• Tidak ada hasil yang ditemukan

PR1 Agama dan Etika kelemahan dan kekuat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PR1 Agama dan Etika kelemahan dan kekuat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PR Agama dan Etika

YEHEZKIEL/14130262-1MIK1

1. Petakan kekuatan dan kelemahan diri anda. Bagaimana cara anda mengembangkan kekuatan supaya terarah kepada perbuatan baik dan bagaimana cara anda mengubah kelemahan menjadi kekuatan?

Sebenarnya saya sulit untuk menjawab pertanyaan ini, terlebih jika saya harus memetakan kekuatan. Karna menurut saya, saya adalah orang yang sangat minim akan kekuatan dan lebih memiliki banyak kelemahan. Sesungguhnya semua hal yang saya dapat lakukan, saya menyadari bahwa itu hanyalah semata-mata kekuatan yang diberikan Tuhan kepada saya. Tidak ada satu hal pun yang saya lakukan karena saya mampu, semua karena Kasih Karunia Tuhan.

Tidak banyak kekuatan yang benar-benar menjadi identitas saya dan melekat dalam diri saya sebagai salah satu elemen nyata dari kehidupan saya sehari-hari. Baiklah, saya akan mulai mencoba mengupas kekuatan apa yang ada dalam diri saya. Kekuatan yang paling menonjol dalam diri saya adalah kekuatan untuk memengaruhi orang lain agar mengikuti apa yang saya inginkan.

Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia saya semasa Sekolah Menengah Atas dulu sering mengatakan: “Ki, kalo soal pengaruhin orang dan mengintimidasi orang kamu jago banget deh”. Sepertinya kemampuan ini saya dapat semenjak saya duduk di Sekolah Menengah Pertama, pada waktu itu saya tinggal di sebuah asrama Katholik di provinsi Kepulauan Riau.

Saya tidak mengerti benar kenapa setiap tindakan dan kata-kata saya menimbulkan keseganan pada setiap murid di sekolah saya, sehingga seolah mereka menganggap saya sebagai boss mereka.

Hal yang sebenarnya tidak saya inginkan namun saya mendapatnya entah dari mana dan dari apa. Kemampuan ini terus berlanjut sampai sekarang dan kemampuan ini sangat berguna terutama jika saya mengikuti lomba debat. Sehingga saya dapat dengan mudah mempengaruhi orang dengan perkataan dan bahasa tubuh saya. Namun saya hanya mempergunakan kemampuan ini jika saya butuh, dan pada waktu yang tepat pula.

Teman-teman yang masuk ke dalam pengaruh saya tanpa mereka sadari bahwa saya memang memiliki kemampuan untuk mempengarui orang lain dan saya sedang sengaja melakukan itu.

(2)

hal ini sehingga menyulitkan orang. Saya selalu berhenti pada tahap yang sudah mulai membuat orang lain tidak nyaman akan hal ini.

Untuk mengembangkan kemampuan ini, saya lebih banyak membaca situasi, kapan saya dan dimana saya harus menggunakan kemampuan ini. Tentunya saya harus menggunakannya secara bijaksana, demi tujuan yang baik. Saya yakin jika dengan demikian kemampuan ini tidak hanya berguna bagi saya tetapi juga berguna bagi orang lain dan sesama.

Kemampuan saya selanjutnya adalah kemampuan untuk dapat beradaptasi dengan baik. Kemampuan ini saya anggap sebagai kemampuan yang sangat berguna, karna dewasa ini kita sebagai makhluk sosial semakin dituntut untuk dapat hidup dimana saja dalam kondisi apa saja, dengan demikian kita tidak perlu khawatir jika kita harus ditempatkan pada kondisi yang ekstreme sekalipun. Justru kita dapat memperluas pergaulan kita, yang nantinya bermanfaat untuk mengembangkan pengalaman kita dalam bersosial, bagaimana cara menempatkan diri dalam suatu lingkungan sosial, menanggapi setiap perbedaan yang ada, baik watak maupun adat-istiadat setiap orang.

Ketika saya belum memahami betul apa untungnya beradapasi dan pentingnya beradaptasi, saya tidak pernah perduli dengan lingkungan sekitar saya, saya anggap setiap orang memiliki hidupnya masing-masing, dan tidak perlu untuk memperhatikan bagaimana kehidupan orang lain, dan yang saya rasa kita hanya perlu mengurusi hidup kita sendiri. “yang penting saya tidak ganggu orang, yah orang gaperlu ganggu saya” begitu perinsip saya dulu semasa SMP. Namun justru malah perinsip tadi membuat saya masuk ke dalam masalah yang besar, saya dijauhi oleh teman-teman saya, adik kelas, kaka kelas, bahkan guru saya sendiri. Saya dianggap egois, tidak mau berbaur, dan dianggap sombong.

Tidak tahan dengan kondisi tersebut, akhirnya saya membuat keputusan besar, yaitu untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial dimana saya berada dan mempertahankan keputusan itu terus sampai sekarang yang menjadikan hal tersebut adalah sebuah komitmen dalam hidup saya. Dan keputusan untuk beradaptasi itu mengahasilkan suatu perubahan besar dalam diri saya yang ternyata merupakan kemampuan yang terpendam. Lalu setelah itu saya mempunyai hidup yang lebih baik karena memiliki banyak sekali teman dalam relasi-relasi saya yang memperluas pergaulan saya dengan sangat baik, dapat menentukan sikap untuk berinteraksi dengan orang banyak.

(3)

saya, sehingga saya selalu terkenal dimanapun saya berada, contohnya di sekolah, gereja, kampus, dan lain-lain. Kemampuan bernyanyi yang lebih baik dibandingkan dengan teman-teman sayalah yang menurut saya menjadi faktor penyebab kenapa saya mudah terkenal. Namun, belakangan ini saya sudah tidak terlalu suka untuk mnonjolkan kemampuan ini. Lebih baik saya menyamar menjadi orang yang biasa tetapi saya memiliki karisma yang luar biasa di dalam diri.

Hal yang bisa saya kembangkan dari hal ini adalah penggunakan kesempatan pada kemampuan ini untuk menjadi contoh atau teladan yang baik bagi lingkungan saya. Dengan demikian, seua orang dapat melihat atau meniru atau terinspirasi dari hidup saya, jika saya memberi teladan yang baik. Dimulai dari diri saya sendiri yang berujung pada perubahan besar bersama-sama.

Kemampuan terakhir yang akan saya jelaskan adalah kemamuan untuk berkomunikasi dengan baik. Menurut saya, hal ini benar-benar menjadi identitas yang melekat pada diri saya. Saya mulai merasakan kemampuan ini bahkan semenjak usia saya 6 tahun. Saya banyak berbicara, banyak bertanya, banyak berkomunikasi dengan banyak orang, sampai-sampai orang tua saya menyarankan saya untuk menjadi pengacara. Dari kecil saya mempunyai cita-cita untuk menjad artis, baik presenter, penyanyi, maupun pemain filem. Bukan hanya berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, tetapi juga saya cukup pandai dalam berkomuniksi dalam berbagai bahasa.

Keampuan yang menurut saya luar biasa ini sangat saya syukuri, karna Tuhan telah mempercayakan satu talenta atau kemampuan yang besar pada saya. Saya berkomitmen untuk terus mengembangkan kemampuan ini, baik akademik maupun praktis. Saya yakin kemampuan ini akan saya pertanggungjawabkan dengan baik dan saya pergunakan dengan baik, bukan hanya untuk kepentingan saya pribadi, namun juga demi kepentingan banyak orang.

Cara mengembangkannya yang saya anggap perlu adalah, kuliah dan mengambil jurusan komunikasi, memperluas pengetahuan tentang komunikasi, banyak belajar dari orang-orang yang sudah lebih dahulu terjun dalam dunia komunikasi.

Baiklah, selanjutnya saya akan memaparkan tentang kelemahan-kelemahan saya dan bagaimana cara saya untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan.

