• Tidak ada hasil yang ditemukan

Home Industry Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga (Studi pada Usaha Kue Bawang Bu Ani)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Home Industry Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga (Studi pada Usaha Kue Bawang Bu Ani)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Home Industry

2.1.1 Pengertian Home Industry

Istilah Home industry atau usaha di rumah adalah tempat tinggal yang merangkap tempat usaha, baik itu berupa usaha jasa, kantor hingga perdagangan. Semula pelaku home industry yang memiliki desain ini adalah kalangan enterpreneur dan profesional, yang sekarang mulai meluas pada kalangan umum,

untuk memiliki lokasi yang strategis untuk tempat berkembangnya usaha jenis rumahan ini tidak terlepas dari berkembangnya virus enterpreneur/kewirausahaan yang berperan membuka pola pikir ke depan masyarakat bahwa rumah bukan hanya sebagai tempat tinggal namun dapat digunakan juga sebagai tempat mencari penghasilan. (Alkim,2005:3)

Menurut Mudrajad Kuncoro, Industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT) memiliki peranan yang cukup besar dalam sector manufaktur dilihat dari sisi jumlah unit usaha dan daya serapnya terhadap tenaga kerja, namun lemah dalam menyumbang nilai tambah (Jamiko,2004:62)

Menurut Masyhuri (2008), setidaknya ada empat hal yang bisa memberikan kesenangan di samping profit dengan menjalankan bisnis rumahan, anatara lain:

(2)

berarti. Namun, yang perlu anda ingat adalah bahwa keadaan keluarga tetap tidak dapat ditukar dengan capaian materi yang tinggi. Meskipun anda termasuk seorang yang kaya raya secara finansial, namun apabila kehidupan keluarga anda tidaklah harmonis, maka hal itu tentunya dapat memberikan dampak negatif bagi bisnis yang anda rintis. Oleh karena itu, jadikan usaha dalam rumah juga sebagai jalan bagi anda untuk tetap memupuk kebahagiaan, sehingga anda tetap semagat dalam menjalankan usaha. Seseorang yang memiliki daya pikir yang sehat tentu akan mampu menunjukkan tanggung jawabnya di dalam keluarga, sekaligus dalam posisinya sebagai pelaku bisnis. Dengan membuka usaha di dalam rumah, anda memiliki peluang untuk menyinergikan dua tanggung jawab ini secara seimbang dan menyenangkan. Sungguh merupakan satu pilihan yang tepat apabila anda mencoba membangun bisnis dari rumah anda sendiri. Selain anda tidak membutuhkan modal yang besar, efektivitas dalam bekerja juga dapat ditentukan dengan baik. Semua anggota keluarga dapat menjadi penasihat yang tidak hanya dapat menghantarkan anda meraih keuntungan secara materi, namun juga dapat mempererat hubungan kasih sayang anda dalam membina kehidupan keluarga.

(3)

bagi anda dibandingkan bisnis di luar karena anda dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

c. Sebelumnya pernahkah anda berpikir untuk mendapatkan penghasilan yang tidak terbatas? dan hal itu hanya bisa dilakukan jika anda benar-benar telah mewujudkan kegiatan bisnis dirumah. Namun, anda jangan berpikir bahwa yang dimaksud dengan penghasilan tetap adalah terbatas pada uang dan materi lainnya. Coba anda renungkan tentang masa depan anda. Kelak anda akan menjadi tua dan keinginan anda hanyalah menikmati sisa umur dengan tenang, tanpa terbebani oleh masalah finansial dan semacamnya. Nah, dengan membangun usaha rumahan, anda sebenarnya menanam asset yang cukup besar yang menjamin masa depan agar tetap bahagia. Aset itu adalah aset pengalaman dan inspirasi bagi anak-cucu anda. Bukankah hal itu merupakan aset yang sangat berharga untuk menjamin masa depan anda kelak? bila anda bekerja kepada orang lain, anda hanya dapat menerima gaji tetap. Tentu saja gaji tetap belim tentu cukup untuk kebutuhan operasional rumah tangga anda. Anda pun akan terlalu lelah jika di luar jam kerja berniat mencari pekerjaan sampingan.

