• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Struktur Musik, Makna Teks Dan Tema Lagu Pop Batak Karya Dakka Hutagalung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Struktur Musik, Makna Teks Dan Tema Lagu Pop Batak Karya Dakka Hutagalung"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KESENIAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA

2.1 Kesenian masyarakat Batak Toba

Kesenian masyarakat Batak Toba meliputi seni tari dan seni suara, seni rupa, seni sastra, dan seni musik meliputi vokal dan jenis alat musik tradisional Batak Toba. Kemudian ensambel Gondang Sabangunan dan ensambel Gondang Hasapi.

2.1.1 Seni tari dan seni suara

Pada masyarakat Batak Toba ada dua kata yang dapat dianalogikan dengan istilah tari,

a. Tumba, yaitu suatu tarian bagi anak remaja, biasanya dilakukan malam hari di halaman desa, dan peristiwanya terlepas dari konteks upacara.

Tumba mirip dengan Joting tetapi semua pemainnya berdiri dan menari bergerak seragam sambil bernyanyi. Gerakannya didominasi gerakan tortor, tetapi ada kombinasi gerakan hentakan kaki dan mengayun disertai menepuk lutut dengan kedua tangan dilanjutkan dengan bertepuk tangan. Paduan gerak dan nyanyian ini disebut

Tumbas. Sementara dalam syair lagunya ada kata Tumba. Tumba

adalah syairnya, embas adalah gerakannya. Pemakaian kata Tumba

(2)

b. Tortor, yang dilakukan dalam setiap upacara dengan iringan gondang sabangunan, secara umum terlihat seperti hiburan. Akan tetapi dalam pemikiran yang asli, kedudukan tortor bagi masyarakat Batak Toba tidaklah merupakan suatu seni hiburan. Pastor A.B. Sinaga menuliskan: Pada mulanya tortor bukanlah peragaan keindahan estetis melainkan suatu lembah kepada Pengada adikdrati... Tortor asli Batak bersifat sakral dan merupakan pujaan kepada Sang Maha Tinggi ( Sinaga, 1997:16-19).

Dalam pelaksanaannya pola gerak tortor dapat dibagi atas dua bagian:

Tortor hatopan, suatu pola gerak yang sudah baku dalam setiap

upacara. Antara pria dan wanita memiliki pola-pola tersendiri. Gerakan ini biasanya dilakukan pada setiap penari melakukan gerakan yang sama, menurut pola-pola yang telah baku.

Tortor Hapunjungan, tortor yang dilakukan sesuai dengan konteks

upacaranya. Dengan kata lain, fungsi tortor ini berhubungan dengan upacara tersebut. Tortor ini dilakukan secara pribadi atau sekelompok orang yang memiliki motivasi serupa misalnya tortor

(3)

dalam tortor Batak yang asli sebenarnya terdapat pola gerakan yang harus dipatuhi, tetapi seringkali mereka mengabaikan hal ini. Ada beberapa jenis lagu di masyarakat batak diantararanya sebagai berikut:

1. Joting

Joting adalah seni suara dengan syair yang beraturan dipadukan dengan gerakan yang seragam. Permainan Joting biasanya ramai pada saat bulan purnama usai panen raya. Dalam menyanyikan joting

seseorang bernyanyi dan diikuti banyak suara (respinsorial). 2. Andung

Andung adalah ratapan bernuansa kesedihan. Bila tangisannya diiringi dengan suara menggelegar dengan hempasan tubuh sembarang disebut dengan “angguk bobar”.

3. Oing

Oing mirip dengan nyanyian sinden Jawa. Oing kebanyakan mengutarakan suka duka dan pengharapan, biasanya dinyanyikan perlahan dan dalam kesendirian.

4. Dideng

Dideng adalah seni suara bernuansa sanjungan dan motivasi kepada seseorang. Seorang bayi dipangku dan diayun perlahan disebut “mandidang” dan kadang diiringi nyanyian meninabobokan.

