• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Kepemimpinan dalam Kinerja Pelayanan Pada Badan Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Kepemimpinan dalam Kinerja Pelayanan Pada Badan Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar Chapter III VI"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat

Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota

Pematangsiantar berlokasi di jalan H.Adam Malik No.2 Kota Pematangsiantar.

Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakatterbentuk sejalan

dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar Nomor 7 tahun

2010, yang didasarkan atas Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah.

Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat mempuyai

tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat

spesifik dibidang Administrasi Umum, Pembinaan Ideologi dan Kewaspadaan

bangsa, Kewaspadaan Nasional, Pembinaan Politik dalam Negeri dan

Perlindungan Masyarakat serta Tugas Pembantuan.

Penyelenggaraan urusan wajib Badan Kesatuan Bangsa Politik dan

Perlindungan Masyarakat diarahkan untuk menjaga stabilitas keamanan,

ketertiban daerah, memberikan suasana aman bagi seluruh warga,

mengembangkan strategis pengamanan daerah, pengembangan wawasan

kebangsaan dan Ipoleksosbud (Iptek, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya) serta

(2)

3.2Visi dan Misi Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat

Adapun yang menjadi visi dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat kota Pematangsiantar adalah “Terwujudnya Stabilitas

Daerah yang Semakin Mantap dan Dinamis”. Makna dari visi tersebut antara lain:

a. Stabilitas Daerah adalah kondisi kestabilam Kota Pematangsiantar dan

Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat, termasuk

berbagai bidang yang melingkupinya.

b. Mantap dan Dinamis adalah suatu kondisi dimana penyelenggaraan

Pemerintahan berjalan dengan baik dan berkesinambungan dengan

adanya dukungan masyarakat dalam Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat.

Untuk mewujudkan visi tersebut maka Badan Kesatuan Bangsa, Politik

Dan Perlindungan Masyarakat kota Pematangsiantar menetapkan misi antara lain :

1. Mendorong suatu kondisi yang ideal terhadap Persatuan dan Kesatuan

bangsa yang kokoh dan adil di Kota Pematangsiantar.

2. Mendorong kondisi sosial kemasyarakatan yang tertib, aman dan dinamis.

3. Melaksanakan kewaspadaan terhadap bahaya yang mengancam integritas

Pancasila sebagai Ideologi Negara.

4. Mendorong Persatuan dan Kesatuan dikalangan Pegawai Negeri Sipil

(PNS) yang merupakan Aparat penyelenggara Negara yang setia, taat

kepada Pancasila dan UUD 1945, Negara dan Pemerintah (PUNP).

(3)

6. Meningkatkan potensi rakyat terhadap berbagai gangguan, keamanan,

ketertiban, terror, maupun hal lain yang dapat menjadi ancaman dalam

persatuan dan kesatuan serta pembinaan kepada rakyat dalam rangka

peningkatan Kesadaran Bela Negara.

Strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Kesbang Pol Dan

Linmas adalah.

1. Memelihara Ketentraman dan Ketertiban masyarakat.

2. Melaksanakan kehidupan Demokrasi.

3. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan

semua perangkat daerah.

4. Meningkatkan kewaspadaan bencana.

3.3Profil Sumber Daya Manusia

Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat kota Pematangsiantar Per 31 Desember 2014 untuk

mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa, Politik

dan Perlindungan Masyarakat adalah sebanyak 30 orang, dengan komposisi SDM

(4)

Tabel 3.1 Profil SDM Aparatur Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat

No Uraian Jumlah (orang)

1. Jumlah Pegawai 30

2. Kualifikasi menurut Pendidikan :

1.1 SMP 3

1.2 SLTA sederajat 12

1.3 D-I 1

1.4 D-III -

1.5 S1 12

1.6 S2 2

3. Kualifikasi menurut Golongan:

1.1. Golongan II 10

1.2. Golongan III 14

1.3. Golongan IV 6

Sumber : Daftar Urut Kepangkatan (DUK) kantor Kesbang Politik dan Linmas Kota Pematangsiantar.

Sedangkan Jumlah Tenaga Honorer di Badan Kesatuan Bangsa Politik dan

Perlindungan Masyarakat Kota Pematangsiantar sebanyak 9 (sembilan) orang.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010, Penjabaran

Peraturan Walikota Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembentukan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Badan Kesatuan Bangsa,

Politik dan Perlindungan Masyarakat kota Pematangsiantar terdiri dari:

1) Kepala Badan eselon IVc

2) Sekretaris eselon IVb

3) 2 orang Kepala Sub Bagian eselon IIId

(5)

5) 4 orang Kepala Bidang eselon IVa

6) 8 orang Kepala Sub Bidang eselon IIIc

Table 3.2 Jumlah SDM Perbidang

Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat

No. Uraian Jumlah (orang)

1. Kepala Badan 1

2. Sekretariat 1

a. Kasubbag Umum 1

Staff/pegawai 8

b. Kasubbag Kepegawaian 1

Staff/Pegawai 1

c. Kasubbag Keuangan 1

Staff/Pegawai 2

3. Kabid Pembinaan Ideologi dan Wasbang 1

a. Kasubbid Ideologi 1

Staff/Pegawai 2

b. Kasubbid Pelestarian Negara dan Bela Negara 1

Staff/Pegawai 3

4. Kabid Kewaspadaan Nasional 1

a. Kasubbid Analisa Potensi dan Konflik Deteksi 1

Staff/Pegawai 2

b. Kasubbid Penanganan Konflik dan Keamanan 1

(6)

5. Kabid Pembinaan Politik Dalam Negeri 1

a. Kasubbid Pembinaan Ormas dan LSM 1

Staff/Pegawai 1

b. Kasubbid Hub. Legislatif Parpol dan Fas.Umum 1

Staff/Pegawai 1

6. Kabid Perlindungan Masyarakat 1

a. Kasubbid Potensi dan Pelatihan 1

b. Kasubbid Kesiagaan dan Rahdal 1

Jumlah 39

Sumber : Daftar Urut Kepangkatan (DUK) kantor Kesbang Politik dan Linmas Kota Pematangsiantar.

3.4 Program dan Kegiatan Badan Kesatuan Bangsa Politik dan perlindungan Masyarakat Kota Pematangsiantar

Untuk mewujudkan kebijakan dibidang pembinaan ideologi dan wawasan

kebangsaan, kewaspadaan nasional, pembinaan politik dalam negeri, dan

perlindungan masyarakat, maka secara operasional dijabarkan kedalam

program-program berdasarkan prioritas kota dan SKPD tahun 2015 sebagai berikut:

A. Program berdasarkan prioritas kota

1. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan.

2. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen / Arsip Daerah

3. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan.

(7)

5. Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan

Keamanan Masyarakat

6. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana

Alam.

7. Program Pendidikan Politik Masyarakat

B. Program berdasarkan prioritas SKPD

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja Dan Keuangan

3.5 Pelayanan Badan Kesatuan Bangsa Politik dan perlindungan Masyarakat Kota Pematangsiantar

Pelayanan administrasi yang tersedia pada Badan Kesbangpol Linmas Kota

Pematangsiantar adalah Pendaftaran Organisasi Masyarakat (Ormas) dan

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Tahapan – tahapan pendaftaran orkemas antara lain :

a. Pengajuan permohonan

b. Penelitian dokumen persyaratan

c. Penelitian lapangan

(8)

Dokumen kelengkapan pendaftaran orkemas :

1. Surat permohonan pendaftaran;

2. Akte pendirian atau status orkemas yang disahkan notaris;

3. Anggaran dasar dan angaran rumah tangga yang disahkan notaries;

4. Tujuan dan program kerja organisasi;

5. Surat keputusan tentang susunan pengurus orkemas secara lengkap yang

sah sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;

6. Biodata pengurus organisasi, yaitu ketua, sekretaris dan bendahara atau

sebutan lainnya;

7. Pas foto pengurus organisasi berwarna, ukuran 4 x 6, terbaru dalam 3

(tiga) bulan terakhir;

8. Foto copy Kartu Tanda Penduduk pengurus organisasi;

9. Surat keterangan domisili organisasi dari Kepala Desa/Lurah/Camat/ atau

sebutan lainnya;

10.Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama organisasi;

11.Foto kantor atau sekretariat orkemas, tampak depan yang memuat papan

nama;

12.Keabsahan kantor atau sekretariat orkemas dilampiri bukti kepemilikan,

atau surat perjanjian kontrak atau ijin pakai dari pemilik/pengelola;

13.Surat pernyataan kesediaan menertibkan kegiatan, pengurus dan/atau

anggota organisasi;

14. Surat pernyataan tidak berafiliasi secara kelembagaan dengan partai

politik yang ditandatangani oleh ketua dan/atau sekretaris atau sebutan

(9)

15.Surat pernyataan tidak terjadi konflik kepengurusan, yang ditandatangani

oleh ketua dan sekretaris atau sebutan lainnya;

16.Surat pernyataan bahwa nama, lambang, bendera, tanda gambar, simbol,

atribut, cap stempel yang digunakan belum menjadi hak paten dan/atau

hak cipta pihak lain, yang ditandatangani ketua dan sekretaris atau sebutan

lainnya;

17.Surat pernyataan bahwa sanggup menyampaikan laporan perkembangan

dan kegiatan orkemas setiap akhir tahun yang ditandatangani ketua dan

sekretaris atau sebutan lainnya;

18.Surat pernyataan bertanggungjawab terhadap keabsahaan keseluruhan isi,

data dan informasi dokumen/berkas yang diserahkan dan bersedia dituntut

secara hukum, yang ditandatangani oleh ketua dan sekretaris atau sebutan

lainnya;

19.Rekomendasi dari kementerian agama untuk orkemas yang memiliki

kekhususan bidang keagamaan;

20.Rekomendasi dari kementerian dan SKPD yang membidangi urusan

kebudayaan utuk orkemas yang memiliki kekhususan bidang kepercayaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa

21.Rekomendasi dari kementrian/lembaga dan/atau SKPD yang membidangi

urusan tenaga kerja untuk orkemas serikat buruh dan serikat pekerja; dan ;

22.Surat pernyataan kesediaan atau persetujuan, untuk orkemas yang dalam

kepengurusannya mencantumkan nama pejabat negara, pejabat

(10)

3.6 Struktur Organisasi BadanKesatuan Bangsa Politik dan perlindungan Masyarakat Kota Pematangsiantar

Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi.

Dengan adanya organisasi sebagai wadah kerjasama berbagai orang atau pegawai

untuk mencapai tujuan tertentu, maka setiap pegawai yang bekerja dalam

organisasi tersebut secara jelas akan mengetahui kedudukan dan kewenangannya,

tugas fungsi, serta tanggung jawabnya, sistem komunikasi dan bagaimana sistem

kontrol dijalankan.

Dengan demikian akan dapat diketahui oleh pegawai apa yang harus

dilaksanakan, dan kepada siapa dia harus bertanggung jawab atas pelaksanaan

pekerjaan tersebut. Sehingga dari bagan struktur organisasi tersebut akan

diperoleh gamabaran dan aktifitas secara keseluruhan dan dari struktur organisasi

dapat menunjukkan dengan jelas arus dari wewenang dan tanggung jawab

masing-masing anggota organisasi sesuai dengan fungsinya tiap jabatan dan

(11)

Gambar.1 STRUKTUR ORGANISASI BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK

(12)

3.7Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota Pematangsiantar

Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota

Pematangsiantar mempunya tugas membantu Walikota dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah di Bidang Pembinaan Kesatuan bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat.

Fungsi badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota

Pematangsiantar, meliput i:

1. Menyusun rencana pelaksanaan tugas-tugas, pengaturan dan pemberian

bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan di bidang kesatuan bangsa,

politik, dan perlindungan masyarakat terhadap berbagai ancaman bencana.

2. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang kesatuan

bangsa, politik dan perlindungan masyarakat.

3. Melaksanakan hubungan kerja sama antar lembaga dalam rangka membina

dan memelihara stabilitas politik di daerah.

4. Merumuskan kebijakan dalam pelaksanaan penyelamatan korban bencana.

5. Mengelola administrasi umum, yang meliputi pekerjaan ketatalaksanaan.

keuangan, kepegawaian dan perlengkapan/ peralatan.

6. Menyusun rencana kegiatan dan fasilitas terhadap dukungan kelancaran

penyelenggaraan Pemilu (Legislatif, Pilpres dan KDH).

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan walikota sesuai dengan tugas dan

(13)

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2010, Penjabaran

Peraturan Walikota Nomor 3 Tahun 2010 tentang pembentukkan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Pematangsiantar dan

Peraturan walikota Pematangsiantar Nomor 29 tahun 2011 Tentang Uraian Tugas

dan Fungsi lembaga Teknis Daerah Kota Pematangsiantar, maka Tugas Pokok dan

Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi adalah :

A. KEPALA BADAN B. SEKRETARIAT

1. Sub. Bagian Umum, terdiri dari:

a. Pengadministrasi barang mempunyai tugas:

1. Membeli alat tulis kantor

2. Menerima dan memeriksa bahan data objek kerja sesuai

prosedur sebagai bahan kajian dalam rangka penyimpanan

objek kerja.

3. Mengumpulkan dan mengklasifikasikan bahan dan data objek

kerja sesuai spesifikasi dan prosedur untuk tertib administrasi

dalam penyimpanan.

4. Membuat catalog dan mencatat dalam buku pengendalian objek

kerja sesuai prosedur untuk memudahkan pengendalian objek

kerja.

5. Menyusun dan menyimpan objek kerja sesuai dengan prosedur

untuk tercapainya sasaran yang diharapkan.

6. Melaporkan penyimpanan objek kerja sesuai prosedur sebagai

(14)

7. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh

atasan baik secara tertulis maupun lisan.

b. Operator Komputer, mempunyai tugas:

1. Mengoprasikan computer untuk tugas-tugas kantor sesuai

dengan uraian tugas masing-masing Bidang/Sekretariat seperti

menghimpun data, menyusunan data dan membuat laporan.

2. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan.

3. Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan atasan

secara seksama agar terhindar dari kesalahan dan kekeliruan

dalam pelaksanaannya.

4. Mengoreksi hasil olahan data sesuai konsep yang diberikan

atasan untuk menemukan kesalahan guna perbaikan.

5. Memelihara perangkat komputer dan memperbaiki kerusakan

ringan sesuai prosedur agar komputer selalu dalam keadaan

siap pakai

c. Pengadministrasian umum, mempunyai tugas:

1. Menerima, mencatat dan menyortir surat masuk, sesuai dengan

prosedur dan ketentuan yang berlaku agar memudahkan

pencarian.

2. Memberi lembar pengantar pada surat sesuai dengan prosedur

(15)

3. Mengelompokkan surat atau dokumen menurut jenis dan

sifatnya sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku

agar memudahkan pendistribusian.

4. Mendokumentasikan surat sesuai dengan prosedur dan

ketentuan yang berlaku agar tertib administrasi.

5. Penomoran dan cap stempel.

d. Pengemudi , mempunyai tugas :

1. Memeriksa kelengkapan kendaraan dengan cara mengecek rem,

oli dan lampu dimesin, air radiator, air aki dan tekanan udara

ban agar kendaraan dapat dikendarai dengan baik.

2. Memanaskan mesin kendaraan guna mengetahui kelainan

mesin.

3. Merawat kendaraan dengan cara membersihkan mesin, ruang

dalam dan luar kendaraan agar kendaraan terlihat bersih.

4. Mengemudikan kendaraan berdasarkan tujuan dan ketentuan

lalu lintas yang berlaku agar dapat tiba ditujuan dengan

selamat.

5. Memperbaiki kerusakan kecil agar kendaraan agar kendaraan

dapat beroperasional secara baik.

6. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur

yang berlaku sebagai bahan evaluasi dan pertanggung jawaban.

7. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan

(16)

2. Sub Bagian Keuangan, terdiri dari:

a. Bendahara, mempunyai tugas:

1. Membukukan penerimaan dan pengeluaran uang.

2. Membayarkan pengeluaran.

3. Menyiapkan SPP, SPM dan mengarsipkan.

4. Mengelola uang/surat berharga/ barang sesuai dengan

ketentuan yang berlaku untuk bahan pertanggungjawaban.

5. Melayani permintaan uang muka berdasarkan surat perintah

untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

6. Menyiapkan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS Gaji dan

Tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang telah

dilengkapi dengan dokumen kelengkapannya dan mengajukan

kepada PKK-SKPD.

7. Menerima dan menyimpan uang persediaan.

b. Bendahara gaji, mempunyai tugas:

1. Membuat daftar gaji, rapel untuk diserahkan kebendahara

sebagai dasar pembuatan SPP/SPM gaji/ rapel.

2. Meneliti kelengkapan berkas berkala dan kenaikan pangkat

PNS.

3. Menbayarkan gaji PNS/THL.

4. Membantu bendahara pengeluaran.

5. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan

(17)

c. Operator Simda, mempunyai tugas:

1. Mengoperasikan sistem keuangan daerah.

2. Membuat RKA dan DPA.

3. Membuat Surat Perintah Membayar (SPM)

4. Membuat Surat Perintah Pembayaran (SPP)

5. Membuat buku kas umum dan surat pertanggungjawaban.

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan

pimpinan baik lisan maupun tulisan.

3. Sub Bagian Kepegawaian terdiri dari:

a. Pengadministrasian kepegawaian, mempunyai tugas:

1. Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan atasan

secara seksama agar terhindar dari kesalahan dan kekliruan

dalam pelaksanaannya.

2. Menghimpun dan mengonsep Daftar Urut Kepangkatan (DUK)

3. Meneliti, memeriksa kelengkpan bahan dan mengonsep usaha

pembuatan Kartu Istri/Suami, Kenaikan Pangkat, Kenaikan

Gaji Berkala, Peserta Ujian Dinas, Pendidikan dan Pelatihan

serta administrasi berdasarkan biodata pegawai agar

terwujudnya hak pegawai sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Merekapitulasi daftar hadir pegawai sesuai data kehadiran

setiap hari agar terlaksananya pola pembinaan pegawai dan

membuat konsep naskah dinas yang berkaitan dengan

(18)

5. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan

baik secara lisan maupun terlis sesuai tugas dan fungsinya

untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

b. Verifikator, mempunyai tugas:

1. Menyusun dan mendistribusikan surat0menyurat terkait dengan

penilaian hasil kerja PNS.

2. Memeriksa penilaian kinerja PNS sebagai bahan untuk

perhitungan TPP.

3. Menghimpun hasil pemeriksaan penilaian kinerja PNS kedalam

rekapitulasi penilaian kinerja.

4. Melaporkan rekapitulasi penilaian kinerja kepada sekretaris

melalui kasubbag kepegawaian.

5. Membantu BKPP dalam pelaksanaan verifikasi penilaian

kinerja.

6. Memfasilitasi PNS dalam proses banding hasil penilaian

kinerja PNS.

7. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

pertanggungjawaban.

C. BIDANG POLITIK

1. Kasubbid. Pembinaan Ormas / LSM terdiri dari :

a. Analis Kelembagaan/Organisasi, mempunyai tugas:

(19)

2. Meneliti Kelengkapan Berkas Pendaftaran Ormas/LSM.

3. Menyiapkan Konsep Surat Keterangan Terdaftar (SKT)

Ormas/LSM.

4. Menyiapkan Jadwal Pembinaan Organisasi Kemasyarakatan

Dan Lembaga Sosial Masyarakat

5. Turut Kelapangan Memonitoring Tentang Keabsahan

Sekretariat Ormas/LSM

6. Menyiapkan Dokumen-dokumen surat masuk dan keluar

tentang pendaftaran Ormas/LSM.

7. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diperintahkan

atasan baik secara tertulis maupun lisan.

2. Kasubbid Hubungan legislatif, Partai Politik dan Fasilitas Umum.

a. Pengadministrasi Partai, mempunyai tugas :

1. Mengumpul laporan-laporan kegiatan partai politik dan fasilitas

umum.

2. Membuat jadwal monitoring kelapangan sesuai dengan

perintah atasan.

3. Membantu Kepala Bidang Politik Dalam Melaksanaan Tugas.

4. Menyiapkan Dokumen-Dokumen yang Masuk dan Keluar

Tentang Partai Politik dan Fasilitas Umum.

5. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diperintahkan

(20)

D. BIDANG PEMBINAAN IDEOLOGI DAN WASBANG

1. Sub Bidang Pelestarian Negara dan Bela Negara, terdiri dari:

a. Pranata Upacara, mempunyai tugas:

1. Menunjuk para petugas upacara.

2. Menunjuk para petugas penggeladi.

3. Mempersiapkan tata urutan upacara.

4. Mempersiapkan kelengkapan bahan dan peralatan upacara

setiap ada upacara hari besar nasional dan upacara tanggal 17

setiap bulannya.

5. Berkoordinasi dengan instansi terkait yang berhubungan

dengan upacara besar nasional.

6. Membuat jadwal rapat persiapan dan pemantauan untuk

upacara nasional.

7. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diperintahkan

oleh atasan baik secara tertulis maupun lisan.

2. Sub. Bidang ideologi terdiri dari:

a. Analis Kerukunan Antar Etis dan Umat Beragama, mempunyai

tugas:

1. Melakukan pembinaan guna pelestarian ideology melalui rapat

koordinasi secara rutin/berkala dengan forum-forum yang ada

yaitu Forkala, FKUB, dan FPK.

2. Mempersiapkan bahan rapat koordinasi dengan Forum tentang

(21)

3. Membantu Kepala Bidang Ideologi dalam melakukan

tugas-tugas kedinasan.

4. Membuat surat edaran yang diperlukan atas rekomendasi dan

hasil rapat koordinasi.

5. Mempersiapkan absensi rapat forum-forum yang akan

dilaksanakan.

6. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan yang diperintahkan atasan

baik secara tertulis maupun lisan.

E. BIDANG PERLINDUNGAN MASYARAKAT

1. Sub Bidang Kesiagaan dan Rahdal, terdiri dari:

a. Analisis manajemen Monitoring & Pengendalian Kekambuhan dan

Wajib Lapor, mempunyaitugas :

1. Membuat jadwal petugas linmas

2. Membuat jadwal monitoring berdasarkan perintah atasan.

3. Membantu/mengkoordinasi petugas linmas apabila ada

bencana dan bencana alam.

4. Membuat konsep surat kedinasan yang berhubungan dengan

bidang kesiagaan dan rahdal.

5. Turut kelapangan membina keluarga binaan.

6. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan yang diperintahkan atasan

(22)

2. Sub Bidang potensi dan pelatihan, terdiri dari :

a. Analis data dan kerjasama kemasyarakatan, mempunyai tugas :

1. Menyimpan dokumen-dokumen surat masuk dan keluar dari

bidang LINMAS.

2. Mempelajari isi surat/ disposisi atasan sebagai bahan pedoman

pelaksanaan tugas.

3. Melaksanakan koordinasi dengan petugas-petugas LINMAS

berdasarkan perintah atasan.

4. Membantu Kasubbid (Atasan Langsung) baik dalam

menyelesaikan tugas kantor maupun lapangan.

5. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan yang diperintahkan atasan

baik secara tertulis maupun lisan.

6. Mengadakan kerja sama di bidang pertahanan ekonomi dengan

instansi terkait sesuai perintah atasan.

F. BIDANG KEWASPADAAN NASIONAL

1. Sub Bidang Analisa Potensi Konflik dan Deteksi, terdiri dari :

a. Analis data Intelijen, mempunyai tugas:

1. Menghimpun data-data yang menjadi issu strategis.

2. Memonitor Aksi Masyarakat termasuk Unjuk Rasa Mahasiswa.

3. Memonitor aksi unjuk rasa masyarakat di bidang ideology,

sosial, budaya dan keamanan.

4. Membantu Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM)

(23)

5. Menghimpun data-data/ bahan permasalahan sepanjang tahun

dan menjadi timterpadu penanganan gangguan keamanan

dalam negeri.

6. Koordinasi dengan Anggota Komunitas Intelijen Daerah

berdasarkan perintah atasan.

7. Koordinasi dengan badan intelijen daerah dalam rangka

tugas-tugas intelijen.

8. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara lisan/tulisan

mengenai situasi unjuk rasa

9. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan

pimpinan baik lisan ataupun tertulis.

2. Sub Bidang Penanganan Konflik dan Keamanan terdiri dari :

a. Analis Pertahanan dan Keamanan Daerah, mempunyai tugas:

1. Melaporkan hasil unjuk rasa ke atasan sebagai bahan laporan

ke walikota.

2. Turun kelapangan dalam hal memonitoring unjuk rasa

termasuk anggota komunitas intelijen daerah (KOMINDA).

3. Memonitor pelaksanaan pemilu

4. Menyiapkan bahan laporan pelaksanaan pemilu ke tim posko

pemilu untuk dilaporkan ke walikota.

5. Menyiapkan bahan laporan mengenai permasalahan konflik

yang ada di bidang ekonoi, sosial dan keamanan serta

(24)

6. Turut berkoordinasi dengan instansi keamanan yang ada

berdasarkan perintah atasan.

7. Memonitor dan melaporkan setiap kegiatan kepala-kepala

daerah dilapangan ke kepala bidang dan mengantisipasi agar

dapat berjalan baik dan kondusif.

8. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diperintahkan

(25)

BAB IV Hasil Penelitian 4.1Penyajian Data

Penulis pada bab ini menyajikan data yang diperoleh melalui penelitian

dilapangan melalui metode-metode pengumpulan data yang telah disebutkan pada

bab terdahulu. Demikian juga halnya permasalahan yang hendak dijawab dalam

bab ini adalah “Bagaimana Peranan Kepemimpinan dalam Kinerja Pelayanan

pada Badan Kesbangpol Linmas Pematangsiantar.”

Penulis melakukan beberapa tahapan dalam pengumpulan data untuk

menjawab permasalahan dalam penelitian ini , yaitu; pertama, penelitian diawali

dengan pengumpulan berbagai dokumen Badan Kesbangpol Linmas Kota

Pematangsiantar seperti Struktur Organisasi, Data-data Kepegawaian dan berbagai

hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin dijawab. Kedua, penulis

melakukan sejumlah wawancara dengan Kepala Badan, Kasubag, Kabid, Kasubid

dan Pegawai yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun yang menjadi

informannya adalah informan kunci yaitu Kepala Badan, Kasubag, Kabid,

Kasubid, dan Informan utama yaitu Pegawai Pegawai Badan Kesbangpol Linmas

Kota Pematangsiantar.

Penulis menyelesaikan wawancara kepada informan setelah hasil wawancara

menemukan titik jenuh.Titik jenuh ditemukan penulis setelah mewawancarai 15

orang pimpinan dan pegawai pada Badan Kesbangpol Linmas Kota

(26)

Data-data tersebut berupa pernyataan dari para informan mengenai

permasalahan penelitian skripsi ini, sedangkan data-data sekunder didapatkan dari

studi Universitas Sumatera Utara kepustakaan dan karya-karya ilmiah yang ada

serta dokumen-dokumen yang didapat dari lokasi penelitian.Pengumpulan data

dilakukan selama kurang lebih satu bulan di lokasi penelitian, tepatnya di Badan

Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar.

4.1.1 Identitas Informan (Pimpinan Badan Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar)

Data yang diperoleh ini merupakan hasil wawancara dari informan

penelitian kunci yang berjumlah 9 orang. Data tabel 4.1. menunjukkan bahwa

informan terdiri dari berbagai jabatan mulai dari Kepala Badan, Sekretaris,

Kasubbag Umum, Kabid Kewaspadaan Nasional, Kabid Pembinaan Politik Dalam

Negri, Kabid Perlindungan Masyarakat, Kasubbid Pembinaan Ormas dan LSM,

Kasubbid Ideologi dan Kasubbid Kesiagaan dan Rahdal di Kantor Kesbangpol

Linmas Kota Pematangsiantar.

Pertama kali saya datang kekantor Kesbangpol pada hari rabu tanggal 15

Februari 2017, setibanya ditempat saya melihat ruangan dibagian depan kantor

Kesbangpol tidak tampak adanya pegawai, lalu saya mencari pegawai sekitar

untuk menanyakan keberadaan pegawai kesbangpol dan saya diarahkan kebagian

belakang kantor dan disana saya menemukan para pegawai kesbangpol lalu saya

menanyakan keberadaan Ibu Ruspina Sari Siregar selaku Sekretaris untuk

menanyakan ijin penelitian saya namun pegawai setempat menyatakan bahwa ibu

(27)

terlebih dahulu dengan ibu tersebut, setelah itu baru para pegawai

memberitahukan keberadaan ibu Ruspina dan saya diarahakan untuk

keruangannya. Sesampainya diruangan ibu sekretaris saya menyampaikan maksud

dan tujuan saya datang kekantor Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar,

beliau menyabut baik maksud dan tujuan saya serta menanyakan dokumen

apa-apa saja yang saya butuhkan untuk melakukan penelitian tersebut lalu

mengarahkan pegawainya untuk menyiapkan dokumen yang saya butuhkan.

Hari berikutnya saya kembali mendatangi kantor Kesbangpol Linmas Kota

Pematangsiantar untuk mulai melakukan wawancara dan observasi dilokasi

penelitian, namun berhubung Bapak Kaban sedang tidak ada ditempat maka saya

diarahkan oleh Ibu Ruspina selaku sekretaris kepada Bapak Kabid serta beberapa

pegawai lainnya untuk diwawancarai.

Berikut disajikan identitas data informan pegawai di Kantor Kesbangpol

Linmas Kota Pematangsiantar :

Tabel 4.1 Identitas Informan (Pimpinan Badan Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar)

No Nama Pendidikan Golongan Jabatan

1. Agus Salam harahap S2 IVc Kepala Badan

2. Ruspina Sari Siregar S1 IVb Sekretaris

3. Sariaty Pasaribu SMA IIIc Kasubbag Umum

4. Yusri Edwin Damanik S2 IVa Kabid Kewaspadaan Nasional

5. Sofian Purba S1 IVa Kabid Pembinaan Politik

Dalam Negri

(28)

Masyarakat

7. Philemon Purba S1 IIId Kasubbid Hub.Legislatif Parpol

dan Fas. Umum

8. Sarmadan Saragih S1 IIId Kasubbid Kesiagaan dan Rahdal

9. Hotmariah Saragih D1 IIIc Kasubbid Ideologi

Sumber: Informan Penelitian 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan informan

berjumlah 9 orang, dimana rata-rata pemimpin memiliki tingkat pendidikan yang

tinggi dan disertai dengan golongan yang tinggi pula.

4.1.2 Identitas Informan ( Pegawai Badan Kesbangpol Linmas Kota Pematagsiantar)

Proses pengumpulan informasi selain dilakukan wawancara dengan

pimpinan juga dilakukan wawancara dengan staff pegawai badan Kesbangpol

Linmas Kota Pematangsiantar selaku Informan Utama.

Tabel 4.2 Identitas Informan (Pegawai dan Staff Badan Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar)

No Nama Pendidikan Golongan Jabatan

1. Masana Ginting S1 III/b Staff Umum

2. Refi Agustini Lestari SMA III/c Staff Kepegawaian

3. Nurleli SMA III/c Staff Keuangan

4. Nelly A Purba SMA II/c Staff Pelestarian dan

Bela negara

(29)

Konflik dan Deteksi

6. Sabarmin Sitepu S1 III/d Staff pembinaan Ormas dan LSM

Sumber: Informan Penelitian 2017

4.1.3 Identitas Informan Masyarakat

Tabel 4.3 menyajikan identitas informan dari masyarakat yang

menggunakan jasa pelayanan di Badan Kesbangpol Linmas Kota

Pematangsiantar.

Tabel 4.3 Identitas Informan (Masyarakat)

No Nama Ormas/LSM Sifat Kegiatan

1. Dede Fertika Pijar Keadilan Sosial Ekonomi

2. Rita Gultom Nurani Keadilan Hukum

3. Sabaruli Sipayung Laskar Merah Putih Sosial Ekonomi

Sumber: Informan Penelitian 2017

4.2Temuan Lapangan Mengenai Pelaksanaan Kepemimpinan di Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyaraat Kota Pematangsiantar

Kegiatan wawancara dilakukan di Kantor Kesbangpol Linmas Kota

pematangsiantar. Wawancara ini dilakukan dengan Kepala Badan, Sekretaris,

Kasubbag Umum, Kabid Kewaspadaan Nasional, Kabid Pembinaan Politik Dalam

Negri, Kabid Perlindungan Masyarakat, Kasubbid Pembinaan Ormas dan LSM,

(30)

staff/pegawai yang dianggap memahami secara mendalam terkait dengan

permasalahan dalam penelitian ini. Dalam melakukan wawancara peneliti

menggunakan tipe wawancara mendalam secara terstruktur, dimana sebelum

memulai wawancara terlebih dahulu peneliti menyusun daftar pertanyaan yang

akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan disusun disesuaikan dengan variabel dalam

penelitian ini. Namun dalam pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan akan

munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dari

para informan penelitian.

Gaya Kepemipinan

Kemajuan sebuah organisasi dapat dilihat dari kinerja pegawai, dimana

kinerja pegawai sendiri secara tidak langsung dipengaruhi oleh gaya

kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin. Gaya Kepemimpinan seorang

pemimpin dapat dilihat dari hubungan hirarki antara pimpinan dan pegawai serta

cara pemimpin melakukan pengawasan terhadap pegawainya. Pada badan

Kesbangpol Linmas Kota Pematansiantar hubungan interaksi sosial yang terjalin

antara pimpinan dan pegawai sudah cukup baik.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Agus Salam,SE selaku Plt. Kepala Badan

Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar yang menyatakan

(31)

maka saya akan mengarahkan kabid atau kasubbidnya untuk memberikan bimbingan kepada pegawainya seperti itu juga sistem pelaporan kerjanya sebelum tugas dilaporkan kesaya biasanya tugas itu diperiksa dulu oleh kasub atau kabidnya.”

Masana Ginting selaku staff Kasubbag Umum juga mengatakan

“Bahwa dalam melakukan pekerjaan biasanya tetap diadakan pengawasan, dimana pimpinan biasanya melakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap hasil kerja yang sudah disiapkan apabila ada pekerjaan yang salah maka pimpinan akan memberikan perbaikan setelah itu baru hasil pekerjaan dapat dilaporkan ke Sekretariatan atau Kaban.”

Terkait dengan hubungan sosial di kantor ini Bapak Sofian Purba, selaku

Kepala Pebinaan Politik Dalam Negeri yang menjelaskan bahwa

“Hubungan sosial yang terjalin dikantor Kesbangpol ini dapat dikatakan cukup baik dan akrab, baik itu hubungan vertikal maupun horizontal. Karena kita sebagai tim kerja harus mampu membina hubungan kepamongan antara pimpinan dengan bawahan, selain itu kita juga membina hubungan kekeluargaan dengan mengadakan Serikat Tolong Menolong (STM) maupun berbagai kegiatan informal lainnya diluar jam kerja baik itu dengan atasan, bawahan, bahkan dengan bidang lain.”

Ibu Sabarmin Sitepu selaku staff Pembinaan Ormas dan LSM juga

membenarkan pernyataan tersebut dengan menyatakan

“Hubungan interaksi sosial antara pimpinan cukup baik dan dekat. Pimpinan lebih sering memposisikan diri sebagai rekan kerja dengan bawahannya, sehingga bawahan tidak sungkan untuk memberikan pendapatnya dan meminta arahan kepada pimpinan apabila ada suatu hal yang kurang dimengerti, suasana kekeluargaan antara pimpinan dengan bawahan pun cukup kental dirasakan sehingga saya sendiri sudah cukup merasa nyaman bekerja dikantor ini.”

Memotivasi Pegawai

Kepemimpinan seseorang pemimpin dapat terlihat dari cara memberikan

motivasi terhadap pegawai. Pemberian motivasi yang dilakukan oleh pimpinan

(32)

dan transaksional, dimana kepemimpinan transformasional sendiri tercermin dari

sikap pimpinan yang kerap memberikan nasehat, wejangan serta contoh langsung

kepada pegawainya, sedangkan teori transaksional tercermin dari pemberian

insentif TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai) yang secara tidak langsung

memotivasi pegawai untuk meningkatkan kinerjanya dan apabila ada pegawai

yang tidak disiplin pimpinan juga memberikan teguran kepada pegawainya.

Kepala Badan Bapak Agus Salam, SE, beliau mengatakan:

“ Pelaksanaan motivasi yang saya berikan kepada pegawai cenderung berbentuk nasehat dan wejangan serta contoh langsung kepada pegawai, saya selalu menekankan agar para aparat melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Hal tersebut saya lakukan setiap apel pagi dilaksanakan, selain itu pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai juga cukup mendorong para aparatur untuk meningkatkan kinerjanya, tapi meskipun demikian kinerja dari para aparat sendiri belum maksimal, masih ada beberapa pegawai yang datang terlambat atau tidak ikut apel pagi. Hal tersebutlah yang menjadi pr kami agar segera diperbaiki.”

Bapak Philemon Purba, SS selaku Kasubbid Hub. Legislatif Parpol dan

Fas.Umum, juga mengatakan bahwa

“Proses motivasi yang saya berikan kepada staff cenderung tergantung pada kepribadian dari anggota itu sendiri, karena tidak semua orang bisa kita motivasi dengan cara yang sama, ada pegawai yang tidak suka didikte dalam bekerja tetapi ada pula pegawai yang membutuhkan bimbingan dalam mengerjakan tugasnya. Saya selaku pimpinan berusaha untuk memenuhi apa yang dibutuhkan pegawai saya dalam bekerja, tetapi hal yang rutin saya lakukan untuk memberikan semangat kepada anggota biasanya berupa pujian ataupun melakukan kegiatan informal diluar jam kerja, seperti makan siang bersama.”

Ibu Natalin Tambunan selaku anggota dari Kasubbid Hub.Legislatif

Parpol dan Fasilitas umum juga membenarkan hal tersebut, beliau mengatakan

(33)

langsung dengan masyarakat, sehingga kami berkewajiban untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.”

Ibu Refi Agustini Lestari, Staff anggota Sub Bagian Kepegawaian

menjelaskan bahwa

“Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) kepada pegawai secara tidak langsung memberikan dorongan yang besar kepada pegawai untuk meningkatkan kinerjanya, karena penilaian pemberian TPP yang paling utama adalah terpenuhinya target sasaran kerja selain itu penilaian perilaku kerja juga meliputi aspek orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama dan kepemimpinan, karena semakin kecil poin kinerja yang dikumpulkan pegawai maka semakin sedikit insentif TPP yang didapatkannya setiap bulan.”

Selain pemberian reward, untuk memotivasi pegawai pimpinan juga

menerapkan hukuman apabila pegawai melakukan kesalahan kerja atau tidak

dapat mencapai target pekerjaan. Hal ini didukung oleh penjelasan Ibu Ir. Iffoni

Donny Siregar yang berkedudukan sebagai Kabid Perlindungan Masyarakat yang

mengatakan bahwa

“Pemberian reward ada diberikan. Hal ini bisa berupa sertifikasi ataupun hanya pujian semata, ya walaupun tidak terlalu memuaskan tetapi harus tetap disyukuri.Kalau pemberian hukuman biasanya itu hanya berupa teguran lisan, apabila sudah agak fatal maka bisa diberikan surat peringatan 1, surat peringatan 2, surat peringatan 3, serta hukuman disiplin.”

4.3Temuan Lapangan Mengenai Kinerja Pegawai di Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyaraat Kota Pematangsiantar

Untuk mengukur kinerja pegawai di Badan Kesbangpol Linmas Kota

Pematangsiantar serta melihat sejauh mana peran kepemimpinan dalam kinerja

pelayanan pegawai, maka ada 5 hal yang dapat dijadikan alat untuk mengukur

yaitu, kehadiran, kemampuan bekerja sama, ketepatan waktu dari hasil, kuantitas

(34)

Kehadiran

Tingkat kehadiran pegawai Kesbangpol dinilai masih belum maksimal,

dimana hal ini terlihat saat peneliti melakukan observasi di kantor Kesbangpo l

Linmas tanggal 16 februari 2017 pada pukul 08.30 WIB, pegawai yang

seharusnya sudah berada diruangan kerjanya masing-masing tidak ditemukan

ditempat. Berdasarakan Standar operational prosedur pegawai Badan kesbangpol

Linmas Kota pematangsiantar masuk kerja pada Pukul 07.45 dan melakukan apel

pagi pukul 08.00 WIB, jam istrihat yang ditetapkan pukul 12.00 WIB – 12.30

WIB serta selesai bekerja pada pukul 15.45 WIB. Namun masih banyak

ditemukan pegawai yang tidak bekerja sesuai dengan jam kerja, selain

permasalahan terlambat datang bekerja dan tidak mengikuti apel pagi, peneliti

juga beberapa kali menemukan pegawai yang tidak kembali lagi kekantor setelah

jam istirahat.

Hal ini juga didukung dari pernyataan Ibu Ruspina Sari Siregar selaku

Sekretaris, yang mengatakan “Tingkat kedisiplinan di Badan kesbangpol ini kalau

menurut saya yah masih kurang baik, karena bisa kita lihat kan kalau pegawai

masih banyak yang tidak berada dikantor saat jam kerja.”

Berdasarkan hasil observasi peneliti, masih banyak terdapat para pegawai

yang bekerja tidak sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur). Hal ini

didukung dengan pernyataan Ibu Ir. Iffone Donny Siregar yang mengatakan

(35)

sendiri sebagai kabid disini agar pegawai-pegawai ini mampu bekerja secara optimal dengan memperbaiki kedisiplinannya.”

Ibu Dede Fertika selaku masyarakat yang merasakan pelayanan di Badan

Kesbangpol juga mengatakan bahwa

“Ya sewaktu saya datang kesini sih, pegawai disini sudah datang dek, Cuma mereka tadi tidak ada didepan, saya harus kebelakang dulu.Ternyata pegawainya sedang ada dibelakang.Terus belajar dari pengalaman saya, kalo mau mengurus surat disini harus datang pagi dek, kalo setelah jam istirahat biasanya ngurus suratnya jadi lama bisa jadi besok baru siap suratnya.”

Bapak Agus Salam dan bapak Sofian Purba selaku Kaban dan Kabid juga

mengatakan bahwa masih ada ditemukan pegawai yang datang terlambat

kekantor, biasanya apabila diberikan teguran lisan pegawai hanya memberikan

alasan bahwa letak rumahnya yang jauh dari kantor atau terhalang cuaca yang

jelek, namun selama kesalahan yang dilakukan masih bisa ditoleransi maka

pimpinan akan menoleransinya dan selama tupoksi dari setiap pegawai tetap

dikerjakan dengan baik. Namun sejauh ini selaku pimpinan mereka juga sering

menasehati pegawai dan memberikan arahan serta memberikan contoh yang baik

kepada pegawai untuk memotivasi pegawainya agar lebis disiplin lagi dalam

bekerja.

Kemampuan Bekerja Sama

Kemampuan bekerjasama dapat terlihat dari bagaimana hubungan

kerjasama yang terjalin antar pegawai dengan rekannya maupun dengan

pemimpinnya. Dikantor ini peneliti melihat bahwa kerja sama yang terjalin di

badan kesbangpol sudah baik. hal ini senada dengan penjelasan Bapak heryanto

(36)

“Hubungan kerjasama disini sangat baik dek, baik itu secara horizontal maupun vertical.Kalo sesama rekan kerja biasanya kami saling membantu, apa yang menjadi kendala saya biasanya akan dibantu oleh teman begitu juga dengan pimpinan apabila kami ada yang tidak jelas maka kami langsung bertanya pada pimpinan, kami pun cukup seringlah memberikan masukan kepada pimpinan.”

Anggota staff analisa Ibu Nurleli juga mengatakan bahwa

“Kami selalu bekerja sama dengan dengan rekan disini dek, karena pun tidak jarang tugas yang kami kerjakan harus dilakukan oleh dua orang atau lebih dan itu pun juga terkadang kami melakukannya dengan bekerjasama dengan bidang lain tidak hanya dengan bidang kami sendiri selain itu ya untuk mencapai hasil kerja yang maksimal kita kan juga harus merundingkannya dengan bapak pimpinan, jadi selain melakukan kerjasama dengan rekan kami juga bekerjasama dengan pimpinan.”

Untuk mempertimbangkan jawaban dari pegawai dan pimpinan maka

peneliti juga menanyakan hal tersebut kepada pimpinan Kabid Kewaspadaan

Nasional, bapak Yusri Edwin damanik SH,MH beliau menjalaskan

“Dalam melakukan kegiatan kepemimpinan tentunya kita harus membina kerjasama, baik itu dengan pihak intern maupun pihak ekstern. Kegiatan kerja sama yang biasa saya lakukan dengan bapak-bapak kabsubbid maupun staff seperti melakukan kegiatan rapat bersama merundingkan hal-hal yang harus dikerjakan dan sebagainya. Kerjasama dengan pihak ekstern juga saya bina karena sebagai bidang kewaspadaan nasional kami bekerjasama dengan melaksanakan forum berkala dengan berbagai pihak intel, seperti intel Kejari, Intel Polisi, Intel Kodim bahkan dengan BPPD dan Satpol PP.”

Hal serupa juga dikatakan oleh Ibu Hotmariah Saragih selaku Kasubbid Ideologi yang menyatakan

(37)

Ketepatan Waktu dan hasil

Ketepatan waktu dan hasil merupakan salah satu aspek penting yang perlu

diperhatikan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bapak

Sofian purba mengatakan

“Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat selama ini bidang menyiapkan segala kegiatan administrasi dengan cepat agar masyarakat tidak kecewa. Karena masyarakat yang kami layani juga masyarakat yang cukup kritis dan menuntut untuk diberikan pelayanan yang baik jadi kami selaku pemberi pelayanan berupaya untuk bekerja secara maksimal dan sejauh ini sangat jarang ditemukan adanya masyarakat yang komplain atas pelayanan yang kami berikan.”

Ibu Natalin Tambunan dan Ibu Sabarmin selaku anggota bidang Pembinaan

Politik Dalam negeri juga mengatakan bahwa

“Pengurusan administrasi yang kami lakukan bisa dibilang cukup cepat, seperti pelayanan pendaftaran Parpol, Ormas dan LSM. Kecepatan penyelesaian kegiatan tersebut biasanya tergantung dari masyarakat sendiri apabila masyarakat sudah memenuhi semua berkas dan persyaratan yang dibutuhkan maka proses pengurusannya akan segera kami lakukan, biasanya hanya membutuhkan waktu satu hari apabila bapak kepala badan ada ditempat maka pengurusannya bisa langsung siap tetapi apabila tidak ada mungkin harus menunggu sampai besok.”

Hal ini senada dengan pernyataan bapak Sibaruli Sipayung yang mengatakan

bahwa “ Kami kalo mengurus surat SKT (Surat Keterangan Terdaftar) disini ya

bisa dibilang cukup cepat lah. Karena gak harus nunggu sampai berhari-hari, kalo

saya datang pagi biasanya surat siang sudah bisa keluar, cuma ya semua harus

dilengkapi dulu lah dek data-datanya.”

Staff/Pegawai Analisa Potensi Konflik dan Deteksi, Bapak Heryanto

menjelaskan

(38)

mahasiswa, selain itu bidang kewaspadaan nasional sendiri memiliki tupoksi diantaranya adalah mengadakan rapat koordinasi dengan badan intelijen daerah seperti Intel Kejari, Intel Polisi, Intel Kodim setiap tiga bulan sekali. Nah dari setiap rapat koordinasi biasanya akan dikeluarkan bentuk lanjutan dari permasalahan isu dimasyarakat seperti contohnya masalah pedagang pulsa yang sekarang ini bejamur jualan dibadan jalan, setelah hasil forum disepakati untuk ditertibkan, maka kami akan langsung membuat surat koordinasi dengan pihak ketertiban Satpol PP dan langsung diadakan penertiban dimasyarakat. Oleh karena itu kami selalu dituntut untuk bergerak cepat dan melaksanakan tugas tepat waktu.”

Ibu Refi Agustini Lestari juga menambahkan bahwa

“Ketepatan waktu pegawai dalam melaksanakan tugas memang bisa dikatakan baik namun belum optimal, salah satu kendalanya adalah karena kurangnya fasilitas yang tersedia dikantor seperti minimnya Komputer yang tersedia. Fasilitas komputer sendiri disini hanya tersedia dibagian operasional saja, sedangnya keempat bidang lainnya disini tidak disediakan computer, maka untuk mengeluarkan surat pun kami terkadang harus bergantian dibagian operasional.

Ibu sekretaris, Ruspina Sari Siregar juga menjelaskan

“Dalam melaksanakan Tupoksinya, masing-masing bidang dapat dikatakan sudah cukup baik meskipun masih perlu dioptimalkan lagi.Kalau soal ketepatan waktu itu pengerjaan tugas biasanya pegawai-pegawai disini selalu tepat waktu, ya walaupun belum bisa dikatakan 100 % sesuai dengan waktu yang ditetapkan dan hasil dari tugas yang diberikan juga cukup baik karena kabid kabid setiap bidang biasanya mengarahkan pegawainya dahulu sebelum memberikan tugas selain itu sebelum laporan dikirim kepihak luar biasanya pimpinan juga memeriksanya terlebih dahulu.”

Kuantitas dari Hasil

Kinerja yang baik dapat dilihat dari sejauh mana pegawai dapat memenuhi

target pekerjaan yang diberikan. Ibu Ruspina selaku sekretaris menjelaskan

bahwa “Sejauh ini pegawai disini selalu mampu untuk memenuhi target

pekerjaannya, hal ini dilakukan dengan melaksanakan kewajibannya sesuai

dengan tupoksinya masing-masing. Terpenuhinya target pekerjaan juga dapat

dilihat dari terealisasinya beberapa program-program sasaran yang ditentukan

(39)

Refi Agustini Lestari sebagai pegawai/staff kepegawaian juga menambahkan

“Selama ini saya selalu berusaha memenuhi target pekerjaan saya. Hal ini saya lakukan selain karena memang untuk melaksanakan kewajiban saya, saya juga ingin mendapatkan penilaian kinerja yang baik dari atasan. Penilaian kerja sendiri dilakukan setahun sekali dimana salah satu aspek penilaiannya adalah kuantitas atau target output selain itu ada juga pemberian TPP (Tambahan penghasilan Pegawai) setiap bulannya apabila kinerja pegawai baik. Sehingga hal tersebut memotivasi saya untuk selalu memenuhi target pekerjaan yang diberikan.”

Kasubbid Hub Legislatif Parpol dan Fasilitas umum menjelaskan bahwa

“Pegawai badan kesbangpol dapat dikatakan mampu untuk memenuhi target pekerjaan, seperti dibidang pendaftaran parpol dan ormas. Bisa dikatakan pematangsiantar adalah salah satu kota dimana pertumbuhan ormas dan LSMnya cukup tinggi. Dalam periode setahun ini sudah ada 50 Ormas dan LSM yang mendaftar di sini.Dan kami selalu memprosesnya dengan baik selain itu kami setiap tahun juga menghimbau ormas dan LSM untuk melakukan daftar ulang agar kami dapat mendata keaktifannya kami juga melakukan peninjauan langsung kelokasi untuk memonitor keabsahan sekretariatannya, secara keseluruhan tugas tersebut telah kami penuhi.”

Kualitas dari Hasil

Kualitas dari hasil dapat dilihat dari persepsi pegawai terhadap kualitas

pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan

kemampuan pegawai.

Pegawai Kasubbag Umum, Ibu Masana Ginting menyatakan bahwa

“Menurut saya kualitas yang saya hasilkan sudah cukup baik sesuai dengan kemampuan saya, saya juga sudah menjalankan semua tugas-tugas saya sesuai dengan tupoksi. Namun saya merasa optimis saya bisa meningkatkan kualitas saya apabila fasilitas kantor diperbaiki dan dilengkapi karena saya sering terhambat dalam melakukan pekerjaan karena minimnya komputer yang tersedia.”

Bapak Heryanto selaku anggota Analisa Potensi Konflik dan Deteksi, juga

menyatakan bahwa, “Menurut saya hasil pekerjaan yang saya lakukan yah cukup

(40)

lah tupoksi saya bagaimana sehingga saya mampu untuk menyelesaikan semua

tugas-tugas yang diberikan atasan.”

Kepala Badan Kesbangpol Bapak Agus Salam, SE juga menjelaskan bahwa

“Kualitas pekerjaan yang dihasilkan pegawai disini sudah cukup baik. Pegawai mampu untuk memenuhi tupoksinya dengan baik dan cukup memuaskan, hal ini karena ya pegawai disini rata-rata sudah berpengalaman kerja dibidangnya masing-masing, dan sebelum melakukan pembagian tugas pun biasanya pimpinan bidang selalu melakukan rapat dimana dirapat itu pimpinan menjelaskan tugas-tugas apa saja yang harus dilakukan dan memberikan bimbingan serta arahan kepada pegawai untuk melakukan tugasnya, hasil yang diselesaikan pekerjaan pun biasanya sebelum diserahkan ke saya atau kabid biasanya di cek dulu oleh kasubid sehingga kualitas hasil kerja pegawai dapat maksimal”.

Selaku masyarakat yang merasakan kualitas pelayanan, ibu Rita Gultom juga

menyatakan, “ Pelayanan disini sudah cukup baik lah saya rasa kualitasnya, kami

cukup melengkapi berkas dan langsung dikerjakan sama pegawainya. Jadi tidak

berbelit-belit lah mengurusnya, hasil suratnya juga rapi, juga tidak dipungut

(41)

BAB V

ANALISA DATA

Bab ini peneliti menyajikan analisis terhadap semua data yang diperoleh

dari hasil penelitian seperti yang disajikan dalam bab sebelumnya. Adapun analisa

yang dilakukan adalah teknik analisa kualitatif dengan metode deskriptif dengan

tetap mengacu pada hasil interpretasi data dan informasi sesuai dengan fokus

kegiatan penelitian.

Berdasarkan seluruh data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik

melalui studi pustaka, wawancara mendalam (depth interview)dengan informan, studi dokumentasi maupun catatan-catatan penulis sewaktu melakukan penelitian

selama dilapangan, maka dapat diberikan suatu analisa tentang “Peranan

Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja Pelayanan pada Badan Kesatuan

bangsa Politik dan Linmas Kota Pematangsiantar.

5.1Analisis Kepemimpinan pada Badan Kesbangpol Linmas Pematangsiantar

Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan inti dari organisasi dan

manajemen.Kepemimpinan mempunyai peran menentukan keberhasilan dan

kegagalan organisasi dalam mencapai tujun yang sudah ditetapkan.Kepemimpinan

harus diperhatikan dalam menjalankan serta memajukan suatu organisasi. Sebuah

(42)

mampu mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki, salah satunya SDM yang

dalam hal ini adalah pegawai yang bekerja di Badan Kesbangpol Linmas Kota

Pematangsiantar. Tanggung jawab yang diemban seorang pemimpin tidak hanya

terbatas pada bagaimana melaksanakan pekerjaan rutin, tetapi sekaligus juga

berpikir bagaimana menjadikan organisasi yang dipimpinnya mampu untuk

memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada masyarakat.

“Menurut Wolkins salah satu prinsip dari kualitas pelayanan adalah Kepemimpinan, dimana Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan komitmen dari manajemen puncak.Manajemen puncak harus memimpin dan mengarahkan organisasinya dalam upaya peningkatan kinerja kualitas.Tanpa adanya kepemimpinan dari manajemen puncak, usaha peningkatan kualitas hanya akan berdampak kecil.”

Pemimpin yang mampu menerapkan kepemimpinan efektif dalam

mengelola pegawai dengan membangun prinsip kepentingan bersama dan

kebersamaan dianggap mampu mencapai keberhasilan dalam

organisasinya.Dalam hal ini pimpinan harus mampu mempengaruhi bawahannya

agar dapat melakukan tugasnya secara efektif dengan hasil yang baik tanpa

adanya unsur tekanan dan paksaan. Kepemimpinan yang dalam hal ini yaitu

kepemimpinan Kepala Badan , Sekretaris, Kepala Bidang dan Kepala Sub Bagian

di Kantor Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti terhadap informan

tentang suasana kerja di kantor Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar para

informan menjawab bahwa suasana kerja sudah sangat kondusif dan nyaman,

budaya kerja yang tercipta dalam lingkungan kerja juga bersifat kekeluargaan.

Dengan suasana kerja yang seperti ini maka pegawai akan bekerja dengan

(43)

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tetap bertanggung jawab dan dilakukan

secara sungguh-sungguh sehingga hasil pekerjaan akan maksimal.

Hubungan hierarki antara pimpinan dengan bawahan juga terjalin baik,

dimana pimpinan berupaya untuk meminimalisir kesenggangan antara pimpinan

dengan bawahan dengan tetap saling menghormati satu dengan yang lainnya.

Pimpinan juga lebih sering memposisikan diri sebagai rekan kerja dengan

pegawainya, sehingga pegawai tidak sungkan untuk memberikan pendapatnya dan

meminta arahan kepada pimpinan apabila ada suatu hal yang kurang dimengerti,

pemimpin pun dengan terbuka selalu berupaya untuk membimbing dan

mengarahkan serta membina keakraban dengan pegawainya baik dilingkungan

kerja maupun diluar lingkungan kerja. Hal ini sejalan dengan apa yang

dikemukakan Kartini Kartono (1994:81) bahwa

“Fungsi dari kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing membangun, memberi, atau membangun motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang baik, memberikan pengawasan yang efisien dan membawa pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.”

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan hirarki

antara pimpinan dengan pegawai di Kantor Kesbangpol Linmas Pematangsiantar

sudah terjalin dengan baik, pimpinan menerapkan gaya kepemimpinan demokratis

partisipatif , persuasif dan edukatif dengan memberikan ruang kepada pegawai

untuk memberi saran dan pendapat serta tetap memberikan arahan dan bimbingan

dalam menyelesaikan pekerjaan. Menurut Tohardi (2002, dalam Sutrisno 2012),

(44)

di organisasi dan Gaya Edukatif, yaitu pemimpin yang suka melakukan pengembangan bawahan dengan cara memberikan pendidikan dan keterampilan kepada bawahan, sehingga bawahan menjadi memiliki wawasan dan pengalaman yang lebih baik dari hari ke hari.”

Berdasarkan data temuan peneliti yang menunjukan bahwa, penerapan

gaya kepemimpinan yang efektif mampu mempengaruhi kinerja pegawai dalam

organisasi.

Memotivasi Pegawai

Pemberian motivasi yang diberikan pimpinan kepada anggota

menggunakan gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional, dimana

kepemimpinan transformasional menurut Bass (1985) dalam Yukl (1994),

mencakup 3 komponen yaitu:

a. Karisma, sebuah proses dimana pemimpin mempengaruhi para pengikut dengan menimbulkan emosi-emosi yang kuat serta mampu memotivasi pengikutnya.

b. Stimulasi intelektual, proses dimana pemimpin meningkatkan kesadaran para pengikut terhadap masalah dan mempengaruhi pengikut untuk memandang masalah dari sebuah perspektif baru.

c. Perhatian yang diindividualisasikan, termasuk memberi dukungan, membesarkan hati, dan memberi pengalaman-pengalaman tentang pengembangan kepada para pengikut

Kepemimpinan Transformasional di Badan Kesbangpol Linmas tercermin

dari karisma dan stimulasi intelektual dengan sikap pimpinan yang mempengaruhi

para pengikut dengan memberikan nasehat, wejangan serta memberikan contoh

langsung yang baik kepada pegawainya dengan selalu berada dikantor sesuai

dengan SOP, mampu menjalin kerjasama yang baik antara pihak intern dan

ekstern. Perhatian yang diindividualisasikan juga tercermin dari sikap pimpinan

(45)

pujian, sehingga pegawai merasa memiliki sosok pemimpin mengayomi,

bijaksana dengan tetap memegang komiten dan integritas yang tinggi untuk

mencapai tujuan-tujuan bersama.

Karakteristik kepemimpinan transaksional sendiri antara lain :

1. Pengadaan imbalan (reward), dimana pemimpin menggunakan serangkaian imbalan untuk memotivasi para anggota, imbalannya berupa kebutuhan tingkat fisiologis.

2. Eksepsi atau pengecualian, dimana pemimpin akan memberi pembatalan imbalan atau saksi apabila anggota gagal mencapai sasaran prestasi yang ditetapkan.

Kepemimpinan transaksional pada pemimpin Kesbangpol Linmas tercermin

dari pemberian insentif TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai) yang secara tidak

langsung memotivasi pegawai untuk meningkatkan kinerjanya dan apabila ada

pegawai yang tidak disiplin pimpinan juga memberikan teguran kepada

pegawainya. Pemberian teguran kepada pegawai dilakukan melalui beberapa

tahap dimulai dari teguran lisan, surat peringatan 1, surat peringatan 2, surat

peringatan 3 hingga diberikan hukuman disiplin dengan melaporkannya kepada

pihak Bawasda (Badan Pengawas Daerah) agar mendapatkan pembinaan, tetapi

sejauh ini sangat jarang ditemukan permasalahan yang mengharuskan pimpinan u

ntuk memberikan hukuman disiplin, biasanya apabila pegawai salah pimpinan

(46)

5.2Analisis Kinerja Pegawai pada Badan Kesbangpol Linmas Pematangsiantar

Penilaian kinerja menurut Robert dan John dalam A.A Anwar Prabu

Mangkunegara (2006:378), antara lain : Kehadiran, Kemampuan bekerja sama,

Ketepatan waktu dari hasil, Kuantitas dari hasil, dan Kualitas dari hasil.

Kehadiran

Kedisiplinan pegawai dapat dinilai dari tingkat kehadiran pegawai dalam

bekerja.Menurut Robert dan John, “Kehadiran yaitu dilihat dari absensi dan

ketepatan waktu para pegawai Kesbangpol dalam memasuki jam kerja.”

Permasalahan kedisiplinan pegawai kantor ini sendiri tercermin dari masih

ditemukannya beberapa pegawai yang bekerja dengan kurang memperhatikan

Standar Operasional Prosedur yang berlaku, seperti terlambat datang kekantor,

tidak ikut melakukan apel pagi serta meninggalkan kantor tidak pada saat jam

kantor selesai. Berdasarkan SOP yang berlaku, pegawai Badan kesbangpol

Linmas Kota Pematangsiantar masuk kekantor pada pukul 07.45 WIB dan

melaksanakan apel pagi pada pukul 08.00 WIB, istirahat pada pukul 12.00

WIB-12.30 WIB dan selesai bekerja pada pukul 15.45 WIB.

Berdasarkan data yang diberikan pimpinan masih ditemukan pula pegawai

yang datang kekantor hanya untuk absen dan berada ditempat hanya beberapa jam

saja. Hukuman yang diterima pegawai pun hanya berupa teguran lisan dari

pimpinan, sehingga kurang menyebabkan efek jera bagi pegawai. Hal inilah yang

(47)

Berry terdapat lima penentu dalam menilai kualitas pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat yaitu :

Keandalan, yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan secara terpercaya dan akurat; Daya tanggap, yaitu kesediaan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat; Kepastian, yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan; Empati, yaitu kesediaan untuk peduli, memberikan perhatian pribadi kepada pelanggan, dan Berwujud , yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, petugas dan materi komunikasi.”

Rendahnya tingkat disiplin pegawai dikantor ini mempengaruhi keandalan dan

daya tanggap pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pegawai

seharusnya menjalankan jam kerja sesuai dengan standar operasional yang telah

ditetapkan agar mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara cepat

dan terpercaya sehingga tidak mengecewakan masyarakat.

Kemampuan bekerja sama

Penilaian kinerja pegawai selain didasarkan dari tingkat kehadiran pegawai

yang tercermin dari kedisiplinannya juga dapat dilihat dari kemampuan kerjasama

pegawai.Berdasarkan informasi yang dikumpulkan peneliti, tingkat kerjasama

yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dikantor ini cukup

tinggi, hal ini didukung oleh lingkungan kerja yang bersifat kekeluargaan

sehingga pegawai tidak canggung untuk membina kerjasama baik secara

horizontal maupun vertikal dengan pimpinannya. Pimpinan bersikap terbuka

selain dengan memberikan bimbingan dan arahan kepada pegawainya, pimpinan

juga menerima kritik , saran dan masukan dari pegawainya sehingga mampu

(48)

Kemampuan kerjasama yang dilakukan antar pegawai sudah cukup baik,

seperti dalam mengerjakan tugas pegawai apabila ada pegawai yang memiliki

kendala untuk mengerjakannya maka rekan kerja sebidang akan membantu

mengerjakan tugasnya apabila sesama pegawai juga kurang paham dalam

penyelesaian tugasnya maka pegawai atau staff tidak sungkan untuk bertanya

dengan pimpinan, dan pimpinan pun akan memberikan arahan atau bimbingan

langsung kepada pegawainya. Selain membina kerjasama dengan pihak intern,

juga dilakukan kerjasama dengan pihak ekstern baik pimpinan maupun pegawai

melakukan kegiatan kerjasama dengan pihak luar baik untuk mendapatkan

informasi atau isu-isu aktual serta mencari solusinya untuk kepentingan

masyarakat dengan mengadakan forum-forum dengan pihak terkait maupun

dengan melakukan pembinaan masyarakat dengan diadakannya monitoring dan

sosialisasi, seperti sosialisasi pendidikan politik, dan monitoring pilkada dan

sebagainya

Ketepatan waktu dari hasil

Ketepatan waktu dari hasil yang dikerjakan pegawai dikantor ini juga

dinilai cukup baik, karena berdasarkan penjelasan yang diberikan pimpinan,

pegawai cenderung mampu untuk menyelesaikan tugas pokok dan fungsinya

sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.Namun terkadang masih ditemui pula

beberapa tugas yang tidak terselesaikan sesuai dengan waktu yang ditetapkan, hal

ini salah satunya dipengaruhi oleh minimnya fasilitas yang tersedia dikantor

Kesbangpol Linmas ini, seperti tidak tersedianya fasilitas komputer bagi setiap

(49)

dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti dimana peneliti menilai bahwa

fasilitas, sarana dan prasarana dikantor kesbangpol perlu diperhatikan kembali.

Berdasarkan penjelasan dari pimpinan kepala badan Kesbangpol Linmas

Kota Pematangsiantar, pengadaan fasilitas serta perbaikan sarana dan prasarana

sendiri sudah menjadi salah satu PR (Pekerjaan Rumah) penting untuk diperbaiki,

karena diharapkan dengan terpenuhinya fasilitas , sarana serta prasarana kantor

pegawai dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih efisien sehingga

sehingga secara tidak langsung dapat memberikan pelayanan yang lebih baik pula

kepada masyarakat.

Menurut Kemenpan Nomor 81 tahun 1993, salah satu dari prinsip-prinsip

pelayanan publik adalah ketepatan waktu, kelengkapan sarana dan prasarana dan

kemudahan akses. Dimana dengan adanya fasilitas serta peralatan pendukung

kerja yang memadai dan ditunjang dengan kemudahan akses berupa pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi maka pegawai akan mampu untuk

meningkatkan kinerjanya sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat

pun lebih efisien .Namun dengan direalisasikannya perbaikan fasilitas penunjang

kerja seperti komputer dan berbagai teknologi lainnya juga harus diiringi dengan

kemampuan pegawai untuk mengoperasikannya. Hal ini menjadi tantangan baru

bagi pemimpin, karena hampir 50% pegawai tidak mampu untuk mengoperasikan

komputer dan terbiasa bekerja secara manual sehingga juga dibutuhkan pelatihan

(50)

Kuantitas dari hasil

Kuantitas dari hasil yang dicapai pegawai dapat dilihat dari kemampuan

pegawai dalam memenuhi target pekerjaan yang diberikan. Pegawai Kesbangpol

Linmas sendiri secara keseluruhan dinilai mampu untuk memenuhi target yang

diberikan pimpinan hal ini juga dimotivasi dengan adanya penilaian kinerja

tahunan yang dilakukan serta pemberian TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai)

tiap bulan kepada para pegawai sehingga untuk mengumpulkan poin TPP para

pegawai harus memenuhi target kerja yang telah diberikan.

Perhitungan TPP didasarkan atas beberapa aspek penilaian pengukuran

kinerja, diantaranya adalah aspek perilaku kerja, yang merupakan perilaku ASN

(Aparatur Sipil Negara) yang diukur dari kehadiran dan kedisiplinan dalam

melaksanakan tugas dan fungsi sesuai jabatannya serta aspek prestasi kerja, yang

merupakan capaian kinerja pegawai yang diukur dari kuantitas dan kualitas

pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai dengan jabatannya.

Kualitas dari hasil

Kualitas dari hasil yang diselesaikan pegawai Kesbangpol Linmas juga dinilai

sudah cukup baik dan memenuhi uraian tupoksi serta sudah sesuai dengan

kemampuan dan keterampilan hal ini didukung juga karena rata-rata pegawai

kesbangpol sudah memiliki pengalaman kerja yang cukup dibidangnya. Selain itu

pemberian TPP sendiri juga cukup memotivasi pegawai untuk memberikan

kualitas kerja yang baik serta pemberian dukungan dan dorongan dari pimpinan

dengan melakukan rapat kerja dahulu sebelum melakukan pembagian kerja dan

(51)

Pimpinan juga selalu melakukan pengawasan kepada pegawainya serta selalu

memeriksa hasil pekerjaan pegawai sebelum diserahkan kepada pimpinan yang

lebih tinggi sehingga kualitas hasil kerja pegawai lebih maksimal.

5.3Analisis Peranan Kepemimpinan dalam Kinerja Pelayanan pada Badan Kesbangpol Linmas Pematangsiantar

Kepemimpinan memiliki peranan penting dalam kinerja pelayanan sebuah

organisasi. Kepemimpinan yang diterapkan pemimpin dapat tercermin dari gaya

kepemimpinan dan cara memotivasi yang diterapkannya. Kepemimpinan yang

efektif sendiri tidak dapat terwujud apabila pimpinan hanya menggunakan satu

jenis gaya kepemimpinan saja. Pemimpin harus mampu memadukan antar

beberapa gaya kepemimpinan agar tercipta kepemimpinan yang efektif untuk

memajukan dan mengembangkan organisasinya.

”Menurut Friedler, tidak ada seseorang yang dapat menjadi pemimpin yang berhasil dengan hanya menerapkan satu macam gaya kepemimpinan untuk segala situasi. Untuk itu pemimpin yang berhasil harus mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang beda sesuai dengan situasi yang berbeda-beda pula.”

Kepemimpinan di badan kesbangpol sendiri mewujudkan kepemimpinan

yang efektif dengan memadukan berbagai gaya kepemimpinan seperti gaya

kepemimpinan persuasif, partisipatif, dan edukatif. Hasil dari penerapan gaya

kepemimpinan tersebut menunjukkan dampak bahwa pegawai lebih berani

mengaktualisasikan dirinya dalam lingkungan kerja. Hubungan yang terjalin antar

pegawai dengan rekan sejawat maupun pimpinan dapat dinilai baik dan cukup

akrab, sehingga pegawai nyaman berada dilingkungan kerja dan mampu untuk

Gambar

Tabel 3.1 Profil SDM Aparatur Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat
Table 3.2 Jumlah SDM Perbidang  Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat
Tabel 4.1 Identitas Informan  (Pimpinan Badan Kesbangpol Linmas Kota                 Pematangsiantar)
Tabel 4.2  Identitas Informan (Pegawai dan Staff Badan Kesbangpol                  Linmas Kota Pematangsiantar)

Referensi

Dokumen terkait

kan saya seneng dik bisa ngeusahain ngasih ASI Eksklusif soalnya kan saya mau ngasih yang.. terbaik buat anak

Kebutuhan akan implementasi jaringan yang dapat berbeda-beda di setiap lokasi membuat perbedaan pada jenis dan jumlah alat yang dibutuhkan. Perbedaan jenis dan jumlah alat ini

Untuk pekerjaan yang lebih banyak mebutuhkan gerak fisik maka lebih cocok untuk tenaga laki-laki yang mengerjakannya, sehingga sangat diperlukan ketepatan dalam

Sedangkan Al-Bahar (1990) mendefinisikan manajemen risiko sebagai suatu proses formal yang secara sistimatis mengidentifikasi,menganalisis dan menangani risiko sepanjang umur proyek

Materi yang disajikan sesuai dengan RPP yang ada. Guru menyampaikan materi dengan sangat komunikatif dan di sisipi dengan lelucon sehingga membuat siswa tidak terlalu kaku

a) Inflasi dapat mendorong terjadinya redistribusi pendapatan diantara anggota masyarakat. Hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan ekonomi dari anggota.. masyarakat, sebab

Dan terima kasih penulis ucapkan kepada Almamater Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau serta pihak

untuk melikuidasi persekutuan, seperti penagihan piutang, konversi aset non kas menjadi kas, pembayaran kewajiban  persekutuan, dan distribusi laba bersih yang