• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TENTANG PENGGUNAAN METODE KOLAB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH TENTANG PENGGUNAAN METODE KOLAB"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TENTANG PENGGUNAAN METODE KOLABORASI DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS V SD NEGERI 3 LANGKAI

PALANGKA RAYA

Yuliana Tiasi Lambung

Program Studi Ilmu Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Palangka Raya

Email : yulianatiasilambung@yahoo .com Abstrak

Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Dengan demikian perlu disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problematika (permasalahan) klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana mesti harus diawali. Untuk mencapai harapan tersebut perlu diawali dari pemecahan permasalahan yang dihadapi pada lembaga pendidikan itu sendiri. Permasalahan yang terjadi di SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya khususnya adalah rendahnya prestasi belajar IPS Kelas V yang sementara ini belum mencapai harapan yang ditetapkan oleh sekolah.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode kolaborasi terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/2015?; (2) Apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan gaya belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka RayaTahun Ajaran 2014/2015?; (3) Apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode kolaborasi dan gaya belajar secara bersama – sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka RayaTahun Ajaran 2014/2015?.

Rancangan penelitian merupakan salah satu upaya untuk mengatur konsep penelitian agar penelitian dapat memperoleh data yang tepat sesuai dengan karakteristik variable dan tujuan penelitian. Di dalam rancangan penelitian ini akan dibahas mengenai jenis penelitian, variabel- variabel penelitian dan pengaruh antar variabel tersebut.

(2)

Raya berada pada kategori sedang. Tingkat gaya belajar siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya berada pada kategori sedang. Tingkat prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya berada pada kategori tinggi. Penggunaan metode kolaborasi dan gaya belajar secara bersama – sama tidak ada pengaruh yang signifikan dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS. Jadi apabila tingkat penggunaan metode kolaborasi dan gaya belajar ditingkatkan, maka prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa dapat meningkat. Penggunaan metode kolaborasi siswa tidak berpengaruh signifikan dengan prestasi belajar siswa SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya yang berarti semakin baik penggunaan metode kolaborasi maka semakin tinggi pula prestasi belajar IPS. Gaya belajar tidak berpengaruh signifikan dengan prestasi belajar siswa SD Negeri 3 Palangka Raya yang berarti bahwa gaya belajar dapat meningkatkan prestasi belajar IPS.

EFFECT ON THE USE OF METHOD OF COLLABORATION AND LEARNING STYLES TO THE STUDENT ACHIEVEMENT OF IPS SUBJECT

OF THE V GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 3 LANGKAI PALANGKA RAYA

Abstrak

Indonesia have great hopes for the future of education in the development of the nation, because of the hope of the nation where the young shoots as the next generation is formed. Thus need to be prepared and be given the means and infrastructure in terms of material large enough capital, but to date Indonesia is still struggling to problems (problems) in this case is a classic educational quality problems after trying to look for the root of the problem is like a chain that circular and does not necessarily have to know where to begin. To achieve these expectations need to be initiated from solving the problems faced by the institution itself. The problems that occur in particular SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya is the low academic achievement of fifth grade IPS subject that while it has not reached the expectations set by the school.

The problems of this research are: (1) Is there a significant effect on the use of collaborative methods subject to the learning achievement of students of social sciences subject of fifth grade students of SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya academic year 2014/2015?; (2) Is there a significant influence learning styles subject to the learning achievement of students of social sciences subject of fifth grade students of SD Negeri 3 Langkai Palangka Rayaacademic year 2014/2015?; (3) Is there a significant effect on the use of collaborative methods and learning styles subjects together towards the learning achievement of students of social sciences subjects of fifth grade students of SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya academic year 2014/2015?

(3)

purposes. In the design of this study will be discussed on the types of research, research variables and influence between these variables.

Based on the results of research and discussion, it can be concluded, that the level of use of collaborative methods SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya is in the middle category. Levels of student learning styles SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya is in the middle category. Achievement level social studies of fifth grade student of SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya at the high category. The use of collaborative methods and learning styles have no significant effect of the learning achievement of social studies. So if the level of the use of enhanced collaborative methods and learning styles, the social studies achievement of student can be increased. The use of collaborative methods has no significant effect to the student achievement of SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya which means that if the use of collaborative methods increased, so the social studies achievement will be increased too. Learning style has no significant effect to the student achievement of SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya which means that learning styles can improve learning achievement of IPS subject.

