1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Sampai saat ini infeksi tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama dan merupakan penyebab kematian kedua setelah infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) di seluruh dunia. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) diperkirakan ada 9 juta kasus TB baru pada tahun 2013 dan estimasi prevalensi TB semua kasus di Indonesia sebesar 660 000.1 Hasil cakupan penemuan kasus baru TB paru di Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 sebesar 15.414 kasus dengan kabupaten Pematang Siantar, Pakpak, Tapanuli Tengah untuk penemuan kasus tertinggi dan Kabupaten Nias terendah. Prevalensi TB paru di kabupaten Batubara yaitu 488 per 100 000 penduduk. 2
Uji tuberkulin adalah uji yang dilakukan untuk mendeteksi infeksi M. tuberculosis dan mengukur prevalensi infeksi. Dari prevalensi infeksi dapat diketahui annual risk of tuberculosis infections (ARTI). Nilai ARTI merupakan probabilitas seseorang yang tidak terinfeksi menjadi terinfeksi atau re-infeksi oleh M. tuberculosis dalam kurun waktu satu tahun. Berdasarkan survey uji tuberkulin pada anak diperkirakan ARTI di negara berkembang berkisar 0.6 sampai 2.3%.3
2
Besi merupakan mikronutrien yang penting untuk proses metabolik dan berperan dalam infeksi TB. Kelebihan besi akan menghasilkan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan jaringan dan kegagalan organ, menurunkan kemampuan sistem imun dan meningkatkan invasi kuman patogen. Defisiensi besi menyebabkan penurunan kemampuan netrofil untuk membunuh bakteri, mengurangi respon limfosit, mengganggu aktivitas natural killer cell ( sel NK ). Dibutuhkan kadar besi yang sesuai untuk respons imun melawan pertumbuhan M. tuberculosis.4
Respons imun yang muncul karena reaksi infeksi dan inflamasi menyebabkan dilepasnya protein yang disebut sitokin. Pelepasan sitokin menyebabkan pengalihan besi pada cadangan besi di reticulo endothelial system (RES) sehingga terjadi perubahan homeostasis besi. Penelitian di Semarang menyebutkan terdapat perbedaan feritin pada anak dengan TB. Studi di Iran melaporkan adanya perbedaan kadar besi, feritin, total iron binding capacity (TIBC) pada TB paru. Status besi kemungkinan dipengaruhi oleh infeksi TB berdasarkan kesimpulan dari penelitian di Surabaya.5-8
Anemia sering didapatkan pada sebagian besar penderita TB yang merupakan gambaran utama pada pasien dengan infeksi bakteri, khususnya infeksi yang terjadi lebih dari 1 bulan.8,9 Anemia pada TB dapat disebabkan karena terjadinya gangguan pada proses eritropoesis oleh mediator inflamasi, pemendekan masa hidup eritrosit, gangguan metabolisme besi, adanya malabsorbsi, dan ketidakcukupan zat gizi dikarenakan rendahnya nafsu
3
makan. Baik anemia penyakit kronik maupun anemia defisiensi besi (ADB) dapat terjadi pada penderita TB.8,10,11
1.2 . Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan pertanyaan:
Apakah terdapat perbedaan profil besi anak dengan infeksi dan tanpa infeksi M.tuberculosis yang mempunyai riwayat kontak penderita TB dewasa ?
1.3 . Hipotesis
Terdapat perbedaan profil besi anak dengan infeksi dan tanpa infeksi
M.tuberculosis yang mempunyai riwayat kontak penderita TB dewasa
1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan umum
Untuk mengetahui perbedaan profil besi anak dengan infeksi dan tanpa infeksi M.tuberculosis yang mempunyai riwayat kontak penderita TB dewasa
4
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui proporsi anemia anak dengan infeksi M.tuberculosis yang mempunyai riwayat kontak penderita TB dewasa
2. Mengetahui jenis anemia anak dengan infeksi M.tuberculosis yang mempunyai riwayat kontak penderita TB dewasa melalui pemeriksaan profil besi
1.5. Manfaat Penelitian
1. Di bidang akademik / ilmiah: meningkatkan pengetahuan peneliti untuk
mendapatkan informasi mengenai kejadian anemia pada pasien
dengan infeksi M.tuberculosis dan jenis anemia pada infeksi
M.tuberculosis yang mempunyai riwayat kontak penderita TB dewasa
melalui pemeriksaan profil besi
2. Di bidang pelayanan masyarakat: memberikan informasi kepada tim
medis dan paramedis mengenai kejadian anemia dan jenis anemia
pada pasien infeksi M.tuberculosis yang mempunyai riwayat kontak
penderita TB dewasa sehingga tatalaksana terhadap anemia infeksi
M.tuberculosis secara tepat
3. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan informasi mengenai
kejadian dan jenis anemia pada pasien infeksi M.tuberculosis yang
mempunyai riwayat kontak penderita TB dewasa sehingga dapat
digunakan sebagai data pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.