• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOG"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUID-SEMISOLID

“Preparasi Dan Sifat Fisika Kimia Gel”

Disusun Oleh :

1. Risti Eka Yuliani

(2443014143)

2. Baiq Shelsa S.Y

(2443014144)

3. Cristina Martinez G.P

(2443014152)

4. Hamalatul Qur’ani

(2443014153)

FAKULTAS FARMASI

(2)

PENGERTIAN GEL

Gel, kadang-kadang disebut jeli, merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang

dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu

cairan. Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai

sistem dua fase (misalnya

Gel Aluminium Hidroksida

). Dalam sistem dua fase, jika ukuran

partikel dari dua fase terdispersi relatif besar, massa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai

magma (misalnya

Magma Bentonit

). Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik,

membentuk semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan. Sediaan harus dikocok

dahulu sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas dan hal ini tertera pada etiket

(Farmakope Indonesia Edisi V, hal 47).

Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organic yang tersebar sama dalam suatu

cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan

cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misalnya

Karbomer

) atau dari

gom alam (misalnya

Tragakan

). Sediaan tragakan disebut juga musilago. Walaupun gel-gel ini

umumnya mengandung air, etanol dan minyak dapat digunakan sebagai fase pembawa. Sebagai

contoh, minyak mineral dapat dikombinasi dengan resin polietilena untuk membentuk dasar

salep berminyak (Farmakope Indonesia Edisi V, hal 47).

(3)

Rancanglah cara pembuatan gel dengan basis di bawah ini :

1. CMC Na

2. Bentonit

3. Carbomer

Formulasi standart

1.

CMC Na (FNA hal 44)

R/

CMC Na (5%)

5 g

Sorbitol/Gliserin (15%)

15 g

Methyl hidroksi benzoate

0,17 g

Air destilasi ad

100 g

Cara pembuatan :

1.

Larutkan CMC Na dalam sorbitol

2.

Masukkan pengawet ke dalam air panas (30ml air panas)

3.

Aduk kuat hingga terbentuk gel

Keterangan : Kelarutan methyl hidroksi benzoate dalam air 1:30 (HPE 5

th

, p. 467)

CMC Na larut dalam air, tidak dalam pelarut organic (HPE 5

th

, p.

121)

2.

Bentonit (FNA, hal 41)

R/

Bentonit

15 g

Gliserin

20 g

Methyl oxybenzoat 200 mg

Aqua

ad

100 ml

Cara pembuatan :

(4)

2.

Nipagin dilarutkan dalam air panas, tambahkan ke dalam no. 1 gerus ad

homogen

3.

Tambahkan aqua sampai beratnya 100 g, gerus ad homogen

Keterangan : Bentonit tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organic (HPE 5

th

,

59)

3.

Carbomer (Dispending of Pharmaceutikal student ed 12

th

, p. 221)

R/

Carbomer

2 g

Trietanolamin

1,65 g

Metil paraben

0,2 g

Propil paraben

0,05 g

Aqua

ad

100 ml

Cara pembuatan :

1.

Gerus carbomer

2.

Larutkan Metil paraben dan Propil paraben ke dalam 95 ml air panas

3.

Masukkan sedikit demi sedikit carbomer, gerus ad homogen

4.

Masukkan sedikit demi sedikit Trietanolamin ke dalam campuran no.3,

gerus ad homogen

Keterangan : Carbomer larut dalam air, gliserin, alcohol (HPE 5

th

, p. 112)

Trietanolamine larut dalam air, metanon,aseton

Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia Fungsi

CMC Na

(HPE 5

th

, p.120)

Pemerian: Serbuk atau granul, putih sampai

krem, higroskopis.

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat.

OTT: Inkompatibel dengan larutan asam kuat dan dengan

Kelarutan : praktis larut dalam aseton, etanol 95%, eter dan toluen. Air mudah didispersi pada semua suhu, pada bentuk yang murni, pada solut koloid. Kelarutan cairan bermacam – macam tergantung

(5)

Sorbitol (HPE 6th ,p.679)

Gliserin (HPE 6th,p.283)

larutan garam besi dan beberapa logam seperti aluminium, merkuri dan zink juga dengan gom xanthan; pengendapan terjadi pada pH dibawah 2 dan pada saat

pencampuran dengan etanol 95%.;

Membentuk kompleks dengan gelatin dan pektin. Konsentrasi: 3-6% Pemerian: Serbuk, granul atau lempengan; higroskopis; warna putih rasa manis.

RM : C66H14O6

BM : 182,17

Rumus Molekul : C3H8O3.

Berat Molekul: 92,09

Pemerian: Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis; hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). Higroskopis, netral terhadap

derajat substitusi (DS)

Stabilitas: Larutan stabil pada pH 2-10, pengendapan terjadi pada pH dibawah 2. Viskositas larutan berkurang dengan cepat jika pH diatas 10. Menunjukan viskositas dan stabilitas

maksimum pada pH 7-9. Bisa disterilisasi dalam kondisi kering pada suhu 160 selama 1 jam, tapi terjadi pengurangan viskositas.

Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol, metanol dan asam asetat.

Konsentrasi: 20 – 35%

Stabilitas: Dapat bercampur dengan kebanyakan bahan tambahan, stabil di udara, keadaan dingin dan asam basa encer.

Kelarutan: Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak menguap.

Titik Beku: -1,60 C.

Stabilitas: Gliserin bersifat higroskopis. Dapat terurai dengan

Pemanis

(6)

Trietanolamin (TEA) (HPE 6th.p, 663)

Nipasol / Propil Parabenum ( HPE 5th.p,411 )

Nipagin / Methyl Parabenum (HPE 6th Hal 441)

Paraffin liquidum (HPE 6th.p, 445)

lakmus.

Pemerian : Berwarna sampai kuning pucat, cairan kental.

Pemerian: Kristal putih, tidak berbau dan tidak berasa.

Rumus Molekul : C8H8O3

Berat Molekul: 152,15 Pemerian: hablur atau serbuk tidak berwarna, atau kristal putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, dan mempunyai rasa sedikit panas.

Pemerian:Transparan, tidak berwarna, cairan kental, tidak

berfluoresensi, tidak

pemanasan yang bisa menghasilkan akrolein yang beracun.

Campuran gliserin dengan air, etanol 95 % dan propilena glikol secara kimiawi stabil. Gliserin bisa

mengkristal jika disimpan pada suhu rendah yang perlu dihangatkan sampai suhu 200 C untuk mencairkannya.

Kelarutan : bercampur dengan aseton, dalam benzene 1 : 24, larut dalam kloroform, bercampur dengan etanol.

Konsentrasi : 2-4%

Kelarutan: sukar larut dalam etanol ( 95 % ), mudah larut dalam air dan etanol 30 %

Konsentrasi:0,01-0,6 %

pH: stabil pada ph 3-6

Kelarutan: mudah larut dalam etanol, eter; praktis tidak larut dalam minyak; larut dalam 400 bagian air

Konsentrasi: 0.02– 0.3% untuk topikal

Kelarutan: Praktis tidak larut etanol 95%, gliserin dan air. Larut dalam jenis minyak

Zat pengemulsi

Pengawet

Antifungi

(7)

Propilenglikol (HPE 6th.p, 592)

berasa dan tidak berbau ketika dingin dan berbau ketika dipanaskan.

Rumus Molekul : CH3CH(OH)CH2OH

Berat Molekul: 76, 09

Pemerian: Cairan kental, jernih,tidak berwarna ,rasa khas, praktis tidak berbau, menyerap air pada udara lembab.

lemak hangat.

Stabilitas: Dapat teroksidasi oleh panas dan cahaya.

Kelarutan: Dapat bercampur dengan air, dengan aseton dan dengan kloroform, larut dalam eter dan beberapa minyak essensial tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.

Bj: 1,038 g/cm3

Konsentrasi:10-25%

Stabilitas: Higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, lindungi dari cahaya, ditempat dingin dan kering. Pada suhu yang tinggi akan teroksidasi menjadi propionaldehid asam laktat, asam piruvat& asam asetat. Stabil jika dicampur dengan etanol, gliserin, atau air.

(8)
(9)

Buatlah sediaan emulgel sesuai formula berikut ini:

Carbomer

2,5

Parafin liquidum

5

Tween 20

2

Span 20

3

Propilen glikol

5

Metil paraben

0,3

Aqua ad

100

Perhitungan bahan 300 g :

Carbomer

2,5

¿

2,5

100

x

300

g

=

7,5

g

Parafin liquidum

5

¿

5

100

x

300

g

=

15

g

Tween 20

2

¿

2

100

x

300

g

=

6

g

Span 20

3

¿

3

100

x

300

g

=

9

g

Propilen glikol

5

¿

5

100

x

300

g

=

15

g

Metil paraben

0,3

¿

0,3

100

x

300

g

=

0,9

g

Aqua ad

100

¿

100

100

x

300

g

=

300

g

Perhitungan bahan 100 g :

Carbomer

2,5

¿

2,5

(10)

Parafin liquidum

5

¿

5

100

x

100

g

=

5

g

Tween 20

2

¿

2

100

x

100

g

=

2

g

Span 20

3

¿

3

100

x

100

g

=

3

g

Propilen glikol

5

¿

5

100

x

100

g

=

5

g

Metil paraben

0,3

¿

0,3

100

x

100

g

=

0,3

g

Aqua ad

100

¿

100

100

x

100

g

=

100

g

Cara kerja :

Carbomer didispersikan dalam air, kemudia pH diatur dengan TEA hingga mencapai ±7. Span 20

dan parafin liquid dicampur hingga homogen (fase minyak). Metal paraben dilarutkan dalam

propilen glikol, ditambah dengan tween 20 (fase air). Campurkan fase air dan fase minyak

dengan pengadukan cepat, kemudian masukkan dalam gel yang telah terbentuk, tambahkan air

hingga 100 g.

DISKUSI

1. Mengapa basis gel merupakan kelas yang berbeda dengan basis semi solida lain pada

percobaa (1) ?

Jawab :

2. Untuk tujuan pengobatan apakah bentuk sediaan gel tersebut ?

Jawab :

3. Apakah kelebihan dan kekurangan masing-masing pembentuk gel tersebut ?

(11)

4. Apa kelebihan sediaan emulgel ?

Jawab :

Obat hidrofobik dapat dengan mudah dimasukkan

Stabilitas yang lebih baik

Emulgel dapat digunakan untuk memperpanjang efek obat yang memiliki t1/2

yang pendek. Hal ini dapat digunakan untuk kedua obat hidrofobik (o / w

emulgel) dan hidrofilik (w / o) emulgel

Kapasitas beban yang lebih baik

Kelayakan produksi dan biaya persiapan rendah

Tidak ada sonication intensif

pelepasan terkontrol

(12)
(13)
(14)
(15)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan pada implementasi image watermarking menggunakan metode Multiple scanning difference value histogram ,

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pembuatan pewarnaan batik wedel dengan menggunakan “lathak” limbah indigofera serta bagaimana pengaruh jenis material

Supérieur! des! Sciences! Humaines! de! Jendouba ,!

Mahasiswa mampu mengembangankan secara terus menerus pengetahuannya tentang metode pelaksanaan pekerjaan beton prat dan secara bertanggung jawab sesuai dengan pengetahuan

Untuk nomor rekam medis yang telah digunakan sebelum diberlakukannya sistem pemberian nomor secara on-line, akan dilanjutkan dengan catatan nomor rekam medis tersebut

2) Guru memulai pembelajaran dengan pembacaan al- Quran surah ayat pilihan yang dipimpin oleh salah seorang peserta didik. 3) Guru memperhatikan kesiapan diri peserta

Pakan berfungsi sebagai sumber energi bagi kehidupan, pertumbuhan, dan reproduksi ikan. Melalui proses metabolisme pakan akan menjadi energi bagi ikan untuk

Recovery Time Peringatan Keterlambatan Recovery Time Laporan Hasil Penanganan Bulanan Pemberitahuan Gangguan Eksekutor Lapangan Pelanggan Gangguan Menghitung Waktu