OLEH PARA SISWA KELAS XI SMA BRUDERAN PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Robertus Bayu Wibowo
031114048
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Robertus Bayu Wibowo
031114048
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv MOTO :
“Orang jarang mencapai kesuksesan kecuali
jika mereka mencintai
apa yang sedang mereka kerjakan”
(Dal Carnigie)
Persembahan :
Dengan segala kerendahan hati, karya sederhana ini
v
DESKRIPSI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH PARA SISWA KELAS XI SMA BRUDERAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Robertus Bayu Wibowo Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010, dengan jumlah 97 siswa.
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Kuesioner Permasalahan Siswa”, dengan jumlah 44 item pernyataan. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah membuat tabel, menghitung persentase setiap alternatif jawaban, menjumlahkan frekuensi tidak sesuai dan sangat tidak sesuai, dan menentukan permasalahan yang dialami oleh lebih dari 50 % siswa.
Masalah penelitian ini adalah adalah; (1)Permasalahan-permasalahan apasajakah yang dihadapi oleh siswa siswi kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2009/2010? (2) topik-topik bimbingan klasikal apa sajakah yang sesuai untuk membantu siswa mengatasi permasalahan tersebut?
vi
DESCRIPTION OF PROBLEMS FACED BY STUDENTS OF GRADE XI OF SMA BRUDERAN PURWOREJO OF ACADEMIC YEAR 2009/2010
AND THE IMPLICATION TO THE TOPICS PROPOSAL FOR CLASSICAL GUIDANCE
Robertus Bayu Wibowo Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
This research is a descriptive research employing survey method. The population of the research included all students of grade XI of SMA Bruderan Purworejo of academic year 2009/2010. The number of the students was 97.
The research instrument employed to collect data was “Questionnaire of Students’ Problems” which included 44 items. Data processing techniques used included putting data into table, calculating the percentage of students’ answers, summing up the frequency of “unsuitable” and “very unsuitable” answers, and identifying the problems faced by more than 50 % of the students.
The problems formulated in this research were (1) What are the problems faced by the students of grade XI of SMA Bruderan Purworejo of academic year 2009/2010? (2) What are the suitable topics for classical guidance activities to help students solve their problems?
vii
dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, atas segala kasih dan rengkuhan-Nya selama ini, yang
menjadikan segala sesuatu tidak mustahil untuk diraih dan berjuta rencana
indah-Nya bagiku. Thank you for blessing me…
2. Ibu A. Setyandari, S. Pd., Psi., M. A, Dosen Pembimbing yang dengan tulus
memberikan tuntunan, petunjuk, bimbingan dan perhatian hingga penyelesaian
skripsi ini.
3. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui dan memberikan ijin
kepada penulis untuk melakukan penulisan skripsi ini.
4. Segenap dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang pernah mendidik penulis selama masa perkuliah di Program Studi
Bimbingan dan Konseling.
5. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melaksanakan studi.
6. Ibu Dra. Rini Purwati, selaku Kepala Sekolah Bruderan Purworejo yang telah
memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.
7. Bapak Dedi selaku staff bimbingan dan konseling di SMA Bruderan Purworejo yang
viii
9. Kedua orang tuaku tercinta yang telah tenang disisiNya, terima kasih atas kasih
sayang yang telah diberiakan yang masih tetap saya rasakan sampai sekarang
10. Mas Fidi, Mbak Dion, Mas Albert, Mbak Yuli serta kedua keponakanku yang
lucu-lucu Puan dan Iel, terimakasih atas dukungan dan doanya.
11. Teman-teman komunitas pugeran permai: Alel, Rian, Rocky, Asep, dan Wahyu, tak
lupa juga ketiga anggota solmet poreper: Bismo, Pipit dan Wulan.
12. Semua teman-teman Bimbingan & Konseling angkatan 2003 atas kerjasama dan
kebersamaan yang selama ini kita jalani bersama selama perkuliahaan.
13. Keluarga berasar Tarekat Djoeang Moeda, terimakasih untuk dialektika dan
dinamikanya selama ini.
14. Kawan-kawan Front Perjuangan Pemuda Indonesia diseluruh semesta raya Indonesia
terima kasih atas kebersamaanya selama ini, semoga spirit dan hati kita masih tetap
sama.
Akhirnya untuk semua yang telah mendukung baik lahir maupun batin, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas bantuannya selama penulis
mengerjakan skripsi.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dan kerja sama
selama ini. Tuhan memberkati….Amin.
Yogyakarta, 22 Januari 2010
ix
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta, 22 Januari 2010
Penulis
x
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Robertus Bayu Wibowo
Nomor Mahasiswa : 031114048
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:
DESKRIPSI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH
PARA SISWA KELAS XI SMA BRUDERAN PURWOREJO TAHUN
PELAJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya dan tanpa memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 22 Januari 2010
Yang menyatakan,
xi
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...….……... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
KATA PENGANTAR... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... ix
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………. x
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 3
C. Tujuan Penelitian ……… ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
xii
A. Siswa SMA Sebagai Remaja……... 6
1. Pertumbuhan Fisik ... 6
2. Perkembangan Emosi………...……….……. 7
3. Perkembangan Sosial. ……… 8
4. Perkembangan Moral…….. ……… 9
5. Perkembangan Kognitif………... 10
6. Perkebangan Cita-cita……….. 11
7. Perkembangan Minat……… 11
8. Perkembangan Citra Diri……….. 12
B. Tugas Perkembangan Remaja ………..……… 13
1. Memperoleh Hubungan Baru Yang Lebih Matang Dengan Teman Sebaya. 13
2. Menerima Keadaan Dirinya Sesuai Jenis Kelamin... 13
3. Memperoleh Kebebasan Emosional Dari Orang Tua……….. 14
4. Memperoleh Kemandirian Dalam Hal Keuangan………. 14
5. Mengembangkan Ketrampilan-Ketrampilan Baru……… 14
6. Memiliki Citra Diri Yang Realistik……….. 14
7. Memilih Dan Mempersiapkan Diri Untuk Suatu Pekerjaan……… 14
8. Mempersiapkan Diri Untuk Memasuki Perkawinan……… 15
C. Masalah-masalah yang Sering Timbul Pada Masa Remaja …..……….. ... 15
D. Pengelompokan Masalah-Masalah yang Sering Timbul Pada Masa Remaja.. 19
xiii
3. Bidang Belajar... 24
4. Bidang Bimbingan Karier... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26
A. Jenis Penelitian ... 26
B. Subjek Penelitian…... ... 26
C. Instrumen Penelitian……….. 27
1. Alat Pengumpul Data……….. 27
2. Pemberian Skor……… 29
3. Validitas dan Reliabilitas ... 29
a. Validitas ……… 29
b. Reliabilitas ……… 31
D. Prosedur Pengumpulan Data ... ... 33
E. Teknik Analisis Data …………..……….…………. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……... 36
A. Permasalahan-permasalahan yang Dihadapi Para Siswa... 36
B. Pembahasan... 40
xiv
A. Kesimpulan……… 46
B. Saran………... 47
DAFTAR PUSTAKA... 48
xv
Tabel Halalam
Tabel 1 : Kisi-kisi kuesioner penelitian ………. 28
Tabel 2 : Klasifikasi koefisien reabilitas dan validitas suatu tes... 32
Tabel 3 : Jadwal pengumpulan data penelitian …..……… 33
Tabel 4 : Permasalahan yang dihadapi siswa berdasarkan urutan yang paling
banyak dialami siswa hingga yang paling sedikit …...……..…..… 36
Tabel 5 : Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh lebih dari 50% siswa... 39
xvi
Lampiran Halaman
Lampiran 1 : Kuesioner Permasalahan Siswa……….. 50
Lampiran 2 : Tabulasi Data Ujicoba………...……….….. . 53
Lampiran 3: Tabulasi Data Penelitian……….……… 55
Lampiran 4 : Hasil Perhitungan Validitas dan Reabilitas Menggunakan SPSS …. 61
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa. Hurlock (1996:207) mengatakan bahwa peralihan
bukan berarti terputus dengan yang terjadi sebelumnya; yang terjadi
sebelumnya menjadi landasan pada yang terjadi sekarang dan yang akan
datang. Pada masa ini terjadi banyak sekali perubahan antara lain perubahan
yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, emosional,
psikososial, dan cita-cita (Mappiare, 1982:31). Perubahan-perubahan itu
mempengaruhi remaja sehingga menimbulkan permasalahan dalam diri
mereka. Untuk mengatasi permasalahan itu mereka membutuhkan bantuan
orang lain. Drajat (1974:34) membatasi masa remaja adalah masa dimana
seseorang berada pada umur 13-20 tahun.
Siswa SMA pada umumnya berumur antara 14-19 tahun. Hal ini dapat
dikatakan bahwa siswa SMA berada pada masa remaja. Siswa dalam
peranannya sebagai remaja memiliki berbagai tugas perkembangan yang harus
dijalankan yang terkadang menimbulkan berbagai permasalahan bagi siswa
tersebut. Jika pada suatu tahap siswa dapat menjalankan tugas
perkembangannya dengan baik maka siswa akan lebih mudah menjalankan
tugas perkembangan berikutnya. Sebaliknya, jika tugas perkembangan pada
suatu tahap tidak dapat dikerjakan dengan baik oleh siswa maka akan
menimbulkan berbagai permasalahan. Jika siswa tidak dapat menyelesaikan
masalahnya maka ia akan merasa kurang percaya diri, menutup diri dari orang
lain dan lain sebagainya, bahkan terkadang ia dapat melakukan
tindakan-tindakan negatif seperti minum-minuman keras, menggunakan narkoba dan
lain sebagainya.
Penyelesaian masalah-masalah yang dialami oleh siswa dapat berjalan
dengan baik apabila siswa mendapat bantuan dari orang lain. Kegiatan
bimbingan yang dilaksanakan disekolah bertujuan untuk menghasilkan
perubahan-perubahan positif dalam diri siswa yang sedang berkembang
menuju kedewasaan. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
siswa untuk menemukan pribadinya, mengenal lingkunyannya, dan dapat
merencanakan masa depannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan
dari bimbingan adalah agar individu dapat mengatur kehidupannya sendiri,
memiliki pandangannya sendiri, mengambil sikap sendiri, memiliki
pandangan sendiri, dan mampu mengambil konsekuensi/resiko dari
tindakannya sendiri (Winkel 1997:69).
Layanan bimbingan klasikal merupakan salah satu bentuk layanan
bimbingan yang dapat diberikan kepada para siswa. Ada beberapa bidang
bimbingan yang dapat diberikan kepada para siswa dalam layanan bimbingan
klasikal. Bidang bimbingan yang dimaksud adalah bidang bimbingan pribadi,
bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar, dan bidang bimbingan
Sebagai tenaga professional, guru pembimbing diharapkan dapat
membantu siswa dalam mengatasi masalah yang dialaminya. Untuk
membantu siswa mengatasi permasalahanya usaha pertama yang dilakukan
adalah mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa, selanjutnya
permasalahan tersebut dapat ditindaklanjuti melalui layanan-layanan
konseling yang ada disekolah.
Dalam rangka pelaksanaan bimbingan guru pembimbing perlu
mempertimbangkan kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi siswa. Hal
inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti
permasalahan-permasalahan apa sajakah yang dihadapi oleh siswa kelas XI SMA Bruderan
Purworejo tahun pelajaran 2009/2010? Serta topik-topik bimbingan
apasajakah yang sesuai untuk membantu siswa mengatasi
permasalahan-permasalahan tersebut diatas.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap masalah-masalah yang
dialami oleh siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran
2009/2010. Secara khusus pertanyaan yang ingin dijawab adalah:
1. Permasalahan-permasalahan apa sajakah yang dihadapi oleh siswa-siswi
kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010?
2. Topik-topik bimbingan apa sajakah yang sesuai untuk membantu siswa
C. Tujuan Penelitian
1. Mendiskripsikan masalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas XI SMA
Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010.
2. Menyusun usulan topik bimbingan klasikal bagi siswa kelas XI SMA
Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
berbagaib pihak, khususnya di SMA Bruderan Purworejo antara lain:
1. Bagi guru pembimbing: hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam
menentukan topik-topik bimbingan yang sesuai dengan masalah yang
dihadapi oleh siswa.
2. Bagi sekolah: hasil penelitian ini dapat menjadi informasi mengenai
masalah yang dihadapi oleh siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo.
Dengan informasi ini, diharapkan kepala sekolah dengan dibantu oleh guru
pembimbing dapat mengupayakan langkah-langkah yang tepat dalam
usaha membantu menyelesaikan masalah siswa.
E. Definisi Operasional
1. Permasalahan siswa: adalah sesuatu yang menghambat, menghalangi, dan
mempersulit siswa dalam melakukan hal-hal yang perlu baginya seperti
2. Siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo TA. 2009/2010: Para siswa
yang terdaftar sebagai siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Siswa SMA Sebagai Remaja
Siswa SMA sebagai remaja mempunyai ciri-ciri perkembangan,
misalnya perkembangan emosi, fisik, dan lain sebagainya. Ciri menurut
Badudu dan Zain (1994:283) adalah “tanda-tanda khas yang membedakan
seseorang atau sesuatu dari orang atau benda lain.” Perkembangan adalah
perubahan-perubahan psikofisis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi
psikis dan fisik pada diri anak yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan
proses belajar dalam periode waktu tertentu menuju kedewasaan (Kartono
1982:33). Pendapat ini diperjelas oleh Hurlock (1991:2) yang secara singkat
mengatakan “perkembangan adalah serangkaian perubahan yang progresif
yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman.” Remaja berarti
individu yang sedang tumbuh menjadi dewasa (Hurlock 1991:206). Jadi ciri
perkembangan remaja adalah tanda khas yang dimiliki oleh remaja akibat
proses pematangan fungsi psikis dan fisik.
Sebagai salah satu tahap perkembangan, usia remaja juga memiliki ciri
atau tanda-tanda yang khas yang membedakan suatu dari yang lain. Berikut ini
diuraikan beberapa ciri remaja.
1. Pertumbuhan Fisik
(Hurlock, 1996:189) mengatakan bahwa pada masa remaja seseorang
mengalami pertumbuhan fisik, seperti tambahnya tinggi badan, berat
badan, dan sebagainya. Pertumbuhan fisik ini terjadi terutama pada
permulaan masa remaja (remaja awal). Remaja mengalami pertumbuhan
fisik yang sangat pesat; pada wanita pertumbuhan fisik meliputi:
pertumbuhan tulang, payudara, bulu disekitar alat kelamin, dan
menstruasi. Yang dimaksud menstruasi yaitu pengeluaran darah, lender
dan jaringan sel yang hancur dari rahim secara berkala yang terjadi setiap
bulan pada wanita yang berumur kurang lebih 13-45 tahun (Hurlock,
1996:189). Hal itu senada dengan yang diungkapkan Sarwono (1988:6-7)
bahwa perkembangan fisik remaja pria meliputi: pertumbuhan tulang, bulu
di ketiak dan sekitar alat kelamin, lengan dan kaki, tumbuh kumis,
jenggot, serta kulit menjadi kasar. Gunarso (1986:3) mengatakan bahwa
pertumbuhan fisik remaja yang sangat pesat dapat mengakibatkan
kecanggungan dan kekakuan dalam pergaulan. Apabila keadaan fisik tidak
sesuai dengan keinginannya, maka remaja akan merasa cemas, dan tidak
senang. Remaja mengalami tantangan dalam menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi dan menerima keadaan fisiknya.
