• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Orang Tua terhadap Perkembangan An (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Orang Tua terhadap Perkembangan An (1)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KONSEP DASAR PAUD

“PERAN ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN ANAK DI

LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 9

1. DESVI WAHYUNI (2014.142.070)

2. MAYA APRILIA (2014.142.026)

3. NYAYU KHORUNISA (2014.142)

4. RESKI ANDIRA (2014.142.066)

5. RISA MELANI (2014.142.074)

PROGRAM STUDI PG-PAUD

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANGA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat, akan tetapi mempunyai pengaruh yang besar bagi bangsa dan Negara. Dari keluargalah akan terlahir generasi penerus yang akan menentukan nasib bangsa. Apabila keluarga atau orang tua dapat menjalankan fungsi dengan baik, maka dimungkinkan tumbuh generasi yang berkalitas dan dapat di andalkan yang dapat menjadi pilar-pilar kemajuan bangsa. Sebaliknya bila keluarga tidak dapat berfungsi dengan baik, bukan tidak mungkin akan menghasilkan generasi-generasi yang bermasalah yang dapat menjadi beban masyarakat, fungsi orang tua sangat ditentukan oleh proses-proses yang berlangsung didalamnya.

Wujud dari keluarga dapat berupa keluarga inti, yang terdiri dari bapak-ibu, dan anak, juga dapat berupa keluarga besar (extended) yang terdiri dari bapak-ibu, anak, kakek, nenek, maupun anggota keluarga lainnya. Keluarga, dalam hal ini lebih diarahkan kepada orang tua, juga memiliki peran penting di dalam pendidikan anak, termasuk keterlibatannya di dalam lembaga pendidikan.

(3)

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun masalah yang terkait dalam penulisan makalah ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan keluaraga khususnya orang tua? 2. Apa yang dimaksud dengan lembaga pendidikan anak usia dini? 3. Mengapa peranan orang tua sangat diperlukan dalam

perkembangan anak di lembaga pendidikan anak usia dini?

C. TUJUAN

Adapaun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah: 1. Memberikan gambaran tentang keluarga dan orang tua.

2. Memberikan gambaran tentang lembaga pendidikan anak usia dini. 3. Memberikan gambaran tentang peranan orang tua dalam

(4)

BAB II PEMBAHASAN

1. Keluarga dan Orang Tua

Keluarga merupakan pondasi awal untuk membentuk karakter manusia melalui pendidikan ayang ada di dalam keluarga itu sendiri. Keluarga bahagia dan sejahtera adalah keluarga yang selalu didambakan setiap individu yang ada. Keluarga merupakan kumpulan sekelompok manusia yang memilki hubungan tertentu. Menurut Geldard dan Geldard, “secara umum keluarga terdiri dari anak-anak, remaja, orang tua, dan kakek-nenek. Tetapi, keluarga juga dapat mencangkup bibi, paman, sepupu, keponakan laki-laki dan perempuan” (2011: 77).

Lestari berpendapat bahwa “keluarga merupakan warisan umat manusia yang terus dipertahankan keberadaannya dan tidak lekang oleh perubahan zaman” (2012: 1). Masih didalam buku yang sama, “ keluarga merupakan kelompok sosial yang memiliki karakteristik tinggal bersama, terdapat kerjasama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi” (Murdock dalam Lestari, 2012: 3). Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Latif dkk, “keluarga adalah pendidik yang pertama dan utama” (2013: 255).

(5)

Begitu pula yang dikemukanan Davis bahwa parental involment adalah keterlibatan orang tua pada jenis aktivitas yang ditinjau untuk mendukung program-program sekolah, sedangkan participation adalah orang tua berpengaruh dalam pengambilan keputusan pada hal-hal yang sangat penting di sekolah, seperti penentuan program sekolah dan lain-lain (Ratnadewi, 2015).

Hasbullah berpendapat bahwa, orang tua adalah mereka yang mempunyai peranan pertama dan utama bagi anak-anaknya selama anak belum dewasa dan mampu berdiri sendiri. Karena itulah, orang tua harus memberikan keteladanan yang baik untuk membawa anak pada kedewasaan karena anak suka mengimitasi kepada orang tua yang ada di sekitarnya (2009: 115).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan unit terkecil dalam pendidikan anak yang tinggal di satu atap. Keluarga dalam hal ini menyangkut orang tua adalah manusia dewasa yang bertanggung jawab serta melindungi anak (manusia kecil yang belum dewasa), sehingga anak merasa aman dan nyaman untuk tumbuh dan berkembang.

2. Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

(6)

pendidikan dasar”. Selain itu, masih pada Undang-undang yang sama pasal 1 ayat 14 dikatakan bahwa, “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut” (Depdiknas, 2004: 4).

Menurut Suyadi, (2010: 8-9), pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan keniscayaan. Alasannya, perkembangan otak pada anak usia dini (0-6 tahun) mengalami percepatan hingga 80% dari keseluruhan otak orang dewasa. Hal ini menunjukan bahwa seluruh potensi dan kecerdasan serta dasar-dasar perilaku seseorang telah mulai terbentuk pada usia dini. Atas dasar ini, disimpulkan bahwa untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak dini, yaitu melalui PAUD.

Merujuk pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikkan terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, yang keseluruhannya merupakan kesatuan yang sistematis. Artinya, pendidikan harus dimulai dari usia dini, yaitu pendidikan anak usia dini (PAUD).

(7)

1) Landasan Yuridis

a. Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2, yang menyatakan “setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”

b. UU No. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang perlindungan Anak. “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.”

c. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidkan Nasional, Bab 1, pasal 1, butir 14, yang menyatakan:

“Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memilki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.”

2) Landasan Filosofis

(8)

Anak sebagai makhluk individu dan sosial, sangat berhak untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuanya. Dengan pendidikan yang diberikan, diharapakan anak dapat tumbuh cerdas sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga kelak dapat menjadi anak bangsa yang berkualitas.

3) Landasan Keilmuan

Landasan keilmuan yang mendasari pentingnya pendidikan anak usia dini adalah penemuan para ahli tentang tumbuh-kembang anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perkembangan struktur otak dan kecerdasan. Menurut Wittrock, dalam Suyadi menyatakan sebagaimana diikuti tim pengembang kurikulum PAUD, ada tiga wilayah pengembangan otak yang mengalami peningkatan pesat, yaitu pertumbuhan serabut dendrit, kompleksitas hubungan sinapsis, dan pembagian sel saraf. Ketiga wilayah otak tersebut sangat penting untuk dikembangkan sejak usia dini,

Hal senada juga dikemukakan oleh Teyler. Ia menyatakan bahwa pada saat lahir otak manusia berisi sekitar 100 milyar hingga 200 milyar sel saraf. Setiap sel saraf siap berkembang sampai taraf tertinggi dari kapasitas manusia jika mendapat stimulasi yang sesuai dari lingkungan.

(9)

Tetapi yang terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus membangun pengertian itu sendiri, dan ia harus menemukanya sendiri.”

Menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang termuat dalam Sujiono (2012: 16) disebutkan bahwa, “setiap penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini memiliki ciri khusus sesuai dengan jalur pendidikan dimana lembaga tersebut berada. Hal tersebut diuraikan kembali di dalam Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 2003 pada Bab VI Pasal 28 yang menyatakan bahwa:

1) Pendidikan Anak Usia Dini diselelnggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.

2) Pendidikan Anak Usia Dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan informal.

3) PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat.

4) PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat.

(10)

nonformal dan yang berkaitan dengan peran PAUD, yaitu PAUD mendasari keikutsertaan individu dalam mengikuti pendidikan selanjutnya. PAUD dapat mengembangakan potensi anak secara komprehensif. Hal tersebutlah diharapkan dapat mempertegas dan merancang program PAUD yang benar-benar potensial dalam pembentukan sumber daya manusia pada umumnya.

