Tia Rustiawati, 2016
PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING MELALUI TEKNIK PERMAINAN KATA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PANTUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan
Penelitian ini menerapkan model Quantum Learning berbasis permainan kata
dalam pembelajaran menulis pantun. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
signifikansi antara kemampuan menulis pantun di kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Berdasarkan hasil analisis teks pantun siswa, peningkatan kemampuan
menulis teks pantun siswa terlihat pada segi bentuk, kaidah kebahasaan dan dari
segi isi sudah mulai sesuai dengan ketentuan yang menjadi hal penting dalam
sebuah pantun. Setelah diberi perlakuan, kemampuan siswa dalam menentukan
jumlah suku kata dalam setiap baris sudah mulai sesuai dengan ketentuan yakni
delapan sampai dua belas suku kata, rima yang terdapat pada bagian akhir setiap
baris pantun sudah seuai yaitu berpola ab-ab atau aa-aa. Dari segi kaidah
kebahasaan, penggunaan ejaan sudah mulai sesuai dengan struktur pantun, tanda
baca pun sudah mulai digunakan. Koherensi dan kejelasan maksud pada pantun
yang siswa buat sudah mulai sesuai dengan struktur pantun.
Berdasarkan hasil analisis data statistik, peneliti dapat meyimpulkan beberapa
hal yang menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Terdapat perbedaan signifikansi antara kemampuan menulis teks pantun siswa
sebelum dan sesudah diterapkan model Quantum Learning berbasis permainan
kata di kelas seksperimen. Hal tersebut ditunjukan oleh kenaikan nilai
rata-rata nilai menulis pantun prates dan pascates. Rata-rata-rata nilai prates sebelum
diterapkan model Quantum Learning berbasis permainan kata di kelas
eksperimen sebesar 64,5 dengan kategori kurang. Sementara itu nilai rata-rata
pascates yakni setelah diterapkan model Quantum Learning berbasis
permainan kata di kelas eksperimen sebesar 80.75 dengan kategori baik.
2. Terdapat perbedaan antara kemampuan siswa dalam menulis teks pantun
tanpa diterapkan model Quantum Learning di kelas kontrol dengan
kemampuan siswa dalam menulis teks pantun yang diterapkan model
Quantum Learning berbasis permainan kata di kelas eksperimen. Nilai
128
Tia Rustiawati, 2016
PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING MELALUI TEKNIK PERMAINAN KATA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PANTUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nilai rata-rata nilai pascates kelas eksperimen adalah 80,75 dengan kategori
baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa model Quantum Learning berbasis
permainan kata efektif untuk digunakan dalam pembelajaran menulis pantun.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa dalam menulis
teks pantun di kelas eksperimen yang menerapkan model Quantum Learning
berbasis permainan kata dan kelas pembanding tanpa diterapkan model
Quantum Learning berbasis permainan kata. Hal ini terlihat dari perhitungan
statistik, diperoleh nilai thitung untuk nilai kemampuan menulis teks pantun
adalah 4.119 dan ttabel untuk taraf signifikansi 95% serta derajat kebebasan
(Df) sebesar 62, diperoleh ttabel= 1,669. Nilai thitung> ttabel(4.119 > 1,669).
Artinya thitung> ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak
dengan taraf signifkansi 0,000. Hasil ini kurang dari 0,05 (0,000<0,05)
sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara
kemampuan menulis pantun kelas eksperimen dan kelas kontrol.
B. Implikasi
Hasil penelitian mengenai variabel model Quantum Learning berbasis
permainan kata yang diduga dapat memengaruhi proses dan hasil pembelajaran
menulis pantun pada siswa kelas eksperimen di SMA Negeri 1 Cicalengka,
ternyata menunjukkan pengaruh yang signifikan. Signifikansi pengaruh tersebut
dapat terlihat dari pemerolehan nilai rata-rata pascates kelas eksperimen yang
meningkat menjadi 80.75 dari nilai rata-rata prates yang hanya 64.5.
Selain dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata kelas, signifikansi pengaruh
tersebut juga dapat terlihat pada proses pembelajaran ketika diterapkan perlakuan
berupa model Quantum Learning berbasis permainan kata. Dengan menggunakan
model Quantum Learning berbasis permainan kata bisa membuat siswa lebih
mendalami topik dalam menuliskannya. Selain itu bisa menstimulus siswa untuk
mengeluarkan gagasan orisinal dan mengembangkan ide atau topik dalam tahapan
yang tepat.
Melalui model Quantum Learning berbasis permainan kata ini juga, siswa
dapat mengoptimalkan proses kreatif ketika menulis pantun. Sehingga, pantun
129
Tia Rustiawati, 2016
PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING MELALUI TEKNIK PERMAINAN KATA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PANTUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa yang lain itu berbeda. Dengan demikian, penerapan model Quantum
Learning berbasis permainan kata mampu menjawab persoalan yang sering terjadi
dalam pembelajaran menulis pantun.
C. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dipaparkan, maka peneliti
memiliki beberapa saran sebagai berikut.
1. Guru
Penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran yang digunakan
oleh peneliti dapat menentukan keberhasilan siswa dalam suatu pembelajaran
khususnya menulis teks pantun. Oleh karena itu, guru hendaknya menggunakan
model pembelajaran kreatif dan berbeda dengan model-model sebelumnya agar
siswa tidak merasa jenuh. Peneliti kemudian merekomendasikan agar guru
hendaknya menjadikan model Quantum Learning berbasis permainan kata ini
sebagai salah satu alternatif model pembelajaran menulis pantun.
2. Peneliti selanjutnya
Penelitian lebih lanjut pada aspek yang lebih luas dan dalam dapat dilakukan
terhadap model Quantum learning berbasis permainan kata ini. Dalam penelitian
yang telah dilaksanakan, model Quantum Learning berbasis permainan kata ini
terbatas dalam pembelajaran menulis teks pantun saja. Oleh karena itu, peneliti
merekomendasikan agar peneliti selanjutnya dapat menerapkan model Quantum
Learning berbasis permainan kata ini pada materi lain, terutama menulis cerpen,
puisi atau pada bidang selain sastra seperti esai yang memerlukan pengembangan
ide atau topik terlebih dahulu sebelum menuliskannya dan memerlukan beberapa
tahapan sebelum menulis bentuk yang utuh. Selain itu, peneliti mengharapkan
agar peneliti selanjutnya bisa menerapkannya pada jenjang lain seperti SD dan