• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Leukositospermia dengan Pertumbuhan Koloni Bakteri pada Kultur Cairan Semen Pria dari Pasangan Infertil di RSUP H Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Leukositospermia dengan Pertumbuhan Koloni Bakteri pada Kultur Cairan Semen Pria dari Pasangan Infertil di RSUP H Adam Malik Medan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kasus pasangan infertil, dikatakan bahwa suami

mempunyai peranan yang penting yaitu sekitar 40 - 50%.1,2

Penyebab infertilitas pada pria berkaitan dengan gangguan produksi,

kualitas dan transportasi spermatozoa. Salah satu faktor yang sangat

berperan menentukan kualitas spermatozoa adalah motilitas

spermatozoa. Motilitas sangat diperlukan oleh spermatozoa untuk

mencapai ovum dan mengadakan penetrasi pada saat proses

fertilisasi. Oleh karena itu seringkali gangguan motilitas spermatozoa

menjadi penyebab infertilitas pria walaupun jumlah spermatozoa

dalam batas cukup.1

Bakteriosperma mempengaruhi kualitas sperma dalam hal

motilitas dan viabilitas. Keck C dkk serta Akienazy-Elbar melaporkan

bahwa Infeksi dan inflamasi saluran urogenital mempunyai hubungan

dengan infertilitas pria sekitar 8-35 %.3,4 Adanya bakteriosperma

seringkali tidak menimbulkan gejala (disebut sebagai asimptomatik)

sehingga jarang terdeteksi, keadaan asimptomatik ini dapat

menyebabkan keterlambatan penanganan sehingga bakteriosperma

(2)

2

Diemer T dkk menyatakan bahwa Infeksi kelenjar seks aksesoris pria

merupakan faktor risiko utama dalam infertilitas.7,8

Leukosit merupakan unit aktif dari sistem pertahanan tubuh

manusia, demikian juga halnya leukosit dalam semen memiliki

peranan penting dalam sistem kekebalan dan fagositik sperma

abnormal. Pada analisa sperma jumlah leukosit merupakan salah

satu parameter yang diperiksa. Keberadaan leukosit pada semen

bisa memberikan informasi yang cukup bermakna dalam

pemeriksaan analisa sperma. Secara mikroskopik, leukosit

merupakan elemen selular non sperma dan bila didapati peningkatan

jumlah leukosit lebih dari 1 juta per mililiter semen (disebut sebagai

leukositospermia) merupakan indikasi adanya inflamasi dan infeksi.

Menurut WHO (1992), peningkatan yang signifikan dari jumlah

leukosit dalam cairan semen melebihi 106 leukosit/ ml ejakulat

merupakan parameter adanya infeksi pada saluran seminal (seminal

tract infection). Seandaianya jumlah leukosit dalam cairan semen

yang melebihi 106/ mm3 dan dapat dibuktikan sebagai pertanda

suatu bakteriospermia yang berarti adanya infeksi di saluran genital

pria, maka hal ini sangat membantu klinisi dalam memberi terapi

antibiotik pada pria dengan infeksi saluran genital terutama dalam

hal infeksi tanpa gejala (asimptomatik).Tetapi pada penelitian yang

dilakukan oleh Rodin DM dkk (2003) menyatakan bahwa tidak ada

(3)

3

Lihang chen dkk (2013) dikatakan bahwa peningkatan jumlah

leukosit bukan merupakan prediktor yang baik untuk suatu infeksi

saluran genital pria.9 Adanya ketidaksamaan hasil penelitian ini

dengan parameter yang dinyatakan WHO membuat peneliti ingin

membuktikan adanya hubungan leukositospermia dengan

bakteriospermia. Bakteriospermia dapat dibuktikan dengan adanya

pertumbuhan koloni bakteri pada kultur cairan semen.

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah ada hubungan

leukositospermia dengan pertumbuhan koloni bakteri pada kultur

cairan semen pria dari pasangan infertil.

1.3. Hipotesa Penelitian

Ada hubungan leukositospermia dengan pertumbuhan koloni

bakteri pada kultur cairan semen pria dari pasangan infertil.

1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan leukositospermia dengan

pertumbuhan koloni bakteri pada kultur cairan semen pria dari

pasangan infertil.

(4)

4

1. Untuk mengetahui adanya leukositospermia pada analisa

sperma pria dari pasangan infertil.

2. Untuk mengetahui adanya bakteri pada cairan semen pria

dari pasangan infertil dengan leukositospermia.

1.5. Manfaat Penelitian

Bila terbukti hubungan leukositospermia dengan pertumbuhan

koloni bakteri pada kultur cairan semen maka dapat memberi

informasi tentang peran leukositospermia sebagai indikator adanya

infeksi pada sistem reproduksi pria dari pasangan infertil dan dapat

dijadikan sebagai indikasi pemberian antibiotik oleh klinisi.

1.6. Kerangka Konsep

Gambar 1.1. Kerangka Konsep

Infeksi Saluran genital Pria

Infertilitas

Leukositospermia

Referensi

Dokumen terkait

Pemecahan masalah terhadap kendala yang mempengaruhi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Musyawarah Kampung yaitu partisipasi masyarakat baik dalam bentuk

Program aplikasi untuk perolehan data pada basisdata perundangan Pemerintah Kota Semarang adalah memanfaatkan akses node pada sebuah XPath dokumen XML dalam

Ekstrak dietil eter daun akar anting-anting (Acalypha australis L.) memberikan aktivitas antimikroba terhadap bakteri Staphylococcus aureus,. Escherichia coli,

Sebesar 1.74 dengan kriteria tinggi. Jadi, dapat di simpulkan bahwa penggunaan pembelajaran tematik dapat berdampak terhadap aspek kognitif peserta didik di kelas

Sejalan dengan itu, Jamshidinavid, Chavoshani, dan Amiri (2012) menyatakan bahwa extroversion memiliki pengaruh yang signifikan terhadap disposition effect yang

Perbuatan Berlanjut adalah suatu perbuatan tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang atau lebih yang perbuatan tersebut dilakukan lebih dari sekali dalam kurun

Rangkaian ini berfungsi untuk memberikan tanda berupa suara dan lampu yang menyala pada saat kendaraan mobil yang masuk ke dalam garasi yang akan menabrak tembok bagian depan

NIP. Lembar ke-1 : untuk Dosen Wali yang besangkutan Lembar ke-2 : untuk Departemen yang bersngkutan Lembar ke-3 : untuk Mahasiswa yang bersngkutan. Catatan Dosen Wali..