Saat ini, kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya pendidikan untuk anak usia dini kini semakin baik. Berbagai bentuk lembaga PAUD mulai bermunculan dengan segala kekhasannya, seperti Bina Keluarga Balita (BKB), Posyandu, Kelompok Bermain (Play Group), Tempat Penitipan Anak (TPA), dan di jenjang pendidikan formal ada Taman Kanak-kanak (TK). Di dalam bukunya, Sujiono (2012: 22) berpendapat bahwa, terdapat berbagai lembaga PAUD yang telah dikenal masyarakan dan memberikan layanan pendidikan bagi anak usia lahir sampai 6 tahun baik formal ataupun non formal, antara lain:

1) Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Atfhal

(11)

2) Kelompok Bermain

Kelompok Bermain atau biasa disebut KB adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan dan program kesejahteraan untuk anak usia 2 - 4 tahun. Tujuan dari penyelenggaraan KB adalah menyediakan pelayanan Pendidikan, Gizi dan Kesehatan anak, mengoptimalkan tumbuh kembang anak sesuai dengan potensinya dengan cara bermain.

3) Taman Penitipan Anak

Taman Penitipan Anak atau TPA adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan dan kesejahteraan untuk anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun. TPA juga dapat disebut sebagai wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu salam orang tua anak berhalangan atau tidak memiliki waktu untuk mengasuh anaknya. 4) POS PAUD

POS PAUD adalah sebuah pelayanan masyarakat yang ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun yang tidak mendapatkan layanan di Lembaga PAUD.

(12)

informal, untuk Anak Usia Dini yang bertujuan untuk mengembangkan masa emas anak atau golden age (0-6 tahun) guna mempersiapkan anak ke jenjang pendidikan selanjutnya.

3. Peran Orang Tua dalam Perkembangan Anak di Lembaga

Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan Anak Usia Dini tidak lepas dari peran orang tua atau keluarga. Hal itu dikarenakan keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama dalam pertumbuhan manusia, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan dan berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti, dan kepribadian tiap-tiap manusia. Bagi orang tua, anak merupakan harapan di masa mendatang. Menurut Nugraheni dan Fakhruddin didalam artikelnya disebutkan bahwa Peran orang tua dan masyarakat dalam PAUD sangat besar. Keberhasilan pelaksanaan PAUD salah satunya dipengaruhi oleh partisipasi orang tua dan masyarakat. Pelaksanaan PAUD akan berjalan dengan baik apabila orang tua dan masyarakat memahami pentingnya pendidikan untuk anak usia dini.

(13)

kemampuan kita sebagai orang tua. Jika hal ini dapat kita kerjakan, saya kira konflik dan frustrasi pada kedua belah pihak dan dihindarkan, atau paling sedikit diselesaikan”.

GBHN dalam Hasbullah (2009:89) dinyatakan bahwa “pendidikan nasional dikembangkan secara terpadu dan serasi baik antar berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan, maupun antara sektor pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya serta antar daerah. Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan seluas luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.

Menurut Hasbullah (2009:90) dinyatakan bahwa orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya. Begitu juga orang tua harus menunjukan kerjasamanya dalam mengarahkan cara anak belajar dirumah, membuat pekerjaan rumahnya tidak disita waktu anak dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, orang tua harus berusaha memotivasi anak dan membimbing anak dalam belajar. Ada beberapa contoh sebagai berikut :

1. Adanya kunjungan kerumah anak didik.

Pelaksanaan kunjuan kerumah anak didik ini berdampak sangat positif diantaranya:

(14)

b. Pendidik berkesempatan untuk memberikan penerangan kepada orang tua anak didik tentang pendidkan yang baik.

c. Hubungan anatara orang tua dan sekolah akan bertambah erat. 2. Di undangnya orang tua ke sekolah.

Jika ada kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah yang memungkinkan untuk dihadiri oleh orang tua maka akan positif sekali artinya bila orang tua diundang untuk datang kesekolah.

3. Case Conference.

Case conference merupakan rapat atau konferensi tentang kasus. Biasanya digunakan dalam bimbingan konseling, peserta konferensi ialah orang yang mau betul-betul membicarakan masalah anak didik terbuka dan suka rela.

4. Badan pembantu sekolah.

Badan pembantu sekolah ialah organisasi orang tua, murid, atau wali murid dan guru. Organisasi yang dimaksud merupakan kerja sama yang paling terorganisasi antara sekolah atau guru dan orang tua murid.

5. Mengadakan surat menyurat antara sekolah dan keluarga.

(15)

6. Adanya daftar nilai atau rapot.

Rapot biasanya diberikan setiap catur wulan kepada para murid ini dapat dipakai sebagai penghubung antara sekolah dan orang tua. Sekolah dapat memberikan surat peringatan atau meminta bantuan orang tua bila hasil rapot anaknya kurang baik atau sebagainya.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua sangatlah berperan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak , karena orang tua merupakan pendidik utama ketika anak dirumah sehingga membantu proses pembentukan karakter anak mereka.

(16)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pemaparan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Keluarga merupakan unit terkecil dalam pendidikan anak yang tinggal di satu atap. Keluarga dalam hal ini menyangkut orang tua adalah manusia dewasa yang bertanggung jawab serta melindungi anak (manusia kecil yang belum dewasa), sehingga anak merasa aman dan nyaman untuk tumbuh dan berkembang.

2. Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan pendidikan dan kesejahteraan, baik secara formal, non formal, dan informal, untuk Anak Usia Dini yang bertujuan untuk mengembangkan masa emas anak atau golden age (0-6 tahun) guna mempersiapkan anak ke jenjang pendidikan selanjutnya. 3. Dengan adanya peran orang tua di Lembaga PAUD, orang tua dapat

mengerti bagaimana proses tumbuh kembang anak mereka yang akan menambah pengetahuan orang tua tentang cara mendidik anak mereka sesuai dengan usia dan kebutuhan anak.

B. SARAN

1. Untuk Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

(17)

2. Untuk Orang Tua

Diharapkan orang tua dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran anak, agar orang tua juga dapat menerapkan pendidikan yang sesuai dengan tumbuh kembang anak di rumah atau di luar Lembaga

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pelaksanaannya. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Geldard, Kathryn dan David Geldard. 2011. Konseling Keluarga: Membangun relasi untuk saling memandirikan antar anggota keluarga. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Latif, Mukhtar dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini: Teori dan aplikasinya. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga: Penanaman nilai dan penanganan konflik dalam keluarga. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Sujiono, Yuliani Nurani. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

Jakarta: Indeks.

Ratnadewi. Peran Orang Tua pada Terapi Biomedis untuk Anak Autis. http://download.jurnal.10504137.pdf. diakses pada tanggal 26 september 2015, pukul 10.00.wib.

Referensi

Dokumen terkait

Warna merupakan salah satu unsur grafis dan dibagi menjadi 3 kelompok menurut jenisnya, yaitu warna primer (merah, kuning, biru), warna sekunder (hijau, kuning

High prevalence of hereditary cancer syndromes in adolescents and young adults with colorectal cancer. Hubungan faktor risiko,

Dari beberapa permasalahan tersebut, dapat diasumsikan bahwa Perpustakaan STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh masih terdapat ketidakpuasan dan belum sesuai

langsung untuk paket pekerjaan Pengadaan Belanja Bahan Promosi Kegiatan Pengadaan Souvenir Khas Muba pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugrah-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul

Pada penggalan percakapan di atas, topik yang dibicarakan oleh pembicara pertama adalah “Ema yang tidak pernah masuk kuliah”, sedangkan pembicara kedua membicarakan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari gusjigang dan penerapan akuntansi terhadap literasi keuangan pra-nikah.. Jenis penelitian yang digunakan

Berkebalikan denga n dampak negatif daya-paksa negara yang tinggi terhadap tingkat main hakim sendiri sebagaimana tertuang dalam H 1 , hasilnya menunjukkan bahwa tingkat main