2. Perkembangan Emosi
Beberapa emosi yang sering tampak pada remaja ialah “marah, malu,
takut, cemas, cemburu, iri hati, sedih, gembira, kasih saying, dan ingin
tahu” (Mappiare, 1982:60). Remaja belum mampu mengontrol emosinya
sehingga pada masa remaja sering terjadi perselisihan misalnya dengan
teman sebaya. Remaja mudah tersinggung dan sulit untuk memaafkan
1998:84). Renaja memiliki keinginan kuat untuk bergabung dan diterima
teman sebayanya. Mereka merasa gelisah, takut apabila tidak diterima
kelompoknya dan berusaha menyesuaikan diri dengan norma-norma
kelomponya (Mappiare, 1982:59). Dalam hal ini Mappiare (1982:60)
menulis:
Rasa sedih merupakan bagian emosi yang sangat menonjol dalam masa remaja awal. Mereka sangat peka terhadap ejekan-ejekan yang dilontarkan pada dirinya. Kesedihan akan muncul apapbila ejekan itu dating dari teman sebaya. Sebaliknya perasaan gembira aakan tampak apabila mereka mendapat pujian atau keberhasilan yang dialaminya.
Menurut Garrison (Mappiare, 1982:16) orang memperoleh kebahagiaan
dalam hidup karena ia terlatih dalam memahami dan menguasai emosinya.
Menurut Hurlock (Mappiare, 1982:61) agar remaja terlatih dalam
memahami dan menguasai atau mengelola emosinya, remaja perlu berlatih
mengungkapkan perasaannya kepada orang yang dipercayainya seperti
kepada guru pembimbing.
3. Perkembangan Sosial
Pada masa ini, remaja ingin tampil secara “prima” karena itu nama
panggilan, pakaian, dan sarana lainya (kendaraan) serta perhiasan
merupakan sarana bagi mereka untuk tampil dengan penuh percaya diri
(Mappiare, 1982:90). Remaja mulai bergaul dan menjalin hubungan sosial
dengan teman sebayanya dan mereka lebih kerasan berada di tengah
kelompok teman sebaya daripada berada di tengah lingkungan keluarga
Mappiare (1982:92) menegaskan bahwa dalam perkembangan sosial
remaja ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, antara lain:
a. Penerimaan dan penghargaan: Apabila remaja diterima dan dihargai
oleh orang-orang di sekitarnya, maka remaja akan merasa percaya diri,
dan remaja akan mempunyai pendangan yang positif terhadap
masyarakat di sekitarnya dan dengan senang hati ikut berpartisipasi
dalam kehidupan sosial.
b. Kemampuan mengenal diri sendiri: Remaka perlu semakin mengenal
dirinya dan semakin mampu mengendalikan dirinya. Dengan demikian
remaja akan mampu menghadapi situasi yang kurang menyenangkan.
4. Perkembangan Moral
Gunarsa (1986: 95) menjelaskan bahwa perkembangan moral erat
kaitannya dengan proses kemampuan melakukan suatu peran dalam
hubungan dengan orang lain. Kemampuan untuk berperan ini memberi
kemungkinan bagi individu untuk menilai berbagai keadaan sosial dari
beberapa sudut pandang. Mappiare berpendapat bahwa dalam
perkembangan moralnya remaja mulai memikirkan hal-hal yang benar dan
yang tidak benar tentang norma-norma yang berlaku di sekitar dan tidak
begitu saja menerima pendapat orang dewasa yang ia pandang sebagai
seorang manusia yang dapat berbuat kesalahan (Mappiare,1982:68).
Agustiani (2006:31) mengungkapkan bahwa pada masa remaja seseorang
mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak.
alternatif yang mungkin terjadi, misal aturan-aturan dari orang tua, status
remaja dalam kelompok sebayanya, dan aturan-aturan yang diberikan
padanya tidak lagi dipandang sebagai hal-hal yang tidak mungkin dirubah
(Agustiani, 2006:31). Hal itu senada dengan apa yang diungkapkan oleh
Hurlock (1991:225) yang mengatakan bahwa perubahan fundamental
dalam moralitas selama masa remaja adalah pandangan moral remaja
semakin abstrak, keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan
keadilan merupakan kekuatan moral yang dominan; penilaian moral
dipertimbangan secara kritis.
5. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget (Suparno, 2001:88) remaja pada umumnya sudah dapat
berpikir secara logis dan logikanya mulai berkembang, sudah dapat
menggunakan logikanya secara efektif dan fleksibel serta mampu
berhadapan dengan persoalan yang kompleks. Dr. Hedriati Agustiani yang
mengatakan bahwa remaja sudah dapat menggunakan logikanya dengan
baik sehingga remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang
hipotesis dan abstrak dari realitas (Agustiani, 2006:31).
Menurut Ginsburg (Suparno, 2001:88) remaja dapat berpikir fleksibel
karena dapat melihat berbagai kemungkinan; Ia dapat berpikir efektif
karena dapat melihat mana yang cocok pada persoalan yang dihadapi. Hal
ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Piaget (Suparno,2001:100)
remaja mempunyai beberapa pemikiran, antara lain pemikiran deduktif
pengalaman umum ke pengalaman khusus sedangkan induktif ialah
pengambilan kesimpulan dari pengalaman khusus ke umum.
6. Perkembangan Cita-cita
(Mappiare, 1982:88-89) cita-cita pendidikan dalam masa remaja pada
umumnya telah mantap. Pemilihan jurusan dapat dikategorikan menjadi
dua tahap yaitu tahap penjajakan dan tahap pemusatan. Dalam tahap
penjajakan dipertimbangkan alternatif-alternatif jurusan yang dapat
dipilih, sedangkan dalam tahap pemusatan ditekunilah jurusan yang telah
dipilih.
Remaja dapat mengalami konflik dalam menentukan pemilihannya. Dalam
hal ini remaja membutuhkan seseorang untuk membantu memecahkan
masalah/konlfik yang dihadapi.
7. Perkembangan Minat
Hurlock (1996:217-222) menegaskan bahwa bentuk-bentuk minat remaja
sangat beragam antara lain, minat pada rekreasi, minat pada agama, dan
minat pada penampilan diri.
a. Minat pada rekreasai: pada masa remaja, ia cenderung menghentikan
kegiatan rekreasi yang menuntut banyak tenaga. Pada awal masa
remaja kegiatan rekreasi dari tahun sebelumnya berubah menjadi
bentuk rekreasi yang baru. Berangsur-angsur bentuk rekreasi yang
kekanak-kanakan menghilang dan menjelang awal masa remaja pola
rekreasi individual hamper sama dengan pola rekreasi akhri masa
rumah, sekolah, dan organisasi; maka sebagian besar remaja tidak
mempunyai banyak waktu lagi untuk rekreasi. Oleh karena itu, para
remaja membatasi kegiatan rekreasi.
b. Minat pada agama: remaja memikirkan secara serius soal-soal agama
dan mendiskusikanya bersama teman-teman sebaya. Remaja
mempertanyankan kebenaran, dosa, neraka, dan surga. Dalam hal ini,
remaja membutuhkan pendampingan agar informasi tentang
kebenaran, dosa, neraka, dan surga dapat menjadi jelas.
c. Minat pada penampilan: remaja menganggap kecantikan dan daya tarik
fisik sangat penting, oleh karena itu mereka menaruh perhatian dan
minat pada penampilan diri, misalnya memperhatikan pakaian,
perhiasan, dan kerapian.
8. Perkembangan citra diri
Mappiare (1982:101-102), remaja pada umumnya memiliki gambaran diri
tidak sesuai dengan dirinya, mereka menghayal wajahnya cantik/tampan
seperti orang yang dikagumi dan mereka mengkhawatirkan dirinya tidak
seindah orang yang dikaguminya. Hal ini berarti remaja kurang mengenal
diri seperti apa adanya. Bentuk badan yang kurang seimbang
menyebabkan kegusaran batin yang cukup mendalam bagi remaja karena
pada masa ini perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya
(Monks 1998 :268). Maka remaja diharapkan dapat menerima keadaan diri
B. Tugas Perkembangan Remaja
Dalam setiap fase perkembangan individu mempunyai tugas-tugas
yang harus diselesaikan. Havinghurst (Monks, 1998:22 ) mengemukakan
bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang
harus diselesaikan. Tugas ini bersifat khas untuk setiap fase hidup seseorang.
Havighurst (Hurlock, 1996:9) mengatakan bahwa tugas perkembangan adalah
tugas yang muncul pada saat tertentu dari kehidupan individu, yang apabila
berhasil akan menimbulkan kebahagiaan dan membawa kearah keberhasilan
dalam melaksanakan tugas berikutnya, tetapi kalau gagal menimbulkan rasa
tidak berharga dan mengalami kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas
berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan dalam masa remaja yang penting dan harus
diselesaikan menurut (Mappiare, 1982:99-108; Hurlock, 1996:209-210; dan
Winkel,1997:167) antara lain:
1. Memperoleh hubungan baru dan lebih matang dengan teman-teman sebaya
dari kedua jenis kelamin.
Para remaja mempunyai hubungan dengan teman sebaya baik dengan
teman sejenis maupun dengan lawan jenis. Di antara mereka ada saling
ketertarikan dan saling menerima sehingga mereka merasa dibutuhkan dan
berharga.
Remaja dapat menerima keadaan dirinya sebagai pria dan wanita; remaja
pria bersifat maskulin dan remaja wanita bersifat femimim. Dalam belajar
hidup, remaja pria lebih memikirkan soal pekerjaan sedangkan pada
remaja wanita lebih cenderung memikirkan kebutuhan rumah tangga.
3. Memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainya.
Remaja berusaha tidak tergantung pada orangtua dan orang dewasa lainya,
agar mereka dapat membuat pilihan atau keputusan sendiri dan
bertanggung jawab atas pilihan sendiri.
4. Memperoleh kemandirian dalam hal keuangan.
Remaja belajar sedikit demi sedikit untuk melepaskan diri dari bantuan
orantua dengan belajar dan mempersiapkan diri untuk mempunyai
penghasilan sendiri. Selain itu juga belajar mengatur penggunaan uangnya.
5. Mengembangan ketrampilan-ketrampilan baru.
Remaja diharapakan berlatih mengembangkan berbagai ketrampilan untuk
mempersiapkan masa depan yang sesuai dengan tuntutan hidup. Misalnya;
wanita dapat berlatih memasak, mencuci pakaian, dan mengatur rumah;
sedangkan pria dapat berlatih mengatur atau membersihkan kebun.
6. Memiliki citra diri yang realistik.
Remaja diharapkan dapat menilai diri apa adanya; dapat melihat
kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangannya. Remaja diharapkan
memiliki gambaran diri yang realistis.
Remaja belajar memilih suatu jenis pekerjaan yang cocok baginya. Mereka
mulai mencari infromasi tentang pekerjaan yang mereka sukai.
8. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan hidup berkeluarga.
Remaja pada umumnya berusaha mempersiapkan diri melalui proses yang
cukup panjang, misalnya remaja mulai berkenalan dengan lawan jenis,
berkencan, pacaran, tukar cincin dan lain-lain.
C. Masalah-masalah yang Sering Timbul Pada Masa Remaja
Menurut Winkel (1991:12) masalah adalah sesuatu yang menghambat,
merintangi, mempersulit individu dalam usaha mencapai sesuatu.
Masalah-masalah itu timbul karena dalam diri remaja terjadi perubahan-perubahan baik
fisik maupun psikologis, tugas perkembangan belum terselesaikan, kebutuhan
tidak terpenuhi secara memuaskan.
Sukardi (1983:49-61) menjelaskan bahwa hanbatan-hambatan atau
masah-masalah dalam belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu masalah
yang bersifat internal dan yang bersifat eksternal.
1. Masalah yang bersifat internal adalah masalah yang berasal/bersumber
dari diri sendiri. Ini dapat bersifat biologis dan psikologis.
a. Masalah yang bersifat biologis
Masalah yang bersifat biologis secara langsung berhubungan dengan
jasmani siswa. Apabila kondisi jasmani siswa pada umumnya sehat, ia
mengalami gangguan kesehatan misalnya sakit kepala ia akan
bermasalah dalam belajar.
b. Masalah yang bersifat psikologis
Masalah yang bersifat psikologis secara langsung berhubungan dengan
kejiwaan (psikis). Misalnya untuk dapat belajar dengan baik, siswa
harus berminat terhadap materi pelajaran; apabila materi pelajaran
tidak menarik, maka timbulah rasa bosan dan malas. Hal ini dapat
menimbulkan masalah dalam belajar.
2. Masalah yang bersifat eksternal adalah masalah yang berasal/bersumber
dari luar dirinya. Masalah eksternal ini dapat timbul karena berbagai
faktor, yaitu faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan
faktor lingkungan masyarakat.
a. Masalah yang timbul karena faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan keluarga meliputi, antara lain keadaan social
ekonomi keluarga. Dalam kegiatan belajar, kadang-kadang dibutuhkan
sarana penunjang yang cukup mahal dan kadang-kadang tidak
terjangkau oleh keluarga. Apabila keadaan ekonomi keluarga lemah
maka sarana yang diperlukan tidak tersedia. Ini akan menghambat
belajar.
b. Masalah yang timbul karena faktor lingkungan sekolah
Faktor lingkungan sekolah meliputi, hubungan guru dan siswa.
Apabila interaksi guru dengan siswa yang segan atau takut dengan
c. Faktor lingkungan masyarakat
Faktor lingkungan masyarakat meliputi, hubungan anak dengan teman
sepermainan. Hubungan anak dengan teman sepermainan di
masyarakat dapat memperngaruhi anak dalam belajar. Misalnya anak
yang bermain dengan teman sebayanya sampai belarut-larut dan lupa
waktu.
Menurut Winkel (1997:81-82) masalah-masalah yang dialami siswa dapat
digolongkan menjadi beberapa bidang masalah, yaitu:
1. Masalah belajar
Kesulitan yang dihadapi siswa berkaitan dengan belajar antara lain: motivasi
belajar kurang sesuai, pilihan jurusan kurang mantap, taraf prestasi belajar
kurang memuaskan, peraturan sekolah terlalu longgar/ ketat, hubungan guru
siswa kurang akrab, dan terlalu banyak tugas rumah, sehingga kesempatan
belajar kurang.
2. Masalah keluarga
Ada hal-hal yang menyebabkan para siswa mengalami kesulitan dalam
belajar karena situasi keluarga, antara lain; suasana rumah kurang harmonis,
keadaan ekonomi kurang memadahi, orang tua terlalu menuntut dan
menekan.
3. Masalah pengisian waktu luang
Kuseulitan timbul Karena tidak mempunyai hobbi, terlalu banyak tugas,
4. Masalah pergaulan dengan teman sebaya
Masalah pergaulan dengan teman sebaya dapat menyebabkan hambatan
dalam belajar, antara lain; selisih paham dengan teman, kesulitan
menghadapi teman yang berbeda pendapat, dan menghadapi teman yang
berlatar belakang jauh berbeda (kaya/miskin).
5. Masalah pergolakan dalam diri
Pergolakan diri dapat mengganggu konsentrasi belajar, seperti: iri terhadap
teman yang suskses, rendah diri, cemburu dan gelisah memikirkan masa
depan.
Willis (1981:43-45) menegaskan bahwa masalah yang dialami remaja ada
lima bidang, yaitu msalah penyesuaian diri, masalah kesehatan, masalah
ekonomi dan pekerjaan, masalah sosial dan masalah pendidikan. Masing-masing
masalah tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Masalah penyesuaian diri: penyesuaian diri ialah kemampuan seseorang
untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya. Ada
kemungkinan seseorang mengalami kegagalan dalam penyesuaian diri.
Kegagalan tersebut kemungkinan karena adanya factor pengalaman yang
pernah dialami, seperti tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan lain-lain.
Kegagalan seperti itu dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan
dalam menyesuaian diri.
2. Masalah kesehatan: Masalah kesehatan remaja mencangkup kesehatan
menarik akan cenderung minder dan menarik diri dari kegiatan-kegiatan
kelomok sebayanya.
3. Masalah ekonomi dan pekerjaan: Remaja berkeinginan untuk bekerja dan
mandiri agar lepas dari tanggungan orangtuanya dalam hal keuangan.
Masalah ini dianggap serius oleh remaja; mereka beranggapan bahwa
sekolah bukan satu-satunya cara yang membuat seseorang dapat
memperoleh pekerjaan dan barhasil dalam hal ekonomi.
4. Masalah sosial: Remaja pada umumnya ingin mendapat peran di dalam
masyarakat. Orang tua atau orang dewasa yang masih meragukan
kemampuan remaja membuat remaja merasa diremehkan.
5. Masalah pendidikan: Masalah pendidikan berhubungan dengan kebutuhan
akan ilmu pengetahuan. Remaja mempunyai keinginan lebih untuk
menelaah ilmu pengetahuan yang belum terungkap secara ilmiah.
D. Pengelompokan Masalah-masalah yang Sering Timbul Pada Masa
Remaja
Dari beberapa sumber yang sudah peneliti dapatkan mengenai
masalah-masalah yang sering timbul pada masa remaja, peneliti membagi
permasalahan-permasalahan tersebut menjadi 4 (empat) bidang
permasalahan yaitu: masalah pribadi, masalah sosial, masalah belajar, dan
masalah ekonomi dan pekerjaan atau dapat disebut juga masalah pilihan
karier. Penulis membagi masalah ke dalam 4 (empat) bidang tersebut dengan
pelayanan bimbingan klasikal seperti yang terdapat dalam Kurikulum
Sekolah Menengah Atas: Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
yang dirancang oleh Depdikbud, yaitu bidang pribadi, sosial, belajar dan
karier. Hal itu senada dengan apa yang diungkapkan oleh Mappiare (1984 :
254) yang mengemukakan bahwa pada kenyataanya bidang permasalahan
yang dihadapi siswa di sekolah dibagi menjadi empat bidang permasalahan.
Keempat bidang permasalahan ini sejalan dengan bidang bimbingan yang
dilaksanakan di sekolah, yaitu bidang pribadi, sosial belajar dan karier. Atas
dasar alasan tersebut juga penulis hanya akan meneliti keempat
permasalahan itu saja. Masing-masing masalah tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Masalah Pribadi
Masalah pribadi adalah masalah yang bersifat internal atau masalah yang
berasal atau bersumber dari dalam diri sendiri. Ini dapat bersifat biologis
dan psikologis (Sukardi, 1983:49). Contoh dari masalah pribadi adalah
sebagai berikut:
a. Kurang mengenal kebaikan dan kekurangan diri.
b. Merasa kurang percaya diri.
c. Belum mengetahui kemampuan, minat, bakat, dan sifat.
d. Tidak mampu mengungkapkan perasaan dengan jujur.
e. Kurang mengetahui hal-hal yang seharusnya diperjuangkan dan
2. Masalah sosial
Menurut Winkel (1991 : 12) masalah adalah sesuatu yang menghambat,
merintangi, mempersulit individu dalam usaha mencapai sesuatu.
Masalah sosial adalah masalah yang timbul karena hubungan yang
kurang baik dengan lingkungan sekitar. Willis (1981: 45) mengatakan
bahwa remaja pada umumnya ingin mendapat peran di dalam
masyarakat. Orang tua atau orang dewasa yang masih meragukan
kemampuan remaja membuat remaja merasa diremehkan. Sebagian
contoh dari masalah sosial adalah sebagai berikut:
a. Belum mampu bekerja sama dengan orang lain.
b. Sulit menghargai pendapat orang lain.
c. Tidak memiliki teman dekat atau sahabat.
d. Tidak memiliki banyak teman.
e. Tidak mengetahui cara menghadapi percekcokan dengan teman.
3. Masalah Belajar
Yang disebut dengan masalah belajar siswa disekolah adalah kesulitan
yang dihadapi siswa berkaitan dengan belajar. Winkel (1997 : 81)
menyebutkan bahwa masalah aktual yang kerap dihadapi oleh para siswa
berkaitan dengan belajar adalah:
a. Motivasi belajar kurang sesuai
b. Pilihan jurusan kurang mantap
c. Taraf prestasi belajar kurang memuaskan
e. Hubungan guru siswa kurang akrab
f. Terlalu banyak tugas rumah, sehingga kesempatan belajar kurang.
4. Masalah karier
Masalah karier pada remaja adalah sesuatu yang meghambat dan
merintangi remaja dalam mengembangkan potensinya sebagai persiapan
karier di masa depan. Willis (1981: 44) mengatakan bahwa remaja
berkeinginan untuk bekerja dan mandiri agar lepas dari tanggungan
orangtuanya dalam hal keuangan. Masalah ini dianggap serius oleh
remaja; mereka beranggapan bahwa sekolah bukan satu-satunya cara
yang membuat seseorang dapat memperoleh pekerjaan dan barhasil
dalam hal ekonomi. Sebagian contoh dari masalah karier pada remaja
adalah:
a. Sulit menentukan apa yang akan dilakukan setelah tamat.
b. Kurang mengetahui berbagai jenis pendidikan dan khursus yang
sesuai dengan bidang atau jenis pekerjaan yang diminati.
c. Tidak mengetahui hal-hal yang harus dipersiapkan atau pelajari agar
dapat memasuki bidang pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang
diinginkan.
d. Kurang mengenal berbagai macam karier/pekerjaan yang ada di
masyarakat.
e. Kurang mengenal pekerjaan mana yang sesuai dengan minat dan
E. Bimbingan Klasikal
Arti bimbingan menurut Shertzer & Stone (1981 : 40) dibagi menjadi
tiga, yaitu: (1) sebagai konsep, bimbingan berarti sebuah sudut pandang dalam
menolong seseorang, (2) sebagai konstruk pendidikan, bimbingan mengacu
pada bekal dari pengalaman-pengalaman yang menolong siswa untuk
mengenal dirinya sendiri, (3) sebagai program, bimbingan menunjuk pada
cara-cara dan proses mengatur untuk mencapai pendidikan tertentu dan tujuan
pribadi. Dengan kata lain, Shertzer & Stone menyebutkan bimbingan sebagai
proses menolong individu untuk memahami dirinya dan lingkungannya.
Dalam memberikan pelayanan bimbingan klasikal, guru pembimbing
diharapakan terlebih dahulu menentukan dan membuat topik bimbingan yang
sesuai dengan kebutuhan siswa agar proses pelayanan bimbingan klasikal
sesuai dan tepat sasaran.
Berikut ini diuraikan bidang-bidang bimbingan yang dapat diupayakan
dalam pelayanan bimbingan klasikal (Prayitno,1997:65-68, Depdikbud,
1994:25-26), yaitu:
1. Bidang Bimbingan Pribadi
Pelayanan bidang bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa agar
mengenal, menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Esa, mandiri, dan sehat jasmani dan rohani.
