PERAN KONSUMSI RUMAH TANGGA
DALAM PERHITUNGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO DI NEGARA
INDONESIA DAN JERMAN
Achmad Syukur Fauzy
1406612262
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produk Domestik Bruto (atau singkatnya PDB) adalah nilai keseluruhan pasar atas semua barang dan jasa yang dapat diproduksi dalam suatu Negara dalam jangka waktu tertentu. PDB ini sendiri berbeda dengan Produk Nasional Bruto (PNB) dimana perhitungannya memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan..
Meskipun PDB tidak dapat mengambarkan kondisi kesejahteraan suatu Negara secara maksimal, dikarenakan adanya aktivitas Black Market disuatu Negara, PDB telah menjadi tolak ukur antar perekonomian suatu Negara dengan yang lain.
Indonesia merupakan salah satu dari beberapa Negara di Asia yang memiliki pertumbuhan ekonomi tercepat. Sebagai Negara dengan tingkat populasi manusia terbesar ke-4 di dunia, Indonesia memiliki perekonomian yang besar yang menjadikan Negara ini tergabung dalam kelompok G20 yaitu Negara-negara yang memiliki perekonomian terbesar yang menaungi 80% perdagangan di dunia.
Selain Indonesia, Jerman merupakan salah satu Negara yang tergabung dalam kelompok G20. Meskipun sempat mengalami Great Recession pasca Perang Dunia II, Jerman berhasil bangkit kembali dan menjadi salah satu Negara dengan perekonomian terkuat saat ini. Hal ini terbukti dengan Jerman sebagai salah satu pencetus terbentuknya Uni Eropa dimana seluruh Negara anggotanya menganut satu mata uang (Euro).
Untuk itu, sebagai sesama Negara anggota G20, Indonesia dan Jerman memiliki perekonomian yang besar. Sehingga dalam paper ini akan membandingkan besaran PDB antara kedua Negara tersebut khususnya peranan yang dihasilkan oleh konsumsi didalam kedua negara tersebut pada tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kontribusi Konsumsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Jerman? 2. Apa Faktor Yang Mendorong Tumbuhnya Konsumsi Rumah Tangga Maupun Pemerintah?
C. Tujuan
BAB II
PDB = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran Pemerintah + (Ekspor – Impor)
Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan sektor luar negeri.
Sedangkan untuk PDB melalui pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut:
PDB = Sewa + Upah + Laba + Bunga
Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, Rumah Tangga memiliki peran yang sangat massif dalam perekonomian suatu Negara. Selain menjadi konsumen akan barang dan jasa, rumah tangga juga berfungsi sebagai penyedia factor produksi, seperti tenaga kerja, tanah, bahan baku, modal dan pengusaha (kewirausahaan). Penyedia factor produksi ini yang nantinya akan menjadi ‘konsumsi’ bagi sector pemerintah maupun perusahaan.
Disisi lain, konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga akan dipengaruhi pada tingkat suku bunga sebagai insentif untuk rumah tangga dalam melakukan investasi. Investasi juga merupakan salah satu factor dalam meningkatkan PDB.
Selain rumah tangga, Pemerintah dan Perusahaan juga melakukan perilaku konsumsi. Seperti yang telah dijelaskan pada paragraph sebelumnya, yang menjadi konsumsi pemerintah dan perusahaan adalah rumah tangga yang menyediakan factor produksi seperti tenaga kerja, tanah, dll, yang digunakan untuk kegiatan produksi untuk perusahaan dan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah.
BAB III
ANALISA HASIL
A. Produk Domestik Bruto Indonesia dan Peran Konsumsi Rumah Tangga
Peran konsumsi rumah tangga pada PDB dinilai memiliki kontribusi paling signifikan dibanding komponen PDB yang lain. Hampir setiap tahun, konsumsi oleh rumah tangga menyumbang lebih dari 50% PDB Indonesia. Bahkan saat terjadi guncanga ekonomi, sector konsumsi semakin menjadi tumpuan ekonomi Indonesia untuk berdiri.
Hal ini tentu didukung dengan jumlah populasi penduduk Indonesia yang sangat besar. Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta yang menjadikannya Negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 setelah China, Amerika Serikat, dan India. Dengan besarnya jumlah penduduk membuat pertukaran barang dan jasa semakin besar pula, sehingga menjadikan ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang terbesar dan terkuat. Selain itu, faktor demografis penduduk Indonesia yang saat ini berada pada fase produktif, menjadi pemicu lain akan tingginya konsumsi di Indonesia.
Sebagai tambahan, yang menjadi factor pendorong besarnya konsumsi di Indonesia adalah perilaku penduduknya yang cenderung konsumtif. Dengan menjadi Negara dengan perekonomian terbuka, tentu membantu penduduknya untuk mengkonsumsi barang dan jasa baik yang berasal dari ekspor maupun impor. Mudahnya akses internet pada jaman sekatang tentu memudahkan individu dalam bertransaksi untuk perilaku konsumtif mereka.
B. Produk Domestik Bruto Jerman dan Peran Konsumsi Rumah Tangga
sebagai anggota kedalam organisasi tersebut yang mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi secara masal.
Meskipun sedang menderita krisis, perekonomian Jerman bisa dibilang tidak terpengaruh dibandingkan Negara-negara di benua Eropa lain. Disisi lain, krisis yang melanda benua Eropa ditahun 2008 tersebut sebaliknya membuat perekonomian Indonesia menjadi kuat.
BAB IV
KESIMPULAN
Indonesia dan Jerman merupakan Negara dengan perekonomian yang besar. Keduanya tercatat memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi beberapa tahun belakang ini. Hal ini terbukti dengan tergabungnya kedua Negara tersebut kedalam kelompok G20. Terbentuknya perekonomian kedua Negara tersebut tentu berasal dari faktor-faktor tertentu.
Terdapat sebuah rumus yang menjadi acuan dunia dalam menggambarkan besarnya perekonomian suatu Negara, yaitu Produk Domestik Bruto. Produk Domestik Bruto (PDB) ialah harga keseluruhan atas barang dan jasa yang ada di pasar di sebuah negara dalam suatu periode tertentu. PDB ini yang kemudian menjadi perbandingan perekonomian antar Negara.
Meskipun begitu, PDB tidak bisa sepenuhnya dijadikan acuan dalam menilai kesejahteraan suatu Negara. Hal ini dikarenakan PDB tidak menghitung besaran pasar harga Underground Economy atau Black Market, seperti penjualan obat-obatan terlarang, penjualan senjata illegal dan sebagainya. Dengan mengabaikan fakta tersebut, PDB tetap menjadi salah satu standard pembanding perekonomian suatu Negara.
Analisis kali ini akan berfokus pada peran konsumsi rumah tangga/swasta dalam menghitung PDB Indonesia dan Jerman dengan melihat factor-faktor apa saja yang menjadi pendukung konsumsi dalam kedua Negara tersebut.
Di Indonesia, konsumsi rumah tangga menjadi komponen PDB yang paling dominan. Komponen ini menyumbang 50% dari total GDP setiap tahun. Hal ini tentu didasari dengan tingkat jumlah penduduk yang mencapai 200juta jiwa dan menjadikan Indonesia Negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia. Dengan banyaknya jumlah penduduk membuat konsumsi akan barang dan jasa menjadi besar. Perilaku konsumtif masyarakatnya juga menjadi pemicu tingginya angka konsumsi rumah tangga di Indonesia. Selain itu, demografis penduduk Indonesia sendiri yang berada pada fase produktif, membuat konsumsi menjadi semakin tinggi.
Referensi
https://id.wikipedia.org https://www.bps.go.id/ http://data.worldbank.org/
http://www.tradingeconomics.com/ http://www.bbc.com/indonesia
http://vibiznews.com/2015/02/24/ekonomi-jerman-melaju-cepat-pdb-q4-2014-ditopang-ekspor-dan-investasi/
http://koran.bisnis.com/read/20150902/251/468122/mengukur-kekuatan-sektor-konsumsi