MAKALAH UJIAN AKHIR SEMESTER
MANUSIA MASYARAKAT INDONESIA
Disusun oleh:
Arifianka Rahmafebrizsa Buhron (1506685984)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS INDONESIA
I. Pertanyaan dan Jawaban
1.
Bagaimana memperkuat Integrasi Nasional dalam kaitan dengan kehidupan Berbangsa dan Bernegara?Kodrat integrasi pada bangsa Indonesia tercipta oleh kesadaran kebangsaan dan cita-cita perjuangan yang dibangun melalui gairah dan kehendak yang kuat dari kodrat keanekaragaman kehidupan bangsa Indonesia. Kodrat keanekaragaman kehidupan itulah yang membangun kehendak berintegrasi ke dalam satu kesatuan bangsa dan bercita-cita membangun satu kehidupan kebangsaan dalam satu negara kesatuan Republik Indonesia (Mattaluda, 1985).
Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk kepulauan dengan keragaman suku bangsa dengan ciri khas kebudayaannya masing-masing. Adanya beberapa suku bangsa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, di satu pihak merupakan kebangsaan tersendiri karena memiliki kekayaan kebudayaan yang sangat tinggi harganya. Namun, di sisi lain dengan banyaknya jumlah suku bangsa yang ada merupakan sumber timbulnya konflik (Widjada, 1986). Salah satu penyebab munculnya konflik tersebut adalah adanya sikap etnosentrisme dan primordialisme di antara bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah pedoman yang bersifat netral dan tidak mengacu pada suatu suku bangsa tertentu tetapi mewakili Indonesia sebagai suatu negara yang multikultural. Pancasila sebagai dasar negara dan “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai semboyan negara adalah pedoman ideal dalam bertingkah dan berperilaku yang mengusung nilai-nilai nasionalis untuk mewujudkan integrasi nasional.
2.
Globalisasi dan cyber community merupakan bagian dari kehidupan masa kini yang tidak terhindarkan. Dalam upaya memperkuat persatuan nasional, bagaimana caranya mempertahankan dampak baik dan mengatasi dampak buruk dari globalisasi serta perkembangan cyber community? Berilah salah satu contohnya dalam konteks ekonomi atau hukum atau pertahanan keamanan!Menurut Selo Soemardjan, globalisasi adalah sebuah proses terbentuknya suatu sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat yang berada di seluruh dunia yang bertujuan untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama. Maraknya aktivitas manusia menggunakan elektronisasi yang didukung dengan perkembangan teknologi yang pesat, sebuah sistem komunikasi antar masyarakat gagasan di kalangan ilmuwan di seluruh dunia (Widyopramono, 2005: 7). Hal tersebut merupakan keuntungan yang datang dari globalisasi karena dapat dijadikan sarana edukasi dan hiburan bagi cyber community.
Akan tetapi, kemajuan teknologi informasi (internet) dan segala bentuk manfaat di dalamnya membawa konsekuensi negatif tersendiri. Penyalahgunaan yang dilakukan oleh cyber community inilah yang kemudian dikenal sebagai cyber crime (Maskun, 2013: 49). Salah satu penyalahgunaan yang terjadi adalah distribusi pembajakan dan pornografi secara digital serta penyebaran berita-berita tidak bertanggungjawab yang disebut hoax. Namun, tidak selamanya dampak negatif dari globalisasi berupa tindakan kriminal di dunia maya, tetapi juga dapat berupa menurunnya rasa cinta terhadap Indonesia dan hilangnya identitas sebagai bangsa Indonesia.
3.
Uraikan secara singkat perjalanan demokratisasi di Indonesia yang juga menunjukan dialaminya masa otoritarianisme di era Orde Baru. Bagaimanakah perkembangan demokrasi di Era Reformasi (pasca Orde Baru) khususnya dilihat dari peran elit politik dan ekonomi?Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yang dapat berarti pemerintahan rakyat atau juga bisa disebut pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat sedangkan demokratisasi adalah proses menuju demokrasi. Demokratisasi di Indonesia ditandai dengan adanya orde lama, orde baru, dan reformasi yang berlangsung hingga sekarang.
Masa orde lama dibagi menjadi dua periode, periode pertama (1950-1955) memiliki sistem demokrasi liberal dan periode kedua (1959-1965) memiliki sistem demokrasi terpimpin. Pada masa orde baru (1966-1998), muncul sistem demokrasi Pancasila. Karl D.Jackson menyebut orde baru sebagai masyarakat politik birokrasi, yang menggambarkan bagaimana arena politik sangat didominasi oleh birokrasi negara (Winarno, 2007: 26). Dalam hal ini, kebijakan nasional dibuat dalam lingkaran kecil elit yang berpengaruh dan biasanya kebijakan tersebut ditujukan untuk merespon nilai-nilai dan kepentingan pihak-pihak tertentu. Di sisi lain, sistem politik pada masa orde baru memiliki tingkat partisipasi yang minim. Otoritarianisme politik yang telah membuat sistem politik tidak lagi responsif terhadap tuntutan dan kebutuhan rakyat. Pembangunan ekonomi yang semestinya ditujukan untuk mendorong kemakmuran rakyat, dalam kenyataannya hanya dinikmati oleh segelintir elit politik dan ekonomi.
4.
Gambarkanlah suatu kearifan lokal dari suatu suku bangsa yang sudah diterapkan di ruang lingkup lokal (daerah lain) dan nasional!Kearifan lokal berupa prinsip-prinsip dan cara-cara tertentu yang dianut, dipahami, dan diaplikasikan oleh masyarakat lokal dalam berinteraksi dan berinterelasi dengan lingkungannya dan ditransformasikan dalam bentuk sistem nilai dan norma adat (Zulkarnain dan Febriamansyah, 2008: 72). Masyarakat Baduy, terutama Baduy Dalam, adalah salah satu suku yang mengasingkan diri dari keramaian kota dan tidak mau tersentuh oleh kegiatan pembangunan. Hal ini dikarenakan mereka masih memegang teguh nilai dan norma yang diajarkan oleh leluhur mereka, yakni keyakinan bahwa alam adalah pelindung kehidupan mereka.
Masyarakat Baduy hidup dengan kesederhanaan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat Baduy hanya mengandalkan sumber daya yang disediakan oleh alam sambil melakukan proteksi terhadap lingkungan yakni dengan tidak mengeksploitasi sumber daya yang tersedia. Sikap tersebut melahirkan rasa gotong royong dalam kehidupan mereka yang mengedepankan kepentingan kolektif di atas individu sehingga terlaksananya asas demokrasi di antara masyarakat Baduy.
Sebagai contoh, dalam mendirikan bangunan, masyarakat Baduy menjunjung tinggi kearifan lingkungan. Konstruksi bangunan rumah mereka menggunakan bahan yang berasal dari lingkungan sekitar seperti kayu dan bambu. Struktur bangunan didirikan dengan rangka yang juga terbuat dari kayu atau bambu. Kemudian, semua rincian konstruksi diselesaikan dengan ikatan, tumpuan, pasak, tumpuan berpaut dan sambungan berkait. Struktur utama atap menggunakan atap kiray dengan bambu dan rota sebagai pengikat. Konstruksi bangunan ini juga dapat ditemui di daerah lain di Jawa Barat. Hal ini menunjukan bahwa dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia dari alam, masyarakat Baduy juga turut menjaga kelestarian alam bagi seluruh masyarakat yang tinggal di dalamnya.
UU No. 32 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
II. Daftar Pustaka
Maskun. 2013. Kejahatan Siber: Cyber Crime. Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Permana, C.E. 2010. Kearifan Lokal Masyarakat Baduy dalam Mitigasi Bencana. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Sadilah, Emiliana. 1997. Integrasi Nasional Suatu Pendekatan Budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Widyopramono Hadi Widjojo. 2005. “Cybercrimes dan Pencegahannya”. Jurnal Hukum Teknologi. Fakultas Hukum Universitas Indonesia, hm.7.