• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi Rangkaian “DC To DC Switching Converter” Pada Thermoelektrik Generator untuk Keperluan Penerangan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimasi Rangkaian “DC To DC Switching Converter” Pada Thermoelektrik Generator untuk Keperluan Penerangan Chapter III V"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III PERANCANGAN ALAT

3.1 Diagram Blok

Alat ini dibuat untuk mengaplikasikan thermoelektrik generator TEG1-241-1.4-1.2 terhadap energi panas yang dihasilkan oleh kompor masak.Fungsi kerja yang dimaksudkan ialah untuk menghasilkan energi listrik dari perbedaan suhu yang terjadi pada kedua sisi dari Elemen Thermoelektrik generator, dan berdasarkan Efek Seebeck. Proses kerja dari alat yang dibuat dapat dilihat pada gambar 3.1 diagram blok berikut:

Panas Pada Kompor Masak

Thermoelektrik Generator

Joule Thief + Step-Up DC to DC

Beban

Sensor Arus dan Sensor Tegangan

Mikrokontroler

PC

Heatsink (Pembuang Panas) Aluminium

(Penyerap Panas)

Termokopel Termokopel

Gambar 3.1 Diagram Blok

(2)

energi panas yang akan diterima oleh termoelektrik generator, akibatnya perbedaan suhu terjadi didalam termoelektrik generator sehingga TEG1-241-1.4-1.2, akan menghasilkan energi listrik sesuai dengan prinsip kerjanya, energi listrik yang dihasilkan akan dioptimalkan dengan menggunakan rangkaian joule thief dan rangkaian dc to dc converter step-up sehingga bisa menghasilkan energi yang mampu digunakan sebagai sumber penerangan.Energi listrik yang dihasilkan dihubungkan pada beban berupa LED yang dijadikan sebagi sumber penerangan. Sensor tegangan, sesor arus digunakan untuk mengukur tegangan dan arus yang akan dihasilkan, sedangkan termokopel digunakan untuk mengukur temperature pada kedua sisi elemen TEG yang sudah diantara aluminium dan Heatsink, yang kemudian akan dikirim pada mikrokontroler yang selanjutnya mikrokontroler akan mengubah ke data digital dan ditampilkan pada PC.

3.2 PerancanganRangkaian

3.2.1 Thermoelektrik Generator

Thermoelektrik generator yang digunakan adalah TEG1-241-1.4-1.2, themoelektrik generator inilah yang akan mengkonversi energi panas buang pada kompor masak menjadi energi listrik. Thermoelektrik generator yang digunakan adalah TEG1-241-1.4-1.2 dimana memiliki koefisien seebeck 0.063 V/0c, Ri = 4.5 ohm; Rload = 7 ohm. Apabila tegangan yang dihasilkan oleh TEG adalah 3 volt maka perbedaa temperature yang diperlukan serta besarnya arus yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Perbedaan temperatur (∆T )

V = α . ∆T

∆T = 3 ���� 0.063 �/��

∆T = 47,6oC • Arus (Ampere)

I = V

��+�

(3)

Daya (P)

P = V.I

= 3 volt x 0.260 A = 0.78 watt

3.2.2XL6009

XL6009berfungsi sebagai regulasi tegangan input sehingga keluaran tegangan yang dihasilkan lebih tinggi.DC toDC converter yangmampu menghasilkantegangan outputbaik positif atau negatif.ouput keluaran XL6009 ini akan dihubungkan pada LED 5 watt. LED yang digunakan beroperasi pada tegangan 15-17 volt dengan arus maksimal 350 mA. Apabila TEG menghasilkan daya sebesar 0.78 watt dan tegangan yang terukur pada rangkaian adalah 7 volt, maka besarnya konversi tegangan yang dihasilkan xl6009 adalah:

Tegangan xl6009 (Volt)

Vxl6009 = VLED + VRANGKAIAN

= 15 v + 7 v = 22 Volt • Arus (Ampere)

PTEG = PXL6009

I1. V1 = I2. V2

IXL6009 =

0.78 watt 22 ����

= 0.035 Ampere

3.2.3 Perancangan aluminium

(4)

TEG1-241-1.4-1.2

Aluminium (Penyerap Panas)

Gambar 3.2 bentuk dimensi aluminium penyerap panas

Aluminium yang digunkan penyerap panas memilikinilai konduktivitas thermal sebesar 900 j/kg.oc ,jika perbedaan temperatur 700c dan massa aluminium 1,059 kg. maka jumlah kalor yang diberikan adalah:

kalor pada aluminium: QAl = m x c x ΔT

QAl = 1.059 kg x 900 j/kg.oc x 700c

QAl =66717 Joule

3.2.4 Perancangan Heatsink

Dalam sistem ini thermoelektrik generator yang digunakan adalah TEG1-241-1.4-1.2-1.4.thermoelektrik generator akan ditempatkan diantara aluminium yang berfungsi sebagai penyerap panas dan heatsinksebagai pembuang panas dari thermoelektrik generator sehingga dapat meperbesar perbedaan temperatur pada kedua sisi elemen TEG. bentuk heatsink terhadap TEG dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

TEG1-241-1.4-1.2

Heatsink (Pembuang Panas)

(5)

Heatsink diatas digunakan untuk menyalurkan panas kelingkungan sehingga tetap terjadi perbedaan temperature pada TEG, hal ini menyebabkan adanya perbedaan temperatur pada kedua sisi TEG sehingga daya listrik bisa tetap dihasilkan. Bahan heatsink yang digunakan adalah aluminium dengan nilai konduktivitas thermal sebesar 900 j/kg.oc, dan perbedaan temperatur yang diberikan adalah 700C, massa aluminium yang digunakan 0.556 kg. maka laju perpindahan kalor pada heatsink dapat diketahui dengan rumus berikut:

H = m x c x ΔT

H = 0.556 kg x 900 J/kg

oc x 70oc

840 �

H = 41,7 J/s

3.2.5 Rangkaian Sensor Arus (ACS 712)

Untuk mengukur arus keluaran pada alat ini, digunakan IC ACS712-30A. IC tersebut merupakan sensor arus dengan kapasitas maksimum 30 Ampere. IC ACS712-30A memiliki rate tegangan output yang linier terhadap arus input. Pada 0Ampere, tegangan output terukur pada setengah dari tegangan supply. Dari tegangan supply 5v terukur tegangan output ACS sebesar 2,5v DC pada input 0A. Untuk arus AC, tegangan output ACS memiliki output sinyal sinus dengan DC refference sebesar ½ Vcc.

(6)

Gambar 3.4 Rangkaian Sensor Arus

Saat tidak ada arus yang terdeteksi pada sensor arus AC712, maka keluaran sensor adalah 2,5 V. Saat arus mengalir dari IP+ ke IP-, maka keluaran akan lebih dari 2,5 V. Sebaliknya ketika arus listrik mengalir dari IP- Ke IP+, maka keluaran akan kurang dari 2,5 V. Pada pendeteksi arus -5A sampai dengan 5A, pengkondisi sinyal sensor arus mengubah level tegangan keluaran sensor arus (1,5V – 3,5V) ke dalam level tegangan masukan ADC mikrokontroler (0V-5.0V).

3.2.6 Rangkaian Sensor Tegangan

Sensor tegangan yang digunakan pada alat ini adalah sensor tegangan analog yang berupa sebuah rangkaian dasar elektronik yaitu rangkaian pembagi tegangan. Rangkaian pembagi tegangan atau voltage divider biasanya digunakan untuk membuat suatu tegangan referensi dari sumber tegangan yang lebih besar, titik tegangan referensi pada sensor, untuk memberi bias pada komponen aktif. Rangkaian pembagi tegangan pada dasarnya dapat dibuat dengan dua buah resitor, contoh rangkaian dasar pembagi tegangan yang digunakan pada alat dengan Vout atau output dari tegangan sumber V1 menggunakan resistor pembagi tegangan

yaitu R1 dan R2, Tegangan output yang dihasilkan dapat dilihat dari rumus beriku ini:

Vout = Vin R2

R1 + R2… … … (pers 3.1)

(7)

sesuai dengan syarat input dari pada IC mikrokontroler atmega-328 yang digunakan, yakni 5 volt. Sensor tegangan ini mampu mengukur tegangan maksimum 55 volt.

R1 10 K

R2 1K

Gambar 3.5 Rangkaian Pembagi tegangan (sensor tegangan)

3.2.7 MAX 6675

MAX 6675 adalah pengubah sinyal termokopel menjadi digital dengan masukan data 12-bit ADC (Analog to Digital Converter). MAX 6675 menyesuaikan masukan dari sisi dingin termokopel dan mengoreksinya, sebuah kontroler digital, interface SPI (Serial Peripheral Interface) yang compatibel, dan logic kontrol yang terasosiasi. MAX 6675 didesain untuk bekerja dengan mikrokontrol pengukur panas pintar lainnya, kontrol proses atau aplikasi monitoring. thermokopel yang digunkan adalah thermokopel tipe-k. Untuk tipe termokopel tipe-K tegangan berubah 41µV/oC, yang kira-kira karakteristik termokopelnya sama dengan persamaan liniear berikut :

���� = (41��/℃)∗(�� − ����)∗5 ………...(3.4) Dimana :

- Vout adalah tegangan keluaran termokopel (µV)

- TR adalah temperatur remote persambungan termokopel (oC)

- Tamb adalah temperatur sekitar (oC)

(8)

6675) hanya dapat membaca mulai dari -20oC hingga -85oC. MAX 6675 merasakan dan mengoreksi perbedaan antara udara sekitar dengan cold-junction

termokopel. MAX 6675 mengubah pembacaan temperatur udara sekitar dengan menggunakan dioda pengecek suhu. Untuk membaca suhu sebenarnya dari termokopel, MAX 6675 mengukur tegangan keluaran dari cold-junction

termokopel dan dari dioda pengecek suhu.Rangkaian dalam alat melewatkan tegangan dioda dan cold-junction termokopel ke ADC untuk pembacaan temperatur dari hot-junction termokopel.

3.2.8 Rangkaian Mikrokontroler

Rangkaian mikrokontrol yang digunakan adalah ATMEGA 328.ATMega328 adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer). Mikrokontroler inilah yang akan menjadi pusat kontrol semua kendali data, baik data yang masuk ataupun keluar. IC mikrokontrol atmega-328 ini memiliki clock speed 16 MHz sehingga kecepatan respon baca data cukup cepat dan rangkaian mikrokontrol inilah yang mengatur data keluaran yang akan terbaca oleh interface (PC).

Gambar 3.6 Rangkaian Mikrokontroler

(9)

3.3 Diagram Alir Penelitian

Panas buang pada kompor sebagai input energi panas pada TEG

Aluminium menyerap panas, dan heatsink membuang panas, sehingga terjadinya perbedaan temperatur akibatnya TEG menghasilkan energi listrik

Beban menerima energi listrik

Mikrokontroler akan mencatat Nilai

tegangan, arus, dan temperatur

Data ditampilkan pada PC MULAI

Sensor arus dan tegangan akan mengukur arus dan tegangan pada beban

Termokopel akan mengukur temperatur pada kedua sisi TEG

Semua hasil pengukuran akan dikirim ke mikrokontroler

(10)

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian alat

Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui berapaperbedaan suhu, tegangan, dan arus yang di dapatkan dari konversi energi panas menjadi energi listrik.sehingga dapat diketahui berapa waktu yang diperlukan untuk menghasilkan tegangan minimal 7 volt, sehingga LED mulai menyala.Pengujian dilakukan dengan carameletakkan alat diatas kompor Gas LPG.Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali. Untuk membuktikan bahwa rangkaian menghasilkan energi listrik dipasanglah suatu beban, sehingga melalui beban ini tegangan dan arus yang dihasilkan bisa diukur.Untuk Setiap data yang merupakan hasil pengukuran tersebut dikonversikan kedalam bentuk grafik agar lebih mudah untuk dipahami, dibandingkan dan dianalisa.

(11)

Gambar 4.1 Grafik Suhu, Arus, Tegangan Vs Waktu

Hasil percobaan diatas dilakukan dengan mengukur tegangan dan arus pada keluaran xl6009 menggunakan sensor arus dan sensor tegangan yang dihubungkan pada rangkaian keluaran xl6009, sedangkan pengukuran perbedaan temperatur (∆Toc) pada termoelektrik generator, menggunakan termokopel, yang diletakkan pada heatsink pembuang panas dan aluminium sebagai penyerap panas.Pengujian dilakukan dengan membiarkan kompor menyala selama 16 menit dimana sejak menit awal, pengukuran sudah dimulai.

Berdasakan gambar 4.1 kita bisa melihat bahwa pada menit awal hingga akhir pengujian, temperatur aluminium sebagai penyerap panas (garis biru-hijau) dan heatsink (garis oranye) yang berfungsi sebagai pembuang panas, mengalami peningkatan secara terus menerus.namun pada menit ke 6, perbedaan temperatur (∆Toc) yang ditandai dengan garis warna biru muda menurun, sehingga nilai tegangan (garis merah) dan nilai arus(garis biru) semakin menurun.

(12)

Tabel 4.2 data pengujian 2 menggunakan beban LED

Gambar 4.2 Grafik Suhu, Arus, Tegangan Vs Waktu

Hasil percobaan diatas dilakukan dengan mengukur tegangan dan arus pada keluaran xl6009 menggunakan sensor arus dan sensor tegangan yang dihubungkan pada rangkaian keluaran xl6009, sedangkan pengukuran perbedaan temperatur (∆Toc) pada termoelektrik generator, menggunakan termokopel, yang

(13)

diletakkan pada heatsink pembuang panas dan aluminium sebagai penyerap panas.Pengujian dilakukan dengan membiarkan kompor menyala selama 16 menit dimana sejak menit awal, pengukuran sudah dimulai.

Berdasakan gambar 4.2 kita bisa melihat bahwa pada menit awal hingga akhir pengujian, temperatur aluminium sebagai penyerap panas (garis biru-hijau) dan heatsink (garis oranye) yang berfungsi sebagai pembuang panas, mengalami peningkatan secara terus menerus.namun pada menit ke 7, perbedaan temperatur (∆Toc) yang ditandai dengan garis warna biru-muda menurun, sehingga nilai tegangan (garis merah) dan nilai arus(garis biru) semakin menurun hingga tidak dapat meningkat lagi. peningkatan temperature ini disebabkan oleh kalor yang diserap aluminium dari panas yang terbuang pada kompor masak yang tidak sebanding dengan perpindahan kalor dari aluminium ke lingkungan. ini terjadi karena penyerapan kalor yang lebih cepat dari pada pembuangan/perpindahan kalor kelingkungan. Demikian halnya dengan heatsink, peningkatan temperatur disebabkan oleh penyerapan kalor yang lebih cepat dari pada pembuangan kalor kelingkungan.

(14)

Gambar 4.3 Grafik Suhu, Arus, Tegangan Vs Waktu

Hasil percobaan diatas dilakukan dengan mengukur tegangan dan arus pada keluaran xl6009 menggunakan sensor arus dan sensor tegangan yang dihubungkan pada rangkaian keluaran xl6009, sedangkan pengukuran perbedaan temperatur (∆Toc) pada termoelektrik generator, menggunakan termokopel, yang diletakkan pada heatsink pembuang panas dan aluminium sebagai penyerap panas.Pengujian dilakukan dengan membiarkan kompor menyala selama 16 menit dimana sejak menit awal, pengukuran sudah dimulai.

Berdasakan gambar 4.3 kita bisa melihat bahwa pada menit awal hingga akhir pengujian, temperatur aluminium sebagai penyerap panas (biru) dan heatsink (garis merah) yang berfungsi sebagai pembuang panas, mengalami peningkatan secara terus menerus. namun pada menit ke 7 hingga menit ke 10, perbedaan temperatur (∆Toc) yang ditandai dengan garis warna oranye menurun, sehingga nilai tegangan (garis biru-hijau) dan nilai arus(garis biru-muda) menurun, namun pada menit ke 11-15, perbedaan temperatur (∆T oc) kembali meningkat, hal ini disebakan oleh keadaan lingkungan saat pengujian dibarengi dengan hembusan angin yang sedikit kencang sehingga mempercepat perpindahan kalor pada heatsink. Namun pada menit ke 16, perbedaan temperature kembali menurun.

(15)

Tabel 4.4 data pengujian 4 menggunakan beban LED

Gambar 4.4 Grafik Suhu, Arus, Tegangan Vs Waktu

Hasil percobaan diatas dilakukan dengan mengukur tegangan dan arus pada keluaran xl6009 menggunakan sensor arus dan sensor tegangan yang dihubungkan pada rangkaian keluaran xl6009, sedangkan pengukuran perbedaan temperatur (∆Toc) pada termoelektrik generator, menggunakan termokopel, yang diletakkan pada heatsink pembuang panas dan aluminium sebagai penyerap

(16)

panas.Pengujian dilakukan dengan membiarkan kompor menyala selama 16 menit dimana sejak menit awal, pengukuran sudah dimulai.

Berdasakan gambar 4.4 kita bisa melihat bahwa pada menit awal hingga akhir pengujian, temperatur aluminium sebagai penyerap panas (garisbiru) dan heatsink (garis oranye) yang berfungsi sebagai pembuang panas, mengalami peningkatan secara terus menerus.namun pada menit ke 7, perbedaan temperatur (∆Toc) yang ditandai dengan garis warna oranye menurun, sehingga nilai tegangan (garis biru-hijau) dan nilai arus(garis biru muda) semakin menurun. Namun pada menit ke 10 kembali meningkat hingga pada menit ke 16.Sehingga nilai tegangan dan nilai arus semakin meningkat seiring besarnya perbedaan temperatur.

peningkatan temperature ini disebabkan oleh kalor yang diserap aluminium dari panas yang terbuang pada kompor masak yang tidak sebanding dengan perpindahan kalor dari aluminium ke lingkungan. ini terjadi karena penyerapan kalor yang lebih cepat dari pada pembuangan/perpindahan kalor kelingkungan. Demikian halnya dengan heatsink, peningkatan temperatur disebabkan oleh penyerapan kalor yang lebih cepat dari pada pembuangan kalor kelingkungan.

(17)

Gambar 4.5 Grafik Suhu, Arus, Tegangan Vs Waktu

Hasil percobaan diatas dilakukan dengan mengukur tegangan dan arus pada keluaran xl6009 menggunakan sensor arus dan sensor tegangan yang dihubungkan pada rangkaian keluaran xl6009, sedangkan pengukuran perbedaan temperatur (∆Toc) pada termoelektrik generator, menggunakan termokopel, yang diletakkan pada heatsink pembuang panas dan aluminium sebagai penyerap panas.Pengujian dilakukan dengan membiarkan kompor menyala selama 16 menit dimana sejak menit awal, pengukuran sudah dimulai.

Berdasakan gambar 4.5 kita bisa melihat bahwa pada menit awal hingga akhir pengujian, temperatur aluminium sebagai penyerap panas (garis biru) dan heatsink (garis merah) yang berfungsi sebagai pembuang panas, mengalami peningkatan secara terus menerus.namun pada menit ke 9, perbedaan temperatur (∆Toc) yang ditandai dengan garis warna oranye menurun, sehingga nilai tegangan (garis biru-hijau) dan nilai arus(garis biru muda) semakin menurun hingga menit ke 16.

(18)

Tabel 4.6 data pengujian 6 menggunakan beban LED

Gambar 4.6 Grafik Suhu, Arus, Tegangan Vs Waktu

Hasil percobaan diatas dilakukan dengan mengukur tegangan dan arus pada keluaran xl6009 menggunakan sensor arus dan sensor tegangan yang dihubungkan pada rangkaian keluaran xl6009, sedangkan pengukuran perbedaan temperatur (∆Toc) pada termoelektrik generator, menggunakan termokopel, yang diletakkan pada heatsink pembuang panas dan aluminium sebagai penyerap

(19)

panas.Pengujian dilakukan dengan membiarkan kompor menyala selama 16 menit dimana sejak menit awal, pengukuran sudah dimulai.

Berdasakan gambar 4.6 kita bisa melihat bahwa pada menit awal hingga akhir pengujian, temperatur aluminium sebagai penyerap panas (garis biru) dan heatsink (garis merah) yang berfungsi sebagai pembuang panas, mengalami peningkatan secara terus menerus.namun pada menit ke 9, perbedaan temperatur (∆Toc) yang ditandai dengan garis warna oranye menurun, sehingga nilai tegangan (garis biru-hijau) dan nilai arus(garis biru muda) semakin menurun namun kembali meningkat pada menit ke 16.

peningkatan temperature ini disebabkan oleh kalor yang diserap aluminium dari panas yang terbuang pada kompor masak yang tidak sebanding dengan perpindahan kalor dari aluminium ke lingkungan. ini terjadi karena penyerapan kalor yang lebih cepat dari pada pembuangan/perpindahan kalor kelingkungan. Demikian halnya dengan heatsink, peningkatan temperatur disebabkan oleh penyerapan kalor yang lebih cepat dari pada pembuangan kalor kelingkungan.

(20)

Gambar 4.7 Grafik Suhu, Arus, Tegangan Vs Waktu

Hasil percobaan diatas dilakukan dengan mengukur tegangan dan arus pada keluaran xl6009 menggunakan sensor arus dan sensor tegangan yang dihubungkan pada rangkaian keluaran xl6009, sedangkan pengukuran perbedaan temperatur (∆Toc) pada termoelektrik generator, menggunakan termokopel, yang diletakkan pada heatsink pembuang panas dan aluminium sebagai penyerap panas.Pengujian dilakukan dengan membiarkan kompor menyala selama 16 menit dimana sejak menit awal, pengukuran sudah dimulai.

Berdasakan gambar 4.7 kita bisa melihat bahwa pada menit awal hingga akhir pengujian, temperatur aluminium sebagai penyerap panas (garis biru) dan heatsink (garis merah) yang berfungsi sebagai pembuang panas, mengalami peningkatan secara terus menerus.namun pada menit ke 13, perbedaan temperatur (∆Toc) yang ditandai dengan garis warna oranye menurun, sehingga nilai tegangan (garis biru-hijau) dan nilai arus(garis biru muda) semakin menurun namun pada menit ke 14 hingga menit ke 16, perbedaan temperatur semakin meningkat sehingga tegangan dan arus semakin meningkat.

peningkatan temperature ini terjadi karena penyerapan kalor yang lebih cepat dari pada pembuangan/perpindahan kalor kelingkungan. Demikian halnya dengan heatsink, peningkatan temperatur disebabkan oleh penyerapan kalor yang lebih cepat dari pada pembuangan kalor kelingkungan.

(21)

Tabel 4.8 data pengujian 8 menggunakan beban LED

Tegangan Arus (mA)

Gambar 4.8 Grafik Suhu, Arus, Tegangan Vs Waktu

Hasil percobaan diatas dilakukan dengan mengukur tegangan dan arus pada keluaran xl6009 menggunakan sensor arus dan sensor tegangan yang dihubungkan pada rangkaian keluaran xl6009, sedangkan pengukuran perbedaan temperatur (∆Toc) pada termoelektrik generator, menggunakan termokopel, yang diletakkan pada heatsink pembuang panas dan aluminium sebagai penyerap

(22)

panas.Pengujian dilakukan dengan membiarkan kompor menyala selama 16 menit dimana sejak menit awal, pengukuran sudah dimulai.

Berdasakan gambar 4.8 kita bisa melihat bahwa pada menit awal hingga akhir pengujian, temperatur aluminium sebagai penyerap panas (garis biru) dan heatsink (garis merah) yang berfungsi sebagai pembuang panas, mengalami peningkatan secara terus menerus.namun pada menit ke 13, perbedaan temperatur (∆Toc) yang ditandai dengan garis warna oranye menurun, sehingga nilai tegangan (garis biru-hijau) dan nilai arus(garis biru muda) semakin menurun. Namun, pada menit 14 hingga menit ke 16, perbedaan temperatur semakin meningkat sehingga energy listrik yang dihasilkan semakin meningkat..

peningkatan temperature ini disebabkan oleh kalor yang diserap aluminium dari panas yang terbuang pada kompor masak yang tidak sebanding dengan perpindahan kalor dari aluminium ke lingkungan. ini terjadi karena penyerapan kalor yang lebih cepat dari pada pembuangan/perpindahan kalor kelingkungan. Demikian halnya dengan heatsink, peningkatan temperatur disebabkan oleh penyerapan kalor yang lebih cepat dari pada pembuangan kalor kelingkungan.

(23)

Gambar 4.9 Grafik Suhu, Arus, Tegangan Vs Waktu

Hasil percobaan diatas dilakukan dengan mengukur tegangan dan arus pada keluaran xl6009 menggunakan sensor arus dan sensor tegangan yang dihubungkan pada rangkaian keluaran xl6009, sedangkan pengukuran perbedaan temperatur (∆Toc) pada termoelektrik generator, menggunakan termokopel, yang diletakkan pada heatsink pembuang panas dan aluminium sebagai penyerap panas.Pengujian dilakukan dengan membiarkan kompor menyala selama 16 menit dimana sejak menit awal, pengukuran sudah dimulai.

Berdasakan gambar 4.9 kita bisa melihat bahwa pada menit awal hingga akhir pengujian, temperatur aluminium sebagai penyerap panas (garis biru) dan heatsink (garis merah) yang berfungsi sebagai pembuang panas, mengalami peningkatan secara terus menerus.namun pada menit ke15, perbedaan temperatur (∆Toc) yang ditandai dengan garis warna oranye menurun, sehingga nilai tegangan (garis biru-muda) dan nilai arus(garis biru-hijau) semakin menurun Namun, pada menit 16, perbedaan temperatur semakin meningkat sehingga energy listrik yang dihasilkan semakin meningkat.

peningkatan temperature ini disebabkan oleh kalor yang diserap aluminium dari panas yang terbuang pada kompor masak yang tidak sebanding dengan perpindahan kalor dari aluminium ke lingkungan. ini terjadi karena penyerapan kalor yang lebih cepat dari pada pembuangan/perpindahan kalor kelingkungan. Demikian halnya dengan heatsink, peningkatan temperatur

(24)

disebabkan oleh penyerapan kalor yang lebih cepat dari pada pembuangan kalor kelingkungan.

Tabel 4.10 data pengujian 10 menggunakan beban LED Suhu

Gambar 4.10 Grafik Suhu, Arus, Tegangan Vs Waktu

Hasil percobaan diatas dilakukan dengan mengukur tegangan dan arus pada keluaran xl6009 menggunakan sensor arus dan sensor tegangan yang dihubungkan pada rangkaian keluaran xl6009, sedangkan pengukuran perbedaan

(25)

temperatur (∆Toc) pada termoelektrik generator, menggunakan termokopel, yang diletakkan pada heatsink pembuang panas dan aluminium sebagai penyerap panas.Pengujian dilakukan dengan membiarkan kompor menyala selama 16 menit dimana sejak menit awal, pengukuran sudah dimulai.

Berdasakan gambar 4.10 kita bisa melihat bahwa pada menit awal hingga akhir pengujian, temperatur aluminium sebagai penyerap panas (garis biru) dan heatsink (garis merah) yang berfungsi sebagai pembuang panas, mengalami peningkatan secara terus menerus.namun pada menit ke12, perbedaan temperatur (∆Toc) yang ditandai dengan garis warna oranye menurun, sehingga nilai tegangan (garis biru-hijau) dan nilai arus(garis biru muda) semakin menurun Namun, pada menit 13, perbedaan temperatur kembali meningkat sehingga energy listrik yang dihasilkan semakin meningkatan. peningkatan temperature ini disebabkan oleh kalor yang diserap aluminium dari panas yang terbuang pada kompor masak yang tidak sebanding dengan perpindahan kalor dari aluminium ke lingkungan. ini terjadi karena penyerapan kalor yang lebih cepat dari pada pembuangan/perpindahan kalor kelingkungan. Demikian halnya dengan heatsink, peningkatan temperatur disebabkan oleh penyerapan kalor yang lebih cepat dari pada pembuangan kalor kelingkungan.

(26)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari hasil perancangan alat hingga pembuatan alat dan pengujianalat, maka dapat ditarik kesimpulan, antara lain:

1. Pada menit ke 3, tegangan yang terukur pada rangkaian sebesar 7 volt dan pada perbedaan temperature (∆T) 45 0c.

2. Led mulai menyala pada tegangan 7 volt dan semakin meningkat seiring tegangan yang meningkat.

5.2 Saran

Setelah dilakukan pengujian pada alat, diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk dilakukan terhadap penelitian selanjutnya:

1. Untuk penelitian selanjutnya, lebih teliti terhadap perhitungan perancangan alat karena ini sangat berdampak pada hasil pembuatan alat yang dikerjakan. 2. Untuk penelitian selanjutnya, lebih teliti dalam perancangan penyerapan

pembuangan panas yang lebih baik, atau dengan menggunakan pembuang panas yang lebih bagus seperti heat pump, agar perpindahan panas terhadap lingkungan lebih cepat, sehingga perbedaan temperature dapat dipertahankan. 3. Untuk penelitian selanjutnya, lebih memperhatikan bahan, alat dan komponen

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Blok
Gambar 3.3 TEG dan heatsink
Gambar 3.4 Rangkaian Sensor Arus
Gambar 3.5 Rangkaian Pembagi tegangan (sensor tegangan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kebutuhan peserta didik dan guru berkaitan dengan pengembangan bahan ajar membaca teks novel melalui simplifikasi, menyusun

Ada pengaruh secara signifikan dan simultan antara Kepercayaan Organisasi dan Keadilan Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior dan dampaknya pada

When this is done for patients who have sustained TBI, however, it is essential to consider those factors that are suspected to worsen outcome: frequent hypoxic episodes

Berdasarkan data dan pengolahan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor perilaku individu,motivasi dan iklim organisasi memberikan kontribusi pada kepatuhan wajib

Mahasiswa mendengarkan penjelasan tentang RPS, tujuan, peranan, sumber pustaka/ situs, mekanisme proses pembelajaran dari mata kuliah Sistem Manajemen Pemeliharaan

Sebelum melakukan pengamatan, diatur posisi sinyal pada mode X-Y dengan menekan tombol GND pada kedua kanal masukan hingga terlihat 1 titik

taan atau gejala-gejala yang dihadapi, hukum sebagai kaidah merupakan pedo- man sikap tindak atau perilaku yang pantas atau diharapkan, hukum sebagai tata huk- um

Pada kultur dengan penambahan limbah cair tahu 15% dan 20% terlihat kandungan gula total semakin meningkat dari awal pertumbuhan hingga hari ke-45, namun diperlihatkan