Topik layanan bimbingan klasikal yang termasuk dalam bidang bimbingan
pribadi, antara lain:
b. Cara-cara mengembangkan sikap yang positif
c. Pengaruh kegiatan waktu luang terhadap fisik dan mental
d. Rasa tanggungjawab
2. Bidang Bimbingan Sosial
Pelayanan dibidang ini bertujuan membantu siswa memahami dirinya
dalam kaitannya dengan lingkungan sosialnya dan etika pergaulan sosial
yang berdasarkan budi pekerti luhur. Topik layanan bimbingan yang
termasuk dalam bimbingan sosial, antara lain:
a. Strategi untuk mengatasi konflik dan prasangka terhadap orang lain
b. Keefektifan hubungan sosial dan hubungan keluarga
c. Menghargai adanya perbedaan latar belakang budaya
3. Bidang Bimbingan Belajar
Tujuan dari pelayanan bimbingan di bidang ini ialah agar para siswa
mengnal sikap dan kebiasaan belajar yang baik, dapat mengembangkan
diri untuk mempersiapkan masa depan. Topik layanan bimbingan yang
termasuk dalam bimbingan belajar, antara lain:
a. Cara belajar yang baik
b. Pemilihan jurusan
c. Disiplin belajar.
4. Bidang Bimbingan Karier
Tujuan pelayanan bimbingan di bidang ini ialah membantu siswa
mengenal potensinya sebagai persiapan karier masa depan. Topik
a. Pemahaman diri (melihat bakat dan minat)
b. Informasi perguruan tinggi yang cocok dengan jurusan dan pekerjaan
yang dicita-citakan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitan
Penelitian ini, termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei.
Penelitian deskriptif ialah penelitian yang menggambarkan suatu gejala pada
saat penelitian dilakukan (Furchan, 1982:415). Penelitian ini dimaksudkan
untuk mendeskripsikan masalah-masalah yang sering dialami oleh mayoritas
siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010;
kemudian berdasarkan hasil penelitian akan disusun usulan program
bimbingan klasikal.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini ialah semua siswa kelas XI SMA Bruderan
Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah 97 siswa. Peneliti
mengambil subjek penelitian kelas XI saja dengan pertimbangan siswa kelas
XI sebentar lagi akan naik ke kelas XII, maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi referensi untuk menentukan topik-topik bimbingan klasikal,
dengan demikian dapat meminimalisir permasalahan-permasalahan siswa
sehingga ketika naik ke kelas XII diharapkan siswa sudah tidak memiliki
permasalahan yang dapat mengganggu proses belajarnya dan akhirnya dapat
memperoleh nilai yang baik pada saat Ujian Akhir Sekolah (UAS).
C. Instrumen Penelitian
1. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data yang digunakan oleh peneliti ialah ”Kuesioner
Kebutuhan Siswa” yang disusun oleh Sinurat (1997) yang juga telah
digunakan oleh Sukelis dalam penelitiannya pada tahun 2003. Kemudian
peneliti modifikasi dengan dibantu oleh dosen pembimbing. Ada beberapa hal
yang peneliti modifikasi yaitu:
a. Alternatif jawaban. Pada ”Kuesioner Kebutuhan Siswa yang disusun
oleh Sinurat (1997), alternatif jawaban yang digunakan adalah:
”Kurang Perlu”, ”Perlu”, dan ”Sangat Perlu”. Alternatif jawaban
tersebut peneliti ubah menjadi ”Sangat Sesuai”, ”Sesuai”, ”Tidak
Sesuai”, dan ”Sangat Tidak Sesuai”.
b. Kalimat. Ada beberapa kalimat yang dirubah agar sesuai dengan
alternatif jawaban yang digunakan.
c. Peneliti hanya mengambil 48 item kuesiner saja dengan alasan, 48
item kuesioner tersebut sudah dapat menggambarkan ke empat bidang
permasalahan siswa yaitu bidang pribadi, sosial, belajar dan karier.
Kuesioner masalah siswa ini terdiri dari dua bagian, yaitu pertama,
bagian identitas dan petunjuk pengisian dan kedua, bagian pernyataan yang
mengungkap masalah siswa.
Sebelum ujicoba penelitian, ada 48 item yang digunakan dalam
mengungkap permasalahan siswa namun saat pengolahan data hasil penelitian
minimal ≥ 0,30 sesuai dengan Penentuan koefisien korelasi butir-butir item
menggunakan kriteria Azwar (2008:2) yang mengungkapkan bahwa
penyusunan skala psikologi biasanya menggunakan harga koefisien korelasi
minimal sama dengan 0.30. Proses perhitungan ini dilakukan dengan
komputer melalui program SPSS (Statistical Programe for Social Sciences)
for windows versi 12.0. Dari 48 item yang dijadikan uji coba terdapat 4 item yang memiliki korelasi di bawah 0.30 yaitu item nomor 18 (0.231), item
nomor 33 (0.070), item nomor 47 (0.273), dan item nomor 48 (0.172), oleh
karena itu 4 item ini tidak dipakai dalam perhitungan selanjutnya sehingga
jumlah item menjadi 44 item. Ujicoba kuesioner dilakukan pada tanggal 15
September 2009 di kelas XI Bahasa dengan jumlah responden 21 siswa.
Butir-butir pertanyaan dalam kuesioner ini terbagi menjadi empat
bidang yaitu, bidang pribadi, bidang sosial, bidang belajar, dan bidang karier.
Nomor-nomor butir pertanyaan yang termasuk masing-masing bidang
teresebut disajikan dalam tabel 1. Kisi-kisi kuesioner sebagai berikut:
Tabel 1. Kisi-kisi kuesioner penelitian
Bidang-bidang
masalah
Nomor butir pernyataan masalah Jumlah
Bidang pribadi
Bidang sosial
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,
12
Bidang bejajar
Bidang Karier
24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34,
35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44,
11
10
Total 44
2. Pemberian Skor
Pemberian skor item kuesioner dilakukan sebagai berikut: Pertanyaan
Positif diberi skor Sangat Sesuai = 1, Sesuai =2, Tidak Sesuai = 3, Sangat
tidak sesuai= 4. Menurut Haryatna (2002 : 35) pembuatan empat alternatif
jawaban dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung
oleh skala lima bertingkat. Alternatif jawaban yang netral (di tengah)
mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan atau
ragu-ragu. Tersedianya jawaban di tengah menimbulkan kecenderungan
menjawab alternatif yang netral atau yang di tengah, terutama bagi mereka
yang ragu-ragu dalam memberikan jawaban.
3. Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas.
Validitas suatu alat ukur adalah derajat ketepatan dan ketelitian
dari suatu alat ukur. Menurut Donald Ary dan Furchan (2005:293)
Validitas adalah sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang
yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Donald Ary dalam
Furchan (2005:295) validitas isi menunjuk pada sejauh mana
instrumen tersebut mencerminkan isi yang dikehendaki. Dalam
penelitian ini item-item kuesioner disusun berdasarkan empat bidang
permasalahan yang telah dibahas dibab sebelumnya. Seleksi item
kuesioner dalam penelitian ini menggunakan daya diskriminasi item.
Daya diskriminasi item adalah sejauh mana item mampu
membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki
dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2007 : 57).
kriteria penilaian item berdasarkan korelasi skor setiap item dan skor
total skala, diguanakan batasan rxy ≥ 0,30. Jadi, item yang mencapai
koefisien korelasi minimal ≥ 0,30 dianggap valid. Berdasarkan
perhitungan yang dilakukan terhadap 48 item kuesioner diperoleh 44
item yang valid dan 4 item yang gugur. Perhitungan validitas
kuesioner dihitung dengan menggunakan rumus:
r : Koefisien validitas
tt
r : Koefisien reliabilitas
Hasil perhitungan validitas untuk kuesioner uji coba yaitu 0,844.
hasil ini tergolong sangat tinggi berarti alat ukur tersebut valid
digunakan untuk peneltian.
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat keajegan suatu alat ukur dalam
mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 1982:310). Reliabilitas
diperlukan dalam penelitian untuk mengetahui keajegan suatu alat
dalam mengukur apa yang hendak diukurnya dan mengetahui sejauh
mana alat itu dapat mengukur apa yang hendak diukurnya.
Reliabilitas mengacu kepada konsistensi hasil ukur, yang
mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak
reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dipercaya karena
perbedaan skor yang terjadi di antara individu lebih ditentukan oleh
faktor kesalahan daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya
(Azwar, 2007:83). Dalam penelitian ini metode yang digunakan
untuk mengukur taraf reliabilitas suatu alat ukur adalah metode belah
dua (Split half method). Metode ini digunakan untuk menguji reliabilitas suatu alat ukur dengan satu kali pengukuran pada satu
kelompok. Metode belah dua yang dipakai adalah berdasarkan
pengelompokan item yang bernomor gasal dan genap. Skor-skor
yang bersal dari item-item yang bernomor gasal dijadikan sebagai
belahan pertama (X) dan item-item yang bernomor genap dijadikan
dikorelasikan dengan skor-skor belahan kedua. Perhitungan koefisien
reliabilitas dimulai dengan menghitung koefisien korelasi skor item
gasal dan skor item genap dengan rumus Product-Moment Pearson,
sebagai berikut: rx y=
Penghitungan koefisien korelasi untuk mendapat taraf reliabilitas
dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 12 for
windows. Hasil penghitungan taraf reloabitas untuk kuesioner ujicoba
yaitu 0,714.
Koefisien reliabilitas dan validitas diinterpretasikan dengan
mengacu pada pedoman yang dikemukanan oleh Garrett (1967:176)
berikut ini :
Tabel 2. Klasifikasi koefisien reliabilitas dan validitas suatu tes
Koefisien Korelasi Klasifikasi
0,70 - ±1,00 Tinggi – sangat tinggi
0,40 - ±0,70 Cukup
0,20 - ±0,40 Rendah
D. Prosedur Pengumpulan Data
1. Tahap persiapan
a. Meminta ijin kepada Kepala Sekolah SMA Bruderan Purworejo
b. Meminta surat pengantar penelitian dari Program Studi Bimbingan
dan Konseling.
c. Menyerahkan surat pengantar penelitian dari Program Studi
Bimbingan dan Konseling kepada kepala sekolah SMA Bruderan
Purworejo.
d. Melakukan koordinasi dengan koordinator Bimbingan dan Konseling
dan koordinator kurikulum untuk pengaturan jadwal penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Data Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di ruang kelas masing-masing.
Jadwal pengumpulan data penelitian di setiap kelas disajikan pada tabel
3 sebagai berikut:
Tabel 3. Jadwal Pengumpulan Data Penelitian
Kelas Tanggal Waktu Jumlah Siswa yang hadir
Sebelum kuesioner dibagikan, terlebih dahulu peneliti memberikan
pengantar dan perkenalan sedikit serta menjelaskan maksud dan tujuan
memberikan penjelasan mengenai petunjuk pengerjaan keusioner dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Setelah selesai mengerjakan, siswa diberi kesempatan untuk meneliti
kembali kuesioner yang telah diisi apabila ada pernyataan yang belum
dijawab. Pada akhir pertemuan, peneliti mengucapkan terima kasih kepada
siswa yang telah bersedia mengisi kuesioner. Kuesioner penelitian dapat
dilihat pada lampiran 1. Tabulasi data penelitian dapat dilihat pada lampiran2.
E. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam mengolah data ialah dengan membuat
tabulasi data dan perhitungan persentase alternative jawaban. Tahap-tahap
pengolahan data meliputi:
1. Pemberian skor
Peneliti memberikan skor pada masing-masing jawaban dengan kunci
jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Kemudian membuat
tabulasi data dan menghitung skor masing-masing responden serta
menghitung skor masing-masing butir item.
2. Pengolahan data selanjutnya adalah dengan membuat tally jawaban pada setiap butir, menghitung persentase setiap alternatif jawaban,
menghitung/menjumlahkan frekuensi tidak sesuai dan sangat tidak
sesuai dan membuat persentasenya, menghitung/menjumlahkan
3. Mengurutkan permasalahan yang dihadapi siswa berdasarkan urutan dari
yang paling banyak dialami siswa hingga yang paling sedikit.
4. Membuat tabel permasalahan-permasalahan yang dialami oleh lebih dari
BAB IV
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan atas hasil
penenelitian tersebut. Hasil penelitian merupakan jawaban atas masalah pertama
yang dikemukakan dalam Bab I, yaitu permasalahan-permasalahan apa sajakah
yang dialami oleh mayoritas siswa kelas II SMA Bruderan Purworejo tahun
pelajaran 2009/2010?.
A. Permasalahan-permasalahan yang Dihadapi Oleh Para Siswa Kelas XI
SMA Bruderan Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010.
Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh siswa kelas XI SMA
Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 disajikan dalam tabel 4.
Tabel 4. Permasalahan yang dihadapi siswa berdasarkan urutan dari yang
paling banyak dialami siswa hingga yang paling sedikit.
No 1 Dalam hal perencanaan setelah tamat dari
SMA 35 77 79
2 Dalam hal kebiasaan belajar 28 76 78
3 Pengetahuan tentang cara-cara yang tepat
untuk mengisi waktu luang 12 71 73
4 Pengetahuan tentang cara menghadapi
percekcokan dalam keluarga 15 70 72
5 Kemampuan menggunakan waktu belajar 29 68 70
No 6 Keberanian mengungkapkan pendapat
pada orang lain 22 62 64
7 Pengetahuan tentang cara-cara yang tepat
dan efektif dalam menghadapi ujian 25 62 64 8 Pengetahuan tentang cara menyelesaikan
masalah dengan orang lain 13 61 63
9 Kemampuan menghadapi stress 5 59 61
10 Pengetahuan tentang cara-cara belajar
yang efektif 26 58 60
11 Pengetahuan tentang seluk beluk
pekerjaan yang diminati 41 57 59
12 Kemampuan mengambil keputusan
sendiri 6 57 59
13 Kesiapan pada saat menghadapi ujian 30 57 59 14 Pengetahuan tentang berbagai jurusan
dalam perguruan tinggi
40 56 58
15 Kemampuan berkonsentrasi pada saat
belajar 27 56 58
16 Dalam hal Kepercayaan Diri 2 55 57
17 Dalam mempelajari materi yang diberikan
oleh guru 31 52 54
18 Pengetahuan tentang berbagai jenis khursus yang sesuai dengan bidang
pekerjaan yang diminati 36 50 52
19 Pengetahuan tentang cara-cara yang tepat dan efektif untuk meningkatkan semangat
belajar 24 46 47
20 Pengetahuan tentang berbagai jenis
pekerjaan 39 41 42
21 Kemampuan mengungkapkan perasaan
dengan jujur 10 37 38
22 Dalam membuat catatan pelajaran 33 37 38
23 Dalam hal memilih pekerjaan 44 36 37
24 Dalam hal perencanaan masa depan 43 35 36 25 Pengetahuan tentang hal-hal yang harus
dipersiapkan agar dapat memasuki bidang pekerjaan yang diinginkan
No 26 Pengetahuan tentang persyaratan yang
harus dimiliki untuk dapat memasuki pekerjaan yang saya inginkan
38 30 31
27 Dalam hal tempat belajar 34 28 29
28 Dalam mengikuti penjelasan dari guru di
kelas 32 27 28
29 Pengetahuan tentang pekerjaan yang
sesuai dengan bakat 42 23 24
30 Kemampuan menerima
kelemahan-kelemahan dalam diri 11 20 21
31 Kemampuan mendengarkan dengan penuh
perhatian pada orang yang berbicara 16 20 21 32 Kemampuan memperhatikan perasaan
orang lain 18 19 20
33 Mengenal minat dan bakat 3 18 19
34 Kemampuan menghargai orang yang
berbeda pendapat 21 18 19
35 Tanggung jawab dalam kehidupan
sehari-hari 4 17 18
36 Dalam hal punya atau tidaknya teman yang bersedia mendengarkan
keluhan-keluhan. 19 16 16
37 Kemampuan berinteraksi dengan orang
lain 23 16 16
38 Dalam hal pertemanan atau sahabat yang
siap membatu ketika ada masalah 14 13 13 39 Pemahaman tentang perubahan fisik 9 13 13 40 Pengetahuan tentang cara bergaul yang
baik dengan orang lain 20 12 12
41 Kemampuan membedakan hal yang
bermanfaat dan yang tidak 7 12 12
42 Pengetahuan tentang hal-hal yang
seharusnya di utamakan 8 11 11
43 Mengenal kelebihan dan kekurangan 1 9 9 44 Kemampuan bekerja sama dengan orang
lain 17 8 8
Untuk menjawab rumusan masalah pertama, peneliti mencari
4, tampak bahwa terdapat 18 permasalahan yang dialami oleh 50% siswa atau
lebih. Permasalahan-permasalahan tersebut disajikan dalam tabel 5 dan dijadikan
dasar dalam pengusuluan topik bimbingan untuk menjawab rumusan masalah
kedua.
Tabel. 5 Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh mayoritas siswa
No
3 Pengetahuan tentang cara-cara yang tepat untuk mengisi waktu luang
12
73 % 4 Pengetahuan tentang cara menghadapi percekcokan
dalam keluarga
15
72 % 5 Kemampuan menggunakan waktu belajar 29 70 % 6 Keberanian mengungkapkan pendapat pada orang
lain
22 64 %
7 Pengetahuan tentang cara-cara yang tepat dan efektif dalam menghadapi ujian
25 64 %
8 Pengetahuan tentang cara menyelesaikan masalah dengan orang lain
13 63 %
9 Kemampuan menghadapi stress 5 61 %
10 Pengetahuan tentang cara-cara belajar yang efektif 26 60 % 11 Pengetahuan tentang seluk beluk pekerjaan yang
diminati
41 59 %
12 Kemampuan mengambil keputusan sendiri 6 59 % 13 Kesiapan pada saat menghadapi ujian 30 59 % 14 Pengetahuan tentang berbagai jurusan dalam
perguruan tinggi
40 58 %
15 Kemampuan berkonsentrasi pada saat belajar 27 58 %
16 Dalam hal Kepercayaan Diri 2 57 %
17 Dalam mempelajari materi yang diberikan oleh guru
31 54 %
18 Pengetahuan tentang berbagai jenis khursus yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang diminati
B. Pembahasan
Pada bagian ini disajikan pembahasan hasil penelitian mengenai
permasalahan-permasalahan yang dialami oleh mayoritas siswa yaitu
permasalahan pribadi, permasalahan sosial, permasalahan belajar dan
permasalahan karier. Ke empat permsalahan tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Permasalahan pribadi
Ada empat permasalahan pribadi yang dialami oleh mayoritas siswa
kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 yaitu sebagai
berikut: Tidak mengetahui cara-cara yang tepat untuk mengisi waktu luang,
tidak mampu menghadapi stres dengan baik, tidak mampu mengambil
keputusan sendiri dan memecahkan masalah yang dihadapi tanpa bantuan
orang, tidak percaya diri.
Permasalahan-permasalahan tersebut diatas kiranya dapat terjadi
karena beberapa faktor antara lain: Siswa kurang mengenal dirinya sendiri,
siswa memiliki konsep diri yang negatif, siswa tidak dapat menerima
kekurangan-kekurangan yang ada dalam dirinya. Winkel (1997:82)
menjelaskan bahwa masalah pergolakan diri atau masalah pribadi ini timbul
karena siswa merasa iri terhadap teman yang sukses, rendah diri, cemburu
dan gelisah karena memikirkan masa depan.
2. Permasalahan Sosial
Ada tiga permasalahan sosial yang dialami oleh lebih dari mayoritas
sebagai berikut: tidak mengetahui cara menghadapi percekcokan dalam
keluarga, tidak berani mengungkapkan pendapat kepada orang lain, dan
tidak mengetahui cara mengatasi permasalahan dengan orang lain.
Permasalahan-permasalahan tersebut diatas kiranya dapat terjadi
karena beberapa faktor antara lain: Siswa kurang mendapat informasi
mengenai cara-cara menghadapi permasalahan sosial, siswa kurang
berpengalaman dalam menghadapi permasalahaan. Willis (1981:45)
menjelaskan bahwa masalah sosial dapat terjadi karena seseorang tidak
dapat menyesuaikan diri. Penyesuaian diri ialah kemampuan seseorang
untuk hiudup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya. Ada
kemungkinan seseorang mengalami kegagalan dalam penyesuaian diri.
Kegagalan tersebut kemungkinan karena adanya faktor pengalaman yang
pernah dialami, seperti tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan lain
sebagainya.
3. Permasalahan Belajar
Ada tujuh permasalahan belajar yang dialami oleh mayoritas siswa
kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 yaitu sebagai
berikut: Tidak memiliki kebiasaan belajar yang baik, tidak dapat
menggunakan waktu belajar dengan baik, tidak megetahui cara-cara yang
tepat dan efektif dalam menghadapi ujian, tidak mengetahui cara-cara
belajar yang efektif, merasa tidak siap dan cemas pada saat akan
menghadapi ujian, tidak dapat berkonsentrasi pada saat belajar, dan tidak
Permasalahan-permasalahan tersebut di atas kiranya dapat terjadi
karena beberapa faktor, antara lain siswa kurang mendapat informasi
mengenai permasalahan-permasalahan belajar seperti cara belajar yang
efektif, cara mempersiapkan ujian dan lain sebagainya. Winkel (1997:81)
menjelaskan bahwa masalah belajar dapat timbul karena: motivasi belajar
kurang sesuai, pilihan jurusan kurang mantap, taraf prestasi belajar kurang
memuaskan, peraturan sekolah terlalu longgar/ ketat, hubungan guru siswa
kurang akrab, dan terlalu banyak tugas rumah, sehingga kesempatan belajar
kurang.
4. Permasalahan Karier
Ada empat permasalahan karier yang dialami oleh lebih dari 50 %
siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 yaitu
sebagai berikut: Tidak dapat menentukan atau membuat keputusan apa yang
akan dilakukan setelah tamat dari SMA, tidak mengetahui seluk beluk
pekerjaan yang diminati, tidak mengetahui berbagai macam jurusan dalam
perguruan tinggi, dan tidak mengetahui berbagai jenis kursus yang sesuai
dengan bidang pekerjaan yang diminati.
Permasalahan-permasalahan tersebut kiranya dapat terjadi karena
beberapa faktor antara lain: siswa kurang mendapat informasi mengenai
jenis-jenis pekerjaan yang ada dimasyarakat, berbagai macam jurusan dalam
BAB V
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Pada bab ini disajikan usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai
dengan hasil penelitian. Ada 18 topik bimbingan klasikal yang peneliti susun dan
usulkan. Delapan belas topic bimbingan tersebut didasarkan pada hasil penelitian
yang menemukan 18 permasalahan yang dialami oleh mayoritas para siswa kelas
XI SMA Bruderan purworejo tahun pelajaran 2009/2010. Usulan topik-topik
tersebut disajikan dalam tabel 6.
Tabel. 6. Usulan topik-topik bimbingan klasikal untuk siswa kelas XI SMA
Bruderan Purworejo
No Item
Permasala han
Materi Layanan Tujuan
No Item
Permasala han
Materi Layanan Tujuan
No Item
Permasala han
Materi Layanan Tujuan
Pelayanan
Bidang Bimbing
an Topik Sub Topik
7 Kurang Percaya diri
Percaya Diri
Arti Percaya diri
Macam-Macam Percaya diri Cara
meningkatkan Percaya diri
Siswa semakin memiliki rasa percaya diri