• Tidak ada hasil yang ditemukan

MACAM MACAM TEKNIK SAMPLING docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MACAM MACAM TEKNIK SAMPLING docx"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MACAM-MACAM TEKNIK SAMPLING

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian ruapa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain sampel harus representatif. Dalam contoh air the, agar populasi menjadi homogen harus kita aduk dulu agar manisnya sama. (Arikunto, 2010: 176)

Agar mendapatkan hasil sampel yang representative itulah maka diperlukan cara atau teknik dalam memperoleh sampel dari populasi.

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitan, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, teknik macam-macam sampling ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 1. Macam macam teknik sampling (Sugiyono, 2010: 81)

Dari pemaparan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa teknik sampling dibagi atas dua yaitu :

1. Probability Sampling

Perobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Teknik ini meliputi :

Teknik Sampling

Probability Sampling Non Probability

Sampling

1. simple random sampling. 2. Proportionate stratified random sampling 3. Disproportionate stratified random sampling

4. Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah)

1. Sampling sistematis 2. Sampling kuota 3. Sampling

incidental 4. Purposive

sampling 5. Sampling jenuh 6. Snowball

(2)

a. Simple Random Rampling, Pengambilan sample dari teknik ini dilakukan secara acaktanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian bisa dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

Diambil Secara

Random/Acak

Gambar 2. Teknik Simple Random Sampling (Sugiyono, 2010: 82)

Syarat utama agar teknik ini dapat digunakan menurut Bambang Prasetyo (2005) adalah :

1. Jika populasi suatu penelitian homogen,

2. Jumlah populasi tidak memiliki jumlah yang banyak, 3. Jika jumlah populasi banyak digunakan table angka acak.

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menarik sampel ini adalah : 1. Membentuk kerangka sampel dan kemudian member nomor urut seluruh

unsur yang ada dalam kerangka sampel.

2. Memilih unsur yang akan dijadikan sampel dengan cara undian atau menggunakan tabel acak.

Contoh penggunaan Teknik ini adalah semisal terdapat 125 anggota Pramuka. Akan diambil 10 orang sampel. Maka ktahap pertama adalah memberikan nomor untuk setiap anggota populasi mulai dari 001-125. Sehingga kita menggunakan tiga digit nomor pada table angka acak. Dengan memilih satu angka (contoh terpilih pada baris 13 kolom 3) kemudian bergerak ke kiri atas. Maka akanterpilih angka 8. Seperti tabel di bawah ini.

Table di hapeku Populasi Homogen atau Relatif

(3)

Tabel 1. Contoh Tabel Acak (Prasetyo, 2005: 126)

Maka akan diperoleh angka sebagai berikut :

830, 162, 692, 546, 736, 607, 115 (sampel 1), 639, 262, 865, dan seterusnya.

Cara seperti ini tidak efektif. Peneliti akan banyak membuang nomor yang sudah terpilih. Untuk mempermudah kita dapat mengantisipasinya dengan menggunakan kelipatan angka maksimum. Kelipatan angka maksimum dibuat dengan berdasar pada jumlah populasi dan kelipatannya tertinggi sampai batasan digit populasi.

Maka diperoleh kelipatan dari angka maksimum populasi N=125 adalah sebagai berikut : 125, 250, 375, 500, 625, 750, 875. Angka 875 adalah kelipatan tertinggi dari 125 pada tiga digit nomor populasi. Kemudian nomor yang sudah terpilih (nomor diatas populasi) dikurangi dengan kelipatan angka maksimum yang terdekat. Maka akan diperoleh :

830-750 = 080

162-125 = 037

692- 625 = 067

546-500 = 046

736- 625 = 111

607- 500 = 107

115 (sudah menjadi sampel)

639- 625 = 014

262- 250 = 012

865- 750 = 115,

(4)

dengan nomor berikutnya sesuai dengan angka acak yang ada pada table angka acak. (Prasetyo, 2005: 127)

b. Proportionate Stratified random Sampling, Teknik ini digunakan populasi mempunyai anggota/unsur yang homogen dan berstrata secara proporsional. Contoh penggunaan teknik sampling ini adalah : Misalnya jumlah pegawaiyang lulus S1 = 45, S2= 30, STM = 300, ST = 900, SMEA= 400, SD = 300, jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.