(4)

orang tua dan adik saya yang membenci kelemahan saya yang satu ini. Saya gampang tersinggung dan memiliki perasaan yang lembek seperti bubur. Teman-teman saya harus sangat berhati-hati dalam berhubungan dengan saya, salah-salah mereka salah berbicara dan saya langsung tersinggung. Salah satu penyebab sahabat saya sudah tidak suka lagi berhubunngan dengan saya adalah karna kelemahan saya yang satu ini.

Sebenarnya bingung bagaimana cara untuk merubah ini menjadi sebuat kekuatan. Mungkin adalah dengan cara memperbaki hati, lebih menerima atau bahkan jangan terlalu memperdulikan kata-kata atau sindirian dan tingkah laku orang lain. Nah, cara mengubah untuk menjadi kekuatan adalah mungkin dengan setelah kita berubah untuk tidak menjadi sensitif lagi, kita dapat memberitahu orang lain yang mempunyai kelemahan yang sama, bagaimana cara untuk menjadi tidak sensitf lagi dan mengetahui, bagaimana cara untuk berhubugan dengan orang yang sensitif. Selain itu, kita dapat pula memberitahu orang lain, bagaimana caranya untuk berhubungan dengan orang yang sen sensitif, karna dulu kita juga sensitif.

Selanjutnya kelemahan saya adalah lelet. Hal ini ada dalam diri saya semenjak saya kecil. Dan orang tua saya sering marah dan emosi karna saya sulit sekali untuk meninggalkan hal ini. Sebenarnya juga saya mengalami banyak kerugian karena hal ini, dalam sekolah saya dulu, dalam setiap pekerjaan saya, dan lain-lain.

Baiklah unuk poin ini, saya benar-benar tidak menemukan cara sama sekali bagaimana untuk merubah kelemahan saya yaitu lelet menjadi kekuatan. Impossible.

Kelemahan saya yang selanjutnya adalah sombong. Kelemahan saya yang ini membuat saya bingung, karena saya tidak tampan, tidak kaya, tidak terlalu pintar, tidak rupawan tapi saya merasa cukup sombong, sering menganggap orang lain memiliki kemampuan di bawah saya, sering tidak mau bergaul dengan orang lain yang saya anggap memiliki kemampuan atau status di bawah saya. Tapi anehnya saya jauh lebih mau bergaul dengan orang yang statusnya berada di atas saya.

Lagi-lagi untuk hal ini saya tidak menemukan cara sama sekali bagaimana untuk merubah kelemahan saya yaitu sombonng menjadi kekuatan. Impossible.

(5)

dan keluarga saya mengenai hal ini. Dikatakan, jangan menegur atau menasehati orang lain dengan ‘metode’ milik saya terebut.

Untuk poin yang terakhir pada pertanyaan yang pertama ini, saya ingin mencoba menyebutkan cara untuk mengubah ini menjadi kekuatan. Yaitu, bisa kita gunakan untuk membela hak jika-jika ada seseorang yang tidk adil?

2. Kritik terhadap agama-agama dapat memicu pandangan atau tafsiran yang berbeda tentang agama. Bagaimana tanggapan anda terhadap berbagai kritik terhadap agama yang berkembang dewasa ini?

Untuk menjawab pertanyaan ini, terlebih dahulu saya akan membahas tentang pandangan yang berbeda, khususnya pada masyarakat indonesia. Pandangan pada setiap individu lahir dari lingkungan, pemahaman dan kebiasaan masing-masing orang. Pandangan ini biasa diturunkan dari orang tua kepada anaknya secara tidak langsung. Seorang anak akan mengadaptasi kebiasaan dilingkungan tempat dia tinggal dan menjadikan kebiasaan itu sebagai suatu pedoman.

Namun yang menjadi masalah adalah masyarakat pedesaan yang kuno yang sebenarnya hidup di masa moderen sering dibodoh-bodohi oleh beberapa oknum yang sengaja ingin mengadu domba umat antaragama di Indonesia tercinta. Masalah ini bukan masalah yang baru lahir dan terjadi di Indonesia. Sejak jaman penjajahan dahulu, jiwa atau karakter masyarakat Indonesia adalah jiwa dan karakter ‘budak’ yang selalu ‘cepat tersulut api’.

Ironis nya kelemahan dari bangsa Indonesia ini terus-menerus berlangsung sampai sekarang. Masih banyak masyarakat Indonesia yang pikirannya kolot dan kaku. Tidak fleksibel terhadap keanekragaman Indonesia dan tidak terbuka terhadap realita yang ada. Masih saja terikat pikirannya terhadap kebiasaan-kebiasaan dahulu yang menjadi pedoman mereka.

Kebiasaan ‘terlalu cepat percaya’ dan ‘tidak menyaring apa yang didengar’ juga merupakan faktor utama perdebatan antaragama. Sekali mendengar hasutan, berita atau kabar buruk tentang ‘agama tetangga’ masih sangat banyak masyaraka Indonesia yang langsunng percaya tanpa menyaring atau membuktikan kebenaran berita yang ada.

(6)

pemikiran-pemikiran yang menutut saya keliru. Tidak untuk mendokrin, tidak untuk menggurui, tidak menyatakan saya benar dan yang lain salah.

Satu hal juga yang esensi untuk diketahui adalah, sangat banyak orang-orang di dunia khususnya di Indonesia yang sangat menginginkan peperangan antaragama, diskriminasi, dan intimidasi. Jangan mau menjadi boneka mereka, menjadi bahan permainan mereka. Kita harus memiliki pandangan yang luas dan terbuka, namun tegas dan berlandasan yang kuat. Sehingga tidak terombang-ambing atau gampang terprofokasi oleh oknum-oknum kejahatan agama.

Menurut saya tidak ada seorangpun yang berhak mengkritik sebuah agama. Biarkan orang dengan kepercayaannya, biarkan diri anda pada jalan anda. Jika semua manusia berjalan tanpa menabrak garis-garis yang ada, saya yakin tidak ada perpecahan Indonesia karena agama, tidak ada diskriminasi, dan semua akan hidup harmonis. Karena sesungguhnya perbedaanlah yang menjadikan warna.

Jika anda ingin mengajak orang lain untuk mengenal agama anda, maka langkah pertama yang harus anda lakukan adalah menjadi contoh, memberikan teladan yang baik, bentuk keluarga anda menjadi baik sesuai dengan cara yang diajarkan agama masing-masing. Dari situlah maka orang dapat melihat seberapa baik agama anda. Karena hakikatnya agama adalah bukan bicara mengenai siapa Tuhan anda, melainkan berbicara bagaimana cara anda menyembah dan bersyukur pada Tuhan anda dan apakah perbuatan anda benar-benar mencerminkan kehidupan beragama yang notabenenya adalah segala sesuatu yang baik.

Saya ingin memberikan kesimpulan terhadap dua pertanyaan di atas, yang pertama: jangan sampai kekuatan disalah gunakan menjadi kelemahan. Dan yang kedua: kritik wajar, yang menjadi tidak wajar itu, mengkritik tapi sebenarnya andalah yang harus dikritiki.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan pada sistem kendali kecepatan pada motor DC dengan metode PID digital menggunakan FPGA, maka dapat ditarik kesimpulan

Akan lebih rumit, Jika kita melakukan hal ini dengan hati-hati akan ada bentuk lain yang dapat diterima dengan penataan ikatan tunggal dan rangkap yang berbeda

Sedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan yang menjadi fokus penelitian adalah Nilai-Nilai Profetik dari Pemikiran Kuntowijoyo dan Implikasinya Bagi Pengembangan

Layanan kesehatan Gigi dan Mulut dilakukan di lantai 2 bersamaan dengan Instalasi Rawat Jalan.Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan berupa pelayanan

Karena itu, untuk mengubah citra negatif birokrasi perijinan usaha dan investasi, Propinsi Jawa Timur menggagas dan melakukan penyederhanaan pelayanan perijinan

Program utama pengembangan agribisnis komoditas unggas sangat terkait dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Guna menjamin penyediaan pasokan d.o.c. ayam ras yang

Selanjutnya, sejalan dengan menurunnya tingkat ekspektasi pada akhir triwulan laporan, maka secara tahunan inflasi kelompok core (inti) juga mengalami

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini yaitu diversifikasi produk adalah suatu usaha perusahaan untuk mengembangkan atau menambah jenis produknya guna melayani