Masalah Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah
Kurikulum merupakan seperangkat perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian, dan sekolah merupakan tempat untuk pelaksanaan kurikulum itu sendiri. Kurikulum bagaimanapun bagusnya jika guru sebagai ujung tombaknya tidak mampu untuk melaksanakan kurikulum dengan baik maka tujuan
pendidikan tidak akan tercapai dengan baik. SMK Negeri 2 Bandar Lampung menggunakan kurikulum 2013, di dalam kurikulum 2013 terdapat kompetensi inti yang berisikan tentang sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan ketrampilan. Sikap spiritual bertujuan membentuk peserta didik yang beriman, dan bertaqwa. Sikap sosial bertujuan membentuk manusia yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Pengetahuan bertujuan membentuk peserta didik yang memiliki daya nalar yang tinggi, dan ketrampilan bertujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki ketrampilan di
bidangnya masing – masing baik hard skill maupun soft skill.
Pelaksanaan kurikulum 2013 dari tingkat SD, SMP, dan SMA sederajat masih banyak kekuranganya, pertama masalah penilaian yang dianggap rumit karena penilaian meliputi empat aspek penilaian (sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan ketrampilan). Kedua, guru belum begitu menerapkan proses pembelajaran yang menerapkan lima langkah pembelajaran yang lebih dikenal dengan scientific approach (mengamati, menanya, mencoba, mengolah, dan menyaji), jika lima langkah ini tidak terlaksana maka proses penalaran dan penciptaan tidak akan tercapai. Ketiga, pembelajaran secara konvensional yang sudah lama diterapkan oleh guru terus berlangsung sehingga guru mengalami kesulitan untuk membuat siswa menjadi aktif bertanya dalam proses
pembelajaran. Keempat, pelatihan tentang implementasi kurikulum 2013 yang diberikan kepada guru hendaknya satu persatu dan terfokus.
Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di sekolah menengah kejuruan belum menyentuh mata pelajaran kejuruan karena proses pembelajaranya (mata pelajaran produktif) sudah memenuhi lima langkah pembelajaran scientific approach (mengamati, menanya, mencoba, mengolah, dan menyaji), hanya saja proses penilaianya yang belum mengacu pada aspek sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan ketrampilan. Seiring meningkatnya usia kurikulum 2013 maka proses penilaianpun sudah mengacu kepada keempat aspek yang dinilai. Pada mata pelajaran normatif dan adaptif memang mengalami banyak kesulitan untuk melaksanakan proses pembelajaran yang menggunakan lima langkah scientific approach, apalagi selama ini menggunakan metode balajar konvensional (guru mengajar dan siswa mendengarkan). Pelatihan implentasi kurikulum 2013 belum merata (belum semua guru) mendapat pelatihan sehingga pemahaman masing – masing guru berbeda-beda. Pemerintah pusat lewat kementrian pendidikan dan kebudayaan seharusnya telah mencetak format raport untuk dibagikan ke
yang dibuat hanya tidak mengacu pada tujuan pembelajaran yaitu membentuk manusia yang bertaqwa, beriman, memiliki pengetahuan, dan ketrampilan. Laboratorium yang alakadarnya juga menjadi kendala karena siswa tidak begitu baik dalam melaksanakan praktikum, dan sikap pemerintah daerah yang belum sepenuhnya mendukung proses pembelajaran dengan baik (jumlah siswa