• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh para siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Deskripsi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh para siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH PARA SISWA KELAS XI SMA BRUDERAN PURWOREJO

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN

TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Robertus Bayu Wibowo

031114048

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN

TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Robertus Bayu Wibowo

031114048

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv MOTO :

“Orang jarang mencapai kesuksesan kecuali

jika mereka mencintai

apa yang sedang mereka kerjakan”

(Dal Carnigie)

Persembahan :

Dengan segala kerendahan hati, karya sederhana ini

(6)

v

DESKRIPSI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH PARA SISWA KELAS XI SMA BRUDERAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN

TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Robertus Bayu Wibowo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010, dengan jumlah 97 siswa.

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Kuesioner Permasalahan Siswa”, dengan jumlah 44 item pernyataan. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah membuat tabel, menghitung persentase setiap alternatif jawaban, menjumlahkan frekuensi tidak sesuai dan sangat tidak sesuai, dan menentukan permasalahan yang dialami oleh lebih dari 50 % siswa.

Masalah penelitian ini adalah adalah; (1)Permasalahan-permasalahan apasajakah yang dihadapi oleh siswa siswi kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2009/2010? (2) topik-topik bimbingan klasikal apa sajakah yang sesuai untuk membantu siswa mengatasi permasalahan tersebut?

(7)

vi

DESCRIPTION OF PROBLEMS FACED BY STUDENTS OF GRADE XI OF SMA BRUDERAN PURWOREJO OF ACADEMIC YEAR 2009/2010

AND THE IMPLICATION TO THE TOPICS PROPOSAL FOR CLASSICAL GUIDANCE

Robertus Bayu Wibowo Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

This research is a descriptive research employing survey method. The population of the research included all students of grade XI of SMA Bruderan Purworejo of academic year 2009/2010. The number of the students was 97.

The research instrument employed to collect data was “Questionnaire of Students’ Problems” which included 44 items. Data processing techniques used included putting data into table, calculating the percentage of students’ answers, summing up the frequency of “unsuitable” and “very unsuitable” answers, and identifying the problems faced by more than 50 % of the students.

The problems formulated in this research were (1) What are the problems faced by the students of grade XI of SMA Bruderan Purworejo of academic year 2009/2010? (2) What are the suitable topics for classical guidance activities to help students solve their problems?

(8)

vii

dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, atas segala kasih dan rengkuhan-Nya selama ini, yang

menjadikan segala sesuatu tidak mustahil untuk diraih dan berjuta rencana

indah-Nya bagiku. Thank you for blessing me…

2. Ibu A. Setyandari, S. Pd., Psi., M. A, Dosen Pembimbing yang dengan tulus

memberikan tuntunan, petunjuk, bimbingan dan perhatian hingga penyelesaian

skripsi ini.

3. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui dan memberikan ijin

kepada penulis untuk melakukan penulisan skripsi ini.

4. Segenap dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang pernah mendidik penulis selama masa perkuliah di Program Studi

Bimbingan dan Konseling.

5. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk melaksanakan studi.

6. Ibu Dra. Rini Purwati, selaku Kepala Sekolah Bruderan Purworejo yang telah

memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

7. Bapak Dedi selaku staff bimbingan dan konseling di SMA Bruderan Purworejo yang

(9)

viii

9. Kedua orang tuaku tercinta yang telah tenang disisiNya, terima kasih atas kasih

sayang yang telah diberiakan yang masih tetap saya rasakan sampai sekarang

10. Mas Fidi, Mbak Dion, Mas Albert, Mbak Yuli serta kedua keponakanku yang

lucu-lucu Puan dan Iel, terimakasih atas dukungan dan doanya.

11. Teman-teman komunitas pugeran permai: Alel, Rian, Rocky, Asep, dan Wahyu, tak

lupa juga ketiga anggota solmet poreper: Bismo, Pipit dan Wulan.

12. Semua teman-teman Bimbingan & Konseling angkatan 2003 atas kerjasama dan

kebersamaan yang selama ini kita jalani bersama selama perkuliahaan.

13. Keluarga berasar Tarekat Djoeang Moeda, terimakasih untuk dialektika dan

dinamikanya selama ini.

14. Kawan-kawan Front Perjuangan Pemuda Indonesia diseluruh semesta raya Indonesia

terima kasih atas kebersamaanya selama ini, semoga spirit dan hati kita masih tetap

sama.

Akhirnya untuk semua yang telah mendukung baik lahir maupun batin, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas bantuannya selama penulis

mengerjakan skripsi.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dan kerja sama

selama ini. Tuhan memberkati….Amin.

Yogyakarta, 22 Januari 2010

(10)

ix

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan

daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta, 22 Januari 2010

Penulis

(11)

x

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Robertus Bayu Wibowo

Nomor Mahasiswa : 031114048

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:

DESKRIPSI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH

PARA SISWA KELAS XI SMA BRUDERAN PURWOREJO TAHUN

PELAJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN

TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya dan tanpa memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 22 Januari 2010

Yang menyatakan,

(12)

xi

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...….……... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR... vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... ix

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………. x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian ……… ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

(13)

xii

A. Siswa SMA Sebagai Remaja……... 6

1. Pertumbuhan Fisik ... 6

2. Perkembangan Emosi………...……….……. 7

3. Perkembangan Sosial. ……… 8

4. Perkembangan Moral…….. ……… 9

5. Perkembangan Kognitif………... 10

6. Perkebangan Cita-cita……….. 11

7. Perkembangan Minat……… 11

8. Perkembangan Citra Diri……….. 12

B. Tugas Perkembangan Remaja ………..……… 13

1. Memperoleh Hubungan Baru Yang Lebih Matang Dengan Teman Sebaya. 13

2. Menerima Keadaan Dirinya Sesuai Jenis Kelamin... 13

3. Memperoleh Kebebasan Emosional Dari Orang Tua……….. 14

4. Memperoleh Kemandirian Dalam Hal Keuangan………. 14

5. Mengembangkan Ketrampilan-Ketrampilan Baru……… 14

6. Memiliki Citra Diri Yang Realistik……….. 14

7. Memilih Dan Mempersiapkan Diri Untuk Suatu Pekerjaan……… 14

8. Mempersiapkan Diri Untuk Memasuki Perkawinan……… 15

C. Masalah-masalah yang Sering Timbul Pada Masa Remaja …..……….. ... 15

D. Pengelompokan Masalah-Masalah yang Sering Timbul Pada Masa Remaja.. 19

(14)

xiii

3. Bidang Belajar... 24

4. Bidang Bimbingan Karier... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Subjek Penelitian…... ... 26

C. Instrumen Penelitian……….. 27

1. Alat Pengumpul Data……….. 27

2. Pemberian Skor……… 29

3. Validitas dan Reliabilitas ... 29

a. Validitas ……… 29

b. Reliabilitas ……… 31

D. Prosedur Pengumpulan Data ... ... 33

E. Teknik Analisis Data …………..……….…………. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……... 36

A. Permasalahan-permasalahan yang Dihadapi Para Siswa... 36

B. Pembahasan... 40

(15)

xiv

A. Kesimpulan……… 46

B. Saran………... 47

DAFTAR PUSTAKA... 48

(16)

xv

Tabel Halalam

Tabel 1 : Kisi-kisi kuesioner penelitian ………. 28

Tabel 2 : Klasifikasi koefisien reabilitas dan validitas suatu tes... 32

Tabel 3 : Jadwal pengumpulan data penelitian …..……… 33

Tabel 4 : Permasalahan yang dihadapi siswa berdasarkan urutan yang paling

banyak dialami siswa hingga yang paling sedikit …...……..…..… 36

Tabel 5 : Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh lebih dari 50% siswa... 39

(17)

xvi

Lampiran Halaman

Lampiran 1 : Kuesioner Permasalahan Siswa……….. 50

Lampiran 2 : Tabulasi Data Ujicoba………...……….….. . 53

Lampiran 3: Tabulasi Data Penelitian……….……… 55

Lampiran 4 : Hasil Perhitungan Validitas dan Reabilitas Menggunakan SPSS …. 61

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak

menuju masa dewasa. Hurlock (1996:207) mengatakan bahwa peralihan

bukan berarti terputus dengan yang terjadi sebelumnya; yang terjadi

sebelumnya menjadi landasan pada yang terjadi sekarang dan yang akan

datang. Pada masa ini terjadi banyak sekali perubahan antara lain perubahan

yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, emosional,

psikososial, dan cita-cita (Mappiare, 1982:31). Perubahan-perubahan itu

mempengaruhi remaja sehingga menimbulkan permasalahan dalam diri

mereka. Untuk mengatasi permasalahan itu mereka membutuhkan bantuan

orang lain. Drajat (1974:34) membatasi masa remaja adalah masa dimana

seseorang berada pada umur 13-20 tahun.