5. Doding

(4)

nyanyian yang tujuannya menyemangati seseorang atau kelompok orang. Orangtua bertepuk tangan sambil bernyanyi menyemangati anak ang belajar berdiri termasuk juga sebagai kegiatan mandoding. 6. Ende (nyanyian) adalah syair dan irama yang dilagukan oleh pemain

joting dan tumbas.

Opera Batak adalah kegiatan teaterikal yang diiringi Gondang Hasapi

dan nyanyian (andung, ende, oing) untuk hiburan rakyat. Opera Batak mempopulerkan kesenian andung, ende, oing, dan pemainnya sering menampilkannya (bernyanyi seperti menangis).

2.1.2 Seni rupa

Seni rupa merupakan seni yang paling tua di Batak Toba dapat dilihat dari hasil karya megalitikum, yang sampai sekarang masih banyak kelihatan di beberapa tempat di Toba seperti pada bentuk atap berbentuk tanduk kerbau, dan juga pada dindingnya yang penuh dengan ukir-ukiran yang dsebut gorga.

Ragam seni rupa yang ada pada masyarakat Batak Toba juga mencakup tenun, ragam hias, patung, dan berbagai bentuk lainnya. Tempat menyimpan padi dan beberapa kegiatan desa yang menyangkut kehidupan muda-mudi, merupakan salah satu ciri khas yang dalam penyajiannya adalah apa yang tertera pada bangunan ruma dan sopo. Secara umum, pola-pola ragam hias tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut.

a. Pola berbentuk manusia, misalnya: ulu paung, singa-singa.

b. Pola berbentuk hewan, misalnya: boraspati, hoda-hoda.

(5)

d. Pola berbentuk tumbuhan, misalnya: hariara, sundung di langit. e. Pola berbentuk geometris, misalnya: ipon-ipon, iran-iran.

f. Pola berbentuk kosmos, misalnya: silintong, simarogung-gung.

Selain berfungsi sebagai magis, di sisi lain seni rupa juga berfungsi dalam upacara adat dapat dilihat dari bentuk tenunan, ulos misalnya. Pada setiap corak atau motif ulos yang dibedakan dalam warna, pola, bahan, dan ukuran memiliki nama-nama tersendiri. Misalnya: ragiidup, abit godang, runjat, sibolang, ragi hotang, sadum, paroppa, dan sebagainya. Fungsi ulos yang disesuaikan pada masing-masing upacara adat, nama ulos tersebut berubah menurut kepentingan dan fungsi ulos tersebut.

Misalnya: dalam upacara memasuki rumah baru diberikan ulos mompo jabu; dalam upacara kelahiran diberikan ulos manimpus, ulos tondi; dalam upacara perkawinan diberikan ulos pargomgom, ulos pansamoti, ulos hela todoan, ulos pariban dalam upacara kematian diberikan ulos saput, ulos saurmatua, ulos panggabei; dalam upacara mangongkal holi diberikan ulos saput; dalam upacara pemberian nama anak diberikan ulos mampe. Dalam aktifitas kehidupan sehari-hari masyarakat Batak Toba, karya seni rupa mempunyai kedudukan penting seperti hubungannya dengan religi dan adat.

2.1.3 Seni Sastra

Seni sastra selain untuk keperluan komunikasi sehari-hari sejak dahulu kala Bangsa Batak sudah mengemukakan karya cipta seni-seni sastra melalui

(6)

torsa-torsa(perumpamaan), huling-huling (teka-teki) dan seni sastra ini disampaikan dalam beberapa bentuk penyajian sastra, yang juga berfungsi untuk hiburan, sebagai bagian dari adat, hukum dan religi yang kesemuanya mengandung kearifan dengan tatanan nilai normatif apapun takarannya.

Umpasa, tonggo-tonggo, umpama adalah bahasa sastra yang Eufemis yang disusun secara puitis, dirangkum dengan kalimat-kalimat yang indah penuh dengan aliterasi dan paralelisme, baik dalam bentuk: Peribahasa, Pantun, Syair, Pepatah ataupun Sanjak,1

1. Umpama, suatu bentuk penyajian sastra yang bermaksud sebagai teladan, kebijaksanaan, hukum-hukum lisan, dialog-dialog resmi dalam upacara adat, misanya:

diantara beberapa jenis sastra ada tiga pokok bentuk bahasa dalam seni sastra di Batak Toba, yaitu:

- songon gondang, dobung-dobung soarana, hape rumor di bagasan: (terjemahannya: seperti gendang, keras suaranya, ternyata kosong didalamnya).

- Matek-tek bulung pinasa, matektek tu bona. Tunda ni anakna, dohonon tu amana (terjemahannya: jatuh daun nangka jatuh ke batangnya. Perbuatan anaknya ditanggungkan ke ayahnya. (Pasaribu, 1986:41).

2. Umpasa, satu bentuk penyajian sastra yang dari segi bentuknya agak sulit dibedakan dari umpama. Tetapi dari segi isinya, umpasa lebih terasa

1

(7)

terkesan religius, dalam arti lebih menekankan hal-hal yang bersifat rahmat, kurnia dan berkat, contohnya”

- Sahat-sahat ni solu sai sahat ma tu bontean, leleng hita mangolu sai sahat tu panggabean. (terjemahannya: Melajulah perahu, melaju ketepian, semoga mempunyai umur yang panjang dan mencapai kebahagiaan/kesuksesan).

3. Tudosan, suatu bentuk penyajian sastra yang berupa perbandingan. Dalam kaitan ini,berbagai permasalahan dalam alam dijadikan suatu bandingan terhadap kehidupan manusia untuk menyatakan perasaan hati atau keadaan sesuatu, misalnya:

- Togu uratni bulu, toguan uratni padang. Togu hata ni uhum, toguan hatani padan (terjemahannya: kuat/ teguhpun akar bambu, lebih kuat/teguh akar rumput (sejenis ilalang). Kuat/teguh aturan hukum, namun lebih kuat/teguh aturan janji).

2.1.4 Seni Musik

(8)

Musik dalam masyarakat Batak Toba, dalam pengelompokannya tercakup dalam dua bagian besar, yaitu : a) musik vokal dan b) musik instrumental.

2.1.4.1 Musik Vokal

Dalam musik vokal tradisional pembagian ditentukan oleh kegunaan dan tujuan lagu tersebut dapat dilihat dari isi liriknya. Masing-masing lagu yang disebut ende memiliki kategori tersendiri, yang secara tradisional dibagi dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Ende mandideng, yaitu musik vokal yang berfungsi untuk menidurkan anak (lullaby song).

2. Ende sipaingot, adalah musik vokal yang berisi pesan kepada putrinya yang akan melangsungkan pernikahan. Dinyanyikan pada saat senggang pada hari-hari menjelang pernikahan tersebut.

3. Ende pergaulan, adalah musik vokal yang secara umumnya merupakan “solo chorus”, dan dinyanyikan oleh kaum muda dalam waktu senggang, biasanya malam hari.

4. Ende tumba, adalah musik vokal yang khusus dinyanyikan sebagai pengiring tarian hiburan. Penyanyi sekaligus penari dengan melompat-lompat dan berpegangan tangan sambil bergerak melingkar. Biasanya

(9)

5. Ende sibaran, adalah musik vokal sebagai cetusan penderitaan yang berkepanjangan. Penyanyinya adalah orang yang menderita tersebut, yang menyanyi di tempat sepi.

6. Ende pasu-pasuan, adalah musik vokal yang berkenaan dengan pemberkatan berisi lirik-lirik tentang kekuasaan yang abadi dari Yang Maha Kuasa. Biasanya dinyanyikan oleh orang-orangtua kepada keturunannya.

7. Ende hata, adalah musik vokal yang berupa lirik yang diimbuhi rithem yang disajikan secara monoton, seperti metric speech, liriknya berupa rangkaian pantun dan bentuuk AABB yang memiliki jumlah suku kata yang sama. Biasanya dinyanyikan oleh kumpulan kanak-kanak yang dipimpin oleh seseorang yang lebih dewasa atau orang tua.

8. Ende andung, adalah musik vokal yang bercerita tentang riwayat hidup seseorang yang telah meninggal yang disajikan pada saat atau setelah disemayamkan. Dalam ende andung, melodinya datar secara spontan sehingga penyanyinya, haruslah bernyanyi yang cepat tanggap dan terampil dalam sastra serta menguasai beberapa motif-motif lagu yang penting untuk jenis nyanyian ini (Pasaribu, 1986:50-54).

2.1.4.2 Jenis alat musik tradisional Batak Toba

(10)

1. Sarune Bolon yaitu, alat musik pembawa melodi yang memiliki reed ganda (double reed). Dimainkan dengan cara mangombus marsiulakhosa

(circular breathing). Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompok aerophone.

2. Sarune Etek yaitu, alat musik pembawa melodi yang memiliki reed tunggal (single reed). Klasifikasi instrumen ini termasuk dalam kelompok aerophone yang memiliki lima lobang nada (empat di sebelah atas, satu di sebelah bawah) dimainkan dengan cara mangombus marsiulakhosa (meniup dengan cara terus menerus).

3. Garantung adalah instrumen pembawa melodi yang terbuat dari kayu dan memiliki lima bilah nada. Klasifikasi instrumen ini termasuk dalam kelompok xylophone. Selain berperan sebagai pembawa melodi, juga berperan sebagai pembawa rithem variabel pada lagu-lagu tertentu. Dimainkan dengan cara memukul dengan menggunakan stick.

4. Taganing yaitu serangkaian gendang yang terdiri dari lima buah. Disusun dalam satu standar berturut-turut dari bentuk yang lebih besar hingga yang terkecil berfungsi sebagai pembawa melodi dan ritme variabel pada lagu-lagu tertentu. Klasifikasi instrumen ini termasuk dalam kelompok

membranophone. Dimainkan dengan cara memukul kulitnya dengan palu-palu (stick).

(11)

gondang sabangunan. Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompok membranophone. Gordang terletak pada posisi kiri, dengan bentuk yang lebih besar dari taganing.

6. Odap (double headed drum), Instrumen ini dimainkan untuk lagu-lagu tertentu dalam gondang sabangunan dan sering digunakan ketika pawai. Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompok membranophon. 7. Hasapi ende (plucked lute dua senar) adalah instrumen pembawa melodi

dan merupakan instrumen yang dianggap paling utama dalam ansambel

gondang hasapi. Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompok

chordophone. Tune atau stem dari kedua senarnya adalah dengan interval ters mayor yang dimainkan dengan cara mamiltik (memetik).

8. Hasapi doal, alat musik ini sama dengan hasapi ende namun dalam permainannya hasapi doal berperan sebagai pembawa rithem konstan. Ukuran instrumen hasapi doal sedikit lebih besar dari hasapi ende.

9. Ogung (gong), yaitu empat buah gong yang diberi nama oloan, ihutan, doal dan panggora. Setiap ogung mempunyai ritem yang sudah konstan. Instrumen ini berperan sebagai pembawa ritem konstan atau pembawa irama dalam gondang sabangunan. Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompok idiophone.

(12)

memainkan lagu-lagu yang bersifat melankolis ataupun lagu-lagu sedih. Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompok aerophone.

11.Talatoit (transverse flute), yaitu alat musik terbuat dari bambu, sering juga disebut dengan salohat atau tulila. Dimainkan dengan cara meniup dari samping. Mempunyai empat lubang penjarian yakni dua disisi kiri dan dua disisi kanan, sedangkan lubang tiup berada di tengah. Instrumen ini biasanya memainkan lagu-lagu yang bersifat melodis dan juga ritmik. Klasifikasi instrumen ini termasuk dalam kelompok aerophone.

12.Sordam (long flute) yang terbuat dari bambu. Dimainkan dengan cara meniup dari ujungnya (up blown flute) dengan meletakkan ujung bibir pada ujung bambu secara diagonal. Memiliki enam lubang nada, yakni lima dibagian atas dan satu dibagian bawah, sedangkan lubang tiupnya merupakan ujung dari bambu tersebut.

13.Tanggetang, yaitu alat musik yang senarnya terbuat dari rotan dan petik kayu sebagai resonator. Permainan instrumen ini bersifat ritmik atau mirip dengan gaya permainan gong. Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompok kordophone.

14.Saga-saga (few’s harp) yang terbuat dari bambu dimainkan dengan cara menggetarkan lidah dari instrumen tersebut dan rongga mulut berperan sebagai resonator. Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompok

idiophone.

Etnik Batak Toba mengakui bahwa gondang adalah ciptaan dari

(13)

hak untuk menyimpan dan menggunakannya. Alasan yang membuktikan bahwa adalah ciptaan dariMulajadi Na Bolon dapat dilihat dari suatu upacara, dimana

gondang (bunyi gondang)dapat menyampaikan permohonan manusia kepada dewa-dewa. Selain itu konsep religi yang menganggap bahwa

gondangmerupakan milik dewa-dewa dapat dilihat dalam konsep sipitu gondang

(tuju repertoar gondang). Dalam setiap upacara yang menyertakan gondang baik dalam konteks adat maupun religi, penyajian sipitu gondang selalu dilakukan pada bagian pembuka dan pada bagian penutup.Dalam etnik Batak Toba terdapat dua jenis ensambel musik yaitu, ensambel Gondang Sabangunan dan Gondang Hasapi. Secara umum, fungsi dan penggunaan musik dalam bentuk ansambel mempunyai konsep dan tujuan yang sama. Gondang hasapi dan gondang sabangunan sama-sama digunakan untuk upacara adat maupun untuk upacara yang bersifat religius. Perbedaan penggunaan ansambel tersebut hanya terletak pada sifat dari upacara tersebut, yaitu untuk upacara yang melibatkan masyarakat luas biasanya menggunakan ansambel gondang sabangunan. Selain dalam bentuk formasi ensambel, pada masyarakat ini terdapat permainan musik yang bersifat individual, serta berbagai jenis musik vokal.

2.1.4.3 Ensambel Gondang Sabangunan

Ansambel gondang sabangunan mempunyai berbagai istilah yang sering digunakan oleh masyarakat Batak Toba, yakni ogung sabangunandan gondang bolon.Instrumen yang termasuk dalam kelompok gondang sabangunan

(14)

Pada masa Pra Kristen, gondang sabangunan digunakan untuk berbagai upacara yang berhubungan dengan upacara adat maupun upacara religius. Pada masyarakat ini istilah gondang juga diartikan sebagai media yang menghubungkan manusia dengan penciptanya atau yang disembahnya dalam hubungan vertikal juga sebagai media yang menghubungkan manusia dengan sesamanya dalam hubungan horizontal (Purba,2003).

Dalam permainan gondang sabangunan instrumen odap belakangan sudah jarang digunakan karena permainan dari odap tersebut dapat digantikan dengan menggunakan taganing dan mempunyai suara yang sama. Tangga nada yang ada dalam instrumen pembawa melodi yakni taganing dan sarune bolon

mempunyai tangga nada yang pentatonis. Namun dalam hal ini istilah pentatonis yang terdapat dalam gondang sabangunan bukan konsep pentatonis yang ada dalam musik Barat melainkan hanya suatu sebutan terhadap tangga nada yang mempunyai lima nada dalam konsep gondang sabangunan.

Pada dasarnya permainan instrumen taganing dan sarune terjalin dalam hubungan melodi yang heteroponis dimana kedua instrumen tersebut membawakan melodi yang sama dalam beberapa reportoar, namun tangga nada maupun totalitasnya berbeda. Oleh karena itu istilah heteroponis untuk sarune

dan taganing ini terjalin dalam heteroponis polytonal. 2.1.4.4 Ansambel Gondang Hasapi

(15)

ini termasuk kedalam kelompok chordopone. Tune atau stem dari kedua senarnya adalah dengan interval ters mayor yang dimainkan secara internal dengan cara mamiltik (memetik).

Hasapi doal, instrumen ini sama dengan hasapi ende namun dalam permainannya hasapi doal berperan sebagai pembawa rithem konstan. Ukuran instrumen hasapi doal lebih besar sedikit dari hasapi ende.

Sarune etek adalah instrumen pembawa melodi yang memiliki reed tunggal (single reed). Klasifikasi instrumen ini termasuk dalam kelompok

aerophone yang memiliki lima lubang nada (empat di sebelah atas, satu di sebelah bawah) dimainkan.

Klasifikasi instrumen musik yang modern dirintis oleh Victor Mahillon (1841-1924) yang bekerja pada Instrumental Museum of The Concervatiore Royal de Masique, Brusels, Belgia, sejak didirikan pada tahun 1877. Koleksi dasar museum ini pada umumnya terdiri dari instrumen musik yang dipakai dan terdapat pada orkes simfoni Eropa. Kemudian berkembang dengan memasukkan instrumen-instrumen musik dari sebagian besar kawasan dunia. Tujuan dari sistem Mahillon pada masa itu adalah untuk menginventarisir atau mengkalongkan keseluruhan koleksi instrumen musik yang berangsur-angsur semakin banyak sehingga berkisar tiga ribu jenis.

(16)

dengan cara merenggangkan kulit di mulut gendang), (3) instrumen musik berongga atau instrumen musik tiup, dan (4) instrumen musik berdawai (alat musik yang memiliki senar).

Mahillon membagi alat musik perkusi (pukul) ke dalam dua kelompok sub dividi yaitu, autophones (autofon) yang terdiri dari alat musik yang badannya sendiri menghasilkan suara apabila dibunyikan dengan alat penggetar, dan membranophones(membranofon) yaitu berdasarkan hasil suara yang disebabkan oleh getar membrannya, seperti kulit gendangnya.

Ptinsip-prinsip divisi dalam klasifikasi instrumen, masih berpedoman pada sistem Mahillon. Kemudian sistem-sistem tersebut disusun dalam hirarki-hirarki dengan sejumlah level yang terdiri dari: kelas, cabang, seksi, dan sub seksi. Dimana media yang memproduksi bunyi merupakan dasar pada divisi dan mewakili sebuah prinsip dari divisi suatu instrumen.

Mahillon-Sachs-VonHornbostel membuat pengelompokan atau klasifikasi instrumen berdasarkan bahan yang memproduksi suara, dan terbatas pada aspek akustik. 2

1. Idiofon (bahan alat musik itu sendiri yang menghasilkan bunyi). Klasifikasi tersebut terbagi dalam 4 kelompok, yaitu:

2. Aerofon (udara atau satuan udara yang berada dalam alat musik itu sebagai sumber bunyi).

3. Membranofon (kulit atau selaput tipis yang direnggangkan sebagai sumber bunyi).

4. Kordofon (senar/dawai yang ditegangkan sebagai sumber bunyi).

2

(17)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

a) Menguji pengaruh positif kemudahan penggunaan persepsian pada niat beli ulang secara daring. b) Menguji pengaruh positif kemudahan penggunaan persepsian pada

Multidimensional data model yang digunakan pada desain data warehouse dapat membantu untuk membuat ringkasan dari transaksi yang ada berdasarkan dimensi yang digunakan

mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada Entitas Induk,

Dalam hal ini, cerpen Kopi Kola boleh dikelaskan sebagai sebuah karya mediokriti jika dilihat dari sudut tema cerpen iaitu kisah percintaan remaja yang membawa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar. Sarjana Matematika pada Konsentrasi Aljabar pada Fakultas

Ketika seseorang bertanya kepada orang lain tentang bagaimana dirinya maka, sseorang tersebut akan menjawab “ Saya seseorang yang pendiam” , “ saya seorang yang