1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Beton adalah suatu material yang secara harfiah merupakan bentuk dasar dari kehidupan sosial modern. Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Sebagai bahan konstruksi, beton saat ini lebih banyak digunakan dibandingkan bahan kayu dan bahan lainnya. Bahan kayu sebagian besar digunakan untuk bekisting dalam pembuatan konstruksi beton. Beton paling banyak digunakan pada bidang konstruksi karena mempunyai beberapa keuntungan, antara lain harga relatif murah, bahan - bahannya mudah diperoleh, awet, dan memiliki kuat tekan yang tinggi.
Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya beton dan bahan - bahan vulkanik seperti abu pozzolan sebagai pembentuknya telah dimulai sejak zaman Yunani dan Romawi bahkan mungkin sebelumnya. Dengan campuran membangun infrastruktur seperti akuaduk, bangunan, drainase dan lain-lain.
2 penambangan batuan sebagai salah satu bahan pembentuk beton secara besar-besaran. Hal ini menyebabkan turunnya jumlah sumber alam yang tersedia untuk keperluan pembetonan. Keterbatasan kemampuan alam dalam menyediakan material pembentuk beton merupakan sebuah persoalan penting yang harus diperhatikan saat ini. Semakin meluasnya penggunaan beton dan semakin meningkatnya skala pembangunan menunjukkan semakin banyak kebutuhan beton di masa yang akan datang. Dalam bidang rekayasa material, para ilmuan terus melakukan penelitian dan inovasi, termasuk bahan bangunan terutama komponen struktur.
Perkembangan teknologi beton saat ini telah mengalami kemajuan pesat dengan adanya bahan tambahan yang dapat mendukung sifat – sifat beton, menambah dan memperbaiki sifat beton sesuai dengan sifat beton yang diinginkan. Sifat – sifat beton sangat bervariasi, tergantung pada pemilihan bahan – bahan dan campuran yang digunakan.
3 Saat ini karena lapisan ozon semakin menipis, mengakibatkan suhu di bumi semakin meningkat. Dan bencana yang sering terjadi pada musim kemarau adalah kebakaran. Kebakaran sebagai salah satu bencana baik pada bangunan perumahan maupun industri, perlu semakin diwaspadai dalam setiap pembangunan sarana dan prasarana. Ditinjau dari jenis bangunan yang terbakar maka bangunan tempat tinggal menempati urutan pertama dengan jumlah kejadian 62 %, bangunan industri 15 %, pertokoan 11 %, perkantoran 7 % dan lainnya 5 %. Dimana penyebab utama kebakaran tersebut adalah akibat kelalaian manusia, baik kelalaian pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun tahap pemanfaatan.
Terjadinya perubahan temperatur yang cukup tinggi, seperti yang terjadi pada peristiwa kebakaran akan membawa dampak pada struktur beton. Gejala yang umum timbul akibat kebakaran pada suatu gedung ialah permukaan struktur berwarna hitam atau lebih sering kita katakan gosong yang di akibatkan tingginya temperatur suhu api, hal tersebut akan mempengaruhi kualitas/kekuatan struktur beton tersebut. Sehingga menyebabkan kekuatan beton menurun dan penggunaan struktur bangunan tersebut juga akan berkurang (tidak maksimal). Akan tetapi kekuatan struktur bangunan beton pasca kebakaran juga ditentukan oleh durasi waktu yang diterima bangunan terhadap api pada saat terbakar.
4 1.2. Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan dalam penelitian untuk tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa tahi besi dapat digunakan kembali dalam membuat beton baru dan dapat mengurangi limbah industri. 2. Mengetahui perilaku mekanik beton yang menggunakan slag.
1.3. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi cakupan / ruang lingkupnya agar tidak terlalu luas. Batasan masalah meliputi:
1. Mutu beton yang direncanakan adalah f’c 25 Mpa.
2. Menggunakan bahan campuran tahi besi yang berasal dari growt sumatera. 3. Benda uji yang digunakan adalah kubus.
4. Pencampuran kadar limbah sebanyak 15%, 30%, 45% dari berat pasir. 5. Perawatan beton dengan cara perendaman dalam air selama 28 hari. 6. Pengujian mekanik berupa kuat tekan sebelum dan sesudah dibakar. 7. Suhu bakar yang diberikan adalah 400oC selama 1 jam.
8. Pembakaran beton dilakukan setelah umur beton lebih dari 28 hari.
1.4. Metodologi penelitian
5 1. Penyediaan bahan penyusun beton: batu pecah, pasir, semen dan bahan
campuran limbah besi.
2. Pemeriksaan bahan penyusun beton
• Analisa ayakan agregat halus dan agregat kasar.
• Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi agregat halus dan agregat kasar.
• Pemeriksaan kadar lumpur agregat halus dan agregat kasar.
3. Mix design (perencanaan campuran)
Penimbangan/penakaran bahan penyusun beton berdasarkan uji karakteristik f’c 25 Mpa.
6 1.6. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat bagi perkembangan teknologi beton, antara lain sebagai berikut:
1. Menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan atau individu untuk menggunakan limbah besi ini sebagai campuran beton baru.
2. Penggunaan limbah besi ini dapat menjadi solusi untuk menambah kekuatan beton baru dari yang direncanakan.
3. Dapat mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh limbah besi ini.