• Tidak ada hasil yang ditemukan

UI Range Method

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UI Range Method"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Nama : Hilda Rani Dwitama

NRP : 103020030

No. Meja : 6 (Enam)

Kelompok : B

Tgl Praktikum : 13 Maret 2013

Asisten : Sri Mulyati

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang Percobaan

Pengujian inderawi merupakan

salah satu bidang ilmu yang

mempelajari cara-cara pengujian terhadap sifat karakteristik bahan pangan dengan menggunakan indera manusia yaitu indera penglihat,

pembau, perasa, peraba, dan

pendengar. Pengujian inderawi ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri pangan, seperti industri gula, industri teh, atau industri kopi. Tujuan pengujian inderawi bagi perusahaan tersebut adalah dalam pengembangan atau inovasi produk baru, reformulasi produk, dan bersaing dengan suatu

perusahaan makanan lainnya

(Kartika, 1987).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memilih salah satu atau beberapa macam pengujian,

diantaranya yaitu identifikasi

masalah pada produksi atau proses

yang memerlukan penilaian

organoleptik. Setelah itu menentukan

cara pengujian yang cocok

berdasarkan identifikasi masalah

diatas. Kemudian memilih rancangan dan analisis statistik yang paling sesuai (Soekarto, 1985).

Tidak semua uji cocok untuk suatu tujuan pengujian inderawi. Pada tujuan yang sama dapat digunakan beberapa macam uji yang cocok, dan diantara macam-macam uji tersebut dipilih salah satu

pengujian yang dipandang efisien (Soekarto, 1985).

Suatu uji range method sangat

diperlukan untuk menguji

sensitivitas calon panelis. Pada metode ini setiap calon di uji kemampuanya dalam memberikan penilaian pada satu seri sampel yang

bervariasi. Sensitivitas panelis akan terlihat dari pengujian ini, sehingga dapat diketahui calon-calon mana yang siap pakai dan calon-calon yang

perlu menjalani latihan secara

kontinyu (Soekarto, 1985).

Tujuan Percobaan

Tujuan dari percoban range

method adalah untuk menguji sensitivitas calon panelis dalam memberikan kesan tehadap satu seri

sample yang bervariasi

konsentrasinya dan juga digunakan untuk seleksi panelis.

Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan range

method adalah berdasarkan

sensitivitas yang dimiliki oleh calon panelis dalam memberikan penilaian terhadap satu seri sampel dengan konsentrasi yang berbeda-beda yang dilakukan secara tepat.

Aplikasi dalam Bidang Pangan

Pengenalan uji range method produk pangan ini digunakan dalam bidang pangan, misalnya pabrik permen, sirup, dan sebagainya. Suatu industri akan memiliki sejumlah panelis yang terbagi dalam beberapa tipe berkenaan dengan kemampuan

panelis mendeteksi cecap pada

konsentrasi tertentu, sesuai dengan

tujuan industri tersebut untuk

melakukan seleksi panelis, sehingga diharapkan dengan adanya seleksi panelis maka akan lebih mudah

menentukan suatu komposisi

maupun formulasi suatu produk.

BAHAN, ALAT DAN METODA PERCOBAAN

Bahan-bahan Percobaan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan sirup

(3)

780, 102), 2% (925, 136, 417, 358), 3% (896, 253, 461, 695), 4% (541, 385, 234, 705), dan 5% (432, 501, 846, 392).

Alat-alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas, sloki, sendok, baki, tissue dan lap tangan.

Metoda Percobaan

Pertama-tama calon panelis

dihadapkan dengan 20 sampel sirup vanila yang memiliki konsentrasi berbeda-beda, dimana sampel yang

diujikan tersebut memiliki

konsentrasi 1 %, 2 %, 3 %, 4 % dan 5%. Kemudian dicicipi dan berilah penilaian pada sampel sirup vanila yang telah tersedia

Dimana dalam satu konsentrasi, jumlah sample terdiri dari empat. Jadi dalam satu konsentrasi tidak memiliki jumlah sampel lebih dari empat. Kemudian isilah quisioner yang telah disediakan, sesuai hasil pengamatan yang telah kita lakukan. Kemudian dilakukan perhitungan.

Rumus Range Method :

1. Jumlah = Data 1 + Data 2 + … + Data n

2. Simpangan = |Nilai tiap

konsentrasi – Data panelis|

3. Range = Data terbesar – Data terkecil

4. Range jumlah = Jumlah terbesar – Jumlah terkecil

5. Jumlah simpangan = Simpangan 1 + Simpangan 2 + … + Simpangan n 6. Jumlah range = Range 1 + Range 2 + … + Range n 7. Ratio = Range Jumlah Jumlah Range Ketentuan :

Ratio ≥ 1 → panelis terpilih

Ratio < 1 → panelis tidak terpilih

 ∑ Simpangan terkecil → panelis

stabil (tidak perlu dilatih) ≤ 5

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Percobaan dan Pembahasan Sampel Sirup Vanila

Hasil percobaan range method dengan sampel sirup vanila dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Hasil Percobaan Uji Range Method Pada Sampel Sirup Vanila

No. Jenis Panelis No. Panelis Ratio Σ Simpangan

1 Panelis Terpilih 1 1,75 8 2 2,33 8 4 1,63 12 5 1,75 10 7 7,5 2 8 8 2 10 4 6 11 2,33 9 12 1,44 14 13 1,56 10 14 3,75 4 16 1,63 12 18 7,5 2 19 7,5 2 20 1,86 8

(4)

No. Jenis Panelis No. Panelis Ratio Σ Simpangan 3 Panelis Stabil 1 1,75 8 2 2,33 8 7 7,5 2 8 8 2 10 4 6 11 2,33 9 14 3,75 4 18 7,5 2 19 7,5 2 20 1,86 8

(Sumber : Hilda Rani Dwitama, Meja 6, 2013) Berdasarkan hasil pengamatan

range method dapat disimpulkan

bahwa ke 15 panelis dari 19 panelis merupakan panelis terpilih karena

mempunyai sensitivitas tinggi

dengan rasio ≥ 1, sedangkan panelis (bilik 6, 9, 15, dan 17) merupakan panelis tidak terpilih dengan rasio < 1, dan terdapat 10 panelis stabil (bilik 1, 2, 7, 8, 20, 11, 14, 18, 19, dan 20).

Metode Rentang (range

method), yaitu suatu metode dimana

calon panelis diberi satu seri sampel yang berupa larutan gula dengan 5

tingkatan konsentrasi yang

bervariasi, yaitu 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5% masing-masing sampel mempunyai 4 kali ulangan sehingga didapatkan 20 macam sampel yang akan disajikan pada para panelis

dengan kode sample yang

berbeda-beda, yang terdiri dari 3 angka. Kode dibuat dengan 3 angka dengan tujuan untuk meminimalkan error (logical error) karena angka 1, 2, 3, dan seterusnya memberikan bias bahwa angka 1 konsentrasinya lebih rendah dari angka 2 atau 3, dan

seterusnya. Selanjutnya panelis

diminta untuk memberi penilaian dengan rentang nilai 1-5 untuk sampel yang kemanisannya paling

rendah sampai yang paling tinggi. Sebelum disajikan kepada panelis, sampel diacak terlebih dahulu untuk menghindari penilaian dengan cara mengurutkan. Karena apabila tidak diacak, panelis dapat menduga nilai sifat sensoris sebelum melakukan

pengujian yaitu dengan cara

mengurutkannya. Pada metode ini, kemampuan memberikan penilaian secara tepat akan terlihat, sehingga dapat diketahui calon-calon mana yang siap pakai dan calon-calon mana yang perlu menjalani latihan secara kontinyu (Anastasia, 2011).

Range method ini merupakan

gabungan dari uji ranking dan

scoring, yaitu panelis diminta untuk

memberi skor dan mengurutkan sampel mulai dari yang konsentrasi rendah sampai ke konsentrasi tinggi.

Range method lebih dipilih daripada threshold test atau duo trio atau triangle test dalam seleksi panelis ini

karena range method memiliki

tingkat kesulitan yang tinggi, karena panelis harus mengurutkan sampel di samping memberi skor, sehingga panelis yang lolos lebih sedikit.

Selain itu juga dapat dinilai

konsistensi panelis, sebab setiap konsentrasi yang diberikan memiliki 4 kali ulangan (Anastasia, 2011).

(5)

Perbedaan uji thresold dan

range method adalah jika thresold

hanya menguji jenis kesan tanpa

harus dikelompokan, sedangkan

range method harus dikelompokan

terlebih dahulu untuk menentukan konsentrasi kesan yang dirasakan atau diterima.

Sampel yang dipakai bisa

menggunakan sampel padat tetapi asalakan atribut penilaiannya sama. Jadi tidak hanya sampel larutan atau cairan saja. Bahan yang bersifat padat pun dapat dilakukan dengan menggunakan uji ini, tatapi dalam

pengerjaanya lebih rumit di

bandingkan dengan bahan cair. Pada bahan padat dapat di bedakan

konsentrasinya tetapi memiliki

kenampakan dan tekstur yang sama. Panelis stabil merupakan panelis yang tanpa dilakukan pelatihan lagi, sedangkan panelis terlatih belum tentu merupakan panelis stabil, karena perlu ada pelatihan kembali.

Pelatihan yang dilakukan yaitu

dengan menggunakan uji

pembedaan, seperti uji triangle, uji

duo trio, dan lain-lain.

Penulis termasuk dalam

kategori panelis tidak terpilih karena

tidak dapat membedakan atau

mengklasifikasi dengan tingkat

konsentrasi tertentu. Maka perlu

dilakukan pelatihan kembali.

Kesalahan tersebut mungkin terjadi karena pada saat pengujian sedang tidak enak badan (terserang flu).

Kesalahan panelis yang terjadi juga dikarenakan calon panelis kurang peka. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan:

1. faktor fisiologik

Salah satu faktor fisiologik yang

mempengaruhi kepekaan panelis

yaitu kondisi kenyang atau lapar.

Terlalu kenyang mengurangi

kepekaan. Sebaliknya terlalu lapar dapat menyebabkan penilaian yang berlebihan. Hal ini bukan berarti orang lapar menjadi lebih peka.

Kebiasaan merokok pun dapat

memepengaruhi. Sebaiknya 20 menit

sebelum pengujian berlangsung

untuk berhenti merokok. Orang yang sakit dapat mempengaruhi kegiatan

fisiologiknya karena itu akan

terjadinya berkurang kepekaannya (Soekarto, 1985).

2. Faktor psikologik

Pengaruh psikologik yang dapat

mengganggu kepekaan seorang

panelis yaitu yang dapat

mempengaruhi konsentrasi atau yang membuat orang tidak santai. Hal ini meliputi keadaan tertekan, terburu-buru ini dikarenakan kurangnya

motivasi calon panelis dalam

melakukan pengujian, serta tekanan jiwa (Soekarto, 1985).

Adapun latihan yang

digunakan untuk panelis tidak stabil dalam pengujian range method ini diantaranya adalah :

a) Menyesuaikan atau membiasakan masing-masing individu pada tata cara pengujian.

b) Meningkatkan kemampuan dari masing-masing individu untuk

mengenal dan menidentifikasi

sifat-sifat inderawi yang diuji. c) Meningkatkan sensitivitas dan

daya ingat masing-masing

individu sehingga hasil pengujian lebih tepat dan konsisten.

d) Melatih agar ada pengertian yang sama tentang sifat-sifat yang

dinilai, kriteria dan metode

pengujian yang digunakan, serta

memeperkecil perbedaan dari

(6)

memberikan suatu penilaian (Kartika, 1987).

Dalam pelatihan dilakukan

beberapa kali pengujian. Sebagai contoh : enam kali latihan pengujian, setiap hari sekali pengujian dengan periode dua hari latihan per minggu. Latihan dilakukan secara kelompok dan individu. Yang baik adalah bila dapat dilakukan 10 – 12 kali latihan pengujian (Kartika, 1987).

Pada permulaan latihan, semua

calon dikumpulkan dalam satu

kelompok dan diberi penjelasan tentang tujuan pengujian. Sifat-sifat inderawi yang akan dinilai dengan cara pengujian. Dimana calon panelis mengisi kuesioner, setelah

masing-masing memberikan penilaian,

dilakukan diskusi antar anggota untuk menghindarkan kemungkinan adanya salah pengertian di antara mereka. Jika terjadi kesalahan maka

pengujian dilakukan kembali.

Latihan secara berkelompok ini dapat dilakukan sampai tiga kali pengujian, untuk selanjutnya dilakukan latihan secara individu di bilik-bilik ruangan pengujian. Pada tahap ini latihan sudah mirip dengan pengujian yang

sebenarnya, termasuk pemberian

kode pada sampel yang diuji. Dari latihan secara individu ini akan dapat

diketahui apakah semua calon

memenuhi persyaratan sebagai

penguji ataukah ada sebagian yang

kurang memenuhi persyaratan

berdasarkan hasil pengujian yang mereka lakukan (Kartika, 1987).

Berdasarkan tingkat sensitivitas dan tujuan dari setiap pengujian ,

dikenal berbagai macam panel

sebagai berikut:

1. Panel ahli (Highly trained

experts)

2. Panel terlatih ( Trained panels)

3. Panel agak terlatih

4. Panel tidak terlatih (Untrined

panel) (Kartika, 1987).

Tahap-tahap untuk memilih dan melatih terdiri dari empat tahap yaitu: 1. Wawancara 2. Penyaringan (screening) 3. Latihan (Training) 4. Evaluasi kemampuan (Kartika, 1987).

Tabel 2. Komposisi Sirup Marjan Vanila

Sampel Komposisi

Sirup Marjan Vanila

gula pasir, ekstrak

vanila, pengatur keasaman asam sitrat, pewarna (tartazine (Cl 19140), karmoisin (Cl 14720), biru berlian (Cl42090)).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan

range method dapat disimpulkan

bahwa ke 15 panelis dari 19 panelis merupakan panelis terpilih karena

mempunyai sensitivitas tinggi

dengan rasio ≥ 1, sedangkan panelis (bilik 6, 9, 15, dan 17) merupakan panelis tidak terpilih dengan rasio < 1, dan terdapat 10 panelis stabil (bilik 1, 2, 7, 8, 20, 11, 14, 18, 19, dan 20).

Saran

Panelis diharapkan panelis

tidak sedang dalam gangguan

penyakit yang menyerang indera sehingga pengujian lebih efektif.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Anastasia, (2011), Range Method

Full, http://id.scribd.com,

Diakses: 19/3/13.

Soekarto, S. T., (1985), Penilaian

Organoleptik, Bharata Karya

Aksara, Jakarta.

Kartika, B ; Hastuti, P dan

Supartono, W, (1987),

Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan, Pusat Antar

Universitas Pangan dan Gizi, Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1. Hasil Percobaan Uji Range Method Pada Sampel Sirup Vanila  No.  Jenis Panelis  No

Referensi

Dokumen terkait

“Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk

Tingkat kesukaan panelis terhadap tahu yang di rendam dengan ekstrak daun sirih dan buah mengkudu dipengaruhi oleh jenis ekstrak dengan konsentrasi yang berbeda Hasil penilaian

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian asetat anhidrida dengan konsentrasi yang berbeda-beda tidak memberikan pengaruh terhadap nilai IB sampel MDF yang

Sampel lotion dengan seri konsentrasi ekstrak tongkol jagung yang berbeda dilarutkan dalam metanol pa diukur absorbansinya (A) tiap 5 nm pada rentang panjang

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian asetat anhidrida dengan konsentrasi yang berbeda-beda tidak memberikan pengaruh terhadap nilai IB sampel MDF yang

Tingkat kesukaan panelis terhadap tahu yang di rendam dengan ekstrak daun sirih dan buah mengkudu dipengaruhi oleh jenis ekstrak dengan konsentrasi yang berbeda Hasil penilaian

“Audit Internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan control yang berbeda-beda dalam organisasi untuk

Panelis diminta untuk menentukan sampel formula tepung jamur tiram yang berbeda dengan produk kontrol berdasarkan rasa gurih umami, sekaligus memberikan penilaian tingkat kesukaan dari