• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIAPAN SMK N I KALASAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESIAPAN SMK N I KALASAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 KESIAPAN SMK N I KALASAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

PEMBELAJARAN

OLEH : DRS. MARSUDI, M.PD. WIDYAISWARA PPPPTK SENI BUDAYA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap empat aspek penting dalam pelaksanaan Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah di SMK N 1 Kalasan Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Pengelolaan SDM, Implemnetasi Kurikulum 2013, pelaksanaan Pembelajaran Scientific dan Penilaian Authentic. Penelitian ini menggunakan data kualitatif, analisis datanya menggunakan Model Interaktif dari Miles dan Huberman, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah menggunakan teknik observasi, wawancara, dan pencermatan dokumen. Sementara pengujian keabsahan data dilakukan dengan cara memperpanjang waktu penelitian, triangulasi data, dan auditing atau penelusuran data.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa secara umum pengelolaan SDM pada SMK N 1 Kalasan sebagai sekolah yang mengimplentasikan kurikulum 2013 telah berjalan dengan baik, dan beberapa kendala yang muncul dapat ditemukan solusinya. Kepala SMKN 1 Kalasan melaksanakan pengelolaan SDM pertama melalui Rapat koordinasi Kepala Sekolah, guru, karyawan dan dewan sekolah, melakukan pendataan yang sedang dan akan dilaksanakan menghitung dana dan biaya, menyususn analisis kegiatan, program, prioritas sesuai program sekolah. kedua melalui IHT sosialisasi Implementasi kurikulum 2013 kepada seluruh warga sekolah. Implementasi Kurikulum 2013 Secara umum di SMKN 1 Kalasan Sleman menunjukkan kondisi yang cukup baik. Kendala-kendala yang ada di sekolah tersebut dapat diatasi salah satunya dengan pola kerja kepala sekolah yang kreatif dan tidak menyalahi aturan. Dalam hal membangun Komitmen mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 mendukung pelaksanaan kurikulum 2013. Kegiatan pembelajaran SMK N 1 Kalasan setelah melaksanaan implementasi kurikulum 2013 guru berubah metode pembelajarannya yaitu dari konvensional ke pendekatan saintifik yang bervariasi. Pendekatan ilmiah (scientific approach) meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiaisi, dan mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran. Kedua sebagian besar guru masih menggunakan model pembelajaran sebelumnya yang mengacu pada KTSP 2006 di sekolah. Penilaian Autentik pelaksanaan penilaian autentik di SMK N 1 Kalasan guru sudah menggunakan instrument sesuai yang ada pada pedoman penilaian kurikulum 2013 dan namun teknik dan bentuk penilaian Authentik, Guru baru melaksanakan penilaian pengetahuan (dalam bentuk tulis dan lesan) dan penilaian sikap belum maksimal.

Demikianlah semua temuan penelitian dan pembahasannya telah disampaikan secara komprehensif, menyeluruh yang didasarkan atas rumusan masalah yang ada di dalam penelitian ini.

(2)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Implementasi Kurikulum 2013 yang dilaksanakan oleh sekolah yang memiliki sumber daya manusia yang baik, akan memberikan efek yang positif terhadap lulusan yang akan dihasilkan, terlebih lagi apabila didukung dengan pelaksanaan proses belajar mengajar yang komprehensif. Pelaksanaan proses belajar mengajar yang komprehensif meliputi perencanaan pembelajaran yang terprogram, pelaksanaan pembelajaran yang memudahkan siswa dalam memahami ilmu yang diajarkan guru, pengawasan pembelajaran yang melekat, dan evaluasi pembelajaran yang menyeluruh meliputi seluruh unsur dalam pembelajaran. Kurikulum 2013 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan, Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran, Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan, Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)

Adapun fokus sasaran penelitian adalah Kepala sekolah dan guru, peran Kepala sekolah adalah pengelolaan SDM dalam implementsai kurikulum 2013, mata pelajaran, serta peminatan peserta didik di SMK, terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang memperkuat pendekatan ilmiah (scientific) dan penilaian autentik. Peran guru adalah implementasi konsep kurikulum 2013, analisis materi ajar, merancang model dan evaluasi pembelajaran, melaksanakan pembelajaran scientific, melakukan evaluasi pembelajaran autentik.

A. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengelolaan SDM dalam mempersiapkan Implementasi Kurikulum 2013 di SMK N 1 Kalasan.?

2. Bagaimana pelaksanaan Implementasi Kurikulum 2013 dalam aspek pelaksanan pembelajaran saintifik dan penilaian autentik proses belajar mengajar di SMK N 1 Kalasan?

B. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejauh mana pengelolaan SDM dalam mempersiapkan Implementasi Kurikulum 2013 di SMK N 1 Kalasan.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan Implementasi Kurikulum 2013 dalam aspek pelaksanan pembelajaran saintifik dan penilaian autentik proses belajar mengajar di SMK N 1 Kalasan.

(3)

C. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat : 1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan SDM dan pelaksanaan pembelajaran saintifik dan penilaian autentik dalam proses belajar mengajar. 2. Bagi Dinas Pendidikan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan pembinaan Sekolah oleh dinas pendidikan untuk meningkatkan kinerjanya berkaitan dengan pengelolaan SDM dan pelaksanaan pembelajaran saintifik dan penilaian autentik dalam proses belajar mengajar di SMK N 1 Kalasan.

3. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan atau referensi dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan tema penelitian ini.

II. LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI

1. Pengeloaan Sumber Daya Manusia (SDM)

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dikatakan bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Sedangkan Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan disusun dengan tujuan untuk menyediakan acuan nasional bagi semua pihak yang berkepentingan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Berikut ini para pengembang kurikulum dengan segala perannya di dalam pengembangan kurikulum. Peranan para administrator pendidikan menurut M Ihsan Dacholfany M.Ed, Dosen Imam Al-Ghozali Yayasan Tunas Islam Jakarta.

1. Peran Kepala Sekolah dalam Pengembangan Kurikulum

Kepala sekolah merupakan tokoh kunci dalam manajemen sekolah. 2. Peranan para ahli

Mengacu pada kebijaksanaan yang ditetapakan pemerintah, maka peranan para ahli yakni

(4)

a. Memeberikan alternatif konsep pendidikan dan model kurikulum yang dipandang paling sesuai dengan keadaan dan tuntuatan di atas.

b. Berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum baik dalam tingkat pusat maupun pada tingkat daerah, lokal bahkan sekolah seperti:

c. Memilih materi bidang ilmu yang mutakhir dan sesuai dengan pengembangan tuntutan masyarakat.

d. Menyusun materi ajaran dalam sekuens yang sesuai dengan struktur keilmuan, tetapi sangat memudahkan para siswa untuk mempelajarinya. 3. Peranan Guru.

Guru memegang peranan yang sangat penting baik di dalam perencanaan maupun pelaksanaankurikulum.

Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum Sekolah

Kalau kepala sekolah merupakan tokoh kunci dalam manajemen sekolah, maka guru merupakan tokoh sentral dalam penyelenggaraan layanan pendidikan sekolah. Gurulah pemeran utama aktivitas sekolah. Karena itu tugas guru merupakan profesi yang menuntut keahlian. Guru sebagai pelaksana pengembangan kurikulum sekolah.

Konsep ini dapat ditarik kedalam dua konteks.

- Guru sebagai pelaksana proses pengembangan kurikulum sekolah terlibat sebagai tim yang ditunjuk untuk “membuat” kurikulum sekolah - Guru sebagai pelaksana kurikulum yang dikembangkan sekolah

4. Peran Komite Sekolah dalam Pengembangan Kurikulum Sekolah

Keberadaan komite sekolah (dan dewan pendidikan) secara legal formal tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002. Dalam keputusan menteri ini, komite sekolah dimaksudkan sebagai sebuah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan baik pada pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah.

5. Peranan orang tua murid

Peranan orang tua murid dalam pengembng kurikulum yaitu :

Melalui pengamatan dalam kegiatan belajat di rumah, laporan sekolah, partisipasi dalam kegiatan sekolah dalam bentuk pelaksanaan kegiatan belajar yang sewajarnya, minat yang penuh, usaha yang sungguh-sungguh. Kegiatan-kegiatan tersebut akan memberikan umpan balik bagi penyempurnaan kurikulum.

6. Peran siswa dalam pengembangan kurikulum

Pada umumnya siswa kurang dipertimbangan dalam pengembangan kurikulum karena memang mereka belum mempunyai kompetensi dalam bidang itu. Namun pada tingkat kegiatan kelas, bila guru bertanya, bagaimana pendapatnya tentang pelajaran, apa yang ingin dipelajarinya tentang suatu topik, atau bila guru mengajak siswa turut-serta dalam perencanaan suatu kegiatan belajar, pada pokoknya mereka sudah dilibatkan dalam kurikulum.

Pasal 39 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dinyatakan bahwa : (1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses

(5)

pendidikan pada satuan pendidikan, dan (2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Guru disyaratkan mempunyai kualifikasi dan kompetensi khusus untuk menunjang pencapaian kompetensi lulusan pada satuan pendidikan. Khusus bagi guru sekolah kejuruan, mereka disyaratkan memiliki sertifikat kompetensi atau profesi. Guru bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, dan melakukan bimbingan pelatihan. Kepala sekolah bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, serta pengawasan dan pelayanan profesional untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada tiap satuan pendidikan. Adapun pengawas bertugas merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan dan pengelolaan pendidikan. Pengawas juga bertugas memberi pelayanan profesional kepada kepala sekolah dan guru, termasuk menyebarkan gagasan baru atau pelaksanaan pembelajaran yang bermutu secara efisien.

2. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut. Dalam bidang pendidikan kejuruan disebutkan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen telah memberikan isyarat akan pentingnya peningkatan mutu guru dalam rangka peningkatan mutu pendidikan secara nasional. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Untuk menjalankan tugas dan fungsi tersebut, guru wajib memiliki kualifikasi kompetensi dan sertifikat sebagai pendidik sesuai bidang ajarnya Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotor meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih

(6)

menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

3. Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiaisi, dan mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah.

Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Dalam metode saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi pelajaran baru yang akan dipelajari oleh siswa. Dalam kegiatan ini guru harus mengupayakan agar siswa yang belum paham suatu konsep dapat memahami konsep tersebut, sedangkan siswa yang mengalami kesalahan konsep, kesalahan tersebut dapat dihilangkan. Pada kegiatan pendahuluan, disarankan guru menunjukkan fenomena atau kejadian “aneh” atau “ganjil” (discrepant event) yang dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada diri siswa.

Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalaui langkah-langkah kegiatan yang diberikan di muka.

Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa

a. Pembelajaran berbasis proyek (PBP)

Pembelajaran berbasis proyek (PBP) merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas peserta didik untuk memecahkan masalah dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Strategi ini memperkenankan pesera didik untuk bekerja secara mandiri maupun

(7)

berkelompok dalam mengkostruksikan produk otentik yang bersumber dari masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana telah diurakan di atas bahwa sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi dalam PBP menggunakan tugas proyek sebagai strategi pembelajaran. Para peserta didik bekerja secara nyata, memecahkan persoalan di dunia nyata yang dapat menghasilkan solusi berupa produk atau hasil karya secara nyata atau realistis. Prinsip yang mendasari pembelajaran berbasis proyek adalah:

1) Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas pada kehidupan nyata untuk memperkaya pembelajaran.

2) Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran.

3) Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema/topik yang disusun dalam bentuk produk (laporan atau hasil karya). Produk, laporan atau hasil karya tersebut selanjutnya dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan umpan balik untuk perbaikan proyek berikutnya. b. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning), selanjutnya PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru. PBM sejalan dengan filosofi konstruktivisme yang menekankan peserta didik untuk secara aktif membangun pengetahuannya sendiri melalui interaksinya dengan masalah nyata. PBM merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centered), sementara guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk secara aktif menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya. Kolaborasi antarpeserta didik sangat diperlukan karena masalah yang harus diselesaikan sangat kompleks yang memerlukan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

c. Konsep dan Prinsip Pembelajaran Discovery Learning

Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif.

Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam metode Discovery Learning menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya

(8)

untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historin, atau ahli matematika. Dan melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya. Karakteristik yang paling jelas mengenai Discovery sebagai metode mengajar ialah bahwa sesudah tingkat-tingkat inisial (pemulaan) mengajar, bimbingan guru hendaklah lebih berkurang dari pada metode-metode mengajar lainnya. Hal ini tak berarti bahwa guru menghentikan untuk memberikan suatu bimbingan setelah problema disajikan kepada pelajar. Tetapi bimbingan yang diberikan tidak hanya dikurangi direktifnya melainkan pelajar diberi responsibilitas yang lebih besar untuk belajar sendiri.

4. Penilaian dengan Pendekatan Autentik

Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan saintifik, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang luar sekolah. Di sini, guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas. Assessment autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru.

a. Penilaian proses dan hasil proyek

Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek. Proses refleksi pada tugas proyek dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas proyek yang berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap ini juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dihasilkan.

b. Penilaian PBM

Penilaian kinerja dipandang cocok dalam PBM. Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan bila dihadapkan pada situasi-situasi masalah nyata, sehingga dapat digunakan untuk mengukur potensi pemecahan masalah peserta didik di samping kemampuan kerja kelompok. Penilaian kinerja tersebut dilakukan dalam bentuk checklists dan rating scale.

c. Penilaian Discovery Learning

Menilai hasil belajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan. Secara garis besar tujuan belajar penemuan ialah mempelajari generalisasi-generalisasi dengan menemukan generalisai-generalisasi itu.

(9)

d. Penilaian Portofolio

Untuk menilai portofolio harus lebih dulu tersedia rubrik (pedoman terperinci) penilaian. Penilaian portofolio hendaknya tidak hanya ditekankan kepada keberhasilan siswa dalam memperoleh jawaban yang diinginkan oleh guru, tetapi lebih ditekankan kepada proses berpikir siswa yang terdapat atau tersirat dalam isi portofolio. Salah satu cara penilaian portofolio, atau pembuatan rubrik, adalah cara dengan menggunakan kriteria berikut.

• Apakah siswa telah menyusun dengan rapi satuan-satuan isi portofolio dan data dalam setiap satuan itu?

• Apakah siswa telah berusaha membuat dugaan, menjelajah, menganalisis, mencari pola, dsb?

• Apakah siswa telah menggunakan materi konkret atau gambar untuk menafsirkan dan memecahkan masalah, atau untuk memperoleh hasil penyelidikannya?

• Apakah siswa telah menggunakan alat bantu lain dalam pemecahan masalah atau penyelidikannya?

5. Teknik dan Bentuk Instrumen • Teknik observasi

• Penilaian diri • Jurnal

• Penilaian antar peserta didik (Daftar cek, Skala Penilaian ) a. Penilaian Proses

Penilaian proses dilakukan melalui:

1) observasi saat siswa bekerja kelompok, 2) bekerja individu,

3) berdiskusi,

4) presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja. b. Penilaian Produk

Pemahaman Konsep, Prinsip, Dan Hukum Dilakukan Dengan Tes Tertulis. c. Penilaian sikap, melalui :

1) Observasi Saat Siswa Bekerja Kelompok, 2) Bekerja Individu,

3) Berdiskusi,

(10)

III. METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, karena permasalahannya belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif yang menggunakan analisis statistika.

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, yang berhubungan pengaruh implementasi kurikulum 2013.

B. TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 1 Kalasan Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai sekolah yang melaksanakan implementasi kurikulum 2013. Dengan pertimbangan, bahwa : SMK N 1 Kalasan Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu sekolah seni budaya yang sedang melaksanakan implementasi kurikulum 13 di Kabupaten Sleman Yogyakarta.

C. SUMBER DATA

Penentuan pihak-pihak sebagai sumber informasi dan kepala sekolah merupakan seorang manager yang sangat berperan dalam pembuatan kebijakan sekolah. Begitu juga dengan guru yang bertugas untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas yang mengetahui secara langsung tentang kondisi siswa, baik kelebihan maupun kekurangannya, informasi juga digali dari staf TU dan Komite Sekolah. Hal ini dikarenakan staf TU merupakan bagian dari sekolah yang mengetahui dokumen-dokumen. Demikian juga dengan orangtua peserta didik dan peserta didik, karena merupakan pihak yang terlibat dalam kurikulum 2013 yang dilaksanakan oleh pihak sekolah.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini desesuaikan dengan tujuan dan rumusan permasalahan. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi, wawancara, angket dan pencermatan dokumen.

a. Observasi b. Wawancara

c. Studi Dokumentasi E. TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis data dilakukan dengan analisis data diskriptif kualitatif menggunakan model siklus interaksi menurut Miles dan Hubermen (1992: 12). Proses ini dilakukan selama proses penelitian ditempuh melalui serangkaian proses, pengumpulan, reduksi, penyajian dan verifikasi data. Dalam pengertian ini

(11)

analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data penyajian data dan penarikan data kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Hasil Pengelolaan SDM dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMK N 1 Kalasan

Berdasarkan dokumen Rencana Kerja Implementasi Kurikulum 2013 di SMK N 1 Kalasan tahun 2013-2014 digunakan untuk peningkatan kualitas pembelajaran kegiatan siswa dan peningkatan professional guru di sekolah. Untuk program sekolah terdiri dari beberapa kegiatan di antaranya adalah untuk pengelolaan SDM, berkenaan dengan kesiapan sumber daya manusia di SMK Negeri 1 Kalasan Sleman dalam implementasi Kurikulum 2013 Kepala sekolah melakukan pengelolaan tewrhadap seluruh warga sekolah Wakil Kepala Sekolah, Guru Kelas, Tata Usaha, Komite Sekolah, Orang /Wali murid dan Peserta didik utamanya kepada guru adalah sebagai berikut:

a. Guru Normatif & Adaptif b. Guru Produktif

c. Penguasaan dalam Bidang Komputer d. Pengalaman mengajar

e. Pengembangan Profesi

Peningkatkan kemampuan guru melalui diklat, IHT / workshop kurikulum 2013 untuk guru dan pemasyarakan kurikulum 2013 pada warga sekolah serta reward bagi yang berhasil dan panishment bagi yang gagal melaksanakan kurikulum 2013.

2. Persiapan Implementasi Kurikulum 2013

Perlu adanya bahan ajar dan buku sebgai pegangan dan revernsi guru sesuai dengan kondisi anak dalam melaksanakan kurikulum 2013

Struktur program dan KD yang belum ada perlu dinformasikan dikoordinasikan dengan instansi terkait perlu team kusus dari PPPPTK Seni Budaya dan bentuk penilaian perlu disederhanakan

Struktur program dilengkapi KI, KD dan silabus segera dimunculkan, metoda penilaian agar mudah dipahami oleh guru, siswa maupun orang tua siswa.

Pelaksanaan Kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik walaupun terkesan belum siap, adapun gambaran pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMKN 1 Kalasan adalah sebagai berikut :

(12)

b. Pembinaan dalam Menyusun Program Tahunan, Program Semester, Rencana pelaksanaan Pembelajaran,

c. Sharring, diskusi, tanya jawab mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013, kesulitan-kesulitan apa yang dialami oleh guru dilihat dari segi administrasi (Buku guru dan penerapannya dalam pelaksanaan pembelajaran) juga dalam sistem penilaian authentik

d. Membuat kesepakatan waktu untuk melaksanakan supervisi, terutama pada guru yang sudah mendapat diklat

e. Melakukan refleksi dan pertemuan dengan guru membahas hal hal yang mungkin perlu didiskusikan guna memperbaiki kekurangan kekurangan pada tahap pengamatan.

3. Proses Pembelajaran Pendekatan Saintifik

Dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013 di SMKN 1 Kalasan adalah kelengkapan administrasi pembelajaran sebagai berikut :

a. Analisis Kurikulum b. Bahan Ajar

c. Buku Pegangan

d. Administrasi Pengajaran dan Proses Belajar Mengajar e. Jadwal Pembelajaran dan jurnal

f. Proses Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiaisi, dan mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat non ilmiah.

4. Penilaian dengan Pendekatan Autentik

Dalam penilaan autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan saintifik, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang luar sekolah. Di sini, guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas. Assessment autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian

(13)

mengubahnya menjadi pengetahuan baru. Evaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah dilakukan dan instrumen penilaian diseserhanakan.

B. PEMBAHASAN 1. Pengelolaan SDM

Pada tahap pengelolaan SDM dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :

a. Peratama Kepala SMKN 1 Kalasan melaksanakan pengelolaan SDM melalui Rapat koordinasi Kepala Sekolah, guru, karyawan dan dewan sekolah, melakukan pendataan yang sedang dan akan dilaksanakan menghitung dana dan biaya, menyususn analisis kegiatan, program, prioritas sesuai program sekolah. Yang direncanakan fasilitas/ kelengkapan sarana prasarana, kegiatan KBM, kesiswaan, humas dalam rencana kegiatan, alokasi dana dan sumber dana. Berdasarkan dokumen Rencana Kerja Implementasi Kurikulum 2013 di SMK N 1 Kalasan tahun 2013-2014 pada elemen perubahan memfokuskan 4 standar yaitu standar SKL, Standar ISI, Standar Proses dan Standar Penilaian yang digunakan untuk peningkatan kualitas pembelajaran kegiatan siswa dan peningkatan professional guru di sekolah. Sementara itu untuk program-program prasarana sekolah yang ditetapkan adalah pengadaan media pembelajaran. Melakukan refleksi dan pertemuan dengan guru membahas hal-hal yang mungkin perlu didiskusikan guna memperbaiki kekurangan-kekurangan pada tahap pengamatan.

b. Kedua Kepala SMKN 1 Kalasan melaksanakan pengelolaan SDM melalui IHT sosialisasi Implementasi kurikulum 2013 di sekolah kepada seluruh warga sekolah yang dipandu nara sumber dari Dikpora Kabupaten Sleman untuk melakukan pembimbingan dalam implementasi kurikulum 2013. 2. Persiapan Implementasi Kurikulum 2013

Pelaksanaan Kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik walaupun terkesan belum siap, adapun gambaran persiapan pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMKN 1 Kalasan adalah sebagai berikut :

a. Sosialisasi Kurikulum 2013 seluruh warga sekolah oleh Dinas Dikpora Kabupaten Sleman

b. Pembinaan dalam Menyusun Program Tahunan, Program Semester, Rencana pelaksanaan Pembelajaran, Pemahaman terhadap orang tua siswa tentang pelaksanaan implementasi kurikulum 2013 ada perbedaan dengan sekolah reguler ke depan untuk prioritas dengan dana terbatas oleh Kepala Sekolah pada awal tahun Pembelajaran.

c. Sharring, diskusi, tanya jawab mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013, kesulitan-kesulitan apa yang dialami oleh guru dilihat dari segi administrasi (Buku guru dan penerapannya dalam pelaksanaan pembelajaran) juga dalam sistem penilaian authentik

d. Membuat kesepakatan waktu untuk melaksanakan supervisi, terutama pada guru yang sudah mendapat diklat

(14)

e. Penerimaan peserta didik baru (PPDB) yaitu sekolah menyiapkan jurnal f. Masa orientasi sekolah (MOS), diberikan materi penjelasan tentang

Kurikulum 2013 terkait dengan peminatan dan lintas minat siswa kelas X dipimpin oleh wakil kepala sekolah urusan Kurikulum dan guru Bimbingan Konseling.

g. Kemudian setelah siswa dapat ditempatkan sesuai dengan bakat dan minat maka guru mulai diatur dengan jadwal baru yaitu sebagian menggunakan KTSP 2006 dan sebagian menggunakan Kurikulum 2013, bahkan sedikit timbul keresahan karena ada beberapa guru kekurangan jam mengajar. 3. Proses Pembelajaran Pendekatan Saintifik

Dalam melakukan proses pelaksanaan pembelajaran, guru-guru di SMK N 1 Kalasan Sleman selalu melakukan persiapan yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, setiap guru membagi dalam tiga fase pembelajaran yaitu mulai dari pendahuluan, kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiaisi, dan mengkomunikasikan), dan penutup.

Kegiatan pembelajaran SMK N 1 Kalasan setelah melaksanaan implementasi kurikulum 2013 berubah metode pembelajarannya yaitu dari konvensional ke pendekatan scientific yang bervariasi. Dalam proses perencanaan yang meliputi perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan dan pengorganisasian materi ajar, pemilihan sumber belajar/media pembelajaran, skenario/kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar di SMK N 1 Kalasan dilakukan oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dewan sekolah, dan semua guru yang ada di sekolah tersebut.

Berikutnya berkaitan dengan pengawasan pembelajaran di SMK N 1 Kalasan dilakukan oleh kepala sekolah yang langsung melakukan supervisi KMB ke dalam kelas dengan menggunakan lembar observasi. Adapun aspek yang disupervisi meliputi perencanaan mengajar hingga penutupam pembelajaran. Pembelajaran dimulai dari kegotan Pendahuluan, Kegiatan inti(mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiaisi, dan mengkomunikasikan) dan Penutup adalah pencapaian ketuntasan belajar yang belum mencapai tujuan yang diharapkan, dilakukan dengan remedial bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan. Dalam proses pembelajaran ini guru terkadang mengalami hambatan dalam proses pembelajaran ini akibat kurangnya motivasi dari siswa, maka dari itu pemberian motivasi kepada siswa senantiasa diberikan kepada siswa agar memiliki semangat belajar yang tinggi, karena tanpa motivasi atau semangat yang tinggi dari siswa untuk belajar maka proses pembelajaran tidak akan bisa berjalan dengan maksimal.

Sebelum melakukan pengamatan terhadap Pelaksanaan Proses Pembelajaran, telah diawali dengan pertemuan dan kesepakatan dengan Guru, untuk shering dan berdiskusi dengan pendekatan memacu kerjasama, saling berbagi pengetahuan, berlandaskan kepercayaan dan rasa hormat, guna membahas permasalahan permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP yang telah disiapkan, untuk mengoptimalkan penilaian pelaksanaan pembelajaran, dengan fokus pada aspek aspek yang diamati sebagaimana terdapat pada instrumen pengamatan pelaksanaan pembelajaran.

(15)

1) Dalam mengajukan pertanyaan menantang belum optimal, terkesan belum siap hanya pertanyaan biasa terkait dengan mater yang akan dibahas

2) Untuk bisa membangkitkan motivasi belajar peserta didik, keterampilan guru masih perlu dilatih

3) Menerapkan model/ Metode/ pendekatan yang inovatif belum optimal karena Guru cenderung ingin segera menyelesaikan materi pelajaran

4) Dalam memfasilitasi peserta didik untuk dapat melakukan percobaan, pengamatan, penalaran, belum optimal karena guru belum mempersiapkan acuan sebagai cara / metode, agar peserta didik mampu melakukan hal tersebut

5) Walaupun penilaian lesan atau tertulis sudah dilakukan pada kegiatan penutup / di bagian konfirmasi dan evaluasi, namun lembar pengamatan Sikap (Observasi) dan Keterampilan (portofolio, unjuk kerja) belum optimal.

4. Penilaian Autentik

Pelaksanaan penilaian autentik di SMK N 1 Kalasan Penilaian mata pelajaran Dasar-dasar Desain sudah menggunakan instrument sesuai yang ada pada pedoman penilaian kurikulum 2013. Penilaian sudah sesuai dengan KI, penilaian sesuai dengan KD, penilaian sesuai dengan Indikator, penilaian telah menggunakan teknik penilaian autentik, penilaian telah menggunakan bentuk penilaian sesuai pendekatan scientific dalam pembelajaran, penilaian sesuai dengan materi yang diberikan, penilaian sesuai waktu yang direncanakan penilaian mendukung penilaian autentik. Penilaian sikap spiritual dengan teknik penilaian diri yang disi oleh peserta didik. Penilaian sikap sosial dengan teknik penilaian pengamatan yang disi oleh guru melalui lembar observasi. Penilaian sikap sosial dengan teknik penilaian soal tertulis yang disi oleh guru melalui lembar tes obyektif, tes isian singkat Penilaian ketrampilan dengan teknik tes praktik yang disi oleh guru melalui lembar tes uji petik kerja Dari semua temuan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya dan berdasarkan pembahasan yang sudah disampaikan di atas maka pelaksanaan proses Belajar Mengajar di SMK N 1 Kalasan sebagai berikut:

a. Guru dan Kepala Sekolah memahami adanya perubahan 4 elemen (Standar Isi, Proses, SKL, Penilaian) pada kurikulum 2013

b. Terjadi perubahan mind - set guru tentang paradigma pembelajaran, yaitu adanya tuntutan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif efektif dan menyenangkan

c. Guru memiliki kemampuan merencanakan, melaksanakan, menilai dalam pembelajaran, berbasis kurikulum 2013 yaitu menerapkan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan Tujuan yang telah disediakan dalam Buku Guru

d. Guru memiliki keterampilan menumbuhkan Sikap (attitut) dan Keterampilan (Skill), tidak hanya pengetahuan (knowledge) saja.

Demikianlah semua temuan penelitian dan pembahasannya telah disampaikan secara komprehensif, untuk selanjutnya peneliti akan mengambil

(16)

beberapa kesimpulan penting secara menyeluruh yang didasarkan atas rumusan masalah yang ada di dalam penelitian ini.

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari serangkaian pengamatan disekolah dan hasil temuan penelitian yang telah dibahas secara komprehensif, maka peneliti mengambil kesimpulan secara menyeluruh yang didasarkan pada rumusan masalah penelitian Implementasi Kurikulum 2013 di SMKN 1 Kalasan sebagai sekolah sasaran dapat disimpulkan beberapa hal yang terkait :

1. Pengelolaan SDM dalam Implementasi Kurikulum 2013

Kepala SMKN 1 Kalasan melaksanakan pengelolaan SDM pertama melalui Rapat koordinasi Kepala Sekolah, guru, karyawan dan dewan sekolah,hasil warga sekolah dapat melakukan sesuai dengan arahan dan petunjuk kepala Sekolah. Kedua melalui IHT sosialisasi Implementasi kurikulum 2013 kepada seluruh warga sekolah yang dipandu nara sumber dari Dikpora Kabupaten Sleman untuk melakukan pembimbingan dalam implementasi kurikulum 2013. 2. Implementasi Kurikulum 2013

Secara umum pelaksanaan Implementasi Kurikulum 2013 di SMKN 1 Kalasan Sleman menunjukkan kondisi yang telah berjalan cukup baik. Kendala-kendala yang ada di sekolah tersebut dapat diatasi salah satunya dengan pola kerja kepala sekolah yang kreatif dan tidak menyalahi aturan. Dalam hal membangun Komitmen mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 mendukung pelaksanaan kurikulum 2013, Kepala Sekolah telah melakukan segala daya upaya dan terus mengupayakan menjadi Budaya sekolah.

3. Pembelajaran Saintifik

Kegiatan pembelajaran SMK N 1 Kalasan setelah melaksanaan implementasi kurikulum 2013 Pertama sudah berubah metode pembelajarannya yaitu dari konvensional ke pendekatan Saintifik yang bervariasi. Pendekatan ilmiah (scientific approach) meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiaisi, dan mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran. Kedua penilaian lesan atau tertulis sudah dilakukan pada kegiatan evaluasi, namun lembar pengamatan Sikap (Observasi) dan Keterampilan (portofolio, unjuk kerja) belum optimal.

4. Penilaian Autentik

Pelaksanaan penilaian autentik di SMK N 1 Kalasan Pertama ada sebagian guru yang sudah menggunakan instrument sesuai yang ada pada pedoman penilaian kurikulum 2013, Penilaian sudah sesuai dengan KI, penilaian sesuai dengan KD, penilaian sesuai dengan Indikator, penilaian telah menggunakan teknik penilaian autentik.

(17)

Kedua Teknik dan bentuk penilaian Authentik, Guru baru melaksanakan penilaian pengetahuan (dalam bentuk tulis dan lesan ), sikap (Observasi) dan Keterampilan (portofolio, unjuk kerja) belum optimal.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, beberapa saran ditujukan kepada pihak yang secara langsung ikut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan implementasi kurikulum 2013 dan proses belajar mengajar di SMK N 1 Kalasan. 1. Pemerintah.

Pemerintah hendaknya ikut memperhatikann sekolah berperan dalam pelaksanaan implementasi kurikulum 2013.

a. Segera diterbitkan buku Peminatan mata pelajaran tidak hanya buku wajib saja agar guru dalam melaksanakan kegiatan pemebelajaran lebih mudah

b. Agar Penyusunan Perencanaan Pembelajaran dan pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran sesuai tuntutan Kurikulum 2013 segera melengkapi/ mengirim buku guru dan buku siswa untuk setiap mapel.

c. Ada sosialisasi Sistem Penilaian Hasil Belajar secara berkesinambungan agar tidak menimbulkan kebingungan

d. Perlu ada Dikilat Kurikulum 2013 untuk Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum dan guru BK, terkait kelengkapan administrasi sekolah

2. Pihak SMK N 1 Kalasan.

Pihak Sekolah merekomendasikan hal-hal yang terkait dalam Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

a. Buku Guru dan Buku Siswa untuk semua mata pelajaran agar secepatnya dapat diadakan sehingga semua guru mengajar dengan sumber belajar yang sesuai dengan karakter dan tuntutan Kurikulum 2013.

b. KI, KD dan Silabus untuk mata pelajaran Kelompok C (Kejuruan) yang belum ada agar segera diupayakan yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan dan strategi pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum 2013

c. Semua guru kelas X sebaiknya diikutsertakan pelatihan kurikulum 2013 agar memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang sama tentang karakteristik dan tuntutan kurikulum 2013.

d. Kepala Sekolah dan Guru masih perlu diberikan pendampingan secara rutin dalam pelaksanaan implementasi Kurikulum 2013.

3. Peneliti Selanjutnya.

Untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian di SMK N 1 Kalasan yang memiliki tema sama dengan penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran konkrit bagi setiap aspek yang diteliti sehingga hal tersebut akan membantu pihak-pihak yang akan ikut berperan serta dalam pemecahan segala permasalahan yang ada di sekolah tersebut.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Seutuhnya ( PSS ) atau Integreted School Development ( ISD )

Depdiknas. 2005. Pedoman Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Sekolah Menengah Kejuruan

Depdiknas. 2005. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen

Depdiknas, 2006, Manajemen Pendidikan Dasar dan Menegah, Panduan KTSP SMK-SB Lembaga Administrasi Negara, 2007, Manajemen Kurikulum /Proses Belajar Mengajar, Jakarta

Djemari Mardapi 1994. Analisis butir dengan teori klasik dan teori respon Butir. Yogyakarta: Lemlit I IKIP Yogyakarta

Hamalik, O. 2009. “Proses Belajar Mengajar, 2009. “Kurikulum dan Pembelajaran,” 2008. “Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem”. Jakarta: Bumi Aksara.

Husaini Usman. 2011. Manajemen Teori Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Kemdikbud, Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan, Jakarta, 2013

M Ihsan Dacholfany M.Ed, 2007. Model-model Pengembangan Kurikulum Dosen Imam Al-Ghozali Yayasan Tunas Islam Jakarta

Miles, M.B. & Hebermen, AM 1994 An expanted sour cebook : Qualitatif data analisis London : SAGE Publication.

Mulyasa, E. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Jurnal Pendidikan Penabur - No.12/Tahun ke-8/Juni 2009

Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan Berbasis Kompetensi

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian.

(19)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor. 70. Th. 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan, Jakarta, 2013

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor Nomer : 81 A tahun 2013, tentang Implementasi Kurikulum 2013

Sugiyono, 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: C.V. Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 1988. Organisasi dan administrasi pendidikan teknologi dan kejuruan. Jakarta: Ditjendikti, PPL.PTK, Dekdikbud.

Sukardi, 2006. Penelitian Kualitatif Naturalistik dalam Pendidikan : Yogyakarta Usaha Keluarga

(sumber:http://www.bsnp-indonesia.org/buletin/Edisi. 2003).

BIODATA PENELITI

1. a. Judul Penelitian : Kesiapan SMK N I Kalasan dalam Implementasi Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Kualitas

(20)

b. Bidang Ilmu : Manajemen Pendidikan c. Jenis Penelitian : Penelitian Kualitatif 2. Peneliti

a. Nama lengkap : Drs. Marsudi, M.Pd

b. Tempat/Tgl.lahir : Ponorogo, 24 Januari 1965

c. Nip : 1965 01241994121003

d. Jenis Kelamin : Laki-laki

e. Pangkat / golongan : Pembina Tk.1 / IV b

f. Jabatan : Widyaiswara Madya g. Institusi : PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta

h. Alamat Kantor : Jln. Kaliurang KM. 12.5, Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Seman Yogyakarta

i. Alamat Rumah : RT.04. RW.11

Kandangsari,Sukoharjo,Ngaglik, Sleman, Yogyakarta

j. No.Tlp.HP ,Email : 0274 896165 / HP.08125248905 ,marsudi_anni@yahoo.com

3. Lokasi Penelitian : SMKN 1 Kalasan Sleman Yogyakarta 4. Lama Penelitian : 4 bulan

Yogyakarta , 01 Juni 2015 Peneliti

Drs.Marsudi, M.Pd NIP.196501241994121003

Referensi

Dokumen terkait

96 Pembinaan lumbung pangan masyarakat Belanja Bahan Pakai Habis 1 Paket APBD Dinas KPTPHP. TKDN: Tidak Belanja Bahan

Bustami dan Nurlela (2013:49) harga pokok produksi adalah kumpulam biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

jadwal pelaksanaan; pada pekerjaan lantai keramik, jadwal 3 minggu pada analisa teknik 6 minggu; pada pekerjaan pengecatan, jadwal 2 minggu pada analisa teknis 4

Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia sebagai lembaga yang bertanggungjawab atas ajaran iman Katolik berterima kasih kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian

Aplikasi untuk Susunan Tata Surya digunakan untuk memberikan informasi tentang angkasa raya yang dapat menarik minat dan bakat di bidang astronomi, karena penyampaian

Grafik pengaruh faktor C terhadap beban maksimum Berdasarkan Gambar diatas, dapat dilihat pada grafik bahwa rasio tulangan 0,8 % berada dibawah dari rasio tulangan 1,6 %

Gymnospermae disebut tumbuhan berbiji terbuka, karena memiliki ciri utama berupa bakal biji yang tumbuh pada permukaan megasporofil (daun buah) atau biji tidak

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS DESAIN MODE TERHADAP KESIAPAN MENJADI PUBLIC RELATIONS FASHION.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu