• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Utilisasi Kapasitas Produksi pada PT. Asia Raya Foundry dengan Pendekatan Theory of Constraints (TOC)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Utilisasi Kapasitas Produksi pada PT. Asia Raya Foundry dengan Pendekatan Theory of Constraints (TOC)"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Asia Raya Foundry merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pengecoran logam dengan memproduksi berbagai spare part

industri diantaranya Bearing Housing, Bushing/bronze, Hanger bearing, Coupling, Roda Lorry, Transfer Carriage, Sprocket, Worm Screw, Roda gigi, Pisau cutte, Coupling, Stand mangle, Pisau Breaker, Bowl Liner, Impact, Jaw plate, Paddle, Toggle Seat/Block, Liner, Mantle Cone, Jig Plate dan sebagainya.

Perusahaan ini memperoleh surat izin usaha industri: IZ.531/IK-UIALK/73/V/2003. Pada perusahaan tesebut, terdapat 2 (dua) bagian proses produksi, yaitu proses produksi untuk pembuatan spare part industri dan pembuatan besi batangan/billet. Perusahaan ini juga ingin mengembangkan produksinya dalam bidang pembuatan besi beton (masih dalam tahap pembangunan). Meski memiliki proses produksi yang berbeda, namun dalam operasionalnya, perusahaan ini merupakan satu kesatuan dalam PT. Asia Raya Foundry.

PT. Asia Raya Foundry menggunakan besi-besi tua sebagai bahan baku. Besi-besi tersebut dipasok oleh beberapa pemasok yang sudah bekerja sama dengan perusahaan. Besi-besi tua tersebut akan dilebur/didaur ulang menjadi produk baru seperti spare part mesin bagi industri palm oil, crumb rubber, boiler,

(2)

industri-industri lainnya. Selain membuat spare part mesin industri, perusahaan tersebut juga dapat membuat/merancang mesin-mesin yang digunakan di berbagai industri, misalnya pembuatan mesin mangle, mesin hammer mill, mesin roll plat, mesin sand dryer, dan juga berbagai bentuk produk fabrikasi lainnya. Dalam hal manajemen, perusahaan ini telah mendapat sertifikat ISO 9001-2008 dari KAN (Komite Akreditasi Nasional) dalam bidang Quality Assurancce

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Asia Raya Foundry menggunakan besi-besi tua sebagai bahan baku utama dalam melakukan proses produksinya. Selain itu juga diperlukan berbagai jenis bahan tambahan seperti bahan-bahan kimia lainnya yang berfungsi untuk mendukung sifat produk yang diinginkan agar menjadi sparepart mesin yang digunakan untuk berbagai industri.

PT. Asia Raya Foundry dapat membuat berbagai jenis produk berdasarkan jenis industrinya,diantaranya adalah:

1. Industri crumb rubber (industri pengolah getah karet), contohnya adalah

bearing block, bearing housing, gear, couping, cutter knife, shredder knife,

beaker knife, sprocket, stand, safety block, dan lain-lainnya. Selain membuat sparepart Crumb rubber, perusahaan ini juga bisa membuat mesin mangle, mesin hammer mill, conveyor dan berbagai jenis mesin industri crumb rubber

lainnya.

(3)

berbagai jenis sparepart palm oil lainnya. Selain pembuatan sparepart palm oil, perusahaan ini juga membuat mesin screw press, hydrociclone, unit lorry,

ripple mill dan lain-lainnya.

3. Industri heavy duty equipment (industri alat-alat berat), contohnya intermediate roll, bosch coupling roll, rantai excavator, sprocker, dan lain-lain.

4. Industri quarry (pabrik batu) dan semen, contohnya adalah jaw crusher, cone cave, mantle cone , bow liner, hammer crusher, paddle arm, paddle tip, toggle block, toggle seat, dan lain-lainnya.

(4)

2.3. Sistem Pemasaran

PT. Asia Raya Foundry melakukan proses produksi berdasarkan pesanan dari pelanggan (job order) yang spesifikasinya sudah disepakati antara pihak perusahaan dengan pihak pelanggan. Daerah pemasaran yang dilayani hanya untuk industri lokal dalam jangka pendek, tetapi untuk jangka panjang, maka daerah pemasaran dari perusahaan ini akan dicoba untuk memasuki industri nasional dan industri luar negri.

PT. Asia Raya Foundry sangat memperhatikan tingkat kepuasan dari para konsumennya, dan untuk menjaga hal tersebut, maka ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu: price, quality, dan delivery time.

Bagian marketing akan mengunjungi pelanggan apabila ada dijumpai masalah dan keluhan pada produk-produk yang telah dikirimkan kepada para pelanggan, untuk memastikan apa masalah yang telah terjadi, kemudian setelah mengkomunikasikan masalah tersebut pada commercial manager dan production manager, solusi terhadap masalah tersebut akan segera disampaikan kepada para pelanggan.

(5)

lebih tinggi. Biasanya yang merupakan pihak distributor adalah bengkel-bengkel bubut ataupun perseorangan yang mempunyai akses ke dalam suatu perusahaan yang memerlukan produk coran.

2.4. Organisasi dan Manajemen 2.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi adalah sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan dari orang-orang atau unit organisasi yang masing-masing memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang tertentu. sedangkan struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan dari orang-orang atau unit-unit organisasi yang masing-masing memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang tertentu. Dalam suatu struktur organisasi harus menunjukkan satuan-satuan organisasi dan garis wewenang sehingga terlihat jelas batasan-batasan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap personil dalam organisasi.