Keyword: method of collaboration, learning style, achievement on learning subject

PENDAHULUAN

Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Dengan demikian perlu disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problematika (permasalahan) klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu dari mana mesti harus diawali. Untuk mencapai harapan tersebut perlu diawali dari pemecahan permasalahan yang dihadapi pada lembaga pendidikan itu sendiri.

(4)

kurang dari 65 dengan demikian terdapat ketuntasan 75 %, sehingga masih jauh dari harapan yakni ketuntasan mencapai 85 %. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Misalnya membimbing siswa dengan menerapkan metode kolaborasi sehingga siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan.

Berikut adalah data yang diperoleh dari nilai rata – rata ketuntasan belajar mata pelajaran IPS Kelas V di SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya pada tahun yang lalu. Permasalahan rendahnya prestasi belajar yang terjadi di Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya ini perlu dipecahkan, apabila prestasi belajar IPS selalu menurun terjadi berlarut - larut akan mempengaruhi pada kenaikan kelas dan persiapan ujian sekolah tahun yang akan datang. Yang pada gilirannya kepercayaan orang tua terhadap lembaga sekolah semakin menurun, maka perlu adanya pemilihan metode mengajar yang tepat yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus memberikan bimbingan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan tersebut anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar.

(5)

Gaya belajar berperan penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa akan menyerap materi dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001: 3). Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai dengan metode dan kemampuan serta kesiapan peserta didik, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal pada peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru mampu menyampaikan semua mata pelajaran yang tercantum dalam proses pembelajaran menerapkan model pembelajaran secara tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

(6)

Tinjauan Teoritis

a. Model Kolaborasi

Pembelajaran kolaboratif dapat menyediakan peluang untuk menuju pada kesuksesan praktek - praktek pembelajaran. Sebagai teknologi untuk pembelajaran (technology for instruction), pembelajaran kolaboratif melibatkan partisipasi aktif para siswa dan meminimisasi perbedaan-perbedaan antar individu. Pembelajaran kolaboratif telah menambah momentum pendidikan formal dan informal dari dua kekuatan yang bertemu, yaitu : a).Realisasi praktek, bahwa hidup di luar kelas memerlukan aktivitas kolaboratif dalam kehidupan di dunia nyata. (b).Menumbuhkan kesadaran berinteraksi sosial dalam upaya mewujudkan pembelajaran bermakna.

Ide pembelajaran kolaboratif bermula dari perpsektif filosofis terhadap konsep belajar. Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan. Pada tahun 1916, John Dewey, menulis sebuah buku “Democracy and Education” yang isinya bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan nyata. Pemikiran Dewey yang utama tentang pendidikan (Jacob et al., 1996), adalah:(a).Siswa hendaknya aktif, learning by doing. (b).Belajar hendaknya didasari motivasi intrinsik. (c).Pengetahuan adalah berkembang, tidak bersifat tetap. (d).Kegiatan belajar hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. (e).Pendidikan harus mencakup kegiatan belajar dengan prinsip saling memahami dan saling menghormati satu sama lain, artinya prosedur demokratis sangat penting. (f). Kegiatan belajar hendaknya berhubungan dengan dunia nyata dan bertujuan mengembangkan dunia tersebut.

(7)

Menurut Piaget dan Vigotsky, Strategi Pembelajaran Kolaboratif didukung oleh adanya tiga teori, yaitu : a. Teori Kognitif, b. Teori Konstruktivisme Sosial, c. Teori Motivasi. Piaget dengan konsepnya “active learning” berpendapat bahwa para siswa belajar lebih baik jika mereka berpikir secara kelompok. Menurut pikiran mereka maka oleh sebab itu menjelaskan sebuah pekerjaan lebih baik menampilkan di depan kelas. Piaget juga berpendapat bila suatu kelompok aktif kelompok tersebut akan melibatkan yang lain untuk berpikir bersama, sehingga dalam belajar lebih menarik (Smith, B.L. and Mac Gregor, 2004). Pembelajaran kolaborasi (Colaboration Learning) merupakan model pembelajaran yang menerapkan paradigma baru dalam teori-teori belajar (Yufiarti 2003). Pendekatan ini dapat digambarkan sebagai suatu model pembelajaran dengan menumbuhkan para siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama.

b. Gaya Belajar

Drummond (1998:186) mendefinisikan gaya belajar sebagai, ”an individual’s preferred more and desired conditions of learning.” maksudnya gaya belajar dianggap sebagai cara belajar atau kondisi belajar yang disukai oleh pembelajar. Gaya Belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk pembelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar (NASSP dalam Ardhana dan Willis, 1989 : 4). Definisi yang lebih menjurus kepada gaya belajar bahasa dan yang dijadikan panduan pada penelitian ini dikemukakan oleh Oxford (2001:359) dimana gaya belajar didefinisikan sebagai pendekatan yang digunakan peserta didik dalam belajar bahasa baru atau mempelajari berbagai mata pelajaran.

c. Prestasi Belajar

(8)

Indonesia “Prestasi” yang berarti hasil usaha. Pendapat yang berbeda menyatakan bahwa Prestasi adalah segala pekerjaan yang dicapai oleh manusia secara maksimal sehingga dapat menunjukkan kecakapan dari manusia. Prestasi belajar berasal dari kata ”Prestasi” dan ”Belajar” Prestasi berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud,1975:787) sedangkan pengertian belajar adalah berusahan memperoleh kepandaian atau ilmu (Depdikbud,1995 : 14). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya.“Pengertian prestasi menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai, dikerjakan atau dilakukan.” (Poerwadarminto 1988:143). Prestasi belajar sama artinya dengan hasil belajar. Pretasi belajar wujudnya bermacam-macam yakni berupa pengetahuan, pengembangan sikap-sikap positif dan kemampuan di bidang psikomotor. Secara singkat dikatakan bahwa prestasi belajar meliputi seluruh aspek kepribadian.

2. Model

Penggunaan metode kolaborasi dan gaya belajar siswa terhadap prestasi siswa jika digambarkan, maka hubungan dari ketiga faktor tersebut adalah sebagai berikut:

Pengaruh Penggunaan Metode Kolaborasi dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Metode Kolaborasi (X1)

GayaBelajar (X2)

(9)

Metode Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang pada dasarnya adalah untuk menjelaskan pengaruh sejumlah variabel bebas yakni siswa tentang penggunaan metode kolaborasi dan gaya belajar siswa, terhadap variabel tergantung dalam konsep prestasi belajar siswa, maka penelitian yang digunakan termasuk penelitian kuantitatif dengan metode survey, tingkat eksplanation asosiatif dengan hubungan variabel causal, dan jenis data kuantitatif. Variabel – variabel tersebut adalah Penggunaan Metode Kolaborasi (x1), Gaya Belajar (x2) terhadap Prestasi Siswa SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya (Y).

1. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel, menurut Arikunto (2004) mengemukakan bahwa apabila populasinya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sebaliknya subyeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili representatif. Memperhatikan pernyataan diatas maka sampel dalam penelitian ini adalah 66 siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya.

2. Teknik Pengumpulan Data

(10)

3. Skala dalam Penelitian

(1). Penggunaan metode kolaborasi (x1), (2) Gaya belajar (x2). Penyebaran angket berskala pengukuran ordinal mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran 1-5 dengan alternative jawaban sebagai berikut : 5 = sangat sering, 4 = sering, 3 = jarang , 2= pernah, 1= tidak pernah.

Tabel 1 Indikator Penggunaan Metode Kolaborasi dari Aspek Kegiatan Siswa dan Kegiatan Guru

Aspek Variabel Indikator Butir

Kegiatan

Siswa 1.Penggunaan Metode Kolaborasi

1. Mendengarkan

/ memperhatikan penjelasan guru.

2. Bekerja

dengan sesama anggota kelompok

3. Diskusi antar

siswa/antar siswa dengan guru.

4. Presentasi

kelompok

5. Penyediaan

hasil pembelajaran

6. Mengajukan /

menampilkan pertanyaan atau ide.

7

7. Motivasi

anggota kelompok.

Aspek Variabel Indikator Butir

Kegiatan

guru 2.Penggunaan Metode Kolaborasi

8. Melaksanakan

aktifitas mengajar.

9. Menyampaika

n materi yang akan dibahas.

10. Melaksanakan

langkah – langkah pembelajaran.