Siswa SMA pada umumnya berumur antara 14-19 tahun. Hal ini dapat

dikatakan bahwa siswa SMA berada pada masa remaja. Siswa dalam

peranannya sebagai remaja memiliki berbagai tugas perkembangan yang harus

dijalankan yang terkadang menimbulkan berbagai permasalahan bagi siswa

tersebut. Jika pada suatu tahap siswa dapat menjalankan tugas

perkembangannya dengan baik maka siswa akan lebih mudah menjalankan

tugas perkembangan berikutnya. Sebaliknya, jika tugas perkembangan pada

suatu tahap tidak dapat dikerjakan dengan baik oleh siswa maka akan

(19)

menimbulkan berbagai permasalahan. Jika siswa tidak dapat menyelesaikan

masalahnya maka ia akan merasa kurang percaya diri, menutup diri dari orang

lain dan lain sebagainya, bahkan terkadang ia dapat melakukan

tindakan-tindakan negatif seperti minum-minuman keras, menggunakan narkoba dan

lain sebagainya.

Penyelesaian masalah-masalah yang dialami oleh siswa dapat berjalan

dengan baik apabila siswa mendapat bantuan dari orang lain. Kegiatan

bimbingan yang dilaksanakan disekolah bertujuan untuk menghasilkan

perubahan-perubahan positif dalam diri siswa yang sedang berkembang

menuju kedewasaan. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada

siswa untuk menemukan pribadinya, mengenal lingkunyannya, dan dapat

merencanakan masa depannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan

dari bimbingan adalah agar individu dapat mengatur kehidupannya sendiri,

memiliki pandangannya sendiri, mengambil sikap sendiri, memiliki

pandangan sendiri, dan mampu mengambil konsekuensi/resiko dari

tindakannya sendiri (Winkel 1997:69).

Layanan bimbingan klasikal merupakan salah satu bentuk layanan

bimbingan yang dapat diberikan kepada para siswa. Ada beberapa bidang

bimbingan yang dapat diberikan kepada para siswa dalam layanan bimbingan

klasikal. Bidang bimbingan yang dimaksud adalah bidang bimbingan pribadi,

bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar, dan bidang bimbingan

(20)

Sebagai tenaga professional, guru pembimbing diharapkan dapat

membantu siswa dalam mengatasi masalah yang dialaminya. Untuk

membantu siswa mengatasi permasalahanya usaha pertama yang dilakukan

adalah mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa, selanjutnya

permasalahan tersebut dapat ditindaklanjuti melalui layanan-layanan

konseling yang ada disekolah.

Dalam rangka pelaksanaan bimbingan guru pembimbing perlu

mempertimbangkan kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi siswa. Hal

inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti

permasalahan-permasalahan apa sajakah yang dihadapi oleh siswa kelas XI SMA Bruderan

Purworejo tahun pelajaran 2009/2010? Serta topik-topik bimbingan

apasajakah yang sesuai untuk membantu siswa mengatasi

permasalahan-permasalahan tersebut diatas.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap masalah-masalah yang

dialami oleh siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran

2009/2010. Secara khusus pertanyaan yang ingin dijawab adalah:

1. Permasalahan-permasalahan apa sajakah yang dihadapi oleh siswa-siswi

kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010?

2. Topik-topik bimbingan apa sajakah yang sesuai untuk membantu siswa

(21)

C. Tujuan Penelitian

1. Mendiskripsikan masalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas XI SMA

Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010.

2. Menyusun usulan topik bimbingan klasikal bagi siswa kelas XI SMA

Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

berbagaib pihak, khususnya di SMA Bruderan Purworejo antara lain:

1. Bagi guru pembimbing: hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam

menentukan topik-topik bimbingan yang sesuai dengan masalah yang

dihadapi oleh siswa.

2. Bagi sekolah: hasil penelitian ini dapat menjadi informasi mengenai

masalah yang dihadapi oleh siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo.

Dengan informasi ini, diharapkan kepala sekolah dengan dibantu oleh guru

pembimbing dapat mengupayakan langkah-langkah yang tepat dalam

usaha membantu menyelesaikan masalah siswa.

E. Definisi Operasional

1. Permasalahan siswa: adalah sesuatu yang menghambat, menghalangi, dan

mempersulit siswa dalam melakukan hal-hal yang perlu baginya seperti

(22)

2. Siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo TA. 2009/2010: Para siswa

yang terdaftar sebagai siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Siswa SMA Sebagai Remaja

Siswa SMA sebagai remaja mempunyai ciri-ciri perkembangan,

misalnya perkembangan emosi, fisik, dan lain sebagainya. Ciri menurut

Badudu dan Zain (1994:283) adalah “tanda-tanda khas yang membedakan

seseorang atau sesuatu dari orang atau benda lain.” Perkembangan adalah

perubahan-perubahan psikofisis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi

psikis dan fisik pada diri anak yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan

proses belajar dalam periode waktu tertentu menuju kedewasaan (Kartono

1982:33). Pendapat ini diperjelas oleh Hurlock (1991:2) yang secara singkat

mengatakan “perkembangan adalah serangkaian perubahan yang progresif

yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman.” Remaja berarti

individu yang sedang tumbuh menjadi dewasa (Hurlock 1991:206). Jadi ciri

perkembangan remaja adalah tanda khas yang dimiliki oleh remaja akibat

proses pematangan fungsi psikis dan fisik.

Sebagai salah satu tahap perkembangan, usia remaja juga memiliki ciri

atau tanda-tanda yang khas yang membedakan suatu dari yang lain. Berikut ini

diuraikan beberapa ciri remaja.

1. Pertumbuhan Fisik

(Hurlock, 1996:189) mengatakan bahwa pada masa remaja seseorang

mengalami pertumbuhan fisik, seperti tambahnya tinggi badan, berat

(24)

badan, dan sebagainya. Pertumbuhan fisik ini terjadi terutama pada

permulaan masa remaja (remaja awal). Remaja mengalami pertumbuhan

fisik yang sangat pesat; pada wanita pertumbuhan fisik meliputi:

pertumbuhan tulang, payudara, bulu disekitar alat kelamin, dan

menstruasi. Yang dimaksud menstruasi yaitu pengeluaran darah, lender

dan jaringan sel yang hancur dari rahim secara berkala yang terjadi setiap

bulan pada wanita yang berumur kurang lebih 13-45 tahun (Hurlock,

1996:189). Hal itu senada dengan yang diungkapkan Sarwono (1988:6-7)

bahwa perkembangan fisik remaja pria meliputi: pertumbuhan tulang, bulu

di ketiak dan sekitar alat kelamin, lengan dan kaki, tumbuh kumis,

jenggot, serta kulit menjadi kasar. Gunarso (1986:3) mengatakan bahwa

pertumbuhan fisik remaja yang sangat pesat dapat mengakibatkan

kecanggungan dan kekakuan dalam pergaulan. Apabila keadaan fisik tidak

sesuai dengan keinginannya, maka remaja akan merasa cemas, dan tidak

senang. Remaja mengalami tantangan dalam menghadapi

perubahan-perubahan yang terjadi dan menerima keadaan fisiknya.

2. Perkembangan Emosi

Beberapa emosi yang sering tampak pada remaja ialah “marah, malu,

takut, cemas, cemburu, iri hati, sedih, gembira, kasih saying, dan ingin

tahu” (Mappiare, 1982:60). Remaja belum mampu mengontrol emosinya

sehingga pada masa remaja sering terjadi perselisihan misalnya dengan

teman sebaya. Remaja mudah tersinggung dan sulit untuk memaafkan

(25)

1998:84). Renaja memiliki keinginan kuat untuk bergabung dan diterima

teman sebayanya. Mereka merasa gelisah, takut apabila tidak diterima

kelompoknya dan berusaha menyesuaikan diri dengan norma-norma

kelomponya (Mappiare, 1982:59). Dalam hal ini Mappiare (1982:60)

menulis:

Rasa sedih merupakan bagian emosi yang sangat menonjol dalam masa remaja awal. Mereka sangat peka terhadap ejekan-ejekan yang dilontarkan pada dirinya. Kesedihan akan muncul apapbila ejekan itu dating dari teman sebaya. Sebaliknya perasaan gembira aakan tampak apabila mereka mendapat pujian atau keberhasilan yang dialaminya.

Menurut Garrison (Mappiare, 1982:16) orang memperoleh kebahagiaan

dalam hidup karena ia terlatih dalam memahami dan menguasai emosinya.

Menurut Hurlock (Mappiare, 1982:61) agar remaja terlatih dalam

memahami dan menguasai atau mengelola emosinya, remaja perlu berlatih

mengungkapkan perasaannya kepada orang yang dipercayainya seperti

kepada guru pembimbing.

3. Perkembangan Sosial

Pada masa ini, remaja ingin tampil secara “prima” karena itu nama

panggilan, pakaian, dan sarana lainya (kendaraan) serta perhiasan

merupakan sarana bagi mereka untuk tampil dengan penuh percaya diri

(Mappiare, 1982:90). Remaja mulai bergaul dan menjalin hubungan sosial

dengan teman sebayanya dan mereka lebih kerasan berada di tengah

kelompok teman sebaya daripada berada di tengah lingkungan keluarga

(26)

Mappiare (1982:92) menegaskan bahwa dalam perkembangan sosial

remaja ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, antara lain:

a. Penerimaan dan penghargaan: Apabila remaja diterima dan dihargai

oleh orang-orang di sekitarnya, maka remaja akan merasa percaya diri,

dan remaja akan mempunyai pendangan yang positif terhadap

masyarakat di sekitarnya dan dengan senang hati ikut berpartisipasi

dalam kehidupan sosial.

b. Kemampuan mengenal diri sendiri: Remaka perlu semakin mengenal

dirinya dan semakin mampu mengendalikan dirinya. Dengan demikian

remaja akan mampu menghadapi situasi yang kurang menyenangkan.

4. Perkembangan Moral

Gunarsa (1986: 95) menjelaskan bahwa perkembangan moral erat

kaitannya dengan proses kemampuan melakukan suatu peran dalam

hubungan dengan orang lain. Kemampuan untuk berperan ini memberi

kemungkinan bagi individu untuk menilai berbagai keadaan sosial dari

beberapa sudut pandang. Mappiare berpendapat bahwa dalam

perkembangan moralnya remaja mulai memikirkan hal-hal yang benar dan

yang tidak benar tentang norma-norma yang berlaku di sekitar dan tidak

begitu saja menerima pendapat orang dewasa yang ia pandang sebagai

seorang manusia yang dapat berbuat kesalahan (Mappiare,1982:68).

Agustiani (2006:31) mengungkapkan bahwa pada masa remaja seseorang

mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak.

(27)

alternatif yang mungkin terjadi, misal aturan-aturan dari orang tua, status

remaja dalam kelompok sebayanya, dan aturan-aturan yang diberikan

padanya tidak lagi dipandang sebagai hal-hal yang tidak mungkin dirubah

(Agustiani, 2006:31). Hal itu senada dengan apa yang diungkapkan oleh

Hurlock (1991:225) yang mengatakan bahwa perubahan fundamental

dalam moralitas selama masa remaja adalah pandangan moral remaja

semakin abstrak, keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan

keadilan merupakan kekuatan moral yang dominan; penilaian moral

dipertimbangan secara kritis.

5. Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget (Suparno, 2001:88) remaja pada umumnya sudah dapat

berpikir secara logis dan logikanya mulai berkembang, sudah dapat

menggunakan logikanya secara efektif dan fleksibel serta mampu

berhadapan dengan persoalan yang kompleks. Dr. Hedriati Agustiani yang

mengatakan bahwa remaja sudah dapat menggunakan logikanya dengan

baik sehingga remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang

hipotesis dan abstrak dari realitas (Agustiani, 2006:31).

Menurut Ginsburg (Suparno, 2001:88) remaja dapat berpikir fleksibel

karena dapat melihat berbagai kemungkinan; Ia dapat berpikir efektif

karena dapat melihat mana yang cocok pada persoalan yang dihadapi. Hal

ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Piaget (Suparno,2001:100)

remaja mempunyai beberapa pemikiran, antara lain pemikiran deduktif

(28)

pengalaman umum ke pengalaman khusus sedangkan induktif ialah

pengambilan kesimpulan dari pengalaman khusus ke umum.

6. Perkembangan Cita-cita

(Mappiare, 1982:88-89) cita-cita pendidikan dalam masa remaja pada

umumnya telah mantap. Pemilihan jurusan dapat dikategorikan menjadi

dua tahap yaitu tahap penjajakan dan tahap pemusatan. Dalam tahap

penjajakan dipertimbangkan alternatif-alternatif jurusan yang dapat

dipilih, sedangkan dalam tahap pemusatan ditekunilah jurusan yang telah

dipilih.

Remaja dapat mengalami konflik dalam menentukan pemilihannya. Dalam

hal ini remaja membutuhkan seseorang untuk membantu memecahkan

masalah/konlfik yang dihadapi.

7. Perkembangan Minat

Hurlock (1996:217-222) menegaskan bahwa bentuk-bentuk minat remaja

sangat beragam antara lain, minat pada rekreasi, minat pada agama, dan

minat pada penampilan diri.

a. Minat pada rekreasai: pada masa remaja, ia cenderung menghentikan

kegiatan rekreasi yang menuntut banyak tenaga. Pada awal masa

remaja kegiatan rekreasi dari tahun sebelumnya berubah menjadi

bentuk rekreasi yang baru. Berangsur-angsur bentuk rekreasi yang

kekanak-kanakan menghilang dan menjelang awal masa remaja pola

rekreasi individual hamper sama dengan pola rekreasi akhri masa

(29)

rumah, sekolah, dan organisasi; maka sebagian besar remaja tidak

mempunyai banyak waktu lagi untuk rekreasi. Oleh karena itu, para

remaja membatasi kegiatan rekreasi.

b. Minat pada agama: remaja memikirkan secara serius soal-soal agama

dan mendiskusikanya bersama teman-teman sebaya. Remaja

mempertanyankan kebenaran, dosa, neraka, dan surga. Dalam hal ini,

remaja membutuhkan pendampingan agar informasi tentang

kebenaran, dosa, neraka, dan surga dapat menjadi jelas.

c. Minat pada penampilan: remaja menganggap kecantikan dan daya tarik

fisik sangat penting, oleh karena itu mereka menaruh perhatian dan

minat pada penampilan diri, misalnya memperhatikan pakaian,

perhiasan, dan kerapian.

8. Perkembangan citra diri

Mappiare (1982:101-102), remaja pada umumnya memiliki gambaran diri

tidak sesuai dengan dirinya, mereka menghayal wajahnya cantik/tampan

seperti orang yang dikagumi dan mereka mengkhawatirkan dirinya tidak

seindah orang yang dikaguminya. Hal ini berarti remaja kurang mengenal

diri seperti apa adanya. Bentuk badan yang kurang seimbang

menyebabkan kegusaran batin yang cukup mendalam bagi remaja karena

pada masa ini perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya

(Monks 1998 :268). Maka remaja diharapkan dapat menerima keadaan diri

(30)

B. Tugas Perkembangan Remaja

Dalam setiap fase perkembangan individu mempunyai tugas-tugas

yang harus diselesaikan. Havinghurst (Monks, 1998:22 ) mengemukakan

bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang

harus diselesaikan. Tugas ini bersifat khas untuk setiap fase hidup seseorang.

Havighurst (Hurlock, 1996:9) mengatakan bahwa tugas perkembangan adalah

tugas yang muncul pada saat tertentu dari kehidupan individu, yang apabila

berhasil akan menimbulkan kebahagiaan dan membawa kearah keberhasilan

dalam melaksanakan tugas berikutnya, tetapi kalau gagal menimbulkan rasa

tidak berharga dan mengalami kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas

berikutnya.

Tugas-tugas perkembangan dalam masa remaja yang penting dan harus

diselesaikan menurut (Mappiare, 1982:99-108; Hurlock, 1996:209-210; dan

Winkel,1997:167) antara lain:

1. Memperoleh hubungan baru dan lebih matang dengan teman-teman sebaya

dari kedua jenis kelamin.

Para remaja mempunyai hubungan dengan teman sebaya baik dengan

teman sejenis maupun dengan lawan jenis. Di antara mereka ada saling

ketertarikan dan saling menerima sehingga mereka merasa dibutuhkan dan

berharga.

(31)

Remaja dapat menerima keadaan dirinya sebagai pria dan wanita; remaja

pria bersifat maskulin dan remaja wanita bersifat femimim. Dalam belajar

hidup, remaja pria lebih memikirkan soal pekerjaan sedangkan pada

remaja wanita lebih cenderung memikirkan kebutuhan rumah tangga.

3. Memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainya.

Remaja berusaha tidak tergantung pada orangtua dan orang dewasa lainya,

agar mereka dapat membuat pilihan atau keputusan sendiri dan

bertanggung jawab atas pilihan sendiri.

4. Memperoleh kemandirian dalam hal keuangan.

Remaja belajar sedikit demi sedikit untuk melepaskan diri dari bantuan

orantua dengan belajar dan mempersiapkan diri untuk mempunyai

penghasilan sendiri. Selain itu juga belajar mengatur penggunaan uangnya.

5. Mengembangan ketrampilan-ketrampilan baru.

Remaja diharapakan berlatih mengembangkan berbagai ketrampilan untuk

mempersiapkan masa depan yang sesuai dengan tuntutan hidup. Misalnya;

wanita dapat berlatih memasak, mencuci pakaian, dan mengatur rumah;

sedangkan pria dapat berlatih mengatur atau membersihkan kebun.

6. Memiliki citra diri yang realistik.

Remaja diharapkan dapat menilai diri apa adanya; dapat melihat

kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangannya. Remaja diharapkan

memiliki gambaran diri yang realistis.

(32)

Remaja belajar memilih suatu jenis pekerjaan yang cocok baginya. Mereka

mulai mencari infromasi tentang pekerjaan yang mereka sukai.

8. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan hidup berkeluarga.

Remaja pada umumnya berusaha mempersiapkan diri melalui proses yang

cukup panjang, misalnya remaja mulai berkenalan dengan lawan jenis,

berkencan, pacaran, tukar cincin dan lain-lain.

C. Masalah-masalah yang Sering Timbul Pada Masa Remaja

Menurut Winkel (1991:12) masalah adalah sesuatu yang menghambat,

merintangi, mempersulit individu dalam usaha mencapai sesuatu.

Masalah-masalah itu timbul karena dalam diri remaja terjadi perubahan-perubahan baik

fisik maupun psikologis, tugas perkembangan belum terselesaikan, kebutuhan

tidak terpenuhi secara memuaskan.

Sukardi (1983:49-61) menjelaskan bahwa hanbatan-hambatan atau

masah-masalah dalam belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu masalah

yang bersifat internal dan yang bersifat eksternal.

1. Masalah yang bersifat internal adalah masalah yang berasal/bersumber

dari diri sendiri. Ini dapat bersifat biologis dan psikologis.

a. Masalah yang bersifat biologis

Masalah yang bersifat biologis secara langsung berhubungan dengan

jasmani siswa. Apabila kondisi jasmani siswa pada umumnya sehat, ia

(33)

mengalami gangguan kesehatan misalnya sakit kepala ia akan

bermasalah dalam belajar.

b. Masalah yang bersifat psikologis

Masalah yang bersifat psikologis secara langsung berhubungan dengan

kejiwaan (psikis). Misalnya untuk dapat belajar dengan baik, siswa

harus berminat terhadap materi pelajaran; apabila materi pelajaran

tidak menarik, maka timbulah rasa bosan dan malas. Hal ini dapat

menimbulkan masalah dalam belajar.

2. Masalah yang bersifat eksternal adalah masalah yang berasal/bersumber

dari luar dirinya. Masalah eksternal ini dapat timbul karena berbagai

faktor, yaitu faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan

faktor lingkungan masyarakat.

a. Masalah yang timbul karena faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan keluarga meliputi, antara lain keadaan social

ekonomi keluarga. Dalam kegiatan belajar, kadang-kadang dibutuhkan

sarana penunjang yang cukup mahal dan kadang-kadang tidak

terjangkau oleh keluarga. Apabila keadaan ekonomi keluarga lemah

maka sarana yang diperlukan tidak tersedia. Ini akan menghambat

belajar.

b. Masalah yang timbul karena faktor lingkungan sekolah

Faktor lingkungan sekolah meliputi, hubungan guru dan siswa.

Apabila interaksi guru dengan siswa yang segan atau takut dengan

(34)

c. Faktor lingkungan masyarakat

Faktor lingkungan masyarakat meliputi, hubungan anak dengan teman

sepermainan. Hubungan anak dengan teman sepermainan di

masyarakat dapat memperngaruhi anak dalam belajar. Misalnya anak

yang bermain dengan teman sebayanya sampai belarut-larut dan lupa

waktu.

Menurut Winkel (1997:81-82) masalah-masalah yang dialami siswa dapat

digolongkan menjadi beberapa bidang masalah, yaitu:

1. Masalah belajar

Kesulitan yang dihadapi siswa berkaitan dengan belajar antara lain: motivasi

belajar kurang sesuai, pilihan jurusan kurang mantap, taraf prestasi belajar

kurang memuaskan, peraturan sekolah terlalu longgar/ ketat, hubungan guru

siswa kurang akrab, dan terlalu banyak tugas rumah, sehingga kesempatan

belajar kurang.

2. Masalah keluarga

Ada hal-hal yang menyebabkan para siswa mengalami kesulitan dalam

belajar karena situasi keluarga, antara lain; suasana rumah kurang harmonis,

keadaan ekonomi kurang memadahi, orang tua terlalu menuntut dan

menekan.

3. Masalah pengisian waktu luang

Kuseulitan timbul Karena tidak mempunyai hobbi, terlalu banyak tugas,

(35)

4. Masalah pergaulan dengan teman sebaya

Masalah pergaulan dengan teman sebaya dapat menyebabkan hambatan

dalam belajar, antara lain; selisih paham dengan teman, kesulitan

menghadapi teman yang berbeda pendapat, dan menghadapi teman yang

berlatar belakang jauh berbeda (kaya/miskin).

5. Masalah pergolakan dalam diri

Pergolakan diri dapat mengganggu konsentrasi belajar, seperti: iri terhadap

teman yang suskses, rendah diri, cemburu dan gelisah memikirkan masa

depan.

Willis (1981:43-45) menegaskan bahwa masalah yang dialami remaja ada

lima bidang, yaitu msalah penyesuaian diri, masalah kesehatan, masalah

ekonomi dan pekerjaan, masalah sosial dan masalah pendidikan. Masing-masing

masalah tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Masalah penyesuaian diri: penyesuaian diri ialah kemampuan seseorang

untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya. Ada

kemungkinan seseorang mengalami kegagalan dalam penyesuaian diri.

Kegagalan tersebut kemungkinan karena adanya factor pengalaman yang

pernah dialami, seperti tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan lain-lain.

Kegagalan seperti itu dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan

dalam menyesuaian diri.

2. Masalah kesehatan: Masalah kesehatan remaja mencangkup kesehatan

(36)

menarik akan cenderung minder dan menarik diri dari kegiatan-kegiatan

kelomok sebayanya.

3. Masalah ekonomi dan pekerjaan: Remaja berkeinginan untuk bekerja dan

mandiri agar lepas dari tanggungan orangtuanya dalam hal keuangan.

Masalah ini dianggap serius oleh remaja; mereka beranggapan bahwa

sekolah bukan satu-satunya cara yang membuat seseorang dapat

memperoleh pekerjaan dan barhasil dalam hal ekonomi.

4. Masalah sosial: Remaja pada umumnya ingin mendapat peran di dalam

masyarakat. Orang tua atau orang dewasa yang masih meragukan

kemampuan remaja membuat remaja merasa diremehkan.

5. Masalah pendidikan: Masalah pendidikan berhubungan dengan kebutuhan

akan ilmu pengetahuan. Remaja mempunyai keinginan lebih untuk

menelaah ilmu pengetahuan yang belum terungkap secara ilmiah.

D. Pengelompokan Masalah-masalah yang Sering Timbul Pada Masa

Remaja

Dari beberapa sumber yang sudah peneliti dapatkan mengenai

masalah-masalah yang sering timbul pada masa remaja, peneliti membagi

permasalahan-permasalahan tersebut menjadi 4 (empat) bidang

permasalahan yaitu: masalah pribadi, masalah sosial, masalah belajar, dan

masalah ekonomi dan pekerjaan atau dapat disebut juga masalah pilihan

karier. Penulis membagi masalah ke dalam 4 (empat) bidang tersebut dengan

(37)

pelayanan bimbingan klasikal seperti yang terdapat dalam Kurikulum

Sekolah Menengah Atas: Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

yang dirancang oleh Depdikbud, yaitu bidang pribadi, sosial, belajar dan

karier. Hal itu senada dengan apa yang diungkapkan oleh Mappiare (1984 :

254) yang mengemukakan bahwa pada kenyataanya bidang permasalahan

yang dihadapi siswa di sekolah dibagi menjadi empat bidang permasalahan.

Keempat bidang permasalahan ini sejalan dengan bidang bimbingan yang

dilaksanakan di sekolah, yaitu bidang pribadi, sosial belajar dan karier. Atas

dasar alasan tersebut juga penulis hanya akan meneliti keempat

permasalahan itu saja. Masing-masing masalah tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Masalah Pribadi

Masalah pribadi adalah masalah yang bersifat internal atau masalah yang

berasal atau bersumber dari dalam diri sendiri. Ini dapat bersifat biologis

dan psikologis (Sukardi, 1983:49). Contoh dari masalah pribadi adalah

sebagai berikut:

a. Kurang mengenal kebaikan dan kekurangan diri.

b. Merasa kurang percaya diri.

c. Belum mengetahui kemampuan, minat, bakat, dan sifat.

d. Tidak mampu mengungkapkan perasaan dengan jujur.

e. Kurang mengetahui hal-hal yang seharusnya diperjuangkan dan

(38)

2. Masalah sosial

Menurut Winkel (1991 : 12) masalah adalah sesuatu yang menghambat,

merintangi, mempersulit individu dalam usaha mencapai sesuatu.

Masalah sosial adalah masalah yang timbul karena hubungan yang

kurang baik dengan lingkungan sekitar. Willis (1981: 45) mengatakan

bahwa remaja pada umumnya ingin mendapat peran di dalam

masyarakat. Orang tua atau orang dewasa yang masih meragukan

kemampuan remaja membuat remaja merasa diremehkan. Sebagian

contoh dari masalah sosial adalah sebagai berikut:

a. Belum mampu bekerja sama dengan orang lain.

b. Sulit menghargai pendapat orang lain.

c. Tidak memiliki teman dekat atau sahabat.

d. Tidak memiliki banyak teman.

e. Tidak mengetahui cara menghadapi percekcokan dengan teman.

3. Masalah Belajar

Yang disebut dengan masalah belajar siswa disekolah adalah kesulitan

yang dihadapi siswa berkaitan dengan belajar. Winkel (1997 : 81)

menyebutkan bahwa masalah aktual yang kerap dihadapi oleh para siswa

berkaitan dengan belajar adalah:

a. Motivasi belajar kurang sesuai

b. Pilihan jurusan kurang mantap

c. Taraf prestasi belajar kurang memuaskan

(39)

e. Hubungan guru siswa kurang akrab

f. Terlalu banyak tugas rumah, sehingga kesempatan belajar kurang.

4. Masalah karier

Masalah karier pada remaja adalah sesuatu yang meghambat dan

merintangi remaja dalam mengembangkan potensinya sebagai persiapan

karier di masa depan. Willis (1981: 44) mengatakan bahwa remaja

berkeinginan untuk bekerja dan mandiri agar lepas dari tanggungan

orangtuanya dalam hal keuangan. Masalah ini dianggap serius oleh

remaja; mereka beranggapan bahwa sekolah bukan satu-satunya cara

yang membuat seseorang dapat memperoleh pekerjaan dan barhasil

dalam hal ekonomi. Sebagian contoh dari masalah karier pada remaja

adalah:

a. Sulit menentukan apa yang akan dilakukan setelah tamat.

b. Kurang mengetahui berbagai jenis pendidikan dan khursus yang

sesuai dengan bidang atau jenis pekerjaan yang diminati.

c. Tidak mengetahui hal-hal yang harus dipersiapkan atau pelajari agar

dapat memasuki bidang pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang

diinginkan.

d. Kurang mengenal berbagai macam karier/pekerjaan yang ada di

masyarakat.

e. Kurang mengenal pekerjaan mana yang sesuai dengan minat dan

(40)

E. Bimbingan Klasikal

Arti bimbingan menurut Shertzer & Stone (1981 : 40) dibagi menjadi

tiga, yaitu: (1) sebagai konsep, bimbingan berarti sebuah sudut pandang dalam

menolong seseorang, (2) sebagai konstruk pendidikan, bimbingan mengacu

pada bekal dari pengalaman-pengalaman yang menolong siswa untuk

mengenal dirinya sendiri, (3) sebagai program, bimbingan menunjuk pada

cara-cara dan proses mengatur untuk mencapai pendidikan tertentu dan tujuan

pribadi. Dengan kata lain, Shertzer & Stone menyebutkan bimbingan sebagai

proses menolong individu untuk memahami dirinya dan lingkungannya.

Dalam memberikan pelayanan bimbingan klasikal, guru pembimbing

diharapakan terlebih dahulu menentukan dan membuat topik bimbingan yang

sesuai dengan kebutuhan siswa agar proses pelayanan bimbingan klasikal

sesuai dan tepat sasaran.

Berikut ini diuraikan bidang-bidang bimbingan yang dapat diupayakan

dalam pelayanan bimbingan klasikal (Prayitno,1997:65-68, Depdikbud,

1994:25-26), yaitu:

1. Bidang Bimbingan Pribadi

Pelayanan bidang bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa agar

mengenal, menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Esa, mandiri, dan sehat jasmani dan rohani.

Topik layanan bimbingan klasikal yang termasuk dalam bidang bimbingan

pribadi, antara lain:

(41)

b. Cara-cara mengembangkan sikap yang positif

c. Pengaruh kegiatan waktu luang terhadap fisik dan mental

d. Rasa tanggungjawab

2. Bidang Bimbingan Sosial

Pelayanan dibidang ini bertujuan membantu siswa memahami dirinya

dalam kaitannya dengan lingkungan sosialnya dan etika pergaulan sosial

yang berdasarkan budi pekerti luhur. Topik layanan bimbingan yang

termasuk dalam bimbingan sosial, antara lain:

a. Strategi untuk mengatasi konflik dan prasangka terhadap orang lain

b. Keefektifan hubungan sosial dan hubungan keluarga

c. Menghargai adanya perbedaan latar belakang budaya

3. Bidang Bimbingan Belajar

Tujuan dari pelayanan bimbingan di bidang ini ialah agar para siswa

mengnal sikap dan kebiasaan belajar yang baik, dapat mengembangkan

diri untuk mempersiapkan masa depan. Topik layanan bimbingan yang

termasuk dalam bimbingan belajar, antara lain:

a. Cara belajar yang baik

b. Pemilihan jurusan

c. Disiplin belajar.

4. Bidang Bimbingan Karier

Tujuan pelayanan bimbingan di bidang ini ialah membantu siswa

mengenal potensinya sebagai persiapan karier masa depan. Topik

(42)

a. Pemahaman diri (melihat bakat dan minat)

b. Informasi perguruan tinggi yang cocok dengan jurusan dan pekerjaan

yang dicita-citakan

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitan

Penelitian ini, termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei.

Penelitian deskriptif ialah penelitian yang menggambarkan suatu gejala pada

saat penelitian dilakukan (Furchan, 1982:415). Penelitian ini dimaksudkan

untuk mendeskripsikan masalah-masalah yang sering dialami oleh mayoritas

siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010;

kemudian berdasarkan hasil penelitian akan disusun usulan program

bimbingan klasikal.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini ialah semua siswa kelas XI SMA Bruderan

Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah 97 siswa. Peneliti

mengambil subjek penelitian kelas XI saja dengan pertimbangan siswa kelas

XI sebentar lagi akan naik ke kelas XII, maka hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi referensi untuk menentukan topik-topik bimbingan klasikal,

dengan demikian dapat meminimalisir permasalahan-permasalahan siswa

sehingga ketika naik ke kelas XII diharapkan siswa sudah tidak memiliki

permasalahan yang dapat mengganggu proses belajarnya dan akhirnya dapat

memperoleh nilai yang baik pada saat Ujian Akhir Sekolah (UAS).

(44)

C. Instrumen Penelitian

1. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang digunakan oleh peneliti ialah ”Kuesioner

Kebutuhan Siswa” yang disusun oleh Sinurat (1997) yang juga telah

digunakan oleh Sukelis dalam penelitiannya pada tahun 2003. Kemudian

peneliti modifikasi dengan dibantu oleh dosen pembimbing. Ada beberapa hal

yang peneliti modifikasi yaitu:

a. Alternatif jawaban. Pada ”Kuesioner Kebutuhan Siswa yang disusun

oleh Sinurat (1997), alternatif jawaban yang digunakan adalah:

”Kurang Perlu”, ”Perlu”, dan ”Sangat Perlu”. Alternatif jawaban

tersebut peneliti ubah menjadi ”Sangat Sesuai”, ”Sesuai”, ”Tidak

Sesuai”, dan ”Sangat Tidak Sesuai”.

b. Kalimat. Ada beberapa kalimat yang dirubah agar sesuai dengan

alternatif jawaban yang digunakan.

c. Peneliti hanya mengambil 48 item kuesiner saja dengan alasan, 48

item kuesioner tersebut sudah dapat menggambarkan ke empat bidang

permasalahan siswa yaitu bidang pribadi, sosial, belajar dan karier.

Kuesioner masalah siswa ini terdiri dari dua bagian, yaitu pertama,

bagian identitas dan petunjuk pengisian dan kedua, bagian pernyataan yang

mengungkap masalah siswa.

Sebelum ujicoba penelitian, ada 48 item yang digunakan dalam

mengungkap permasalahan siswa namun saat pengolahan data hasil penelitian

(45)

minimal ≥ 0,30 sesuai dengan Penentuan koefisien korelasi butir-butir item

menggunakan kriteria Azwar (2008:2) yang mengungkapkan bahwa

penyusunan skala psikologi biasanya menggunakan harga koefisien korelasi

minimal sama dengan 0.30. Proses perhitungan ini dilakukan dengan

komputer melalui program SPSS (Statistical Programe for Social Sciences)

for windows versi 12.0. Dari 48 item yang dijadikan uji coba terdapat 4 item yang memiliki korelasi di bawah 0.30 yaitu item nomor 18 (0.231), item

nomor 33 (0.070), item nomor 47 (0.273), dan item nomor 48 (0.172), oleh

karena itu 4 item ini tidak dipakai dalam perhitungan selanjutnya sehingga

jumlah item menjadi 44 item. Ujicoba kuesioner dilakukan pada tanggal 15

September 2009 di kelas XI Bahasa dengan jumlah responden 21 siswa.

Butir-butir pertanyaan dalam kuesioner ini terbagi menjadi empat

bidang yaitu, bidang pribadi, bidang sosial, bidang belajar, dan bidang karier.

Nomor-nomor butir pertanyaan yang termasuk masing-masing bidang

teresebut disajikan dalam tabel 1. Kisi-kisi kuesioner sebagai berikut:

Tabel 1. Kisi-kisi kuesioner penelitian

Bidang-bidang

masalah

Nomor butir pernyataan masalah Jumlah

Bidang pribadi

Bidang sosial

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,

12

(46)

Bidang bejajar

Bidang Karier

24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34,

35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44,

11

10

Total 44

2. Pemberian Skor

Pemberian skor item kuesioner dilakukan sebagai berikut: Pertanyaan

Positif diberi skor Sangat Sesuai = 1, Sesuai =2, Tidak Sesuai = 3, Sangat

tidak sesuai= 4. Menurut Haryatna (2002 : 35) pembuatan empat alternatif

jawaban dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung

oleh skala lima bertingkat. Alternatif jawaban yang netral (di tengah)

mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan atau

ragu-ragu. Tersedianya jawaban di tengah menimbulkan kecenderungan

menjawab alternatif yang netral atau yang di tengah, terutama bagi mereka

yang ragu-ragu dalam memberikan jawaban.

3. Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas.

Validitas suatu alat ukur adalah derajat ketepatan dan ketelitian

dari suatu alat ukur. Menurut Donald Ary dan Furchan (2005:293)

Validitas adalah sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang

(47)

yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Donald Ary dalam

Furchan (2005:295) validitas isi menunjuk pada sejauh mana

instrumen tersebut mencerminkan isi yang dikehendaki. Dalam

penelitian ini item-item kuesioner disusun berdasarkan empat bidang

permasalahan yang telah dibahas dibab sebelumnya. Seleksi item

kuesioner dalam penelitian ini menggunakan daya diskriminasi item.

Daya diskriminasi item adalah sejauh mana item mampu

membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki

dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2007 : 57).

kriteria penilaian item berdasarkan korelasi skor setiap item dan skor

total skala, diguanakan batasan rxy ≥ 0,30. Jadi, item yang mencapai

koefisien korelasi minimal ≥ 0,30 dianggap valid. Berdasarkan

perhitungan yang dilakukan terhadap 48 item kuesioner diperoleh 44

item yang valid dan 4 item yang gugur. Perhitungan validitas

kuesioner dihitung dengan menggunakan rumus:

r : Koefisien validitas

tt

r : Koefisien reliabilitas

(48)

Hasil perhitungan validitas untuk kuesioner uji coba yaitu 0,844.

hasil ini tergolong sangat tinggi berarti alat ukur tersebut valid

digunakan untuk peneltian.

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat keajegan suatu alat ukur dalam

mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 1982:310). Reliabilitas

diperlukan dalam penelitian untuk mengetahui keajegan suatu alat

dalam mengukur apa yang hendak diukurnya dan mengetahui sejauh

mana alat itu dapat mengukur apa yang hendak diukurnya.

Reliabilitas mengacu kepada konsistensi hasil ukur, yang

mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak

reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dipercaya karena

perbedaan skor yang terjadi di antara individu lebih ditentukan oleh

faktor kesalahan daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya

(Azwar, 2007:83). Dalam penelitian ini metode yang digunakan

untuk mengukur taraf reliabilitas suatu alat ukur adalah metode belah

dua (Split half method). Metode ini digunakan untuk menguji reliabilitas suatu alat ukur dengan satu kali pengukuran pada satu

kelompok. Metode belah dua yang dipakai adalah berdasarkan

pengelompokan item yang bernomor gasal dan genap. Skor-skor

yang bersal dari item-item yang bernomor gasal dijadikan sebagai

belahan pertama (X) dan item-item yang bernomor genap dijadikan

(49)

dikorelasikan dengan skor-skor belahan kedua. Perhitungan koefisien

reliabilitas dimulai dengan menghitung koefisien korelasi skor item

gasal dan skor item genap dengan rumus Product-Moment Pearson,

sebagai berikut: rx y=

Penghitungan koefisien korelasi untuk mendapat taraf reliabilitas

dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 12 for

windows. Hasil penghitungan taraf reloabitas untuk kuesioner ujicoba

yaitu 0,714.

Koefisien reliabilitas dan validitas diinterpretasikan dengan

mengacu pada pedoman yang dikemukanan oleh Garrett (1967:176)

berikut ini :

Tabel 2. Klasifikasi koefisien reliabilitas dan validitas suatu tes

Koefisien Korelasi Klasifikasi

0,70 - ±1,00 Tinggi – sangat tinggi

0,40 - ±0,70 Cukup

0,20 - ±0,40 Rendah

(50)

D. Prosedur Pengumpulan Data

1. Tahap persiapan

a. Meminta ijin kepada Kepala Sekolah SMA Bruderan Purworejo

b. Meminta surat pengantar penelitian dari Program Studi Bimbingan

dan Konseling.

c. Menyerahkan surat pengantar penelitian dari Program Studi

Bimbingan dan Konseling kepada kepala sekolah SMA Bruderan

Purworejo.

d. Melakukan koordinasi dengan koordinator Bimbingan dan Konseling

dan koordinator kurikulum untuk pengaturan jadwal penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Data Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di ruang kelas masing-masing.

Jadwal pengumpulan data penelitian di setiap kelas disajikan pada tabel

3 sebagai berikut:

Tabel 3. Jadwal Pengumpulan Data Penelitian

Kelas Tanggal Waktu Jumlah Siswa yang hadir

Sebelum kuesioner dibagikan, terlebih dahulu peneliti memberikan

pengantar dan perkenalan sedikit serta menjelaskan maksud dan tujuan

(51)

memberikan penjelasan mengenai petunjuk pengerjaan keusioner dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Setelah selesai mengerjakan, siswa diberi kesempatan untuk meneliti

kembali kuesioner yang telah diisi apabila ada pernyataan yang belum

dijawab. Pada akhir pertemuan, peneliti mengucapkan terima kasih kepada

siswa yang telah bersedia mengisi kuesioner. Kuesioner penelitian dapat

dilihat pada lampiran 1. Tabulasi data penelitian dapat dilihat pada lampiran2.

E. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam mengolah data ialah dengan membuat

tabulasi data dan perhitungan persentase alternative jawaban. Tahap-tahap

pengolahan data meliputi:

1. Pemberian skor

Peneliti memberikan skor pada masing-masing jawaban dengan kunci

jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Kemudian membuat

tabulasi data dan menghitung skor masing-masing responden serta

menghitung skor masing-masing butir item.

2. Pengolahan data selanjutnya adalah dengan membuat tally jawaban pada setiap butir, menghitung persentase setiap alternatif jawaban,

menghitung/menjumlahkan frekuensi tidak sesuai dan sangat tidak

sesuai dan membuat persentasenya, menghitung/menjumlahkan

(52)

3. Mengurutkan permasalahan yang dihadapi siswa berdasarkan urutan dari

yang paling banyak dialami siswa hingga yang paling sedikit.

4. Membuat tabel permasalahan-permasalahan yang dialami oleh lebih dari

(53)

BAB IV

HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan atas hasil

penenelitian tersebut. Hasil penelitian merupakan jawaban atas masalah pertama

yang dikemukakan dalam Bab I, yaitu permasalahan-permasalahan apa sajakah

yang dialami oleh mayoritas siswa kelas II SMA Bruderan Purworejo tahun

pelajaran 2009/2010?.

A. Permasalahan-permasalahan yang Dihadapi Oleh Para Siswa Kelas XI

SMA Bruderan Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010.

Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh siswa kelas XI SMA

Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 disajikan dalam tabel 4.

Tabel 4. Permasalahan yang dihadapi siswa berdasarkan urutan dari yang

paling banyak dialami siswa hingga yang paling sedikit.

No 1 Dalam hal perencanaan setelah tamat dari

SMA 35 77 79

2 Dalam hal kebiasaan belajar 28 76 78

3 Pengetahuan tentang cara-cara yang tepat

untuk mengisi waktu luang 12 71 73

4 Pengetahuan tentang cara menghadapi

percekcokan dalam keluarga 15 70 72

5 Kemampuan menggunakan waktu belajar 29 68 70

(54)

No 6 Keberanian mengungkapkan pendapat

pada orang lain 22 62 64

7 Pengetahuan tentang cara-cara yang tepat

dan efektif dalam menghadapi ujian 25 62 64 8 Pengetahuan tentang cara menyelesaikan

masalah dengan orang lain 13 61 63

9 Kemampuan menghadapi stress 5 59 61

10 Pengetahuan tentang cara-cara belajar

yang efektif 26 58 60

11 Pengetahuan tentang seluk beluk

pekerjaan yang diminati 41 57 59

12 Kemampuan mengambil keputusan

sendiri 6 57 59

13 Kesiapan pada saat menghadapi ujian 30 57 59 14 Pengetahuan tentang berbagai jurusan

dalam perguruan tinggi

40 56 58

15 Kemampuan berkonsentrasi pada saat

belajar 27 56 58

16 Dalam hal Kepercayaan Diri 2 55 57

17 Dalam mempelajari materi yang diberikan

oleh guru 31 52 54

18 Pengetahuan tentang berbagai jenis khursus yang sesuai dengan bidang

pekerjaan yang diminati 36 50 52

19 Pengetahuan tentang cara-cara yang tepat dan efektif untuk meningkatkan semangat

belajar 24 46 47

20 Pengetahuan tentang berbagai jenis

pekerjaan 39 41 42

21 Kemampuan mengungkapkan perasaan

dengan jujur 10 37 38

22 Dalam membuat catatan pelajaran 33 37 38

23 Dalam hal memilih pekerjaan 44 36 37

24 Dalam hal perencanaan masa depan 43 35 36 25 Pengetahuan tentang hal-hal yang harus

dipersiapkan agar dapat memasuki bidang pekerjaan yang diinginkan

(55)

No 26 Pengetahuan tentang persyaratan yang

harus dimiliki untuk dapat memasuki pekerjaan yang saya inginkan

38 30 31

27 Dalam hal tempat belajar 34 28 29

28 Dalam mengikuti penjelasan dari guru di

kelas 32 27 28

29 Pengetahuan tentang pekerjaan yang

sesuai dengan bakat 42 23 24

30 Kemampuan menerima

kelemahan-kelemahan dalam diri 11 20 21

31 Kemampuan mendengarkan dengan penuh

perhatian pada orang yang berbicara 16 20 21 32 Kemampuan memperhatikan perasaan

orang lain 18 19 20

33 Mengenal minat dan bakat 3 18 19

34 Kemampuan menghargai orang yang

berbeda pendapat 21 18 19

35 Tanggung jawab dalam kehidupan

sehari-hari 4 17 18

36 Dalam hal punya atau tidaknya teman yang bersedia mendengarkan

keluhan-keluhan. 19 16 16

37 Kemampuan berinteraksi dengan orang

lain 23 16 16

38 Dalam hal pertemanan atau sahabat yang

siap membatu ketika ada masalah 14 13 13 39 Pemahaman tentang perubahan fisik 9 13 13 40 Pengetahuan tentang cara bergaul yang

baik dengan orang lain 20 12 12

41 Kemampuan membedakan hal yang

bermanfaat dan yang tidak 7 12 12

42 Pengetahuan tentang hal-hal yang

seharusnya di utamakan 8 11 11

43 Mengenal kelebihan dan kekurangan 1 9 9 44 Kemampuan bekerja sama dengan orang

lain 17 8 8

Untuk menjawab rumusan masalah pertama, peneliti mencari

(56)

4, tampak bahwa terdapat 18 permasalahan yang dialami oleh 50% siswa atau

lebih. Permasalahan-permasalahan tersebut disajikan dalam tabel 5 dan dijadikan

dasar dalam pengusuluan topik bimbingan untuk menjawab rumusan masalah

kedua.

Tabel. 5 Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh mayoritas siswa

No

3 Pengetahuan tentang cara-cara yang tepat untuk mengisi waktu luang

12

73 % 4 Pengetahuan tentang cara menghadapi percekcokan

dalam keluarga

15

72 % 5 Kemampuan menggunakan waktu belajar 29 70 % 6 Keberanian mengungkapkan pendapat pada orang

lain

22 64 %

7 Pengetahuan tentang cara-cara yang tepat dan efektif dalam menghadapi ujian

25 64 %

8 Pengetahuan tentang cara menyelesaikan masalah dengan orang lain

13 63 %

9 Kemampuan menghadapi stress 5 61 %

10 Pengetahuan tentang cara-cara belajar yang efektif 26 60 % 11 Pengetahuan tentang seluk beluk pekerjaan yang

diminati

41 59 %

12 Kemampuan mengambil keputusan sendiri 6 59 % 13 Kesiapan pada saat menghadapi ujian 30 59 % 14 Pengetahuan tentang berbagai jurusan dalam

perguruan tinggi

40 58 %

15 Kemampuan berkonsentrasi pada saat belajar 27 58 %

16 Dalam hal Kepercayaan Diri 2 57 %

17 Dalam mempelajari materi yang diberikan oleh guru

31 54 %

18 Pengetahuan tentang berbagai jenis khursus yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang diminati

(57)

B. Pembahasan

Pada bagian ini disajikan pembahasan hasil penelitian mengenai

permasalahan-permasalahan yang dialami oleh mayoritas siswa yaitu

permasalahan pribadi, permasalahan sosial, permasalahan belajar dan

permasalahan karier. Ke empat permsalahan tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Permasalahan pribadi

Ada empat permasalahan pribadi yang dialami oleh mayoritas siswa

kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 yaitu sebagai

berikut: Tidak mengetahui cara-cara yang tepat untuk mengisi waktu luang,

tidak mampu menghadapi stres dengan baik, tidak mampu mengambil

keputusan sendiri dan memecahkan masalah yang dihadapi tanpa bantuan

orang, tidak percaya diri.

Permasalahan-permasalahan tersebut diatas kiranya dapat terjadi

karena beberapa faktor antara lain: Siswa kurang mengenal dirinya sendiri,

siswa memiliki konsep diri yang negatif, siswa tidak dapat menerima

kekurangan-kekurangan yang ada dalam dirinya. Winkel (1997:82)

menjelaskan bahwa masalah pergolakan diri atau masalah pribadi ini timbul

karena siswa merasa iri terhadap teman yang sukses, rendah diri, cemburu

dan gelisah karena memikirkan masa depan.

2. Permasalahan Sosial

Ada tiga permasalahan sosial yang dialami oleh lebih dari mayoritas

(58)

sebagai berikut: tidak mengetahui cara menghadapi percekcokan dalam

keluarga, tidak berani mengungkapkan pendapat kepada orang lain, dan

tidak mengetahui cara mengatasi permasalahan dengan orang lain.

Permasalahan-permasalahan tersebut diatas kiranya dapat terjadi

karena beberapa faktor antara lain: Siswa kurang mendapat informasi

mengenai cara-cara menghadapi permasalahan sosial, siswa kurang

berpengalaman dalam menghadapi permasalahaan. Willis (1981:45)

menjelaskan bahwa masalah sosial dapat terjadi karena seseorang tidak

dapat menyesuaikan diri. Penyesuaian diri ialah kemampuan seseorang

untuk hiudup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya. Ada

kemungkinan seseorang mengalami kegagalan dalam penyesuaian diri.

Kegagalan tersebut kemungkinan karena adanya faktor pengalaman yang

pernah dialami, seperti tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan lain

sebagainya.

3. Permasalahan Belajar

Ada tujuh permasalahan belajar yang dialami oleh mayoritas siswa

kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 yaitu sebagai

berikut: Tidak memiliki kebiasaan belajar yang baik, tidak dapat

menggunakan waktu belajar dengan baik, tidak megetahui cara-cara yang

tepat dan efektif dalam menghadapi ujian, tidak mengetahui cara-cara

belajar yang efektif, merasa tidak siap dan cemas pada saat akan

menghadapi ujian, tidak dapat berkonsentrasi pada saat belajar, dan tidak

(59)

Permasalahan-permasalahan tersebut di atas kiranya dapat terjadi

karena beberapa faktor, antara lain siswa kurang mendapat informasi

mengenai permasalahan-permasalahan belajar seperti cara belajar yang

efektif, cara mempersiapkan ujian dan lain sebagainya. Winkel (1997:81)

menjelaskan bahwa masalah belajar dapat timbul karena: motivasi belajar

kurang sesuai, pilihan jurusan kurang mantap, taraf prestasi belajar kurang

memuaskan, peraturan sekolah terlalu longgar/ ketat, hubungan guru siswa

kurang akrab, dan terlalu banyak tugas rumah, sehingga kesempatan belajar

kurang.

4. Permasalahan Karier

Ada empat permasalahan karier yang dialami oleh lebih dari 50 %

siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 yaitu

sebagai berikut: Tidak dapat menentukan atau membuat keputusan apa yang

akan dilakukan setelah tamat dari SMA, tidak mengetahui seluk beluk

pekerjaan yang diminati, tidak mengetahui berbagai macam jurusan dalam

perguruan tinggi, dan tidak mengetahui berbagai jenis kursus yang sesuai

dengan bidang pekerjaan yang diminati.

Permasalahan-permasalahan tersebut kiranya dapat terjadi karena

beberapa faktor antara lain: siswa kurang mendapat informasi mengenai

jenis-jenis pekerjaan yang ada dimasyarakat, berbagai macam jurusan dalam

(60)

BAB V

USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Pada bab ini disajikan usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai

dengan hasil penelitian. Ada 18 topik bimbingan klasikal yang peneliti susun dan

usulkan. Delapan belas topic bimbingan tersebut didasarkan pada hasil penelitian

yang menemukan 18 permasalahan yang dialami oleh mayoritas para siswa kelas

XI SMA Bruderan purworejo tahun pelajaran 2009/2010. Usulan topik-topik

tersebut disajikan dalam tabel 6.

Tabel. 6. Usulan topik-topik bimbingan klasikal untuk siswa kelas XI SMA

Bruderan Purworejo

No Item

Permasala han

Materi Layanan Tujuan

(61)

No Item

Permasala han

Materi Layanan Tujuan

(62)

No Item

Permasala han

Materi Layanan Tujuan

Pelayanan

Bidang Bimbing

an Topik Sub Topik

7 Kurang Percaya diri

Percaya Diri

Arti Percaya diri

Macam-Macam Percaya diri Cara

meningkatkan Percaya diri

Siswa semakin memiliki rasa percaya diri

Gambar

Tabel 1. Kisi-kisi kuesioner penelitian
Tabel 3. Jadwal Pengumpulan Data Penelitian
Tabel  4.  Permasalahan yang dihadapi siswa berdasarkan urutan dari yang
Tabel. 5 Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh mayoritas siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil penelitian adalah: (a) tidak ada masalah yang amat sering dialami dan yang sering dialami oleh siswa-siswi SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2016 / 2017 yang orangtuanya

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk: (1) mengetahui masalah-masalah belajar yang dialami oleh siswi-siswi kelas XI SMA Stella Duce 2

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah: (1) 5 orang siswa (12%)

Masalah yang kedua adalah “Topik -topik bimbingan kelompok apakah yang tepat untuk meningkatkan atau mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa kelas XI..

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kecerdasan emosional para siswi remaja asrama putri Santa Yulia Surabaya tahun ajaran 2009/2010 dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan tingkat kreativitas siswa kelas X – XI SMA BOPKRI Banguntapan Tahun Ajaran 2010 – 2011, yang kemudian hasilnya menjadi

Pertanyaan yang dijawab adalah: “Masalah -masalah apa saja yang dialami oleh siswa kelas VIII SMP Negeri I Sendawar tahun ajaran 2012/2013?” dan “Usulan topik bimbingan