• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENUTUP. kesimpulan:pertama, mengenai penerjemahan pola penyusun klausa pasif dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENUTUP. kesimpulan:pertama, mengenai penerjemahan pola penyusun klausa pasif dalam"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

145 A. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis dan interpretasi data, maka dapat ditarik dua kesimpulan:pertama, mengenai penerjemahan pola penyusun klausa pasif dalam teks Maulidul-Barzanjiy karya A’s-Sayyid Ja’far al-Barzanj. Klausa pasif dalam teks Maulidul-Barzanjiy karya A’s-Sayyid Ja’far al-Barzanj yang diterjemahkan oleh Sidqi dan Anwar tahun 2013 memiliki lima bentuk pola penyusun klausa pasif BSa, yaitu klausa pasif BSa yang disusun oleh fiʻl majhu>l, fiʻl maʻlu>m, shi>ghah mafʻu>l, ism mashdar, serta ism zama>n, maka>n dan cha>l BSu. Dalam hasil terjemahan teks Maulidul-Barzanjiy ditemukan penerjemahan klausa pasif dengan penanda pasif berupa prefiks di-, ter-, konfiks ke-an, dan kata ganti persona berupa -Nya. Dalam hasil penelitian ini, terdapat satu bentuk tambahan untuk penanda pasif berupa sufiks –an. Hasil terjemahan yang memiliki bentuk kata kerja pasif dengan penanda prefiks di- memiliki jumlah paling banyak, yaitu sejumlah 121 data. Pola penyusun dari BSu tersebut bukanlah kata kerja pasif, namun kata benda dan kata kerja aktif. Dengan demikian dapat diketahui bahwa dalam hasil terjemahan terdapat perubahan kata. Perubahan hasil terjemah tersebut dikarenakan padanan kata untuk menerjemahkan pola-pola di atas lebih dekat pada konstruksi klausa pasif.

Adapun pada permasalahan kedua, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil terjemahan klausa pasif dalam teks Maulidul-Barzanjiy karya A’s-Sayyid Jaʻfar al-Barzanj yang diterjemahkan oleh Sidqi dan Anwar (2013) merupakan terjemahan yang akurat dengan nilai yang didapatkan sebesar 2,6. Secara

(2)

terperinci, 108 data dalam teks Maulidul-Barzanjiy mendapatkan nilai akurat dengan persentase 67,5%, 40 data termasuk kategori kurang akurat dengan persentase 25%, dan 12 data termasuk kategori tidak akurat dengan persentase 7,05%. Sementara itu 156 data yang ada diuraikan dengan pengelompokan data menjadi 5 pola. Pada pola fuʻila-yufʻalu nilai akurasi yang diberikan oleh responden sebesar 2,8, pada pola al-fiʻlul-maʻlu>m+dhami>r nilai akurasi sebesar 2,5, pada pola shi>ghatul-mafʻu>l nilai akurasi mencapai 2,9, pada pola ismul-mashdar+dhami>r nilai akurasi sebesar 2,3, dan pada pola ismu’z-zama>n wal-maka>n wal-cha>l+dhami>r nilai akurasi sebesar 2,15. Dengan demikian dapat diketahui bahwa hasil terjemah akurat berjumlah lebih banyak daripada hasil terjemah kurang akurat dan tidak akurat.

B. Saran

Saran ini disampaikan berdasar hasil analisis dan interpretasi data. Saran ini dikelompokkan berdasarkan pihak-pihak yang terkait dengan penerjemahan dan penelitian pada teks Maulidul-Barzanjiy.

1) Bagi Penerjemah

Dalam penelitian ini ditemukan data BSa yang mengalami penambahan beberapa informasi. Penambahan tersebut membuat hasil terjemahan mengalami distorsi makna, karena penambahan yang dilakukan adalah menambahkan kata kerja pasif dalam data terjemah. Penambahan tersebut membuat data-data yang mendapat tambahan mendapat penilaian kurang bahkan tidak akurat. Oleh karena itu, peneliti memberikan saran-saran berikut kepada penerjemah:

(3)

a. Informasi yang terdapat dalam data Terjemahan merupakan klausa yang memiliki gaya bahasa metafora. Di samping memperhatikan keterbacaan, penerjemah perlu memperhatikan ketepatan penerjemahan, yang berarti penerjemah harus tetap memperhatikan kaidah-kaidah kesepadanan makna. Kaidah ini sangat penting karena apabila diabaikan akan menyebabkan distorsi makna dan pemahaman teks sasaran menjadi salah. b. Penambahan informasi hendaknya dilakukan sewajarnya. Hal ini

dimaksudkan untuk menjaga otentisitas teks sumber. Penambahan informasi yang berlebih-lebihan merupakan bentuk intervensi yang tidak mencerminkan peran penerjemah sebagai fasilitator dan mediator dalam menjembatani kesenjangan komunikasi antara penulis dengan pembaca sasaran. Oleh sebab itu, apabila sulit untuk menerjemahkan BSu ke dalam BSa, maka alternatif perubahan kata kerja aktif menjadi pasif perlu dilakukan namun harus tetap memperhatikan kaidah ketepatan penerjemahan dan tidak memberikan penambahan yang tidak perlu.

c. Khusus untuk padanan istilah asing, penerjemah hendaknya menerjemahkan apa adanya (jika itu kata kerja pasif) kemudian penerjemah perlu menambahkan keterangan dengan mem-parafrase-kan istilah tersebut.

2) Bagi Penerbit

Penerjemah merupakan pelaku tunggal dalam pengambilan keputusan dalam proses penerjemahan. Meskipun demikian, penerbit harus tetap memperhatikan dan meninjau ulang hasil terjemahan untuk menguji kualitas

(4)

terjemah, khususnya pada aspek ketepatan hasil terjemahan dan istilah-istilah asing. Hal ini sangat penting dilakukan mengingat teks Maulidul-Barzanjiy merupakan salah satu karya terjemahan yang memiliki intensitas penggunaan tinggi.

3) Bagi Peneliti Lain

Penelitian pada teks Maulidul-Barzanjiy ini adalah sebuah penelitian yang berorientasi pada produk terjemah, khususnya pada aspek akurasi hasil penerjemahan klausa pasif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang lebih variatif, maka dengan menggunakan data yang sama, perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait akurasi pola klausa aktif.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Farisi, Zaka. 2011. Pedoman Penerjemahan:Arab:Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Al-Ghula>yaini, Mushthafa. 2005. Ja>miʻu’d-Duru>sil-ʻArabiyyah. Kairo: Da>rul-Chadi>ts.

Alieva, N. F., dkk. 1991. Bahasa Indonesia Deskriptif dan Teori. Yogyakarta: Kanisius.

Al-Khafaji, Rasoul. 1976. Arabic Translation Alternative for The Passive in English. Mafraq: Al-Bayt University.

Al-Khulli, Muhammad Ali. 1982. A Dictionary of Theoretical Linguistics: English-Arabic. Beirut: Librairie Du Liban.

Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arifin, Z. 2008. Sintaksis. Jakarta: Grasindo.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asrori, Ahmad Said. 2009. Terjemahan Maulid Al-Barzanjiy. Kudus: Menara Kudus.

Baalbaki, Munir dan Rohi Baalbaki. 2006. Kamus Al-Mawrid: Arab-Inggris-Indonesia. Surabaya: Halim Jaya.

Baker, Mona. 1992. In Other Words: A Coursebook on Translation. London: Routledge.

Bua, M. Asad. 2004. Reseptif Masyarakat Polewali Mandar terhadap Barzanjiy dan Aplikasinya dalam Kehidupan Masyarakat Religius Islamiy. Makassar: Jurnal Jurusan Sastra Asia Barat Universitas Hasanuddin, nomor 2.

(6)

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Catford, J.C. 1965. A Linguistic Theory of Constrains in Translation. London: Longman.

Darheni, Nani. 2010. Analisis Kontrastif Klausa Pasif Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda: Tinjauan Morfosintaksis. Jurnal Sosioteknologi Edisi 19 Tahun 9. April 2010.

Departemen Agama RI. tt. Al Qur`anul-Kari>m:Al Qur’an Tafsir Per Kata. Banten: Kalim.

Dickins, James. 2002. Thinking Arabic Translation. Amerika: Routledge.

El-Dachdah, Antoine. 2000. Qa>mu>sul-Jayb Fi> Lughati’n-Nachwil-ʻArabiy. Libanon: Maktabah Na>syiru>n.

Eriyanto. 2009. Analisis Wacana:Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKis.

Fahrurrozi. 2003. Teknik Praktis Terjemah: Cara Mudah dan Praktis Mempelajari Teknik Terjemah. Yogyakarta: Teknomedia.

Fauziyah, Asmaul. 2008. Akurasi Hasil Terjemahan Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia dengan Aplikasi “Google Translate”. Malang: Universitas Negeri Malang.Hakim, Thursana. 2007. Panduan Praktis Menerapkan English Grammar dalam Percakapan Sehari-hari. Tangerang:PT Agromedia Pustaka.

J-P. Vinay and J.Darbelnet (1995). Comparative Stylistic of French and English:A Methodology for Translation. Amsterdam.

Khalil, A. 1999. Arabic Translation of English Passive Sentences: Problems and Acceptability Judgements. Jurnal Linguistik Vol 27, Hal 169-181.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia.

Larson, Mildred L. 1998. Meaning Based Translation. Amerika: University Press of America.

(7)

Machali, Rochayach. 2009. Pedoman Bagi Penerjemah. Bandung: Kaifa. Maʻshum, Muhammad. 1965. Al-Amtsilatu’t-Tashri>fiyyah. Jombang.

Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 1994. Qualitative Data Analysis. America: Sage.

Moloeng, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhammad, Abdul-Fattah. Fiʻlul-Mabni> lil-Majhu>l fi>’l-Lughatil-ʻArabiyyah: Ahammiyatuhu, Mushthalacha>tuhu, Aghra>dhuhu. Majalah Universitas Damaskus, Vol. 22, 2006.

Muhammad, Mizan Asrori Zain. 1983. Tarjamah Barzanji: Arab dan Latinnya. Surabaya: Mitra Umat.

Munawir, A.W. 1997. Al Munawwir: Kamus Arab-Indonesia Cetakan ke 14. Surabaya: Pustaka Progresif.

Munif, Abdul. 2008. Pergeseran dalam Penerjemahan Klausa Pasif dari Novel The Lord of The Rings: The Return of The King Karya: JRR Tolkien oleh Gita Yuliani K. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Nababan, M. Rudolf. 2003. Teori Menerjemah Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

____________________. Aspek Genetik, Objektif, dan Afektif dalam Penelitian Penerjemahan. Jurnal Linguistika, Vol. 14, No. 26, Maret 2007. Nida, E. dan Charles R. Taber. 1975. The Theory and Practice of Translation. Leiden: E. J. Brill.

__________________. Pengembangan Model Penilaian Kualitas Terjemahan Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 24, No. 1, Juni 2012: 39-57.

Pebrianawati, Haerika. 2013. Analisis Kontrastif Kalimat Aktif-Pasif dalam Bahasa Arab dan Bahasa Jepang. Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta.

(8)

Purwo, Bambang Kaswanti (ed). 1989. Serpih-serpih Telaah Pasif Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Putrayasa, Ida Bagus. 2009. Jenis Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Said, Mashadi. 2002. Menilai Terjemahan. Jakarta: Universitas Gunadarma. Sidqi, Muhammad dan Anwar Abubakar. 2013. Terjemahan Maulidul-Barzanjiy.

Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudaryanto. 1979. Predikat-Objek dalam Bahasa Indonesia: Keselarasan Pola Urutan. Jakarta: Djambatan.

Suparno, Abdurrahman dan Mohammad Azhar. 2005. Mafaza: Pintar Menerjemahkan Bahasa Arab-Indonesia. Yogyakarta: Absolut.

Suryawinata, Zuhridin dan Sugeng Hariyanto. 2003. Translation: Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius.

Sutopo, H. B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret.

Tim Puslitbang Lektur Keagamaan. 1988. Pedoman Transliterasi Arab-Latin. Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia.

Toury, Gideon. 1995. Descriptive Translation Studies and Beyond. North America: John Benjamins.

Wildah. 2011. Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Naskah Drama Qasidah Baezanjiy karya WS. Rendra. Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta.

Winarno, Surakhmad. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah:Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung: Tarsito.

Wright, W. 1996. A Grammar of Arabic Language:Third Edition Volume I. Beirut: Librarie Du Liban.

(9)

Yahya, Syarifuddin. 1965. Nazhmul-ʻImri>thi>. Surabaya: Al-Hidayah.

Zuriah, Nurul. 2009. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Bandung: Angkasa Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

#erdasarkan hasil pengukuran awal yang telah kami lakukan dil!kasi pekerjaan maka dengan ini kami mengusulkan agar dilakukan addendum 102.1 9 pekerjaan tambah kurang ;

Plat kendaraan berasal dari kelas berbeda namun teridentifikasi sebagai kelas yang sama , antara query dari kelas kedua yang diambil pada pagi dan siang hari dengan citra no.84

(5) Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c diterbitkan apabila jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah

PADP619 Pengembangan Media Pengajaran berbasis TIK (ICT-Based Teaching Media Development for Office Administration Education). PADP602 Seminar Administrasi Perkantoran (Seminar

Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Allh SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran serta rahmat, karunia dan hidayah-Nya yang selalu terlimpahkan sehingga

Dia dikirim untuk menolong Nobita agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesannya daripada harus menderita dari utang finansial yang akan terjadi pada masa depan yang

HUDA JAYA memiliki 5 proses bisnis eksisting utama pada manajemen sumber daya manusia, yaitu Proses Bisnis Mengatur Data Karyawan, Proses Bisnis Kehadiran, Proses Bisnis

Sejumlah 21 ekor anak ayam (DOC) secara acak dan diberi gelang plastik bernomor, kemudian ayam dibagi menjadi 3 kelompok yaitu, kelompok P1 terdiri dari 7