11. Memusatkan perhatian siswa 12. Menyajikan pelajaran 13. Memberikan tugas kelompok 14. Memberikan

kesempatan siswa untuk berdiskusi/bertanya

15. Memotivasi

(11)

Tabel 2 Indikator Instrumen Gaya Belajar

Aspek Variabel Indikator Butir

1.

Gaya Belajar

1. Ketertarikan pada guru, artinya tidak bersikap acuh tak acuh.

2. Ketertarikan pada mata pelajaran yang diajarkan.

3. Memiliki antusiasme

tinggi terhadap materi pelajaran.

4. Ingin selalu tergabung dalam satu kelompok kelas.

5. Ingin identitas diakui oleh orang lain.

6. Tindakan dan

kebiasaannya, serta moralnya selalu dalam kontrol diri.

7. Selalu mengingat

pelajaran dan selalu mempelajarinya kembali di rumah.

8. Selalu terkontrol oleh lingkungan.

4. Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas data. Uji validitas dapat menggunakan rumus Kler Pearson, yaitu Pearson Product Moment, lalu baru dilihat penafsiran dari indeks korelasinya.

(12)

Setelah data dikumpulkan dan agar data tersebut bermakna maka, harus dianalisis agar sesuai dan mudah dipahami. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis diskriptif dan inferensial (Faisal ,1985 : 201).

a. Analisis diskriptif tidak bertujuan untuk mengeneralisasikan fenomena yang terjadi akan tetapi merupakan analisa yang menitik beratkan pada diskriptif data yang diperoleh.

b. Analisa inferensial merupakan analisa yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan menggunakan analisis multivariate statistic (Arikunto,1998 : 253).

c. Regresi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan keseluruhan variabel bebas bersama-sama dengan variable terikat, (Arikunto, 1998 : 293) dengan menggunakan persamaan :

Y= a + b1X1 + b2X2

Sedangkan analisis secara bersama-sama digunakan Linier berganda dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh keseluruhan variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan melihat pengaruh variabel yang dominan dilihat dari r2 terbesar dan p terkecil dengan bantuan komputer program SPSS (Santoso 2000: 203).

Penggunaan model regresi linier ganda menggunakan asumsi klasik bebas dari multikolinier, autokorelasi, heteroskedastisitas dan distribusi normal dapat digunakan dengan ANOVA atau diskriminan melalui program SPSS (Santoso,2000 : 203-219).

Hasil Penelitian

(13)

Berdasarkan banyaknya variabel dan merujuk kepada masalah penelitian, maka deskripsi data dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu; (1) penggunaan metode kolaborasi, (2) gaya belajar, dan (3) prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya. Hasil analisis statistik deskriptif dikemukakan sebagai berikut:

1. Deskripsi Tentang Tingkat Penggunaan Metode Kolaborasi.

Dari hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa 4 siswa atau 12,5 % siswa memiliki skor tentang penggunaan metode kolaborasi kurang dari 35, 8 siswa atau 25,0 % siswa memiliki skor tentang penggunaan metode kolaborasi 35-40, dan 9 siswa atau 28,1 % siswa memiliki skor tentang penggunaan metode kolaborasi 41 – 45, dan 5 siswa atau 15,6 % siswa memiliki skor tentang penggunaan metode kolaborasi 46 - 50. Dan 6 siswa atau 18,8 % siswa memiliki skor tentang penggunaan metode kolaborasi > 51. Data tersebut diambil melalui penyebaran angket yang terdiri dari 15 items pertanyaan dengan alternative jawaban Sangat Sering (SS); Sering (S); Jarang (JR) ; Pernah (PH); Tidak Pernah (TPH) dengan skor 1,2,3,4, dan 5. Data tersebut dapat disajikan dalam distribusi frekuensi pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Penggunaan Metode Kolaborasi Siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya

Score Frequency Percent Valid Percent ComulativePercent

<35 4 12,5 12,5 12,5

35 - 40 8 25,0 25,0 37,5

41 - 45 9 28,1 28,1 65,6

46 - 50 5 15,6 15,6 81,3

51 - 55 6 18,8 18,8 100,0

Jumlah Siswa 32 100,0 100,0

2. Deskripsi Gaya Belajar

(14)

gaya belajar dengan skor 41-45, terdapat 2 siswa atau 6,3 memiliki gaya belajar dengan skor > 46. Tabel frekuensi skor gaya belajar siswa SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Gaya Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya

Score Frequency Percent Valid Percent ComulativePercent

<35 2 6,5 6,5 6,3

35 - 40 19 59,4 59,4 65,6

41 - 45 7 21,9 21,9 87,5

46 - 50 2 6,3 6,3 93,8

51 - 55 2 6,3 6,3 100,0

Jumlah Siswa 32 100,0 100,0

3. Deskripsi Prestasi Belajar

Dari data tentang variabel prestasi belajar siswa yang merupakan variabel terikat, didapat nilai tertinggi adalah sebesar 86 dan nilai terendah sebesar 70, dengan harga rata-rata sebesar 77, simpangan baku atau standar deviasi sebesar 5.118, median sebesar 75 dan modus sebesar 75. Secara kualitatif, prestasi belajar siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya termasuk sedang. Data tersebut dapat disajikan dalam distribusi frekuensi pada table berikut ini :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya

Score Frequency Percent Valid Percent ComulativePercent

< 70 6 18.8 18,8 18.8

71-75 12 37.5 37.5 56.3

76-80 2 3.1 3.1 59.4

81-85 7 21.9 21.9 84.4

>86 5 15.6 15.6 100.0

(15)

Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama dengan analisis korelasi product moment Pearson mendapatkan hasil berupa thitung = - 0.749, sedangkan ttabel = 2,04 yaitu – 0,749 < 2,04, sehingga tidak ada hubungan yang positif penggunaan metode kolaborasi terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi penggunaan metode kolaborasi, maka semakin baik prestasi belajar siswa. Sebaliknya jika semakin rendah penggunaan metode kolaborasi, maka rendah pula prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua dengan analisis korelasi product moment Pearson mendapatkan hasil berupa thitung = - 0,127, sedangkan ttabel = 2,04 yaitu – 0,127 < 2,04, sehingga tidak ada hubungan yang positif gaya belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka RayaTahun Ajaran 2013/2014. Ini menunjukkan bahwa semakin baik gaya belajar siswa maka akan meningkatkan prestasi belajarnya. Sebaliknya apabila gaya belajar mereka buruk, maka akan menurunkan prestasi belajarnya.

Hasil pengujian hipotesis ketiga dengan analisis regresi dua predictor memperoleh Fhitung = lebih besar dari Ftabel ,yaitu Fhitung (0,551) > Ftabel (0,582). Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode kolaborasi dan gaya belajar secara bersama – sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka RayaTahun Ajaran 2013/2014. Dari hasil analisis di atas dapat dikatakan bahwa semakin tinggi penggunaan metode kolaborasi dan didukung gaya belajarnya yang baik, maka akan semakin meningkatkan prestasi belajar siswa.

(16)

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut. (1) Penggunaan metode kolaborasi SD Negeri 3 Langkai Palangka

Raya berada pada kategori sedang. (2) Tingkat gaya belajar siswa SD Negeri 3

Langkai Palangka Rayaberada pada kategori sedang. (3) Tingkat prestasi belajar mata

pelajaran IPS siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya berada pada

kategori tinggi. (4) Penggunaan metode kolaborasi dan gaya belajar mempunyai

pengaruh positif dan tidak signifikan dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS. Jadi

apabila tingkat penggunaan metode kolaborasi dan gaya belajar ditingkatkan, maka

prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa dapat meningkat. (4) Penggunaan metode

kolaborasi tidak berpengaruh signifikan dengan prestasi belajar siswa SD Negeri 3

Langkai Palangka Raya yang berarti semakin baik penggunaan metode kolaborasi

maka semakin tinggi pula prestasi belajar IPS. (5) Gaya belajar tidak berpengaruh

signifikan dengan prestasi belajar siswa SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya yang

berarti bahwa gaya belajar dapat meningkatkan prestasi belajar IPS.

Berdasarkan batasan masalah dari penelitian ini, populasi penelitian ini adalah

siswa kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya. Dalam pengambilan sampel,

penulis menggunakan teknik total sampling. Sehingga kesimpulan hasil dari

penelitian ini tidak bisa dijadikan perwakilan bagi seluruh populasi, melainkan hanya

dikatakan valid bagi siswa di kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya sebagai

sampel penelitian.

(17)

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka

berikut ini diajukan saran yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan sehubungan

dengan upaya peningkatan prestasi belajar siswa SD Negeri 3 Langkai Palangka

Raya. (1). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode kolaborasi dan gaya

belajar baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama tidak berpengaruh signifikan

dengan prestasi belajar sehingga disarankan agar variabel-variabel tersebut mendapat

perhatian serius dari guru sehingga keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan dapat

tercapai. (2) Penyelenggara pendidikan pada SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya

diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan gaya belajar siswa. (3) Bagi pihak

pemerintah sebagai penentu kebijakan pendidikan, agar senantiasa berusaha meningkatkan

gaya belajar. (4) Bagi setiap guru, khususnya guru SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya

hendaknya berusaha memahami segala hal yang berkaitan dengan profesinya, terutama dalam

hal peningkatan penggunaan metode kolaborasi dan gaya belajar. (5) Komite sekolah,

masyarakat, dan orang tua siswa diharapkan dapat meningkatkan tanggung jawabnya dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah baik berupa moril maupun materil dari sumber yang

produktif, karena terbukti berpengaruh atau berhubungan dengan prestasi belajar.

Daftar Referensi

Arikunto, Suharsimi,1998, Prosedur Penelitian Sustu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Pedoman Belajar Mengajar di Sekolah Dasar , Jakarta: Balai Pustaka.

Dian Sri Noor Hana, 2011. Pengaruh Gaya Belajar Dan Partisipasi Belajar Warga Belajar Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Sosiologi (Studi Kasus Warga Belajar Kejar Paket C Di PKBM Ngudi Kawruh Kecamatan Banyumanik). Universitas Negeri Semarang. Semarang. Djahiri A. Kosasih .1998, CBSA dalam IPS ,Jakarta : Proyek P3G Depdikbud.

(18)

Gagne Robert .M. 1977. The Condition of Learning .New York Holt: Rinchart and Winston.

Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Penellitian. Yogjakarta: Universitas Gadjah Mada. Hamalik, Oemar,1991. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan

CBSA.Bandung : Sinar Baru.

Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria: Dearcin University Press.

Moedjiono. 1997. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, S.1998. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif: Bandung: Penerbit Tarsito.

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya: University Press.Universitas Negeri Surabaya.

Ningsih Budi. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Puerwodarminto, 1991. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Bina Aksara.

Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung :PT Remaja Rosdakarya.

Soemantri, Nu'man. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. PPS- FPIPS UPI PT. Remadja Rosda Karya: Bandung. Penerbit Tarsito.

Gambar

Tabel 1 Indikator Penggunaan Metode Kolaborasi dari Aspek Kegiatan Siswa dan KegiatanGuru
Tabel 2 Indikator Instrumen Gaya Belajar
Tabel  4.1 Distribusi Frekuensi Data Penggunaan Metode Kolaborasi Siswa Kelas V SD Negeri 3Langkai Palangka Raya
Tabel 4.3  Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 3 LangkaiPalangka Raya

Referensi

Dokumen terkait

Saya berulang kali mencoba beberapa alternatif grid dan cukup memakan waktu yang tidak singkat karena dalam proses perancangan proyek ini berbeda dengan proses

Penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji persoalan ini secara mendalam, sebab masalah pernikahan usia dini yang terjadi di Kecamatan Seberang Ulu

Sebaliknya jika semua faktor tersebut memberikan pengaruhi negatif kepada siswa, maka sikap yang terbentuk pada diri siswa ialah sikap belajar yang tidak baik yaitu siswa merasa

The snail shell is known for high calcium; therefore it is potential to be used as calcium source of supernatant in the synthesis of piezoeletric material, such

Tinggi Tanaman dan Bobot Basah Akar Pemberian cendawan endofit dengan metode sebar maupun metode rendam memberikan respons yang cukup baik untuk tinggi tanaman dan bobot

Deskripsi Menjelaskan pengertian agama menurut Kitab Suci agama Khonghucu, status hukum agama Khonghucu di Indonesia, mengenalkan dan menjelaskan tentang pokok-pokok keimanan (

Hasil penelitian ini adalah Cognitive Behavioral Play Therapy dengan teknik “ Beat the Clock ” dapat meningkatkan atensi pada kedua subjek anak ADHD.. Hasil ini ditunjukkan

Imej fotografi boleh bertindak sebagai medium merakamkan seni budaya , Imej yang digunakan dapat memberikan maklumat yang lengkap terhadap sesuatu adat, peristiwa