LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM PENGANTAR ILMU TANAH
Oleh:
Iin Nurbaetun
A24120098
Kelompok C
Asisten:
Suci Leowati
A14090010
Swaesti Praba Hardanti A14090049
Robi Rusliana
A14090093
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu kehidupan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah sangat mendukung terhadap kehidupan tanaman yang menyediakan hara dan air di bumi. Selain itu, tanah juga merupakan tempat hidup berbagai mikroorganisme yang ada di bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi sebagian mahluk hidup yang ada di darat. Dari segi klimatologi , tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan mencegah terjadinya erosi. Meskipun tanah sendiri juga bisa tererosi.
Sebagai tubuh alam, sifat fisik, kimia dan biologi tanah sangat berpengaruh pada kegiatan pertanian. Faktor fisik tanah yang berpengaruh pada kegiatan pertanian antara lain tekstur, struktur, konsistensi, kapasitas memegang air, infiltrasi, permeabilitas, kapasitas infiltrasi, drainase, kedalaman efektif, dsb. Faktor kimia tanah yang penting adalah kandungan unsur hara (makro dan mikro), pH tanah, kandungan bahan organik, kapasitas tukar kation, kadar bahan beracun (misal Al-dd), dsb. Sedangkan faktor biologi yang penting adalah jumlah dan aktivitas organisme di dalam tanah. Tindakan-tindakan di dalam tanah umumnya ditunjukan untuk menambah dan menjamin keseimbangan hara bagi taman, mencegah keracunan, kehilangan dan kerusakanserta memanipulasi kondisi lingkungan hingga sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan hewan.
Dalam kehidupan sehari-hari tanah erat kaitannya dengan dunia pertanian. Pertanian modern memerlukan sarjana yang mengerti cara-cara menganalisis tanah baik di laboratorium maupun dilapangan. Untuk membekali lulusan dengan pengetahuan tentang tanah maka perlu mahasiswa belajar mengamati berbagai proses yang terjadi di dalam tanah dan proses-proses identifikasi sifat-sifat tanah mulai dari proses pengambilan contoh tannah, pengenalan morfologi tanah, teknik konservasi tanah, analisis tanah di lapang, teknik pengelolaan tanah,dan pengenalan berbagai jenis pupuk sebagai bahan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas tanah guna meningkatkan produktivitas yang lestari.
Tujuan
Tujuan praktikum ini ialah agar :
1. Mahasiswa dapat membedakan tekstur, warna dan konsistensi tanah yang ada di lapang.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengenali berbagai macam jenis pupuk anorganik yang beredar dipasaran.
3. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan laju infiltrasi konstan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pada beberapa penggunaan lahan
4. Mahasiswa memiliki kemampuan dasar dalam memahami, membaca serta mampu membedakan secara detail perbedaan Peta RBI dan Peta Tematik
BAB II METODOLOGI
2.1 Tekstur, Warna dan Konsistensi Tanah
2.1.1 Alat dan Bahan - Ember - Air
- Tanah yang akan di amati (Latosol Darmaga, Pedsolik Jasinga, Andosol Sukamantri dan Regosol Ciomas)
- Buku Munsell Soil Color Chart
2.1.2 Metode
a. Tekstur Tanah
- Penetapan tekstur tanah diawali dengan membasahi tanah kering atau lembab dengan air
- Lalu pirit tanah dengan ibu jari dan telunjuk sehinnga menjadi pasta tanah yang sempurna
- Selanjutnya di pirit-pirit sambil diperhatikan rasa kasar, lengket dan licin. Rasa kasar menunjukan adanya komponen pasir, lengket menunjukan adanya komponen liat, sedangkan licin seperti rasa tepung bila di pirit menunjukan adanya komponen debu.
- Selanjutnya dibuat gulungan-gulungan sambil dilihat daya tahan terhadap tekanan dan kelekatan masa tanah pas ibu jari dan telunjuk
b. Warna Tanah
- Ambil segumpal tanah asli yang akan di tetapkan warnanya.
- Kemudian warna tanah tersebut dibandingkan dengan warna-warna yang terdapat dalam lembaran buku Munsell Soil Color Chart
- Setelah diperoleh hue yang tepat, cocokan warna tanah tersebut dengan lembaran warna menurut laju croma dan value. Geserkan kekanan atau kekiri sampai diperoleh croma dan value yang paling cocok.
- Catat satuan/kode yang terdapat dalam lembaran kerja ini yaitu kilapan (hue) contoh 5 YR, nilai (value) contoh 5 dan kroma (chrome) contoh 6. - Sebagai contoh kode warna yang lengkap adalah 5/6 YR yang berarti
yellowish red (merah kekuning-kuningan)
- Lakukan pengamatan warna tanah pada dua keadaan yaitu pada keadaan lembab (wet) dan kering (dry). Keadaan warna tanah yang lembab diperoleh dengan cara membahasi contoh tanah sedikit dengan air. - Lakukan pengamatan warna tanah yang sama pada beberapa contoh
tanah lain.
c. Konsistensi Tanah
Cara penetapan konsistensi untuk kondisi lembab dan kering :
- Apabila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah dinyatakan berkonsistensi gembur untuk kondisi lembab atau lunak untuk kondisi kering. Apabila gumpalan tanah sukar hancur dengan cara remasan tersebut maka tanah dinyatakan berkonsistensi teguh untuk kondisi
lembab atau keras untuk kondisi kering.
Dalam keadaan basah :
- Ambil segumpal tanah lalu di basahi dengan air
- Berikan tekanan antara jari-jari dan telapak tangan, jika tanah menempel pada jari mal tanah di kategorikan lekat, namun jika tidak melekat tanah dikategorikan kurang lekat atau tidak lekat.
- Selain itu bentuk pula beberapa bulatan dari tanah tersebut. Jika tanah mudah membentuk bulatan maka tanah dikategorikan bersifat plastis, namun jika tidak mudah membentuk bulatan tanah di kategorikan tidak plastis
2.2Pengenalan Pupuk
2.2.1Alat dan Bahan : - Alat tulis
- Berbagai macam jenis pupuk yang akan di amati
2.2.2 Metode :
1. Siapkan alat tulis.
2. Perhatikan dan amati setiap jenis pupuk.
3. Catat nama pupuk, rumus kimia, bentuk, warna, unsur utama, dan unsur ikatan
2.3 Infiltrasi
2.3.1 Alat dan Bahan :
1. Double ring infiltrometer berdiameter 30 cm dan 22,5 cm 2. Penggaris berskala
3. Ember 4. Gayung 5. Stop Watch
6. Plastik kecil dan karet gelang 7. Gunting untuk memotong rumput
8. Papan kayu untuk memasukan ring infiltrometer ke dalam tanah 9. Alat-alat tulis
10. Air secukupnya hingga laju infiltrasi mencapai titik konstan
2.3.2 Metode :
1. Tentukan lokasi pengukuran infiltrasi yang dapat mewakili kondisi lapang
2. Tempatkan lokasi pengukuran pada daerah yang relatif datar
permukaan tanah. Potong rumput atau semak yang mengganggu, hindarkan pembersihan dengan cara mencabut.
4. Ambil contoh tanah disekitar lokasi pengukuran untuk pengukuran kadar air dan simpan dalam plastik untuk di tetapkan di laboratorium. 5. Tancapkan silinder ke dalam tanah yang telah dibasahi terlebih dahulu
sampai kedalaman kurang lebih 5 cm, dimulai dari ring berdiameter kecil. Gunakan lembaran kayu untuk menancapkan ring secara tegak dan merata. Selanjutnya pasang secara konsentrasi ring yang berdiameter besar dengan cara yang sama.
6. Pasang penggaris berskala dalam ring berdiameter kecil 7. Siapkan stop Watch
8. Isi kedua silinder secara bersamaan dengan air sampai ketinggian 10 cm sampai 20 cm, usahakan permukaan air sama. Pemasukan air harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi kerusakan tanah
9. Pengukuran dilakukan melalui pengamatan penurunan permukaan air pada setiap interval tertentu.
10. Tambahkan air ke dalam ring bila diperlukan dengan hati-hati. Usahakan permukaan air dalam kedua ring sama
11. Pengamatan dilakukan terus sampai penurunan permukaan air tanah relatif konstan . paling tidak ada tiga kali pengukuran dengan prediksi perubahan yang sama.
12. Data dicatat dalam tabel yang berisi waktu (t), interval waktu (t), kedalaman air dalam ring (Δh), intake (Δh) dan laju infiltrasi parsial (f). 13. Ulanagan pengukuran diperlukan pengukuran untuk mendapatkan data
yang representatif. Jumlah ulangan disesuaikan dengan luasan dan kondisi lahan.
2.4Pengenalan Peta dan Data Tanah
2.4.1 Alat dan Bahan : - Peta Rupa Bumi
- Peta Tematik : Peta Geologi dan Peta Tanah
2.4.2 Metode
-Mengambar peta kontur di atas mika
-Analisis pada informasi yang disajikan pada Peta Rupa Bumi, Peta Tematik, Peta Geologi dan Peta Tanah.
-Kemudian Analisis kimia andosol sukamantri yang terdapat pada data tanah yang sudah disajikan dalam buku panduan praktikum
2.5Morfologi Tanah
2.5.1 Alat dan Bahan :
1. Pisau
2. Munsell Soil Color Chart, untuk mengidentifikasi warna tanah
3. Meteran yang berguna untuk mengukur kedalaman tanah, kedalaman top soil serta kedalaman efektif tanah
5. Cangkul
6. Tanah yang diamati
2.5.2 Metode :
Pada pengamatan morfologi tanah ini dilakukan pada dua loksi yaitu Kebun Percobaan Cikabayan (Sabtu,23 November 2013) dan di Kebun Percobaan Sukamantri (Sabtu, 30 November 2013) .
1. Memilih tempat pembuatan profil. Sebelumnya dilakukan dengan pengeboran di tempat-tempat sekitar profil yang akan dibuat sedalam 1 meter.
2. Menggali lubang sedemikian rupa sehingga terbentuk profil tanah dengan ukuran 2 meter, lebar 1,5 meter dan kedalaman 1,5 meter. Di depan bidang pengamatan profil dibuat tangga (trap) ke bawah untuk memudahkan praktikan turun ke profil. 3. Pengamatan dimulai dengan mengukur dalamnya profil, diukur dari lapisan atas
sampai bawah. Penarikan batas horison atau lapisan tanah dapat ditentukan dengan melihat perbedaan warna atau perbedaan kekerasan. Perbedaan kekerasan ditentukan dengan cara menusukkan pisau ke dalam tanah dengan tekanan tetap. 4. Selanjutnya dilakukan penetapan batas horison dan pencatatan kedalamannya pada
daftar isian profil.
5. Dalam pengamatan tabel horison, yang perlu diamati:
Kejelasannya, yang dibedakan atas:
a = abrupt (nyata), jika tebalnya < 2,5 cm
c = clear (jelas), batas peralihannya 2,50-6,25 cm
g = gradual (berangsur), batas peralihannya 6,25-12,5 cm d = diffuse (baur), batas peralihannya > 12,5 cm
Topografi batas horison, yang dibedakan atas:
s = smooth (rata), batasnya lurus teratur
w = wavy (berombak), berbentuk kantong, lebar > dalam I = irregular (tidak teratur), berbentuk kantong, lebar < dalam b = broken (terputus), batas horison tidak dapat disambungkan
6. Setelah masing-masing horison diketahui batasnya, masing-masing horison diamati:
a. Warna tanah (matriks)
Diambil sedikit tanah gumpal yang lembab secukupnya (permukaan tidak mengkilap), diletakkan di bawah lubang kertas buku Munsell Soil Color Chart. Di catat warna dan nama warna. Pengamatan warna tanah tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.
b. Tekstur tanah
Diambil sedikit tanah gumpal yang lembab kira-kira sebesar kelereng, basahi dengan air hingga tanah dapat di tekan.
c. Struktur tanah
bongkah tanah akan pecah secara alami. Pecahan tersebut menjadi agregat mikro (ped) yang merupakan kelas struktur tanah.
d. Konsistensi
Contoh tanah dalam berbagai kandungan air di amati dengan cara di pijit dengan ibu jari dan telunjuk. Pengamatan dimulai pada kondisi kering, lembab, dan basah dengan cara menambahkan aquades pada contoh tanah.
Konsistensi tanah dalam keadaan kering
Dalam keadaan kering konsistensi ditentukan dengan meremas segumpal tanah. Bila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah di katakan berkonsistensi lunak. Tanah berkonsistensi kering dibedakan menjadi :
I = lepas (loose), tanah tidak melekat satu sama lain ( tanah pasir) s = lunak (soft), gumpalan tanah mudah hancur bila di remas
sh = agak keras (slightly hard), tanah hancur dengan tekanan sedang antara ibu jari dan telunjuk
h = keras (hard), hancur antar tekanan sedang sampai kuat
vh = sangat keras (very hard), tahan terhadap tekanan, masa tanah sukar di hancurkan dengan jari tangan
eh = sangat keras sekali ( extremely hard), sangat tahan terhadap tekanan, masa tidak dapt dipecahkan dengan tangan
Konsistensi tanah dalam keadaan lembab
Dalam keadaan lembab konsistensi ditentukan dengan meremas segumpal tanah. Bila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah di katakan berkonsistensi gembur. Tanah berkonsistensi lembab dibedakan menjadi :
I = lepas (loose), butir-butir tanah terlepas satu dengan yang lain Vf = sangat gembur ( very friable), sedikit tekanan sudah hancur f = gembur (friable), tekanan agak kuat baru hancur
t = teguh (firm), masa tanah hancur dengan tekanan sedang
vt = sangat teguh (very firm), dengan tekanan sangat kuat baru hancur
et = sangat teguh sekali (extremely firm), sangat tahan terhadap tekanan tangan, baru hancur jika diinjak dengan kaki
Konsistensi tanah dalam keadaan basah
Dalam keadaan basah konsistensi di tentukan mudah tidaknya melekat pada jari (melekat atau tidak melekat) atau mudah tidaknya membentuk bulatan dan kemampuan mempertahankan bentuk tersebut ( plastis atau tidak plastis)
- Kelekatan (stickiness)
so = tidak lekat(non sticky), tidak ada yang melekat pada jari
s = lekat (sticky), melekat pada dua jari, kalau ditarik masa tanah tersebut elastic antara jari dan masa tanah
vs = sangat lekat (very sticky), sangat melekat pada kedua jari dan sukar dilepaskan
- Keliatan (Plasticity)
po = tidak plastis (nnon plastic), tidak dapat dibuat pita tanah
ps = agak plastis ( slightly plastic), dapat membentuk gulungan kecil yang mudah diubah bentuknya
p = plastis (plastic), dapat membentuk gulungan kecil dan elastis, berubah bentuknya jika ditekan
vp = sangat plastis (very plastic), membentuk gulungan kecil, hanya dapat diubah bentuknya dengan pijitan kuat
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL
3.1.1 Tekstur, Warna dan Konsistensi Tanah
3.1.1 a. Tabel Tekstur lapang, warna, dan konsistensi tanah
Nama Tanah Tekstur Tanah Warna Tanah Konsistensi Tanah Kering Lembab Kelekatan Plastisitas Latosol
Tidak lekat Tidak Plastis
Regosol
3.1.1.b Tabel Kelas Tekstur Berdasarkan Hasil Analisis Laboratorium
Pasir (%) Debu (%) Liat (%) Kelas Tekstur
Tabel Hasil Pengamatan Nama, Rumus Kimia,Bentuk, Warna, Unsur Utama, Unsur Ikatan Berbagai Jenis Pupuk yang dijual di Pasaran
3 Urea CO(NH2)2 Kristal Putih 46% N CO,H 4 Triple super
Phosphate Plus
Ca(H2PO4)2.ZnSO4 Granul Biru, Putih 48% P2O5, 1% Zn
8 Seng Sulfat ZnSO4.7H2O Kristal Kuning kehijauan
27 Super
3.1.3 Infiltrasi
3.1.3.a Tabel hasil pengamatan Infiltrasi
t(menit) Δt (s) h (cm) Δh (cm) f (cm/menit)
0 0,5 9 0 0,00
0,5 0,5 8,8 0,2 0,40
1 0,5 8,7 0,1 0,20
1,5 0,5 8,6 0,1 0,20
2 0,5 8,4 0,2 0,40
2,5 0,5 8,2 0,2 0,40
3 0,5 8,1 0,1 0,20
3,5 0,5 7,9 0,2 0,40
4 0,5 7,8 0,1 0,20
4,5 0,5 7,6 0,2 0,40
5 0,5 7,5 0,1 0,20
5,5 0,5 7,4 0,1 0,20
6 0,5 7,2 0,2 0,40
6,5 0,5 7,1 0,1 0,20
7 0,5 6,9 0,2 0,40
7,5 0,5 6,8 0,1 0,20
8 0,5 6,6 0,2 0,40
8,5 0,5 6,5 0,1 0,20
9 0,5 6,4 0,1 0,20
9,5 0,5 6,2 0,2 0,40
10 0,5 6 0,2 0,40
11 1 5,9 0,1 0,10
12 1 5,7 0,2 0,20
13 1 5,5 0,2 0,20
14 1 5,3 0,2 0,20
15 1 5,1 0,2 0,20
16 1 4,9 0,2 0,20
17 1 4,8 0,1 0,10
19 2 4,4 0,4 0,20
21 2 4,1 0,3 0,15
23 2 3,7 0,4 0,20
25 2 3,4 0,3 0,15
27 2 2,9 0,5 0,25
29 2 2,5 0,4 0,20
31 2 2,2 0,3 0,15
33 2 1,9 0,3 0,15
35 2 1,6 0,3 0,15
37 2 1,3 0,3 0,15
39 2 1 0,3 0,15
42 3 8,5 0 0,00
48 3 7,5 0,5 0,17
51 3 7 0,5 0,17
54 3 6,5 0,5 0,17
57 3 6 0,5 0,17
3.1.3.b Grafik hubungan antara waktu dengan infiltrasi kumulatif
3.1.4 Pengenalan Peta dan Data Tanah
3.1.4 Peta
No. Jenis Peta Fungsi Peta Informasi yang disajikan
1 Peta RBI Untuk mengetahui wilayah suatu tempat agar dapat di analisis unsur-unsur alamnya.
Legenda (toponomi, garis pantai, batas administrasi, kontur, titik ketinggian, penggunaan lahan,sungai, jalan, rel kereta api), skala, judul dan tahun pembuatan peta, arah mata angin, isi atau informasi peta, penerbit dan pembuat peta.
2. Peta Tematik
2.1 Peta Geologi Untuk mengetahui penyebaran batuan pada suatu daerah
penampang melintang beberapa lokasi, kenampakan proses geologi, kenampakan informasi dasar (sungai, gunung, kontur, jalan, dsb) 2.2 Peta Tanah Untuk mengetahui
penyebaran jenis-jenis tanah pada suatu daerah
Jenis tanah, karakteristik tanah, kenampakan informasi dasar (sungai, jalan, gunung, dsb)
3.1.5 Morfologi Tanah
3.1.5.a Morfologi Andosol Sukamantri
Macam Tanah : Andosol Fisiografi : Lipatan Topografi : Berlereng Bahan Induk : Abu Vulkanik Formasi Geologi : -
Draianse : cepat
Vegetasi : Pohon Karet, Kopi, Kelapa, Buah Naga, dan Palm Penggunaan Tanah : Kebun Karet
Lokasi : University Farm Sukamantri, Desa Sukamntri, Kec. Taman Sari, Kab. Bogor.
Tabel 3.1.5.a. Deskripsi profil Andosol Sukamantri
Horison Uraian
Nomor Simbol Kedalaman (cm)
I O 0-18 Warna 10R (Reddish Black); tekstur tanah
berlempung; struktur : bentuk granul dengan ukuran sangat halus dan kecil serta tingkat perkembangan lemah (butir struktur tanah mudah hancur); konsistensi : lekat, plastis (basah) dan teguh (lembab); batas horizon baur rata
II A 18-37 Warna 10R (Reddish Black); tekstur tanah
lempung berdebu; struktur : bentuk gumpal membulat dengan ukuran sedang serta memiliki tingkat perkembangan sedang (butir struktur tanah agak sukar hancur); konsistensi : lekat, plastis (basah) dan gembur (lembab); batas horizon nyata tidak teratur
III B 37-72 Warna 7.5 YR (Dark Brown) ; tekstur tanah
dengan ukuran sangat halus serta memiliki tingkat perkembangan sedang (butir struktur tanah agak sukar hancur); konsistensi : lekat, plastis (basah) dan sangat gembur (lembab); batas horizon baur rata
Catatan: - Perakaran halus sampai kedalaman 72 cm -Perakaran sedang sampai kedalaman 72 cm - Perakaran kasar sampai kedalaman 37 cm
3.1.5.b Morfologi Latosol Darmaga
Macam Tanah : Latosol Fisiografi : Lipatan
Topografi : Berlereng (6%) Bahan Induk : Abu Vulkanik Formasi Geologi : Qva
Draianse : Agak sangat cepat Vegetasi : Sawit, albasia, rumput Penggunaan Tanah : Kebun Sawit
Lokasi : Kebun Sawit Cikabayan, Desa Babakan, Kec. Darmaga, Kab. Bogor
Tabel 3.1.5.b. Deskripsi profil latosol Darmaga
Horison Uraian
Nomor Simbol Kedalaman (cm)
I O 0 - 5 Warna 5 YR (Dark Reddish Brown) ; tekstur tanah
lempung berdebu; struktur : bentuk gumpal membulat dengan ukuran kasar (besar) serta memiliki tingkat perkembangan sedang (butir struktur tanah agak sukar hancur); konsistensi : teguh (lembab); batas horizon jelas
II A 5 - 40 Warna 7.5 YR (Dark Brown) ; tekstur tanah
lempung berliat; struktur : bentuk gumpal membulat dengan ukuran sangat halus serta memiliki tingkat perkembangan lemah (butir struktur mudah hancur); konsistensi : teguh (lembab); batas horizon baur III B 40- 127 Warna 2.5 YR (Dark Red) ; tekstur tanah lempung
Catatan: - Perakaran halus sampai kedalaman 127 cm -Perakaran sedang sampai kedalaman 127 cm
-Perakaran kasar sampai kedalaman ‘Tidak teridentifikasi’
3.1.5.c Morfologi Pedsolik Dramaga
Macam Tanah : Pedsolik Fisiografi : Lipatan
Topografi : Berlereng agak curam Bahan Induk : Batu Lipatan
Formasi Geologi : -
Draianse : Agak sangat baik
Vegetasi : Pohon alpukat, salak, randu, rumput Penggunaan Tanah : Kebun Buah
Lokasi : Kebun Percobaan Cikabayan. Kec. Darmaga
Tabel 3.1.5.c. Deskripsi profil Pedsolik Darmaga (1)
Horison Uraian
Nomor Simbol Kedalaman (cm)
I O 0-10 Warna 5 YR (Reddish Brown) ; tekstur tanah liat
berpasir; struktur : bentuk remah dengan ukuran sangat halus serta memiliki tingkat perkembangan lemah (butir struktur tanah mudah hancur); konsistensi : sangat gembur (lembab); batas horizon baur bergelombang
II A 10-52 Warna 7.5 YR (Dark Brown); tekstur tanah liat
berdebu; struktur : bentuk remah dengan ukuran halus (kecil) serta memiliki tingkat perkembangan lemah (butir struktur tanah mudah hancur); konsistensi : sangat gembur (lembab); batas horizon baur bergelombang
III B 52-73 Warna 7.5 YR (Strong Brown) ; tekstur tanah liat ;
struktur : bentuk remah dengan ukuran halus serta memiliki tingkat perkembangan lemah (butir struktur tanah mudah hancur); konsistensi : gembur (lembab); batas horizon baur bergelombang
IV C 73-105 Warna 7.5 YR (Strong Brown); tekstur tanah liat
berdebu ; struktur : bentuk granular dengan ukuran sedang serta memiliki tingkat perkembangan sedang (butir-butir struktur tanah agak sukar hancur); konsistensi : teguh (lembab); batas horizon jelas bergelombang
V R 105-170 Warna 7.5 YR (Strong Brown); tekstur tanah masih
Catatan: - Perakaran halus sampai kedalaman 170 cm
-Perakaran sedang sampai kedalaman ‘Tidak teridentifikasi’ -Perakaran kasar sampai kedalaman ‘Tidak teridentifikasi’
Tabel 3.1.5.c. Deskripsi profil Pedsolik Darmaga (2)
Horison Uraian
Nomor Simbol Kedalaman (cm)
I O 0-8 Warna 7.5 YR (Dark Brown) ; tekstur tanah liat
berpasir; struktur : bentuk gumpal membulat dengan ukuran halus (kecil) serta memiliki tingkat
perkembangan lemah (butir struktur tanah mudah hancur); konsistensi : sangat gembur (lembab); batas horizon jelas
II A 8-42 Warna 7.5 YR (Brown); tekstur tanah liat berdebu;
struktur : bentuk gumpal bersudut dengan ukuran sedang serta memiliki tingkat perkembangan lemah (butir struktur tanah mudah hancur); konsistensi : gembur (lembab); batas horizon jelas
III B 42-95 Warna 7.5 YR (Brown); tekstur tanah liat ; struktur :
bentuk gumpal bersudut dengan ukuran kasar (besar) serta memiliki tingkat perkembangan kuat (butir struktur tanah sukar hancur); konsistensi : gembur (lembab); batas horizon jelas
IV C 95-110 Warna 10 YR (Dark Yellowish Brown) ; tekstur tanah
liat berdebu; struktur masih berbentuk batuan; konsistensi : teguh (lembab); batas horizon jelas
Catatan: - Perakaran halus sampai kedalaman 95 cm
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, Nirmala A.2011. Pengukuran Infiltrasi Menggunakan Ring Infiltrometer. http://nirmalaaaryanti.blogspot.com/2011/04/pengukuran-infiltrasi-
menggunakan-ring_12.html [diakses 8 Desember 2013]
Badan Informasi Geospassial.2011.Peta Rupa Bumi. http://www.bakosurtanal.go.id/peta- rupabumi/ [diakses 8 Desember 2013]
Badan InformasI Geospassial. Peta Rupa Bumi. http://www.bakosurtanal.go.id/peta- tematik/ [diakses 8 Desember 2013]
Bambang Triatmodjo. 2010. Hidrologi Terapan. Yogyakarta : Beta Offset.
Genzo, W.2010.Agroteknologi.http://ituilmu.blogspot.com/. [di akses 8 Desember 2013]
Buckman, Harry dan Brady. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta : Bhratara Karya Aksara. Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta : Akademika Pressindo.
Harjadi, Sri Setyati , 1979. Pengantar Agronomi.Jakarta : PT Gramedia Lingga dan Marsono, 2000. Pupuk dan pemupukan.Bandung : Pustaka buana.
Madjid, Abdul.2009.Dasar-Dasar Ilmu Tanah Bahan Kuliah Online Fakultas Pertanian, Univ. Sriwijaya. http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2009/04/sifat-fisika-
tanah-bagian-5-konsistensi.html. [ di akses 8 Desember 2013]
Nugroho B, Hidayat Y, Munibah K. 2013. Penuntun Praktikum Pengantar Ilmu Tanah.
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Purnomo, Joko. 2012 .Pengetian Peta Menurut para ahli.
http://geogeoan.blogspot.com/2012/10/pengertian-peta-menurut- ahli.html [ 8 Desember 2013]
Santosa, Duwi.2013. Pengertian dan Faktor Infiltrasi.
http://www.galeripustaka.com/2013/03/pengertian-dan-faktor-infiltrasi.html. [di akses 12 Desember 2013]
Sugianto, Edi .2012. Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk. http://guanophosphat.blogspot.com/2012/08/pupuk-tunggal-dan-pupuk-
KESAN DAN PESAN
Kesan :
Kesan saya selama praktikum PIT ini sangat berkesan karena dapat menambah pengetahuan saya yang mulanya menggagap tanah itu hanya sebagai media tanam saja tanpa perlu adanya pengolahan lebih lanjut terutama pada struktur dan teksturnya. Namun setelah belajar teori di perkuliahan dan dipraktikan secara langsung di lapang saya menjadi tahu bahwa tanah itu tak hanya sekedar di bajak lalu di atasnya di taburkan benih begitu saja tetapi tanah juga perlu perhatian dari kita. Tanah juga butuh asupan nutrisi seperti kita, namun nutrisi yang dibutuhkan tanah sangatlah berbeda dari kita, tanah tak meminta nutrisi dengan harga mahal, yang perlu kita berikan hanyalah bahan organik. Bahan organik ini selain mudah di dapat juga berfungsi untuk memperbaiki tekstur dan struktur tanah selain itu juga menjadi media penyedia hara bagi tanaman. Bahan organik ini banyak macamnya mulai dari daun-daun yang berasal dari pohon, sisa tanaman hasil panen, ranting, dsb. Untuk mendapatkan bahan organik dengan kualitas unsur hara yang tinggi di perlukan adanya organisme tanah yang mampu mempercepat penguraian bahan organik tersebut salah satu contoh organisme tersebut adalah cacing. Selain belajar morfologi tanah, saya juga belajar cara pembuatan biopori yang salah satu fungsinya adalah untuk membantu meningkatkan organisme di dalam tanah. Selain itu pengomposan dan pengenalan pupuk juga saya pelajari dalam praktikum ini. Meskipun belajar Pengantar Ilmu Tanah ini hanya 6 bulan, saya berharap semoga ilmu yang saya pelajar selama waktu tersebut dapat di terapkan di kehidupan sehari-hari dan dapat memberikan manfaat pula agar tercipta pertanian yang lestari.
Pesan :
Pesan saya mungkin untuk peralatan penunjang praktikumnya perlu di tambah lagi agar praktikum berjalan sebagaimana dengan yang diharapkan mahasiswa. Jujur, terkadang saya merasa tidak ada pekerjaan karena keterbatasan alat itu karena dalam satu kelompok itu terdiri lebih dari 20 orang tetapi peralatan yang digunakan sangat terbatas sehingga membuat sebagian mahasiswa tidak melakukan apa-apa.
Jadi saran saya agar pada praktikum-praktikum selanjutnya peralatan penunjangnya di tambah dan pembagian kelompoknya itu sebaiknya satu kelompok terdiri dari 5-7 orang saja. Hal ini dilakukan agar semua mahasiswa dapat melaksanakan praktikum sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan.
LAMPIRAN
1. Pengenalan Peta dan Data Tanah
16. Tmb1 Formasi Bojongmanik
Sediment : clastic : medium : sands
Aediment :transisional-sed
Miosen Miosen
2. Morfologi Tanah
Gambar. Andosol Sukamantri Gambar 2. Latosol Darmaga