9 BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art)
Tabel 2.1
No Nama Peneliti Tahun Judul Hasil Perbandingan 1 Stebbins Lioyd H ; Dent, Eric B 2011 Job Satisfaction and Organization al Culture,ProQ uest Tiga proposisi menyatakan bahwa kepuasan kerja individu berkorelasi positif dengan " konstruktifbu daya organisasi yang dibangun didalamnya. Pada penelitian sebelumnya, Lioyd dan Eric mencari korelasi antara kepuasan kerja dengan budaya organisasi. Sementara pada penelitian ini, peneliti hanya menganalisa faktor-faktor pembentuk budaya organisasi lingkungan internal. 2 Irawati, Dwi 2009 Implementasi
Nilai-nilai Budaya Organisasi Melalui Sosialisasi Budaya Organisasi, Portal Garuda Sosialisasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan pemahaman nilai-nilai budaya organisasi kepada anggota yang dapat mendukung tercapainya tujuan individu dan Pada penelitian sebelumnya ini, Irawati menemukan bahwa sosialisasi yang baik dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi dengan memberikan pemhaman budaya organisasi itu sendiri. Sementara
organisasi. pada penelitian ini peneliti menganalisis untuk mencari budaya organisasi yang telah terbentuk di dalam sebuah organisasi 3 Shahzad, Fakhar; Luqman ,Rana Adeel; Khan, Ayesha Rashid; Shabbir, Lalarukh 2012 Impact of Organizational Culture on Organizational Performance: An Overview, ProQuest Setelah dilakukan analisis sastra yang luas, ditemukan bahwa budaya organisasi memiliki berbagai dampak yang mendalam terhadap seluruh proses organisasi, karyawan dan kinerjanya. Penelitian ini juga menunjukan bahwa jika karyawan berkomitmen serta memiliki norma-norma dan nilai yang sama seperti yang dimiliki oleh organisasi maka dapat meningkatkan kinerja untuk mencapai tujuan dari organisasi secara menyeleuruh disemua aspek organisasinya. Pada penelitian sebelumnya peneliti berusaha untuk meneliti bagaimana budaya organisasi dapat memberikan dampak yang mendalam terhadap seluruh proses organisasi termasuk didalamnya karyawan serta kinerjanya. Sementara Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada budaya organisasi yang ada di divisi Marcomm BeritaSatu Media.
4 Armanu Thoyib 2005 Hubungan Kepemimpinan , Budaya, Strategi, dan Kinerja: Pendekatan Konsep, Google Schoolar Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan bahwa kepemimpinan yang baik, budaya irganisasi yang baik, dan strategi yang baik dalam memajukan suatu irganisasi dapat meningkatkan kinerja para karyawan untuk dapat bekerja lebih baik lagi demi memenuhi kebutuhan organisasi Amanu Thoyib pada penelitiannya berusaha untuk mecari tahu bagaimana kepemimpunan , budaya organisasi, dan strategi dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja kerja karyawan. Sementara pada penelitian ini, peneliti berusaha mengungkapka n dan menganalisis faktor-faktor yang dapat membentuk budaya internal suatu organisasi. 5 Andish, Hamid Azad, MA; Yousef, Mojtaba, MA; Shahsavari pour, Hamidreza, MA;Ghorbanipo ur, Abdolreza, MA. 2013 Organizational Culture and its Impact in Organization, ProQuest Budaya organisasi sering datang dari apa yang sudah ditetapkan dalam organisasi dan berguna bagi organisasi. Budaya organisasi selalu sangat penting bagi organisasi, manajer dan pemimpin organisasi. Masing-masing memiliki cara Penelitian yang dilakukan oleh Andish dan teman-teman berusaha mengungkapka n dampak budaya organisasi pada organisasi itu sendiri. Sedangkan pada penelitian ini, peneleti hanya berfokus pada faktor-faktor yang membentuk budaya
sendiri untuk mencapai kesuksesan, pengaturan dan bagaimana proses berjalannya budaya organisasi. Setiap budaya memiliki kelemahan mendalam dan kekuatan yang bervariasi tergantung pada organisasi. Kegiatan organisasi apapun sebagian besar terkait dengan budaya perusahaan dan segala jenis kegiatan saat ini dan keputusan dalam konteks budaya, sehingga di luar jangkauan, mereka akan memiliki fungsionalitas yang lebih sedikit. organisasi dari lingkungan eksternal divisi marcomm BeritaSatu Media.
2.2 Landasan Konseptual
2.2.1 Komunikasi Organisasi
Wiryanto mengungkapkan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Romli, 2014 : 2). Disini Wiryanto berusaha mengungkapkan bahwa komunikasi organisasi itu adalah arus pengiriman dan penerimaan pesan secara sistematis di dalam sebuah kelompok organisasi, baik itu formal maupun tidak formal. Bila sebuah organisasi semakin besar maka semakin kompleks pula proses komunikasinya.
Komunikasi dalam organisasi dapat bersifat formal dan informal.Komunikasi formal berkaitan dengan segala bentuk komunikasi yang telah mendapatkan persetujuan oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi pada organisasi. Sedangkan komunikasi informal pada sebuah organisasi erat kaiytannya dengan apa yang telah disetujui secara sosial dengan berorientasi pada anggota organisasi secara individual.
2.2.1.1 Fungsi Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi penting sekali dan dapat untuk digunakan dalam menjalankan fungsi-fumgsi yang dimilikinya, sebagai berikut:
1. Fungsi Kontrol
Komunikasi organisasi dapat digunakan untuk mengontrol dan mengendalikan perilaku anggota organisasi dalam berbagai cara.
2. Fungsi Motivasi
Dapat digunakan sebagai cara untuk menjelaskan bagaimana pekerja seharusnya bekerja agar dapat meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.
3. Fungsi Informasi
Komunikasi organisasi menyediakan infromasi yang berguna bagi individu atau kelompok untuk membuat keputusan yang dikehendaki (Nimran, 2013 : 32-33).
2.2.1.2 Komunikasi Organisasi Menurut Para Ahli
Komunikasi Organisasi memiliki beberapa persepsi dari para ahli. Berikut merupakan macam-macam persepsi komunikasi organisasi menurut para ahli:
1. Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk di dalamnya komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downwardatau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.
2. Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi, dan pemindahan arti dalam suatu organisasi.
3. Greenbaunm berpendapat bahwa komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Greenbaunm membedakan komunikasi internal dengan eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sekali sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi dan masalah menggiatkan aktivitas (Muhammad, 2011: 65-67).
2.2.2 Budaya Organisasi
Budaya Organisasi adalah nilai-nilai yang menjadi pegangan sumber daya manusia dalam menjalankan kewajiban dan perilakunya di dalam organisasi (Nawawi, 2013 : 4-5). Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan pedoman yang dimiliki dan diyakini oleh seluruh anggota organisasi tanpa memandang jabatan sehingga menjadi sebuah kebiasaan yang turun-temurun dan sulit untuk dirubah karena telah melekat pada bagian dari tubuh organisasi dalam jangka waktu yang cukup lama.
2.2.2.1 Tipe Budaya Organisasi
Menurut Jeff Cartwright ada empat tipebudaya organisasi yang telah dianggap sebagai siklus budaya, diantaranya:
a. Monoculture; Individu atau kelompok berpikir sama sesuai dengan norma budaya yang sama, dicirikan ekstrem (fanatik dan fundamentalis).
b. Superordinate Cultue; subkultur terkoordinasi (setiap individu bergerak dengan keyakinan dan nilai-nilai, gagasan dan sudut pandang sendiri, namun bekerja dalam satu organisasi dan semua termotivasi). Supordinate Culture merupakan bentuk ideal budaya organisasi. Perbedaan budaya menjadi akibat pemisahan dan konflik atau sumber vitalitas, kreativitas dan energi.
c. Divisive Culture; bentuk ini memecah belah karena setiap individu memiliki agenda dan tujuannya sendiri. Dalam model ini, organisasi ditarik ke arah yang berbeda. Gejala budaya ini adalah vandalisme kejahatan, infisiensi dan kekacauan.
d. Disjunctive Culture; diindikasikan dengan pemecahan organisasi secara eksplosif atau menjadi unit budaya individual (Torang, 2013 : 107).
2.2.2.2 Karakteristik Budaya Organisasi
Robbins mengungkapkan adanya tujuh karakterisktik budaya organisasi, dan karakter tersebut adalah sebagai berikut:
1. Inovasi dan keberanian dalam pengambilan resiko, sejauh mana karyawan di dorong dan di motivasi untuk berani berinovasi dan mengambil sebuah resiko.
2. Perhatian terhadap detail, sejauh mana para karyawan diharapkan memperlihatkan posisi kecermatan, analisis, dan perhatian pada perincian. 3. Berorientasi kepada hasil, sejauh mana menejemen
memfokuskan kepada hasil, bukan pada teknis dan proses dalam pencapaian hasil tersebut.
4. Berorientasi kepada manusia, sejauh mana keputusan menejemen memperhitungkan efek hasil pada seluruh anggota dari organisasi itu.
5. Berorientasi kepada tim, sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan kepada tim-tim yang ada bukan kepada individual.
6. Agresif, Sejauh mana orang-orang menunjukan sikap agresif dalam berkompetisi bukan sikap yang santai-santai.
7. Stabil, sejauh mana keinginan organisasi menekankan diterapkannya kestabilan sebagai kontras dari pertumbuhan yang ada di organisasi.
Dalam 7 karakteristik menurut Robbins ini sangat jelas dikemukakan bahwa budaya organisasi itu menuntut adanya inovasi
dan keberanian dalam pengambilan resiko bagi suatu organisasi dengan analisis yang mendetail dan tingkat kecermatan yang tinggi untuk memperoleh hasil yang baik. Budaya organisasi juga beorientasi pada manusia dan sebuah tim dengan memperhatikan sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan kepada tim bukan pada individual agar dapat membangun sikap yang agresif untuk mencapai hasil yang maksimal dalam suatu pekerjaan. Selain itu budaya organisasi juga akan menjadikan tingkat pencapaian bagi setiap orang dalam sebuah organisasi menjadi stabil seiring dengan berkembangnya organisasi.
2.2.2.3 Fungsi Budaya Organisasi
Pada hakekatnya budaya organisasi memiliki beberapa fungsi yang dapat memajukan organisasi itu sendiri, diantaranya adalah:
a. Budaya Mempunyai Suatu Peran Pembeda. Dimana budaya organisasi menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
b. Budaya Organisasi membawa suatu identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c. Budaya Organisasi mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada sekedar kepentingan individual.
d. Budaya Organisasi meningkatkan kemantapan sosial. (Moeljono, 2005 : 15).
Moeljono mengungkapkan bahwa budaya organisasi dapat menegaskan perbedaan antar organisasi dengan ciri-ciri yang khas disetiap organisasi, membuat hubungan antar anggota dalam organisasi menjadi lebih erat sehingga terbangun juga solidaritas antar anggota dan hal tersebut diharapkan dapat membuat kerja tim juga semakin baik, dan memberi pedoman kepada para anggota
organisasi untuk bertindak dan berucap sesuai standar yang dibentuk dari budaya organisasi tersebut.
2.2.3 Marketing Communication
Marketing Communication berkaitan dengan perencanaan, integrasi dan mengendalikan dialog interaktif dengan sasaran utama khalayak untuk membantu mencapai tujuan yang saling menguntungkan. (Dahlen, Lange & Smith, 2010 : 107).
Marketing Communication menjadi aspek yang penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Semua organisasi Modern menggunakan berbagai bentuk komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan untuk mencapai tujuan finansial maupun non-finansial.
2.2.3.1 Marketing Communication Tools
Dalam prakteknya komunikasi pemasaran mempunyai beberapa tools, diantaranya:
• Advertising • Public Relation • Personal Selling • Sales Promotion
2.2.3.2 Peran Marketing CommunicationDalam Organisasi
DNA suatu organisasi dibangun dari beberapa bagian yang kompleks. Misalnya identitas sebuah organisasi dapat dilihat dengan mempelajari visi, misi, nilai-nilai, serta budaya organisasi tersebut. Marketing Communication merupakan jantung dari proses ini. Bagian DNA sebuah organisasi yang menyaring identitas orgqanisasi, mengelola interface citra dengan berbagai
audiens serta membantu mempromosikan produk atau jasa, yang pada gilirannya membentuk bagian dari interface citra organisasi.
Gambar 2.1
Peran Marketing Communication Dalam Organisasi Sumber: (Gregory, 2005:18)
2.3 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Sumber: Hasil Pemikiran Peneliti Komunikasi Organisasi Divisi Marcomm BeritaSatu Media Holdings Fungsi Kontrol Fungsi Motivasi Fungsi Informasi Budaya Organisasi Divisi Marcomm BeritaSatu Media Holdings Lingkungan Usaha Nilai-nilai Pahlawan
Dari kerangka pemikiran ini pertama-tama peneliti ingin menegaskan bahwa hal yang ingin diteliti pada laporan penelitian ini berhubungan dengan budaya organisasi dengan landasan konseptual komunikasi organisasi.Divisi Markting Communicationatau yang biasa disingkat dengan sebutan Marcomm menjadi tempat penelitian dengan orang-orang yang bekerja didalamnya sebagai objek penelitian. Dari kerangka pemikiran ini, juga terlihat dengan jelas bahwa faktor-faktor pembentuk budaya organisasi internal yang ada di BeritaSatu yang ingin dianalisis oleh peneliti dipengaruhi oleh fungsi dari kimunikasi organisasi. Berikut peneliti akan menjabarkan bagamaina hal-hal mengenai bentuk budaya organisasi internal dapat dipengaruhi oleh fungsi-fungsi budaya organisasi
1. Lingkungan Usaha
Dari gambaran kerangka pemikiran diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi kontrol pada komunikasi organisasi juga dijalankan oleh lingkungan usaha dalam budaya organisasi. Hal tersebut dapat dijelaskan dari pengertian lingkungan usaha itu sendiri yaitu segala bentuk usaha yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi dengan melakukan serangkaian kegiatan untuk dapat mencapai kesuksesan yang diinginkan oleh perusahaan.Melalui pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sesungguhnya perusahaan atau organisasi menjalankan fungsi kontrol, yaitu dengan mengontrol segala bentuk kegiatan yang dapat memaksmialkan kualitas sumber daya yang ada pada divisi marcomm untuk membantuk mensukseskan tujuan dari divisi ini dan perusahaan.Tak hanya sumber daya, perusahaan juga mengontrol bagaimana produk-produk perusahaannya tidak kalah dengan produk-produk-produk-produk yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi pesaing.
2. Nilai-nilai
Berdasarkan kerangka pemikiran, nilai-nilai dari budaya organisasi menjalankan fungsi kontrol dari komunikasi organisasi.Dua hal ini dapat berkaitan karena jika kita telusuri dari pengertian nilai-nilai, yaitu pedoman yang dipegang dan dipercayai oleh seluruh anggota organisasi dalam melakukan tindakan. Disini nilai-nilai juga terlihat dapat digunakan untuk menjalankan fungsi kontrol yaitu untuk dapat mengatur bagaimana karyawan dalam divisi marcomm seharusnya melakukan sebuah tindakan.Bagaimana mereka dikontrol oleh sebuah pedoman yang mereka percayai sebagai petunjuk mereka dalam melakukan tugas kerja secara baik dan benar.Selain itu nilai-nilai sendiri juga menjalankan fungsi motivasi bagi para karyawan divisi marcomm.Hal tersebut dapat terlihat bagimana nilai dari pada budaya organisasi tersebut dalam mengapresiasi setiap karyawan dengan member komisi tambahan.Pengapresiasian karyawan tersebut dapat memberikan motivasi yang positif bagi karyawan divisi marcomm untuk dapat bekerja lebih professional dan lebih baik lagi untuk memenuhi tujuan organisasi dan pada akhirnya dapat diapresiasi oleh divisi marcomm.
3. Pahlawan
Dalam pengertiannya pahlawan merupakan orang yang berhasil membawa budaya organisasi dan menjadi panutan dalam suatu organisasi. Dan tak jarang pula sosok pahlawan ini merupakan tempat anggota organisasi yang lain mencari sebuah informasi untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Dan dari tiga fungsi yang dimiliki oleh komunikasi organisasi elemen pahlawan ini menjalankan oleh dua fungsi sekaligus yaitu fungsi motivasi diamana semua karyawan ini memandang seorang sosok pahlawan tersebut sebagai panutan dan sosok yang dapat memotivasi mereka untuk mengikuti jejaknya dalam
membawa budaya organisasi yang baik bagi perusahaan. Dan yang kedua adalah fungsi infromasi dimana sosok pahlawan ini dapat menjadi sumber infromasi bagi para karyawan yang lain dalam menyelesaikan masalah pekerjaanya dan petunjuk dalam melakukan tugas kerja mereka masing-masing.