• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS METABOLISME PUASA DAN SETELAH M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS METABOLISME PUASA DAN SETELAH M"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH BIOKIMIA

ANALISIS METABOLISME PUASA DAN SETELAH MAKAN

(Penetapan Kadar Urea dan Penetapan Kadar Protein

dengan metode biuret)

Disusun oleh :

Ajeng Inggit Anindita

12613018 / Kelompok 2 / Kelas A

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)

ANALISIS METABOLISME PUASA DAN SETELAH MAKAN

(Penetapan Kadar Urea dan Penetapan Kadar Protein dengan metode biuret)

Ajeng Inggit Anindita

12613018 / Kelompok 2 / Kelas A

ABSTRAK

Tubuh secara normal akan memiliki mekansme untuk menjaga keseimbangan tubuh untuk menjaga kelangsungan makhluk hidup. Telah dilakukan analisis urea dan protein dalam serum dengan metode urease dan biuret terhadap probandus laki-laki dan perempuan pada kondisi puasa dan setelah makan. Secara khusus, Percobaan kali ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, makanan tinggi karbohidrat, makanan tinggi lemak, dengan kondisi biokimia pada saat puasa dan kondisi setelah makan. Literatur menunjukkan bahwa proses normal yang terjadi adalah metabolisme dalam menyimpan dan menggunakan energi dan cadangan energi. Tubuh saat puasa akan cenderung membongkar cadangan energi dan ketika setelah makan, tubuh akan menyimpan kelebihan energi itu dalam beberapa bentuk.

A. Pendahuluan

(3)

1,8 – 4,0 mg/L. Jika kuantitas urea melebihi batas normal akan mengakibatkan tingginya kadar urea yang umumnya terjadi pada penderita gagal ginjal kronis. Oleh karena itu sangat dibutuhkan analisis kandungan urea untuk keperluan diagnosa. Salah satu contoh analisis yang dapat dilakukan adalah penentuan kadar urea dalam larutan serum.

Percobaan kali ini memiliki tujuan agar dapat menjelaskan aspek biokimia yang terjadi pada kondisi lapar dan setelah makan juga agar dapat melakukan pemeriksaan parameter biokimia terkait dengan metabolisme.

B. Metode

Prinsip penetapan kadar protein dalam serum dengan metode biuret adalah pengukuran serapan cahaya kompleks berwarna ungu dari protein yang bereaksi dengan pereaksi biuret dimana yang membentuk kompleks adalah protein dengan ion Cu2+ yang terdapat dalam pereaksi biuret dalam suasana basa. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diserap oleh alat maka semakin tinggi pula kandungan protein yang terdapat dalam serum tersebut 2.

Penetapan kadar urea secara enzimatis dengan urease dan glutamat. Urea dihidrolisis menjadi ion ammonium dan karbondioksida dengan bantuan enzim urease.

Urea + 2 H2O -- NH4+ + 2 HCO

-Amonium direaksikan dengan -ketoglutarat dengan adanya NADH, membentuk L-Glutamat yang dikatalisis oleh GLDH. Yang diukur adalah penurunan serapan NADH pada panjang gelombang 340nm. Karena dalam reaksi NADH akan berubah menjadi NAD+. Semakin rendah nilai absorbansi berarti semakin banyak NADH yang digunakan untuk reaksi, berarti kadar urea semakin tinggi. Nilai absorbansi berbanding terbalik dengan kadar urea.

(4)

Alat yang digunakan dalam percobaan penetapan kadar urea adalah Spektrofotometer, tabung reaksi dan rak, mikropipet, vortex, gelas beaker, blue and yellow tip. Bahan yang digunakan adalah Aquades,Larutan standar Albumin, Reagen urea dan serum darah. Alat yang digunakan dalam percobaan penetapan kadar urea dan kadar protein ini adalah Spektrofotometer, tabung reaksi dan rak, mikropipet, waterbath, vortex, gelas beaker, blue and yellow tip. Bahan yang digunakan adalah Aquades,Larutan standar Albumin, Reagen Biuret, Reagen urease.

Alat yang digunakan dalam percobaan penetapan kadar protein adalah Spektrofotometer, tabung reaksi dan rak, mikropipet, waterbath, vortex, gelas beaker, blue and yellow tip. Bahan yang digunakan adalah Aquades,Larutan standar Albumin, Reagen urea dan serum darah. Alat yang digunakan dalam percobaan penetapan kadar urea dan kadar protein ini adalah Spektrofotometer, tabung reaksi dan rak, mikropipet, waterbath, vortex, gelas beaker, blue and yellow tip. Bahan yang digunakan adalah Aquades,Larutan standar Albumin, Reagen Biuret, Reagen urease.

CARA KERJA

a. PENETAPAN KADAR UREA 1. Disiapkan 7 tabung reaksi.

2. Tabung reaksi 1 digunakan untuk larutan standar yang berisi larutan standar.

3. 6 tabung berikutnya digunakan 3 tabung reaksi masing-masing untuk probandus laki-laki dan perempuan untuk waktu puasa, 45 menit setelah makan, dan 2 jam setelah makan) Dimasukkan reagen 1000 μl sampel serum ke 6 tabung sampel.

(5)

1. Disiapkan 6 tabung sampel (3 Tabung reaksi masing-masing untuk probandus laki-laki dan perempuan pada waktu puasa, 45 menit setelah makan, dan 2 jam setelah makan) dan diisikan reagen sebanyak 1000 mikroliter dan serum.

2. Disiapkan sebuah tabung yang berisi larutan standar 20 μl dan reagen 1000 μl

3. Disiapkan larutan blanko yang hanya berisi reagen 1000 mikroliter

4. Diinkubasi larutan dalam inkubator selama 5 menit

5. Dibaca serapan pada panjang gelombang 540 nm

C. Hasil dan perhitungan

DATA ABSORBANSI PENETAPAN KADAR PROTEIN

Kel Blanko Standar

Puasa

(Protein) 45 Menit (Protein) (Protein)2 Jam TL TK TL TK TL TK

L STANDAR PUASA 45' 2 JAM

(6)

18

0' 1,154 180' 1,124 180' 1,15 180' 1,15 180' 1,144 180' 1,168

A3 0,9504 0,9365 30' 0,9572 30' 0,9385 30' 0,9279 30' 0,8478 30' 0,9645 30' 0,9841 18

0' 0.9412 180' 0,9342 180' 0,9257 180' 0,8334 180' 0,9634 180' 0,9841

A4 1,134 1,102 30' 1,161 30' 1,179 30' 1,175 30' 1,19 30' 1,175 30' 1,19 18

0' 1,161 180' 1,175 180' 1,171 180' 1,164 180' 1,186 180' 1,22

A5 1,097 1,0879 30' 1,1038 30' 1,1072 30' 1,0664 30' 1,0912 30' 0,9547 30' 1,0424 18

0' 1,0912 180' 1,0912 180' 1,0542 180' 1,0847 180' 0,9543 180' 1,0371

A6 1,168 1,106 30' 1,233 30' 1,25 30' 1,209 30' 1,19 30' 1,186 30' 1,186 18

0' 1,209 180' 1,229 180' 1,193 180' 1,186 180' 1,182 180' 1,164

D. Diskusi

Percobaan ini diperoleh hasil bahwa pada probandus yang dipuasakan 6-8 jam seharusnya diperoleh kadar protein yang masih kecil karena cadangan energi dari protein hanya akan dipecah jika sumber cadangan lain telah habis. Kadar normal protein dalam tubuh adalah 6-8 gram/dL. Diperoleh hasih pada uji kadar protein probandus wanita pada kondisi puasa 4,62 gram/dL kemudian mengalami kenaikan menjadi 15,172 g/dL 45 menit kemudian mengalami penurunan menjadi 5,51 g/dL Setelah 2 Jam. Hal ini sudah sesuai dengan literatur. Sedang kadar protein pada probandus laki-laki kondisi puasa 12,8 g/dL turun menjadi 10,16 g/dL stelah 45 menit, turun setelah 2 jam menjadi 4,71 g/dL. Hal ini tidak sesuai dengan literatur. Penetapan kadar protein dilakukan dengan metode biuret karena biuret mudah digunakan untuk analisis serum. Metode biuret akan mendeteksi adanya ikatan peptida yang berikatan dengan CU2+.

(7)

asam amino makin tinggi Cu2+ yang berikatan dengan ikatan peptida.

Penetapan kadar urea dalam darah berdasar literatur seharusnya pada kondisi puasa mengalami peningktan, setelah 45 menit makan mengalami penurunan dan setelah 2 jam mengalami kenaikan. Pada probandus wanita, pada kondisi puasa diperoleh kadar 606 mg/dL. Kemudian mengalami penurunan menjadi 6,06 mg/dL setelah 45 menit makan dan naik menjadi 25,757 mg/dL pada 2 jam setelah makan.

Kandungan urea apda saat puasa lebih dari normal, karena pada saat puasa tubuh akan memetabolisme protein. Digunakan waktu 30 detik karena pada saat itu NADH belum berikatan maksimal dengan amonia. Pada detik ke 180 diukur juga kerena pada saat itu NADH sudah berikatan maksimal dengan Amonia.

E. Kesimpulan

1. Aspek biokimia protein pada kondisi puasa mengalami penurunan karena digunakan sebagai sumber energi (walaupun tidak maksimal) kemudian naik pada waktu ke 45 menit dan turun kembali pada 2 jam. Aspek Biokimia urea pada saat puasa seharusnya mengalami kenaikan sebagai metabolisme protein. Kemudian mengalami penurunan pada menit ke 45 dan akhirnya naik pada 2 jam.

2. Diperoleh hasil pada probandus wanita, kadar protein 4,625 g/dL naik menjadi 15,172 g/dL (45 menit) turun menjadi 5,51 g/dL (2 jam). Kadar urea 16,06 g/dL (puasa) , 6,06 g/dL ( 45 menit) dan naik menjadi 10,606 g/dL (2 jam). Pada probandus laki-laki kadar protein 12,896 g/dL (puasa) 10,16 (45 menit) dan 4,71 g/dL (2 jam). Kadar urea menunjukkan hasil 24,24 g/dL (puasa), 10,606 g/dL (45 menit) dan 10,606 g/dL (2 jam)

(8)

1. Dahliani, R.A. 1995. Pengaruh hemodialisa terhadap kadar ureum pada penderita gagal ginjal di bagian instalasi patologi klinik Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung

2. Khairi.Perbandingan Metode potensiometri menggunakan biosensor urea dengan metode spektrofotometri untuk penentuan urea. 2009;Jurnal Sains kimia Vol 9 (2) 68-72

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH KEMAMPUAN KERJATERHADAP MOTIVASI KERJA DAN IMPLIKASINYA PADA PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT PINDAD (PERSERO) BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia

Nannius, Johann Ramus, Erasmus, vagy éppen Zsámboky János is személyes kapcsolati hálójához tartozott. Mert – ismételjük – Oláh Miklós könyvtára első -. sorban

Ijtihad adalah merupakan kegiatan yang tidak mudah, karena memerlukan analisis yang tajam terhadap nash serta jiwa yang terkandung di dalamnya dengan memperhatikan aspek kaedah

Melalui pelatihan ini diharapkan dapat menambah referensi guru dalam proses belajar- mengajar, sehingga dapat menarik minat siswa/i SMA dalam mempelajari bahasa Jepang,

Dalam menerapkan model pembelajaran langsung diharapkan guru guru dapat memberikan perhatian secara merata kepada setiap peserta didik yang kurang aktif sehingga semua

Dari uraian di atas tujuan penelitian ini adalah untuk menurunkan kadar logam besi dan mangan dengan pengolahan air gambut sistem kontinu serta untuk mengetahui

Mineral-mineral batuan mempunyai keragaman dalam ketahanannya terhadap pelapukan, sehingga mineralogi bahan induk akan sangat berpengaruh atas laju perkembangan tanah, selain

“Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya