• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Produksi Video Edukasi: Video Edukasi Peran Orang Tua terhadap Tayangan TV untuk Anak – Anak “Temani Mereka” T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Produksi Video Edukasi: Video Edukasi Peran Orang Tua terhadap Tayangan TV untuk Anak – Anak “Temani Mereka” T1 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peran televisi sangat berpengaruh terhadap masyarakat, terlebih dalam

kehidupan anak, sehingga ketika anak sedang melihat tayangan televisi sehendaknya

orang tua mendampingi anak serta memberikan pengertian terhadap tayangan yang

sedang di tontonnya tersebut. seperti peryataan oleh Hajarningrum, Inayati,

Wicaksono (2007) menyatakan bahwa orang tua bertanggung jawab dan memegang

peran penting terhadap proses pembelajaran dan tumbuh kembang anak, media

pembelajaran televise dapat perperan positif yang dapat memberikan pesan-pesan

edukatif dalam aspe kognitif, afektif, ataupun psikomotor.1

Televisi yang mempunyai berbagai acara telah mampu menarik perhatian

masyarakat untuk menonton tayangan yang disajikan oleh stasiun televisi, mulai dari

orang dewasa sampai anak-anak. Sebagai akibatnya dapat dilihat dari jenis acara yang

menarik, mulai dari film, sinetron, kuis, acara music, dan sebagainya. Dengan

banyaknya acara yang disajikan, pemirsa televisi bisa memilih acara yang disukainya,

tak terkecuali oleh anak-anak.

Dengan seringnya menonton acara televisi tanpa adanya batasan-batasan

waktu serta pemilihan acara-acara televisi maka akan terlihat dampak atau efek dari

melihat tayangan-tayangan televisi apalagi mengingat umur masih anak-anak ataupun

yang sudah sekolah namun masih duduk di bangku sekolah dasar, mereka belum

mampu menyaring informasi yang terdapat di televisi dengan berfikir secara kritis.

Mereka akan beranggapan informasi yang terdapat di televisi sebagai hiburan serta

dapat di tiru.

Televisi menawarkan begitu banyak acara televisi untuk anak-anak. Peran

orang tua sangat penting dalam mengawasi anak dalam menonton tayangan tv

dirumah, salah satunya dengan memperlihatkan cara sehat menonton televisi untuk

anak-anak yaitu dengan memberikan batasan jam

       1 

(2)

untuk menonton televisi kemudian porsi menonton televisi juga harus disesuaikan

dengan umur anak.2

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Latifah pada tahun 2014 jurnal

dengan judul “Analisis literasi media televisi dalam keluarga (studi kasus

pendampingan anak menonton televisi di Kelurahan Sempaja selatan Kota

Samarinda) dapat diketahui bahwa literasi media televisi keluarga masih pada tingkat

awal dimana pengetahuan dan ketrampilan orang tua mengenai media masih pada

pengetahuan jenis, kategori, fungsi, dan pengaruh media televisi. Demikian pula pada

pendampingan anak dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama pembatsan jam

menonton dan pemilihan isi program televisi. Kedua, melalui diskusi dan bertukar

pikiran dengan anak, sebelum, saat ataupun setelah menonton televisi.3

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Harnina Ridwan pada tahun 2013

hal 36 dalam jurnal yang berjudul bentuk pendekatan komunikasi orang tua dalam

memberi pemahaman tayangan tv pada anak usia sekolah dasar, bahwa anak-anak

usia sekolah di Kelurahan Rhandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari adalah

anak-anak yang juga gemar menonton pada saat pulang sekolah. Mereka memilih untuk

tinggal dirumah menyaksikan tayangan televisi dibandingan keluar rumah untuk

bermain. Peran orang tua di Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari

dalam memberikan pemahaman tayangan televisi pada anak-anak mereka

menggunakan pendekatan komunikasi sebagaimana digunakan oleh orang tua pada

umumnya. Tujuan dari pendekatan komunikasi ini tidak lain adalah agar anak-anak

mereka tidak terjerumus dengan tontonan yang tidak sesuai dengan usia anak mereka.

Komunikasi yang mereka bentuk antara lain adalah memberikan pengertian pada anak

mereka, mengungkapkan pandangan, menghilangkan asusmi negative dari tayangan

televisi serta mempererat kasih dan kepercayaan anak-anak mereka. Fenomena

tersebut menjadi menarik mengingat begitu banyak pengaruh tayangan televisi. Salah

satu pendekatan yang tepat adalah melalui pendekatan orang tua pada anak.       

2 

Jurnal Harnina Ridwan, Bentuk pendekatan komunikasi orang tua dalam memberi pemahaman tayangan tv  pada anak usia sekolah dasar 

3 

(3)

Menurut Bapak Suroto (50) mengungkapkan bahwa acara yang biasanya di

tonton oleh anak saya adalah kartun atau sinetron yang setiap hari tayang, biasanya

anak saya menonton setelah pulang sekolah, kalau sudah didepan televisi ketika

disuruh mengerjakan tugas menjadi malas. Acara televisi sekarang lebih mengarahkan

tentang cinta-cintaan ataupun masalah kekerasan, yang saya khawatirkan setelah anak

menonton acara itu akan meniru perbuatan tersebut. 4

Temuan American Psycological Assosciation pada 1995 yang dikutip oleh Siti

Muyassarotul Hafidzoh menjelaskan tayangan yang dapat mendidik mempengaruhi

seseorang berperilaku baik. Sebaliknya tayangan yang kurang mendidik seperti

menayangkan kekerasan,percintaan, dan sebagainya mempengaruhi perilaku yang tida

baik. Bahkan, hampir semua perilaku buruk bersumber dari tayangan tidak mendidik.5

Salah satu isu penyiaran yang menarik perhatian dan menjadi sorotan

masyarakat adalah masalah isi siaran televisi yang kurang ramah terhadap anak. Hal

ini penting karena sebagai media yang paling banyak dikonsumsi anak, sudah

seharusnya televisi mampu membebaskan dirinya dari segala macam bentuk

kekerasan. Televisi merupakan media penting bagi anak-anak untuk

menginternalisasaikan nilai-nilai sosial tertentu di masyarakat. Arti penting

melindungi anak dari informasi kekersan ditegaskan melalui pasal 28B ayat (2) UUD

1945 amandemen serta UU NO. 23/2002 tentang perlindungan anak dan UU NO.

32/2002 tentang penyiaran.6

Banyak materi siaran televisi yang tidak mendidik selama ini mendapat

sorotan dari berbagai kalangan. Sorotan atau kritik itu datang dari masyarakat, tokoh

masyarakat, kalangan pendidik, hingga menteri, termasuk presiden Joko Widodo.

Mereka menilai sebagai siaran televisi tidak layak ditayangkan karena menyebarkan

budaya negativ. KPI sebagai lembaga pengawas penyiaran pada 2014 terdapat sekitar

40.000 aduan masyarakat yang mengeluhkan isi siaran

       4

 Peran orang tua untuk menonton acara televisi yang bermanfaat bagi perkembangan moral anak, Galang  Yudistira: prodi pendiikan pancasila dan kewarganegaraan, universtitas negeri Malang 

5 

http://www.sinarharapan.co/news/read/140903149/waspadai‐dampak‐televisi‐terhadap‐anak 

6 

(4)

televisi. Kemudian hasil survey yang dilakukan oleh KPI dan ikatan sarjana ilmu

komunikasi Indonesia (ISKI) serta Sembilan perguruan tinggi di Sembilan kota di

Indonesia pada pertengahan 2015 menunjukan, indeks kualitas program siaran 15

televisi Indonesia hanya mencapai 3,27 atau masih dibawah standar ketentuan KPI

yakni 4,0. Artinya, banyak kualitas progam siaran televise dibawah standar.7

Komisi penyiaran Indonesia menetapkan standar kualitas adalah 4,0

(berkualitas) dengan skala 1 hingga 5. Progam acara disebut berkualitas, jika nilai

skor indeksnya minimal 4,0. 8

Pakar komunikasi Dr. Alwi Dahlan menilai lebih dari 50jt hingga 60 jt

anak-anak generasi Indonesia dibesarkan oleh televisi (harian buana) pakar ini

mengutarakan anak-anak sekarang terlalu sering berada didepan televisi dan tak sabar

menerima nilai-nilai moral yang belum tentu sesuai denan nilai-nilai perjuangan 45.9

Tingginya jam menonton televisi oleh anak-anak tentunya mempunyai resiko

yang tidak bisa disepelekan, mengingat tidak semua tayangan televisi diperuntukan

bagi anak-anak, aman dikonsusmsi oleh anak-anak. Informasi yang disampaikan oleh

televisi bersifat mentransferkan nilai-nilai budaya dan juga realitas. Namun realitas

dan nilai-nilai yang disampaikan tersebut merupakan realitas yang sudah dikontruksi.

TV mengkontruksikan realitas sedemikian sehingga sesuai dengan target pasar dan

persaingan industri media sebagaimana dipaparkan Sunarto (2009).10

Balson (1999) menyatakan bahwa “orang tua hendaknya melihat bahwa peran

yang meminta mereka untuk menekan dorongan dari dalam daripada tekanan tanpa

ada hubungan dengan anak-anak” 11

       7 

http://www.sinarharapan.co/news/read/150824055/banyak‐acara‐televisi‐tak‐mendidik 

8 

http://Kpi.go.id  

9 

Pesan‐pesan budaya film anak‐anak dalam tayangan tv (studi tentang pengaruh system modern terhadap  perilaku sosial remaja kota ciganjur;Tatiek Kartikasari,Wiwik pertiwi Y,Hindyastusi Setiawati;67 

10 Latifah;Analisis literasi media tv dalam keluarga(studi kasus pendampingan anak menonton tv di kelurahan 

Sempaja Selatan Kota Samarinda 

11 

(5)

Realitas saat ini banyak orang tua yang menyerahkan pengasuhannya kepada

televisi. Sejak usia dini anak sudah terpapar dengan berbagai macam tayangan

televisi. Orang tua yang memiliki pemahaman yang tinggi tentang literasi media

mungkin tidak menimbulkan masalah, karena bagi mereka yang literasinya tinggi

merka mampu untuk memilah dan memilih tayangan televisi yang sesuai dengan

tingkat perkembangan anak, namun bagi orang tua yang pemahaman literasinya

rendah bukan tidak mungkin menimbulkan masalah. Padahal tayangan televisi yang

tidak sesuai dengan usia anak, bukan tidak mungkin akan dapat membentuk karakter

negative. Disinilah orang tua memiliki peranan penting dalam mengenalkan dasar

literasi pada anak (Senechal Ef Al, 2006).12 Oleh karena itu peran dari orang tua

sangagt penting agar anak tidak terpengaruh dari tayangan televisi.

Namun masih banyak orang tua yang belum faham terhadap pentingnya

pemilihan tayangan televisi untuk anak-anak. Maka perlu adanya edukasi tentang

peran orang tua terhadap tayangan televisi yang berupa video. Video edukasi

merupakan salah satu jenis film documenter yang bersifat mendidik, dan ditujukan

untuk public umum yang menjelaskan tentang suatu ilmu pengetahuan tertentu

misalnya dunia binatang, dunia teknologi, dunia kebudayaan, dunia tata kota, dunia

lingkungan, dunia kuliner, dan sebagainya. Video ini dibuat supaya orang tua

mengetahui pentingnya pemilihan tayangan televise untuk anak anak. Video dipilih

karena video merupakan media audio visual yang memudahkan audiens untuk

merespon pesan yang akan disampaikan, karena video mempunyai unsur audio dan

visual.

1.2 Rumusan Perancangan

Kurangnya kesadaran orang terhadap terhadap pemilihan tayangan acara

televisi untuk anak-anak. Maka tulisan ini memiliki rumusan perancangan sebagai

berikut :

Bagaimana membuat video edukasi mengenai peran orang tua terhadap

anak-anak dalam pemilihan program tayangan acara televisi?

       12 

(6)

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti memiliki tujuan dalam

perancangan tulisan ini adalah untuk menghasilkan video edukasi mengenai peran

orang orang tua terhadap tayangan televisi untuk anak–anak, yang dikemas menarik

dan seringan mungkin sehingga dapat memberikan informasi melalui media audio

visual.

1.4 Manfaat Perancangan

1.4.1 Manfaat Teoristis

Memberikan tambahan informasi dalam kajian ilmu komunikasi tentang apa

fungsi dari sebuah video edukasi bagi masyarakat khususnya di Kota Salatiga

dan Ds. Suruh.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil perancangan ini dapat dipergunakan sebagai informasi maupun referensi

bagi perancangan lainya yang mempunyai topik yang serupa untuk

mengembangkan perancangan ini. Serta agar masyarakat memiliki ilmu

mengenai akan pentingnya dalam pemilihan tayangan acara tv.

1.5 Pembatasan Perancangan Produksi

Tugas akhir ini berfokus pada upaya merancang video edukasi yang berisikan

mengenai peran orang tua terhadap pemilihan tayangan televisi untuk anak–anak.

Film edukasi ini memiliki beberapa informasi, sebagai berikut:

1.5.1 Berisi tentang pendapat masyarakat mengenai tayangan televisi yang ada pada

sekarang ini.

1.5.2 Berisi mengenai efek tayangan telvisi untuk anak – anak

1.5.3 Berisi mengenai wawancara terhadap narasumber (psikolog) yang

(7)

1.6 Kerangka Pikir

Hasil:

Memproduksi dan mempublikasi video edukasi “Temani Mereka”

Solusi:

Memberikan informasi mengenai pentingnya peran orang tua terhadap pemilihan tayangan televisi untuk anak – anak. Dengan cara membuat video edukasi.

Masalah:

1. Kurangnya edukasi terhadap efek tayangan televisi terhadap perkembangan anak.

2. Bentuk media edukasi orang tua dalam pemilihan tayangan televisi yang kurang.

Fakta:

1. Banyaknya anak dibawah umur yang melihat tayangan TV yang belum sesuai dengan umur mereka serta tayangan yang kurang mendidik. 2. Masih banyak orang tua yang membiarkan anak–anak nya yang melihat

tayangan yang kurang mendidik tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

a Predictors: (Constant), Ukuran Prshn, Rotasi KAP, Leverage, Prtmbhan Prshn, Reputasi KAP, Tenur KAP. b Dependent Variable:

Penulisan skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan dengan baik guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari program Strata-1 (S-1), Departemen Sosiologi Fakultas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terbaik hidrolisis enzim yaitu pada konsentrasi enzim selulase 5% v/v selama 12 jam pada hidrolisat asam sulfat 1%

Manfaat dari kerja sama yang saling ketergantungan antarsiswa di dalam pembelajaran kooperatif berasal dari empat faktor diungkapkan oleh Slavin (dalam Eggen dan Kauchak, 2012:

Permasalahan ini dirinci dalam beberapa pertanyaan penelitian yaitu: proses pembentukan jaringan-aktor dalam Pilkada; dukungan DPRD; model jaringan- aktor yang

Penelitian ini dilakukan untuk uji akuisisi data UAV dalam proses pemantauan mangrove yang berada di kawasan pesisir Baros, Tirtoargo, Kecamatan Kretek,

Adanya pemisahan yang jelas antara perseroan induk dan perseroan anak dikaitkan dengan perjumpaan utang yang diatur pada Pasal 1425 KUHPdt yang menjelaskan “Jika dua

Ada sebagian orang yang senang sekali membatasi hidup orang lain berdasarkan warna yang dia gunakan, misalnya mengatakan “kamu sih suka baju warna hitam,