Gambar di HPku

Gambar 3. Teknik Stratified random Sampling (Sugiyono, 2010: 83)

c. Disproportionate Stratified Random Sampling. teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 Oranglulusan S2, 90 Orang lulusan S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3, dan empat orang S2 itu diambil semua sebagai sampel.karena kedua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.

d. Cluster Sampling (Area Sampling), teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Misalnya penduduk dari suatu Negara, propinsi ataupun kabupaten.

Misalnya di Indonesia terdapat 30 Propinsi,dan sampelnya menggunakan 15 Propinsi, maka pengambilan 15 propinsi tersebut dilakukan secara random. Tetapi perlu peneliti ingat bahwa propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) jadi perlu menggunakan teknik Stratified Random Sampling.karakteristik yang berbeda-beda dari tiap propinsi harus menjadi perhatian sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi dapat dtetapkan.

Teknik sampling daerah menggunakan duatahap, yaitu :

1. Penentuan Sampel Daerah,

(5)

Gambar di HPku..bro..!

Gambar 4. Teknik Cluster Random Sampling (Sugiyono, 2010: 84)

2. Nonprobability Sampling

Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang / kesempatan sama bagi satiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik ini meliputi :

a. Sampling Sistematis, sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

Misalnya anggota populasi terdiri dari 100 Orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai dengan 100.

b. Sampling Kuota, sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

Sebagai contoh jumlah sampel 500 orang kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian diapandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.

c. Sampling Insedental, Sampling Insedental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ isnsidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang tersebut yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.

(6)

e. Sampling Jenuh, sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebgai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 Orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilahlain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

f. Snowball Sampling, adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula sampelnya kecil kemudian membesar. Dalam penentuan sampel dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball. Misalnya peneliti akan meneliti siapa provokator kerusuhan, maka akan cocok menggunakan teknik sampling Purposive dan Snowball Sampling.

Banyaknya sampel didasarkan pada perhitungan prosentase dari jumlah populasi terjangkau. Merujuk pada Suharsimi Arikunto (2006: 131) mengemukakan, apabila subjek populasi lebih dari 100, maka sampel diambil antara 10% sampai 15% . sebagai contoh jika sebuah populasi jumlahnya 1070, maka peneliti mengambil jumlah sampel yang dibutuhkan sebagai sumber data penelitian adalah 10% x 1070, diperoleh 107 orang. Agar memperoleh sampel dengan jumlah yang sesuai kebutuhan, maka dapat digenapkan besaran sampel yakni 110 responden.(Kasmadi, 2013: 66).

Mengenai berapa banyaknya subjek yang diambil, atau dengan kata lain berapa besar sampel, maka peneliti perlu mempertimbangkan hal-hal berikut :

1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

2. Sempit luasnya wilayah pengamatan darisetiap subjek. Karena hal ini menyagkut banyak sedikitnya data.

3. Besar kecilnya resiko yangditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar, hasilnya akan lebih baik.

(7)

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Kasmadi, dan Nia Siti Sunariah. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfa Beta.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Gambar

Gambar 1. Macam macam teknik sampling (Sugiyono, 2010: 81)
Gambar 2. Teknik Simple Random Sampling  (Sugiyono, 2010: 82)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sugiyono (2009:124) “Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu

Sampling insidential adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan / insidential bertemu dengan peneliti dapat digunakan

Menurut Sugiyono (2009:124) “Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Insidential yaitu teknik penentuan sampel secara kebetulan, atau siapa saja kebetulan (insidential) bertemu

Penentuan sampel menggunakan tehnik sampling aksidental adalah tehnik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti

Menurut Sugiyono (2009:124) “Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu

Teknik Accidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan sebagai

Insidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila