METAMORFOSIS PADA KATAK
Oleh :
Nama : Fajar Nour Cholis NIM : B1J012180
Rombongan : II Kelompok : 2
Asisten : Devi Olivia Muliawati
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metamorfosis merupakan perubahan struktur dan morfologi selama kehidupan
larva hingga dewasa sehingga tahap larva dan tahap dewasanya memiliki bentuk atau
morfologi yang berbeda. Perubahan struktur biasanya dapat terlihat dengan jelas
pada tahap metamorfosis. Biasanya hampir seluruh organ menjadi objek modifikasi.
Modifikasi organ diikuti dengan perubahan fungsionalnya. Ada banyak tipe sel di
dalam larva yang mengalami perubahan selama metamorfosis, namun ada sel-sel
pada daerah tertentu yang terus berkembang tanpa dipengaruhi oleh hormon.
Metamorfosis dapat dibagi menjadi dua yaitu metamorfosis sempurna dan
metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis sempurna merupakan perubahan
morfologi yang berawal dari telur, larva, pupa dan imago. Perubahannya nampak
jelas, sehingga dapat dibedakan fase perubahannya yang terdiri rari 4 fase. Contoh
metamorfosis sempurna ini yaitu kupu-kupu dan katak. Sedangkan metemorfosis
tidak sempurna yaitu karena hewan tersebut hanya melewati 3 fase, yaitu dari telur
menjadi nimfa kemudian menjadi hewan dewasa. Perubahan morfoliginya tidak
tampak jelas, karena bentuknya sama hanya saja ukurannya yang berbeda.
Metamorfosis tidak sempurna ini biasanya terjadi pada serangga misalnya adalah
belalang.
Praktikum metamorfosis kali ini menggunakan berudu katak untuk mewakili
kelas amphibia karena mudah didapat, dipelihara dan mudah diamati
metamorfosisnya. Berudu yang digunakan untuk mengamati metamorfosis adalah
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah mahasiswa dapat mengenali struktur
tubuh larva/berudu berhabitat akuatik dan perubahan-perubahan yang terjadi selama
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah baskom untuk medium
inkubasi, kertas label, milimeter blok, saringan teh dan loop.
Bahan yang digunakan dalam praktikum metamorfosis ini adalah berudu katak
stadium tunas ekor, medium air sumur dan daun bayam sebagai pakan.
B. Metode
Cara kerja dalam praktikum kali ini adalah:
1. Siapkan 10 berudu dengan ukuran yang sama.
2. Berudu pada baskom diambil satu per satu untuk dihitung panjang tubuh,
panjang ekor dan lebar kapalanya.
3. Berudu dipelihara dalam baskom yang berisi air selama dua minggu.
Baskom dibersihkan dan berudu diberi makan bayam rebus setiap dua hari
sekali.
4. Pengamatan dilakukan setiap minggu dalam dua minggu, yaitu mengukur
kembali panjang tubuh, panjang ekor dan lebar kapalanya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. C. D. Gambar 1
Tabel 1. Data Perkembangan Berudu Kelompok 2 Minggu ke-0
No Aspek yang diamati
PT (mm) PE (mm) LK (mm) KKD KKB PG V ∑ yang Hidup 1 15 9 4 - - - 2 16 9 5 - - - 3 15 9 4 - - - 4 18 9 6 - - - 5 14 8 4 - - - 6 16 9 5 - - - 7 14 9 4 - - - 8 16 9 5 - - - 9 15 9 5 - - - 10 16 9 5 - - - Rata-rata 15,5 8,9 4,7 10
Gambar 1. Berudu Katak pada Minggu Ke-0
Gambar 2. Berudu Katak pada Minggu Ke-2
Gambar 3. Pigmentasi Berudu Katak pada
Tabel 2. Data Perkembangan Berudu Kelompok 2 Minggu ke-1
No Aspek yang diamati
PT (mm) PE (mm) LK (mm) KKD KKB PG V ∑ yang Hidup 1 17 10 5 - √ - 2 20 15 7 - √ - 3 20 11 7 - √ - 4 17 10 6 - √ - 5 21 10 6 - √ - 6 19 12 6 - √ - 7 21 12 6 - √ - 8 20 11 6 - √ - 9 18 11 6 - √ - 10 19 11 6 - √ - Rata-rata 19,2 11,3 6,1 10
Tabel 3. Data Perkembangan Berudu Kelompok 2 Minggu ke-2
No Aspek yang diamati
PT (mm) PE (mm) LK (mm) KKD KKB PG V ∑ yang Hidup 1 24 19 6 - √ √ 2 23 18 7 - √ - 3 29 19 7 √ √ √ 4 24 18 7 - √ - 5 10 - 5 √ √ √ 6 10 4 6 √ √ √ 7 15 6 7 - √ √ 8 7 - 5 √ √ √ 9 24 14 6 √ √ √ 10 17 7 8 √ √ √ Rata-rata 19,8 10,5 6,4 4 Keterangan :
PT : Panjang total tubuh
PE : Panjang ekor
LK : Lebar kepala
KKD : Keberadaan kaki depan
KKB : Keberadaan kaki belakang
B. Pembahasan
Metamorfosis katak termasuk metamorfosis sempurna. Katak merupakan
hewan yang mengalami metamorfosis sempurna. Contoh hewan yang mengalami
metamorfosis sempurna adalah katak dan kupu-kupu. Siklus hidup katak yaitu
awalnya, katak betina dewasa bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas setelah
10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi berudu. Setelah
berumur 2 hari, berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah
berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8
minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan
mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai berbentuk, ekornya menjadi
pendek serta bernapas dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya
sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa (Parker,1967).
Berdasarkan pengamatan praktikum metamorfosis yang dilakukan selama dua
minggu didapatkan hasil bahwa pada hari ke-14 pengamatan sudah mulai muncul
tunas kaki, tunas kaki yang tumbuh terdapat pada berudu. Hal ini menunjukan bahwa
berudu mulai tumbuh menuju katak kecil. Hari-kehari perubahan yang dapat terlihat
adalah ekor pada berudu semakin mengecil dan memendek. Kepala berudu untuk
pengamatan pada minggu pertama menunjukkan ukuran kepala semakin besar, tetapi
ketika pengamatan pada minggu kedua menunjukan bahwa kepala pada berudu
semakin mengecil. Panjang tubuh berudu semakin hari semakin membesar, karena
untuk mempersiapkan diri untuk tumbuh menjadi katak dewasa.
Dikenali tiga tingkatan perubahan metamorfik. Tahapan yang pertama adalah
premetamorfosis ditandai dengan pertumbuhan larva yang sangat dominan yaitu
ukuran tubuh berudu semakin besar. Selama tahapan prometamorfosis, petumbuhan
belakang. Pengamatan menunjukan perubahan dengan munculnya tunas kaki
belakang. Perkembangan membra depan dapat menandai dimulainya metamorfosis
klimaks, suatu periode perubahan morfologi dan fisiologi yang luas dan dramatik
(Walbot, 1987).
Perubahan metamorfik perkembangan katak terjadi oleh sekresi hormon
tiroksin (T4) dan triyodotironin (T3) dari tyroid (Soeminto, 2000). menyatakan
bahwa untuk mempercepat metamorfosis anak katak adalah dengan memberi
suntikan ekstrak pada anterior tympani, pemberian yodium dan tyroid. Angka
kematian tinggi karena besarnya reduksi dan tingginya transformasi konsentrasi
yodium. Anak katak kehilangan kesempatan sebagai pelengkap metamorfosis
disebabkan adanya pengaruh suntikan pada anterior tympani juga kadar yodiumnya.
Pengaruh suntikan menyebabkan spesimen menjadi tua yang kemungkinan
berpengaruh besar pada posterior tympani daripada anterior tympani.
Faktor-faktor yang mempengaruhi metamorfosis menurut Huet (1971), yaitu
dibedakan menjadi dua faktor, faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi
faktor lingkungan antara lain kualitas air, adanya parasit serta jumlah pakan yang
tersedia. Faktor internal meliputi perbedaan umur, kemampuan beradaptasi dengan
lingkungannya dan adanya ketahanan terhadap penyakit.
Selain dua faktor tersebut juga ada salah satu faktor yang mempengaruhi, yaitu
faktor hormon. Hormon utama metamorfosis amfibi adalah hormon thyroid, yang
serupa dengan ecdyson pada metamorfosis serangga. Hormon ini diproduksi dalam
kelenjar thyroid yang terletak pada bagian ventral dari trachea pada leher. Komponen
aktif dari hormone thyroid adalah thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3), keduanya
merupakan derivat dari asam amino tyrosine. Triiodothyronine (T3) secara umum
jaringan lain dari kelenjar thyroid. Ketika kelenjar thyroid dipindahkan dari berudu
muda, mereka umbuh menjadi berudu dewasa yang tidak pernah mengalami
metamorfosis. Sebaliknya, ketika hormone thyroid diberikan pada berudu muda
dengan makanan atau injeksi, mereka bermetamorfosis secara prematur (Kalthoff,
1996). Metamorfosis amfibi adalah contoh dari perkembangan kompleks proses yang
diatur oleh faktor endokrin (Rosenkilde and Ussing,1996). Kontrol hormon tiroid
secara luas dipahami pada metamorfosis katak. Thyroid-stimulating hormone (TSH)
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya, dapat ditarik beberapa
kesimpulan bahwa:
1. Proses metamorfosis adalah proses perubahan atau tahapan-tahapan perkembangan untuk menjadi individu dewasa.
2. Berudu merupakan larva bagi amphibi yang merupakan tahapan kedua dari metamorfosis katak.
3. Prosesnya dimulai dari awalnya katak betina akan bertelur, kemudian telur itu akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi berudu. Setelah umur 2 hari, berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernafas. Setelah umur 3 minggu insang berudu akan tertutup olaeh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai terbentuk, ekornya menjadi pendek serta bernafas dengan menggunakan paru-paru, dan setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa.
B. Saran
Setelah 1 minggu pengamatan berudu, sebaiknya mangkuk tempat berudu
DAFTAR REFERENSI
Badawy G. M. 2011. Effect of thyroid stimulating hormone on the ultrastructure of the thyroid gland in the Mexican axolotl during metamorphic climax. Journal
of Applied Pharmaceutical Science, Vol. 01 (04): 60-66
Huet, M. 1971. Text Book of Fish Culture Breeding and Cultivation of Fish. Fishing News Books Ltd, Surrey.
Kalthoff, K. 1996. Analysis of Biological Development. McGraw-Hill, Inc., USA.
Karraker, N. E. 2007. Are Embrionic and Larval Green Frogs (Rana clamitans) Insensitive to Road Deicing Salt? Herpetological Conservation and Biology 2. 1: 35-41.
Parker, T. J. 1967. Texbook of Zoology Volume 2. Mc Millan, Hongkong.
Rosenkilde P, and Ussing A. What mechanisms control neoteny and regulate induced metamorphosis in urodeles, Int. J. Dev. Biol. Vol. 40: 665-673.
Soeminto. 2000. Biologi Perkembangan III. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.