BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat
Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota
Pematangsiantar berlokasi di jalan H.Adam Malik No.2 Kota Pematangsiantar.
Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakatterbentuk sejalan
dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar Nomor 7 tahun
2010, yang didasarkan atas Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah.
Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat mempuyai
tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat
spesifik dibidang Administrasi Umum, Pembinaan Ideologi dan Kewaspadaan
bangsa, Kewaspadaan Nasional, Pembinaan Politik dalam Negeri dan
Perlindungan Masyarakat serta Tugas Pembantuan.
Penyelenggaraan urusan wajib Badan Kesatuan Bangsa Politik dan
Perlindungan Masyarakat diarahkan untuk menjaga stabilitas keamanan,
ketertiban daerah, memberikan suasana aman bagi seluruh warga,
mengembangkan strategis pengamanan daerah, pengembangan wawasan
kebangsaan dan Ipoleksosbud (Iptek, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya) serta
3.2Visi dan Misi Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat
Adapun yang menjadi visi dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat kota Pematangsiantar adalah “Terwujudnya Stabilitas
Daerah yang Semakin Mantap dan Dinamis”. Makna dari visi tersebut antara lain:
a. Stabilitas Daerah adalah kondisi kestabilam Kota Pematangsiantar dan
Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat, termasuk
berbagai bidang yang melingkupinya.
b. Mantap dan Dinamis adalah suatu kondisi dimana penyelenggaraan
Pemerintahan berjalan dengan baik dan berkesinambungan dengan
adanya dukungan masyarakat dalam Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat.
Untuk mewujudkan visi tersebut maka Badan Kesatuan Bangsa, Politik
Dan Perlindungan Masyarakat kota Pematangsiantar menetapkan misi antara lain :
1. Mendorong suatu kondisi yang ideal terhadap Persatuan dan Kesatuan
bangsa yang kokoh dan adil di Kota Pematangsiantar.
2. Mendorong kondisi sosial kemasyarakatan yang tertib, aman dan dinamis.
3. Melaksanakan kewaspadaan terhadap bahaya yang mengancam integritas
Pancasila sebagai Ideologi Negara.
4. Mendorong Persatuan dan Kesatuan dikalangan Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang merupakan Aparat penyelenggara Negara yang setia, taat
kepada Pancasila dan UUD 1945, Negara dan Pemerintah (PUNP).
6. Meningkatkan potensi rakyat terhadap berbagai gangguan, keamanan,
ketertiban, terror, maupun hal lain yang dapat menjadi ancaman dalam
persatuan dan kesatuan serta pembinaan kepada rakyat dalam rangka
peningkatan Kesadaran Bela Negara.
Strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Kesbang Pol Dan
Linmas adalah.
1. Memelihara Ketentraman dan Ketertiban masyarakat.
2. Melaksanakan kehidupan Demokrasi.
3. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan
semua perangkat daerah.
4. Meningkatkan kewaspadaan bencana.
3.3Profil Sumber Daya Manusia
Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat kota Pematangsiantar Per 31 Desember 2014 untuk
mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa, Politik
dan Perlindungan Masyarakat adalah sebanyak 30 orang, dengan komposisi SDM
Tabel 3.1 Profil SDM Aparatur Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat
No Uraian Jumlah (orang)
1. Jumlah Pegawai 30
2. Kualifikasi menurut Pendidikan :
1.1 SMP 3
1.2 SLTA sederajat 12
1.3 D-I 1
1.4 D-III -
1.5 S1 12
1.6 S2 2
3. Kualifikasi menurut Golongan:
1.1. Golongan II 10
1.2. Golongan III 14
1.3. Golongan IV 6
Sumber : Daftar Urut Kepangkatan (DUK) kantor Kesbang Politik dan Linmas Kota Pematangsiantar.
Sedangkan Jumlah Tenaga Honorer di Badan Kesatuan Bangsa Politik dan
Perlindungan Masyarakat Kota Pematangsiantar sebanyak 9 (sembilan) orang.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010, Penjabaran
Peraturan Walikota Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembentukan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan Masyarakat kota Pematangsiantar terdiri dari:
1) Kepala Badan eselon IVc
2) Sekretaris eselon IVb
3) 2 orang Kepala Sub Bagian eselon IIId
5) 4 orang Kepala Bidang eselon IVa
6) 8 orang Kepala Sub Bidang eselon IIIc
Table 3.2 Jumlah SDM Perbidang
Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat
No. Uraian Jumlah (orang)
1. Kepala Badan 1
2. Sekretariat 1
a. Kasubbag Umum 1
Staff/pegawai 8
b. Kasubbag Kepegawaian 1
Staff/Pegawai 1
c. Kasubbag Keuangan 1
Staff/Pegawai 2
3. Kabid Pembinaan Ideologi dan Wasbang 1
a. Kasubbid Ideologi 1
Staff/Pegawai 2
b. Kasubbid Pelestarian Negara dan Bela Negara 1
Staff/Pegawai 3
4. Kabid Kewaspadaan Nasional 1
a. Kasubbid Analisa Potensi dan Konflik Deteksi 1
Staff/Pegawai 2
b. Kasubbid Penanganan Konflik dan Keamanan 1
5. Kabid Pembinaan Politik Dalam Negeri 1
a. Kasubbid Pembinaan Ormas dan LSM 1
Staff/Pegawai 1
b. Kasubbid Hub. Legislatif Parpol dan Fas.Umum 1
Staff/Pegawai 1
6. Kabid Perlindungan Masyarakat 1
a. Kasubbid Potensi dan Pelatihan 1
b. Kasubbid Kesiagaan dan Rahdal 1
Jumlah 39
Sumber : Daftar Urut Kepangkatan (DUK) kantor Kesbang Politik dan Linmas Kota Pematangsiantar.
3.4 Program dan Kegiatan Badan Kesatuan Bangsa Politik dan perlindungan Masyarakat Kota Pematangsiantar
Untuk mewujudkan kebijakan dibidang pembinaan ideologi dan wawasan
kebangsaan, kewaspadaan nasional, pembinaan politik dalam negeri, dan
perlindungan masyarakat, maka secara operasional dijabarkan kedalam
program-program berdasarkan prioritas kota dan SKPD tahun 2015 sebagai berikut:
A. Program berdasarkan prioritas kota
1. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan.
2. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen / Arsip Daerah
3. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan.
5. Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan
Keamanan Masyarakat
6. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana
Alam.
7. Program Pendidikan Politik Masyarakat
B. Program berdasarkan prioritas SKPD
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja Dan Keuangan
3.5 Pelayanan Badan Kesatuan Bangsa Politik dan perlindungan Masyarakat Kota Pematangsiantar
Pelayanan administrasi yang tersedia pada Badan Kesbangpol Linmas Kota
Pematangsiantar adalah Pendaftaran Organisasi Masyarakat (Ormas) dan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Tahapan – tahapan pendaftaran orkemas antara lain :
a. Pengajuan permohonan
b. Penelitian dokumen persyaratan
c. Penelitian lapangan
Dokumen kelengkapan pendaftaran orkemas :
1. Surat permohonan pendaftaran;
2. Akte pendirian atau status orkemas yang disahkan notaris;
3. Anggaran dasar dan angaran rumah tangga yang disahkan notaries;
4. Tujuan dan program kerja organisasi;
5. Surat keputusan tentang susunan pengurus orkemas secara lengkap yang
sah sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;
6. Biodata pengurus organisasi, yaitu ketua, sekretaris dan bendahara atau
sebutan lainnya;
7. Pas foto pengurus organisasi berwarna, ukuran 4 x 6, terbaru dalam 3
(tiga) bulan terakhir;
8. Foto copy Kartu Tanda Penduduk pengurus organisasi;
9. Surat keterangan domisili organisasi dari Kepala Desa/Lurah/Camat/ atau
sebutan lainnya;
10.Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama organisasi;
11.Foto kantor atau sekretariat orkemas, tampak depan yang memuat papan
nama;
12.Keabsahan kantor atau sekretariat orkemas dilampiri bukti kepemilikan,
atau surat perjanjian kontrak atau ijin pakai dari pemilik/pengelola;
13.Surat pernyataan kesediaan menertibkan kegiatan, pengurus dan/atau
anggota organisasi;
14. Surat pernyataan tidak berafiliasi secara kelembagaan dengan partai
politik yang ditandatangani oleh ketua dan/atau sekretaris atau sebutan
15.Surat pernyataan tidak terjadi konflik kepengurusan, yang ditandatangani
oleh ketua dan sekretaris atau sebutan lainnya;
16.Surat pernyataan bahwa nama, lambang, bendera, tanda gambar, simbol,
atribut, cap stempel yang digunakan belum menjadi hak paten dan/atau
hak cipta pihak lain, yang ditandatangani ketua dan sekretaris atau sebutan
lainnya;
17.Surat pernyataan bahwa sanggup menyampaikan laporan perkembangan
dan kegiatan orkemas setiap akhir tahun yang ditandatangani ketua dan
sekretaris atau sebutan lainnya;
18.Surat pernyataan bertanggungjawab terhadap keabsahaan keseluruhan isi,
data dan informasi dokumen/berkas yang diserahkan dan bersedia dituntut
secara hukum, yang ditandatangani oleh ketua dan sekretaris atau sebutan
lainnya;
19.Rekomendasi dari kementerian agama untuk orkemas yang memiliki
kekhususan bidang keagamaan;
20.Rekomendasi dari kementerian dan SKPD yang membidangi urusan
kebudayaan utuk orkemas yang memiliki kekhususan bidang kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa
21.Rekomendasi dari kementrian/lembaga dan/atau SKPD yang membidangi
urusan tenaga kerja untuk orkemas serikat buruh dan serikat pekerja; dan ;
22.Surat pernyataan kesediaan atau persetujuan, untuk orkemas yang dalam
kepengurusannya mencantumkan nama pejabat negara, pejabat
3.6 Struktur Organisasi BadanKesatuan Bangsa Politik dan perlindungan Masyarakat Kota Pematangsiantar
Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi.
Dengan adanya organisasi sebagai wadah kerjasama berbagai orang atau pegawai
untuk mencapai tujuan tertentu, maka setiap pegawai yang bekerja dalam
organisasi tersebut secara jelas akan mengetahui kedudukan dan kewenangannya,
tugas fungsi, serta tanggung jawabnya, sistem komunikasi dan bagaimana sistem
kontrol dijalankan.
Dengan demikian akan dapat diketahui oleh pegawai apa yang harus
dilaksanakan, dan kepada siapa dia harus bertanggung jawab atas pelaksanaan
pekerjaan tersebut. Sehingga dari bagan struktur organisasi tersebut akan
diperoleh gamabaran dan aktifitas secara keseluruhan dan dari struktur organisasi
dapat menunjukkan dengan jelas arus dari wewenang dan tanggung jawab
masing-masing anggota organisasi sesuai dengan fungsinya tiap jabatan dan
Gambar.1 STRUKTUR ORGANISASI BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK
3.7Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota Pematangsiantar
Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota
Pematangsiantar mempunya tugas membantu Walikota dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah di Bidang Pembinaan Kesatuan bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat.
Fungsi badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota
Pematangsiantar, meliput i:
1. Menyusun rencana pelaksanaan tugas-tugas, pengaturan dan pemberian
bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan di bidang kesatuan bangsa,
politik, dan perlindungan masyarakat terhadap berbagai ancaman bencana.
2. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang kesatuan
bangsa, politik dan perlindungan masyarakat.
3. Melaksanakan hubungan kerja sama antar lembaga dalam rangka membina
dan memelihara stabilitas politik di daerah.
4. Merumuskan kebijakan dalam pelaksanaan penyelamatan korban bencana.
5. Mengelola administrasi umum, yang meliputi pekerjaan ketatalaksanaan.
keuangan, kepegawaian dan perlengkapan/ peralatan.
6. Menyusun rencana kegiatan dan fasilitas terhadap dukungan kelancaran
penyelenggaraan Pemilu (Legislatif, Pilpres dan KDH).
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan walikota sesuai dengan tugas dan
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2010, Penjabaran
Peraturan Walikota Nomor 3 Tahun 2010 tentang pembentukkan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Pematangsiantar dan
Peraturan walikota Pematangsiantar Nomor 29 tahun 2011 Tentang Uraian Tugas
dan Fungsi lembaga Teknis Daerah Kota Pematangsiantar, maka Tugas Pokok dan
Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi adalah :
A. KEPALA BADAN B. SEKRETARIAT
1. Sub. Bagian Umum, terdiri dari:
a. Pengadministrasi barang mempunyai tugas:
1. Membeli alat tulis kantor
2. Menerima dan memeriksa bahan data objek kerja sesuai
prosedur sebagai bahan kajian dalam rangka penyimpanan
objek kerja.
3. Mengumpulkan dan mengklasifikasikan bahan dan data objek
kerja sesuai spesifikasi dan prosedur untuk tertib administrasi
dalam penyimpanan.
4. Membuat catalog dan mencatat dalam buku pengendalian objek
kerja sesuai prosedur untuk memudahkan pengendalian objek
kerja.
5. Menyusun dan menyimpan objek kerja sesuai dengan prosedur
untuk tercapainya sasaran yang diharapkan.
6. Melaporkan penyimpanan objek kerja sesuai prosedur sebagai
7. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh
atasan baik secara tertulis maupun lisan.
b. Operator Komputer, mempunyai tugas:
1. Mengoprasikan computer untuk tugas-tugas kantor sesuai
dengan uraian tugas masing-masing Bidang/Sekretariat seperti
menghimpun data, menyusunan data dan membuat laporan.
2. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan.
3. Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan atasan
secara seksama agar terhindar dari kesalahan dan kekeliruan
dalam pelaksanaannya.
4. Mengoreksi hasil olahan data sesuai konsep yang diberikan
atasan untuk menemukan kesalahan guna perbaikan.
5. Memelihara perangkat komputer dan memperbaiki kerusakan
ringan sesuai prosedur agar komputer selalu dalam keadaan
siap pakai
c. Pengadministrasian umum, mempunyai tugas:
1. Menerima, mencatat dan menyortir surat masuk, sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku agar memudahkan
pencarian.
2. Memberi lembar pengantar pada surat sesuai dengan prosedur
3. Mengelompokkan surat atau dokumen menurut jenis dan
sifatnya sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku
agar memudahkan pendistribusian.
4. Mendokumentasikan surat sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku agar tertib administrasi.
5. Penomoran dan cap stempel.
d. Pengemudi , mempunyai tugas :
1. Memeriksa kelengkapan kendaraan dengan cara mengecek rem,
oli dan lampu dimesin, air radiator, air aki dan tekanan udara
ban agar kendaraan dapat dikendarai dengan baik.
2. Memanaskan mesin kendaraan guna mengetahui kelainan
mesin.
3. Merawat kendaraan dengan cara membersihkan mesin, ruang
dalam dan luar kendaraan agar kendaraan terlihat bersih.
4. Mengemudikan kendaraan berdasarkan tujuan dan ketentuan
lalu lintas yang berlaku agar dapat tiba ditujuan dengan
selamat.
5. Memperbaiki kerusakan kecil agar kendaraan agar kendaraan
dapat beroperasional secara baik.
6. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur
yang berlaku sebagai bahan evaluasi dan pertanggung jawaban.
7. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
2. Sub Bagian Keuangan, terdiri dari:
a. Bendahara, mempunyai tugas:
1. Membukukan penerimaan dan pengeluaran uang.
2. Membayarkan pengeluaran.
3. Menyiapkan SPP, SPM dan mengarsipkan.
4. Mengelola uang/surat berharga/ barang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku untuk bahan pertanggungjawaban.
5. Melayani permintaan uang muka berdasarkan surat perintah
untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
6. Menyiapkan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS Gaji dan
Tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang telah
dilengkapi dengan dokumen kelengkapannya dan mengajukan
kepada PKK-SKPD.
7. Menerima dan menyimpan uang persediaan.
b. Bendahara gaji, mempunyai tugas:
1. Membuat daftar gaji, rapel untuk diserahkan kebendahara
sebagai dasar pembuatan SPP/SPM gaji/ rapel.
2. Meneliti kelengkapan berkas berkala dan kenaikan pangkat
PNS.
3. Menbayarkan gaji PNS/THL.
4. Membantu bendahara pengeluaran.
5. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
c. Operator Simda, mempunyai tugas:
1. Mengoperasikan sistem keuangan daerah.
2. Membuat RKA dan DPA.
3. Membuat Surat Perintah Membayar (SPM)
4. Membuat Surat Perintah Pembayaran (SPP)
5. Membuat buku kas umum dan surat pertanggungjawaban.
6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan baik lisan maupun tulisan.
3. Sub Bagian Kepegawaian terdiri dari:
a. Pengadministrasian kepegawaian, mempunyai tugas:
1. Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan atasan
secara seksama agar terhindar dari kesalahan dan kekliruan
dalam pelaksanaannya.
2. Menghimpun dan mengonsep Daftar Urut Kepangkatan (DUK)
3. Meneliti, memeriksa kelengkpan bahan dan mengonsep usaha
pembuatan Kartu Istri/Suami, Kenaikan Pangkat, Kenaikan
Gaji Berkala, Peserta Ujian Dinas, Pendidikan dan Pelatihan
serta administrasi berdasarkan biodata pegawai agar
terwujudnya hak pegawai sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Merekapitulasi daftar hadir pegawai sesuai data kehadiran
setiap hari agar terlaksananya pola pembinaan pegawai dan
membuat konsep naskah dinas yang berkaitan dengan
5. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan
baik secara lisan maupun terlis sesuai tugas dan fungsinya
untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
b. Verifikator, mempunyai tugas:
1. Menyusun dan mendistribusikan surat0menyurat terkait dengan
penilaian hasil kerja PNS.
2. Memeriksa penilaian kinerja PNS sebagai bahan untuk
perhitungan TPP.
3. Menghimpun hasil pemeriksaan penilaian kinerja PNS kedalam
rekapitulasi penilaian kinerja.
4. Melaporkan rekapitulasi penilaian kinerja kepada sekretaris
melalui kasubbag kepegawaian.
5. Membantu BKPP dalam pelaksanaan verifikasi penilaian
kinerja.
6. Memfasilitasi PNS dalam proses banding hasil penilaian
kinerja PNS.
7. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban.
C. BIDANG POLITIK
1. Kasubbid. Pembinaan Ormas / LSM terdiri dari :
a. Analis Kelembagaan/Organisasi, mempunyai tugas:
2. Meneliti Kelengkapan Berkas Pendaftaran Ormas/LSM.
3. Menyiapkan Konsep Surat Keterangan Terdaftar (SKT)
Ormas/LSM.
4. Menyiapkan Jadwal Pembinaan Organisasi Kemasyarakatan
Dan Lembaga Sosial Masyarakat
5. Turut Kelapangan Memonitoring Tentang Keabsahan
Sekretariat Ormas/LSM
6. Menyiapkan Dokumen-dokumen surat masuk dan keluar
tentang pendaftaran Ormas/LSM.
7. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diperintahkan
atasan baik secara tertulis maupun lisan.
2. Kasubbid Hubungan legislatif, Partai Politik dan Fasilitas Umum.
a. Pengadministrasi Partai, mempunyai tugas :
1. Mengumpul laporan-laporan kegiatan partai politik dan fasilitas
umum.
2. Membuat jadwal monitoring kelapangan sesuai dengan
perintah atasan.
3. Membantu Kepala Bidang Politik Dalam Melaksanaan Tugas.
4. Menyiapkan Dokumen-Dokumen yang Masuk dan Keluar
Tentang Partai Politik dan Fasilitas Umum.
5. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diperintahkan
D. BIDANG PEMBINAAN IDEOLOGI DAN WASBANG
1. Sub Bidang Pelestarian Negara dan Bela Negara, terdiri dari:
a. Pranata Upacara, mempunyai tugas:
1. Menunjuk para petugas upacara.
2. Menunjuk para petugas penggeladi.
3. Mempersiapkan tata urutan upacara.
4. Mempersiapkan kelengkapan bahan dan peralatan upacara
setiap ada upacara hari besar nasional dan upacara tanggal 17
setiap bulannya.
5. Berkoordinasi dengan instansi terkait yang berhubungan
dengan upacara besar nasional.
6. Membuat jadwal rapat persiapan dan pemantauan untuk
upacara nasional.
7. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diperintahkan
oleh atasan baik secara tertulis maupun lisan.
2. Sub. Bidang ideologi terdiri dari:
a. Analis Kerukunan Antar Etis dan Umat Beragama, mempunyai
tugas:
1. Melakukan pembinaan guna pelestarian ideology melalui rapat
koordinasi secara rutin/berkala dengan forum-forum yang ada
yaitu Forkala, FKUB, dan FPK.
2. Mempersiapkan bahan rapat koordinasi dengan Forum tentang
3. Membantu Kepala Bidang Ideologi dalam melakukan
tugas-tugas kedinasan.
4. Membuat surat edaran yang diperlukan atas rekomendasi dan
hasil rapat koordinasi.
5. Mempersiapkan absensi rapat forum-forum yang akan
dilaksanakan.
6. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan yang diperintahkan atasan
baik secara tertulis maupun lisan.
E. BIDANG PERLINDUNGAN MASYARAKAT
1. Sub Bidang Kesiagaan dan Rahdal, terdiri dari:
a. Analisis manajemen Monitoring & Pengendalian Kekambuhan dan
Wajib Lapor, mempunyaitugas :
1. Membuat jadwal petugas linmas
2. Membuat jadwal monitoring berdasarkan perintah atasan.
3. Membantu/mengkoordinasi petugas linmas apabila ada
bencana dan bencana alam.
4. Membuat konsep surat kedinasan yang berhubungan dengan
bidang kesiagaan dan rahdal.
5. Turut kelapangan membina keluarga binaan.
6. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan yang diperintahkan atasan
2. Sub Bidang potensi dan pelatihan, terdiri dari :
a. Analis data dan kerjasama kemasyarakatan, mempunyai tugas :
1. Menyimpan dokumen-dokumen surat masuk dan keluar dari
bidang LINMAS.
2. Mempelajari isi surat/ disposisi atasan sebagai bahan pedoman
pelaksanaan tugas.
3. Melaksanakan koordinasi dengan petugas-petugas LINMAS
berdasarkan perintah atasan.
4. Membantu Kasubbid (Atasan Langsung) baik dalam
menyelesaikan tugas kantor maupun lapangan.
5. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan yang diperintahkan atasan
baik secara tertulis maupun lisan.
6. Mengadakan kerja sama di bidang pertahanan ekonomi dengan
instansi terkait sesuai perintah atasan.
F. BIDANG KEWASPADAAN NASIONAL
1. Sub Bidang Analisa Potensi Konflik dan Deteksi, terdiri dari :
a. Analis data Intelijen, mempunyai tugas:
1. Menghimpun data-data yang menjadi issu strategis.
2. Memonitor Aksi Masyarakat termasuk Unjuk Rasa Mahasiswa.
3. Memonitor aksi unjuk rasa masyarakat di bidang ideology,
sosial, budaya dan keamanan.
4. Membantu Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM)
5. Menghimpun data-data/ bahan permasalahan sepanjang tahun
dan menjadi timterpadu penanganan gangguan keamanan
dalam negeri.
6. Koordinasi dengan Anggota Komunitas Intelijen Daerah
berdasarkan perintah atasan.
7. Koordinasi dengan badan intelijen daerah dalam rangka
tugas-tugas intelijen.
8. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara lisan/tulisan
mengenai situasi unjuk rasa
9. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan baik lisan ataupun tertulis.
2. Sub Bidang Penanganan Konflik dan Keamanan terdiri dari :
a. Analis Pertahanan dan Keamanan Daerah, mempunyai tugas:
1. Melaporkan hasil unjuk rasa ke atasan sebagai bahan laporan
ke walikota.
2. Turun kelapangan dalam hal memonitoring unjuk rasa
termasuk anggota komunitas intelijen daerah (KOMINDA).
3. Memonitor pelaksanaan pemilu
4. Menyiapkan bahan laporan pelaksanaan pemilu ke tim posko
pemilu untuk dilaporkan ke walikota.
5. Menyiapkan bahan laporan mengenai permasalahan konflik
yang ada di bidang ekonoi, sosial dan keamanan serta
6. Turut berkoordinasi dengan instansi keamanan yang ada
berdasarkan perintah atasan.
7. Memonitor dan melaporkan setiap kegiatan kepala-kepala
daerah dilapangan ke kepala bidang dan mengantisipasi agar
dapat berjalan baik dan kondusif.
8. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diperintahkan
BAB IV Hasil Penelitian 4.1Penyajian Data
Penulis pada bab ini menyajikan data yang diperoleh melalui penelitian
dilapangan melalui metode-metode pengumpulan data yang telah disebutkan pada
bab terdahulu. Demikian juga halnya permasalahan yang hendak dijawab dalam
bab ini adalah “Bagaimana Peranan Kepemimpinan dalam Kinerja Pelayanan
pada Badan Kesbangpol Linmas Pematangsiantar.”
Penulis melakukan beberapa tahapan dalam pengumpulan data untuk
menjawab permasalahan dalam penelitian ini , yaitu; pertama, penelitian diawali
dengan pengumpulan berbagai dokumen Badan Kesbangpol Linmas Kota
Pematangsiantar seperti Struktur Organisasi, Data-data Kepegawaian dan berbagai
hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin dijawab. Kedua, penulis
melakukan sejumlah wawancara dengan Kepala Badan, Kasubag, Kabid, Kasubid
dan Pegawai yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun yang menjadi
informannya adalah informan kunci yaitu Kepala Badan, Kasubag, Kabid,
Kasubid, dan Informan utama yaitu Pegawai Pegawai Badan Kesbangpol Linmas
Kota Pematangsiantar.
Penulis menyelesaikan wawancara kepada informan setelah hasil wawancara
menemukan titik jenuh.Titik jenuh ditemukan penulis setelah mewawancarai 15
orang pimpinan dan pegawai pada Badan Kesbangpol Linmas Kota
Data-data tersebut berupa pernyataan dari para informan mengenai
permasalahan penelitian skripsi ini, sedangkan data-data sekunder didapatkan dari
studi Universitas Sumatera Utara kepustakaan dan karya-karya ilmiah yang ada
serta dokumen-dokumen yang didapat dari lokasi penelitian.Pengumpulan data
dilakukan selama kurang lebih satu bulan di lokasi penelitian, tepatnya di Badan
Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar.
4.1.1 Identitas Informan (Pimpinan Badan Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar)
Data yang diperoleh ini merupakan hasil wawancara dari informan
penelitian kunci yang berjumlah 9 orang. Data tabel 4.1. menunjukkan bahwa
informan terdiri dari berbagai jabatan mulai dari Kepala Badan, Sekretaris,
Kasubbag Umum, Kabid Kewaspadaan Nasional, Kabid Pembinaan Politik Dalam
Negri, Kabid Perlindungan Masyarakat, Kasubbid Pembinaan Ormas dan LSM,
Kasubbid Ideologi dan Kasubbid Kesiagaan dan Rahdal di Kantor Kesbangpol
Linmas Kota Pematangsiantar.
Pertama kali saya datang kekantor Kesbangpol pada hari rabu tanggal 15
Februari 2017, setibanya ditempat saya melihat ruangan dibagian depan kantor
Kesbangpol tidak tampak adanya pegawai, lalu saya mencari pegawai sekitar
untuk menanyakan keberadaan pegawai kesbangpol dan saya diarahkan kebagian
belakang kantor dan disana saya menemukan para pegawai kesbangpol lalu saya
menanyakan keberadaan Ibu Ruspina Sari Siregar selaku Sekretaris untuk
menanyakan ijin penelitian saya namun pegawai setempat menyatakan bahwa ibu
terlebih dahulu dengan ibu tersebut, setelah itu baru para pegawai
memberitahukan keberadaan ibu Ruspina dan saya diarahakan untuk
keruangannya. Sesampainya diruangan ibu sekretaris saya menyampaikan maksud
dan tujuan saya datang kekantor Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar,
beliau menyabut baik maksud dan tujuan saya serta menanyakan dokumen
apa-apa saja yang saya butuhkan untuk melakukan penelitian tersebut lalu
mengarahkan pegawainya untuk menyiapkan dokumen yang saya butuhkan.
Hari berikutnya saya kembali mendatangi kantor Kesbangpol Linmas Kota
Pematangsiantar untuk mulai melakukan wawancara dan observasi dilokasi
penelitian, namun berhubung Bapak Kaban sedang tidak ada ditempat maka saya
diarahkan oleh Ibu Ruspina selaku sekretaris kepada Bapak Kabid serta beberapa
pegawai lainnya untuk diwawancarai.
Berikut disajikan identitas data informan pegawai di Kantor Kesbangpol
Linmas Kota Pematangsiantar :
Tabel 4.1 Identitas Informan (Pimpinan Badan Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar)
No Nama Pendidikan Golongan Jabatan
1. Agus Salam harahap S2 IVc Kepala Badan
2. Ruspina Sari Siregar S1 IVb Sekretaris
3. Sariaty Pasaribu SMA IIIc Kasubbag Umum
4. Yusri Edwin Damanik S2 IVa Kabid Kewaspadaan Nasional
5. Sofian Purba S1 IVa Kabid Pembinaan Politik
Dalam Negri
Masyarakat
7. Philemon Purba S1 IIId Kasubbid Hub.Legislatif Parpol
dan Fas. Umum
8. Sarmadan Saragih S1 IIId Kasubbid Kesiagaan dan Rahdal
9. Hotmariah Saragih D1 IIIc Kasubbid Ideologi
Sumber: Informan Penelitian 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan informan
berjumlah 9 orang, dimana rata-rata pemimpin memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi dan disertai dengan golongan yang tinggi pula.
4.1.2 Identitas Informan ( Pegawai Badan Kesbangpol Linmas Kota Pematagsiantar)
Proses pengumpulan informasi selain dilakukan wawancara dengan
pimpinan juga dilakukan wawancara dengan staff pegawai badan Kesbangpol
Linmas Kota Pematangsiantar selaku Informan Utama.
Tabel 4.2 Identitas Informan (Pegawai dan Staff Badan Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar)
No Nama Pendidikan Golongan Jabatan
1. Masana Ginting S1 III/b Staff Umum
2. Refi Agustini Lestari SMA III/c Staff Kepegawaian
3. Nurleli SMA III/c Staff Keuangan
4. Nelly A Purba SMA II/c Staff Pelestarian dan
Bela negara
Konflik dan Deteksi
6. Sabarmin Sitepu S1 III/d Staff pembinaan Ormas dan LSM
Sumber: Informan Penelitian 2017
4.1.3 Identitas Informan Masyarakat
Tabel 4.3 menyajikan identitas informan dari masyarakat yang
menggunakan jasa pelayanan di Badan Kesbangpol Linmas Kota
Pematangsiantar.
Tabel 4.3 Identitas Informan (Masyarakat)
No Nama Ormas/LSM Sifat Kegiatan
1. Dede Fertika Pijar Keadilan Sosial Ekonomi
2. Rita Gultom Nurani Keadilan Hukum
3. Sabaruli Sipayung Laskar Merah Putih Sosial Ekonomi
Sumber: Informan Penelitian 2017
4.2Temuan Lapangan Mengenai Pelaksanaan Kepemimpinan di Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyaraat Kota Pematangsiantar
Kegiatan wawancara dilakukan di Kantor Kesbangpol Linmas Kota
pematangsiantar. Wawancara ini dilakukan dengan Kepala Badan, Sekretaris,
Kasubbag Umum, Kabid Kewaspadaan Nasional, Kabid Pembinaan Politik Dalam
Negri, Kabid Perlindungan Masyarakat, Kasubbid Pembinaan Ormas dan LSM,
staff/pegawai yang dianggap memahami secara mendalam terkait dengan
permasalahan dalam penelitian ini. Dalam melakukan wawancara peneliti
menggunakan tipe wawancara mendalam secara terstruktur, dimana sebelum
memulai wawancara terlebih dahulu peneliti menyusun daftar pertanyaan yang
akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan disusun disesuaikan dengan variabel dalam
penelitian ini. Namun dalam pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan akan
munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dari
para informan penelitian.
Gaya Kepemipinan
Kemajuan sebuah organisasi dapat dilihat dari kinerja pegawai, dimana
kinerja pegawai sendiri secara tidak langsung dipengaruhi oleh gaya
kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin. Gaya Kepemimpinan seorang
pemimpin dapat dilihat dari hubungan hirarki antara pimpinan dan pegawai serta
cara pemimpin melakukan pengawasan terhadap pegawainya. Pada badan
Kesbangpol Linmas Kota Pematansiantar hubungan interaksi sosial yang terjalin
antara pimpinan dan pegawai sudah cukup baik.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Agus Salam,SE selaku Plt. Kepala Badan
Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar yang menyatakan
maka saya akan mengarahkan kabid atau kasubbidnya untuk memberikan bimbingan kepada pegawainya seperti itu juga sistem pelaporan kerjanya sebelum tugas dilaporkan kesaya biasanya tugas itu diperiksa dulu oleh kasub atau kabidnya.”
Masana Ginting selaku staff Kasubbag Umum juga mengatakan
“Bahwa dalam melakukan pekerjaan biasanya tetap diadakan pengawasan, dimana pimpinan biasanya melakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap hasil kerja yang sudah disiapkan apabila ada pekerjaan yang salah maka pimpinan akan memberikan perbaikan setelah itu baru hasil pekerjaan dapat dilaporkan ke Sekretariatan atau Kaban.”
Terkait dengan hubungan sosial di kantor ini Bapak Sofian Purba, selaku
Kepala Pebinaan Politik Dalam Negeri yang menjelaskan bahwa
“Hubungan sosial yang terjalin dikantor Kesbangpol ini dapat dikatakan cukup baik dan akrab, baik itu hubungan vertikal maupun horizontal. Karena kita sebagai tim kerja harus mampu membina hubungan kepamongan antara pimpinan dengan bawahan, selain itu kita juga membina hubungan kekeluargaan dengan mengadakan Serikat Tolong Menolong (STM) maupun berbagai kegiatan informal lainnya diluar jam kerja baik itu dengan atasan, bawahan, bahkan dengan bidang lain.”
Ibu Sabarmin Sitepu selaku staff Pembinaan Ormas dan LSM juga
membenarkan pernyataan tersebut dengan menyatakan
“Hubungan interaksi sosial antara pimpinan cukup baik dan dekat. Pimpinan lebih sering memposisikan diri sebagai rekan kerja dengan bawahannya, sehingga bawahan tidak sungkan untuk memberikan pendapatnya dan meminta arahan kepada pimpinan apabila ada suatu hal yang kurang dimengerti, suasana kekeluargaan antara pimpinan dengan bawahan pun cukup kental dirasakan sehingga saya sendiri sudah cukup merasa nyaman bekerja dikantor ini.”
Memotivasi Pegawai
Kepemimpinan seseorang pemimpin dapat terlihat dari cara memberikan
motivasi terhadap pegawai. Pemberian motivasi yang dilakukan oleh pimpinan
dan transaksional, dimana kepemimpinan transformasional sendiri tercermin dari
sikap pimpinan yang kerap memberikan nasehat, wejangan serta contoh langsung
kepada pegawainya, sedangkan teori transaksional tercermin dari pemberian
insentif TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai) yang secara tidak langsung
memotivasi pegawai untuk meningkatkan kinerjanya dan apabila ada pegawai
yang tidak disiplin pimpinan juga memberikan teguran kepada pegawainya.
Kepala Badan Bapak Agus Salam, SE, beliau mengatakan:
“ Pelaksanaan motivasi yang saya berikan kepada pegawai cenderung berbentuk nasehat dan wejangan serta contoh langsung kepada pegawai, saya selalu menekankan agar para aparat melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Hal tersebut saya lakukan setiap apel pagi dilaksanakan, selain itu pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai juga cukup mendorong para aparatur untuk meningkatkan kinerjanya, tapi meskipun demikian kinerja dari para aparat sendiri belum maksimal, masih ada beberapa pegawai yang datang terlambat atau tidak ikut apel pagi. Hal tersebutlah yang menjadi pr kami agar segera diperbaiki.”
Bapak Philemon Purba, SS selaku Kasubbid Hub. Legislatif Parpol dan
Fas.Umum, juga mengatakan bahwa
“Proses motivasi yang saya berikan kepada staff cenderung tergantung pada kepribadian dari anggota itu sendiri, karena tidak semua orang bisa kita motivasi dengan cara yang sama, ada pegawai yang tidak suka didikte dalam bekerja tetapi ada pula pegawai yang membutuhkan bimbingan dalam mengerjakan tugasnya. Saya selaku pimpinan berusaha untuk memenuhi apa yang dibutuhkan pegawai saya dalam bekerja, tetapi hal yang rutin saya lakukan untuk memberikan semangat kepada anggota biasanya berupa pujian ataupun melakukan kegiatan informal diluar jam kerja, seperti makan siang bersama.”
Ibu Natalin Tambunan selaku anggota dari Kasubbid Hub.Legislatif
Parpol dan Fasilitas umum juga membenarkan hal tersebut, beliau mengatakan
langsung dengan masyarakat, sehingga kami berkewajiban untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.”
Ibu Refi Agustini Lestari, Staff anggota Sub Bagian Kepegawaian
menjelaskan bahwa
“Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) kepada pegawai secara tidak langsung memberikan dorongan yang besar kepada pegawai untuk meningkatkan kinerjanya, karena penilaian pemberian TPP yang paling utama adalah terpenuhinya target sasaran kerja selain itu penilaian perilaku kerja juga meliputi aspek orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama dan kepemimpinan, karena semakin kecil poin kinerja yang dikumpulkan pegawai maka semakin sedikit insentif TPP yang didapatkannya setiap bulan.”
Selain pemberian reward, untuk memotivasi pegawai pimpinan juga
menerapkan hukuman apabila pegawai melakukan kesalahan kerja atau tidak
dapat mencapai target pekerjaan. Hal ini didukung oleh penjelasan Ibu Ir. Iffoni
Donny Siregar yang berkedudukan sebagai Kabid Perlindungan Masyarakat yang
mengatakan bahwa
“Pemberian reward ada diberikan. Hal ini bisa berupa sertifikasi ataupun hanya pujian semata, ya walaupun tidak terlalu memuaskan tetapi harus tetap disyukuri.Kalau pemberian hukuman biasanya itu hanya berupa teguran lisan, apabila sudah agak fatal maka bisa diberikan surat peringatan 1, surat peringatan 2, surat peringatan 3, serta hukuman disiplin.”
4.3Temuan Lapangan Mengenai Kinerja Pegawai di Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyaraat Kota Pematangsiantar
Untuk mengukur kinerja pegawai di Badan Kesbangpol Linmas Kota
Pematangsiantar serta melihat sejauh mana peran kepemimpinan dalam kinerja
pelayanan pegawai, maka ada 5 hal yang dapat dijadikan alat untuk mengukur
yaitu, kehadiran, kemampuan bekerja sama, ketepatan waktu dari hasil, kuantitas
Kehadiran
Tingkat kehadiran pegawai Kesbangpol dinilai masih belum maksimal,
dimana hal ini terlihat saat peneliti melakukan observasi di kantor Kesbangpo l
Linmas tanggal 16 februari 2017 pada pukul 08.30 WIB, pegawai yang
seharusnya sudah berada diruangan kerjanya masing-masing tidak ditemukan
ditempat. Berdasarakan Standar operational prosedur pegawai Badan kesbangpol
Linmas Kota pematangsiantar masuk kerja pada Pukul 07.45 dan melakukan apel
pagi pukul 08.00 WIB, jam istrihat yang ditetapkan pukul 12.00 WIB – 12.30
WIB serta selesai bekerja pada pukul 15.45 WIB. Namun masih banyak
ditemukan pegawai yang tidak bekerja sesuai dengan jam kerja, selain
permasalahan terlambat datang bekerja dan tidak mengikuti apel pagi, peneliti
juga beberapa kali menemukan pegawai yang tidak kembali lagi kekantor setelah
jam istirahat.
Hal ini juga didukung dari pernyataan Ibu Ruspina Sari Siregar selaku
Sekretaris, yang mengatakan “Tingkat kedisiplinan di Badan kesbangpol ini kalau
menurut saya yah masih kurang baik, karena bisa kita lihat kan kalau pegawai
masih banyak yang tidak berada dikantor saat jam kerja.”
Berdasarkan hasil observasi peneliti, masih banyak terdapat para pegawai
yang bekerja tidak sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur). Hal ini
didukung dengan pernyataan Ibu Ir. Iffone Donny Siregar yang mengatakan
sendiri sebagai kabid disini agar pegawai-pegawai ini mampu bekerja secara optimal dengan memperbaiki kedisiplinannya.”
Ibu Dede Fertika selaku masyarakat yang merasakan pelayanan di Badan
Kesbangpol juga mengatakan bahwa
“Ya sewaktu saya datang kesini sih, pegawai disini sudah datang dek, Cuma mereka tadi tidak ada didepan, saya harus kebelakang dulu.Ternyata pegawainya sedang ada dibelakang.Terus belajar dari pengalaman saya, kalo mau mengurus surat disini harus datang pagi dek, kalo setelah jam istirahat biasanya ngurus suratnya jadi lama bisa jadi besok baru siap suratnya.”
Bapak Agus Salam dan bapak Sofian Purba selaku Kaban dan Kabid juga
mengatakan bahwa masih ada ditemukan pegawai yang datang terlambat
kekantor, biasanya apabila diberikan teguran lisan pegawai hanya memberikan
alasan bahwa letak rumahnya yang jauh dari kantor atau terhalang cuaca yang
jelek, namun selama kesalahan yang dilakukan masih bisa ditoleransi maka
pimpinan akan menoleransinya dan selama tupoksi dari setiap pegawai tetap
dikerjakan dengan baik. Namun sejauh ini selaku pimpinan mereka juga sering
menasehati pegawai dan memberikan arahan serta memberikan contoh yang baik
kepada pegawai untuk memotivasi pegawainya agar lebis disiplin lagi dalam
bekerja.
Kemampuan Bekerja Sama
Kemampuan bekerjasama dapat terlihat dari bagaimana hubungan
kerjasama yang terjalin antar pegawai dengan rekannya maupun dengan
pemimpinnya. Dikantor ini peneliti melihat bahwa kerja sama yang terjalin di
badan kesbangpol sudah baik. hal ini senada dengan penjelasan Bapak heryanto
“Hubungan kerjasama disini sangat baik dek, baik itu secara horizontal maupun vertical.Kalo sesama rekan kerja biasanya kami saling membantu, apa yang menjadi kendala saya biasanya akan dibantu oleh teman begitu juga dengan pimpinan apabila kami ada yang tidak jelas maka kami langsung bertanya pada pimpinan, kami pun cukup seringlah memberikan masukan kepada pimpinan.”
Anggota staff analisa Ibu Nurleli juga mengatakan bahwa
“Kami selalu bekerja sama dengan dengan rekan disini dek, karena pun tidak jarang tugas yang kami kerjakan harus dilakukan oleh dua orang atau lebih dan itu pun juga terkadang kami melakukannya dengan bekerjasama dengan bidang lain tidak hanya dengan bidang kami sendiri selain itu ya untuk mencapai hasil kerja yang maksimal kita kan juga harus merundingkannya dengan bapak pimpinan, jadi selain melakukan kerjasama dengan rekan kami juga bekerjasama dengan pimpinan.”
Untuk mempertimbangkan jawaban dari pegawai dan pimpinan maka
peneliti juga menanyakan hal tersebut kepada pimpinan Kabid Kewaspadaan
Nasional, bapak Yusri Edwin damanik SH,MH beliau menjalaskan
“Dalam melakukan kegiatan kepemimpinan tentunya kita harus membina kerjasama, baik itu dengan pihak intern maupun pihak ekstern. Kegiatan kerja sama yang biasa saya lakukan dengan bapak-bapak kabsubbid maupun staff seperti melakukan kegiatan rapat bersama merundingkan hal-hal yang harus dikerjakan dan sebagainya. Kerjasama dengan pihak ekstern juga saya bina karena sebagai bidang kewaspadaan nasional kami bekerjasama dengan melaksanakan forum berkala dengan berbagai pihak intel, seperti intel Kejari, Intel Polisi, Intel Kodim bahkan dengan BPPD dan Satpol PP.”
Hal serupa juga dikatakan oleh Ibu Hotmariah Saragih selaku Kasubbid Ideologi yang menyatakan
Ketepatan Waktu dan hasil
Ketepatan waktu dan hasil merupakan salah satu aspek penting yang perlu
diperhatikan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bapak
Sofian purba mengatakan
“Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat selama ini bidang menyiapkan segala kegiatan administrasi dengan cepat agar masyarakat tidak kecewa. Karena masyarakat yang kami layani juga masyarakat yang cukup kritis dan menuntut untuk diberikan pelayanan yang baik jadi kami selaku pemberi pelayanan berupaya untuk bekerja secara maksimal dan sejauh ini sangat jarang ditemukan adanya masyarakat yang komplain atas pelayanan yang kami berikan.”
Ibu Natalin Tambunan dan Ibu Sabarmin selaku anggota bidang Pembinaan
Politik Dalam negeri juga mengatakan bahwa
“Pengurusan administrasi yang kami lakukan bisa dibilang cukup cepat, seperti pelayanan pendaftaran Parpol, Ormas dan LSM. Kecepatan penyelesaian kegiatan tersebut biasanya tergantung dari masyarakat sendiri apabila masyarakat sudah memenuhi semua berkas dan persyaratan yang dibutuhkan maka proses pengurusannya akan segera kami lakukan, biasanya hanya membutuhkan waktu satu hari apabila bapak kepala badan ada ditempat maka pengurusannya bisa langsung siap tetapi apabila tidak ada mungkin harus menunggu sampai besok.”
Hal ini senada dengan pernyataan bapak Sibaruli Sipayung yang mengatakan
bahwa “ Kami kalo mengurus surat SKT (Surat Keterangan Terdaftar) disini ya
bisa dibilang cukup cepat lah. Karena gak harus nunggu sampai berhari-hari, kalo
saya datang pagi biasanya surat siang sudah bisa keluar, cuma ya semua harus
dilengkapi dulu lah dek data-datanya.”
Staff/Pegawai Analisa Potensi Konflik dan Deteksi, Bapak Heryanto
menjelaskan
mahasiswa, selain itu bidang kewaspadaan nasional sendiri memiliki tupoksi diantaranya adalah mengadakan rapat koordinasi dengan badan intelijen daerah seperti Intel Kejari, Intel Polisi, Intel Kodim setiap tiga bulan sekali. Nah dari setiap rapat koordinasi biasanya akan dikeluarkan bentuk lanjutan dari permasalahan isu dimasyarakat seperti contohnya masalah pedagang pulsa yang sekarang ini bejamur jualan dibadan jalan, setelah hasil forum disepakati untuk ditertibkan, maka kami akan langsung membuat surat koordinasi dengan pihak ketertiban Satpol PP dan langsung diadakan penertiban dimasyarakat. Oleh karena itu kami selalu dituntut untuk bergerak cepat dan melaksanakan tugas tepat waktu.”
Ibu Refi Agustini Lestari juga menambahkan bahwa
“Ketepatan waktu pegawai dalam melaksanakan tugas memang bisa dikatakan baik namun belum optimal, salah satu kendalanya adalah karena kurangnya fasilitas yang tersedia dikantor seperti minimnya Komputer yang tersedia. Fasilitas komputer sendiri disini hanya tersedia dibagian operasional saja, sedangnya keempat bidang lainnya disini tidak disediakan computer, maka untuk mengeluarkan surat pun kami terkadang harus bergantian dibagian operasional.
Ibu sekretaris, Ruspina Sari Siregar juga menjelaskan
“Dalam melaksanakan Tupoksinya, masing-masing bidang dapat dikatakan sudah cukup baik meskipun masih perlu dioptimalkan lagi.Kalau soal ketepatan waktu itu pengerjaan tugas biasanya pegawai-pegawai disini selalu tepat waktu, ya walaupun belum bisa dikatakan 100 % sesuai dengan waktu yang ditetapkan dan hasil dari tugas yang diberikan juga cukup baik karena kabid kabid setiap bidang biasanya mengarahkan pegawainya dahulu sebelum memberikan tugas selain itu sebelum laporan dikirim kepihak luar biasanya pimpinan juga memeriksanya terlebih dahulu.”
Kuantitas dari Hasil
Kinerja yang baik dapat dilihat dari sejauh mana pegawai dapat memenuhi
target pekerjaan yang diberikan. Ibu Ruspina selaku sekretaris menjelaskan
bahwa “Sejauh ini pegawai disini selalu mampu untuk memenuhi target
pekerjaannya, hal ini dilakukan dengan melaksanakan kewajibannya sesuai
dengan tupoksinya masing-masing. Terpenuhinya target pekerjaan juga dapat
dilihat dari terealisasinya beberapa program-program sasaran yang ditentukan
Refi Agustini Lestari sebagai pegawai/staff kepegawaian juga menambahkan
“Selama ini saya selalu berusaha memenuhi target pekerjaan saya. Hal ini saya lakukan selain karena memang untuk melaksanakan kewajiban saya, saya juga ingin mendapatkan penilaian kinerja yang baik dari atasan. Penilaian kerja sendiri dilakukan setahun sekali dimana salah satu aspek penilaiannya adalah kuantitas atau target output selain itu ada juga pemberian TPP (Tambahan penghasilan Pegawai) setiap bulannya apabila kinerja pegawai baik. Sehingga hal tersebut memotivasi saya untuk selalu memenuhi target pekerjaan yang diberikan.”
Kasubbid Hub Legislatif Parpol dan Fasilitas umum menjelaskan bahwa
“Pegawai badan kesbangpol dapat dikatakan mampu untuk memenuhi target pekerjaan, seperti dibidang pendaftaran parpol dan ormas. Bisa dikatakan pematangsiantar adalah salah satu kota dimana pertumbuhan ormas dan LSMnya cukup tinggi. Dalam periode setahun ini sudah ada 50 Ormas dan LSM yang mendaftar di sini.Dan kami selalu memprosesnya dengan baik selain itu kami setiap tahun juga menghimbau ormas dan LSM untuk melakukan daftar ulang agar kami dapat mendata keaktifannya kami juga melakukan peninjauan langsung kelokasi untuk memonitor keabsahan sekretariatannya, secara keseluruhan tugas tersebut telah kami penuhi.”
Kualitas dari Hasil
Kualitas dari hasil dapat dilihat dari persepsi pegawai terhadap kualitas
pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan
kemampuan pegawai.
Pegawai Kasubbag Umum, Ibu Masana Ginting menyatakan bahwa
“Menurut saya kualitas yang saya hasilkan sudah cukup baik sesuai dengan kemampuan saya, saya juga sudah menjalankan semua tugas-tugas saya sesuai dengan tupoksi. Namun saya merasa optimis saya bisa meningkatkan kualitas saya apabila fasilitas kantor diperbaiki dan dilengkapi karena saya sering terhambat dalam melakukan pekerjaan karena minimnya komputer yang tersedia.”
Bapak Heryanto selaku anggota Analisa Potensi Konflik dan Deteksi, juga
menyatakan bahwa, “Menurut saya hasil pekerjaan yang saya lakukan yah cukup
lah tupoksi saya bagaimana sehingga saya mampu untuk menyelesaikan semua
tugas-tugas yang diberikan atasan.”
Kepala Badan Kesbangpol Bapak Agus Salam, SE juga menjelaskan bahwa
“Kualitas pekerjaan yang dihasilkan pegawai disini sudah cukup baik. Pegawai mampu untuk memenuhi tupoksinya dengan baik dan cukup memuaskan, hal ini karena ya pegawai disini rata-rata sudah berpengalaman kerja dibidangnya masing-masing, dan sebelum melakukan pembagian tugas pun biasanya pimpinan bidang selalu melakukan rapat dimana dirapat itu pimpinan menjelaskan tugas-tugas apa saja yang harus dilakukan dan memberikan bimbingan serta arahan kepada pegawai untuk melakukan tugasnya, hasil yang diselesaikan pekerjaan pun biasanya sebelum diserahkan ke saya atau kabid biasanya di cek dulu oleh kasubid sehingga kualitas hasil kerja pegawai dapat maksimal”.
Selaku masyarakat yang merasakan kualitas pelayanan, ibu Rita Gultom juga
menyatakan, “ Pelayanan disini sudah cukup baik lah saya rasa kualitasnya, kami
cukup melengkapi berkas dan langsung dikerjakan sama pegawainya. Jadi tidak
berbelit-belit lah mengurusnya, hasil suratnya juga rapi, juga tidak dipungut
BAB V
ANALISA DATA
Bab ini peneliti menyajikan analisis terhadap semua data yang diperoleh
dari hasil penelitian seperti yang disajikan dalam bab sebelumnya. Adapun analisa
yang dilakukan adalah teknik analisa kualitatif dengan metode deskriptif dengan
tetap mengacu pada hasil interpretasi data dan informasi sesuai dengan fokus
kegiatan penelitian.
Berdasarkan seluruh data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik
melalui studi pustaka, wawancara mendalam (depth interview)dengan informan, studi dokumentasi maupun catatan-catatan penulis sewaktu melakukan penelitian
selama dilapangan, maka dapat diberikan suatu analisa tentang “Peranan
Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja Pelayanan pada Badan Kesatuan
bangsa Politik dan Linmas Kota Pematangsiantar.
5.1Analisis Kepemimpinan pada Badan Kesbangpol Linmas Pematangsiantar
Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan inti dari organisasi dan
manajemen.Kepemimpinan mempunyai peran menentukan keberhasilan dan
kegagalan organisasi dalam mencapai tujun yang sudah ditetapkan.Kepemimpinan
harus diperhatikan dalam menjalankan serta memajukan suatu organisasi. Sebuah
mampu mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki, salah satunya SDM yang
dalam hal ini adalah pegawai yang bekerja di Badan Kesbangpol Linmas Kota
Pematangsiantar. Tanggung jawab yang diemban seorang pemimpin tidak hanya
terbatas pada bagaimana melaksanakan pekerjaan rutin, tetapi sekaligus juga
berpikir bagaimana menjadikan organisasi yang dipimpinnya mampu untuk
memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada masyarakat.
“Menurut Wolkins salah satu prinsip dari kualitas pelayanan adalah Kepemimpinan, dimana Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan komitmen dari manajemen puncak.Manajemen puncak harus memimpin dan mengarahkan organisasinya dalam upaya peningkatan kinerja kualitas.Tanpa adanya kepemimpinan dari manajemen puncak, usaha peningkatan kualitas hanya akan berdampak kecil.”
Pemimpin yang mampu menerapkan kepemimpinan efektif dalam
mengelola pegawai dengan membangun prinsip kepentingan bersama dan
kebersamaan dianggap mampu mencapai keberhasilan dalam
organisasinya.Dalam hal ini pimpinan harus mampu mempengaruhi bawahannya
agar dapat melakukan tugasnya secara efektif dengan hasil yang baik tanpa
adanya unsur tekanan dan paksaan. Kepemimpinan yang dalam hal ini yaitu
kepemimpinan Kepala Badan , Sekretaris, Kepala Bidang dan Kepala Sub Bagian
di Kantor Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti terhadap informan
tentang suasana kerja di kantor Kesbangpol Linmas Kota Pematangsiantar para
informan menjawab bahwa suasana kerja sudah sangat kondusif dan nyaman,
budaya kerja yang tercipta dalam lingkungan kerja juga bersifat kekeluargaan.
Dengan suasana kerja yang seperti ini maka pegawai akan bekerja dengan
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tetap bertanggung jawab dan dilakukan
secara sungguh-sungguh sehingga hasil pekerjaan akan maksimal.
Hubungan hierarki antara pimpinan dengan bawahan juga terjalin baik,
dimana pimpinan berupaya untuk meminimalisir kesenggangan antara pimpinan
dengan bawahan dengan tetap saling menghormati satu dengan yang lainnya.
Pimpinan juga lebih sering memposisikan diri sebagai rekan kerja dengan
pegawainya, sehingga pegawai tidak sungkan untuk memberikan pendapatnya dan
meminta arahan kepada pimpinan apabila ada suatu hal yang kurang dimengerti,
pemimpin pun dengan terbuka selalu berupaya untuk membimbing dan
mengarahkan serta membina keakraban dengan pegawainya baik dilingkungan
kerja maupun diluar lingkungan kerja. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan Kartini Kartono (1994:81) bahwa
“Fungsi dari kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing membangun, memberi, atau membangun motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang baik, memberikan pengawasan yang efisien dan membawa pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.”
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan hirarki
antara pimpinan dengan pegawai di Kantor Kesbangpol Linmas Pematangsiantar
sudah terjalin dengan baik, pimpinan menerapkan gaya kepemimpinan demokratis
partisipatif , persuasif dan edukatif dengan memberikan ruang kepada pegawai
untuk memberi saran dan pendapat serta tetap memberikan arahan dan bimbingan
dalam menyelesaikan pekerjaan. Menurut Tohardi (2002, dalam Sutrisno 2012),
di organisasi dan Gaya Edukatif, yaitu pemimpin yang suka melakukan pengembangan bawahan dengan cara memberikan pendidikan dan keterampilan kepada bawahan, sehingga bawahan menjadi memiliki wawasan dan pengalaman yang lebih baik dari hari ke hari.”
Berdasarkan data temuan peneliti yang menunjukan bahwa, penerapan
gaya kepemimpinan yang efektif mampu mempengaruhi kinerja pegawai dalam
organisasi.
Memotivasi Pegawai
Pemberian motivasi yang diberikan pimpinan kepada anggota
menggunakan gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional, dimana
kepemimpinan transformasional menurut Bass (1985) dalam Yukl (1994),
mencakup 3 komponen yaitu:
a. Karisma, sebuah proses dimana pemimpin mempengaruhi para pengikut dengan menimbulkan emosi-emosi yang kuat serta mampu memotivasi pengikutnya.
b. Stimulasi intelektual, proses dimana pemimpin meningkatkan kesadaran para pengikut terhadap masalah dan mempengaruhi pengikut untuk memandang masalah dari sebuah perspektif baru.
c. Perhatian yang diindividualisasikan, termasuk memberi dukungan, membesarkan hati, dan memberi pengalaman-pengalaman tentang pengembangan kepada para pengikut
Kepemimpinan Transformasional di Badan Kesbangpol Linmas tercermin
dari karisma dan stimulasi intelektual dengan sikap pimpinan yang mempengaruhi
para pengikut dengan memberikan nasehat, wejangan serta memberikan contoh
langsung yang baik kepada pegawainya dengan selalu berada dikantor sesuai
dengan SOP, mampu menjalin kerjasama yang baik antara pihak intern dan
ekstern. Perhatian yang diindividualisasikan juga tercermin dari sikap pimpinan
pujian, sehingga pegawai merasa memiliki sosok pemimpin mengayomi,
bijaksana dengan tetap memegang komiten dan integritas yang tinggi untuk
mencapai tujuan-tujuan bersama.
Karakteristik kepemimpinan transaksional sendiri antara lain :
1. Pengadaan imbalan (reward), dimana pemimpin menggunakan serangkaian imbalan untuk memotivasi para anggota, imbalannya berupa kebutuhan tingkat fisiologis.
2. Eksepsi atau pengecualian, dimana pemimpin akan memberi pembatalan imbalan atau saksi apabila anggota gagal mencapai sasaran prestasi yang ditetapkan.
Kepemimpinan transaksional pada pemimpin Kesbangpol Linmas tercermin
dari pemberian insentif TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai) yang secara tidak
langsung memotivasi pegawai untuk meningkatkan kinerjanya dan apabila ada
pegawai yang tidak disiplin pimpinan juga memberikan teguran kepada
pegawainya. Pemberian teguran kepada pegawai dilakukan melalui beberapa
tahap dimulai dari teguran lisan, surat peringatan 1, surat peringatan 2, surat
peringatan 3 hingga diberikan hukuman disiplin dengan melaporkannya kepada
pihak Bawasda (Badan Pengawas Daerah) agar mendapatkan pembinaan, tetapi
sejauh ini sangat jarang ditemukan permasalahan yang mengharuskan pimpinan u
ntuk memberikan hukuman disiplin, biasanya apabila pegawai salah pimpinan
5.2Analisis Kinerja Pegawai pada Badan Kesbangpol Linmas Pematangsiantar
Penilaian kinerja menurut Robert dan John dalam A.A Anwar Prabu
Mangkunegara (2006:378), antara lain : Kehadiran, Kemampuan bekerja sama,
Ketepatan waktu dari hasil, Kuantitas dari hasil, dan Kualitas dari hasil.
Kehadiran
Kedisiplinan pegawai dapat dinilai dari tingkat kehadiran pegawai dalam
bekerja.Menurut Robert dan John, “Kehadiran yaitu dilihat dari absensi dan
ketepatan waktu para pegawai Kesbangpol dalam memasuki jam kerja.”
Permasalahan kedisiplinan pegawai kantor ini sendiri tercermin dari masih
ditemukannya beberapa pegawai yang bekerja dengan kurang memperhatikan
Standar Operasional Prosedur yang berlaku, seperti terlambat datang kekantor,
tidak ikut melakukan apel pagi serta meninggalkan kantor tidak pada saat jam
kantor selesai. Berdasarkan SOP yang berlaku, pegawai Badan kesbangpol
Linmas Kota Pematangsiantar masuk kekantor pada pukul 07.45 WIB dan
melaksanakan apel pagi pada pukul 08.00 WIB, istirahat pada pukul 12.00
WIB-12.30 WIB dan selesai bekerja pada pukul 15.45 WIB.
Berdasarkan data yang diberikan pimpinan masih ditemukan pula pegawai
yang datang kekantor hanya untuk absen dan berada ditempat hanya beberapa jam
saja. Hukuman yang diterima pegawai pun hanya berupa teguran lisan dari
pimpinan, sehingga kurang menyebabkan efek jera bagi pegawai. Hal inilah yang
Berry terdapat lima penentu dalam menilai kualitas pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat yaitu :
“Keandalan, yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan secara terpercaya dan akurat; Daya tanggap, yaitu kesediaan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat; Kepastian, yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan; Empati, yaitu kesediaan untuk peduli, memberikan perhatian pribadi kepada pelanggan, dan Berwujud , yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, petugas dan materi komunikasi.”
Rendahnya tingkat disiplin pegawai dikantor ini mempengaruhi keandalan dan
daya tanggap pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pegawai
seharusnya menjalankan jam kerja sesuai dengan standar operasional yang telah
ditetapkan agar mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara cepat
dan terpercaya sehingga tidak mengecewakan masyarakat.
Kemampuan bekerja sama
Penilaian kinerja pegawai selain didasarkan dari tingkat kehadiran pegawai
yang tercermin dari kedisiplinannya juga dapat dilihat dari kemampuan kerjasama
pegawai.Berdasarkan informasi yang dikumpulkan peneliti, tingkat kerjasama
yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dikantor ini cukup
tinggi, hal ini didukung oleh lingkungan kerja yang bersifat kekeluargaan
sehingga pegawai tidak canggung untuk membina kerjasama baik secara
horizontal maupun vertikal dengan pimpinannya. Pimpinan bersikap terbuka
selain dengan memberikan bimbingan dan arahan kepada pegawainya, pimpinan
juga menerima kritik , saran dan masukan dari pegawainya sehingga mampu
Kemampuan kerjasama yang dilakukan antar pegawai sudah cukup baik,
seperti dalam mengerjakan tugas pegawai apabila ada pegawai yang memiliki
kendala untuk mengerjakannya maka rekan kerja sebidang akan membantu
mengerjakan tugasnya apabila sesama pegawai juga kurang paham dalam
penyelesaian tugasnya maka pegawai atau staff tidak sungkan untuk bertanya
dengan pimpinan, dan pimpinan pun akan memberikan arahan atau bimbingan
langsung kepada pegawainya. Selain membina kerjasama dengan pihak intern,
juga dilakukan kerjasama dengan pihak ekstern baik pimpinan maupun pegawai
melakukan kegiatan kerjasama dengan pihak luar baik untuk mendapatkan
informasi atau isu-isu aktual serta mencari solusinya untuk kepentingan
masyarakat dengan mengadakan forum-forum dengan pihak terkait maupun
dengan melakukan pembinaan masyarakat dengan diadakannya monitoring dan
sosialisasi, seperti sosialisasi pendidikan politik, dan monitoring pilkada dan
sebagainya
Ketepatan waktu dari hasil
Ketepatan waktu dari hasil yang dikerjakan pegawai dikantor ini juga
dinilai cukup baik, karena berdasarkan penjelasan yang diberikan pimpinan,
pegawai cenderung mampu untuk menyelesaikan tugas pokok dan fungsinya
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.Namun terkadang masih ditemui pula
beberapa tugas yang tidak terselesaikan sesuai dengan waktu yang ditetapkan, hal
ini salah satunya dipengaruhi oleh minimnya fasilitas yang tersedia dikantor
Kesbangpol Linmas ini, seperti tidak tersedianya fasilitas komputer bagi setiap
dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti dimana peneliti menilai bahwa
fasilitas, sarana dan prasarana dikantor kesbangpol perlu diperhatikan kembali.
Berdasarkan penjelasan dari pimpinan kepala badan Kesbangpol Linmas
Kota Pematangsiantar, pengadaan fasilitas serta perbaikan sarana dan prasarana
sendiri sudah menjadi salah satu PR (Pekerjaan Rumah) penting untuk diperbaiki,
karena diharapkan dengan terpenuhinya fasilitas , sarana serta prasarana kantor
pegawai dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih efisien sehingga
sehingga secara tidak langsung dapat memberikan pelayanan yang lebih baik pula
kepada masyarakat.
Menurut Kemenpan Nomor 81 tahun 1993, salah satu dari prinsip-prinsip
pelayanan publik adalah ketepatan waktu, kelengkapan sarana dan prasarana dan
kemudahan akses. Dimana dengan adanya fasilitas serta peralatan pendukung
kerja yang memadai dan ditunjang dengan kemudahan akses berupa pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi maka pegawai akan mampu untuk
meningkatkan kinerjanya sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
pun lebih efisien .Namun dengan direalisasikannya perbaikan fasilitas penunjang
kerja seperti komputer dan berbagai teknologi lainnya juga harus diiringi dengan
kemampuan pegawai untuk mengoperasikannya. Hal ini menjadi tantangan baru
bagi pemimpin, karena hampir 50% pegawai tidak mampu untuk mengoperasikan
komputer dan terbiasa bekerja secara manual sehingga juga dibutuhkan pelatihan
Kuantitas dari hasil
Kuantitas dari hasil yang dicapai pegawai dapat dilihat dari kemampuan
pegawai dalam memenuhi target pekerjaan yang diberikan. Pegawai Kesbangpol
Linmas sendiri secara keseluruhan dinilai mampu untuk memenuhi target yang
diberikan pimpinan hal ini juga dimotivasi dengan adanya penilaian kinerja
tahunan yang dilakukan serta pemberian TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai)
tiap bulan kepada para pegawai sehingga untuk mengumpulkan poin TPP para
pegawai harus memenuhi target kerja yang telah diberikan.
Perhitungan TPP didasarkan atas beberapa aspek penilaian pengukuran
kinerja, diantaranya adalah aspek perilaku kerja, yang merupakan perilaku ASN
(Aparatur Sipil Negara) yang diukur dari kehadiran dan kedisiplinan dalam
melaksanakan tugas dan fungsi sesuai jabatannya serta aspek prestasi kerja, yang
merupakan capaian kinerja pegawai yang diukur dari kuantitas dan kualitas
pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai dengan jabatannya.
Kualitas dari hasil
Kualitas dari hasil yang diselesaikan pegawai Kesbangpol Linmas juga dinilai
sudah cukup baik dan memenuhi uraian tupoksi serta sudah sesuai dengan
kemampuan dan keterampilan hal ini didukung juga karena rata-rata pegawai
kesbangpol sudah memiliki pengalaman kerja yang cukup dibidangnya. Selain itu
pemberian TPP sendiri juga cukup memotivasi pegawai untuk memberikan
kualitas kerja yang baik serta pemberian dukungan dan dorongan dari pimpinan
dengan melakukan rapat kerja dahulu sebelum melakukan pembagian kerja dan
Pimpinan juga selalu melakukan pengawasan kepada pegawainya serta selalu
memeriksa hasil pekerjaan pegawai sebelum diserahkan kepada pimpinan yang
lebih tinggi sehingga kualitas hasil kerja pegawai lebih maksimal.
5.3Analisis Peranan Kepemimpinan dalam Kinerja Pelayanan pada Badan Kesbangpol Linmas Pematangsiantar
Kepemimpinan memiliki peranan penting dalam kinerja pelayanan sebuah
organisasi. Kepemimpinan yang diterapkan pemimpin dapat tercermin dari gaya
kepemimpinan dan cara memotivasi yang diterapkannya. Kepemimpinan yang
efektif sendiri tidak dapat terwujud apabila pimpinan hanya menggunakan satu
jenis gaya kepemimpinan saja. Pemimpin harus mampu memadukan antar
beberapa gaya kepemimpinan agar tercipta kepemimpinan yang efektif untuk
memajukan dan mengembangkan organisasinya.
”Menurut Friedler, tidak ada seseorang yang dapat menjadi pemimpin yang berhasil dengan hanya menerapkan satu macam gaya kepemimpinan untuk segala situasi. Untuk itu pemimpin yang berhasil harus mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang beda sesuai dengan situasi yang berbeda-beda pula.”
Kepemimpinan di badan kesbangpol sendiri mewujudkan kepemimpinan
yang efektif dengan memadukan berbagai gaya kepemimpinan seperti gaya
kepemimpinan persuasif, partisipatif, dan edukatif. Hasil dari penerapan gaya
kepemimpinan tersebut menunjukkan dampak bahwa pegawai lebih berani
mengaktualisasikan dirinya dalam lingkungan kerja. Hubungan yang terjalin antar
pegawai dengan rekan sejawat maupun pimpinan dapat dinilai baik dan cukup
akrab, sehingga pegawai nyaman berada dilingkungan kerja dan mampu untuk