(4)

congkak, atau bahkan lupa daratan. Anda tetap akan menjadi diri sendiri yang dulu, yang welcome kepada siapa pun. Memang harus kita sadari bahwa sesungguhnya kehidupan nyata yang dihadapi adalah pendidikan bagi anda. Dengan semua itu, anda bisa belajar, baik belajar bisnis maupun belajar kearifan dari kenyataan sosial. Meskipun demikian, mengembangkan bisnis di rumah tentu tetap membutuhkan profesionalisme tersendiri agar dalam perjalanannya dapat memberikan keuntungan sebagaimana yang diinginkan. Diperlukan keterampilan-keterampilan khusus dan kreatif untuk membuka usaha yang dapat dikerjakan di rumah.

2.1.2 Karakteristik Home Industry

Menurut Pohan Farida (2012:9) Karakteristik ciri-ciri usaha kecil meliputi beberapa karakteristik antara lain:

1. Dikelolah oleh pemiliknya 2. Usaha dilakukan dirumah

3. Produksi dan pemasaran dilakukan di rumah pemilik usaha 4. Modal terbatas

5. Jumlah tenaga kerja terbatas

6. Berbasis keluarga atau rumahan tangga 7. Lemah dalam pembukuan

8. Sangat diperlukan manajemen pemilik

2.1.3 Jenis-Jenis Usaha

(5)

dan jasa, adapun bidang/jenis usaha yang terbuka bagi usaha kecil dibidang industri dan perdagangan adalah:

1. Industri makanan dan minuman olahan yang melalukan pengawetan dengan peroses penggaraman, pemanisan, pengasapan, pengeringan, perebusan, penggorengan dan fermentasi dengan cara-cara tradisional. 2. Industri penyempurnaan barang dari serat alam maupun serat buatan

menjadi benang bermotif/celup dan di ikat dengan menggunakan alat yang digunakanoleh tangan.

3. Industri tekstil meliputi pertenunan, perajutan, pembatikan, dan pembordiran, atau alat yang digerakkan tangan termasuk batik, peci, kopiah.

4. Pengolahan hasil hutan dan kebun golongan non pangan

5. Industri perkakas tangan yang di proses secara manual atau semi mekanik untuk pertukangan dan pemotongan.

6. Industri perkakas tangan untuk pertanian yang diperlukan untuk persiapan lahan, proses produksi, pemanenan, pasca panen dan pengelolahan, kecuali cangkul dan sekop.

7. Industri barang dari tanah liat, baik yang diglasir maupun yang tidak diglasir untuk keperluan rumah tangga.

8. Industri jasa pemeliharaan dan perbaikan yang meliputi otomotif, elektronik dan peralatan rumah tangga yang dikerjakan secara manual atau semi otomatis.

(6)

2.1.4 Landasan Hukum Home Industry (usaha kecil)

Menurut Law Trade (dikutip dari Fuady 2008) adapun yang menjadi landasan hukum usaha kecil adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan usaha industri ataupun perdagangan di Indonesia diatur oleh UU No.1 Tahun 1985.

2. Untuk usaha kecil industri diatur oleh UU No.9 Tahun 1995.

3. Bentuk badan Hukum Usaha Industri dan perdagangan diatur dalam UU No.1 Tahun 1985 tentang Perseroan Terbatas.

4. Perizinan usaha kecil dan menengah dan besar khusus industri tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan perdagangan dan tanda daftar industri.

5. Tata cara perizinan usaha perdagangan diatur dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 591/MPR/Kep/99 tentang tata cara pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

2.1.5 Alasan Lain Pertumbuhan Bisnis Berbasis Rumahan

(7)

1. Teknologi komputer telah menyeimbangkan lapangan persaingan, memungkinkan bisnis berbasis rumahan untuk terlibat dan bertindak seperti pesaing korporat yang besar. Koneksi internet broadband, personal assistant (PDA), dan teknologi lainnya sedemikian terjangkau, sehingga mendirikan sebuah bisnis menumbuhkan investasi awal yang jauh lebih kecil dibandingkan sebelumnya.

2. Perampingan korporat telah membuat para pekerja menyadari tidak adanya jaminan pekerjaan, dan menyebabkan banyak orang mendirikan ventura mereka sendiri.

3. Sikap sosial telah berubah. Wirausaha sebelum memulai usahanya para pelaku home industry membuat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pelaku usaha yang lebih dahulu menekuni home industry dan dari jawaban mereka pelaku home industryyang baru dapat menambah informasi dari merek yang sudah menekuni dunia usaha terlebih dahulu. 4. Hukum pajak yang sekarang diberlakukan lebih mempermudah

para pelaku home industrydibandingkan hukum pajak dan peraturan pajak yang dahulu.

2.1.6 Tantangan-Tantangan Dalam Home Industry

Menurut McGraw-Hill (2009) adapun tantangan didalam home industry sebagai berikut:

(8)

ancaman, dengan kata lain perlu dilakukan promosi seperti promosi melalui media sosial maupun media cetak.

2. Mengelolah waktu, karena home industry dilakukan dirumah maka pengelolahan waktu yang baik didalam menjalankan pekerjaan dengan tugas-tugas rumah tangga agar bisa berjalan dengan baik. 3. Memisahkan tugas kerja dan keluarga. Home industry dituntut

untuk berpikir bijak dalam pembagian waktu baik keluarga maupun persoalan usaha walaupun yang dilakukan dirumah dalam menjalankan usahanya.

4. Mematuhi peraturan kota. Pelaku home industrylebih cermat menyikapi perizinan usaha yang biasanya diikuti dengan keadaan lokasi bisnis yang ingin dibangun.

5. Mengelolah resiko. Wirausahawan berbasis rumahan harus meninjau polis asuransi pemilik rumah mereka karena tidak semua polis mencangkup kliam yang berkaitan dengan bisnis. Beberapa bahkan akan menghanguskan perlindungan jika terdapat bisnis di rumah. (McHugh,2009:198)

2.2 Peningkatan

(9)

tangga baik berupa investasi dalam bentuk tabungan dan konsumsi yang mencukupi kebutuhan rumah tangga.

2.3 Pendapatan Rumah Tangga

2.3.1 Pengertian Pendapatan Rumah Tangga

Menurut Afrida (2003:225) Pendapatan rumah tangga adalah penghasilan dari seluruh anggota keluarga yang disambungkan untuk memenuhi kebutuhan bersama ataupun perorangan dalah rumah tangga. Sedangkan menurut Junandar (2004:147) pendapatan rumah tangga adalah pendapatan/penghasilan yang diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota-anggota rumah tangga.

Berdasarkan defenisi pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh dari seluruh anggota rumah tangga keluarga baik yang berasal dari kepala keluarga atau seluruh anggota keluarga.

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Home Industry

Teori menurut Milton Friedmen dan Franco Modiglini (1980) ada beberapa faktor dalam peningkatan pendapatan yaitu:

1. Teori Investasi dari Masbah Klasik 2. Teori Tabungan dari Milton Friedmen 3. Teori Konsumsi dari Franco Modiglini

(10)

memiliki pandangan bahwa pendapatan transitoris adalah pendapatan tidak tetap dan tidak dipastikan jumlah di masa yang akan datang.

Teori konsumsi dan Modigliani pada dasarnya dikembangkan oleh 3 orang yaitu Alberto Ando, Ricahrd Brumberg dan Franco Modigliani, akan tetapi yang mendapatkan penghargaan Nobel hanyalah Modigliani karena salah satu teori konsumsinya yang terkenal atau dikenal dengan nama “Hipotesis Daur Hidup” (Life Cycle Hypothesis) yang menyatakan bahwa konsumsi seseorang selain dari

pendapatannya, juga tergantung pada kekayaan, hal mana kekayaan ini didapat dari penyisihan pendapatan yang tidak dikonsumsi, yaitu tabungan dan dari kekayaan warisan/turun-temurun. Tabungan ini bisa saja menjadi investasi sehingga menghasilkan aktiva misalnya tabungan mendapatkan bunga dan pengambilan tabungan untuk investasi.

2.3.3 Investasi

Pada dasarnya investasi didefinisikan sebagai semua pengeluaran pada barang-barang kapital rill. Akan tetapi, dalam bahasa sehari-hari investasi juga mencangkup pembelian aktiva. Secara umum pengeluaran investasi berkaitan dengan pengelolahan sember daya yang ada saat ini untuk diperoleh penggunaan atau manfaat pada saat yang akan datang. (Waluyo,2007:77)

(11)

2.3.4 Tabungan

Pengertian tabungan menurut Undang-undang pokok perbankan No. 10 tahun 1998, pasal 1 tabungan di definisikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan menggunakan Cek, Bilyet Giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

(www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1manjeman/201101005/bab2.pdf)

1. Kekayaan yang terkumpul

diakses tanggal 13/12/2015 16:22

Keynes dalam bukunya Kotler (2009) berpendapat bahwa pengeluaran untuk konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan. Semakin tinggi pendapatan mengakibatkan semakin tinggi pola tingkat konsumsi tinggi pendapatan, semakin besar pula tabungan karena tabungan merupakan bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi.

2.3.4.1 Faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat tabungan

(12)

2. Tingkat bunga

Tingkat bunga dapatlah dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari melakukan tabungan. Rumah tangga akan berbuat lebih banyak tabungan apabila tingkat bunga tinggi karena lebih banyak bunga yang akan diperoleh.

3. Sikap berhemat

Berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan berbelanja. Ada masyarakat yang tidak suka belanja berlebih-lebihan dan lebih mementingkan tabungan.

4. Keadaan perekonomian

Dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak pengangguran masyarakat berkecenderungan melakukan perbelanjaan yang lebih aktif. Mereka mempunyai kecenderungan berbelanja lebih banyak pada masa kini dan kurang menabung. Tetapi dalam keadaan perekonomian yang lambat berkembangnya, tingkat pengangguran menunjukan tendensi meningkat, dan sikap masyarakat dalam menggunakan uang dan pendapatan makin berhati-hati. (makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/teori-komsumsi-html) diakses tanggal 05/01/2016 22:17

2.3.5 Konsumsi

(13)

Analisis teori konsumsi Keynes bila disimak dari fungsinya memiliki 2 macam sumber konsumsi yaitu konsumsi subsidi (konsumsi otonomi, manakalah tingkat pendaptan=0) dan konsumsi fungsional yaitu konsumsi yang berhubungan dengan tingkat pendapatan nasional.

Bila kita memiliki data bulanan atau tahunan yang berisikan besarnya pendapatan dan konsumsi, maka sebenarnya kita dapat mengetahui dan menyusun suatu fungsi konsumsi, baik dengan cara ekonometrika, atau menggunakan model matematika sederhana.

2.3.5.1 Faktor-faktor Penentu Tingkat Konsumsi

Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga:

a. Faktor-Faktor Ekonomi

b. Faktor-Faktor Domegrafi (Kependudukan) c. Faktor-Faktor Non-Ekonomi

a. Faktor-Faktor Ekonomi

1. Pendapatan Rumah Tangga (Household income)

(14)

ayah masih sangat rendah, biasanya beras yang dipilih untuk konsumsi juga kelas rendah/menengah.

2. Kekayaan Rumah Tangga (househoid Wealth)

Tercakup dalam pengertian kekayaan rumah tangga adalah kekayaan rill (misalnya: rumah, tanah dan mobil) dan financial (deposito berjangka, saham, surat-surat berharga). Kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposibel. Misalnya bunga deposito yang diterima tiap bulan dan deviden yang diterima setiap tahun menambah pendapatan rumah tangga.

3. Jumlah Barang-barang Konsumsi Tahan Lama Dalam Masyarakat Pengeluaran konsumsi masyarakat juga dipengaruhi oleh jumlah barang-barang konsumsi tahan lama (consumers durables). Pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi biasa bersifat positif (menambah)ndan negative (mengurangi). Barang-barang tahan lama biasanya harganya mahal, yang untuk memperolehnya dibutuhkan waktu untuk menabung. Apabila membelinya secara tunai, maka sebelumnya membeli harus banyak menabung.

b. Faktor-faktor Demograf 1. Jumlah penduduk

(15)

Singapura, tetapi secara absoulet tingkat pengeluaran konsumsi Indonesia lebih besar dari pada penduduk Singapura. Sebab jumlah penduduk Indonesia lima puluh kali lipat penduduk Singapura. 2. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk satu Negara satu Negara dapat dilihat dari berapa klasifikasi diantaranya:

Usia (produktif dan tidak produktif), pendidikan (rendah, menengah, tinggi) dan wilayah tinggal (pedesaan atau perkotaan). c. Faktor-faktor Non-Ekonomi

Faktor-faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor sosial-budaya masyarakat. Misalnya berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dalam tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat. Tidak mengherankan bila ada rumah tangga yang mengeluarkan uang ratusan juta, bahkan miliaran rupiah, hanya untuk membeli rumah idaman. Dalam dunia nyata, sulit memilah-milah faktor apa mempengaruhi apa, sehingga menyebakan terjadinya perubahan/peningkatan konsumsi. Karena itu bisa terjadi dalam kelompok masyarakat yang berpendapat rendah yang memaksakan untuk membeli barang-barang dan jasa yang sebenarnyabtidak sesuai dengan kemampuannya.

(16)

2.4 Rumah Tangga

2.4.1 Pengertian Rumah Tangga

Pendapat Keller (2009) dalam buku manajemen pemasaran “rumah tangga tradisional terdiri dari suami, istri, dan anak-anak (dan terkadang kakek-nenek). Rumah tangga juga dapat diartikan sebagai suatu perusahaan yang di pimpin oleh ayah dan bagian keuangan oleh ibu, anak-anak berperan sebagai pelaksana dari kebijakan yang di berikan oleh ayah dan ibu.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) rumah tangga dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Rumah Tangga Biasa (Ordinary Household) adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh berguna fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama dan makan dari satu dapur. 2. Rumah Tangga Khusus (Special Household) adalah orang yang tinggal

di asrama, panti asuhan, lembaga permasyarakatan, atau rumah tahanan yang pengurusan sehari-harinya dikelolah oleh suatu yayasan atau lembaga serta sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekos) dan berjumlah 10 orang atau lebih.

2.4.2 Jenis Komponen Perkiraan Kebutuhan Rumah Tangga

Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan manusia, meliputi: 1. Kesehatan, termasuk kondisi demografi

2. Makanan dan gizi 3. Kondisi pekerjaan 4. Situasi kesempatan kerja

(17)

6. Konsumsi dan tata hubungan 7. Pengangkutan

8. Perumahan, termasuk fasilitas-fasilitas rumah 9. Sandang

10.Rekreasi dan liburan 11.Jaminan sosial 12.Kebebasan manusia

(Maslow dalam buku Pengantar Bisnis Nickels Dkk 2009) 2.4.3 Peran dan Fungsi Rumah Tangga

Setia rumah tangga memiliki peran dan fungsi, tetap secara garis besar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Pemenuhan kebutuhan hidup, seperti bekerja untuk memenuhi pangan, sandang, dan papan. Kegiatan belajar untuk anak, penyediaan dan pemeliharaan pangan, sandang, papan serta kegiatan lain yang menyangkut kebutuhan rumah tangga.

2. Administrasi, yaitu kegiatan yang menyangkut catat-mencatat, kegiatan ini meliputi penyediaan dan pengaturan catatan keuangan, kartu dan surat-surat penting yang dibutuhkan untuk urusan anggota rumah tangga (kartu keluarga, surat nikah, ijazah, dan sebagainya)

(18)

2.5 Landasan Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang saya sedang teliti menggenai home industry yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau acuan dalam membantu penyelesaian skripsi ini, berikut penelitian terdahulu sebagai berikut:

1. Tri Lestari (2006) Penelitian yang berjudul “Upaya Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Melalui Home Industry Kerajinan Batik” di Desa Gladak ANYER Kecamatan Pemakasan Kabupaten Pemakasan. Masalah penelitian Bagaimana upaya peningkatan pendapatan rumah tangga melalui home industry kerajinan batik?. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan pengumpulan data sekunder baik dokumentasi, studi pustaka. Hasil penelitian yang diungkapkan bahwa upaya peningkatan pendapatan rumah tangga yang terpenuhi didalam melaksakan home industry diartikan sebagaimana kita memandang kecukupan suatu rumah

tangga atau pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga tercukupi atau memberikan dampak besar bagi keberlangsungan pendapatan rumah tangga.

(19)

bahwa melalui home industry masyarakat tuntut berpikir kreatif dan melakukan usaha mandiri guna menambah pemasukan pendapatan rumah tangga untuk memenuhui kebutuhan hidup seperti sandang pangan dan papan dan selain itu home industry juga dapat memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat yang dibantu oleh home industri sekitar baik yang terlihat langsung maupun tidak langsung.

3. Patricia Yovi Anin Dita (2007) Penelitian yang berjudul “Analisis Sistem Pemenuhuan Bahan Baku pada Home Industry Kripik Pisang” (Studi pada Home Industry Warna Sari, Dahlia dan Devi Kabupaten Lombok Barat).

Masalah penelitian Bagaimana system penemuhan bahan baku pada home industry keripik pisang pada home industry Warna Sari Dahlia dan Devi?.

Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan pengumpulan data sekunder seperti dokumentasi. Hasil dari penelitian yang diungkapkan bahwa usaha kripik pisang Warna Sari baik, milik Dahlia maupun bahan baku yang sama, proses produksi yang juga sama tetapi didalam pemasokan bahan baku yang tidak pas dengan kondisi yang membuat kripik Ibu Devi lebih tidak tahan lama, karena penumpukan barang digerai sehingga merusak kondisi kripik.

(20)

yang diungkapkan bahwa persaingan bisnis yang semakin ketatmenurut perusahaan untuk bekerja lebih efektif dan efisien agar mendapatkan laba yang maksimal. Labamerupakan peran yang sangat penting dalam perolehan laba disuatuperusahaan, oleh karna itu seharusnya perusahaan mampu untuk mempertahankan pelanggan maka kontribusi laba dan setiap pelanggan sangatlah penting.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan pencocokan dan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 76 tahun

Pada hari ini Kamis tanggal Dua puluh bulan September tahun Dua Ribu Dua Belas kami yang bertandatangan di bawah ini Panitia Pengadaan Rehabilitasi Gedung Sekolah

[r]

PANITIA PENGADAAN BARANG / JASA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB.. Wahidin Sudirohusodo

Data tersebut menandakan bahwa cukup beralasan apabila terus dilakukan eksplorasi terhadap pengolahan jagung dan bagian-bagiannya sehingga jagung betul-betul dapat

Demikian untuk diketahui, Bagi yang merasa tidak puas dapat melakukan sanggah sesuai mekanisme dan jadwal yang telah ditentukaru atas perhatiannya diucapkan terima

a. Tutor mereview proses diskusi secara keseluruhan. Tutor mengklarifikasi konsep atau isu hukum yang belum jelas atau masih terdapat perdebatan. Tutor harus memastikan

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah peta potensi batuan kapur Kabupaten Tuban yang dibagi kedalam 5 kelas yakni potensi sangat rendah, potensi rendah,