• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Peternakan Di Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengembangan Peternakan Di Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peternakan merupakan sektor yang memiliki peluang sangat besar untuk

dikembangkan sebagai usaha di masa depan. Kebutuhan masyarakat akan

produk-produk peternakan akan semakin meningkat setiap tahunnya. Peternakan sebagai

penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring

meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi dan untuk

meningkatkan kualitas hidup.

Indonesia dengan penduduk 250 juta jiwa membutuhkan 750 juta piring nasi

dan lauk pauk untuk di konsumsi setiap hari. Kualitas makanan tersebut

tergantung dari ada atau tidaknya sayur dan daging atau telur pada makanan

tersebut. Protein hewani sangat esensial bagi manusia karena mengandung asam

amino utama (essential amino acids). Asam amino utama pada dasarnya tidak

dapat disinteta oleh tubuh, oleh karena itu hasil Widyakarya Nasional Pangan dan

Gizi, menyatakan bahwa untuk mencukupi kebutuhan protein yang mengandung

asam amino esensial sebanyak 6 gram/kapita/hari, diperlukan produk peternakan

yang dapat dipenuhi dari 3,87 gram daging, 1,54 gram telur dan 0,59 gram

susu/kapita/hari. Kebutuhan tersebut setara dengan 10,1 kg daging, 4,7 kg telur

dan 6,1 kg susu/kapita/tahun. Kebutuhan terhadap produk peternakan berupa

daging, susu, dan telur meningkat dari tahun ke tahun, karena peningkatan

pendapatan, pengetahuan tentang gizi makanan, standart hidup dan perbaikan

(2)

Tabel 1. Populasi dan Produksi Peternakan di Indonesia

10 Ayam Ras Pedaging 1.528.329,18 1.592.669,4 4,21

11 Itik 45.321,96 47.359,72 4,50

II. Produksi Daging (000 Ton)

1 Sapi 506,66 524,11 3,44

III. Produksi Telur (000 Ton)

11 Ayam Buras 190,74 196,14 2,83

12 Ayam Ras Petelur 1.372,83 1.428,20 4,03

13 Itik 278,54 290,11 4,16

IV. Produksi Susu (000 Ton) 835,12 852,95 2,13

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Keterangan : ASEM = Angka Sementara

Berdasarkan Tabel 1, dalam waktu antara tahun 2015-2016 terjadi

peningkatan populasi hewan ternak di Indonesia. Peningkatan yang paling

signifikan terjadi pada hewan jenis domba, ayam buras dan ayam ras petelur. Hal

ini berarti masyarakat menyadari bahwa usaha peternakan juga dapat menjanjikan

(3)

Pembangunan dan pengembangan peternakan merupakan bagian dari

pembangunan nasional yang sangat penting karena salah satu tujuan

pembangunan peternakan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang

unggul. Selain itu, tujuan pembangunan peternakan adalah meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan peternak, pelestarian lingkungan hidup serta

peningkatan devisa negara.

Kondisi peternakan di Indonesia telah mengalami pasang surut. Sejak

terjadinya krisis ekonomi dan moneter tahun 1997, telah menyebabkan dampak

terpuruknya perekonomian nasional, yang diikuti penurunan beberapa usaha

peternakan. Dampak krisis kemudian perlahan mulai pulih kembali mulai tahun

1998-1999 dan pembangunan peternakan mulai menunjukan peningkatan.

Dari sisi dalam negeri, yang menjadi penghambat tumbuhnya sektor

peternakan adalah :

1. Struktur industri peternakan sebagian besar tetap bertahan dalam bentuk

usaha rakyat. Yang dicirikan oleh tingkat pendidikan peternak rendah,

pendapatan rendah, penerapan manajemen dan teknologi konvensional,

lokasi ternak menyebar luas, ukuran usaha yang relatif kecil, serta

pengadaan input utama yakni HMT (Hijauan Makanan Ternak) yang masih

bergantung pada musim, ketersediaan tenaga kerja, serta penguasaan lahan

HMT yang terbatas.

2. Ketersediaan bibit bermutu. Penelitian tentang pembibitan telah banyak

dilakukan namun belum tersosialisasikan dalam skala yang besar. Terjadi

(4)

itu, peternak tidak memiliki insentif dalam mengadopsi teknologi baru yang

disertai peningkatan biaya

3. Masalah agroindustri perternakan yang belum mampu menggerakkan sektor

peternakan. Misalnya, industri pengolahan susu, sebagian besar

menggunakan input dari negara asal. Industri perhotelan membutuhkan

daging impor.

4. Derasnya impor ilegal produk-produk peternakan.

5. Bencana penyakit.

6. Ketergantungan yang tinggi terhadap bahan baku pakan.

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang terletak pada Indonesia

bagian barat tepatnya di pulau Sumatera dengan ibu kotanya Medan. Sumatera

Utara sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda yang saat itu masih bernama

Gouverment Van Sumatera dengan luas wilayah meliputi seluruh pulau Sumatera

dan dipimpin oleh satu pemerintah daerah yang berpusat dikota Medan. Sumatera

Utara merupakan salah satu provinsi dengan jumlah penduduk terpadat di

Indonesia yaitu pada urutan keempat.

Perkembangan penduduk di Sumatera Utara menimbulkan tingginya

tuntutan dalam pemenuhan kebutuhan hidup yang semakin meningkat. Oleh

karena itu dibutuhkan pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup lebih dari

sekedar kebutuhan sandang, pangan dan papan seperti pendidikan. Salah satu jenis

(5)

Tabel 2. Populasi dan Produksi Peternakan Sumatera Utara

7 Ayam Buras 11.963.681 12.073.428 15.545.153 14.037.817 14.254.756 15.562.403

8 Ayam Ras Petelur 8.994.445 12.055.592 15.704.311 14.838.083 15.207.333 15.245.074 9 Ayam Ras Pedaging 40.167.721 42.813.178 46.064.412 47.179.814 49.798.186 50.207.686

10 Itik 2.626.968 2.790.326 2.411.989 2.361.944 2.529.676 2.903.906

11 Kelinci 21.063 20.577 14.429 15.785 15.743 17.206

7 Ayam Buras 13.430,43 14.314,07 18.435,18 16.647,62 16.904,89 18.455,64

8 Ayam Ras Petelur 5.231,85 8.501,33 11.074,32 10.463,48 10.723,86 10.750,48

9 Ayam Ras Pedaging 47.049,23 35.168,26 37.835,60 38.751,75 40.902,39 41.238,74

10 Itik 1.344,18 2.409,35 2.082,10 2.038,90 2.183,69 2.506,74

11 Kelinci 0 9,65 6,76 7,40 7,38 8,07

12 Puyuh 0 58,28 72,09 63,79 64,21 64,54

13 Merpati 0 5,03 9,71 10,00 8,57 9,01

14 Itik Manila 0 209,61 269,20 444,65 432,98 480,18

JUMLAH 131.043,30 135.91,00 136.207,69 141.639,97 146.353,03 150.781,74

III. TELUR(Ton)

1 Ayam Buras 9.776,72 9.866,41 12.703,50 11.471,71 11.648,99 12.717,60

2 Ayam Ras Petelur 80.590,23 108.018,10 140.710,63 132.949,22 136.257,70 136.595,86

3 Itik 13.941,70 13.376,82 11.563,08 11.323,16 12.127,27 13.921,33

4 Puyuh 0 459,37 568,19 502,77 506,06 508,71

5 Itik Manila 0 1.743,56 2.239,27 3.698,64 3.601,61 3.994,24

JUMLAH 104.308,65 133.464,26 167.784,66 159.955,50 164.141,63 167.737,73

IV. SUSU (Ton) 684,48 761,04 1.368,72 783,36 776,16 837,36

Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Utara 2016 (Dimodifikasi) Keterangan : * = Angka Sementara

Berdasarkan Tabel 2, dalam rentang waktu tahun 2011-2016* terjadi

peningkatan populasi hewan ternak di Sumatera Utara baik jenis ruminansia, non

ruminansia maupun jenis unggas. Peningkatan yang paling signifikan terjadi pada

(6)

Sedangkan produksi daging di Sumatera Utara yang mengalami peningkatan

cukup signifikan adalah produksi daging babi. Di sektor produksi telur Sumatera

Utara yang mengalami peningkatan cukup signifikan adalah ayam ras petelur dan

itik manila. Sedangkan produksi susu di Sumatera Utara mengalami peningkatan

tertinggi di tahun 2013.

Tabel 3. Konsumsi Daging, Telur dan Susu di Provinsi Sumatera Utara

No KOMODITI

Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Utara 2016

Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa permintaan akan konsumsi ternak

terus meningkat. Konsumsi daging meningkat dari 9,85 kg/kpt/thn pada tahun

2010 menjadi 10,50 kg/kpt/thn pada tahun 2015. Peningkatan jumlah konsumsi

daging masih akan terus mengalami peningkatan mengingat jumlah penduduk

akan terus meningkat.

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 273,7

juta jiwa. Demikian disampaikan oleh Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan/Kepala Bappenas saat menyebutkan proyeksi penduduk Indonesia

tahun 2000-2025 (Kompas, 3/8/2005).

Untuk mengatasi peningkatan konsumsi ini, maka usaha untuk

meningkatkan produksi daging menjadi hal yang harus diperhatikan bagi semua

(7)

bagi masyarakat untuk dapat mengembangkan sektor peternakan dan tidak hanya

bergantung pada impor.

Pengembangan pertanian pada sub sektor peternakan merupakan salah satu

faktor penting dalam meningkatkan populasi dan produksi hewan ternak di

Sumatera Utara. Namun demikian peternakan masih menghadapi berbagai

persoalan dalam pengembangan. Dengan semakin majunya perekonomian,

pendidikan, peningkatan pendapatan serta meningkatnya kesadaran masyarakat

untuk hidup lebih sehat dan mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi

menyebabkan konsumsi akan produk-produk peternakan meningkat sehingga

diperlukan cara untuk mengimbangi antara tingkat konsumsi produk peternakan

dengan populasi dan produksi peternakan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan

bahwa peternakan memiliki peran yang besar terhadap masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan hidup, sehingga berdasarkan hal uraian tersebut

maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengangkat judul

(8)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka masalah penelitian

ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Apa saja faktor-faktor internal (kekuatandan kelemahan) dan

faktor-faktor eksternal (peluang danancaman) dalam pengembangan

peternakan di Provinsi Sumatera Utara ?

2. Bagaimana formulasi strategi dalam pengembangan peternakan di Provinsi

Sumatera Utara ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Menganalisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan

faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) dalam pengembangan peternakan di

Provinsi Sumatera Utara.

2. Memformulasikan strategi dalam pengembangan peternakan di Provinsi

Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi para peternak di Provinsi Sumatera Utara

dalam upaya mengembangkan peternakannya.

2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintahan dan pihak terkait yang

membutuhkannya.

(9)

1.5. Keaslian Penelitian

1. Model Penelitian : Dalam penelitian ini menggunakan model estimasi

SWOT (Strenght, Weakness, Threat, Opportunity).

2. Variabel Penelitian: Penelitian ini menggunakan faktor-faktor internal

(kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan

ancaman) dari ternak besar, kecil dan unggas di Provinsi Sumatera Utara.

3. Jumlah Observasi/Sampel(n): Penelitian ini menggunakan jumlah sampel

sebesar 34 Kepala Bagian Perencanaan di Dinas Peternakan di Provinsi

Sumatera Utara, dimana 33 sampel adalah Kepala Bagian Perencanaan

Dinas Peternakan yang berada di tingkat Kabupaten/Kota dan 1 sampel

Kepala Bagian Perencanaan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan yang

ada di tingkat Provinsi.

4. Waktu Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Mei 2017

Gambar

Tabel 1. Populasi dan Produksi Peternakan di Indonesia
Tabel 2. Populasi dan Produksi Peternakan Sumatera Utara
Tabel 3. Konsumsi Daging, Telur dan Susu di Provinsi Sumatera Utara

Referensi

Dokumen terkait

Dari perangkat mana pun yang berada dalam segmen jaringan yang sama seperti data embedded system yang dikelola dapat dikirim ke embedded system tanpa

Salah satunya adalah kebijakan yang berfokus pada pengembangan industri manufaktur yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang semakin besar, yang pada

Musik tradisional yang merupakan bagian dari perkembangan musik dunia, memiliki masing-masing karakter yang unik dan secara sosio-religius memiliki nilai-nilai tersendiri

Kemudian, terjadinya surplus NPI (Neraca Pembayaran Indonesia) keseluruhan 2017 yang mencapai USD 11,6 milyar yang juga didukung oleh peningkatan surplus TMF dan

Beberapa penelitian terdahulu tentang Theory of Planned Behavior terbukti mampu memprediksi dan menjelaskan perilaku konsumen organik Republik Ceko (Zagata, 2012), dan

Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang dikenal sejak lama oleh masyarakat. Sebuah pesantren biasanya identik dengan para santri yang selalu mengenakan peci,

1) Pada simulasi soal 1.a, jika kita menambah satu komputer lainnya (sebut saja komputer penyusup), lalu dihubungkan dengan kabel dari switch 0. Maka masih

Nama L/P Tempat, Tgl Lahir Alamat Kec Kab No Telephone/ HP 1 Doni Santoso L Tapin 7 Juli 1990 Jl... Rantau Kiwa