(6)

jawab yang tegas pada setiap bidang yaitu produksi, pemasaran (marketing), dan pembelian berdasarkan fungsinya masing-masing dalam struktur organisasinya. Hal ini dibuat sesuai dengan kebutuhan serta kelancaran dan kemajuan usaha organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi PT. Asia Raya Foundry dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Direktur

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Asia Raya Foundry

2.4.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

(7)

Pihak perusahaan memberikan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan. Pembagiannya adalah sebagai berikut:

1. Presiden Direktur

Seorang presiden direktur perusahaan memiliki wewenang sebagai berikut: a. Menerima laporan kinerja perusahaan dari direktur utama.

b. Melakukan evaluasi kinerja SDM didalam perusahaan.

c. Melakukan pengambilan keputusan yang bersifat sangat penting. 2. Direktur Utama

Direktur marketing memiliki wewenang sebagai berikut:

a. Menyusun rencana dan program kerja perusahaan yang menyangkut kegiatan pemasaran, anggaran perusahaan dan ekspansi perusahaan baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.

b. Melakukan kegiatan analisa pasar untuk mendapatkan data tentang tingkat kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan sehingga dapat ditentukan rencana volume penjualan kepada target pasar untuk kemajuan penjualan

c. Bertanggung jawab kepada presiden direktur. 3. Direktur Produksi

Direktur produksi mempunyai wewenang sebagai berikut:

(8)

b. Merencanakan, menganalisa, mengevaluasi, dan menilai kegiatan-kegiatan produksi pada perusahaan berdasarkan laporan manajer dan pengamatan langsung.

c. Bertanggung jawab terhadap direktur utama. 4. Manajer Pembelian

Manajer pembelian memiliki tugas sebagai berikut:

a. Mengawasi semua kegiatan yang ada di pabrik di bagian pembelian b. Mengkoordinir dan mengarahkan setiap bagian bawahannya

c. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan pembelian untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. d. Bertanggung jawab kepada direktur utama.

5. Manajer Palm Oil

Manajer palm oil memiliki wewenang sebagai berikut:

a. Merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi kegiatan perusahaan dalam bidang pemasaran produk part mesin palm oil.

b. Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran produk part mesin

palm oil.

c. Menentukan kebijakan strategi pemasaran perusahaan yang mencakup jenis produk yang akan dipasarkan, harga, pendistribusian produk, dan promosi

d. Bertanggung jawab kepada direktur utama 6. Manajer Rubber

(9)

a. Merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi kegiatan perusahaan dalam bidang pemasaran produk part mesin rubber.

b. Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran produk part mesin

rubber.

c. Berkoordinasi dengan Ass Manajer untuk melakukan evaluasi pemasaran part mesin rubber.

d. Bertanggung jawab kepada direktur utama. 7. Manajer Mining

Manajer mining memiliki tugas sebagai berikut:

a. Merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi kegiatan perusahaan dalam bidang pemasaran produk part mesin rubber.

b. Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran produk part mesin

mining.

c. Bertanggung jawab kepada direktur utama. 8. Manajer Project

Manajer project memiliki tugas sebagai berikut:

a. Merencanakan, menjadwalkan, serta melakukan pengendalian waktu persiapan terhadap semua proyek pesanan part mesin dari customer. b. Melakukan pengawasan terhadap seluruh project yang dikendalikan

bawahannya.

c. Bertanggung jawab terhadap direktur utama. 9. Manajer Quality Control

(10)

a. Melakukan pembakuan standar kualitas produk yang dapat dijual ke

customer.

b. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan QC selama proses produksi. c. Menyetujui produk agar dikirim ke customer apabila sudah lolos uji

quality control.

d. Bertanggung jawab kepada direktur produksi. 10. Asisten Manajer MarketingRubber.

Asisten manajer marketing rubber memiliki tugas sebagai berikut:

a. Membantu manajer marketing rubber dalam melakukan perencanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan marketing pada produk part

mesin rubber.

b. Menerima laporan mengenai jalannya proses pemasaran di lapangan terhadap produk part mesin rubber.

c. Bertanggung jawab terhadap Manajer Marketing Rubber. 11. Asisten Manajer Project

Asisten manajer marketing project memiliki tugas sebagai berikut:

a. Membantu manajer marketing project dalam merencanakan, menjadwalkan, serta melakukan pengendalian waktu persiapan terhadap semua proyek pesanan part mesin dari customer.

b. Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang berkaitan dengan peninjauan proyek didalam maupun diluar pabrik.

(11)

Purchasing mmemiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan kegiatan pembelian bahan baku, part mesin pabrik serta seluruh kebutuhan yang ada di dalam pabrik.

b. Melakukan pemeriksaan terhadap bahan baku yang masuk dan menghitung kebutuhan alat maupun akomodasi pabrik.

c. Menghitung budget yang dibutuhkan pabrik dalam melakukan pembelian bahan maupun peralatan.

13. Kabag Gudang

Kabag gudang memiliki tugas sebagai berikut:

a. Menerima perincian barang-barang yang akan dibeli dari bagian gudang b. Memesan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan Purchase

Requirement

c. Berusaha mengadakan penawaran harga yang serendah mungkin d. Membuat laporan yang berkaitan dengan pembelian barang e. Bertanggung jawab kepada manajer pembelian.

14. Kabag Palm Oil

Kabag palm oil memiliki tugas sebagai berikut:

a. Membantu manajer marketing palm oil dalam merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi kegiatan perusahaan dalam bidang pemasaran produk part mesin palm oil.

(12)

c. Melakukan pembukuan terhadap jumlah permintaan produk maupun jumlah produk jadi yang telah dikirim ke customer.

d. Bertanggung jawab terhadap manajer palm oil. 15. Kabag Project Crumb Rubber

Kabag project Crumb Rubber memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan peninjauan langsung terhadap proyek mesin Crumb Rubber

yang sedang dikerjakan perusahaan.

b. Melakukan evaluasi terhadap proyek mesin Crumb Rubber yang sedang dikerjakan perusahaan.

c. Melakukan analisis terhadap proyek yang masuk agar dapat dilihat tingkat keuntungannya terhadap perusahaan.

16. Kabag Project Palm Oil

Kabag project Palm Oil memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan peninjauan langsung terhadap proyek mesin Palm Oil yang sedang dikerjakan perusahaan.

b. Melakukan evaluasi terhadap proyek mesin Palm Oil yang sedang dikerjakan perusahaan.

c. Melakukan analisis terhadap proyek yang masuk agar dapat dilihat tingkat keuntungannya terhadap perusahaan.

17. Kabag Project Press Cage

Kabag project Palm Oil memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan peninjauan langsung terhadap proyek mesin Press Cage

(13)

b. Melakukan evaluasi terhadap proyek mesin Press Cage yang sedang dikerjakan perusahaan.

c. Melakukan analisis terhadap proyek yang masuk agar dapat dilihat tingkat keuntungannya terhadap perusahaan.

18. Estimator Project

Estimator project memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan perhitungan terhadap perkiraan proyek yang akan masuk. b. Berkoordinasi dengan bagian produksi terhadap kapasitas pabrik

dengan jumlah proyek yang akan dikerjakan. c. Bertanggung jawab kepada asisten manajer proyek. 19. Kabag Drawing

Kabag drawing memiliki tugas sebagai berikut:

a. Menerima spesifikasi produk yang diinginkan konsumen untuk dilakukan penggambaran ulang oleh pabrik.

b. Melakukan pengawasan terhadap seluruh gambar yang sedang dikerjakan bagian anggota drawing.

c. Menyetujui gambar yang sudah dikerjakan untuk dikirim ke bagian produksi.

20. Kabag Despatch

Kabag despatch memiliki tugas sebagai berikut:

a. Mengawasi pengiriman barang sesuai dengan jadwalnya b. Bertanggungjawab kepada manager produksi

(14)

Kabag HRD memiliki tugas sebagai berikut: a. Melakukan evaluasi terkait kinerja SDM.

b. Mengatur kegiatan karyawan pabrik termasuk penjadwalan kerja dan sistem lembur.

c. Mengawasi kegiatan surat menyurat perusahaan terkait kegiatan produksi maupun kunjungan tamu dari luar perusahaan.

22. Kabag Pattern

Kabag Pattern memiliki tugas sebagai berikut:

a. Mengkoordinir kegiatan pembuatan pattern sesuai prosedur yang telah ditentukan

b. Bertanggungjawab kepada manager quality control. 23. Kabag Moulding

Kabag moulding memiliki tugas sebagai berikut:

a. Mengkoordinir kegiatan pembuatan cetakan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan

b. Bertanggungjawab kepada manager quality control.

24. Kabag Furnace

Kabag Furnance memiliki tugas sebagai berikut:

a. Mengkoordinir proses peleburan dan penuangan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan

b. Bertanggungjawab kepada manager produksi 25. Kabag Fettling

(15)

a. Mengkoordinir proses pembongkaran cetakan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan

b. Bertanggungjawab kepada manager quality control. 26. Kabag Machining

Kabag machining memiliki tugas sebagai berikut:

a. Mengkoordinir kegiatan machining sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan

b. Bertanggungjawab kepada manager quality control. 27. Kabag Maintenance

Kabag maintenance memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan penjadwalan terhadap perawatan mesin, gedung dan alat-alat yang ada di pabrik.

b. Memperkirakan kebutuhan spare part mesin-mesin pabrik yang perlu diganti.

c. Menghitung kebutuhan biaya perawatan yang dilakukan pabrik. d. Bertanggungjawab kepada manajer quality control.

28. Supervisor Gudang

Supervisor gudang memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan terhadap barang-barang yang keluar dan masuk gudang.

b. Menerima laporan kondisi gudang dari anggota gudang.

(16)

29. Supervisor Crumb Rubber

Supervisor rubber memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan di lapangan terhadap pemasaran produk part mesin crumb rubber.

b. Melakukan pencatatan mengenai hasil kinerja pemasaran dari produk part mesin crumb rubber.

c. Bertanggung jawab kepada asisten manajer crumb rubber. 30. Supervisor Mining

Supervisor mining memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan di lapangan terhadap pemasaran produk part mesin mining.

b. Melakukan pencatatan mengenai hasil kinerja pemasaran dari produk part mesin mining.

c. Bertanggung jawab kepada asisten manajer mining

31. Supervisor Project

Supervisor project memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan ke lapangan terhadap semua proyek yang dikerjakan perusahaan.

b. Melaporkan segala hal yang terjadi di lapangan selama pelaksanaan proyek kepada kabag proyek yang bersangkutan.

32. Supervisor Moulding

(17)

a. Mengawasi langsung kegiatan pembuatan cetakan sesuai dengan standar quality control.

b. Membuat laporan terkait kondisi pembuatan cetakan di pabrik kepada kabag moulding.

33. Supervisor Furnance

Supervisor furnance memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan langsung terhadap kegiatan peleburan di lantai produksi.

b. Melaporkan segala kendala maupun masalah yang terjadi saat peleburan kepada kabag furnance.

34. Supervisor Machining

Supervisor machining memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan langsung terhadap kegiatan machining.

b. Membuat laporan mengenai kegiatan machining kepada kabag

machining.

35. Supervisor Maintenance

Supervisor maintenance memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan langsung terhadap kegiatan maintenance. b. Membuat laporan mengenai kegiatan machining kepada kabag

maintenance.

36. Supervisor PPC

(18)

a. Melakukan pengawasan terhadap jalannya rencana produksi yang sedang dilakukan di pabrik.

b. Melaporkan segala bentuk masalah dan kendala terkait dengan penjadwalan produksi.

37. Leading HandProject

Leading HandProject memiliki tugas sebagai berikut:

a. Membantu supervisor dalam melakukan pengawasan di lapangan terkait proyek yang sedang dikerjakan.

b. Memberikan arahan dan komando kepada anggota project dalam melaksanakan kegiatannya di lapangan.

38. Leading Hand Fettling

Leading Handfettling memiliki tugas sebagai berikut:

a. Membantu supervisor dalam melakukan pengawasan di lapangan terkait proses pembongkaran cetakan yang sedang dikerjakan.

b. Memberikan arahan dan komando kepada anggota fettling dalam melaksanakan kegiatannya di lapangan.

2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.4.3.1.Tenaga Kerja

(19)

sekitar 332 orang yang terdiri dari karyawan bagian kantor dan karyawan bagaian produksi. Pembagian tenaga kerja dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Asia Raya Foundry

No Keterangan Total (orang)

sampai Jum’at adalah sebagai berikut:

(20)

3. Pukul 13.00-16.00 waktu kerja

Yang digolongkan sebagai karyawan adalah pekerja pada bagian produksi juga termasuk satpam. Untuk kategori ini, karyawan bekerja menurut shift. Jadwal kerja dibagi atas 2 shift kerja pada hari Senin sampai Sabtu adalah 8 jam dengan jadwal sebagai berikut:

Shift I :

a. Pukul 07.00-12.00 waktu kerja b. Pukul 12.00-13.00 waktu istirahat c. Pukul 13.00-15.00 waktu kerja

Shift II :

a. Pukul 15.00-18.30 waktu kerja b. Pukul 18.30-19.30 waktu istirahat c. Pukul 19.30-23.00 waktu kerja

2.4.4. Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan Karyawan

Sistem pengupahan dan penggajian di PT. Asia Raya Foundry terdiri atas: 1. Gaji dan upah bulanan diberikan kepada staf yang besarnya tetap setiap bulan

sesuai dengan bidangnya masing-masing.

2. Gaji dan upah bulanan diberikan kepada karyawan bagian produksi.

(21)

3. Upah perangsang diberikan kepada karyawan dengan didasarkan pada prestasi kerjanya.

4. Tunjangan-tunjangan, yaitu tunjangan Hari Raya dan tunjangan selama sakit. Fasilitas-fasilitas lain yang diberikan adalah :

1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)

JAMSOSTEK adalah suatu bentuk asuransi yang merupakan kewajiban perusahaan yang diadakan pemerintah untuk melindungi tenaga kerja.

2. Cuti

Cuti diberikan untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan selama bekerja. Lamanya cuti yang diberikan perusahaan adalah 12 (dua belas) hari kerja setiap tahunnya. Tenaga kerja diperbolehkan untuk mengambil cutinya masing-masing dan apabila tidak dipakai, maka cuti dianggap hilang .

2.5. Proses Produksi

PT. Asia Raya Foundry adalah industri yang bergerak di pengecoran logam. Bahan baku dari logam tersebut adalah scrap dari besi-besi tua dan baju yang diolah dan dipanaskan kembali.

(22)

memiliki gambar teknik, konsumen biasanya memberikan contoh produk, kemudian bagian drawing menggambar produk tersebut.

2.5.1. Standar Mutu Produk

Pengendalian kualitas sangat diperlukan dalam memproduksi suatu barang untuk menjaga kestabilan mutu, juga merupakan salah satu usaha untuk menemukan faktor-faktor terduga yang menyebabkan kurang lancarnya fungsi dalam proses produksi sehingga bila terjadi gangguan dapat segera dilakukan tindakan pembetulan sebelum terlalu banyak unit yang tak sesuai dengan produksi. Pada PT. Asia Raya Foundry, dalam menjaga mutu produk pada dasarnya dengan menetapkan standar proses produksi.

Dalam rangka menjaga mutu produknya PT. Asia Raya Foundry telah menetapkan standar mutu yaitu sistem kendali agar produk ataupun bahan baku tidak menjauhi spesifikasi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Standar mutu sangat perlu untuk mempertahankan standar kualitas maupun untuk meningkatkan kualitas produk akhir. Pada PT. Asia Raya Foundry ini, setiap produk memiliki standard mutu untuk materialnya. Setiap produk coran memiliki jenis material yang berbeda-beda sesuai pesanan customer.

(23)

Tabel 2.2. Jenis-jenis Material Standar PT. Asia Raya Foundry

Jenis

Material C (%) Si (%) Mn (%) Cr (%) Mg (%)

Mo (%)

Cast Iron 3.5-3.7 1.6-1.8 0.45-0.7 - - -

Cast Steel 0.3-0.35 0.2-0.45 0.5-0.7 - - -

Alloy Steel 0.25-0.35 0.3-0.6 1.2-1.6 0.4-0.8 - -

Manganese

Steel 1.0-1.3 0.5-1.0 11.0-14 1.5-2.5 0-0.4 Ductile Iron 3.5-3.7 2.4-2.5 0.3 - 0.04-0.06

PT.Asia Raya Foundry

2.5.2. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi PT. Asia Raya Foundry, yaitu:

a. Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami baik fisik maupun kimia yang langsung ikut dalam proses produksi sampai dihasilkannya barang jadi. Komponen bahan baku ini akan tampak jelas pada barang jadi. Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan produk adalah berupa besi-besi tua (besi scrap) yang akan dilebur kembali didalam tanur dan kemudian akan dituang dalam bentuk produk.

b. Bahan Tambahan

(24)

Tabel 2.3. Jenis-Jenis Bahan Tambahan

Jenis Bahan Tambahan Fungsi

Carbon - Untuk menaikkan kekerasan atau kekuatan

- Menurunkan keliatan - Maupun untuk ditempa - Mempunyai sifat penghantar yang

baik

Silikon - Untuk menurunkan proses perubahan bentuk pada proses pembekuan - Untuk mencegah penyusutan yang

besar - Tahan panas

- Bahan yang ditambahkan adalah FeSi

Mangan - Mempunyai sifat tahan arus atau korosi

- Mempunyai sifat tahan panas - Mempunyai sifat tahan impact atau

benturan c. Bahan Penolong

Bahan penolong meruoakan bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi yang dikenakan langsung atau tidak langsung terhadap bahan baku dalam suatu proses produksi untuk mendapatkan produk yang diinginkan, tetapi bahan ini tidak ikut dalam bahan jadi.

(25)

Tabel 2.4. Jenis-Jenis Bahan Penolong

Jenis Bahan Penolong Fungsi

Lining Material Sebagai pelapis untuk dinding tanur dan

ladle supaya tahan terhadap tingginya suhu cairan besi yang mencapai 1680oC Stripcote Sebagai coating untuk mempermudah

pemisahan pattern dengan pasir cetak

Methanol Sebagai bahan campuran untuk cat/coating

yang mudah terbakar sehingga proses pengeringan cat lebih cepat Cat dempul Digunakan untuk menutupi pori-pori

pattern

Pasir Kwarsa Sebagai bahan untuk pembuatan cetakan pasir

Kayu dammar Digunakan untuk pembuatan tapak pattern Kayu Jelatung Sebagai bahan dasar pembuatan mal kayu

atau pattern

Water-glass Sebagai bahan perekat untuk mengeraskan pasir

Gas CO2 Sebagai bahan penyatu dan pengeras pasir dan water glass

ir Sebagai bahan campuran dengan pasir kwarsa dan watter-glass

Slag Coagulant Sebagai bahan untuk menggumpalkan

(26)

2.5.3. Uraian Proses

Ada beberapa tahap yang digunakan dalam pembuatan produk diantaranya: stasiun pattern (pembuatan mal), stasiun moulding (pencetakan), stasiun furnace (peleburan logam), stasiun fettling (pembersihan), stasiun

machining (pemesinan), dan stasiun despatch . Untuk lebih jelas tentang tahapan - tahapan tersebut, maka akan dijelaskan kan uraian masing - masing proses pada setiap stasiun kerja.

Proses pembuatan produk dapat dilihat pada gambar 2.2. di bawah ini:

Gambar 2.2. Uraian Produksi Pembuatan Produk 1. Bagian Drawing

(27)

gambar di approved / di setujui oleh manager produksi maka gambar dicopy dan di distribusi untuk segera di process di bagian masing masing.

2. Bagian Metode

Gambar yang di terima dari bagian gambar segera dilakukan analisa oleh

method engineer dan segera di buat kerangka kerja / cara pembuatan dari barang yang akan di produksi. Hal ini di lakukan untuk menghindari kesalahan / reject .

3. Bagian Pattern ( Pembuatan Mal Kayu )

Proses pertama dalam pembuatan produk pada pabrik pengecoran logam adalah pembuatan mal ( pattern ). Mal merupakan bentuk/duplikat produk jadi, tapi masih dalam bentuk kayu. Dalam pembuatan pattern ada 2 (dua) tahap yang dilakukan yaitu tahap pembuatan cetakan kayu/mal dan pembuataan cup dan drag (tapak cetakan). Sebelum membuat suatu mal, terlebih dahulu diperhatikan berbagai hal yang dalam proses pembuatannya. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan mal kayu adalah:

a. Pengecekan ukuran gambar yang dibuat dengan dimensi yang diinginkan oleh konsumen (sesuai dengan gambar kerja yang dibuat oleh bagian drawing)

b. Penentuan letak pola (sudut kemiringan) agar mudah dilepas dari rongga cetakan.

(28)

d. Penentuan tambahan dimensi untuk mengatasi dimensi untuk mengatasi proses pada bagian machining (berkisar antara 3 mm sampai 6 mm). Untuk pembuatan mal, dilakukan tahapan sebagai berikut:

a. Menggambar kayu triplek sesuai ukuran desain.

Langkah pertama yang lakukan pada kegiatan menggambar diatas triplek, operator pada bagian pattern harus membaca gambar dari bagian drawing. Gambar yang dibuat pada bagian drawing sesuai dengan pesanan konsumen, Pada gambar perintah tersebut, telah dilengkapi dengan beberapa besar toleransi yang diperbolehkan oleh produk. Toleransi ini merupakan ketetapan sesuai dengan jenis bahan yang digunakan. Ukuran pattern yang dibuat merupakan ukuran asli ditambah penyusutan ditambah toleransi dari

machining.

b. Proses pada mesin bensaw.

Setelah dilakukan penggambaran pada triplek, kemudian dipindahkan ke kayu yang akan digunakan sebagai cetakan kayu. Kemudian dipotong di mesin bensaw. Mesin bensaw ini berguna untuk memotong kayu agar sesuai dengan gambar yang ada pada triplek tersebut.

c. Proses pada mesin Jointer.

Agar ukuran atau ketebalan kayu sesuai dengan gambar, maka digunakan mesin Jointer. Sebelum mesin ini digunakan, terlebih dahulu dilakukan pengesetan agar agar ukuran nya dengan hasil yang diinginkan.

(29)

Untuk memperoleh produk yang bagus/halus, maka diperlukan cetakan kayu yang halus juga. Maka untuk menghaluskan permukaan cetakan kayu diperlukan mesin Planner.

Setelah pattern atau mal selesai, kemudian akan dilanjutkan pada proses pendempulan. Pendempulan tersebut berfungsi untuk menutupi permukaan yang bergelombang dan berlubang. Kemudian dilakukan pengamplasan pada permukaan yang di dempul agar permukaan tersebut rata dan halus. Setelah itu dilakukan pengecatan terhadap cetakan kayu/mal tersebut. Adapun tujuan dilakukannya proses ini adalah untuk menjaga kualitas produk, agar produk akhir mempunyai permukaan yang halus karena dasar dari produk, yaitu cetakan juga mempunyai permukaan yang halus pada pengerjaannya. Selain itu proses ini juga berfungsi sebagai dinding pemisah antara kayu dengan pasir dari proses pencetakan atau moulding .

4. Bagian Moulding

(30)

Pasir yang baru dan pasir hasil daur ulang akan digunakan secara bersamaan, dimana pasir yang baru digunakan untuk permukaan cetakan yang bersentuhan langsung dengan cairan tuangan, sementara untuk pasir hasil daur ulang digunakan pada bagian yang tidak bersentuhan langsung dengan cairan tuangan. Hal ini disebabkan sifat permeabilitas pasir hasil daur ulang yang tidak bagus lagi. Maksud dari pemakaian pasir hasil daur ulang itu adalah untuk meningkatkan efesiensi pemakaian pasir yang pada akhirnya menghasilkan penghematan biaya pabrik. Langkah - langkah pembuatan cetakan pasir adalah:

a. Pembuatan pola cetakan berdasarkan gambar produk yang akan dicor. b. Perencanaan gaiting system (saluran tuang)

c. Perencanaan riser (naikan)

d. Pembuatan cope and drug (rongga cetakan) e. Pengerasan pasir hasil cetakan bantuan gas CO2 f. Penggabungan cope and drug.

Sesuai dengan fungsinya, maka pasir cetakan harus memenuhi syarat - syarat berikut ini:

a. Memiliki sifat mudah dibentuk sehingga mempermudah dibentuk sehingga mempermudah proses pencetakan.

(31)

c. Distribusi butiran yang homogeny sehingga akan menghasilkan permukaan yang halus.

d. Tahan terhadap suhu tinggi cairan yang dituang. e. Dapat dipakai kembali (didaur ulang).

5. Bagian Furnace ( Peleburan )

Stasiun furnace merupakan stasiun yang bertugas melebur besi - besi tua sampai siap untuk dituang ke stasiun pencetakan. Peleburan logam dilakukan d engan menggunakan tanur induksi. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan jenis tanur ini adalah:

a. Biaya awal b. Biaya operasi

c. Biaya perbaikan dan maintenance

d. Ketersediaan dan biaya dari bahan bakar di daerah tertentu

e. Tingkat kebersihan dan ting kat kegaduhan dari proses operasinya f. Efesiensi peleburan, dalam hal ini adalah kecepatan dalam melebur.

g. Komposisi dan temperatur peleburan, seperti contoh biasanya tanur cupola digunakan untuk bahan cast iron PT. Asia Raya Foundry menggunakan tanur induksi dalam proses produksinya.

Proses peleburan logam dengan menggunakan tanur induksi mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah:

a. Komposisi produk dan temperatur cairan mudah dikontrol b. Kehilangan loham cair yang lebih sedikit

(32)

d. Lebih mudah dioperasikan

e. Memiliki tingkat kebersihan yang lebih baik.

f. Panas yang dihasilkan langsung berasal dari logam yang dicairkan tersebut, sehingga panas yang hilang sangat sedikit.

Tanur induksi yang digunakan pada PT. Asia Raya Foundry adalah tanur induksi tipe krus. Tipe ini mempunyai satu ruangan sebagai tempat meleburkan logam. Bagian atas dari tanur terbuka lebar sehingga logam yang akan dilebur mudah dimasukkan. Hal inilah yang menyebabkan tanur tipe ini banyak di gunakan. Berdasarkan konstruksi dasarnya, tanur induksi ini mempunyai satu kurs yang diletakkan dalam satu kumparan (lilitan) sehingga arus induksi yang bergerak melalui kumparan akan menimbulkan medan electromagnet yang selalu berubah arah ke setiap arah di dalam krusibel. Akibat dari adanya sepotong besi yang dimasukkan ke dalam krus maka besi akan melewati garis - garis magnet sehingga timbul arus didalam besi. Arus berputar - putar di dalam logam. Arus yang berputar - putar ini dinamakan arus Eddy (Eddy Current). Oleh karena logam dalam hal ini besi tua, memiliki hambatan listrik yang besar maka pada besi akan timbul panas yang semakin lama akan meleburkan.

Proses pada stasiun ini yaitu logam cair yang telah dileburkan dituang ke

(33)

dibutuhkan. Ladle terbuat dari bahan plat baja dengan ketebalan 42,2 mm dan bagian dalamnya dilapisi dengan bata smot (bata tahan api). Bagian dalam

ladle dilapisi juga dengan lini material sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

Untuk peleburan logam besi digunakan lining material jenis asam, seperti

silica powder (SiO2), karena logam besi sendiri memiliki sifat asam (dengan kadar silicon yang rendah), sedangkan untuk peleburan logam baja digunakan lining material yang bersifat basa, yaitu: MgO, karena logam baja sendiri memiliki sifat basa (dengan kadar silicon yang tinggi).

Dalam pemilihan lining material ini tidak diperbolehkan adanya kesalahan karena dapat menyebabkan komposisi hasil coran menjadi tidak sesuai. Hal yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan produk coran yang baik untuk menghasilkan produk coran yang baik, dimana suhu logam cairan berubah menurut kadar karbon yang ada di dalam logam cair tersebut. Kecepatan penuangan harus diatur sedemikian rupa supaya perubahan suhu yang drastis dapat dihindari.

(34)

6. Bagian Fetling ( Pembongkaran )

Setelah logam cair sudah dingin, maka dilakukan pembongkaran produk coran dari cetakan. Untuk produk produk biasanya sistem saluran masuk dan riser yang dibongkar terlebih dahulu dilakukan dengan sistem patah, selanjutnya bagian atas, tenga dan dibuka, dibongkar dan kemudian pasir dipisahkan dari rangka cetak (chil) dan produk hasil coran. Setelah selesai dilakukan pembongkaran, pasir sisa tadi lalu dibawa ke bagian pengolahan pasir dan produk hasil coran dibawa ke tempat pembersihan pasir.

Pembongkaran untuk produk coran memiliki beberapa tahapan, yaitu: a Pembersihan pasir dari produk.

Pasir yang masih melekat pada produk hasil coran harus dibersihkan untuk mempermudah proses permesinan selanjutnya yang akan dilakukan terhadap produk. Pasir dibersihkan dengan cara memukul - mukul produk hasil coran dan juga dengan menggunakan alat jack hammer (tembak angin).

b Pemotongan scrap

Setelah proses pembersihan kemudian dilakukan pemotongan scrap. Pemotongan scrap ini dilakukan untuk mendapatkan produk hasil coran yang lebih bersih dari pasir. Pemotongan scrap dilakukan dengan menggunaakan las asetilen.

7. Bagian Machining (Permesinan)

(35)

produk hasil coran tersebut. Bagian permesinan ini memiliki acuan kerja berupa gambar teknik dari bagian drawing. Proses permesinan untuk pembuatan produk dilakukan dengan dua tahap, yaitu:

a. Proses penggerindaan

proses penggerindaan dilakukan terhadap produk hasil coran yang telah dibersihkan sistem saluran masuknya, risernya dan juga pasir yang melekat pada produk tersebut. Proses penggerindaan ini bertujuan untuk meratakan permukaan dan membuang bagian - bagian yang berlebih dari produk hasil coran.

b. Proses pembubutan.

Proses pembubutan ini dilakukan untuk mendapatkan dimensi yang aktual dari produk sesuai dengan gambar teknik yang tersedia. Proses pembubutan ini hanya dapat dilakukan terhadap produk hasil coran yang telah benar - benar bersih dari pasir dan memiliki premukaan yang relatif rata.

c. Proses pembuatan spie.

Proses pembuatan spie ini dilakukan terhadap lubang as yang masuk pada produk tersebut. Proses ini menggunakan mesin milling .

d. Proses melubangi produk.

Proses pembuatan lubang pada produk hasil coran ini dilakukan dengan menggunakan mesin bor

e. Proses meratakan sisi

(36)

f. Proses mebuat gigi pada gear

Sebuah teknik machining untuk membuat gigi pada gear, spline atau sprocket

melalui cara feeding synchronize dengan menggunakan mesin hobbing.

8. Bagian Despatch ( Painting dan Expedisi )

Setelah produk dilakukan proses permesinan dan produk tersebut sudah memenuhi syarat sesuai standard, kemudian dilakukan pengemasan di bagian

despatch. Pada stasiun ini dilakukan proses akhir pembuatan produk pada stasiun ini dilakukan beberapa proses dianaranya adalah : Pertama - tama dilakukan proses pendempulan gunanya untuk menutupi bagian yang sedikit cacat, misalnya: Pembubutan yang sedikit tidak halus atau terdapat lubang pada bagian tertentu pada produk, sehingga untuk menutupinya dilakukan pendempulan sebelum akhirnya dicat. Setelah pendempulan kemudian dilakukan pengecatan. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan spray gun

sehingga cat yang dihasilkan lebih merata, dan cepat mengering. Proses terakhir pada stasiun ini adalah proses pengemasan. Proses ini bergantung pada lokasi pengiriman produk. Untuk pengniriman lokal biasanya produk hanya diikat dengan tali dengan tapak kayu sebagai alasnya, sedangkan untuk pengiriman ke luar pulau Sumatera, produk dikemas ke dalam kotak kayu yang siap dikirim.

2.6. Pengendalian Kualitas

(37)

supaya tidak mengalami proses pengerjaan yang lebih lanjut. Dengan demikian produk-produk yang cacat tidak akan sampai dikirimkan kepada pelanggan. Pemeriksaan kualitas oleh bagian QC ini terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya adalah:

1. Pemeriksaan rupa, berupa pemerikasaan dimensi dari ukuran produk.

2. Pemeriksaan adanya cacat pada produk hasil coran, misalnya berupa rongga udara, rongga akibat penyusutan dan ataupun retak.

3. Pemeriksaan struktur mikro dan sifat - sifat mekanis produk hasil coran. Produk - produk yang cacat akan mengalami tindakan perbaikan. Tindakan perbaikan yang sering antara lain:

a. Pengelasan

Proses pengelasan ini dilakukan terhadap cacat yang berupa inklusi pasir, inklusi terak, dan sebagainya yang terlihat pada permukaan produk hasil coran ataupun yang terlihat setelah dilakukan proses permesinan. Khusus untuk produk hasil coran yang terbuat dari bahan ductile iron tidak boleh mengalami pengelasan karena dapat menimbulkan thermal stress pada tempat yang dilas yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya kepatahan pada saat pemakaian. Hal ini disebabkan karena pada bagian yang telah dilas telah mengalami perubahan mikro struktur sehingga sifat keliatan pada produk hasil coran menjadi jauh berkurang.

b. Permesinan

(38)

2.7. Mesin, Peralatan dan Utilitas

Mesin yang digunakan dalam proses produksi di PT. Asia Raya Foundry bersifat semi otomatis dimana masih memerlukan peranan manusia dalam menjalankannya.

2.7.1. Mesin Produksi

Mesin digunakan dalam proses produksi di PT. Asia Raya Foundry adalah seperti di tabel 2.5. berikut:

Tabel 2.5. Jenis-jenis Mesin Produksi PT. Asia Raya Foundry

Jenis Mesin Fase Tegangan

(39)

Tabel 2.5. Jenis-jenis Mesin Produksi PT. Asia Raya Foundry (Lanjutan)

Jenis Mesin Fase Tegangan

(Volt)

Sumber PT. Asia Raya Foundry

2.7.2. Peralatan Produksi (Equipment)

Peralatan-peralatan yang digunakan di PT. Asia raya Foundry dapat dilihat

pada Tabel 2.6. di bawah ini:

Tabel 2.6. Jenis – jenis Peralatan Produksi PT. Asia Raya Foundry

Jenis Peralatan Jumlah Fungsi

Cooling Tower 1 untuk mendinginkan air untuk

keperluan tanur

Compresor 4 sebagai motor penggerak angin

Chemical Composition Analyzer

1 untuk mengetahui komposisi kimia produk coran

Mikroskop 1 untuk mengetahui susunan mikro struktur dari produk cor

Termocouple 2 untuk mengetahui kenaikan suhu

pada cairan besi

(40)

2.7.3. Sarana Pendukung Proses Produksi

Berikut akan diuraikan sarana pendukung kegiatan produksi pada PT. Asia Raya Foundry :

Tabel 2.7 . Jenis-jenis Sarana Pendukung PT. Asia Raya Foundry

Jenis Peralatan Jumlah Kapasitas

(kg) Fungsi

Crane 3 5000-10000 Sarana memindahkan produk coran Forklift 1 2500 Untuk mengangkat atau memindahkan

produk

Hand pallet 1 2000 Sarana untuk mengangk at produk Katrol 2 1500 Untuk menderek atau mengangkat

produk coran ke mesin bubut Gerobak sorong 1 500 Untuk mengangkut pasir Loader / Tractor 1 5000 Untuk mengangkat pasir dari tempat

pengeringan Sumber PT. Asia Raya Foundry

2.7.4. Utilitas

Dalam melakukan proses produksi, PT. Asia Raya Foundry menggunakan beberapa fasilitas penunjang. Adapun fasilitas-fasilitas penunjang tersebut adalah sebagai berikut:

1. Listrik

(41)

2. Air

Air bersih disediakan dari sumur bor, dimana untuk mengambil air tersebut digunakan pompa air dan kemudian ditampung kedalam bak penampung/tangki.

2.7.5. Safety and F ire Protection

Kesehatan dan keselamatan pekerja merupakan salah satu yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Dimana pekerja merupakan aset dari sebuah perusahaan. Untuk itu perlu diperhatikan tentang keselamatan pekerja pada saat bekerja.

Dalam memperhatikan keselamatan para pekerjanya, pihak perusahaan mempersiapkan alat-alat keselamatan kerja. Dalam hal ini, pihak perusahaan menyediakan beberapa jenis alat pelindung diri yang wajib digunakan oleh operator saat kegiatan produksi berlangsung, diantaranya adalah :

1. Masker, diberikan kepada seluruh karyawan pabrik, dan bagi juga staf kantor. yang pergi ke masker ini wajib digunakan apabila berada di daerah lantai produksi. Masker ini berguna untuk melindungi karyawan/staf dari debu dan asap.

(42)

3. Sarung tangan, diberikan kepada bagian fettling, furnace/tanur dan fabrikasi. Gunanya untuk melindungi tangan karyawan dari benda tajam dan juga melindungi dari percikan grinda.

4. Helm, diberikan kepada bagian tanur dan fettling. Gunanya untuk melindungi kepala karyawan, karena pada stasiun ini sering menggunakan cran sebagai alat angkat.

Alat-alat ini diberikan perusahaan kepada pekerja untuk membantu mencegah terjadinya kecelakaan kerja bagi operator/ pekerja selama berada dikawasan produksi. Selain alat pelindung diri, perusahaan juga memperhatikan

fire protection, yaitu dengan menyediakan tabung pemadam api (fire exyinguisher) di setiap departemen. Tujuannya adalah apabila terjadi kebakaran maka dapat langsung diatasi dengan alat tersebut untuk tindakan awal yang dapat dilakukan. Dalam hal keamanan dan keselamatan para pekerja, PT. Asia Raya Foundry melakukan beberapa program, diantaranya:

1. Mengganti alat pelindung diri para karyawan setiap 6 bulan.

2. Memberi sanksi kepada karyawan yang tidak memakai alat pelindung diri. 3. Memeriksa tabung pemadam api (fire exyinguisher) setiap 3 bulan.

2.8. Waste Treatment

Limbah pada PT. Asia Raya Foundry hampir semua dapat dimanfaatkan lagi pada proses berikutnya. Misalnya pasir digunakan pada stasiun pencetakan

(43)

juga telah disaring dan menggunakan cerobong asap yang tinggi, sehingga tidak mengganggu warga disekitarnya.

2.9. Perbaikan (Maintenance)

Maintenance merupakan proses perawatan terhadap mesin dan alat kerja untuk mencegah terjadinya kerusakan dan kesalahaan pada saat proses peoduksi berlangsung. Perawatan ini ditujukan agar proses seluruh produksi dapat berjalan dengan baik, sehingga tidak ada hambatan yang disebabkan oleh mesin atau peralatan yang dapat mengakibatkan cacat pada produk dan keterlambatan waktu penyelesaian produk yang berakibat pada keterlambatan waktu pengiriman.

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Asia Raya Foundry
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Asia Raya Foundry
Tabel 2.2. Jenis-jenis Material Standar PT. Asia Raya Foundry
Tabel 2.3. Jenis-Jenis Bahan Tambahan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus 2, maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

(2002), “Career Development of Women In is Study of Highly Successful Career Women’s Indonesia” Passed on by International Women In’s Seminar Indonesian: Access, Empowerment

NO TANGGAL HARI/ NAMA SISWA KELAS INFORMASI/PESAN-TUGAS ORANG TUA TANDA TANGAN.. SISWA

Kesenian ulin barong memiliki keunikan tersendiri khususnya dalam bidang seni rupa, namun banyak masyarakat Bandung lainnya yang belum mengenal keberadaan kesenian ini

Adapun tugas akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sebagai perusahaan baru yang mengoperasikan tambangnya secara independen, dan merupakan satu-satunya produsen premium hard coking coal yang tercatat di bursa saham Indonesia,

Copyright © 2015 Open Geospatial Consortium Objects in a data instance that describe 0-D, 1-D, or 2-D geometries with positions in the WGS84 system shall be encoded using the GeoJSON

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah turut serta membantu penulis dengan berbagai cara dalam masa