6.1 Uji Validitas ... 21

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 22

3.6.3 Skala Likert ... 23

3.6.4 Tabulasi Silang ... 24

3.6.5 Importance Performance Analysis (IPA) ... 25

3.6.6 Analisis Kesenjangan Pengetahuan ... 26

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 28

4.1.1 Sejarah PT. Antam Tbk Unit Geomin ... 28

4.1.2 Visi, Misi, dan Strategi PT. Antam Tbk Unit Geomin ... 30

4.1.3 Struktur Organisasi PT. Antam Tbk Unit Geomin ... 31

4.1.4 Kegiatan Usaha PT. Antam Tbk Unit Geomin ... 36

4.2. Karakteristik Responden ... 37

4.2.1 Jenis Kelamin ... 37

4.2.2 Usia ... 37

4.2.3 Masa Bekerja ... 38

4.2.4 Pendidikan ... 38

4.3. Tabulasi Silang ... 38

4.3.1 Tabulasi Silang antara Karakteristik Responden Pendidikan Terakhir dengan Kepentingan Pengetahuan Standar Etika Perusahaan ... 38

4.4. Analisis Sumber-sumber Pengetahuan ... 39

4.5. Analisis Aset Pengetahuan ... 41

4.6. Pengetahuan yang Diharapkan Perusahaan ... 43

4.7. Analisis K-Gap (Kesenjangan Pengetahuan) ... 48

4.8. Penilaian Tingkat Kepentingan terhadap Tingkat Penguasaan ... 51

4.9. Implikasi Manajerial ... 55

KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

1. Kesimpulan ... 57

2. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(11)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Hasil survei pengenalan manajemen pengetahuan ... 2

2. Perbedaan antara dua jenis pengetahuan ... 9

3. Bobot nilai jawaban responden ... 23

4. Nilai rentang skala (Skor Rataan) ... 24

5. Pemberian nilai dalam analisis kesenjangan ... 26

6. Skala dalam analisis kesenjangan ... 26

7. Tabulasi silang antara pendidikan terakhir dengan kepentingan pengetahuan standar etika perusahaan ... 39

8. Nilai rataan sumber-sumber pengetahuan ... 40

9. Nilai rataan aset pengetahuan ... 42

10.Nilai analisis k-gap ... 48

11.Tingkat kepentingan atribut pengetahuan ... 52

(12)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Hierarki pengetahuan Liebowitz & Backman ... 7

2. Kerangka kesenjangan pengetahuan Zack ... 13

3. Kerangka penelitian ... 19

4. Diagram Importance/Performance Matrix ... 26

5. Karakteristik karyawan berdasarkan jenis kelamin ... 37

6. Karakteristik karyawan berdasarkan usia ... 37

7. Karakteristik karyawan berdasarkan masa bekerja ... 38

8. Karakteristik karyawan berdasarkan pendidikan ... 38

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Struktur organisasi ... 61

2. Hasil uji validitas ... 62

3. Hasil uji reliabilitas ... 64

4. Pertanyaan wawancara ... 65

(14)

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era globalisasi diwarnai dengan meningkatnya informasi dari

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan informasi

menuntut perusahaan untuk memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas

dalam mengorganisasi informasi dan pengetahuan secara optimal. Hal ini

membuat perusahaan harus mampu memotivasi karyawan untuk

meningkatkan mutu kinerja melalui proses pembelajaran yang

berkesinambungan.

Perusahaan mengharapkan karyawan mampu mengembangkan diri

dalam pekerjaannya sesuai dengan kompetensi yang dituju dalam deskripsi

kerja mereka. Hal ini agar sesuai dengan tuntutan kompetensi organisasi yang

hendak dibangun dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Untuk

itu, diperlukan perubahan paradigma dari yang semula mengandalkan pada

resource-based (berbasis sumber daya) menjadi knowledge-based (berbasis pengetahuan). Perubahan paradigma tersebut memiliki potensi menggerakkan

perusahaan agar karyawan lebih cerdas dan inovatif untuk memenuhi

kompetensi organisasi agar lebih baik. Sveiby dikutip oleh Tjakraatmadja dan

Lantu (2006) menyatakan bahwa dengan memahami akan kompetensi kerja

merupakan suatu cara untuk memahami pengetahuan dan hubungannya

dengan dunia kerja.

Menurut Nonaka dan Taekuchi dikutip oleh Setiarso (2009)

keberhasilan perusahaan Jepang ditentukan oleh keterampilan dan kepakaran

mereka dalam menciptakan pengetahuan organisasinya (organizational knowledge creation). Penciptaan pengetahuan tercapai melalui pemahaman atau pengakuan terhadap hubungan sinergis dari tacit ke explicit knowledge

dalam organisasi, serta melalui desain proses sosial yang menciptakan

(15)

belajar dari pengalaman masa lalu dan individu-individu yang berada di

dalamnya mau dan mampu untuk berbagi pengalaman tersebut yang nantinya

akan menjadi suatu aset pengetahuan.

Aset pengetahuan sebagian besar tersimpan dalam pikiran kita, yang

disebut tacit knowledge. Tacit knowledge tersebut sangat sulit dipindahkan kepada orang lain karena pengetahuan tersebut tersimpan dipikiran

masing-masing individu dalam organisasi. Oleh karena itu, Manajemen Pengetahuan

diperlukan untuk mengatasi hal ini, yaitu proses mengubah tacit knowledge menjadi pengetahuan yang mudah dikomunikasikan dan didokumentasikan,

hasil pengetahuan tersebut disebut explicit knowledge (Setiarso, 2009).

Sebagian besar pengetahuan yang ada dalam pikiran manusia ini suatu saat

bisa hilang, baik karena manusia tersebut keluar, pensiun, atau meninggal

dunia. Maka dokumentasi menjadi penting sehingga bisa digunakan oleh

karyawan lain untuk dimanfaatkan dan dikembangkan agar mereka tidak

kehilangan pengetahuan.

Di Indonesia, tidak begitu mudah untuk mencari perusahaan yang

menerapkan manajemen pengetahuan. Menurut survei sederhana yang

dilakukan PPM Manajemen (Munir, 2008) menunjukkan bahwa masih cukup

banyak organisasi berorientasi laba yang belum kenal dengan manajemen

pengetahuan di Indonesia, terutama perusahaan kecil dan menengah. Hasil

survei yang dilakukan antara tahun 2005 hingga tahun 2007 oleh PPM

Manajemen pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Hasil survei pengenalan manajemen pengetahuan

(16)

Pertambangan termasuk sektor industri yang persaingannya ketat.

Sektor ini memiliki entry barrier dan exit barrier yang tinggi sehingga membutuhkan SDM yang berkompeten. Untuk itu, ada tiga point yang harus dikelola dengan baik oleh suatu perusahaan, yaitu modal, teknologi, dan

pengetahuan. Tiga point tersebut merupakan karakteristik mendasar untuk menghasilkan kinerja yang unggul. Hal inilah yang menyebabkan

diperlukannya manajemen pengetahuan untuk mengelola dan mengorganisasi

pengetahuan dari individu dari suatu perusahaan.

PT. Aneka Tambang Tbk merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak di sektor pertambangan. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1968.

PT. Aneka Tambang Tbk adalah sebuah perseroan terbatas Indonesia,

perusahaan negara yang terintegrasi secara vertikal untuk melakukan semua

tahapan proses penambangan dari eksplorasi, pertambangan, peleburan, dan

pemurnian melalui bagian pemasaran. Produk utama Antam adalah feronikel,

bijih nikel, emas, perak dan bauksit. Visi 2020 PT.Aneka Tambang Tbkyaitu

"Untuk menjadi perusahaan global yang berbasis pertambangan, dengan

pertumbuhan yang sehat dan standar kelas dunia" (www.antam.com).

Dalam upaya mewujudkan visi perusahaan, pimpinan PT. Aneka

Tambang Tbk harus menyadari perlunya Sumber Daya Manusia yang

memiliki pengetahuan untuk mengembangkan potensi yang ada. Namun

untuk mengembangkan ini yang perlu diperhatikan adalah knowledge gap (kesenjangan pengetahuan) diantara karyawan. Dengan mengetahui dan

berbagi pengetahuan, maka perusahaan dapat mendesain program untuk

meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan menghasilkan inovasi yang

bernilai tinggi.

1.2. Perumusan Masalah

Unit Geomin merupakan salah satu dari lima unit usaha PT. Aneka

Tanbang Tbk yang menyediakan jasa eksplorasi mineral baik untuk Aneka

Tambang maupun perusahaan lainnya. Perusahaan yang bergerak di bidang

pertambangan ini semakin berkembang sehingga perusahaan perlu

(17)

lebih unggul. Untuk itu, diperlukan pengelolaan pengetahuan sebagai salah

satu cara mencapai keberhasilan organisasi dalam meraih tujuan yang

ditetapkan.

Keberhasilan perusahaan dapat dilihat juga dari kinerja perusahaan.

Untuk mengukur kinerja perusahaan, Unit Geomin mencoba menerapkan

sistem Malcolm Baldrige sebagai pengukur keunggulan kinerja perusahaan. Sistem Malcolm Baldrige di Unit Geomin ini pun masih terbilang baru. Kriteria penilaian Malcolm Baldrige akan menilai secara keseluruhan kinerja

terbaik dari perusahaan-perusahaan dan diukur kinerjanya berdasarkan tujuh

kriteria penilaian yaitu Kepemimpinan, Perencanaan Strategi, Konsentrasi

kepada pelanggan dan pasar, Pengukuran, analisa dan Manajemen

Pengetahuan, Fokus kepada Sumber Daya Manusia, Manajemen Proses, dan

Hasil Kegiatan usaha. Oleh karena itu, untuk mendukung kriteria pengukuran,

analisa, dan manajemen pengetahuan dalam sistem Malcolm Baldrige tersebut, analisis tentang knowledge gap merupakan langkah awal bagi Unit Geomin dalam menerapkan manajemen pengetahuan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka permasalahan

yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Darimana sumber-sumber pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan PT.

Aneka Tambang Tbk, Unit Geomin?

2. Pengetahuan apa saja yang diharapkan dimiliki oleh karyawan PT. Aneka

Tambang Tbk, Unit Geomin?

3. Apakah terjadi kesenjangan pengetahuan pada PT. Aneka Tambang Tbk,

Unit Geomin?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi sumber-sumber pengetahuan yang didapatkan karyawan

PT. Aneka Tambang Tbk, Unit Geomin.

2. Mengidentifikasi pengetahuan yang diharapkan dimiliki oleh karyawan

PT. Aneka Tambang Tbk, Unit Geomin.

(18)

4. Memberikan rekomendasi cara mengelola pengetahuan kepada

perusahaan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

masukan dan pertimbangan untuk menciptakan manajemen

pengetahuan didalam perusahaan PT. Aneka Tambang Tbk, Unit

Geomin.

2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan dan bahan rujukan tentang manajemen pengetahuan dalam

organisasi.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mengidentifikasi sumber

pengetahuan karyawan dan pengetahuan yang diharapkan dimiliki oleh

karyawan PT. Aneka Tambang Tbk, Unit Geomin. Selanjutnya dianalisis

tentang kesenjangan pada pengetahuan. Penelitian ini dilakukan dengan

melakukan kuesioner kepada karyawan dan wawancara terhadap pihak

(19)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan

Menurut Bergeron dalam Sangkala (2007) data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat

kuantitas, yang berasal dari hasil observasi, eksperimen, atau

kalkulasi. Menurut Woolf dalam Munir (2008) pengetahuan adalah informasi yang terorganisasi sehingga dapat diterapkan untuk

pemecahan masalah. Definisi ini hampir mirip dengan Turban et al dalam Munir (2008) yang mengatakan bahwa pengetahuan adalah informasi yang telah dianalisis dan diorganisasi sehingga dapat

dimengerti dan digunakan untuk memecahkan masalah serta

mengambil keputusan. Selain itu, Probst et al dalam Munir (2008) mendefinisikan pengetahuan adalah keseluruhan kognisi dan

keterampilan yang digunakan oleh manusia untuk memecahkan

masalah.

Menurut Tobing (2007) proses transformasi dari data menjadi

informasi melalui lima langkah, yaitu :

1. Contextualized adalah memahami manfaat dari data yang

dikumpulkan.

2. Catagorized adalah memahami unit analisis atau komponen kunci

dari data.

3. Calculated adalah menganalisis data secara matematik atau secara statistik.

4. Corrected adalah menghilangkan kesalahan (error) dari data. 5. Condensed adalah meringkas data dalam bentuk yang lebih singkat

atau jelas.

Proses transformasi informasi menjadi pengetahuan melalui

empat tahapan yang dikemukakan oleh Davenport dan Prusak dikutip

(20)

1. Comparison adalah membandingkan informasi pada suatu situasi

tertentu dengan situasi lainnya yang telah diketahui.

2. Consequences adalah menemukan implikasi-implikasi dari

informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan

tindakan.

3. Connections adalah menemukan hubungan-hubungan

bagian-bagian kecil dari informasi dengan hal-hal lainnya.

4. Conversations adalah membicarakan pandangan, pendapat, serta tindakan orang lain terkait informasi tersebut.

Menurut Davenport dan Prusak dalam Munir (2008) bahwa

pengetahuan atau knowledge, bukanlah data, bukan pula informasi, namun sulit sekali dipisahkan dari keduanya. Sedangkan menurut

Davidson dan Voss dalam Sangkala (2007) untuk memahami perbedaan antara data, informasi, dan pengetahuan, harus dapat

digarisbawahi nilai hierarkinya. Informasi merupakan data yang

disaring (distilled) dan dimaknai, demikian pula pengetahuan adalah informasi yang disaring dan dimaknai.

Gambar 1. Hierarki Pengetahuan Liebowitz & Backman (Munir, 2008)

Sebagai tambahan dalam hierarki pengetahuan, Liebowitz dan

(21)

lengkapnya hierarki pengetahuan menjadi seperti pada Gambar 1.

Liebowitz dan Beckman dalam Munir (2008) mendefinisikan keahlian sebagai penggunaan pengetahuan secara pantas dan tepat untuk

memecahkan masalah, meningkatkan kerja, dan mencapai hasil luar

biasa.

2.1.2 Komponen Pengetahuan

Davenport dan Prusak dalam Munir (2008) menyampaikan beberapa komponen kunci dari pengetahuan yang dapat membedakan

satu pengetahuan dengan pengetahuan lain, yaitu pengalaman,

kebenaran, penalaran, petunjuk praktis, nilai-nilai, serta keyakinan.

1. Pengalaman atau Experience

Pengalaman merujuk pada apa yang pernah kita lakukan dan apa

yang pernah kita alami di masa lalu. Pengetahuan terus

berkembang melalui pengalaman, termasuk apa yang diserap

manusia dari berbagai pelatihan yang diikuti, buku-buku yang

dibaca, nasihat-nasihat mentor, juga dari pembelajaran informal di

dalam maupun di luar organisasi. 2. Kebenaran mendasar atau Ground Truth

Merujuk pada mengetahui apa yang benar-benar terjadi dan apa

yang tidak terjadi. Seringkali manusia hanya mengetahui apa yang

seharusnya terjadi melalui teori. Namun apa yang benar-benar

terjadi diperoleh melalui pengamatan langsung. Dengan

menghadapi kebenaran mendasar selama menjalani kehidupan,

manusia terus berubah pengetahuannya. 3. Penalaran atau Judgement

Pengetahuan juga membuat manusia dapat menalar dan

memodifikasi pengetahuan yang telah dimilikinya sebagai respon

terhadap situasi dan informasi-informasi yang baru. 4. Petunjuk praktis (Rule of Thumb) dan Intuisi (Intuition)

Petunjuk praktis adalah panduan tindakan manusia yang terbentuk

dan berkembang melalui pengalaman coba-coba dan observasi

(22)

diperoleh melalui pengalaman dalam menghadapi suatu kejadian

secara berulang-ulang. Sehingga terbentuk suatu solusi jalan pintas

untuk masalah baru yang mirip dengan masalah terdahulu yang

pernah berhasil dipecahkan, sedangkan intuisi adalah keahlian yang

telah dipadatkan, sulit dipisah-pisah karena seolah-olah telah

menjadi satu kesatuan.

5. Nilai-nilai (Value) dan Keyakinan (Beliefs)

Nilai-nilai dan keyakinan manusia yang berada di dalam maupun di

luar suatu organisasi sangat mempengaruhi pengetahuan organisasi

tersebut. Hal ini disebabkan organisasi terbentuk dan beroperasi

pada lingkungan yang terdiri dari manusia dimana nilai-nilai dan

keyakinan manusia tersebut sangat mempengaruhi pemikiran dan

tindakan manusia tersebut. 2.1.3 Jenis-jenis Pengetahuan

Menurut Munir (2008) jenis pengetahuan menjadi dua, yaitu

pengetahuan eksplisit (explicit) dan pengetahuan terbatinkan (tacit). Pengetahuan explicit dapat diekspresikan dalam kata-kata dan angka, serta dapat disampaikan dalam bentuk formula ilmiah, spesifikasi,

prosedur operasi standar, bagan, manual-manual, dan sebagainya.

Pengetahuan jenis ini dapat segera diteruskan dari satu individu ke

individu lain secara formal dan sistematis. Sedangkan pengetahuan

tacit terletak dalam benak manusia, bersifat sangat personal dan sulit dirumuskan, sehingga membuatnya sulit untuk dikomunikasikan atau

disampaikan pada orang lain. Perbedaan mendasar antara kedua jenis

pengetahuan ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perbedaan antara dua jenis pengetahuan

Sumber : Nonaka dan Takeuchi dikutip oleh Munir (2008) PENGETAHUAN TACIT

(SUBYEKTIF)

PENGETAHUAN EXPLICIT (OBYEKTIF)

(23)

2.1.4 Tingkat Pengetahuan

Menurut Munir (2008) pengetahuan yang dimiliki organisasi

terdiri dari tiga tingkatan, yaitu : 1. Pengetahuan inti (core knowledge)

Pengetahuan inti adalah tingkat dan cakupan pengetahuan yang

dibutuhkan hanya untuk sekedar dapat beroperasi dalam industri

atau lingkungan dimana organisasi berada.

2. Pengetahuan lanjut (advanced knowledge)

Pengetahuan lanjut merupakan pengetahuan yang dimiliki

perusahaan yang ingin dipertimbangkan sebagai pemain yang

tangguh dalam industri atau organisasi nirlaba yang ingin

mempunyai kinerja prima.

3. Pengetahuan inovatif (innovative knowledge)

Pengetahuan inovatif merupakan pengetahuan yang membuat

perusahaan mampu menjadi pemimpin dalam persaingan.

Pengetahuan ini membuat perusahaan melakukan diferensiasi untuk

membedakan dirinya dengan pesaingnya.

Menurut Machlup dalam Munir (2008) pengetahuan yang dimiliki organisasi terbagi dalam tiga jenis, yaitu :

1. Knowing that

Knowing that berhubungan dengan pengetahuan proposisi misalnya kebenaran. Jenis pengetahuan ini mempunyai makna bahwa kita

percaya sesuatu itu adalah demikian dan bukan lainnya. 2. Knowing what

Kebanyakan orang yang merasa mengetahui tentang suatu hal yang

kompleks sebenarnya hanya mengetahui sebagian saja dari

keseluruhan pengetahuan proposisi.

3. Knowing how

Knowing how merupakan jenis pengetahuan yang paling banyak dimiliki oleh organisasi saat ini karena berhubungan dengan

(24)

2.2 Manajemen Pengetahuan

Menurut Tiwana dalam Munir (2008) manajemen pengetahuan adalah pengelolaan pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai dan

menghasilkan keunggulan bersaing atau kinerja prima. Selain itu,

Tjakraatmadja dan Lantu (2006), mendefinisikan manajemen pengetahuan

sebagai langkah-langkah sistematik untuk mengelola pengetahuan dalam

organisasi, menciptakan nilai, dan meningkatkan keunggulan kompetitif.

Bergerson dalam Sangkala (2007) menyatakan bahwa manajemen pengetahuan merupakan suatu pendekatan yang sistematik untuk mengelola

aset intelektual dan informasi lain sehingga memberikan keunggulan bersaing

bagi perusahaan. Pendapat lain diutarakan Davidson dan Voss dalam Sangkala (2007) bahwa manajemen pengetahuan merupakan sistem yang

memungkinkan perusahaan menyerap pengetahuan, pengalaman, dan

kreativitas para stafnya untuk perbaikan kinerja perusahaan. Selanjutnya

menurut Horwitch dan Armacost dalam Sangkala (2007), manajemen pengetahuan didefinisikan sebagai pelaksanaan penciptaan, penangkapan,

pentransferan, dan pengaksesan pengetahuan serta informasi yang tepat ketika

dibutuhkan untuk membuat keputusan yang lebih baik, bertindak dengan

tepat, dan memberikan hasil dalam rangka mendukung strategi bisnis.

Pandangan Santosu dan Surmach dalam Sangkala (2007) menyatakan bahwa manajemen pengetahuan merupakan proses dimana perusahaan

melahirkan nilai-nilai dari intellectual assets dan aset yang berbasiskan pengetahuan. Sementara itu, Sveiby dikutip oleh Sangkala (2007)

menyatakan bahwa manajemen pengetahuan adalah seni penciptaan nilai dari

intangible assets (aset pengetahuan).

Tannebaum dalam Sangkala (2007) memberikan definisi manajemen pengetahuan yang lebih komprehensif, yaitu (1) manajemen pengetahuan

mencakup pengumpulan, penyimpanan, dan pengaksesan informasi untuk

membangun pengetahuan, (2) manajemen pengetahuan mencakup berbagi

pengetahuan, (3) manajemen pengetahuan terkait dengan pengetahuan orang,

dan (4) manajemen pengetahuan terkait dengan peningkatan efektivitas

(25)

2.3 Penciptaan Pengetahuan

Menurut Nonaka dan Takeuchi dalam Munir (2008) interaksi dinamis antara satu bentuk pengetahuan ke bentuk lainnya disebut konversi

pengetahuan. Terdapat empat cara konversi pengetahuan, yaitu sosialisasi,

eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi. Keempat modus konversi

pengetahuan ini sering disebut sebagai spiral SECI, yang menunjukkan

bahwa semakin sering proses konversi pengetahuan tersebut terjadi, semakin

mendalam pula pemahaman yang bersangkutan.

2.3.1 Sosialisasi (Socialization)

Sosialisasi merujuk pada konversi pengetahuan tacit ke pengetahuan

tacit. Menurut Munir (2008) istilah sosialisasi ini digunakan untuk menekankan pada pentingnya kegiatan bersama antara sumber

pengetahuan dan penerima pengetahuan dalam proses konversi

pengetahuan tacit.

2.3.2 Eksternalisasi (Externalization)

Eksternalisasi merujuk pada konversi pengetahuan tacit ke pengetahuan explicit. Melalui cara ini, pengetahuan menjadi terkristalkan sehingga dapat didistribusikan ke pihak lain dan menjadi

basis bagi pengetahuan baru menurut Munir (2008). 2.3.3 Kombinasi (Combination)

Kombinasi merujuk pada konversi pengetahuan explicit ke pengetahuan explicit. Menurut Munir (2008) dengan cara ini, pengetahuan dipertukarkan dan dikombinasikan melalui media seperti

dokumen-dokumen, rapat-rapat, percakapan telepon, dan komunikasi

melalui jaringan komputer.

2.3.4 Internalisasi (Internalization)

Internalisasi merujuk pada konversi pengetahuan explicit menjadi pengetahuan tacit. Menginternalisasi pengetahuan digunakan untuk memperluas, memperdalam, serta mengubah pengetahuan tacit yang dimiliki oleh setiap anggota perusahaan. Bila pengetahuan berhasil

(26)

bentuk model mental bersama maka pengetahuan ini akan menjadi

aset yang luar biasa berharga bagi perusahaan menurut Munir (2008). 2.4 Knowledge Gap (Kesenjangan Pengetahuan)

2.4.1 Pengetahuan Wajib dan Pengetahuan Pilihan bagi karyawan Menurut Setiarso (2009), pengetahuan wajib didefinisikan

sebagai pengetahuan yang perlu dan harus dimiliki oleh karyawan

untuk melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Kriteria yang

termasuk dalam pengetahuan wajib adalah pengetahuan yang

memiliki nilai kepentingan 3-4 dan/atau memiliki nilai kesenjangan

pengetahuan tertinggi. Sedangkan pengetahuan pilihan didefinisikan

sebagai pengetahuan pelengkap yang dapat membantu dalam

pelaksanaan tugas karyawan. Kriteria yang termasuk dalam

pengetahuan pilihan adalah pengetahuan dengan nilai kepentingan

kurang dari 3 dan selain dari pengetahuan dengan nilai kesenjangan

tertinggi.

2.4.2 Kesenjangan Pengetahuan

Seringkali pengetahuan yang dimiliki karyawan tidak sesuai dengan

yang diinginkan oleh perusahaan. Kondisi ini memungkinkan

munculnya kesenjangan pengetahuan di perusahaan. Dengan

dilakukannya suatu proses penilaian kesenjangan pengetahuan di

dalam suatu perusahaan, maka dapat diketahui keadaan pengetahuan

yang dibutuhkan dan pengetahuan yang sekarang tersedia menurut

Setiarso (2009). Sesudah pengetahuan yang dibutuhkan dapat

diidentifikasi maka dilakukan analisis kesenjangan pengetahuan

berdasarkan kerangka Zack yang bisa dilihat pada Gambar 2.

(27)

2.4.3 Strategi Pengelolaan Pengetahuan

Menurut Hansen et al dalam Munir (2008) cara organisasi mengelola pengetahuan yang dimiliki dibagi atas dua ekstrim, yaitu

strategi kodifikasi (Codification Strategy) dan strategi personalisasi (Personalization Strategy). Bila pengetahuan diterjemahkan dalam bentuk eksplisit secara berhati-hati (Codified) dan disimpan dalam basis data sehingga pengguna yang membutuhkan dapat mengakses

pengetahuan tersebut, maka cara mengelola seperti itu dikatakan

menganut strategi kodifikasi. Strategi kodifikasi digunakan untuk

menyimpan pengetahuan di dalam empat penyimpanan yang

terstruktur dari pengetahuan sebagai database untuk penggunaan yang berulang-ulang. Davenport dan Prusak dalam Tobing (2007) menyatakan bahwa tujuan kodifikasi adalah membuat pengetahuan

organisasi ke dalam suatu bentuk yang membuat pengetahuan

organisasi tersebut dapat diakses oleh personil yang

membutuhkannya.

Pengetahuan tidak hanya eksplisit saja, tetapi juga pengetahuan

yang terbatinkan (tacit). Pengetahuan tacit sulit diterjemahkan ke dalam bentuk eksplisit, oleh sebab itu pengetahuan-pengetahuan

dialihkan dari satu pihak ke pihak lain melalui hubungan personal

yang intensif, cara mengelola pengetahuan seperti ini disebut strategi

personalisasi. Oleh karena itu, fungsi utama dari jaringan komputer

baik internet atau intranet, bukan saja menyimpan atau

mendokumentasikan pengetahuan melainkan juga untuk memfasilitasi

lalu lintas komunikasi antar individu dalam suatu organisasi

merupakan strategi personalisasi. Strategi personalisasi adalah strategi

yang diadopsi oleh organisasi untuk memberikan solusi dari masalah

biasa sampai masalah yang sulit.

2.5 Analisis Kesenjangan Pengetahuan 2.5.1 Analisis Kesenjangan

Menurut Thornton (1999) analisis kesenjangan adalah alat

(28)

kinerja perusahaan saat ini dan kinerja yang diinginkan. Analisis

kesenjangan mengevaluasi kinerja aktual saat ini dan upaya perbaikan

yang diperlukan untuk menutup kesenjangan kinerja masa depan yang

diinginkan.

Manfaat dari analisis kesenjangan ini adalah membantu

perusahaan yang kinerjanya kurang baik karena tidak efisiennya

penggunaan sumber daya atau kegagalan untuk berinvestasi dengan

benar dan meningkatkan produksi serta kinerja (Thornton,1999).

Selain itu, manfaat lain dari analisis kesenjangan adalah dapat

mengukur waktu, uang, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk

memenuhi potensi organisasi dan mencapai keadaan yang diinginkan. 2.5.2 Analisis Kesenjangan Pengetahuan

Menurut O’Farrell (1999) analisis kesenjangan pengetahuan

adalah alat yang berguna untuk membantu perusahaan untuk tetap

fokus pada gambaran besar. Dengan mengidentifikasi dimana

perusahaan saat ini berdiri dan dimana dia ingin berada akan menjadi

lebih mudah untuk mengidentifikasi cara untuk mencapai tingkat

pengetahuan yang diinginkan di seluruh perusahaan. Analisis

kesenjangan pengetahuan juga merupakan sebuah cara untuk melihat

apa sumber-sumber pengetahuan perusahaan atau individu yang ada.

Pengetahuan ini dibandingkan dengan tingkat target dan rencana

dikembangkan untuk mencapai tujuan.

Analisis kesenjangan pengetahuan digunakan untuk mengukur

pengetahuan yang dimiliki. Dengan melakukan analisis ini,

perusahaan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik dari basis

pengetahuan yang saat ini telah tersedia dan pengetahuan apa yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Selain itu, analisis kesenjangan

pengetahuan bermanfaat untuk mengeksekusi dan memahami dengan

mendirikan tujuan relatif terhadap tingkat pengetahuan saat ini dalam

perusahaan, lebih mudah untuk mengembangkan dan melaksanakan

(29)

2.6 Penelitian Terdahulu

Lasma (2009) dalam skripsi yang berjudul Analisis Kesenjangan

Pengetahuan (Knowledge Gap) Karyawan PT. PELNI Persero Direktorat SDM dan Umum yang bertujuan untuk mengidentifikasi sumber pengetahuan

karyawan, menganalisis pengetahuan yang diharapkan perusahaan untuk

dimiliki oleh karyawan, dan menganalisis kesenjangan pengetahuan yang

dimiliki olek karyawan PT. PELNI Persero Direktorat SDM dan Umum.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kesenjangan pengetahuan dan skor rataan skala Likert. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sumber pengetahuan karyawan PT.PELNI Persero

Direktorat dan Umum terdiri atas employee competencies, internal structures, dan external structures. Terdapat 15 pengetahuan yang diharapkan perusahaan untuk dimiliki karyawan tetapi tidak semua pengetahuan tersebut

dimiliki oleh karyawan. Ini menandakan adanya kesenjangan pengetahuan

antara pengetahuan yang diharapkan perusahaan untuk dimiliki karyawan

(tingkat kepentingan) dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh karyawan

(tingkat penguasaan). Hasil kesenjangan pengetahuan tertinggi ada pada

pengetahuan tentang dana PSO (Public Service Obligate) yaitu sebesar 1,25 yang artinya tingkat kepentingannya tinggi tetapi karyawan memiliki tingkat

penguasaan yang rendah. Sedangkan pengetahuan tentang konsep lalu lintas

dokumen kepegawaian memiliki nilai K-Gap terendah yaitu sebesar 0,2. Hal

ini karena pengetahuan tersebut merupakan pekerjaan yang sering dilakukan.

Wahyuni (2010) dalam skripsi yang berjudul Analisis Kesenjangan

Pengetahuan (Knowledge Gap) Antara Karyawan dan Manajer Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) memiliki tujuan untuk

mengidentifikasi sumber-sumber yang ada pada KPSBU dan menganalisis

pengetahuan yang diharapkan oleh KPSBU untuk dimiliki karyawan dan

manajer. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis

Pengetahuan Model KM Zack dan analisis Kesenjangan Pengetahuan

(K-Gap). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber pengetahuan KPSBU

terdiri dari tiga sumber yaitu kompetensi karyawan, struktur internal, dan

(30)

karyawan dan manajer adalah visi bersama, pengelola percakapan, mobilisasi

penggerak pengetahuan, penyediaan lingkungan yang kondusif, penyebaran

pengetahuan internal, pengetahuan perusahaan, dan kreasi pengetahuan.

Terdapat kesenjangan pengetahuan antara tingkat kepentingan pengetahuan

dengan tingkat penguasaan pengetahuan di KPSBU. Dari hasil pengelolaan

data dapat dilihat bahwa pengetahuan mengenai visi bersama memiliki K-Gap

tertinggi yaitu 0,646 yang berarti pengetahuan mengenai visi bersama

memiliki tingkat kepentingan yang tinggi tetapi karyawan memiliki tingkat

penguasaan yang rendah. Hasil terendah dari pengelolaan data KPSBU yaitu

penyediaan lingkungan yang kondusif dengan nilai -0,521 yang berarti

memiliki tingkat kepentingan yang rendah dan karyawan memiliki tingkat

(31)

III.

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Persaingan bisnis di sektor pertambangan semakin berkembang. Hal

ini menyebabkan PT. Aneka Tambang Tbk membutuhkan karyawan yang

berkompetensi untuk mencapai Visi dan Misi perusahaan dan keunggulan

jasa sebagai nilai tambah. Dalam hal ini khususnya Unit Geomin yang

merupakan ujung tombak PT. Aneka Tambang Tbk untuk eksplorasi mencari

dan menemukan bahan galian tambang yang diperlukan memperpanjang

pertumbuhan perusahaan.

Visi dan Misi perusahaan serta keunggulan jasa dapat dicapai dengan

mengembangkan pengetahuan yang dimiliki karyawan untuk meningkatkan

kualitas SDM Unit Geomin. Hal tersebut divisualisasikan dalam bentuk

action plan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang ditetapkan dalam proses strategic planning. Untuk itu, pengetahuan yang dimiliki karyawan maupun pengetahuan perusahaan harus dikelola dengan baik dan

manajemen pengetahuan dibutuhkan dalam mengelola hal tersebut.

Langkah awal yang dapat dilakukan oleh pengelola perusahaan dalam

menerapkan manajemen pengetahuan adalah menganalisa tentang kondisi

ketersediaan pengetahuan perusahaan. Untuk melakukan analisis ini dapat

menggunakan kerangka yang ditawarkan oleh Zack seperti yang digunakan

Setiarso (2009). Output yang diharapkan dari analisis tersebut adalah

teridentifikasinya sumber pengetahuan karyawan, aset pengetahuan, dan

pengetahuan yang diharapkan dimiliki oleh karyawan dan pengetahuan yang

telah dimiliki oleh karyawan.

Analisis kesenjangan pengetahuan pada PT. Aneka Tambang Tbk,

Unit Geomin dilakukan dengan mengidentifikasi pengetahuan yang

diharapkan dimiliki oleh karyawan dan pengetahuan yang telah dimiliki oleh

karyawan dengan observasi secara langsung dan wawancara dengan pihak

internal perusahaan. Setelah itu dilakukan analisis kesenjangan pengetahuan

(32)

tingkat penguasaan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis kesenjangan

pengetahuan. Berdasarkan hasil analisis kesenjangan akan diperoleh

pengetahuan apa yang memiliki nilai kepentingan pengetahuan, penguasaan

pengetahuan, dan kesenjangan pengetahuan.

Rekomendasi perusahaan bisa ditentukan dengan melihat tingkat

kepentingan atas kinerja tertentu dari sebuah produk. Dari hasil analisis

kesenjangan pengetahuan, dilakukan analisis dengan menggunakan

Importance and Performance Analysis (IPA). Hasil dari pemetaan persepsi yang diuji dengan IPA tersebut yang dapat dijadikan rekomendasi untuk

perusahaan. Rekomendasi juga dapat ditentukan jika mengetahui karakteristik

responden. Karakteristik responden yang diperoleh kemudian dilakukan

tabulasi silang agar diketahui korelasi antar karakteristik responden.

Karakteristik responden yang berhubungan mempermudah penetapan

[image:32.595.106.499.181.728.2]

rekomendasi.

(33)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Aneka Tambang Tbk, Unit

Geomin yang berlokasi di Jalan Pemuda No.1 Pulogadung, Jakarta Timur

13210. Penelitian ini dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa PT. Aneka Tambang Tbk merupakan perusahaan

yang bergerak dibidang usaha pertambangan di Indonesia. Penelitian ini

dilakukan selama empat bulan, yang dimulai dari bulan Februari hingga Mei

2011.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari perusahaan melalui in depth interview dan penyebaran kuesioner kepada karyawan, sedangkan data sekunder diperoleh dari data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain.

Selain itu data sekunder dapat juga diperoleh dengan cara mempelajari

buku-buku yang relevan dengan topik yang akan diteliti. 3.4 Metode Pengumpulan Data Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. In depth interview dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan

penelitian dan selanjutnya digunakan untuk memperdalam pembahasan. 2. Kuesioner berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada pegawai PT.

Aneka Tambang Tbk Unit Geomin.

3. Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder untuk

diolah lebih lanjut.

3.5 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling. Dalam pengambilan sampel ini, sampel yang akan dipilih didasarkan pada syarat-syarat yang telah ditentukan, diantaranya

adalah karyawan yang terdaftar dengan status pegawai tetap. Teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan pendapat Gay yang

(34)

pada desain penelitian yang digunakan, yaitu metode deskriptif, minimal 10%

populasi. Untuk populasi relatif kecil minimal 20% populasi (Umar, 2005).

Ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditentukan

dengan menggunakan metode deskriptif dimana jumlah responden ditentukan

20% dari jumlah populasi. Dari metode tersebut, didapatkan jumlah

responden sebanyak 30 orang dari jumlah populasi sebanyak 114 orang

dengan perhitungan :

Responden = 20% x 114 orang = 23 orang ≈ 30 orang 3.6 Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Uji Validitas

Menurut Umar (2008) uji validitas merupakan ukuran yang

menunjukkan tingkat kesahihan suatu alat ukur atau instrumen

(kuesioner). Validitas menunjukkan sejauh mana alat dapat mengukur

apa yang ingin diukur. Uji validitas diketahui dengan cara menghitung

nilai korelasi (r) antara data pada masing-masing pernyataan dengan

skor total memakai rumus teknik korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut :

(

) (

)

(

)

( )

{

2 2

}

{

(

2

) (

2

)

}

n xy x y

r

n x x n y y

− =

− −

∑ ∑

...(1)

Keterangan :

r = Koefisien validitas yang dicari

n = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pertanyaan X

Y = Skor masing-masing pertanyaan Y

Pengujian validitas diolah dengan menggunakan Software Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 16 atau Software

Microsoft Excel. Uji validitas dilakukan terhadap 30 responden dimana bila diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel yang ditentukan

yaitu sebesar 0,361 dengan selang kepercayaan 95% atau tingkat

toleransi kesalahan sebesar 5% maka kuesioner dinyatakan valid dan

(35)

pertanyaan sebanyak 45 butir dinyatakan valid. Hasil uji validitas

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2. 3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi

suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama menurut Umar

(2005). Kuesioner reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan

secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan

menghasilkan data yang sama (Simamora, 2004).

Uji reliabilitas data kuesioner dilakukan dengan menggunakan

perhitungan metode Cronbach’s Alpha dengan rumus :

2 11 1 2

1 b k r k t σ σ ⎡ ⎤ ⎡ ⎤ = − ⎣ ⎦ ⎢

...(2) Keterangan :

r11 = Realibilitas instrumen σt2 = Varians total

k = banyak butir pertanyaan

σb2=

 Jumlah varians butir

Rumus untuk mencari nilai ragam adalah :

( )

2

2 2 x x n n σ = −

...(3) Keterangan :

Ragam n = Jumlah contoh (responden)

x = Nilai skor yang dipilih

Pengujian realibilitas diolah dengan menggunakan Software SPSS versi 16 atau Software Microsoft Excel. Uji realibilitas dikatakan baik apabila memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60. Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan, diperoleh nilai alpha

sebesar 0,833 pada variabel SECI konversi pengetahuan, nilai alpha

sebesar 0,902 pada variabel aset pengetahuan, nilai alpha sebesar

0,868 pada variabel tingkat kepentingan pengetahuan, dan nilai alpha

sebesar 0,920 pada variabel tingkat penguasaan kepentingan. Hasil uji

(36)

3.6.3 Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengubah data kualitatif

menjadi data kuantitatif. Skala ini mengukur tingkat kesetujuan atau

ketidaksetujuan responden terhadap serangkaian pertanyaan yang

diajukan dalam kuesioner. Dalam skala Likert, kemungkinan jawaban

tidak hanya “setuju” dan “tidak setuju”, tetapi dapat dibuat dengan

banyak kemungkinan. Adapun langkah-langkah pengolahan dan

analisis data dengan menggunakan Skala Likert (Umar, 2005) :

a. Memberi skor pada setiap jawaban responden sesuai dengan bobot

yang telah ditentukan dalam Skala Likert. Pembobotan nilai

jawaban dapat dilihat dalam Tabel 3.

Tabel 3. Bobot nilai jawaban responden Jawaban Responden Bobot Nilai

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

5 4 3 2 1

b. Membuat tabulasi dari skor-skor nilai yang telah diperoleh dari

jawaban responden.

c. Masing-masing kategori ditentukan berdasarkan rumus rentang

kriteria (Nilai Skor Rataan) yaitu Rentang Skala yang dapat dilihat

pada Tabel 4.

d. Responden yang memiliki skor nilai yang sama untuk setiap item

pertanyaan dikelompokkan berdasarkan kategori jawaban (1-5) lalu

dihitung jumlah dan rataannya. Kesimpulannya diambil

berdasarkan rataan terbesar dari setiap rataan jawaban responden

yang telah dihitung.

e. Jumlah responden per item pertanyaan dikelompokkan dan

dijumlahkan menjadi per indikator sesuai kategori jawaban. Rataan

dan jumlah responden dihitung untuk memperoleh kesimpulan

pada tiap indikator berdasarkan rataan terbesar. Perhitungan pada

(37)

Bobot nilai pada setiap jawaban responden akan dihitung untuk

mendapatkan nilai rataan. Nilai rataan tersebut menunjukkan tingkat

kesetujuan karyawan seperti yang tertera pada Tabel 4. Adapun cara

menghitung skor rataan tersebut adalah :

ini n

Χ

Χ =

  ...... (4) Keterangan :

Χ  = nilai rataan skor

Xi = skor nilai jawaban responden ke i ni = jumlah jawaban untuk skor i

n = jumlah responden

Langkah selanjutnya adalah menggunakan rentang skala

penilaian dengan menentukan nilai rataan selang dengan rumus

sebagai berikut :

b a Rs

m

=   ...(5)

5 1 0,8 5

Rs= − =  

Keterangan : a = skor kategori terendah

b = skor kategori tertinggi

m = jumlah kategori

Tabel 4. Nilai rentang skala (skor rataan) Skor Rataan Penilaian

1,0 – 1,8 1,8 – 2,6 2,6 – 3,4 3,4 – 4,2 4,2 – 5,0

Sangat tidak setuju Tidak setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju

3.6.4 Tabulasi Silang

Tabulasi silang adalah prosedur yang menyajikan deskripsi

data dalam bentuk baris dan kolom. Tabulasi silang digunakan untuk

melakukan analisis hubungan di antara baris dan kolom. Data yang

digunakan untuk analisis ini adalah data yang berskala ordinal dan

(38)

Pengambilan keputusan pada tabulasi silang dilakukan

berdasarkan perbandingan antara uji chi-square dengan tabel chi-square. Bila nilai hasil hitung chi-square kurang dari atau sama dengan tabel chi-square maka hipotesis diterima. Bila chi-squared test menampilkan hasil kurang dari atau sama dengan 0,05, maka artinya

ada hubungan antara baris dan kolom.

3.6.5 Importance Performance Analysis (IPA)

Importance Performace Analysis (IPA) adalah sebuah metode untuk memetakan tingkat kepentingan atas kinerja tertentu dari sebuah

produk. Kemudian tingkat kepentingan tersebut dipetakan dalam

diagram kartesius yang disebut Matriks IPA. Matriks IPA terdiri dari

empat kuadran yang masing-masing menjelaskan keadaan yang

berbeda. Keadaan-keadaan tersebut yaitu : a. Kuadran I (attributes to improve)

Kuadran ini memuat atribut yang dianggap penting oleh karyawan

tapi kinerja atribut tersebut kurang dari apa yang diharapkan.

Atribut yang termasuk di kuadran ini harus ditingkatkan. b. Kuadran II (maintain performance)

Kuadran ini membuat atribut yang dianggap penting oleh karyawan

dan pelaksanaannya dianggap sudah sesuai harapan. Atribut di

kuadran ini harus dipertahankan. c. Kuadran III (attributes to maintain)

Kuadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh

karyawan dan kinerja atribut tersebut kurang dari apa yang

diharapkan. Peningkatan atribut yang masuk ke kuadran ini perlu

dipertimbangkan karena tidak terlalu berpengaruh terhadap

karyawan.

d. Kuadran IV (attributes to de-emphasize)

Kuadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh

karyawan sedangkan kinerja perusahaan pada atribut ini terlalu

tinggi sehingga dianggap berlebihan. Harus dilakukan efisiensi

(39)

Diagram kartesius dalam IPA ditunjukkan pada gambar 4 di

bawah ini.

High Importance

[image:39.595.162.495.140.312.2]

Low Performance High

Gambar 4. Diagram importance / performance matrix (Rangkuti, 2005)

3.6.6 Analisis Kesenjangan Pengetahuan

Menurut Setiarso (2009) penilaian kesenjangan pengetahuan

dilakukan untuk mengetahui keadaan knowledge yang kuat atau knowledge yang perlu perbaikan. Analisis dilakukan dengan mengisi level saat ini dan level kebutuhan. Pengisian ini dilakukan dengan

memberikan nilai pada level penguasaan saat ini dan level

kepentingan yang dapat dilihat dalam Tabel 5.

Tabel 5. Pemberian nilai dalam analisis kesenjangan Area Pengetahuan Penguasaan saat ini Kepentingan Sub sistem : 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 ...

Skala yang digunakan adalah skala ordinal 1 – 5 yang dapat

[image:39.595.170.492.642.709.2]

dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Skala dalam analisis kesenjangan

1 2 3 4 5 Tidak penting/ tidak menguasai Kurang penting/ kurang menguasai Cukup penting/ cukup menguasai Penting/ menguasai Sangat penting/ sangat menguasai High leverage I

Attributes to improve

II

Maintain performance

III

Attributes to maintain

Low leverage IV

(40)

Setelah kuesioner terkumpul, data diolah dengan menghitung

rata-rata tingkat kepentingan dan rata-rata tingkat penguasaan

terhadap pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan. Rumus

perhitungan nilai kepentingan untuk setiap pengetahuan yang

dibutuhkan menurut Setiarso (2009) adalah sebagai berikut :

(

K1 1

) (

K2 2

) (

K3 3

) (

K4 4

)

NKi

R

× + × + × + ×

=   ...(6)

Keterangan :

NKi = Nilai kepentingan terhadap pengetahuan i K1 = Jumlah responden dengan jawaban A

K2 = Jumlah responden dengan jawaban B

K3 = Jumlah responden dengan jawaban C

K4 = Jumlah responden dengan jawaban D

R = Total responden

Rumus perhitungan nilai penguasaan untuk setiap pengetahuan

yang dibutuhkan sebagai berikut menurut Setiarso (2009) :

(

P1 1

) (

P2 2

) (

P3 3

) (

P4 4

)

NPi

R

× + × + × + ×

= ...(7)

Keterangan :

NPi = Nilai penguasaan terhadap pengetahuan i P1 = Jumlah responden dengan jawaban A

P2 = Jumlah responden dengan jawaban B

P3 = Jumlah responden dengan jawaban C

P4 = Jumlah responden dengan jawaban D

R = Total responden

Data primer yang diperoleh dari kuesioner menggambarkan

penilaian tingkat pengetahuan dalam perusahaan tersebut.

Kesenjangan pengetahuan diperoleh dari selisih angka penguasaan

saat ini dengan angka kepentingan pada masing-masing variabel dari

dimensi penentu area pengetahuan. Penilaian kebutuhan dan saat ini

menggunakan skala 1 sampai 5 dan kesenjangan pengetahuan untuk

masing-masing variabel didapatkan dengan menghitung rata-rata

(41)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah PT. Antam Tbk Unit Geomin

Menurut Unit Geomin (2010) Sejak terbentuknya Departemen

Pertambangan (Depertam) pada bulan Maret 1965, semua kegiatan

eksplorasi dialihkan ke dalam Badan Pelaksanaan Pembinaan

Proyek-proyek Tambang (Bappertamb) yang kemudian bergabung ke dalam

PN Aneka Tambang. Selanjutnya pada tanggal 21 Maret 1974

berdasarkan Keputusan Direksi PN Aneka Tambang No. 54

membentuk Divisi Geologi yang bertanggung jawab langsung kepada

Direktur Utama mulai berlaku 1 Maret 1974 dengan tugas pokok

mengkoordinir kegiatan eksplorasi perusahaan. Tugas Divisi Geologi

adalah untuk mengkoordinir kegiatan eksplorasi dalam suatu wadah,

terutama dengan adanya peningkatan kegiatan dengan dibukanya

proyek-proyek eksplorasi Gunung Gede, eksplorasi emas di Cikotok,

eskplorasi nikel, eksplorasi tembaga di Sangkaropi serta kegiatan

eksplorasi geologi di daerah lain.

Melalui PP No.26 tertanggal 30 Desember 1974 PN Aneka

Tambang pun berubah status menjadi PT. Aneka Tambang. Organisasi

Divisi Geologi disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terdiri atas

empat Biro, yaitu tiga Biro meliputi wilayah kerja dan satu Biro

Pelayanan, yaitu :

Biro I : meliputi Jawa, Sumatra, dan pulau-pulau sekitarnya

Biro II : Kalimantan dan sekitarnya

Biro III : Sulawesi, Indonesia Timur dan pulau-pulau sekitarnya

Biro IV : Pelayanan Geologi/Eksplorasi

Bagian : Geokimia dan Pengolahan Data

Bagian : Geofisika

(42)

Dalam perkembangannya, Divisi Geologi diubah menjadi

Dinas Geologi berdasarkan Keputusan Direksi No. 58 tanggal 8 April

1976 dan Keputusan Direksi No. 293 tanggal 19 Desember 1977.

Selanjutnya dengan berubahnya struktur organisasi PT Aneka

Tambang, dengan Keputusan Direksi No. 85 tanggal 8 April 1978,

Dinas Geologi dikembalikan lagi menjadi Divisi Geologi dan berada

dibawah Direktorat Aneka Mineral. Pada tanggal 14 Juli 1978

berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 160 berlaku 1 Juli 1978

menyempurnakan susunan organisasi Antam Divisi Geologi.

Pada 29 Februari 1980, dengan Keputusan Direksi No.67

dibentuklah Unit Geologi yang berkedudukan sementara di Jalan

Gajah Mada 84, Jakarta (bekas kantor Unit Logam Mulia). Oleh

karena kantor ini belum dapat menunjang kegiatan sehari-hari, maka

dibuka Kantor Cabang Unit Geologi di Kota Bogor. Pada 23 Oktober

1987 dengan Surat Keputusan Direksi PT Aneka Tambang No. 287

terhitung 17 Agustus 1987 kantor Unit Geologi yang berkedudukan di

Jalan Gajah Mada 84 Jakarta dan kantor di Jalan Cibatok Bogor

dipindahkan seluruhnya ke Jalan Ahmad Yani Bogor. Dengan

Keputusan Direksi No. 69 tanggal 15 Februari 1993, kantor Unit

Geologi dipindah dari Bogor ke tempat yang baru ke Jalan Pemuda

No. 1, Pulo Gadung, Jakarta Timur sampai dengan sekarang.

Dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan, maka dianggap

perlu untuk menyesuaikan organisasi PT Aneka Tambang (Persero)

menjadi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk dimana Unit Geologi

sebagai Unit Bisnis dituangkan dalam Keputusan Direksi No. 161

tertanggal 29 Mei 1998. Tertanggal 24 April 2000 Keputusan Direksi

No. 226, Unit Geologi menjadi Unit Geomin dan tertanggal 15 Mei

2000 terbit Keputusan Direksi No. 258a tentang organisasi Unit

Geomin, yaitu Unit Geomin adalah unit strategis unsur pelaksana

dengan tugas pokok mengelola dan mengembangkan usaha jasa

eksplorasi, usaha mencari cadangan baru dan usaha jasa penambangan

(43)

dan manfaat menurut tolak ukur yang ditetapkan Direksi. Dalam

keputusan ini, lingkup tugas Unit Geomin mencakup Penambangan

Cikotok sebagai peleburan Proyek Eksplorasi dan Pengembangan

Emas dan Perak Cikotok. Dengan Keputusan Direksi No. 58 tertanggal

24 April 2002, maka dianggap perlu untuk menyesuaikan susunan

organisasi Unit Geomin menjadi selaras dengan struktur organisasi

Antam.

Keputusan Direksi No. 121 tanggal 4 Oktober 2005

menetapkan susunan organisasi Unit Geomin dalam rangka

memfokuskan misi Unit Geomin dalam bidang eksplorasi guna

meningkatkan pencarian cadangan. Organisasi unit pun dipimpin oleh

seorang Vice President (VP). Dengan Keputusan Direksi No. 157 tanggal 1 Agustus 2007, organisasi Unit Geomin disempurnakan

sebagai suatu satuan kerja yang dikelola ke arah pencarian komoditas

baru atau cadangan baru yang menjadi bagian dari unsur pelaksana

dalam organisasi PT Antam Tbk.

4.1.2 Visi, Misi, dan Strategi PT. Antam Tbk Unit Geomin

PT. Antam Tbk Unit Geomin memiliki visi 2012 perusahaan,

yaitu “ Unit dibidang eksplorasi dan pengembangan tambang yang

berwawasan global, berorientasi pada Pengelolaan Eksplorasi Multi

Komoditi, Pengembangan Jasa Eksplorasi serta beroperasi secara

Multi Dimensional”. Selain itu, PT. Antam Tbk Unit Geomin juga

memiliki misi 2012 perusahaan, yaitu :

1. Sebagai ujung tombak PT. Aneka Tambang Tbk khususnya dalam

eksplorasi untuk mencari dan menemukan cadangan baru komoditi

mineral dan batu bara.

2. Sebagai penyedia jasa eksplorasi yang berkualitas tinggi, efisien,

dan kompetitif.

3. Sebagai pionir dalam pengembangan masyarakat (comdev) di

sekitar daerah eksplorasi sehingga memberikan nilai tambah bagi

(44)

Misi Geomin diimplementasikan kepada 3 (tiga) Pilar Utama,

yaitu :

1. Integritas (Kejujuran dan Kebenaran)

2. Profesionalitas (Kerahasiaan dan Kualitas)

3. Kemandirian (Berkembang berdasar hasil usahanya)

Perusahaan PT. Antam Tbk Unit Geomin menetapkan

beberapa strategi untuk mendukung visi dan misi perusahaan, yaitu :

1. Mengembangkan dan memberdayakan keunggulan pengalaman

dan kompetensi SDM di bidang eksplorasi dan pengembangan

tambang secara terencana, konsisten dan berkesinambungan.

2. Mengembangkan potensi cadangan sampai dengan pengembangan

tambang dan monitoring untuk mengoptimalkan potensi cadangan

baru.

3. Memanfaatkan teknologi, konsep-konsep dan tenaga ahli (internal

dan eksternal) untuk mendukung percepatan penemuan cadangan

baru.

4. Pencarian “New Discovery” utamanya nikel, emas, dan bauksit

dengan pengelolaan sendiri, kerja sama ataupun akusisi

bersandarkan pada profesionalisme, integritas, dan efisiensi. 5. Melaksanakan diversifikasi eksplorasi diluar komoditi inti Antam.

4.1.3 Struktur Organisasi PT. Antam Tbk Unit Geomin

Bagan Struktur Organisasi PT. Antam Tbk Unit Geomin dapat

dilihat pada lampiran 1. Kemudian berikut ini adalah penjelasan dari

jabatan karyawan apa saja yang ada di PT. Antam Tbk Unit

Geomin,yaitu antara lain :

1. Vice President

Jabatan ini bertujuan untuk membantu Direksi menjalankan

kegiatan bisnis pada Unit Geomin dengan menentukan Visi dan

Misi Unit Geomin, mengkoordinasikan dan mengarahkan

perencanaan operasional unit, menentukan kebijakan program,

sistem dan prosedur, mengkoordinasikan dan mengendalikan

(45)

serta menyusun konsep perbaikan kineja unit secara berkelanjutan

untuk mencapai target eksplorasi dan target manajemen yang telah

ditetapkan Direksi PT Antam Tbk serta meningkatkan efisiensi

dan produktivitas dalam rangka meningkatkan profit bagi

perusahaan dengan tetap memperhatikan prinsip GCG, standar

keselamatan, mutu dan lingkungan.

2. Quality Management Assurance Officer

Jabatan ini bertujuan untuk membantu Vice President Unit Geomin dalam memantau kepatuhan terhadap semua peraturan

internal dan eksternal pada semua bidang operasional, dan

efektivitas fungsi audit internal, serta mengevaluasi, memelihara,

mengembangkan program Quality Assurance, serta memberikan jaminan bahwa fungsi audit internal telah sesuai dengan standar

dan kode etik internal audit serta memastikan tindak lanjut

pelaksanaan pengendalian intern (Mutu, Lingkungan dan ERM).

3. Exploration Department

A. Exploration Team Department - Senior Manager Exploration

Bertugas membantu Vice President Unit Geomin dalam mengelola kegiatan Unit Geomin meliputi perencanaan

kegiatan eksplorasi, mengkoordinasikan dan mengarahkan

sumber daya dan proses kegiatan eksplorasi, mengevaluasi

kinerja eksplorasi dan menyusun konsep untuk perbaikan

kinerja eksplorasi secara berkelanjutan untuk mencapai

target yang telah ditetapkan.

- Community Development and Public Relation Officer - Pengawas Health Safety Environment

- Geologist Madya - Geologist Yunior

- Assistant Geologist - Prospector

(46)

- Pengadministrasi Yunior

B. Exploration Support Department - Exploration Support Manager

Bertugas membantu Senior Manager Exploration Unit Geomin dalam mengkoordinasikan jalannya operasional

dan exploration support yaitu meliputi pengeboran, laboratorium, dan geofisika dan pengukuran dengan

melakukan kegiatan penyusunan, pelaksanaan, evaluasi,

dan perbaikan program, rencana, dan sistem kerja guna

mencapai target produksi, efisiensi, dan peningkatan

produktivitas dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah

dan peraturan yang terkait dengan standar keselamatan,

mutu dan lingkungan.

C. Geophysical and Measurement Department - Assistant Manager Geofisika dan pengukuran

Bertugas membantu exploration support manager dalam menentukan standar kerja dan target kerja, mengevaluasi

target kerja, memberi coaching and counseling, memonitoring dan mengendalikan kegiatan kerja, serta

menyusun perbaikan standar kerja dan target kerja bidang

geofisika dan pengukuran dengan tetap memperhatikan

kaidah-kaidah dan peraturan yang terkait dengan standar

keselamatan, mutu, dan lingkungan. - Geophysicist Junior

- Geodetic Junior - Surveyor Madya

D. Drilling Department

- Assistant Manager Drilling

Bertugas membantu Exploration Support Manager dalam menentukan standar kerja dan target kerja, mengevaluasi

(47)

menyusun perbaikan standar kerja dan target kerja bidang

pengeboran dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah

dan peraturan yang terkait dengan standar keselamatan,

mutu dan lingkungan. - Specialist Junior Drilling

- Supervisor Drilling - Operator Senior Drilling E. Laboratory Department

- Assistant manager laboratory

Bertugas membantu Exploration Support Manager dalam

mengendalikan pekerjaan pengujian contoh laboratorium

sesuai dengan bidang pekerjaan Eksplorasi agar diperoleh

hasil yang sesuai dengan standar ISO 9001 : 2000 - Chemist madya

- Chemist junior - Analist madya - Analist junior

- Preparator pengawas

- Preparator madya

- Preparator yunior

4. Planning and Resources Engineering Department - Planning and resources engineering manager

Bertugas membantu Vice President Unit Geomin dalam mengelola kegiatan Unit Geomin meliputi perencanaan,

mengkoordinasikan, mengarahkan, mengevaluasi kinerja dan

menyusun perbaikan kinerja sumber daya dibidang planning and resources engineering dengan fokus mengelola pemerolehan KP yang berkualitas, memelihara kesinambungan

kepemilikan KP, mengelola kualitas data cadangan untuk

mencapai target eksplorasi yang telah ditetapkan oleh

manajemen, mengelola sistem informasi dan kepustakaan dan

(48)

kaidah-kaidah dan peraturan yang terkait dengan standar

konfidensialitas, serta prinsip keselamatan, mutu dan

lingkungan.

- Officer senior perencana eksplorasi - Evaluator senior resources engineering

- Planner madya resources and reserve estimation - Evaluator madya SIM dan GIS

- Specialist junior mining autority - Specialist junior library

- Operator database pengawas resources and reserve estimation - Pengadministrasi senior bidang mining autority

- Teknisi komputer pengawas

5. Finance Department - Finance Manager

Bertugas membantu Vice President Unit Geomin

Gambar

Gambar 1. Hierarki Pengetahuan Liebowitz & Backman (Munir, 2008)
Gambar 3. Kerangka Penelitian
Tabel 6. Skala dalam analisis kesenjangan
Gambar 4. Karakteristik karyawan berdasarkan jenis kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan data ordinal, atribut yang harus menjadi prioritas utama adalah pelatihan untuk pegawai tetap dan tidak tetap; sosialisasi prosedur keselamatan kerja

Oleh karena itu, melihat adanya kesenjangan yang terjadi berdasarkan uraian latarbelakang diatas, maka penulis berusaha melihat bagaimana sebenarnya pengaruh kinerja keuangan

Jika Return On Asset (ROA) > 5%, maka perusahaan dapat dikatakan baik, karena ROA diatas standar rasio. Hal ini berarti bahwa perputaran aktiva lebih cepat

Bila dibandingkan tahun 2003-2004 terlihat bahwa peningkatan rasio gross profit margin Antam pada tahun 2005-2006 cenderung lebih rendah yaitu 11.18 % dibanding 52.25 % karena

Analisis kesenjangan bertujuan untuk mengetahui secara lebih rinci perbedaan antara derajat kepentingan yang diharapkan oleh karyawan dengan derajat kepentingan aktual yang

Sistem tenaga listrik mempunyai variasi beban yang sangat dinamis dimana setiap detik akan berubah-ubah, dengan adanya perubahan ini pasokan daya listrik tetap dan harus

Tabel 32 menunjukkan bahwa pengelolaan lahan pasca penambangan berbasis lingkungan dan berkelanjutan mendapat prioritas pertama dengan bobot nilai sebesar 0,285, melakukan

Dalam kegiatan analisis ini penulis akan menganalisis pengaruh harga batubara turun terhadap harga sama pada perusahaan PT Bukit Asam Tbk dan juga PT Aneka Tambang Tbk, dimana kedua